131
GEOLOGI MINY K D N G S BUMI (Kod Fakultas Ma BUKU AJAR GEOLOGI MINY K D N G S BUMI e MK/SKS : 265H2203/3 sks) Oleh : Makhrani, S.Si, M.Si Program Studi Geofisika Jurusan Fisika  ematika dan Ilmu Pengetahuan Al Universitas Hasanuddin 2012 GEOLOGI MINY K D N G S BUMI  m LKPP UH

Bahan Geomigas Unhas

Embed Size (px)

Citation preview

  • GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI(Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks)

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    BUKU AJAR

    GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI(Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks)

    Oleh :

    Makhrani, S.Si, M.Si

    Program Studi Geofisika

    Jurusan Fisika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Hasanuddin

    2012

    GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    LKPP UH

  • HALAMAN PENGESAHAN

    HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIKUNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

    Judul Buku/Mata Kuliah : Geologi Minyak dan Gas BumiNama Lengkap : Makhrani, S.Si, M.SiPenanggung Jawab Penulisan : Makhrani, S.Si, M.SiN I P / N I D N : 19720227 199802 2 002 / 0027027201Pangkat/Golongan : Penata / IIIcProgram Studi : Geofisika Fakultas : MIPAEmail : [email protected] Tim Penulis : -

    Biaya : Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2012 sesuai SK Rektor Unhas No

    Makassar, 25 November 2012

    Dekan Fakultas Mipa Penanggungjawab Penulisan

    Prof. Dr. H. Abd Wahid Wahab, M.Sc Makhrani, S.Si, M.SiNIP . 19490827 197602 1 001 NIP 19720227 199802 2 002

    Mengetahui,Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan

    Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP 19630501 198803 1 004

  • KATA PENGANTAR

    Atas rakhmat Allah Yang Maha Pengasih serta terdorong oleh hasrat hati

    untuk menyumbangkan sesuatu yang Insyaallah bisa berguna dalam

    memperlancar proses pembelajaran khususnya pada program studi geofisika

    Jurusan Fisika FMipa Unhas, dengan ini kami persembahkan satu buku ajar

    untuk mata kuliah Geologi Minyak dan Gas Bumi yang disusun secara

    sederhana agar mudah dipahami oleh mahasiswa terutama untuk para peminat

    mata kuliah ini.

    Maksud dan tujuan buku ajar ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dan

    pedoman untuk lebih memahami bagaimana kaitan antara kondisi geologis

    dengan keberadaan minyak dan gas bumi, dimana faktor ini biasanya

    melibatkan metode-metode geofisika seperti seismic, geoloistrik dll.

    Struktur materi dalam buku ajar ini diawali dengan penjelasan tentang

    istilah-istilah dasar yang ada dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi serta

    keterkaitannya dengan ilmu-ilmu yang lain. Pada Bagian selanjutanya disajikan

    pembahasan tentang hakikat minyak dan gas bumi sebagai bahan hidrokarbon

    sampai pada bagian akhir yang berbicara tentang tahapan-tahapan eksplorasi

    migas bahkan juga daerah-daerah yang potensil mengandung minyak dan gas

    bumi. Jadi secara terpadu materi yang disajikan diharapkan mampu memberi

    nilai tambah dalam proses pembelajaran, selain itu pula karena mata kuliah ini

    sangat membantu dalam memberikan pemahaman sebagai modal dalam

    memasuki dunia kerja khususnya dibidang industri minyak yang memang

    sangat terkait sekali dengan program studi geofisika.

    Kami menyadari bahwa buku ajar ini masih harus diperbaharui lebih

    lanjut, untuk itu segala masukan dan kritikan yang sifatnya membangun sangat

    kami harapkan. Ucapan terimah kasih juga tak lupa kami haturkan kepada

    LKPP yang telah memberikan kepercayaan dan bantuan dana untuk

    penyusunan buku ajar ini. Akhir kata mudah-mudahan bermanfaat. Wassalam

    Makassar Oktober 2012

    Penyusun

    Ii

  • DAFTAR ISI

    Hal

    Halaman Pengesahan i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    Senarai Kata Penting iv

    Bab I Pendahuluan 1

    A. Profil Lulusan Program Studi 1

    B. Kompetensi Lulusan 1

    C. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 3

    D. Garis Besar Program Pengajaran (GBRP) 5

    Bab II Arti Penting Minyak dan Gas Bumi 8

    Bab III Hakikat Minyak dan Gas Bumi 22

    Bab IV Cara Terdapatnya Minyak dan Gas Bumi 35

    Bab V Batuan Reservoir 43

    Bab VI Perangkap Reservoir 54

    Bab VII Asal Minyak dan Gas Bumi 63

    Bab VIII Batuan Induk, Pematangan, Migrasi Serta Akumulasi

    Minyak dan Gas Bumi 81

    Bab IX Eksplorasi MInyak dan Gas Bumi 92

    Bab X Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia 101

    Evaluasi 118

    Penutup 119

    Daftar Pustaka 122

    Pernyataan Keaslian Baku Ajar 123

    Iii

  • SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

    Antiklin : Suatu lipatan ke atas yang berbentuk busur (arc)

    Akumulasi minyak : cara terdapatnya minyak yang dalam jumlah besar atau

    dari segi ekonomi terkumpul secara menguntungkan.

    Back arc basin : Cekungan yang berbentuk busur yang terjadi akibat penipisan

    kerak dibelakang busur magmatic.

    Basalt : Batuan beku berbutir halus dengan komposisi gabro.

    Bidang perlapisan : Bidang yang memisahkan lapisan-lapisan batuan

    sedimen.

    Eksplorasi : tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh

    informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,

    kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai

    lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

    Eksplorasi minyak dan gas bumi : Semua kegiatan dari permulaan sampai

    akhir dalam usaha dan penambahan cadangan minyak bumi yang baru.

    Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

    Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas

    pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,

    penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan

    Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.

    Fasies : Kelompok sifat yang dapat dibedakan dalam satuan batuan.

    Fossil : Sisa kehidupan masa lampau yang terawetkan.

    Formasi : Satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus

    memiliki keseragaman atau gejala-gejala litologi yang nyata baik terdiri dari satu

    macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih ; beberapa

    jenis batuan yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.

    Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi

    tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses

    penambangan Minyak dan Gas Bumi.

  • Kerogen : Bahan organik, tidak larut, dijumpai pada batuan sedimen terutama

    shale.

    Lapangan minyak : Daerah yang dibawahnya mempunyai akumulasi minyak

    dalam beberapa telaga minyak dan terdapat dalam suatu gejala geologi yang

    sama.

    Lipatan : Pelengkungan atau flexure pada batuan.

    Migrasi : Pergerakan minyak atau gas dari batuan induk ke batuan reservoir.

    Migrasi Primer : Keluarnya minyak dan gas bumi dari batuan induk dan

    masuk ke batuan lapisan penyalur (carrier bed)

    Migrasi Sekunder : Pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur ke

    tempat akumulasi (tempat tetes-tetes atau gumpalan-gumpalan minyak

    terkumpul atau terperangkap).

    Minyak dan gas bumi ialah bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin

    bumi, semua jenis bitumen baik yang padat maupun yang cair dan semua gas

    bumi serta semua hasil-hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian

    antrasit dan segala macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

    Oil shale : Shale yang kaya akan hidrokarbon.

    Oil shows : Terdapatnya dalam jumlah kecil atau sebagai tanda-tanda minyak.

    Perangkap minyak : Bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa sehingga

    minyak tidak dapat lari kemana-mana lagi.

    Perangkap Struktur : Perangkap minyak yang dibentuk karena gaya tektonik

    atau struktur misalnya pelipatan dan pematahan.

    Perangkap Stratigrafi : Perangkap minyak yang terjadi karena berbagai variasi

    lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan

    penyaluran minyak dalam bumi.

    Permeabilitas : sifat dari batuan reservoir yang mampu meloloskan fluida atau

    cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk

    atau kerangka batuan tersebut.

    Pertambangan : sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

    penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

  • penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

    pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan

    pascatambang

    Porositas : Perbandingan (dalam persen) antara pori-pori dalam batuan

    dengan volume batuan.

    Propinsi atau daerah minyak : daerah dimana sejumlah telaga dan lapangan

    minyak berkelompok dalam lingkungan geologi yang sama.

    Rembesan (seep) : Bentuk keberadaan minyak bumi dipermukaan yang tidak

    mempunyai nilai komersil tetapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan

    adanya minyak di bawah permukaan.

    Reservoir : Wadah dimana minyak terkumpul.

    Sesar : Permukaan dimana tubuh batuan patah dan bergeser.

    Shale : Batuan sedimen klastik berbutir halus akibat konsolidasi lempung dan

    lumpur.

    Tar : Minyak bumi sangat kental, tidak dapat mengalir.

    Tekanan reservoir : Tekanan yang diberikan oleh zat yang mengisi rongga

    reservoir, baik gas, minyak maupun air.

    Tektonik : Studi mengenai pergerakan dan deformasi litosfer.

    Telaga minyak : Bahagian dari suatu reservoir yang seluruhnya terisi oleh

    minyak.

    Usaha Pertambangan : kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau

    batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi

    kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

    pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

  • BAB I PENDAHULUAN

    A. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

    Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Geofisika dikendalikan dari

    mutu lulusan yang menyangkut sikap wawasan dan kemampuan. Tingkat

    kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan dasar dari lulusan Program Studi

    Geofisika memerlukan kematangan intelektual yang perlu pengembangan yang

    meliputi bidang-bidang:

    a. Kognitif menyangkut kematangan wawasan

    b. Psikomotorik menyangkut ketarmpilan

    c. Afektif menyangkut kematangan sikap/perilaku

    d. Kemandirian menyangkut kemampuan tindakan pengelolaan yang

    dimanifestasikan dalam mutu peneitian.

    Berdasarkan pengembangan bidang-bidang tersebut di atas, maka profil

    lulusan Program Studi Geofisika dan komponennya disusun sebagai berikut:

    1. Kepribadian : Memiliki integritas dan etika ilmiah yang tinggi dalam

    berkehidupan bermasyarakat serta movitasi yang tinggi

    untuk bekerja sepanjang hayat.

    2. Profesionalisme :Memiliki kemampuan dan ketrampilan pengembangan

    metode ilmiah berdasarkan pemahaman knowledge

    foundation dalam bidang lingkungan, sumberdaya alam dan

    informasi.

    3. Kecendekiaan : Memiliki dasar keilmuan geofisika yang kuat dan

    keterampilan yang tinggi untuk menyelesaikan masalah

    IPTEKS, sosial budaya masyarakat.

