53

Kultur Organ12 STF

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    1/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    2/53

    Tumbuhansumber utama senyawa2 kimia

    yang digunakan untuk farmasi, food additive,

    wangi-wangian Industri kimia (industri farmasi) merupakan

    industri yang didukung senyawa-senyawa alami

    dari tumbuhan, kadang-kadang senyawa ini

    tidak tergantikan karena keaktifannya dalam

    menyembuhkan.

    Potensi untuk sintesis kimia dari tumbuhan

    sangat besar, kira-kira 1600 struktur senyawabaru.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    3/53

    Beberapa tanaman yang menghasilkan metabolit sekunder

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    4/53

    Produksi kimia tanaman ini biasanya

    merupakan senyawa metabolisme sekunder,

    sebagian besar mempunyai struktur kimiayang kompleks, shg sulit untuk disintesis

    secara kimia

    Produksi senyawa kimia secara industrial

    mahal, terutama senyawa2 kompleks,

    sehingga dinilai kurang ekonomis

    Oleh karena itu dicarikan suatu solusi untuk

    menghasilkan senyawa kimia tersebutmenggunakan teknik perbanyakan secara in

    vitro

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    5/53

    Sebelum melakukan perbanyakan met sek

    secara in vitro perlu diketahui ekspresi sintesis

    senyawa met sek pada keadaan in vivo dan invitro yang tergantung pada tahap-tahap

    perkembangannya, misal : Pigmen antosianin

    utk Wortel pd umbi, tanaman lainnya pada

    bunga atau buah, kadang-kadang daun (in vivo)

    Secara in vitro : senyawa vinblastin dan

    vincristin (obat kanker darah) : hasilnya lebih

    tinggi pada daun yang dihasilkan secara in vitrodibandingkan dengan kalus sehingga

    diarahkan untuk pembentukan daun

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    6/53

    Beberapa keuntungan dari pemakaian teknik

    kultur jaringan tanaman untuk menghasilkan

    metabolit sekunder antara lain :1. Tidak tergantung pada faktor lingkungan

    (iklim, hama penyakit, hambatan geografis

    dan musim)2. Sistem produksinya dapat diatur, dimana

    produksi dilakukan pada saat dibutuhkan

    dan jumlah yang diinginkan

    3. Kualitas dan hasil produknya lebih konsisten

    4. Mengurangi penggunaan lahan

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    7/53

    Hal yang pertama dilakukan untuk

    memproduksi met sek sec. in invitro

    dilakukan analisis jaringan tanaman untukmengetahui bagian tanaman yang

    mempunyai kandungan tertinggi senyawa

    yang diinginkanFaktor-faktor yang menentukan kandungan

    met sek pada tumbuhan :

    a. genetik,

    b. umur fisiologis eksplan

    c. bagian tanaman

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    8/53

    Teknik kultur jaringan semakin

    berkembang dan popular sebagai salah

    satu alternatif dari propagasi tanaman

    secara vegetatif. Teknik ini meliputi metode propagasi

    aseksual dan tujuan utamanya adalah

    membuat tanaman lebih unggul.

    KULTUR ORGAN

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    9/53

    Keberhasilan pertama dalam kultur in vitrodicapai dalam praktek kultur organ.

    Menurut ShabdeMoses & Murhasige(1979), Hannig, pada tahun 1904 telahberhasil mendapatkan kecambahtanamanjenis cruciferdari embrio-embrioyang

    diisolasi dari biji yang belum matang(immature).

    Pertumbuhan organ yang tidak terbatas didalam kultur in vitro, pertama diperlihatkan

    oleh Whitedalam kultur akar tomat sekitartahun 1934.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    10/53

    Kultur organ merupakan topik yang pentingdalam penelitian antara tahun 1940-1960,

    terutama Kultur pucuk atau meristemmempunyai aspek praktis sebagai caraperbanyakan klon yang cepat dan bebaspenyakit.

    pada tahun 60 an, kultur akar mendapatperhatian lagi pada beberapa tanamantertentu sehubungan dengan tujuanproduksi bahan metabolit sekunder,

    terutama untuk jenis-jenis persenyawaanyang berasosiasi dengan akar.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    11/53

    Namun kultur akar yang pertumbuhannya

    tidak terbatas tersebut, dewasa ini pada

    umumnya dipusatkan pada hasiltransformasi denganAgrobacterium

    rhizogenesyang merupakan kultur auksin

    autotroph.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    12/53

    Cara Perbanyakan wortel secara kultur jaringan

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    13/53

    Perbanyakan kultur jaringan, daun sebagai eksplan

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    14/53

    Kultur jaringan dengan menggunakan akar sebagai

    eksplan

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    15/53

    Kultur Kalus

    Kultur kalus merupakan pemeliharaan bagian kecil tanaman

    dalam lingkungan buatan yang steril dan kondisi yang terkontrol(Pauls, 1995 dalam Kulkarni, 2000).

