Laporan EM

Embed Size (px)

Citation preview

Laboratorium Endapan Mineral

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangIndonesia merupakan negara ataupun kepulauan yang berada di lempeng-lempeng aktif, setiap aktifitas lempeng ini memberikan dampak terhadap sumber daya alam Indonesia yang melimpah, yang mana semua sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemajuan ataupun kemakmuran negara Indonesia. Salah satu sumber daya alam tersebut yang dapat dapat di eksplorasi adalah dari hasil endapan mineral-mineral yang mana di ketahui dari endapan tersebut dapat di peroleh mineral-mineral yang tinggi akan kandungan logam dan dapat di ekstrak, dan tidak terlalu membutuhkan proses yang lama.

Oleh karena itu hal yang wajar apabila negara Indonesia dikatakan merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya, baik yang bisa diperbaharui maupun tidak diperbaharui. Karena Indonesia dipengaruhi kontrol tektonik yang bermacam-macam sehingga disetiap daerahnya memiliki keanekaragaman mineralisasi yang banyak. Dari Sabang sampai Meurake memiliki masing-masing mineralisasi setiap daerahnya.Seiring berjalannya waktu bermunculan disetiap daerahnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencari emas, tembaga, perak, galena, dan lain-lain.Dari mineral-mineral bijih tersebut cara keterdapatannya, pembentukanya, pengontrolnya, dan lain sebagainya berbeda-beda tergantung dari penciri dari masing-masing mineral tersebut.1.2. Maksud dan Tujuan1.2.1. Maksud Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum Endapan Mineral ini adalah untuk memenuhi syarat kurikulum mata kuliah praktiukum sesuai dengan KRS yang diambil oleh mahasiswa pada semester 4 (empat) Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Mineral (FTM) di Institut Teknologi Medan1.2.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Endapan Mineral ini adalah untuk mempelajari deskripsi dari berbagai mineral secara kimia maupun fisika serta genesa mineral-mineral tersebut. Sedangkan tujuannya adalah agar praktikan dapat mengetahui jenis-jenis endapan mineral dan proses pembentukan atau genesa untuk masing-masing jenis endapan.1.3. Aplikasi di Bidang Geologi

Aplikasi endapan mineral dalam Geologi sangatlah erat yang mana di dalam ilmu Geologi salah satu yang di pelajari adalah Endapan mineral. Seorang geologi akan sangat mengerti proses-proses terbentuknya endapan mineral ini, serta kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya dan dengan pemahaman tersebut Geologi akan sangat tau dimana saja tempat (daerah) yang mempunyai kandungan/potensi akan endapan mineral yang selanjutnya dapat dilakukan pengeksplorasian.BAB II

LANDASAN TEORI2.1. PengertianKebutuhan umat manusia akan mineral semakin lama semakin meningkat dan bertambah banyak baik dalam jumlah maupun macam atau jenisnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru dalam berbagai industri yang banyak memerlukan bahan baku mineral.

Ilmu yang mempelajari dan membahas mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun non logam serta batuan dan asosiasinya didalam kulit bumi beserta cara terjadi dan penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi. Penyebaran mineral dan batuan tersebut menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk, ukuran, mutu, jumlah dan kontrol geologinya.

2.2.1. Mineral dan BijihProses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral. Yang dimaksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan umat manusia). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti ekonomis adalah :

1. Bentuk jebakan

2. Besar dan volume cadangan

3. Kadar

4. Lokasi geografis

5. Biaya Pengolahannya

Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur unsur dan mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis.

Proses pengayaan ini dapat disebabkan oleh :

1. Proses Pelapukan dan transportasi

2. Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa magma Proses pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi geologi dan persyaratan tertentu.