    4. Adapatsi : Memiliki kemampuan keilmuan dan keterampilan untuk

    beradaptasi dan bekerja sama dalam kegitan lintas displin.

    B. KOMPETENSI LULUSAN

    Pernyataan kompetensi PS Geofisika Fakultas MIPA Universitas

    Hasanuddin berdasarkan Kepmendiknas No. 045/U/2002 adalah sebagai

    berikut:

    1

  • a. Kompetensi Utama (U)

    1. Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama, etika dan tanggung

    jawab profesional sebagai sarjana geofisika.

    2. Memiliki pengetahuan dasar geofisika secara komprehensif sehingga

    mereka dapat berprofesi sebagai ahli geofisika melalui penguasaan

    secara operasional sains dasar (matematika, fisika, kimia, biologi,

    geologi), disamping ilmu geofisika secara umum.

    3. Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melakukan permodelan

    matematis/fisis berbagai proses geofisika.

    4. Memiliki pengetahuan keahlian dalam merancang dan melaksanakan

    survei geofisika praktis secara lengkap (pengumpulan data, pemrosesan

    data, dan interpretasi) dan menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan

    penelitian.

    5. Memiliki penguasaan secara operasional semua metode geofisika (a.l.

    seismik, gravitasi, magnetik, elektrik, elektromagnetik, termik, radio-

    aktivitas), metode survey hidro-oseanografi dan prediksi cuaca yang

    akurat.

    b. Kompetensi Pendukung (P)

    1. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam bidang geofisika khususnya

    dan masyarakat luas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

    2. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu geofisika dalam

    melakukan mitigasi dan adaptasi bencana alam.

    3. Mandiri untuk belajar lebih lanjut (mengembangkan diri) dan berfikir

    secara logis dan analitis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

    dihadapi secara profesional.

    c. Kompetensi Lainnya

    1. Memiliki pemahaman, kesadaran dan kearifan tentang berbagai aspek

    sosial, ekonomi dan budaya akibat dampak laju perkembangan IPTEKS

    yang pesat.

    2. Memiliki integritas, adaptif, mampu bekerjasama (team work) dan memiliki

    etika ilmiah yang tinggi baik dalam lingkungan kerja maupun dalam

    berkehidupan di masyarakat.

    2

  • 3. Memiliki kesadaran, kepedulian dan komitmen terhadap perlindungan dan

    pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

    Hubungan antara profil lulusan dan kompetensi lulusan Program Studi

    Geofisika ditunjukkan pada Tabel-1.

    Tabel-1 Matriks hubungan antara Profil dan Kompetensi Lulusan

    Profil Lulusan

    Kompetensi yang seharusnya dimiliki

    Kompetensi

    Utama

    Kompetensi

    Pendukung

    Kompetensi

    Lainnya

    Kepribadian U1 P1 L1, L2

    Profesionalisme U4, U5 P2 L3

    Kecendekiaan U2, U3 P1 L3

    Adapatsi U1 P5 L2

    C. ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

    Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, pimpinan fakultas

    mensyaratkan kehadiran mahasiswa 80 persen untuk dapat mengikuti ujian

    akhir seperti yang tertuang di dalam Peraturan Akademik Universitas

    Hasanuddin. Aturan yang sama juga berlaku bagi penyajian materi matakuliah,

    dimana hanya matakuliah yang telah memproses kegiatan belajarnya di kelas

    minimal 80 persen yang dapat diujikan di akhir semester. Dosen yang tidak

    melaksanakan tugas perkuliahan dengan baik, diingatkan pada setiap rapat

    rutin di tingkat jurusan.

    Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan, maka

    dilakukan evaluasi untuk mengetahui: (1) kesesuaian materi perkuliahan

    dengan GBRP; (2) penguasaan materi oleh dosen; (3) sistematika penyajian;

    (4) penguasaan alat bantu (media elektronik, hand-out); (5) kemampuan

    memberikan umpan-balik terhadap tanggapan (pertanyaan dan komentar)

    3

  • mahasiswa; dan (6) kemampuan dosen mengkomunikasikan materi

    perkuliahan.

    Selain itu kurikulum merupakan bagian yang sangat penting untuk

    pelaksanaan proses pembelajaran. Revisi kurukulum dilakukan setiap selang

    waktu tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan (industri,

    institusi swasta dan pemerintah). Struktur kurikulum yang dijalankan oleh

    Program Studi Geofisika berdasarkan kelompok matakuliah sesuai dengan

    Kepmendiknas No. 232/U/2000. KBK ini terbagi ke dalam lima kelompok

    matakuliah, yaitu:

    1. MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian), yang berbobot: 12 sks (7,3

    %)

    2. MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan), yang berbobot: 72 sks (43,4

    %)

    3. MKB (Matakuliah Keahlian Berkarya), yang berbobot: 56 sks (33,7 %)

    4. MPB (Matakuliah Perilaku Berkarya), yang berbobot: 11 sks (6,6 %)

    5. MBB (Matakuliah Berkehidupan Bersama), yang berbobot: 15 SKS (9,0 %)

    D. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

    Garis Besar Rencana Pembelajaran untuk mata kuliah Geologi Minyak

    dan Gas Bumi disajikan pada halaman berikut :

    4

  • GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN

    MATAKULIAH : GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

    KODE MATAKULIAH : 265H2203

    DOSEN PENGAMPU : MAKHRANI,S.Si, M.Si ; SABRIANTO ASWAD, S.Si, M.Si

    Matakuliah Prasyarat : Geologi Dasar

    Kompetensi Utama : Kemampuan memiliki pemahaman dan penguasaan tentang dasar-dasar dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi yang Meliputi Pengertian, Asal Mula, Keberadaan Migas, Kegiatan Eksplorasi Serta Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi.

    Kompetensi Pendukung : Dapat Melakukan Interpretasi Terhadap Rekaman Seismik Pantul dan Mamahami Tentang Keberadaan Minyak dan Gas Bumi

    Kompetensi Lainnya : Kemampuan menjadi pribadi yang mempunyai visi untuk tetap melestarikan sumber daya alam

    Memiliki pemahaman dan penguasaan tentang optimalisasi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam

    Kemampuan berinteraksi secara berkelompok

    Minggu ke

    Sasaran Pembelajaran Materi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Kriteria Penilaian Bobot Nilai (%)

    1 Membentuk kelompok belajar Kontrak Perkuliahan Ceramah

    2 Menjelaskan pengertian minyak dan gasbumi serta

    sejarah dan perkembangan industri minyakbumi di

    Pendahuluan Ceramah + tugas mandiri Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

    5 %

  • Indonesia

    3 Menjelaskan Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk hidrokarbon padat, cair dan

    gas

    Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk

    hidrokarbon padat, cair dan gas

    Ceramah interaktif + Tugas Mandiri

    Ketepatan penerapan konsep pada jawaban

    10 %

    4 Menjelaskan cara terdapatnya minyak dan gas bumi pada permukaan, dalam kerak bumi dan penyebarannya

    Cara terdapatnya Minyak dan gas bumi

    Ceramah Interakif + Collaborative Learning + tugas

    kelompok

    Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

    10 %

    5-6 Menjelaskan pengertian permeabilitas, hakekat rongga

    pori, batuan reservoir, dan jenis-jenis batuan

    reservoir

    Batuan Reservoir Collaborative Learning + Tugas kelompok

    Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

    10 %

    7-8 Memahami perangkap migas dalam keadaan hidrostatik,

    perangkap struktur, perangkap stratigrafi,

    ketidakselarasan, perangkap sekunder dan perangkap

    desitter

    Perangkap Reservoir Small Group Disscussion dan presentasi

    Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

    10 %

    8-9 Memahami teori asal anorganik, teori organik, akumulasi mibas, pengawetan dan transformasi zat organik dalam sedimen

    Asal Minyak dan Gas Bumi Small Group Disscussion dan presentasi

    Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

    10 %

    10-11 Memahami konsep batuan induk, penentuan batuan

    Batuan induk, Pematangan, Migrasi serta

    Small Group Disscussion dan presentasi

    Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian serta

    10 %

  • induk, pematangan migas, migrasi dan proses akumulasinya

    Akumulasi Migas kerjasama tim

    12-13 Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan eksplorasi migas serta tahapan-tahapan eksplorasi

    Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

    Collaborative Learning Kejelasan uraian serta kerjasama tim

    10 %

    14-15 Mengetahui daerah-daerah yang potensil mengandung migas di Indonesia serta memahami beberapa cekungan minyak yang ada di Indonesia

    Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

    Study Case Ketepatan penerapan konsep dan contoh serta kejelasan uraian

    5 %

    16 Mengingat kembali pemahaman konsep dari keseluruhan isi materi yang telah diperoleh

    Evaluasi Final Test Ketepatan penerapan konsep pada jawaban

    15 %

    Referensi :1. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 1, Penerbit ITB Bandung.2. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi ; Jilid 2, Penerbit ITB Bandung.3. Ginanjar. 1984. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Diktat. Workshop Geofisika. Unpad. Bandung4. Skinner.b.j.1980. Earths Energy and Mineral Resources. William Kaufumann inc Los Altos

  • BAB II

    ARTI MINYAK DAN GAS BUMI SERTA SEJARAH

    PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS

    II.1 PENDAHULUAN

    Pada materi ini ada beberapa sasaran belajar yang akan dicapai yaitu

    terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus. Adapun sasaran umumnya

    yaitu ; mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman yang luas tentang arti

    pentingnya minyak dan gas bumi serta mengetahui sejarah perkembangan

    industry migas.

    Sasaran khususnya yaitu :

    Mahasiswa mengetahui beberapa pengertian dasar yang akan sering dijumpai pada materi ini

    Mahasiswa memahami beberapa keunggulan migas sebagai sumber energy

    Mahasiswa mengetahui ruang lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang sejarah migas khususnya

    yang menyangkut sejarah metoda eksplorasi di Indonesia

    Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting

    yang perlu diperhatikan yaitu :

    Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses

    belajar mengajar berlangsung.

    Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.

    II.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

    II.2.1 ARTI MINYAK DAN GAS BUMI

    Minyak dan gas bumi merupakan istilah Indonesia yang pemakaiannya

    telah mendarah daging pada kita. Sebelumnya, kita lebih banyak menggunakan

    istilah minyak tanah yang berarti minyak yang berasal dari dalam tanah untuk

    mendefenisikan arti minyak bumi/minyak mentah. Selain itu, istilah gas bumi

    yang dalam bahasa Inggris disebut Earth Gas juga tidak banyak digunakan.

    8

  • Istilah yang lazim digunakan pada masyarakat kita untuk mendefenisikan gas

    bumi adalah Liquid Petroleum Gas (LPG). Dengan diketahuinya bahwa minyak

    bumi terdapat bersama-sama dengan gas bumi, maka istilah yang lazim yang

    digunakan sekarang adalah minyak dan gas bumi.