    Kalus adalah jaringan yang berproliferasi secara terus menerusdan tidak terorganisasi sehingga memberikan penampilan sebagaimassa sel yang bentuknya tidak teratur.

    Proliferasi jaringan ini dapat dilakukan secara tidak terbatasdengan cara melakukan subkultur sepotong kecil jaringan kaluspada medium yang segar dengan interval waktu yang teratur(George & Sherrington, 1984).

    Kalus diinduksi dengan melukai jaringan tanaman. MenurutGeorge & Sherrington (1984), pemotongan atau pelukaan jaringan

    tanaman dapat merangsang pembelahan sel yang berperandalam inisiasi pembentukan kalus.

    Kultur kalus ini merupakan materi penting dalam kultur suspensisel tanaman (Allan 1996 dalam Grel, 2002).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    16/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    17/53

    Untuk menginduksi kalus dari tanaman yang berdaun

    lebar, 2,4-D yang sering digunakan adalah pada

    konsentrasi 4,513,6 M ( 1,0 3,0 mg/l ). Tetapi Mok

    dan Mok ( 1977 ) mendapatkan bahwa lajupertumbuhan dari kalus pada beberapa spesies dan

    varietas dari Phaseolus lebih besar bila menggunakan

    picloram daripada 2,4-D. Picloram aktif pada

    konsentrasi rendah dengan perbedaan konsentrasiyang besar ( George and Sherington, 1984 ).

    Menginduksi kalus dari tanaman monokotil lebih sulit (

    sebagian rumput-rumputan dan sereal ), konsentrasi

    2,4-D yang sering digunakan adalah 9,045,2 M ( 2,010,0 mg/l ) (George and Sherington, 1984 ).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    18/53

    Kultur Suspensi Sel

    Kultur suspensi sel adalah pemeliharaansel, tunggal maupun gabungan beberapasel, dalam medium cair dan lingkunganbuatan yang steril.

    Kultur suspensi sel terdiri atas populasi seldengan laju pertumbuhan yang cepatkarena seluruh permukaan sel dapatkontak langsung dengan medium nutrisi.

    Hal ini menyebabkan metabolisme sel lebihtinggi jika dibandingkan dengan kulturkalus (George & Sherrington, 1984).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    19/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    20/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    21/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    22/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    23/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    24/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    25/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    26/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    27/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    28/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    29/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    30/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    31/53

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    32/53

    Metode kultur suspensi sel dapat digunakansebagai sarana untuk produksi metabolit

    sekunder.

    Hal ini dapat terjadi karena setiap sel tumbuhanyang diisolasi dari tumbuhan induknyamempunyai potensi genetik dan fisiologi yangsama dengan induknya, atau yang dikenaldengan nama sifat totipotensi.

    Sifat ini menyebabkan metabolit sekunder yangdihasilkan oleh tanaman induk dapat puladihasilkan pada sel yang dikultur secara in vitro(Fowler, 1981 dalam Mantell & Smith, 1983).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    33/53

    Potensi kultur sel untuk

    memproduksi metabolit

    telah dibuktikan pertama

    kali oleh perusahaan farmasi

    Amerika Pfizer Inc pada

    tahun 1956.

    Sedangkan potensi kultur

    sel untuk memproduksi

    senyawa bermanfaat

    terutama untuk obat-

    obatan, telah dimulai padaakhir tahun 1960 (Ptiard &

    Bariaud-Fontanel, 1987

    dalam Sasson, 1991).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    34/53