Kadar minimum logam yang mempunyai arti ekonomis nilainya jauh lebih besar daripada kadar rata-rata dalam kulit bumi. Faktor perkalian yang bisa memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa menghasilkan kadar minimum ekonomis yang disebut faktor pengayaan ( Enrichment Factor atau Concentration Factor). Dari sejumlah unsur atau mineral yang terdapat didalam kulit bumi, ternyata hanya beberapa unsur atau mineral saja yang berbentuk unsur atau elemen tunggal (native element). Sebagian besar merupakan persenyawaan unsur-unsur daaan membentuk mineral atau asosiasi mineral.Mineral yang mengandung satu jenis logam atau beberapa asosiasi logam disebut mineral logam (metallic mineral). Apabila kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur lain maka mineral tersebut disebut Mineral Bijih (ore mineral). Yang disebut bijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore.Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang. Kadang-kadang apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa dimanfaatkan sebagai hasil sampingan (by-product), misalnya mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-lain. Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral apabila terdapat bersama-sama mineral logam didalam suatu batuan. Apabila terdapat didalam endapan non logam yang ekonomis, disebut sebagai waste mineral. Yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-material berupa padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan, persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan gas bumi, halit dan lain-lain.Kadar (prosentase) rata-rata minimum ekonomis suatu logam didalam bijih disebut cut off grade. Kandungan logam yang terpadat didalam suatu bijih disebut tenor off ore. Karena kemajuan teknologi, khususnya didalam cara-cara pemisahan logam, sering menyebabkan mineral atau batuan yang pada mulanya tidak bernilai ekonomis bisa menjadi mineral bijih atau bijih yang ekonomis. Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat didalam satu macam mineral saja, tetapi juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral. Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis logam. Misalnya mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral wolframit mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan proses kejadian (genesa) mineral bijih.2.2.2. Hubungan antara Konsep Geologi dengan Proses Mineralisasi

Konsep geologi adalah konsep mengenai proses-proses geologi yang berlangsung secara menerus dan berulang sepanjang sejarah geologi. Proses-proses tersebut sering diikuti dengan pembentukan endapan mineral. Pada saat-saat dan tempat-tempat tertentu pembentukkan endapan mineral terutama bijih bisa efektif dan terdapat dalam jumlah yang cukup banyak.

Konsep geologi yang mula-mula muncul adalah konsep geoloi klasik yang dikemukakan oleh STILLE. Kemudian atas dasar penemuan bukti-bukti lapangan dan hipotesa serta sintesa yang dilakukan para penyelidik, maka muncullan konsep geologi modern/Konsep Tektonik Lempeng. Konsep geologi modern ini makin lama makin berkembang dan bertambah banyak penganutnya.

KONSEP GEOLOGI KLASIK (STILLE)Fase I (Initiale vulcanismus)

Gambar 2.1. Fase I (Initiale Vulcanismus). Geosinklin terjadi sedimentasi ( pembebanan

Karena beban, terjadi proses penurunan

Pada geosinklin, terjadi intrusi/ ekstrusi yang menimbulkan batuan Kompleks Ophiolite

Batuan tersebut bersifat ultrabasa basa, terdiri dari peridotit, dunit, gabro dan sering bercampur dengan batuan sedimen disekitarnya

Fase II (Syn-orogenic Plutonism)

Gambar 2.2. Fase II (Syn-orogenic Plutonism).

Logam ekonomis yang sering ditemukan berupa Ni dan Cr Untuk mengimbangi gaya penurunan, timbul tekanan pada arah lateral

Karena tekanan berlangsun terus, batuan

Selama perlipatan, sebagian batuan mengalami proses metamorfosis

Setelah penurunan dan tekanan berhenti, terjadi pengangkatan dan perlipatan yang efektif

Proses tersebut diikuti oleh perembesan magma granitis/ granodioritis/tonalit dan sering membawa endapan bijih (Sn, Au, Ag, Pb, Cu, Zn)Fase III (Subsequent Vulcanismus)

Gambar 2.3. Fase III (Subsequent Vulcanismus).

Proses pengangkatan bisa sampai ke permukaan bumi disertai timbulnya gunung-gunung berapi dengan komponen fragmen lepas batuan beku dan batuan sekitarnya

Sebagian besar batuannya bersifat andesitis-basaltis

Kadang-kadang batuan tersebut mengandung mineral bijih

Bentuk morfologinya berupa geantiklin yang merupakan daerah lipatan subsequent vulcanismus

Fase IV (Finale Vulcanismus)

Gambar 2.4. Fase IV (Finale Vulcanismus).