    Menurut Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan

    Minyak Dan Gas Bumi, yang dimaksud dengan minyak dan gas bumi ialah

    bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin bumi, semua jenis bitumen baik

    yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-hasil

    pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala macam

    batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

    A. Kepentingan Minyak dan Gas Bumi dalam Peradaban

    Sebelum akhir tahun 1973 pentingnya minyak dan gas bumi sebagai

    bahan galian tidaklah terlalu terasa. Penurunan produksi minyak bumi telah

    mengakibatkan timbulnya krisis di seluruh dunia dan memberikan pengaruh

    politik ataupun ekonomi.

    Dari sini dapat dilihat,bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber

    kekayaan yang sangat penting,yang berpengaruh ataupun yang merupakan

    salah satu faktor peradaban manusia. Minyak bumi mempunyai peranan

    khusus karena bukan semata-mata bersifat bahan galian,tetapi juga berupa

    bahan bakar. Jadi merupakan sumber energi yang penting.

    Adapun sumber energi yang lazim kita kenal pada saat ini selain minyak dan

    gas bumi antara lain :

    1. Arang dan Kayu

    2. Batubara

    3. Sumber Hidro-Listrik

    4. Energi Nuklir

    5. Energi Matahari

    6. Energi Panas Bumi (Geothermal)

    B. Keunggulan Minyak dan Gas Bumi Sebagai Sumber Energi

    Minyak dan gas bumi,terutama minyak bumi,mempunyai keunggulan

    daripada sumber energi lainnya yang telah diutarakan di atas. Keunggulan

    9

  • tersebut disebabkan karena berbagai sifat fisika tertentu dari minyak dan

    gasbumi,yaitu antara lain:

    1. Sifat cair minyak bumi.

    2. Minyak dan gas bumi memiliki nilai kalor yang tinggi.

    3. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar.

    4. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam pelumas.

    5. Minyak dan gas bumi dapat bersifat sebagai bahan baku, yaitu bahan

    petrokimia.

    Tabel II.1 Nilai Kalori Beberapa Jenis Bahan Bakar

    Bahan Bakar Kal/gram

    Kayu

    Arang Kayu

    Batubara Muda/Lignit

    Batubara Subbitumina

    Batubara Bitumina

    Lemak Hewan

    Minyak Nabati

    Alkohol/Etil

    Aspal

    Minyak Mentah

    Minyak Bunker

    Solar

    Minyak Tanah

    Bensin

    3.990-4.420

    7.260

    3.328-3.339

    5.289-5.862

    5.650-8.200

    9.500

    9.300-9.500

    6.456

    5.295

    10.419-10.839

    10.283-10.764

    10.667

    11.006

    11.528

    Sumber : RP Koesoemadinata, 1980

    C. Beberapa Pokok Kebijaksanaan dalam Penggunaan Minyak Bumi

    Sebagai Sumber Energi

    Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi kita perlu memperhatikan tiga

    pokok kebijaksanaan sebagai berikut :

    10

  • 1. Kenyataan bahwa minyak bumi merupakan bahan dapat habis

    (exhaustible) atau dapat dikatakan tidak dapat diperbaharui kembali.

    Hal ini mengandung arti bahwa eksplorasi minyak bumi harus terus menerus

    dilakukan, selain itu harus pula ditentukan garis besar kebijaksanaan

    mengenai pengelolaan energy yaitu bahwa untuk setiap barrel minyak yang

    diproduksikan secara minimal haruslah diikuti dengan penemuan satu barrel

    minyak pada kegiatan eksplorasi. Jadi pihak manapun atau Negara manapun

    haruslah memegang suatu kebijaksanaan bahwa eksplorasi harus terus

    menerus dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menembah jumlah

    cadangan tetapi juga untuk mengganti cadangan yang telah diproduksi.

    2. Konsumsi minyak bumi terus-menerus meningkat. Kita ketahui bersama

    bahwa peradaban atau kehidupan manusia sangat tidak bisa lepas dari

    kebutuhan akan minyak dan gas bumi, baik itu dinegara yang sedang

    berkembang apalagi Negara-negara maju. Untuk itu kebijakan ini haruslah

    dijadikan pedoman baik itu Negara penghasil minyak maupun Negara

    konsumen. Untuk Asia Tenggara misalnya, jika dewasa ini produksi

    Indonesian berlebihan mungkin saja ditahun-tahun yang akan datang karena

    meningkatnya permintaan akan minyak bumi mengakibatkan Negara ini akan

    mengimpor dari Negara luar kecuali jika ia mampu mempertinggi produksi

    dan memperbesar cadangan minyaknya.

    3. Kebijaksanaan harus juga didasarkan pada tidak meratanya sumber

    daya minyak bumi di seluruh dunia. Hal ini bukan saja di seluruh dunia

    melainkan pada suatu lingkup wilayah yang lebik kecil misalnya suatu

    Negara maka keberadaan minyak atau penyebarannya juga tidak merata.

    Kita ambil contoh di Negara Indonesia yang juga termasuk salah satu

    Negara penghasil minyak, tidak semua wilayahnya mempunyai kandungan

    minyak. Dari masa lampau hingga sekarang tidak meratanya penyebaran

    minyak bumi telah menyebabkan politik ekspansi. Banyak Negara berusaha

    untuk menguasai suatu wilayah yang kaya akan kandungan minyak bukan

    ditinjau dari segi militer tetapi segi politik ekonomi. Jadi apabila suatu Negara

    ingin maju maka Negara itupun harus mengamankan persediaan minyaknya

    dengan perencanaan untuk waktu yang cukup lama.

    11

  • D. Minyak Bumi Sebagai Zat Unik dalam Kerak Bumi

    Minyakbumi merupakan suatu zat yang unik di dalam kerak bumi yang

    sebetulnya serba padat disamping air. Keunikan tersebut dapat kita perinci

    sebagai berikut :

    1. Sifatnya yang cair membedakannya dengan zat lain disekitarnya,kecuali air.

    2. Sifatnya yang cair menyebabkan geologi sejarah minyakbumi pun berlainan

    dari kerak bumi sendiri.

    3. Susunan kimia minyakbumi juga berbeda dengan kerak bumi.

    4. Secara kimia minyakbumi mempunyai hubungan erat dengan zat organik

    sehingga batuan sedimen merupakan habitat minyak dalam kerak bumi.

    E. Ruang Lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa minyak bumi dan batu bara

    merupakan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil bersifat organik, maka

    sangatlah erat hubungannya dengan batuan sedimen. Selain itu, kita dapat

    melihat pula hubungan yang sangat erat antara bijih-bijih dengan berbagai

    bahan baku seperti logam dan sebagainya, yang pada umumnya berhubungan

    dengan batuan beku dan sedimen. Dengan demikian, kita dapat melihat

    perbedaan yang menyolok antara bahan bakar yang berhubungan dengan

    batuan sedimen di satu pihak dan di pihak lain bahan baku yang berhubungan

    erat dengan batuan beku dan metamorf. Berdasarkan kenyataan di atas, kita

    dapat membedakan dua bidang utama dalam ilmu geologi, yaitu :

    Geologi Batuan Keras (hard-rock geology), yaitu bidang geologi yang khusus mempelajari bijih-bijih logam yang berhubungan erat dengan dengan batuan

    kristalin atau batuan beku dan metamorf. Bidang ini sering digolongkan

    dalam Geologi Ekonomi.

    Geologi Batuan Lunak (soft-rock geology), yaitu bidang yang mempelajari batuan sedimen, terutama untuk mencari minyak dan batu bara yang erat

    hubungannya dengan batuan sedimen. Geologi Batuan Lunak juga disebut

    sebagai Geologi Bahan Bakar (fuel geology).

    Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ruang lingkup geologi minyak dan gas bumi

    ini merupakan pengkajian dari batuan sedimen dan semua faktor yang

    12

  • menentukan cara terdapatnya, penyebarannya dan cara berakumulasinya

    minyak dan gas bumi di dalam kerak bumi.

    II.2.2 Sejarah dan Perkembangan Industri Minyak Bumi

    A. Sejarah Umum dan Perkembangan Industri Minyak Bumi

    Di dalam sejarah manusia, minyak bumi pertama kali ditemukan atau

    dikenal orang di Timur Tengah, di Iran atau Parsi Kuno yang juga dikenal

    sebagai daerah Mesopotamia, minyak bumi mula-mula dikenal sebagai

    rembasan dan sumber yang terdapat di permukaan bumi. Nabi Nuh as yang

    diperkirakan hidup di daerah ini adalah manusia yang mungkin pertama kali

    memanfaatkan minyak bumi (dalam hal ini aspal) untuk melapisi perahunya

    agar tidak kemasukan air.

    Di zaman Harun Al-Rasyid, minyak bumi juga telah dikenal dan digunakan

    sebagai pembakar yang dinamakan naptha. Hal ini terjadi jauh sebelum

    perkembangan minyak bumi modern timbul. Pada zaman Cina Kuno bahkan

    telah dikenal industri pengusahaan minyak bumi dan menurut catatan sejarah,

    orang Cina bahkan telah mencoba membor minyak bumi sejak zaman sebelum

    masehi.

    Industri minyak bumi yang modern muncul di Amerika Serikat pada abad

    ke-19, yang segera disusul oleh beberapa negara Eropa dan bagian dunia

    lainnya. Sebelum ditemukan pengusahaannya secara komersiil, minyak bumi

    telah dikenal di Amerika Serikat sebagai rembasan yang muncul dari

    permukaan bumi, semula sering dianggap sebagai barang aneh dan juga

    diperjualbelikan sebagai obat. Namun, Jauh sebelum minyak bumi digunakan

    dalam industri, Haquet pada tahun 1794 telah mengemukakan teorinya bahwa

    minyak bumi berasal dari daging ataupun zat organik lainnya, seperti kerang

    atau moluska. Hal ini dikemukakan karena batuan yang mengandung minyak

    biasanya mengandung fosil binatang laut.

    Pada tahun 1805, Von Humbold dan Gay Lussac mengira bahwa minyak

    bumi berhubungan dengan aktivitas gunung api, seperti gunung venesius. Ide

    serupa dikemukakan pula oleh ahli geologi Perancis Virlet dAoust pada tahun

    1834. Teorinya didasarkan pada gejala bahwa seringkali minyak bumi

    ditemukan bersamaan dengan lumpur gunung api.