    Kultur suspensi sel dapat diperoleh dengan cara

    memindahkan kalus dari medium padat ke medium cair

    dalam kondisi agitasi selama periode kultur dalam waktu

    tertentu.Fungsi Agitasi :

    kalus remah akan terpisahkelompok sel dan sel-sel

    tunggalmembelah membentuk kelompok-kelompok sel

    terpisah lagi membentuk sel-sel tunggal dan kelompok-

    keompok sel yang lebih kecil. George & Sherrington (1984)

    meningkatkan aerasi, reduksi polaritas tanaman dan dapat

    mempertahankan keseragaman distribusi sel-sel dan

    kelompok sel di dalam medium (Lim-Ho, 1982 dalam George

    & Sherrington 1984), mempengaruhi ukuran agregat, viabilitas dan pertumbuhan

    sel. Selain itu pengocokan berfungsi untuk meningkatkan

    oksigen.Endress (1994)

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    35/53

    Persiapan Bahan

    1. Bahan tanaman :

    o Suspensi sel baru disiapkan dengan

    cara memipet 5 ml dari suspensi sel

    dan dipindahkan ke media baru

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    36/53

    Prosedur Kultur Suspensi Sel

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    37/53

    Teknik Produksi Metabolit Sekunder

    melalui Teknik Kultur Jaringan Pada prinsipnya setiap sel memiliki kemampuan untuk

    memproduksi senyawa metabolik sekunder yang diproduksioleh tanaman.

    Berbagai macam eksplan baik berupa organ dan jaringan daridaun, batang, akar, bunga dan buah dapat digunakan sebagaieksplan.

    Setiap jenis tanaman terdapat bagian organ tertentu yang dapat

    memproduksi senyawa metabolik sekunder yang diinginkan dalamkuantitas dan kualitas yang memadai.

    Misal : Produksi diterpane glycosidayang optimal diperoleh dari

    kultur daunNicotiana attenuata (Keinanen dkk. 2001), danproduksi shikoninjuga diperoleh dari kultur akarLithospermumerythrorhizon (Kazufumi 2001).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    38/53

    Selainjenis eksplan, perbedaan kondisikulturjuga mempengaruhi kualitas dankuantitas senyawa metabolik sekunder yang

    dihasilkan Bohm (1980), Verpoorte et.al. (1999), Adnane

    et.al., (2001), Kazufumi et.al. (2001) Bohm(1977) dalam Bohm (1980), menyatakan bahwacahaya dan auksinmerupakan dua faktor yangsangat mempengaruhi produksi flavonoid danpigmen lainnya dalam kultur.

    Kultur sel dan sel suspensi yang ditanamdalam kondisi terang (dengan pencahayaan)

    memproduksi enzim yang berperan dalambiosintesis flavonoid, sehingga produksiflavonoid pada sel tersebut meningkat.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    39/53

    Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhikuantitas dan kualitas metabolik sekunder yang diproduksitersebut, optimasi produksi metabolik sekunder dapatdilakukan, antara lain dengan:

    a) ImmobilisasiPertumbuhan agregat kalus, sel, dan embrio meningkatpada kultur cair, demikian juga produksi senyawametabolik sekunder.

    Pada kultur cair, sintesa dan ekstraksi metabolik sekunderdapat dilakukan secara maksimumtanpa mengganggupertumbuhan sel atau embrio. Hal ini dapat dilakukandengan meletakkan sel pada gel, busa polyurethin,jaring nylondanserat sehingga pada saat diekstrak, selmelekat pada gel, busa polyurethin, jaring nylon dan serattersebut dan tidak ikut keluar bersama medianya.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    40/53

    b) BiotransformasiTransformasi sel dapat dilakukan secara

    biologi,sehingga dapat dihasilkan senyawametabolik sekunder yang diharapkan. Salahsatu contohnya adalah penggunaan enzimyang terdapat dalam sel tanamanuntuk

    menghasilkan struktur kimia dari senyawakimia lain yang diletakkan dalam mediakultur.

    c) Penggunaan Elicitor

    Ragidapat digunakan sebagai elicitor yangmeningkatkan produksi senyawa metaboliksekunder dalam kultur jaringan

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    41/53

    Elisitasi merupakan proses penambahan

    elisitor pada sel tumbuhan dengan tujuan

    untuk menginduksi dan meningkatkanpembentukan metabolit sekunder

    Dalam hal ini adanya interaksi patogen

    dengan inangakan menginduksi

    pembentukan fitoaleksin pada tumbuhan.

