Upload
others
View
9
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
21 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA DI RUANG HEMODIALISA RSUD UNDATA
PALU TAHUN 2016
Rosa Dwi Wahyuni *
*Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Background. The hospital is an institution of medical service that provide personal service
in the plenary, such as outpatient, inpatient, and emergency room. The hospital is a place
where the sick are treated and placed in close proximity. In this place the patient gets
medication and treatment to be healed.
Objective. The objectives of this research was to identificate airborne bacteria in
hemodialysis room at undata general hospital palu period of 2016.
Method. This study was observational study with descriptive approach. Sampling was
done by simple random sampling with 8 samples . Isolation and identification of bacteria
conducted in the Central Sulawesi Regional Health Laboratory
Results. Result of this research found in hemodialysis room are Staphylococcus
epidermidis (37,5%), Staphylococcus cohnii (25%), Staphylococcus aureus (12,5%) and
Proteus penneri (25%).
Conclusion.based on research conducted on RSUD undata palu,which is located in
hemodialysis room, obtained four types of bacteria the highest number is Staphylococcus
epidermidis and one type of pathogen bacteria is Proteus penneri.
Keywords: Hospital, Identification of Bacteria, Hemodialysis room, Staphylococcus
epidermidis.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
22 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
ABSTRAK
Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan medis yang
memberikan pelayanan personal secara paripurna antara lain rawat jalan, rawat inap, dan
gawat darurat . Rumah sakit adalah suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat dan
ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan
perawatan untuk dapat sembuh.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri udara di ruang
hemodialisa RSUD undata Palu tahun 2016.
Metode. Penelitian ini menggunakan metode Observasional dengan pendekatan
deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan
jumlah sampel 8. Isolasi dan identifikasi bakteri dilakukan di Laboratorium Kesehatan
Daerah Sulawesi Tengah.
Hasil. Hasil dari penelitian ini yaitu pada sampel di ruangan Hemodialisa ditemukan jenis
bakteri antara lain Staphylococcus epidermidis (37,5%), Staphylococcus cohnii (25%),
Staphylococcus aureus (12,5%) dan Proteus penneri (25%).
Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada RSUD Undata Palu yang
bertempat di Ruang Hemodialisa, maka di dapatkan 4 jenis bakteri dengan bakteri yang
terbanyak adalah Staphylococcus epidermidis dan ditemukan 1 jenis bakteri patogen yaitu
Proteus penneri.
Kata Kunci. Rumah sakit, Identifikasi Bakteri, Bakteri Udara, Ruang Hemodialisa ,
Staphylococcus epidermidis
PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan suatu
institusi pelayanan medis yang
memberikan pelayanan personal secara
paripurna antara lain rawat jalan, rawat
inap, dan gawat darurat . Rumah sakit
adalah suatu tempat dimana orang yang
sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak
yang sangat dekat. Di tempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk
dapat sembuh. Tetapi, rumah sakit selain
untuk mencari kesembuhan, juga
merupakan depot bagi berbagai macam
penyakit terutama penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, yang merupakan
penyebab utama penyakit infeksi (Rapani,
2010).
Rumah sakit dimana tempat orang
di rawat dan ditempatkan dalam jarak
yang sangat dekat. Di tempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk
bisa sembuh.Tetapi, rumah sakit selain
mencari kesembuhan,juga mendapatkan
depot dari berbagai macam penyakit,
terutama yang di sebabkan oleh bakteri
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
23 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
yang merupakan penyebab utama penyakit
infeksi, bakteri dapat hidup dan
berkembang di lingkungan rumah sakit
seperti; air, udara, dan lantai (Noer,2012).
Infeksi nosokomial masih menjadi
perhatian di dunia kesehatan karena dapat
merugikan pasien yang dirawat di rumah
sakit ataupun fasilitas nosokomial di
dunia, yaitu pada Negara berkembang
sekitar 10 per 100 pasien yang dirawat
menderita infeksi nosokomial, sedangkan
pada Negara maju sekitar 7 per 100 pasien
yang dirawat menderita infeksi
nosokomial (WHO,2015).