Gunungapi yang terbentuk akhirnya mati disertai endapan material gunungapi serta sisa-sisa aktivitas terakhir (Post Volcanic Activity)

Karena erosi, maka batuan eruptif yang telah terbentuk terkikis, membentuk dataran rendah yang luas (plateau, platform). Daerah tersebut disebut telah mengalami konsolidasi, misal Paparan Sunda Endapan bijih yang bias ditemukan antara lain berupa S, P, As, Be, Fe, Mo, Pb (Post Volcanic Activity) dan endapan bijih sekunder.KONSEP GEOLOGI MODERN/ KONSEP TEKTONIK LEMPENG

Gambar 2.5. Konsep Geologi Modern/Konsep Tektonik Lempeng.

Unsur-unsur Tektonik Lempeng :

1. Cekungan Laut Dalam (deep ocean) : Potensi ekonominya relative kecil (Mn,Co,Ni,Cu). Jenis jebakan yang mungkin ada berupa sulfide Cu Pb Zn, seperti di P. Cyprus.2. Palung (trench) : Kecil sekali ditemukan jebakan mineral ekonomis.3. Busur Palung Terpisah (Arctrench Gap) : Jebakan mungkin pada batuan sedimen, akibat intrusi dan arus panas, kemungkinan Pb Zn dan endapan Placer.

4. Busur Kepulauan (Island Arc) : Daerah mineralisasi paling intensif (Cu, Mn, Au).5. Cekungan Tepian (Marginal Basin) : apabila merupakan daerah kerak benua yang mengalami Oceanization, maka asosiasinya berupa Cu, Sn Pb Zn Au.6. Tepian Benua (Continental Margin) : Jebakan Timah dan Tungsten dari granit.2.2.3. Mineral Alterasi2.2.3.1. Pengertian AlterasiAlterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida (hususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984). Proses alterasi hidrotermal yang tejadi akibat adanya reaksi antara batuan dengan air jenis klorida yang berasal dari reservoir panasbumi yang terdapat jauh dibawah permukaan (deep chloride water) dapat menyebabkan teriadinya pengendapan (misalnya kwarsa) dan pertukaran elemen-elemen batuan dengan fluida, menghasilkan mineral-mineral seperti chlorite, adularia, epidote. Air yang bersifat asam, yang terdapat pada kedalaman yang relatif dangkal dan elevasi yang relative tinggi mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral-mineral lainnya terlepas. Mineral hidrothernal yang dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah kaolin, alutlite, sulphur, residue silika dan gypsum.

Proses ubahan : proses replacement, leaching (pelarutan) dan pengendapan mineral (pengisisan).

Dampak pada batuan : perubahan kimia, fisika dan mineral

1. Perubahan Kimia :

Perubahan kimiawi dari fluida sehingga secara kimia terjadi penambaha unsur atau pengurangan unsur oleh proses replacement, leaching (pelarutan) dan pengendapan mineral

2. Perubahan fisik

a. Densitas

Densitas meningkat ( silisifikasi

Densitas menurun ( leaching

b. Porositas dan permeabilitas

Leaching ( porositas / permeabilitas

Porositas ( ( densitas )

c. Magnetic Properties

Batu gunungapi umumnya mengandung sedikit magnetik dan atau titano magnetit, yang dapat menimbulkan kemagnetan.

Beberapa lapisan pabum mengandung less-magnetic mineral seperti hematit, pirit, leucoxene, titanit. Hal ini menyebabkan batuan reservoar menjadi de-magnetised d. Resistivity

Konduktivitas batuan reservoar dipengaruhi oleh :

Konsentrasi elektrolit air panas yang dikembangkannya.

Kehadiran mineral clay & zeolit di dalam matrik

Hadir mineral lempung seperi : kaolin (kaolinit, haloisit,

Metahaolisit, dickit) Ca monmorila ( smectit), ilit (K-mica), klorit. (Mineral clay merupakan mineral hidrasi, dimana tergantung pada temperatur dan komposisi fluida (pH).3. Perubahan Mineral 1) Pengendapan langsung

Mineral ubahan / sekunder yang diendapkan secara langsung dari larutan hidrotermal pada kekar, sesar, bidang ketidakselarasan, pori-pori, vug.