    13

  • Pada tahun 1842, Sir William Logan, direktur Jawatan Geologi Kanada

    menghubungkan terdapatnya rembasan minyak dengan struktur antiklin, seperti

    di pulau Gespe yang terdapat di sungai St. Lawrence. Pada tahun 1847 di

    Glasgow Inggris untuk pertama kali mengolah minyak bumi menjadi minyak

    lampu yang menggantikan lilin yang merupakan sumber penerangan utama

    pada saat itu. Sejak saat itu, minyak menjadi bahan yang banyak dicari oleh

    pengusaha. Hal ini menimbulkan ide bagi Kolonel William Drake untuk

    membor minyak yang dapat diproduksikan secara komersiil.

    Tahun 1859 merupakan saat bersejarah yang sangat penting, yaitu saat

    permulaan timbulnya industri minyak. Pengeboran dilaksanakan di Titusville,

    negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, dan minyak berhasil ditemukan

    serta di produksikan dari kedalaman 69 kaki. Pemboran dilakukan di dekat

    suatu rembasan atau sumber minyak bumi ,dan ternyata dapat dihasilkan

    produksi yang lebih besar daripada yang keluar dari rembasan. Sejak saat

    itulah pemboran merupakan satu-satunya cara untuk mengexploitasi dan

    mengexplorasi minyak bumi secara komersiil.

    Pada tahun 1860, Henry D. Rogers mengemukakan bahwa akumulasi

    minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. B.B Andrews mengemukakan pula

    terdapatnya minyak dan gas bumi sepanjang sumbu antiklin di dekat Cairo, di

    nagara bagian Virginia Barat. Akan tetapi diterangkannya bahwa akumulasi

    minyak dan gas bumi merupakan hasil retakan yang terjadi di atas sumbu

    antiklin yang batuannya telah dihancurkan oleh pengangkatan dan pelipatan.

    Prof. Alexander Winchell dari Universitas Michigan pada tahun 1960

    berpendapat bahwa batu pasir sendiri cukup mempunyai porositas untuk

    mengandung minyak tanpa adanya retakan.

    Pada tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin

    dalam suatu ceramah di Montreal, Canada dan dipublikasikan dalam suatu

    majalah bernama Montreal Gazette pada tanggal 1 Maret 1861. I.C White

    adalah ahli geologi pertama yang berani mendemonstrasikan kebenaran Teori

    Antiklin unuk akumulasi minyak dan gas bumi, dan mendatangi suatu lapangan

    dan menunjukkan lokasi pada struktur tersebut dengan berhasil.

    Pada tahun 1889, E. Orton memeberikan suatu karya lengkap mengenai

    geologi minyak dan gas bumi, dimana antara lain ia berkesimpulan bahwa

    minyak bumi berasal dari zat organik. Pada tahun 1987 dimulailah pencarian

    14

  • minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad

    ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian

    geologi sebagai Exploration Departement. Pada tahun 1917 para ahli geologi

    Amerika mendirikan The American Association of Petroleum Geologist yang

    mengkhususkan diri pada pencarian minyak dan gas bumi.

    B. Perkembangan Metoda Eksplorasi Minyak Bumi

    Menjelang abad ke-20, atau sekitar 50 tahun setelah penemuan sumber

    minyak yang pertama di Amerik Serikat, sedikit sekali bantuan teknik yang

    diberikan untuk penentuan lokasi pomboran. Minyak biasanya ditemukan

    dengan membor dekat rembasan atau indikasi permukaan, malahan kadang-

    kadang dilakukan pemboran secara membabi buta.

    Pada tahun 1912, para ahli geologi mulai melakukan perpetaan singkapan

    untuk penentuan tempat pemboran yang paling baik. Penelitian ini memberikan

    hasil yang sangat menggembirakan dan dalam waktu beberapa tahun saja

    sumber minyak telah dibor sampai kedalaman yang yang dapat dicapai oleh

    alat pembor, sekitar 1000 sampai 1300 meter dengan menggunakan bor

    tumbuk (cable tool).

    Pada tahun 1921, metoda pemboran putar (rotary-drilling) pertama kali

    dipergunakan di lapangan minyak Spindletop di Texas. Dengan ditemukannya

    baja yang lebih baik, metode pemboran cara putar diperbaiki dan awal tahun

    20-an cara ini merupakan metoda utama untuk pemboran sumur yang dapat

    menjangkau 1500-2000 meter di bawah permukaan bumi.

    Pada permulaan tahun 1920, para ahli geologi telah memulai metode

    eksplorasi bawah permukaan. Pemboran inti dan penggalian sumur telah

    digunakan untuk mencari lapisan penunjuk yang dapat dipetakan di bawah

    permukaan. Paleontologi terutama mikropaleontologi digunakan untuk mencari

    korelasi lapisan beberapa sumur. Adanya penelitian mengenai mineral berat di

    bawah permukaan juga membantu mencari korelasi lapisan beberapa sumur.

    Perkembangan paling penting dalam pencarian minyak bumi adalah

    ditemukannya berbagai cara geofisika, yang oleh industri minyak Amerika mulai

    dipergunakan pada pertengahan tahun duapuluhan. Metoda yang pertama kali

    adalah metoda seismik refraksi yang dikembangkan oleh beberapa ahli jerman

    pada tahun 1923 di New Mexico untuk memetakan suatu patahan (zona

    15

  • patahan), tanpa memberikan hasil. Setelah dilakukan berbagai perbaikan

    berhasillah mereka melokalisir suatu kubah garam yang pertama di daerah

    Gulf-Coast pada tahun 1924. Setelah itu ditemukan juga banyak kubah lainnya

    dalam waktu yang sangat pendek.

    Pada tahun 1929 metoda seismik refleksi dikembangkan oleh para ahli

    Amerika. Ternyata kedalaman tegak yang dapat dijangkau dengan cara ini

    dapat mencapai ribuan kaki. Penggunaan cara ini memberikan hasil sangat

    menakjubkan. Pada tahun 1923, bersamaan waktunya dengan dimasukkannya

    cara seismik refraksi (bias), suatu prinsip pencarian minyak bumi yang lain

    diimpor dari Eropa ke Amerika, yaitu metoda gravitasi. Alat yang dipergunakan

    ialah neraca puntir (torsion balance), suatu penemuan Hongaria tahun 1890.

    Ternyata metoda ini juga memberikan hasil yang besar dalam pencarian kubah

    garam di daerah Gulf-coast, tetapi kurang berhasil untuk daerah pegunungan.

    Gravimeter jenis lainnya dikembangkan di berbagai laboratorium Amerika

    menjadi suatu alat yang cukup baik dan masih dipergunakan dewasa ini. Juga

    pada permulaan tahun duapuluhan metoda magnetik dikembangkan. Metoda

    tersebut ditemukan dan dikembangkan di Jerman dan ternyata merupakan

    metoda yang sangat baik.

    Pada tahun 1950 pertama kali helikopter dipergunakan untuk menunjang

    explorasi seismik di Irian Jaya. Pada tahun 1958 pertama kali dilakukan

    pemboran dengan menggunakan helikopter sebagai alat angkut, juga di Irian

    Jaya, pada pemboran sumur Wapili di pulau Salawati. Pada tahun 1960 dimulai

    explorasi seismik secara besar-besaran di lepas pantai. Dalam tahun 60-an

    terjadi kemajuan luar biasa dalam penggunaan cara seismik. Pita rekaman

    mulai digunakan untuk pencatatan. Metoda pengolahan data seismik secara

    elektronik juga telah mulai menggunakan komputer. Menjelang akhir tahun 60-

    an dikembangkan pula cara yang dinamakan penginderaan jauh (remote

    sensing).

    C. Perkembangan Industri Minyak Bumi di Indonesia

    Perkembangan Industri Minyak Sebelum Perang KemerdekaanMinyak bumi telah dikenal rakyat Indonesia sejak abad pertengahan,

    misalnya penggunaan minyak bumi oleh orang Aceh untuk memerangi armada

    Portugis. Industri minyak bumi modern di Indonesia dimulai pada tahun 1871

    yaitu usaha pemboran pencarian minyak bumi untuk yang pertama kali di Desa

    16

  • Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang pengusaha asal Belanda bernama

    Jan Reerink. Namun usaha pemboran yang dilakukan di dekat suatu rembasan

    akhirnya mengalami kegagalan.

    Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia ialah pada tahun

    1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga

    Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Utara oleh seorang Belanda

    bernama A.G Zeijlker. Penemuan ini disusul oleh penemuan lain, yaitu

    lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang

    bersamaan juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah.

    Minyak hitam di dekat Muara Enim di Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di

    daerah Sanga-Sanga di Kalimantan. Penemuan sumber minyak Telaga Said

    oleh A.G Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya suatu perusaaan

    yang dewasa ini dikenal dengan nama Shell.

    Menjelang akhir abad ke-19 terdapat 18 perusahaan asing yang

    beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan suatu perusahaan terbatas

    bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang dimodali oleh penemuan

    A.G Zeijlker di Sumatera utara tersebut. Kemudian perusahaan ini bergabung

    dengan Shell Transport Trading Company dan dilebur menjadi satu perusahaan

    yang dinamakan The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum

    Company. Pada tahun 1907 didirikan Shell Group yang terdiri dari Bataafsche

    Petroleum Maatschappij (BPM) dan Anglo Saxon.

    Pada tahun 1912 perusahaan Amerika mulai masuk ke Indonesia dengan

    mendirikan perusahaan N.V Standard Vacuum Petroleum Maatschappij yang

    mempunyai cabang di Sumatera Selatan bernama Nederlandsche Koloniale

    Petroleum Maatschappij (NKPM) yang setelah peran kemerdekaan berubah

    menjadi P.T Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan minyak

    Pendopo pada tahun 1921 di Sumatera Selatan yang merupakan lapangan

    minyak terbesar di Indonesia pada saat itu.

    Untuk mengimbangi perusahaan Amerika yang masuk pada saat itu,

    pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dan

    Bataafsche Petroleum Maatschappij, yaitu Nederlandsche Indische Aardolie

    Maatschappij, yang setelah perang dunia II menjadi P.T Permindo dan

    kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamina.

    17

  • Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika yang baru yaitu Standard

    Oil of California dan Texaco, yang pada tahun 1930 membentuk Nederlandsche

    Pacific Petroleum Mij (NPPM) dan sekarang telah mejelma menjadi P.T Caltex

    Pasifik Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi secara besar-

    besaran pada tahun 1935 di Sumatera Tengah dan menemukan lapangan

    minyak Sebangga pada tahun 1940 serta lapangan minyak Duri tahun 1941. Di

    daerah konsesi perusahaan ini, tentara Jepang menemukan lapangan minyak

    raksasa Minas pada tahun 1944 dan dibor kembali oleh Caltex pada tahun

    1950.

    Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di Irian Jaya dibentuk

    sebuah perusahaan gabungan antara BPM, NPPM, NKPM, dan satu anak

    perusahaan diberi nama Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM)

    dengan hak mengadakan eksplorasi minyak bumi selama 25 tahun. Pada tahun

    1938 lapangan minyak klamono ditemukan, disusul dengan lapangan minyak

    Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, perusahaan ini tidak berhasil menemukan

    lapangan minyak yang berarti, dan pada tahun 1960 diserahterimakan kepada

    perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Permina pada tahun 1965.

    Ini adalah perkembangan industri minyak sebelum perang kemerdekaan.

    Sejarah Metoda Eksplorasi di Indonesia Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche

    Petroleum Maatschappij (BPM) yang pada waktu itu bernama Koninklijke. Pada

    saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli

    geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi guru

    besar dalam ilmu geologi di Brussel. Pada awalnya hanya dilakukan pemetaan

    geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi di sepanjang sungai unuk

    mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran. Para ahli geologi

    membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta sruktur, dan

    kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi. Hingga perang

    dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar biasa.

    Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 dilakukan

    pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan

    mesin berbahan bakar bensin.

    18

  • Pada tahun 1920 metode baru mulai dimasukkan di Indonesia yaitu metode

    geofisika. Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode

    gravitasi dan metode seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche

    Petroleum Maatschappij (BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara

    luas metode gravitasi digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil

    baik di Amerika dan penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak

    tahun 1937. Permulaan pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan

    Schlumberger bersamaan dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia.

    Metode pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun

    1932, yaitu di Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun

    1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1

    : 10.000. Pada tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-basaran

    di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 1935-

    1937. Pemetaan udara sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah

    tersebut. Pemetaan udara berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.

    Perkembangan Industri Minyak Setelah Perang Kemerdekaan Pada revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadilah pengambilalihan semua

    instalasi minyak oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T

    Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 berubah menjadi Perusahaan

    Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T Permina oleh

    Kolonel Ibnu Sutuwo yang kemudian menjadi P.N Permina pada tahun 1960.

    Pada tahun 1959 Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij menjelma

    menjadi P.T Permindo yang kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamin.

    Pada waktu itu juga di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah berdiri Perusahaan

    Tambang Minyak Republik Indonesia yang kemudian menjelma menjadi P.N

    Permigan dan setelah tahun 1965 dilikuidasi dan diambillah oleh P.N Permina.

    Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan dan diganti

    dengan sistem kontrak karya.

    Pada tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.N Permina.

    Tahun 1965 merupakan sejarah baru dalam perminyakan Indonesia dengan

    dibelinya seluruh kekayaan Bataafsche Petroleum Maatschappij Shell oleh

    P.N Permina. Pada tahun itu seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah

    konsesi P.N Permina dan P.N Pertamin dan dimulainya sistem kontrak bagi

    19

  • hasil (production sharing). Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai

    kontrakor saja dengan hasil produksi minyak dibagikan dan bukan dalam

    bentuk pembayaran royalti.

    Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan oleh P.N Pertamin

    dan P.N Permina baik di darat maupun di laut yang bekerja sama dengan

    kontrakor asing. Tahun 1966 P.N Pertamin dan P.N Permina digabung menjadi

    P.N Pertamina yang kemudian merupakan satu-satunya perusahaan minyak

    nasional. Tahun 1969 merupakan tahun yang sangat penting karena

    ditemukannya lapangan minyak lepas pantai (lapangan minyak Arjuna) di dekat

    Pamanukan Jawa Barat dan tidak lama kemudian ditemukan pula lapangan

    minyak Jatibarang oleh Pertamina. Pada tahun 1970 menyusul dengan

    ditemukannya lapangan minyak Kasim di Irian Jaya di daerah yang ditinggalkan

    oleh Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM) yang kemudian

    ternyata merupakan sumur dengan produksi yang paling besar, yaitu 20.000

    barel/hari.

    II.3 PENUTUP

    II.3.1 SOAL LATIHAN

    Setelah mahasiswa memahami isi materi ini diharapkan memberikan

    tanggapan atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

    1. Jelaskan pengertian minyak dan gas bumi serta keunikannya sebagai

    salah satu sumber energy yang sangat penting bagi peradaban manusia.

    2. Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai sumber energy yang

    sangat penting ada pokok-pokok kebijakan yang harus diperhatikan,

    jelaskan pokok-pokok kebijakan tersebut!

    3. Uraikan apa yang anda pahami tentang sejarah perkembangan industry

    minyak dan gas bumi khususnya tentang penkembangan eksplorasi

    minyak bumi di Indonesia.

    4. Cari satu contoh kasus eksplorasi yang dilakukan di wilayah Negara

    Indonesia yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap

    keberadaan Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil minyak di

    Asia Tenggara.

    20

  • II.3.2 DAFTAR PUSTAKA

    Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM

    Press.

    Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.

    Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua jilid

    satu, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

    Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan

    Gas Bumi

    21

  • BAB III

    HAKEKAT MINYAK DAN GAS BUMI

    III.1 PENDAHULUAN

    Pada bagian pendahuluan ini diberikan sasaran umum yang hendak dicapai

    dalam mempelajari materi ini yaitu untuk mengetahui hakekat dari minyak dan

    gas bumi baik dari segi kimia maupun fisika dan mengetahui klasifikasi dari

    minyak dan gas bumi. Adapun sasaran khusus yang hendak dicapai yakni :

    Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang apa yang dimaksud hidrokarbon baik dalam bentuk padat, cair maupun hidrokarbon gas

    Mahasiswa mampu menyebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari hidrokarbon atau minyak bumi

    Pada materi ini sangat penting sekali adanya informasi awal yang dimiliki

    oleh mahasiswa terkait materi yang akan dipelajari. Untuk itu mahasiswa pada

    pertemuan sebelumnya ditugaskan mencari literature yang terkait dengan

    materi.

    III.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

    Minyak bumi adalah suatu bahan bakar yang terbuat dari fosil. Disebut

    suatu bahan bakar fosil sebab dibentuk dari sisa binatang dan tumbuhan laut

    kecil atau organisme-organisme yang telah punah berjuta-juta tahun yang lalu.

    Ketika organisme tersebut mati, mereka tenggelam di dasar samudra. Di sini

    mereka terkubur oleh lapisan-lapisan pasir dan lanau. Dari waktu ke waktu,

    campuran organik ini mengalami tekanan yang sangat besar, dan panas yang

    meningkat. Campuran dibuat dari atom karbon hidrokarbon dan hidrogen yang

    akhirnya minyak memenuhi batuan seperti spons yang basah.

    Tidak semua material organik berubah menjadi minyak. Pada kondisi

    tertentu harus terdapat pada batuan oil-rich. Harus ada suatu perangkap batuan

    penyerap yang mencegah minyak dari perembesan ke luar, perangkap seperti

    tanah liat atau lempung misalnya. Di bawah kondisi - kondisi ini, hanya sekitar

    dua persen dari meterial organik tersebut yang menjadi minyak.

    Kebanyakan batuan reservoir adalah batugamping atau batupasir

    dimana minyak terjebak. Minyak di dalamnya mungkin sama encer seperti

    22

  • bensin atau kental seperti ter. Minyak bumi disebut sebagai sumber energi

    nonrenewable karena memerlukan waktu berjuta-juta tahun untuk

    pembentukannya. Kita tidak dapat membuat cadangan baru dari minyak bumi.

    Minyak dan gas bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon terdiri dari

    unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel III.1 berikut:

    Tabel III.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat

    Unsur Gasbumi Aspal Minyak mentah

    (Levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Purdy)

    Karbon (C) 65 80 80 85 82.2 87.1 83 87

    Hidrogen (H) 1 25 8.5 11 11.7 14.7 11 25

    Belerang (S) Jejak 0.2 2 8 0.1 5.5 0 6

    Nitrogen (N) 1 15 0 2 0.1 1.5 0 0.7

    Oksigen (O) 0.1 4.5 0 0.5

    Logam 0 0.1

    Dari tabel diatas nampak bahwa, pada umumnya minyak bumi terdiri dari

    80 hingga 85% unsur C atau karbon, 20 hingga 15% unsur H atau Hidrogen

    sementara unsur lain seperti Oksigen, Nitrogen, Belerang, terdapat kurang dari

    5% malah kadang-kadang kurang 1%.

    Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beraneka ragam. Abraham

    (1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon menjadi dua golongan yaitu bitumina

    dan nonbitumina. Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. jadi ada

    kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak

    dengan zat hidrokarbon padat, pirobitumina dan lain-lain.

    23

  • Larut tak larut

    Cairan padat Dapat dilumerkan tidak dapat dilumerkan

    Lumer sukar dilumerkan`

    1. semua minyak bumi bebas oksigen mengandung2. semua rembesan minyak oksigen

    3. ozokerit 7. Barmudez pitch 11.Gilsonit 4. Lilin montan 8. Tabbyit 12. Grahamit

    14. Wurtzelit 19. gambut 5. Hatcherrit 9. Gilsonit cair 13. Glance pitch 15. Elaterit 20. Lignit 6. scheererit 10. Argulit 16. Albertit 21. Batubara

    17. Impsonit 18. Ingramit

    Gambar III.1 Diagram Klasifikasi Hidrokarbon Alam (menurut H. Abraham, 1945)

    Pembagian tersebut diatas sama sekali didasarkan atas kelarutan zat

    hidrokarbon dalam CS2. Dalam hal petroleum, Herberg (1964) dalam

    Koesoemadinata (1980) mendefenisikannya sebagai suatu campuran kompleks

    yang terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan dapat berupa

    cairan, gas atau padat seperti minyak mentah, gas alam serta aspal alam yang

    komersil didalam industri minyak. Dapat dicatat disini bahwa istilah petroleum

    dalam bahasa inggris menunjukkan suatu cairan yang biasanya sinonim

    dengan minyak bumi. Tetapi menurut Levorsen (1956) dalam Koesoemadinata

    (1980), istilah petroleum juga dipakai secara bersama dengan istilah bitumina

    yang terdiri dari zat padat atau setengah padat yang biasanya terdiri dari

    hidrokarbon berat seperti aspal, ter, albertit, gilsonit, dan lain-lain.

    Dalam diagram Abraham (1945), hidrokarbon yang larut dalam

    karbondisulfida disebut bitumina sedangkan yang tidak larut disebut

    nonbitumina. Bitumina dibagi menjadi yang bersifat cair dan bersifat padat.