Penyakit dapat ditularkan melalui
udara (jarak jauh), melalui kontak
langsung atau kombinasi dari kedua rute.
Patogen di udara tersebar melalui partikel
atau droplet yang berasal dari kulit,
saluran pernapasan bagian atas atau
bawah, mulut hidung dan keadaan lain
seperti muntah, tetesan air kran dan diare.
Droplet pernapasan dapat membawa
mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Dalam studi klasik perpindahan udara,
mengukapkan hubungan antara ukuran
droplet, penguapan dan tingkat jatuhnya.
Ukuran tetesan dan rute perpindahan di
udara, droplet kecil mulai menguap
setelah dikeluarkan dan dengan demikian
mengubah ukurannya sehingga droplet
yang cukup kecil tetap tersuspensi di
udara untuk waktu yang lama dan masih
menular. Besar tetesan ( >100mm) dapat
menetap di tanah sebelum mereka menjadi
inti droplet (Femstrom dan Goldblat,
2013).
Dalam pertumbuhannya
mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan antara lain suhu,
kelembaban, pencahayaan dan sebagainya
yang mana semua itu diatur dalam
permenkes No. 986/Menkes/PerXI1992
tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit. Hemodialisis merupakan
tindakan untuk menggantikan sebagian
dari fungsi ginjal. Tindakan ini rutin
dilakukan pada penderita penyakit ginjal
kronik stadium V atau gagal ginjal kronik.
Penderita gagal ginjal kronik semakin
meningkat jumlahnya, di Amerika pada
tahun 2009 diperkirakan terdapat 116.395
orang penderita gagal ginjal kronik yang
baru. Lebih dari 380.000 penderita gagal
ginjal kronik menjalani hemodialisis
reguler. Pada tahun 2011 di Indonesia
terdapat 15.353 pasien yang baru
menjalani hemodialisa dan pada tahun
2012 terjadi peningkatan pasien yang
menjalani hemodialisa sebanyak 4.268
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
24 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
orang sehingga secara keseluruhan
terdapat 19.621 pasien yang baru
menjalanai hemodialisa. Sampai akhir
tahun 2012 terdapat 244 unit hemodialisis
di Indonesia (IRR, 2013).
Hemodialisis adalah suatu usaha
untuk memperbaiki kelainan biokimiawi
darah yang terjadi akibat terganggunya
fungsi ginjal, dilakukan dengan
menggunakan mesin hemodialisis.
Hemodialisis merupakan salah satu bentuk
terapi pengganti ginjal (renal replacement
therapy/RRT) dan hanya menggantikan
sebagian dari fungsi ekskresi ginjal.
Hemodialisis dilakukan pada penderita
gangguan ginjal kronik stadium V dan
pada pasien dengan AKI (Acute Kidney
Injury) yang memerlukan terapi pengganti
ginjal. Menurut prosedur yang dilakukan
hemodialisa dapat dibedakan menjadi 3
yaitu: Hemodialisa darurat/Emergency,
hemodialisa persiapan /Preparative, dan
hemodialisa kronik/ reguler (Daurgirdas et
al.,2007).
Berdasarkan dari uraian latar
belakang di atas maka peneliti tertarik
ingin melakukan penelitian mengenai
identifikasi bakteri udara di ruang
Hemodialisa RSUD untata palu. Yang
mana urgensi yang dapat terjadi infeksi
nosokomial,pasien yang mempunyai
imunitas relatif rendah sangat rentan pada
infeksi nosokomial.