- Kuarsa, kalsit dan anhidrit dapat diendapkan pada urat, vug.

- Kalsit, aragonit & silika dapat diendapkan pada pipa bor sebagai scaling.2) ReplacementMineral primer dapat direplace menjadi mineral baru.Tabel 3.1. Perubahan mineral primer akibat replecementMineral primerHasil replacement

gelas volkanikZeolit (mordenit, laumontit) kristobalit, kuarsa, kalsit, Ip (monmorilonit).

magnetik / ilmenik / titano magnetikPirit, leucoxene, titanit, pirotit, hematit

piroksen / amfibol / olivin / biotitKlorit, ilit, kuarsa, pirit, kalsitm anhidrit

plagioklas CaKalsit, albit, adularia, wairakit, kuarsa, anhidrat, klorit, ilit, kaolin, manmorilonit, epidot

anortoklas / sanidin / ortoklasAdularia

Mineral alterasi

Karbonat

: kalsit, aragonit, siderit

Sulfat

: anhidrit, alunit, natroalunit, barit

Sulfida

: pirit, pirotrit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit

Oksida

: hematif, magnetik, leukosen, diaspor

Pospat

: apatit

Halit

: fluorit

Silicates Ortho - & Ring : titanit, garnetm epidot.

Silicate sheet

: ilit, biotit, pirofilit, klorit, group kaolin,

montmorilonit, prehnite.

Silicate framework

: adularia, albit, kuarsa, kristobalit, laumontit, wairakit.4) Intensitas alterasiIntensitas alterasi : Prosentase mineral ubahan terhadap batuan, dibedakan atas

- Batuan tak terubah

- Batuan terubah lemah

- Batuan terubah sedang

- Batuan terubah kuat

- Batuan terubah sangat kuat5) Tingkat/range alterasiTingkat/range alterasi : identifikasi mineral ubahan yang didasarkan pada kondisi bawah permukaan, menunjukan kondisi tertentu, misal tingkat alterasi petunjuk temperatur tinggi atau permeabilitas tinggi.

Gambar 3.1. Alterasi mineral pada berbagai temperatur

2.2.3.2. Pembagian Zona Alterasi

Zona altersi adalah sekumpulan mineral yang terbentuk pada suatu zona alterasi yang sama.

Zona alterasi ada enam, yaitu :

1. Zona Potassic

2. Zona Skarn

3. Zona Prophyritic

4. Zona Sericitit 5. Zona Argillic

6. Zona Advance Argillic2.2.3.3. Mineral Penciri Zona altersi

1. Zona Potassic : Actinolit dan Biotit

2. Zona Skarn : Tremolit, Vesuvianit dan Wllastonit.

3. Zona Prophyritic : Actinolit dan epidot.

4. Zona Sericitit : Sericit

5. Zona Argillic : Kuarsa dan Siderit

6. Zona Advance Argillic : Alunit, Opalin Silika dan Tridimit.

Gambar 3.2. Pembagian Zona Alterasi dan Keterangannya2.2.3.4. Jenis Alterasi Pada Beberapa Jenis Fluida1) Alterasi Fluida Klorida

Alterasi yang umum ditemukan adalah Argillic-propylitic. Mineral yang sering ditemukan antara lain: silika, albite-adularia, illite, chloride, epidote, zeolite, calcite, pyrite, pyrrhotite dan base metal sulphide.2) Alterasi sulfat

Alterasi yang biasa ditemukan adalah advance argillic, dengan kaolinite, halloysite, cristobalite dan alunite sebagai diagnostik mineral. Silica residu umum ditemukan sebagai hasil dari acid fluid activity (leach) dan ini beda dengan silika sinter yang dihasilkan sebagai proses pengendapan bukan sebagai proses alterasi.3) Alterasi Bikarbonat

Alterasi umumnya argillic (kaoline, montmorillonite) dan mordinite, minor calcite dan silisifikasi. Endapan mineral yang sering ditemukan adalah travertine2.2.3.5. Tipe Endapan Ortomagmatik

Terutama berasosiasi dengan batuan ultrabasa-basa, yaitu :