    Fitoaleksin itu sendiri merupakan senyawa

    antibiotikyang mempunyai berat molekul

    rendah, dan dibentuk pada tumbuhan tinggisebagai respons terhadap infeksi mikroba

    patogen

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    42/53

    Elisitor selain dapat menginduksi sintesis

    fitoaleksin, ternyata dapat juga menginduksi

    sintesis metabolit sekunder yang bukanfitoaleksin pada kultur kalus dan sel (Eilert et

    al 1986).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    43/53

    Elisitor terdiri atas dua kelompok, yaitu elisitorabiotik dan elisitor biotik

    1. Elisitor abiotik, bisa berasal dari senyawa

    anorganik contoh : radiasi secara fisik, sepertiultraviolet, logam berat, dan detergen

    2. Elisator biotic dapat dikelompokkan dalam elisitorendogen, dan elisitor eksogen, yaitu :

    a. Elisator endogen, umumnya berasal dari bagian

    tumbuhan itu sendiri, seperti bagian dari dinding sel(poligogalakturonat ) yang rusak. Rusaknya dindingsel ini, disebabkan oleh suatu serangan pathogen.Dinding sel yang rusak dan terluka oleh karenaaktivitas enzim hidrolisis dari serangan pathogen.

    b. Elisator eksogen, bisa berasal dari dinding jamurmisalnya kitin, atau glukan. Selain itu dapatberupa senyawa yang disintesis, misalnya protein (enzim ) (Salisburry & Ross, 1995 ).

    B b liti t l h b ktik b h

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    44/53

    Beberapa penelitian telah membuktikan bahwametode elisitasi dapat meningkatkankandungan fitoaleksin dan metabolit

    sekunder lain pada tumbuhan tertentu1. Kandungan fitoaleksin kapsidiol pada kultursel Capsicum annuum dapat ditingkatkansetelah diberi penambahan ekstrak dari spora

    dan miselium Gliocladium deliquescens2. Antosianinpada kultur sel Daucus carotadapat ditingkatkan setelah diberi penambahanfiltrat sel dan homogenat dari Escherichiacoli, Staphyllococcus aureus,Saccharomyces cereviseae, dan Candidaalbicans.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    45/53

    salah satu organ pada tumbuhan yang

    banyak mengandung metabolt

    sekunder adalah akarpenelitimemperbanyak akar tanaman-tanaman

    penghasil metabolit sekunder.

    Akar berambut adalah anak akar atau

    akar halus dalam istilah kultur jaringandisebut kultur akar berambut.

    Kultur akar merupakan kultur jaringan akar yang

    hidup dan berdiferensiasi secara terorganisir

    membentuk biomasa akar tanpa kehadiran tipe

    organ lain dari tanaman seperti batang, tunas atau

    daun secara in vitro (Payne et al. 1992)

    Kultur Akar Berambut

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    46/53

    T-DNA akan terintegrasi pada kromosom tanamandan akan mengekspresikan gen-gen untukmensintesis senyawa opine, di samping itu T-DNAjuga mengandung onkogen yaitu gen-gen yangberperan untuk menyandi hormon pertumbuhan

    auksin dan sitokinin.

    Ekspresi onkogen pada plasmid Ri mencirikanpembentukan akar adventif secara besar-besaran pada tempat yang diinfeksi dan

    dikenal dengan hairy root (Nilson & Olsson,1997).

    Penyerangan terhadap akar oleh bakteriAgrobacterium rhizogenes yangmenyebabkan tumbuhnya akar berambut

    secara cepat pada eksplan. akan dapatmenghasilkan metabolit sekunder.

    Kultur akar rambut tersebut telah digunakan untuk mempelajari keberadaan

    senyawa bioaktif seperti ribosome inactivating protein (RIP) atau senyawa

    bioaktif lainnya (alkaloida, flavonoida, poliaetilena dan fitoaleksin) (Toppi et al.

    1996; Savary & Flores 1994).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    47/53

    Akar berambut adalah anak akar yang

    berupa akar kecil berbentuk seperti rambut

    halus. Kultur akar berambut adalah suatu metode

    budidaya akar berambut secara in vitro

    dengan kondisi yang terkendali dan aseptis

    dimana pada kultur akar ini, akarberdiferensiasi secara terorganisir

    membentuk biomasa akar tanpa kehadiran

    tipe organ lain dari tanaman seperti batang,tunas atau daun secara in vitro (Payne et al.

    1992).