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
a. Pipet steril
b. Pembakar Bunsen
c. Inkubator
d. Tabung reaksi
e. Glass slide
f. Mikroskop
g. Rak tabung
h. Cawan petri
i. Tabung Durham
j. ose
2. Bahan Penelitian
a. Mac Conkey agar
b. Blood agar
c. Air suling
d. Larutan pewarnaan gram (Gentian
violet, lugol, decolorisation dan
safranin).
e. SIM medium
f. Citrat medium
g. Glukosa medium
h. Laktosa medium
i. Sukrosa medium
j. Maltosa medium
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
25 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
k. Mannitol medium
l. Metil Red medium
m. Vogest Proust medium
n. Urea medium
o. Acid medium ( Labkesda Sulawesi
Tengah, 2015 ).
Metode Penelitian
1. Pengambilan Sampel
a. Teknik sedimentasi menggunakan
cawan petri yang mengandung
media agar darah dan mac.
Conkey.
b. Cawan petri terbagi menjadi 2 :
1. 2 cawan petri yang
mengandung media agar darah,
dan
2. 2 cawan petri yang
mengandung media mac.
Conkey .
c. Sampel diambil dengan cara
meletakan 4 buah cawan petri yang
masing-masing berisi 2 media agar
darah Dan 2 mac Conkey agar
yang kemudian di tempatkan pada
4 titik ruangan Hemodialisa yang
di letakan setinggi 100 cm dari
lantai.
d. Pengambilan sampel di lakukan
sesudah proses sterilisasi ruangan.
e. Jumlah keseluruhan sampel adalah
8 sampel dengan perincian berikut
: 4 sampel pada minggu pertama, 4
sampel minggu kedua.
f. Cawan petri dibiarkan terbuka dan
terpapar selama 15 menit. Setelah
itu cawan petri di tutup dan
membawa ke laboratorium
kesehatan daerah (Labkesda
Sulawesi Tengah, 2015 ).
2. Isolasi
Cawan Petri yang mengandung
media agar darah maupun mac.
Conkey setelah diinkubasi pada suhu
370c selama 24 jam yang dimana
Media agar darah digunakan untuk
isolasi bakteri gram positif (+)
sedangkan media mac.Conkey
digunakan untuk isolasi bakteri gram
negative(-). Bakteri yang tumbuh
kemudian di lakukan pewarnaan dan
uji biokimia untuk identifikasi.
3. Identifikasi Bakteri
a. Pewarnaan
a) Ambil koloni bakteri dari
media mac conkey agar dan
blood agar menggunakan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
26 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
ose, lalu oleskan secara
sirkular pada kaca objek
yang telah dipanaskan dan
ditetesi aquades sebelumnya.
b) Tunggu hingga aquades
mengering pada kaca objek.
c) Setelah kering, lakukan
fiksasi preparat dengan cara
meletakkan kaca objek pada
api bunsen.
d) Prosedur pewarnaan gram
siap dilakukan.
e) Lumuri preparat dengan
larutan gentian violet, tunggu
selama 1 menit.
f) Cuci preparat dengan air
mengalir selama 1 menit
g) Lumuri preparat dengan
larutan lugol selama 1 menit
h) Cuci preparat dengan air
mengalir selama 1 menit
i) Lumuri preparat dengan
larutan decolorisation
selama 1 menit
j) Cuci preparat dengan air
mengalir selama 1 menit
k) Lumuri preparat dengan
larutan safranin selama 1
menit
l) Cuci preparat dengan air
mengalir selama 1 menit
m) Keringkan preparat pada rak
pengering
n) Tetesi preparat dengan
minyak imersi untuk
pengamatan di mikroskop
dengan perbesaran 100x
o) Amati preparat di mikroskop
dengan perbesaran 100x.
(Labkesda Sulawesi Tengah,
2015)
b. Uji Biokimia
Sampel bakteri yang terdapat pada
pertumbuhan mac conkey agar dan blood
agar selanjutnya dilakukan prosedur uji
biokimia untuk identifikasi bakteri (Putra,
2015). Uji biokimia yang dilakukan yaitu
uji SIM (Sulfur, indol, Motility), sitrat,
glukosa, laktosa, sukrosa, maltosa,
mannitol, metil red, vogest
proskauer,urea, dan acid. (Labkesda
Sulawesi Tengah, 2015).
HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang telah
dilaksanakan di RSUD Undata Palu
khusunya pada ruang Hemodialisa dan
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
27 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
Sulawesi Tengah pada tanggal 5-17
desember 2016, dengan jumlah sampel
penelitian sebanyak 8 sampel yang
dimana didapatkan ke 8 sampel
mengalami pertumbuhan bakteri.
Dari 8 sampel yang mengalami
pertumbuhan bakteri dilakukan uji
biokimia untuk menentukan jenis bakteri
yang terkandung didalamnya. Adapun
gambaran distribusi hasil jenis bakteri
yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis
Bakteri
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi
Jenis Bakteri
Berdasarkan pengolahan data di
atas didapatkan jenis bakteri setelah
dilakukan uji bikomia dari 8 sampel yang
di ambil sebagai data, maka bakteri yang
didapatkan adalah 3 sampel bakteri
Staphylococcus epidermidis (37,5%), 2
sampel Proteus peneri (25%), 2 sampel
Staphylococcus cohnii (25%), 1 sampel
Staphylococcus aureus (12,5%).
Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di
Ruang Hemodialisa RSUD Undata Palu
dan Laboratorium Kesehatan Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan
desember 2016. Dimana pengambilan
sampel dilakukan selama 2 minggu secara
berturut-turut yakni pada tanggal 5
desember 2016 dan 13 desember 2016 di
ruang Hemodialisa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri
udara di Ruang Hemodialisa RSUD
Undata Palu tahun 2016.
Hasil identifikasi bakteri
menunjukkan berbagai jenis bakteri di
Ruang Hemodialisa RSUD Undata Palu
yaitu Proteus peneri, Staphylococcus
cohnii, Staphylococcus epidermidis, dan
Staphylococcus aureus. Adanya jenis
bakteri yang didapatkan melalui udara,
menunjukkan adanya faktor resiko
terjadinya infeksi nosokomial.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
28 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
Pada minggu pertama
pengambilan sampel, didapatkan hasil
jenis bakteri yaitu Proteus peneri,
Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis. Pada minggu
kedua pengambilan sampel, didapatkan
jenis bakteri yaitu Staphylococcus cohnii,
Staphylococcus epidermidis dan Proteus
peneri
Bakteri terbanyak ialah
Staphylococcus epidermidis (37,5%).
Menurut Jawetz (2007) Staphylococcus
epidermidis adalah salah satu spesies
bakteri dari genus Staphylococcus yang
diketahui dapat menyebabkan infeksi
oportunistik (menyerang individu dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah).
Beberapa karakteristik bakteri ini adalah
fakultatif, koagulase negatif, katalase
positif, gram positif, berbentuk kokus, dan
berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini
secara alami hidup pada kulit dan
membran mukosa manusia. Infeksi
Staphylococcus epidermidis dapat terjadi
karena bakteri ini membentuk biofilm
pada alat-alat medis di rumah sakit dan
menulari orang-orang di lingkungan
rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial).
Secara klinis, bakteri ini menyerang
orang-orang yang rentan atau imunitas
rendah, seperti penderita AIDS, pasien
kritis, pengguna obat terlarang
(narkotika), bayi yang baru lahir, dan
pasien rumah sakit yang dirawat dalam
waktu lama.
Bakteri terbanyak kedua yakni
ditemukan Proteus peneri (25%) dan
Staphylococcus cohnii (25%). Menurut
Jawetz (2012), Proteus peneri merupakan
bakteri gram negatif dari famili Proteus sp
spesies Proteus bergerak sangat aktif
dengan flagella peritriks, menimbulkan
kerumunan pasa medium solid, kecuali di
hambat oleh zat kimia,misalnya feniletil,
alkohol atau medium CLED (cystine-
lactose-elektrolyte-deficient). spesies
proteus bersifat urease-positif.