1. Kimberlite - eclogit : Diamond, garnet

2. Peridotite - pyroxenite : cromite, platinum metals, chrysotile asbestos,

nikel copper sulphies3. Norit gabbro anorthosite : Titaniferous magnetite, ilmenite, native copper

BAB IIITEKSTUR DAN STRUKTUR ENDAPAN MINERAL

1. Vugs & Cavities

Terbentuk dari proses pengisisan rongga yang tidak selesai. Biasanya kristal-kristal yang terbentuk pada tekstur ini memiliki bentuk yang ideal atau bagus karena saat pembentukannya fluida yang membeku memiliki cukup ruang untuk membentuk kristal yang ideal/euhedral. Mineral yang sering dijadikan indikator adanya pengisian rekahan adalah kuarsa, feldspar, fluorit, kasiterit, galena, sfalerit dan kalkopirt.2. Zoning

Kristal yang membentuk struktur zoning biasanya terbentuk dari proses pengisian, struktur zoning ini sangat sulit terbentuk melalui proses pergantian. Mineral yang sering menampakkan kenampakan struktur zoning adalah mineral kuarsa dan garnet.

3. Tekstur BerlapisTidak semua fluida yang mengisi ruangan akan membentuik kristal yang baik. Pergantian yang cepat dapat membentuk lapisan yang tipis mineral-mineral individual yang halus yang halus sebagai crustiform maupun colloform. Lapisan crustiform yang menyelimuti fragmen-fragmenyang telah ada sebelumnya akan menghasilkan tekstur cockade. Walaupun tekstur berlapis dapat juga terbentuk karena pergantian (konkesi, oolitik, pisolitik), tetapi sebagian besar merupakan hasil proses pengisian.

4. TeksturTriangular

Tekstur ini terbentuk apabila fluida mengendap pada ruangan antar fragmen batuan yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh akan mudah untuk mengenalnya,tetapi kalau rongga terisi penuh akan sedikit menyulitkan. Pada banyak kasus, fuida hydrotermal juga mengalterasi fragmen batuan secara komplit. Problemnya apabila mineral hasil pergantian hasilnya sama dengan mineral hasil pengisian

Skala kecil

Pada beberapa proses pengisian, pada awal pengendapan sering terbentuk kristal yang bagus dan besar hingga menutupi rongga. Pada pengendapan kemudian, fluida sering masuk rongga yang dibentuk oleh batas antara kristal yang senderung membentuk segitiga atau huruf V

5. Comb Structure

Pada struktur ini memiliki kenampakan seperti sisir yaitu adnya pengisian fluida pada suatu celah yang memiliki ruang, dimana fluida ini nantinya akan mengalami kristalisasi dan membentuk bentukan seperti sisir.

Memahami tekstur pengisian dibutuhkan pemahaman geologi terkait dengan keberadaan suatu rekahan dimana rekahan tersebut akan menjadi tempat terbentuknya mineral. Fluida pada umumnya bergerak melalui daerah yang mempunyai permeabilitas yang besar yang biasanya berupa ruangan.

1. Urat

Urat mineralisasi yang mengalami rekahan umumnya terdiri dari kombinasi proses pengisian maupun ubahan batu samping.

2. Breksi

Tekstur pengisian yang terbentuk pada batuan yang terbreksikan pada umumnya lebih sulit, trutama jika batuan samping mengalami ubahan secara total. Pada breksi selalu terdiri dari tiga komponen yaitu fragmen, matriks, dan pori. Walaupun bagian terbuka dari breksi relatif bervariasi dalam ukuran dan bentuk, tetapi apabila dipotong pada umumnya berbentuk triangular.