    24

    Kelarutan dalam karbon disulfida

    bitumina Nonbitumina

    Minyak bumi

    aspalLilin mineral aspalit

    Piro-bitumina

    pirobitumina yang bersifat

    aspal

    Pirobitumina yang bersifat bukan aspal

  • Yang bersifat cair disebut sabagai petroleum atau minyak bumi yang terdiri dari

    semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang

    keluar sendiri pada permukaan sebagai rembasan, sedangkan yang bersifat

    padat terbagi menjadi dua bagian yakni yang mudah melumer dan yang sulit

    melumer. Yang mudah melumer dibagi menjadi lilin mineral dan aspal

    sedangkan yang sukar melumer terdiri dari apa yang dinamakan aspalit.

    Golongan nonbitumina dibagi menjadi yang dapat dilumerkan dan yang

    tak dapat dilumerkan. Yang tidak lumer disebut sebagai piro-bitumina yang

    terbagi menjadi yang bersifat aspal dan yang bersifat non-aspal seperti

    batubara muda, dan batubara. Termaksud juga dalam piro-bitumina adalah

    karogen yang tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat

    dal;am batuan sedimen yang secara pirolisis dengan temperatur yang yang

    sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon.

    Diagram Abraham juga memperlihatkan bahwa disebelah kiri kadar

    hidrogen dalam hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin kekanan makin

    berkurang dan kadar oksigen bertambah. Selain itu juga indeks bias dari kiri

    kekanan makin meningkat, sedangkan titik lebur dan keatsirian (volatility) serta

    kesempatan untuk membakar secara cepat makin kekanan makin kurang. Dari

    diagram tersebut jelaslah bahwa minyak bumi hanya merupakan sebagian

    hanya saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam. Namun

    demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena

    jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.

    III.2.1 HIDROKARBON PADAT

    Sebagaiana telah didiagramkan diatas, hidrokarbon padat terdiri dari

    golongan bitumina dan nonbitumina. Golongan bitumina terdiri dari lilin mineral

    antara lain ozokerit, lilin montan, hatcherit dan scheererit dan golongan aspal

    antara lain bermudez pitch, tabbyit, gilsonit cair, dan argulit. kemudian golongan

    aspaltit (yaitu zat yang sukar dilumerkan) antara lain gilsonit, grahamit, dan

    glance pitch.

    Golongan nonbitumina antara lain adalah pirobitumina yang terdiri atas

    dua golongan yaitu pirobitumina aspal dan pirobitumina nonaspal. Golongan

    pirobitumina aspal antara lain wurtzelit, eleterit, albertit, impsonit, dan ingramit

    25

  • sedangkan pirobitumina non aspal antara lain batubara muda, gambut, lignit

    dan batu bara.

    Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu

    dengan yang lain. Misalnya lilin mineral banyak terdapat di dalam Green River

    Formation, yang mengandung zat koragen. Lilin mineral biasanya terdapat

    dalam bentuk urat-urat, begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga pirobitumina

    non-aspal misalnya wurtzelit. Semua zat ini seolah-olah kelihatan sebagai zat

    kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian

    didesakkan secara paksa kedalam rekahan sehingga membentuk terbentuknya

    yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat tersebut. Termaksud dalam

    bitumina padat ini ialah pasir-ter(tarsand) dan minyak serpih (oil shale).

    Dibeberapa tempat didunia, misalnya Kanada sebelah barat dan di

    Venezuela, terdapat berbagai lapisan pasir yang telah dijenuhi dengan

    hidrokarbon yang sudah kental dan setengah aspal. Lapisan pasir ini meliputi

    luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan merupakan

    cadangan minyak terbesar didunia. Namun hidrokarbon ini sukar sekali

    dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah

    barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabasca tarsand (McMurray

    Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung didalam pasir-ter

    ini meliputi milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan

    memprosesnya sudah dapat diatasi dengan cara menguntungkan. Dengan

    pemanasan atau dengan distalasi destruktif, minyak bumi dapat dihasilkan dari

    pasir ter. Juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir

    untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini. Cara terbentuknya

    pasir-ter atau Athabasca tarsand yang padat ini tidaklah begitu jelas tetapi

    diduga berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi

    bersama-sama pengendapan pasir tersebut.

    Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat

    organik yang jika dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 400oC) dengan

    akan mengurai dan kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa

    dengan minyak bumi. Zat organik yang menghasilkan minyak pada suatu

    pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu piro-

    bitumina, sebagaimana telah dikatakan diatas dan nama lainnya adalah

    26

  • kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal adalah formasi Gren

    River yang terdapat di Uinta-Basin, dinegara bagian Colorado, Utah dan

    wyoming. Serpih yang mengandung karogen ini cukup tebal dan

    penyebarannya sangat luas, sehingga memberikan cadangan minyak bukan

    saja milyaran barrel tetapi sampai milyaran barrel. Kadar serpih minyak ini

    hampir dapat mencapai 150 galon per ton, tetapi kebanyakan adalah antara 25

    dan 50 galon per ton. Kerogennya sendiri bukanlah minyak bumi dan juga batu

    bara, tetapi merupakan suatu zat yang mempunyai sifat diantara kedua

    hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat induk minyak bumi,

    tetapi pernah pula diperkirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang

    tidak mempunyai hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyak

    bumi. Serpih minyak juga menghasilkan minyak bumi bebas dan dapat

    dilarutkan oleh pelarut minyak seperti kloroform dan karbontetraklorida.

    Susunan kimia dari pada kerogen adalah kira-kira karbon: 69-80%, hidrogen: 7-

    11%, nitrogen: 1,25-2,5%, belerang: 1-8% dan oksigen: 9-17%. Dapat dicatat

    bahwa perbedaan khas dengan minyak bumi adalah kadar oksigen dan

    nitrogennya. Dibawah mikroskop, kerogen terlihat terdiri dari suatu masa zat

    organik yang telah dihancurkan luluhkan, terutama sebagai bekas tumbuhan,

    ganggang, spora, pollen, arpus, lilin dan lain-lain. Suatu serpih yang

    mengandung kerogen dapat secara berangsur-angsur berubah tanpa kelihatan

    menjadi batubara. Beberapa tempat lain dimana minyak serpih didapatkan

    antara lain diJerman utara. Di daerah itu minyak serpih dikenal dengan sebutan

    Kuchersicher.

    III.2.2 HIDROKARBON CAIR

    A. Hakekat Kimia

    Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara semua hidrokarbon

    ataupun diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi tertera dalam

    tabel 1. Jelas kelihatan disini bahwa minyak bumi terdiri dari 80 hingga 85%

    Karbon dan selebihnya Hidrogen. Kadar Belerang dapat meningkat sampai 2%

    misalnya pada minyak bumi Timur tengah, tetapi khususnya di Indonesia

    terkenal dengan kadar Belerang rendah. Kadar zat Oksigen dan Nitrogennya

    sangat rendah dan hanya merupakan jejak saja. Walaupun minyak bumi

    27

  • terutama hanya terdiri dari dua unsur yaitu karbon dan hidrogen, namun kedua

    unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai

    panjang dan struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri dari pada C dan H

    tersebut dapat bercabang-cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk

    berbagai macam struktur tiga dimensi. Dengan demikian C dan H ini dapat

    membentuk molekul yang sangat besar dan jumlah karbon C dalam setiap

    molekul dapat berjumlah puluhan bahkan secara teotitis bisa mencapai ratusan

    bahkan ribuan. Sifat dari pada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang

    berlainan dengan susunan atau dengan rumus kimia yang sama disebut sifat

    membentuk isomer.

    Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga,

    namun ada aturan tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat

    membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat

    jenuh dan tak jenuh. Yang dinamakan jenuh adalah jika salah satu valensinya

    tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua atau

    tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon tidak jenuh adalah alken, yang

    merupakan suatu ikatan valensi alkan. Misalnya etan dengan rumus C2H4,

    karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.

    Ada beberapa aturan dalam susunan minyakbumi yang memudahkan

    kita mempelajarinya, antara lain:

    1. Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon

    yang bersifat jenuh.

    2. Hidrokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri

    homolog. Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan

    hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan

    yang hampir sama akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun

    lingkarannya menjadi ruwet.

    3. Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang

    disebut golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang yang

    menerus dari pada senyawa berbagai macam jenis minyak bumi. Anggota

    pertama dari seri homolog selalu terdapat secara lebih banyak

    terkonsentrasikan didalam minyak bumi dari pada anggota yang lebih besar

    28

  • berat molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang lebih

    besar ini bisa hilang atau tidak ada sama sekali.

    4. pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua

    golongan besar, yakni:

    a. I golongan asiklis atau alifat, juga disebut alkan atau parafin yang dibagi

    menjadi 2 kelompok yakni seri parafin normal dan seri iso-parafin

    b. II golongan siklis yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni seri naften atau

    siklo-parafin, seri aromat dan seri aromat-sikloparafin-polisiklis

    (termaksud kompleks aspal)

    Analisa dan klasifikasi minyak bumi

    1. Distalasi berfraksi, merupakan penyulingan serta pengembunan kembali

    berbagai macam cairan yang mempunyai titik didih yang berbeda-beda.

    2. Analisa Hemple

    3. Indeks Korelasi dan klasifikasi dasar minyak bumi

    Secara umum minyak bumi diklasifikasikan:

    1. minyak bumi berdasar parafin (paraffin base) yang menghasilkan parafin

    pada pendinginan

    2. minyak bumi berdasarkan aspal (asphalt base), jika mengandung residu

    aspal

    3. minyak bumi berdasarkan peralihan (intermediate base)

    B. Hakekat Fisika

    Sebagaimana cairan lainnya, kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan

    volumnya. Khusus di Indonesia, ukuran yang dipergunakan adalah meter kubik

    atau sering juga ton. sedangkan didunia perdagangan digunakan satuan barrel

    yang setara dengan 159 liter.

    Berat jenis atau gravitasi jenis

    Salah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam

    perdagangan adalah berat jenis atau gravitasi jenis. Berat jenis minyak bumi

    atau dalam istilah dunia perdagangan dikenal dengan API Gravity minyak bumi

    , sering menunjukkan kualitas minyak bumi yang mana makin kecil berat

    jenisnya atau makin tinggi derajat API Gravitymya, minyak bumi itu semakin

    berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah

    29

  • derajat APInya atau makin berat berat jenisnya , mutu minyak bumi itu kurang

    baik karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.

    Viskositas

    Sifat penting lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas

    merupakan daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda

    berputar pada cairan tersebut. Satuan viskositas adalah centipoise. pada

    umumnya makin tinggi derajat API, makin ringan minyak bumi tersebut maka

    makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.

    Titik Didih dan Titik Nyala

    Titik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya.

    Kalau gravitasi API rendah, maka titik didihnya tinggi sedangkan kalau gravitasi

    APInya tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyak

    bumi berderajat API rendah mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi)

    dan dengan demikian titik didihnya tinggi sedangkan jika derajat APInya tinggi

    maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin degan demikian

    titik didihnya rendah.