Staphylococcus cohnii merupakan
genus dari Staphylococcus sp. dan
merupakan bakteri gram positif biasa
tersusun dalam kelompok seperti anggur
yang tidak teratur. Flora normal kulit dan
membran mukosa manusia, tipe lainnya
dapat menimbulkan supurasi, infeksi
piogenik, dan bahan septikemia yang fatal
(Jawetz, et al. 2007).
Staphylococcus aureus (12,5%),
merupakan bakteri yang paling banyak
ketiga didapatkan. Bakteri ini menurut
Jawetz (2007) berasal dari genus
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
29 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
staphylococcus, yang dimana bakteri ini
merupakan bakteri gram positif dan
bakteri ini merupakan flora normal pada
saluran nafas pada manusia. Bakteri ini
juga ditemukan di udara bersifat patogen
invasif sehingga apabila bakteri tersebut
masuk melalui saluran pernafasan dapat
menyebabkan pneumonia pada infeksi
primer ataupun sekunder. Jika
Staphylococcus aureus menyebar luas
dalam darah akan dapat menyebabkan
infeksi paru.
Pada penelitian kali ini bakteri yang
didapatkan sebagiannya sama dengan
yang didapati oleh peneliti sebelumnya,
bakteri yang ditemukan oleh Henning
Dwiangga Wicaksono dalam melakukan
penelitian dengan judul “Identifikasi
Variasi Bakteri Pada Ruang Intinsive Care
Unit (ICU) RSU Anutapura Palu Tahun
2015”. Dari hasil penelitian didapatkan
terdapat jenis bakteri pada udara ruang ,
yaitu Staphylococcus epidermidis
(33,33%) dan Staphylococcus aureus
(8,33%). Namun yang membedakan
adalah tidak didapatkannya bakteri jenis
lain seperti Staphylococcus cohnii dan
Proteus Penerri pada penelitian Henning
Dwiangga Wicaksono. Perbedaan
penemuan bakteri yang didapatkan
diakibatkan berbagai macam faktor seperti
penelitian oleh peneliti sebelumnya pada
instalasi ICU, sedangkan penelitian yang
sekarang pada ruang Hemodialisa, juga
bisa saja berpengaruh pada proses
pengambilan dan penempatan sampel.Dan
juga Faktor yang berperan dalam
penyebaran bakteri yaitu biotik dan
abiotik. Berbagai macam faktor yang
dapat menginfeksi :
1) Manusia, sering berperan sebagai
karier.
2) Hewan, berperan dalam meningkatkan
kondisi yang favourable untuk suatu
penyakit.
3) Transmisi penyakit
a) Contact transmission, merupakan
penyebaran penyakit secara:
1) Kontak langsung (direct
contact), contoh sentuhan,
ciuman, hubungan seksual.
Misalnya GO, sifilis, herpes
genital.
2) Kontak tak langsung (indirect
contact), misalnya hepatitis B
dan AIDS.
3) Roplet transmission,
mikroorganisme dalam bentuk
droplet nuclei (mucus droplet)
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
30 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
pada saat bersin, batuk,
tertawa.
b) Sarana (vehicle transmission) air,
makanan, minuman dan udara.
c) Vektor (vector transmission),
merupakan biotik pembawa
patogen biasanya anthropoda dan
insekta. Ada 2 macam yaitu :
a. Mechanical transmission,
merupakan transport pasif
patogen melalui bagian tubuh
insekta misalnya kaki.
b. Biological transmission,
merupakan proses aktif dan
lebih kompleks, misalnya
melalui gigitan serangga
menimbulkan infeksi.