BAB IVTIPE PORFIRI

Porphyry adalah deposito tembaga tembaga orebodies yang terkait dengan porfiritik mengganggu batu dan cairan yang menyertai mereka selama masa transisi dan pendinginan dari magma ke batu. Sirkulasi air bawah tanah permukaan atau cairan dapat berinteraksi dengan cairan plutonik. Amplop penerus dari perubahan hidrotermal biasanya menyertakan inti mineral bijih disebarluaskan sering stockwork membentuk garis rambut patah tulang-dan vena. Porfiri orebodies biasanya berisi antara 0,4 dan 1% tembaga dengan jumlah yang lebih kecil dari logam lain seperti molibdenum , perak dan emas .Pertambangan pertama dari deposito tembaga porfiri kelas rendah dari lubang terbuka besar kira-kira bertepatan dengan diperkenalkannya uap sekop, pembangunan rel kereta api, dan meningkatnya permintaan pasar dekat awal abad ke-20. Beberapa tambang mengeksploitasi deposit porfiri yang mengandung emas yang cukup atau molybdenum, tetapi sedikit atau tidak ada tembaga.

Porphyry tembaga deposito saat ini sumber terbesar bijih tembaga. Sebagian besar porphyrys diketahui terkonsentrasi di: Selatan barat dan Amerika Utara dan Asia Tenggara dan Oceana - sepanjang Pacific Ring of Fire , Karibia, Eropa tengah dan selatan daerah sekitar Turki timur; tersebar daerah di Cina, Timur Tengah, Rusia, dan negara-negara CIS, dan Australia timur. [1] [2] Hanya sedikit yang diidentifikasi di Afrika, di Namibia [3] dan Zambia [4] ; tidak ada yang dikenal di Antartika. Konsentrasi terbesar dari porphyrys tembaga terbesar di Chili. Hampir semua tambang mengeksploitasi deposit porfiri besar menghasilkan dari lubang terbuka.Karakteristik :

Gambar 4.1. Cox, (1986) US Geological Survey Bulletin 1693.Karakteristik deposito tembaga porfiri termasuk:

Para orebodies berhubungan dengan beberapa intrusi dan retas dari diorit untuk kuarsa monzonite komposisi dengan tekstur porfiritik.

Breksi zona dengan atau secara lokal bulat fragmen sudut yang umumnya terkait dengan intrusives. Mineralisasi sulfida biasanya terjadi antara atau dalam fragmen.

Deposito biasanya memiliki luar epidot - klorit perubahan zona mineral.

Sebuah kuarsa - serisit zona biasanya terjadi perubahan lebih dekat ke tengah dan dapat mencetak di atas.

Sebuah zona potasik pusat sekunder biotit dan orthoclase alterasi umumnya terkait dengan sebagian besar bijih.

Fraktur sering diisi atau dilapisi dengan sulfida, atau oleh kuarsa urat dengan sulfida. Erat fraktur spasi beberapa orientasi biasanya dikaitkan dengan bijih kelas tertinggi.

Bagian atas deposito tembaga porfiri dapat dikenakan supergen pengayaan. Ini melibatkan logam di bagian atas yang dilarutkan dan dibawa turun ke bawah meja air, di mana mereka presipitat.

Porphyry tembaga deposito biasanya ditambang oleh lubang terbuka metode. Contoh deposito tembaga porfiri : La Caridad , Sonora , Mexico

Dizon, Philippines Batong-Buhay, Baguio, Philippines

Carmen, Atlas, Cebu, Philippines

Basay, Negros Oriental , Philippines.Chile : Andina Cerro Colorado

Chuquicamata

Collahuasi

Escondida

El Abra

El Teniente

Los Bronces

Los Pelambres

Quebrada Blanca

Radomiro Tomi

Salvador

Zaldivar Serbia : Majdanpek

Peru : Toquepala

Cuajone

Cerro Verde , sebelah tenggara kota Arequipa

Amerika Serikat : Ajo, Arizona

Bagdad, Arizona

Lavender Pit , Bisbee, Arizona

Morenci, Arizona

Alaska Kerikil Mine , Alaska

Safford Mine , Safford, Arizona

San Manuel, Arizona

Sierrita, Arizona

Resolution Copper , Superior, Arizona

El Chino , Santa Rita, New Mexico

Ely, Nevada

Bingham Canyon Mine , Utah

Ray Mine, Arizona

Australia : Cadia-Ridgeway Mine , New South Wales , a major porphyry copper-gold deposit hosting a large open pit and underground block cave mining operation.

Northparkes tembaga porfiri deposit, New South Wales , dengan 63 juta ton sebesar 1,1% Cu dan 0,5 ppm Au.