    Titik nyala adalah suatu titik temperatur dimana minyak bumi dapat

    terbakar karena suatu percikan api. Makin tinggi gravitasi APInya titik didihnya

    makin rendah, maka jelaslah flash-point juga makin rendah dan mudah dapat

    terbakar karena percikan api.

    Warna

    Minyak bumi tidak selalu memperlihatkan warna hitam adakalanya malah

    tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna berhubungan dengan berat

    jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman

    sedangkan kalau berat jenisnya rendah warna jadi cokelat kehitam-hitaman.

    Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran misalnya oksidasi senyawa

    hidrokarbon karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna

    tertentu.

    Flurosensi

    Minyak bumi memiliki sifat flurosensi yaitu jika terkena sinar ultra-violet

    akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flurosensi

    minyak bumi adalah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan

    sangat hidup. Sifat flurosensi ini sangat penting karena sedikit saja minyak bumi

    30

  • terdapat dalam kepingan batuan atau dalam lumpur pemboran memperluhatkan

    flurosensi secara kuat sehingga mudah dideteksi dengan mempergunakan

    lampu ultra-violet.

    Indeks refraksi

    Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1.4

    sampai 1.6. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau

    berat jenisnya. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah derajat APInya akan

    tinggi pula refraksinya dan sebalknya.

    Aktivitas Optik

    Kebanyakan minyak bumi memperlihatkan aktivitas optik, yaitu suatu

    daya memutar bidang polarisasi cahaya yang terpolarisasi. Kisaran rata-rata

    adalah dari 0 sampai 0.2o.

    Bau

    Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang

    biasa disebabkan oleh p-engaruh molekul aromat. Umumnya minyak bumi yang

    berasal dari Indonesia tidak berbau sedap oleh karena senyawa nitrogen

    ataupun belerang.

    Nilai Kalori

    Nilai kalori m inyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu

    gram minyak bumi yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari

    3.5 derajat celcius dan satuannya adalah kalori .

    III.2.3 HIDROKARBON GAS ATAUPUN GAS BUMI

    Didalam reservoir gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang besar

    dalam jumlah yang sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir.

    Berbagai jenis gas bumi diantaranya:

    1. Gas bebas, yang merupakan fase bebas dari pada minyak bumi. Hanya

    terdapat pada bagian atas dari reservoir yang terisi minyak bumi

    2. Gas terlarut dalam minyak bumi. Karena gas dan minyak bumi adalah

    hidrokarbon, maka wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyak bumi

    tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan

    temperatur didalam reservoir. Semua minyakbumi yang terdapat didalam

    31

  • reservoir, mengandung gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 hingga

    ribuan m3. Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gasbumi yang terlarut

    didalamnya dinyatakan dalam jumlah sedikit saja, maka gas dapat

    dipisahkan dari minyak segera setelah dihasilkan dari sumur pemboran,

    dalam suatu alat yang dinamakan gas-separator dan kemudian dibakar.

    Tetapi jika jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat dipergunakan untuk

    diperdagangkan ataupun dipompakan kembali kedalam reservoir.

    Jika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas bebas(gas cap), berarti

    bahwa semua gas terdapat dalam larutan dan keadaan itu disebut tidak

    jenuh, sedangkan kalau gas terdapat sebagai topi gas bebas diatas

    reservoir, didapatkan suatu reservoir yang jenuh. Temperatur dan tekanan

    pada waktu gas itu mulai keluar dari larutan disebut titik gelembung (bubble

    point). Jika temperatur konstan, maka tekanan titik gelembung disebut titik

    jenuh. Selain itu gas dapat juga larutv dalam air, dalam jumlah yang dapat

    mencapai 20 m3 setiap m3 minyak pada tekanan 5000 psi.

    3. Gas tercairkan, dibawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoir

    mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secarac fisik gas

    dan minyak bumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian

    didap[atkan reservoir kondestant.

    Susunan Kimia Gas Bumi

    Metan (CH4) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan

    penyusun utama bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam

    jumlah kecil seperti etan, propan, butan, pentan, heksan, dan dalam kasus

    tertentu juga hekten , oktan, dan nonan. Hidrogen bebas jarang sekali

    didapatkan dalam gas alam kecuali didaerah yang bersifat volkanik sedangkan

    karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan. Metan

    merupakan senyawa yang selalu terdapat didalamnya dan tidak dapat

    dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan

    yang lainnya bisa didapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi berkisar dari

    0.554 (untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi dari pada udara untuk

    gas yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0.6 sampai 0.90 jika

    dibandingkan dengan udara.

    32

  • Gas bumi juga dibagi atas gas kering danm gas basah tergantung dari pada

    kadar cairan atau uap yang ikut didalamnya. Susunan kimia umum adalah

    sebagai berikut:

    1. Metan CH4, 82.3% (aktif)

    2. Etan C2H6, 14.4% (aktif)

    3. Karbon dioksida CO2, 0.5%

    4. Nitrogen N, 2.8%

    Pengotoran Dalam Gas

    Pengotoran utama disebabkan oleh kadar Nitrogen, Karbondioksida, dan

    Hidrogensul;fisa. juga helium dapat merupakan pengotoran yang terdapat

    dalam jumlah yang relatif sangat kecil. jika kadar CO2 dan Nitrogen besar maka

    gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah karena juga nilai kalorinya

    menjadi lebih rendah.

    Helium merupakan gas ringan, tidak berbau, tidak berwana dan merupakan gas

    mulia yang terdapat bersama-sama dengan gas alam pada keadaan temperatur

    normal. Kadang-kadang didalam gas alam kadar helium cukup tinggi untuk

    dapat diusahakan seperti yang didapatkan di AS yaitu dengan kadar berkisar

    antara 1-8%, juga di Uni Sovyet ada kemungkinan gas tersebut didapat

    bersama-sama dengan gas bumi.

    Nitrogen, adanya kadar nitrogen yang tinggi dida;lam gas bumi mungkin sekali

    merupakan sebagian udara yang terperangkap dengan sedimen. Sedikit sekali

    dari nitrogen ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organik sebagaimana

    diperkirakan.

    Hidrogensulfida, biasanya terdapat bersama-sama dengan gas bumi. gas ini

    biasanya tidak berwarna dan memiliki bau yang tidak sedap. Gas bumi yang

    mengandung Hidrogensulfida walaupun dalam jumlah kecil tidak baik untuk

    dipergunakan sebagai bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan

    menyebabkan korosi dalam pipa.

    Pemakaian Gas Bumi

    Gas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Di massa

    lampau gas bumi hanya dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri

    atau diperkotan, melalui pip. Namun akhir-akhir ini dengan teknik pencairan,

    33

  • terutama gas bumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar sampai

    C4-C5, dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji.

    Berbagai Sifat Fisika Gasbumi

    gas biasanya diukur dalam m3 atau kaki kubik dalam keadaan baku yaitu

    pada temperatur 60.7oF dan tekanan 76 mmHg. Seringkali dipergunakan

    temperatur 20oC. Volum gas biasanya dinyatakan dalam satuan ribuan yang

    disingkat sebagai M.

    III.3 PENUTUP

    III.3.1 SOAL LATIHAN

    1. Bila ditinjau dari segi kimianya, minyak dan gas bumi merupakan senyawa

    hidrokarbon. Jelaskan apa maksudnya!

    2. Sebagai agent of change, kita dituntut untuk mempelajari segala sesuatu

    yang ada dibumi sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk kehidupan

    dimassa kini dan massa yang akan datang. Salah satunya adalah dengan

    mempelajari tentang hakekat minyak dan gas bumi ini. Sejauh ini apa yang

    anda pahami tentang hakekat minyak dan gas bumi.

    III.3.2 DAFTAR PUSTAKA

    Koesmadinata, P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Edisi Kedua Jilid 1,

    Penerbit ITB, Bandung.

    Subroto, E.A., 1993, Penggunaan Geokimia Petroleum Dalam Eksplorasi

    Migas, Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas

    Teknologi Mineral, ITB Bandung.

    Yohanes, M, 1991, Pengantar Geologi Dan Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi,

    PPT MIGAS Cepu.

    34

  • BAB IV

    CARA TERDAPATNYA MINYAK DAN GAS BUMI

    IV.1 PENDAHULUAN

    Sebelum mambahas materi tentang cara terdapatnya minyak dan gas

    bumi maka perlu dikemukakan beberapa sasaran yang hendak dicapai setelah

    mempelajari materi ini, yaitu :

    Mahasiswa mengetahui sekaligus memahami tentang beberapa prinsip dasar yang menyangkut cara terdapatnya migas

    Mahasiswa bisa menjelaskan tentang macam-macam rembesan minyak yang terkait dengan struktur bawah permukaan

    Mahasiswa memahami bagaimana proses akumulasi migas dan cara terdapatnya dalam suatu reservoir minyak

    Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip utama dalam reservoir migas yang terkait dengan penjebakan minyakbumi.

    Mahasiswa memahami tentang kerangka geologi penyebaran minyak dan gasbumi.

    Dalam rangka pencapaian sasaran belajar ini maka dianjurkan agar

    mahasiswa mengacu pada pengetahuan dasar geologi, geologi struktur dan

    membaca beberapa referensi yang ada kaitannya dengan materi ini.

    IV.2 URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

    Pada dasarnya minyakbumi terdapat dalam dua cara utama yakni pada

    permukaan bumi dan dalam kerak bumi. Berikut akan dibahas secara lebih

    terinci.

    IV.2.1 MINYAKBUMI PADA PERMUKAAN

    Dibeberapa tempat demikian pula di Indonesia, minyakbumi di

    permukaan ditemukan dalam bentuk rembesan (seep). Kadangkala rembesan

    ini tidak mempunyai nilai ekonomi tetapi merupakan petunjuk yang sangat

    penting bagi kemungkinan terdapatnya minyak di bawah permukaan.

    Berdasarkan gejala timbulnya minyak di permukaan, dapat dibagi menjadi yang

    masih aktif dan yang tidak aktif lagi (Koesoemadinata,1980). Termasuk kategori

    masih aktif yaitu minyak keluar bersama-sama dengan air atau merembes

    35

  • secara perlahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat

    pula keluar secara aktif dari suatu gunung api lumpur. Sedangkan yang

    termasuk tidak aktif lagi yaitu dapat berupa batu pasir yang dijenuhi oleh

    bitumina yang merupakan residu penguapan fraksi ringan dari suatu

    minyakbumi. Selain itu terdapatnya hidrokarbon padat seperti wurtzelit, elaterit

    dsb dapat diartikan sebagai rembesanyang tidak aktif lagi.