Dari hasil penelitian ini adanya
bakteri pada Ruang Hemodialisa RSUD
Undata Palu dapat menyebabkan infeksi
nosokomial. Bila daya tahan tubuh lemah
maka bakteri-bakteri tersebut yang tadinya
tidak bersifat patogen dapat menimbulkan
penyakit atau bersifat oportunis.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diharapkan pihak Rumah sakit
bisa dapat memungkinkan untuk
mengendalikan jumlah populasi bakteri,
diantaranya adalah dengan melakukan
cleaning dan sanitasi, melakukan
desinfeksi, antiseptis, serta melakukan
sterilisasi. Prinsip cleaning dan sanitasi
adalah menciptakan lingkungan yang
tidak dapat menyediakan sumber nutrisi
bagi pertumbuhan mikroba sekaligus
membunuh sebagian besar populasi
mikroba, yang terutama diterapkan pada
tenaga medis yang menangani pasien
untuk tetap menjaga kestrelitasannya
dalam penanganan pasien karena pada
umumnya pasien – pasien yang dirawat di
ruang Hemodialisa beresiko terkena
infeksi nosokomial dikarenakan daya
tahan sistem imun yang melemah akibat
penyakit yang diderita.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada RSUD Undata Palu yang
bertempat di Ruang Hemodialisa, dengan
jumlah sampel penelitian sebanyak 8
sampe, maka didapatkan jenis bakteri di
ruang Hemodialisa RSUD Undata Palu,
diantaranya adalah Staphylococcus
epidermidis (37,5%), Proteus penneri
(25%), Staphylococcus cohnii (25%), dan
Staphylococcus aureus (12,5%). Bakteri
terbanyak dari penelitian yang di lakukan
selama 2 minggu adalah Staphylococcus
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
31 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
epidermidis (37,5%), salah satu spesies
bakteri dari genus Staphylococcus yang
diketahui dapat menyebabkan infeksi
oportunistik yang dimana bisa
menyebabkan infeksi terutama pada
pasien – pasien dengan imun yang lemah
seperti halnya pasien yang dirawat
diruang Hemodialisa.
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
saran ditujukkan kepada pihak :
1. Bagi peneliti lainnya
Dilakukan penelitian pada ruang
Hemodialisa RSUD Undata Palu
agar tidak mengganggu kenyamanan
pasien.
2. Bagi RSUD Undata Palu
Untuk dapat menjaga kesterilitas
ruangan terutama sanitasi udara
berhubung dari penilitian yang
peneliti dapatkan terdapat jenis
bakteri aerob yang dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi
nosokomial. Ketika pasien yang
dirawat pada ruang Hemodialisa
adalah pasien dengan imunitas yang
relatif rendah sangat rentan terjadi
infeksi nosokomial.
3. Bagi Institusi Kesehatan Kota Palu
Meningkatkan penyuluhan
kesehatan tentang bahayanya
transmisi bakteri aerob pada
lingkungan ruang Hemodialisa RSUD
Undata Palu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agarwal, R., and Light, R.P. 2010.
Intradialytic Hypertension is a
Marker of Volume Excess. Nephrol
Dial Transplant, 25(10): 3355–61.
2. Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial
Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta: Salemba Medika.
3. Daugirdas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S.
2007. Handbook of Dialysis. 4th ed.
Phildelphia. Lipincott William &
Wilkins.
4. Depkes RI, 2006. Pedoman
pengelolaan limbah cair rumah sakit.
Departemen Kesehatan Republik
indonesia. Jakarta.
5. Dorland, 2010 . Kamus Saku
Kedokteran Dorland. EGC, Jakarta.
6. Femstrom Aaron and Goldblat. 2013.
Aerobilgy a role in the transmission
of infectious Disease. Jurnal of
Pathogen, PMC 3556854.
7. Fresenius Medical Care. 2011. ESRD
patients in 2010: A global perpective.
Diambil tanggal 4 Januari 2014 dari:
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
32 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
http://www.visionfmc.com/files/pdf/E
RSD Patientsin2010.pdf.