Boddington, Western Australia , salah satu Archaean deposito porfiri emas terbesar di Australia

Spinifex Ridge, Western Australia , Spinifex Ridge, Australia Barat , besar molibdenum - tembaga - perak deposit porfiri polimetalik diusulkan sebagai molibdenum tambang pertama Australia pada 2009-10.

Moonmera, Queensland.

Callawa, Australia Barat - lokasi yang dikukuhkan sebagai porfiri oleh pengeboran pertengahan tahun 2008 di lat lon -20,684398 120,439596 Papua Nugini : Type tambang Grasberg , pada> 3 miliar ton pada 1 ppm Au, merupakan salah satu terbesar di dunia dan kekayaan simpanan porfiri jenis apapun

Ok Tedi

Panguna / Bougainville Copper Porfiri-jenis bijih deposito untuk logam selain tembaga

Tembaga bukan hanya logam yang terjadi di deposito porfiri. Ada juga deposito ditambang bijih porfiri terutama untuk molibdenum , banyak yang mengandung tembaga yang sangat kecil. Contoh deposito molibdenum porfiri adalah Climax , urad, dan Henderson deposito di pusat Colorado , dan Questa deposit di utara New Mexico . US Geological Survey telah diklasifikasikan dalam Chorolque dan Catavi deposito timah di Bolivia merupakan endapan porfiri timah. Beberapa deposito tembaga porfiri di lingkungan kerak samudera, seperti yang di Filipina, Indonesia, dan Papua New Guinea, cukup kaya emas yang mereka disebut emas-tembaga porfiri deposito.BAB VTIPE EPITHERMAL

Asal-usul deposito epitermal telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun dan didasarkan pada teori tentang sumber untuk cairan mineralizing. Beberapa ahli geologi percaya bahwa deposito epitermal mungkin telah terbentuk sepenuhnya oleh sirkulasi cairan meteorik, tanpa peranan yang dimainkan oleh sumber magmatik (gambar 5.1). Daerah ini terletak di lembah berbentuk U yang memiliki banyak mata air panas bumi; ini telah digunakan untuk menunjukkan hubungan antara air panas dan deposito epitermal. Studi ini terutama mata air dengan menggunakan inklusi fluida dan studi isotop stabil menunjukkan bahwa cairan yang encer, air alkalin lemah klorida yang mengalami mendidih, cairan pencampuran dan oksidasi pada suhu sekitar 250 o C (LS). Dapat dikatakan bahwa dalam banyak bidang mineral bijih disimpan oleh cairan magmatik dengan jumlah tertentu pengenceran oleh air meteorik (HS).Beberapa ahli geologi percaya bahwa pengaturan kaldera merupakan syarat bagi pembentukan deposit epitermal. Jika ada deposit bijih dalam situasi seperti itu karena ada retak jaringan terbangun dengan baik untuk cairan pelokalan mineralisasi hidrotermal. Bukti telah ditemukan di Amerika Serikat pada studi tentang gunung berapi Tersier, yang telah membuktikan bahwa bijih yang 2-17.000.000 tahun lebih muda dari kaldera membentuk vulkanisme. Juga tidak ada jenis batuan tertentu di mana sebuah deposit bijih mungkin terjadi. Dalam batuan umum yang mempertahankan sistem terbuka rekahan besar selama waktu yang lama adalah target kemungkinan mineralisasi.

Gambar. 5.1. Konveksi air meteorik dalam pendinginan batuan volkanik menyetorkan Au aktif di bawah mata air panas.