    Link (1952) dalam Koesoemadinata (1980) memberikan suatu klasifikasi

    berbagai macam rembesan yang dapat terjadi pada suatu daerah, yaitu :

    Rembesan yang keluar dari homoklin dimana ujungnya telah tererosi atau tersingkap akan tetapi lapisan minyaknya belum sampai pada

    permukaan.

    Rembesan minyak yang berasosiasi dengan lapisan dan formasi tempat minyak tersebut terbentuk. Hal ini dikarenakan batuan induk (serpih

    misalnya) pengalami penghancuran dan akan membebaskan minyak

    dalam jumlah kecil sehingga indikasi dipermukaan sangat kecil.

    Rembesan minyak dan gas yang keluar dari akumulasi minyak yang besar dan telah tersingkap oleh erosi atau reservoirnya telah hancur

    akibat patahan dan lipatan. Rembesan macam inilah yang biasanya

    merupakan daerah rembesan yang terbesar di dunia.

    Rembesan minyak sepanjang bidang ketidakselarasan. Untuk hal ini mungkin terdapat banyak rembesan lain yang keluar atau memotong

    suatu bidang ketidakselarasan yang kemudian menjadi jalan utama dan

    alat pengumpul dari semua rembesan sehingga menjadi rembesan yang

    cukup besar.

    Rembesan yang berasosiasi dengan intrusi seperti gunung api lumpur, interusi batuan beku atau penusukan oleh kubah garam. Rembesan

    semacam ini bisa berasosiasi dengan reservoir yang telah hancur

    dibawahnya bisa juga tidak.

    Adanya rembesan minyak memang tidak mutlak menunjukkan akan adanya

    reservoir dibawahnya. Namun bagaimanapun juga adanya rembesan harus

    diperhatikan dari segi eksplorasi dan eksploitasi minyakbumi karena paling

    tidak mengidikasikan bahwa batuan sedimen di daerah tersebut mampu

    membentuk minyakbumi, hanya saja harus dipelajari strukturnya lebih jauh.

    36

  • Selain itu puls adanya rembesan mungkin berasosiasi dengan suatu reservoir

    minyak dibawahnya yang mengalami kebocoran.

    Pentingnya rembesan minyak dalam cekungan minyakbumi dapat terlihat

    dari kenyataan bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir

    semuanya ditandai dengan adanya rembesan.

    IV.2.2 MINYAKBUMI DALAM KERAK BUMI

    Minyakbumi dalam kerak bumi biasanya didapati dalam lapisan berpori.

    Dari segi jumlah maka bisa ditemukan sebagai jejak-jejak (minor occurrences)

    dan juga ditemukan sebagai suatu akumulasi. Sebenarnya minyakbumi atau

    hidrokarbon didapatkan pada berbagai macam formasi atau lapisan sebagai

    tanda-tanda minyak atau hidrokarbon dalam jumlah sedikit (minor showing).

    Tanda itu biasanya ditemukannya minyak bersama-sama dengan air terutama

    air asin. Terkadang juga minyakbumi ditemukan didalam lapisan yang bukan

    reservoir misalnya pada lapisan serpih atau batuan lainnya.

    Tanda-tanda minyak yang dalam jumlah sedikit biasanya didapat pada

    saat melakukan pemboran, dan ini mengandung arti penting bahwa lapisan

    tempat terdapatnya tanda-tanda itu paling tidak pernah mengandung minyak.

    Atau ada kemungkinan besar lubang bor yang menembus lapisan yang

    mengandung minyak sedikit itu terdapat didekat atau pinggiran suatu akumulasi

    minyak yang penting.

    Adanya tanda-tanda minyak yang sedikit atau bisa menunjukkan adanya

    akumulasi yang komersil bisa diteliti lebih lanjut dari lumpur pemboran dan dari

    serbuk pemboran. Suatu lapisan reservoir yang mengandung minyak dapat

    disebut komersil jika dari lapisan tersebut minyak dapat diproduksikan secara

    menguntungkan. Hal ini ditentukan oleh berbagai factor ekonomi dan geologi.

    IV.2.2.1 KEADAAN DAN CARA TERDAPATNYA MINYAKBUMI DALAM

    RESERVOIR

    Berbicara mengenai keberadaan minyakbumi dalam kerak bumi tentu

    saja tidak lepas dari apa yang disebut dengan reservoir minyak. Suatu

    akumulasi minyak selalu terdapat di dalam suatu reservoir. Suatu reservoir

    haruslah tertutup pada bagian atas dan pinggirnya oleh lapisan penutup dan

    kemudian berbentuk perangkap. Suatu perangkap sebetulnya tidak lain

    37

  • daripada suatu tempat fluida tetapi karena hokum hidrostatika dank arena

    asosiasinya dengan air maka bentuk wadah ini tidaklah terbuka ke atas tetapi

    terbuka ke bawah. Bentuk perangkap yang terbuka ke bawah ini bisa dengan

    berbagai macam cara yakni :

    Terbuka seluruhnya ke bawah sebagaimana didapatkan pada perangkap

    struktur misalnya pada sumbu antiklin

    Setengah terbuka ke bawah misalnya suatu perangkap stratigrafi dimana

    hanya sebagian saja dari bagian bawah perangkap tersebut terbuka

    Tertutup sama sekali misalnya jika batuan reservoir sangat terbatas

    penyebarannya sehingga berbentuk suatu lensa.

    Batas bawah suatu akumulasi minyak tentu merupakan suatu permukaan air

    yang mendorong minyak ke atas dan memojokkan minyak tersebut untuk tetap

    berada dalam perangkap. Meskipun sifat komersil sangat tergantung pada

    kondisi ekonomi serta kemajuan teknologi namun beberapa factor geologi juga

    sangat menentukan ekonomis tidaknya suatu akumulasi minyakbumi. Faktor-

    faktor geologi tersebut antara lain :

    Tebal lapisan reservoir, makin tebal tentu makin besar pula kemungkinan

    untuk mendapatkan produksi yang besar sehingga kolom minyak yang

    akan didapatkan juga menjadi lebih besar

    Tutupan (closure), berlaku untuk perangkap struktur. Disini tutupan

    berarti kolom minyak maksimal yang mungkin didapatkan dalam suatu

    perangkap. Jika tutupan itu rendah atau sangat terbatas maka jumlah

    minyak yang terkumpul juga sangat terbatas.

    Penyebaran batuan reservoir. Jika batuan reservoir terbatas pada bagian

    kecil perangkap maka hal ini tidak terlalu menguntungkan untuk

    terdapatnya akumulasi yang sifatnya komersil

    Porositas dan permeabilitas efektif, kedua sifat ini merupakan hal yang

    sangat penting bahkan merupakan sifat khas dari batuan reservoir.

    Besar kecilnya porositas menentukan besar kecilnya jumlah cadangan,

    sedangkan besar kecilnya permeabilitas menentukan besar kecilnya

    jumlah minyak yang dapat dikeluarkan.

    Selain apa yang telah diuraikan maka unsure lain yang juga

    mempengaruhi ada tidaknya minyakbumi adalah migrasi, waktu igrasi,

    akumulasi, waktu akumulasi, batuan induk serta mulajadi.

    38

  • Keadaan dalam reservoir dapat diketahui berdasarkan pada beberapa

    interpretasi daripada :

    Fluida yang diperoleh dari inti pemboran Contoh fluida dari dasar pemboran Contoh fluida dari permukaan sumur yang sedang diproduksikan Studi sejarah produksi dari satu atau lebih sumur misalnya

    penurunan tekanan reservoir, peningkatan atau penurunan produksi.

    Dalam menginterpretasi dan mengevaluasi semua data tentu saja dapat

    menimbulkan berbagai persoalan misalnya perbedaan temperature permukaan

    dan reservoir, terjadinya berbagai pengotoran dan reaksi lainnya yang timbul

    karena semua perubahan tersebut. Namun dari semua data hubungan fluida di

    dalam reservoir dapat diperkirakan secara meyakinkan dan yang penting

    diantaranya adalah mengenai penyebaran air, minyak dan gas di dalam

    reservoir tersebut. Dan tak kalah pentingnya untuk diketahui adalah peranan air

    terutama sifat dari air formasi.

    Penyebaran vertical daripada air, gas dan minyak ditentukan oleh sifat

    fasa tersebut, antara lain :

    Berat jenis, ini sangat dipengaruhi oleh kadar garam yang terlarut

    didalamnya. Susunan kimia zat terlarut sangat mempengaruhi berat jenis

    air. Berat jenis air formasi berkisar dari nilai 1,0 untuk air yang sangat

    tawar sampai 1,140 untuk air formasi yang mengandung 210.000 ppm

    garam. Berat jenis minyakbumi dapat berkisar dari 0,6 1,0 biasanya

    kurang dari 1,0. Berat jenis (specific gravity) gas biasanya dinyatakan

    sebagai perbandingan terhadap kerapatan jenis (density) udara. Berat

    jenis gas berkisar 0,061 0,965. Berat jenis gas jauh lebih kecil dari

    minyakbumi.

    Daya larut masing-masing fluida/gas

    Gas dapat larut dalam air dan daya larut gas rata-rata 20 kaki kubic

    setiap barrel pada tekanan 5000 psi. Daya larut gas dalam minyakbumi

    lebih besar lagi dan biasanya berkisar dari beberapa kaki kubik sampai

    ribuan kaki kubik untuk setiap barrel. Daya larut gas dalam minyak

    ataupun air sangat tergantung daripada tekanannya, lebih besar tekanan

    lebih besar pula daya larutnya sampai dicapai suatu titik penjenuhan.

    39

  • Sebagai akibat sifat masing-masing jenis fluida maka pada umumnya

    dalam reservoir terdapat suatu stratifikasi daripada air, minyak dan gas.

    Kapilaritas, besaran tekanan kapiler tergantung dari tegangan

    permukaan dan juga dari pelengkungan bidang permukaannya. Derajat

    pelengkungan daripada permukaan lengkung tersebut tergantung dari

    besar kecilnya pori batuan dan juga dari jenis fluida yang ada.Tekanan

    kapiler didapatkan jika dua fluida yang tidak dapat larut berada dalam

    persentuhan, hubungan tekanan kapiler ini dinyatakan dalam pengertian

    tegangan permukaan, sudut sentuh dan radius daripada pipa kapiler.

    rPc

    cos.2 dimana Pc = tekanan kapiler

    = tegangan permukaan = sudut kontak permukaan air-minyak r = radius efektif pipa kapiler

    Dalam keadaan pori jenuh air dan adanya tekanan kapiler maka untuk

    dapat masuknya gas atau minyak ke dalam pori-pori diperlukan suatu