8. Gani, A. 2008. Metode Diagnostik
Bakteriologi .Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan, Makassar.
9. Hartati, A ,S., 2012. Dasar-dasar
mikrobiologi kesehatan. Nuha
Medika ,Yogyakarta.
10. Hasyimi, H. M., 2010. Mikrobiologi
dan Parasitologi. Trans Info Media,
Jakarta.
11. Indonesian Renal Registry (IRR),
2013. 5th Report of Indonesian Renal
Registry 2011. Perhimpunan
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI).
12. Irianto, K., 2006. Mikrobiologi
Menguak Dunia Mikrooganisme Jilid
2. Yrama Widya, jakarta.
13. Isabela, 2010. Efektivitas Sterilisasi
Menggunakan Sinar Ultraviolet
Untuk Menurunkan Angka Kuman
Udara di Ruang Isolasi Penyakit
Menular RSUD Tugurejo Semarang.
Diunduh dari
<http://eprints.undip.ac.id/31948/>
pada tanggal 18 September 2016.
14. Jawets, Melnick, Adelberg, 2007.
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
EGC, Jakarta.
15. Kementerian Kesehatan RI.2012.
Pedoman Teknis Ruang Operasi
Rumah Sakit. Jakarta : Dirjen Bina
Upaya Kesehatan Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan.
16. Labkesda Sulawesi Tengah, 2015.
Panduan pengambilan sampel
identifikasi bakteri. Laboratorium
kesehatan daerah, Sulawesi Tengah.
17. Landry, D.W., and Oliver, J.A. 2006.
Blood pressureinstability during
hemodialysis. Kid Int:69, 1710–11.
18. Menteri kesehatan. 2009. Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Tenaga
Kesehatan. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
19. Noer, S.F., 2012. Pola Bakteri dan
Resitensinya Terhadap Antibiotik
Yang Ditemukan Pada Air dan Udara
Ruang Instalasi Rawat Khusu RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Majalah Farmasi dan Farmakologi
Vol.16 No.2-Juli 2012, hlm. 73-78,
Universitas Islam Makassar.
20. Nursalam., 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
21. Pratiwi, S.T., 2008. Mikrobiologi
Farmasi, Erlangga Medical Series,
Bandung.
22. Presscott., 2008. Microbiology. Ed.7.
USA : Penerbit Mc Graw Hill
23. Putra,AF., 2015.Identifikasi Bakteri
Di Ruang Instalasi Gawat Darurat
RSUD Undata Tahun 2015.FKIK
Universitas Tadulako.Palu
24. Rapani, A., 2010, Kejadian Infeksi
Nosokomial Di Rumah Sakit. [serial
on Internet]. [cited 2015 Feb 21].
Available from: http:///digilib.
unimus.ac.id/files/disk1/104.
25. Rikayanti, KH., Arta, SK., 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
50
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 1 Januari 2018
33 Rosa Dwi Wahyuni, Identifikasi Bakteri di Udara di Ruang Hemodialisa…
Dengan Perilaku Mencuci Tangan
Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit
Umum daerah Bandung Tahun 2013.
Vol.2. No.1. Hal.21-31. Diakses pada
tanggal 4 Maret 2015. Dari
<http://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/ar
ticle/view/7693>
26. RSUD Undata Palu, 2014. Profil
Rumah Sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2014. RSUD Undata. Palu.
27. Sastroasmoro, S., 2014. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Sagung
Seto. Jakarta
28. Sitti, 2012. Pola Bakteri dan
Resistennya terhadap antibiotik yang
ditemukan pada air dan udara ruang
Instalasi Rawat Khusus RSUP dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Diunduh dari <http://www.e-
jurnal.com/2013/11/pola-bakteri-dan-
resistensinya-terhadap.html> pada
tanggal 18 September 2016.
29. WHO, 2015. Patient Safety, World
Alliance For Safer Health Care.
Geneva