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    48/53

    Akar yang dikulturkan

    1. Akar normal

    2. Akar transgenik

    Kultur akar normal diperoleh dengan menanam ujung akartanaman atau kecambah secara in vitro dalam media yang

    mengandung zat pengatur tumbuh tanaman

    kultur akar transgenik diperoleh dengan menanam akar rambut

    (hairy root) yang dihasilkan dari transformasi genetik denganbantuan Agrobacterium rhizogenes

    Aplikasi Kultur Akar Berambut

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    49/53

    Aplikasi Kultur Akar BerambutTeknik ini merupakan suatu pilihan kultur organ yangdigunakan ketika metabolit sekunder tidak dapat dihasilkanoleh sel. Metabolit sekunder umumnya muncul saat sel telahterdiferensiasi.

    Metode1. Pemilihan eksplan2. Eksplan dicuci lalu disterilkan dengan sterilan, kemudian dibilasdengan air steril selanjutnya ditumbuhkan dalam media padat yangsesuai.3. Eksplan yang dipilih kemudian dikecambahkan dalam media padatselama waktu yang ditentukan.4. Inokulasi bakteriAgrobacterium rhizogenes strain LBA9457 ditumbuhkan dalam mediayeast manitol broth (YMB) padat yang tersusun dari yeast extract (0,4g/l), manitol (10 g/l), NaCl (0,1 g/l), MgSO4.7H2O (0,2 g/l), KH2PO4(0,5 g/l), dan agar-agar (7 g/l) sebagai bahan pemadat. Induksipembentukan akar rambut dilakukan dengan cara menusukkan jarumpreparat yang telah dicelupkan ke koloni bakteri umur 3 hari ke bagianhipokotil dari eksplan.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    50/53

    Hal yang perlu diperhatikan dalam

    melakukan kultur akar berambut antaralain:1. Galur Agrobacterium rhizogenes2. spesies tanaman

    3. sumber eksplan dan4. komposisi mediumKeempatnya berpengaruh terhadap inisiasi,pertumbuhan, perkembangan dan vigor akar

    rambut

    Keuntungan Kultur Akar Berambut:

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    51/53

    Keuntungan Kultur Akar Berambut:1. Hasilnya yang relatif seragam2. Memiliki kestabilan genetik yang tinggi.3. Mudah dilakukan elisitasi untuk peningkatan jumlah produksimetabolit sekunder.

    4. Kapasitas metabolit sekunder lebih besar daripada tanamanasal.5. Merupakan metode yang ideal untuk mempelajarikandungan senyawa aktif yang diproduksi tanamankarenaakar rambut dapat melakukan sintesis senyawa aktif yangdiinginkan dan dapat tumbuh stabil dalam media in vitro

    6. Prosesnya yang relatif mudah yaitu penggunaan mediauntuk tumbuh tidak memerlukan penambahan zat pengaturtumbuh.7. Mudah untuk memanipulasi berbagai faktor dalam kultur

    jaringan yang digunakan dengan tujuan untuk meningkatkanproduksi biomasa atau senyawa aktif yang diinginkan.

    Manipulasi yang dapat dilakukan antara lain seleksi galur akarrambut yang produktif, optimasi kondisi media kultur dan induksiproduksi senyawa aktif dengan perlakuan elisitasi (Fu 1999).8. Kultur akar ini bisa di regenerasi. sedangkan pada kultur sel,viabilitas sel dapat hilang dengan beberapa kali subkultur.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    52/53

    Kerugian Kultur Akar Berambut:1. Pembentukan akar berambut tidaklah mudah karenakeberhasilan transformasinya rendah.2. Tidak semua yang dihasilkan oleh kultur akar berambut

    adalah metabolit sekunder yang kita inginkan, sehinggahasil metabolit sekunder dari kultur akar berambut tidakdapat dipastikan.3. Rendahnya tingkat keberhasilan transformasi eksplandengan Agrobacterium rhizogenes dan pertumbuhannyayang lambat

    4. Sulitnya scaling-up dengan rancang bangun bioreaktor.

    Untuk meningkatkan produktivitas kultur akar berambut inidapat dilakukan salah satunya adalah dengan caraelisitasi menggunakan elisitorpada sel tumbuhandengan tujuan untuk menginduksi dan meningkatkanpembentukan metabolit sekunder.

  • 5/26/2018 Kultur Organ12 STF

    53/53

    Gambar 1. Bioreaktor tipeAirlift Reactors. a. regulator voltase,

    b.aerator, c. rotameter, d. filter udara, e. kolombioreaktor, f. tutup leher angsa, g. keran pengeluaran.