BAB VISKARN

6.1. Pengertian dan Terminologi Skarn

Skarn adalah sebuah terminology pada dunia pertambangan untuk mengidentifikasikan suatu lapisan seperti seam yang berwarna gelap (kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan) oleh fluida pembawa bijih. Endapan skarn juga dikenal dengan beberapa terminology lain, yaitu : hydrothermal metamorphic, igneous metamorphic, dan contact metamorphic. Umumnya terbentuk (namun tidak selalu) pada kontak antara intrusi plutonik dengan batuan induk (country rock) karbonat.6.2. Endapan Skarn

Pada saat kontak dengan batuan karbonat, maka batuan samping tersebut terubah (altered) menjadi marbel, calc-silicate hornfelses, dan/atau skarn akibat dari kontak metamorfik ini. Temperatur pembentukan endapan skarn ini berkisar sekitar 650-440 C. Beberapa mineral bijih (oksida ataupun sulfide) dan fluorite biasanya muncul (terbentuk) pada lingkungan skarn ini. Umumnya dijumpai fluorite (CaF2) mendukung pendapat bahwa silika dan beberapa logam bereaksi dengan batuan gamping.6.3. Mineralisasi Endapan Skarn

Mineral-mineral penting yang terbentuk (terdapat) pada skarn antara lain:

1) Andradite (Ca3Fe2Si3O12)-garnet,

2) Hedenbergite (CaFeSi2O6)-diopside (CaMgSi2O6),

3) Iron-rich hornblende, dan

4) Actionalite (Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2) - tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2).

Pada umumnya mineral-mineral di atas merupakan mineral-mineral yang umum terbentuk pada lingkungan metamorfik. Sebagai contoh, berikut bagaimana andradite dan flourite terbentuk : 2FeF3 + 2SiO2 + 6CaCO3 + Ca3Fe2Si3O12 + 3CaF2 + 6CO2Bijih-bijih oksida sangat umum dijumpai pada skarn. Contohnya adalah pembentukan hematite. 2FeF3 + 3CaCO3 + Fe2O3 + 3CaF2 + 3CO26.4. Klasifikasi Pembagian Skarn Tipe DepositSkarns dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Exoskarn dan endoskarn. Exoskarn dan endoskarn adalah terminologi umum yang digunakan untuk menandai batuan sedimen dan batuan beku, kandungan magnesium dan kalsit skarn komposisinya mendominasi pada protolith dan menghasilkan skarn mineral. Hal tersebut dapat dikombinasikan, seperti di exoskarn magnesian yang berisi forsterite-diopside skarn membentuk dolostone. Calc-Silicate hornfels adalah suatu istilah deskriptif yang sering digunakan untuk batuan calc-silicate yang berbutir halus, yang diakibatkan oleh metamorphism bukan dari batuan karbonat tidak murni seperti silt batu gamping atau kalkarenit. Reaksi skarns dapat terbentuk dari isochemical metamorphism, serpih dan karbonat lapisan tipis, dimana perpindahan komponen metasomatic bersebelahan dengan intrusi berskala kecil (seperseratus meter) (e.g. Vidale, 1969; Zarayskiy et al., 1987). Skarnoid adalah suatu istilah deskriptif untuk batuan calc-silicate yang mana secara relatif berbutir halus, iron-poor, dan mencerminkan, sedikit bagian, pengontrol komposisi dari protolith (Korzkinskii, 1948; Zharikov, 1970). Secara genetik, skarnoid adalah intermediate/antara suatu metamorphic hornfels dan suatu skarn metasomatic, berbutir kasar. Karena semua terminologi yang terdahulu, tekstur dan komposisi dari protolith cenderung untuk membentuk tekstur dan komposisi serta menghasilkan skarn. Di dalam kontrak, deposit skarn paling ekonomis diakibatkan oleh perpindahan metasomatic besar-besaran,di mana komposisi cairan/fluida menghasilkan skarn dan mineral bijih. Ini menjadi model bagi kebanyakan orang tentang gambaran " klasik" skarn deposit. Yang ironisnya, di dalam "klasik" skarn tempat yang diuraikan oleh Tornebohm pada Persberg, skarn telah berkembang selama metamorphism regional formasi Proterozoic yang mengandung kalkarenit. Tidak semua skarns mempunyai mineralisasi ekonomi; skarns yang berisi mineral bijih disebut skarn deposit. Di dalam skarn deposit yang paling besar, skarn dan mineral bijih diakibatkan oleh hydrothermal sistem yang sama, mungkin ada perbedaan penting di dalam time/space distribusi dari mineral ini dalam skala lokal. Walaupun jarang, hal ini juga dapat menyebabkan terbentuk skarn oleh metamorphism dalam pre-existing deposit bijih seperti telah diusulkan untuk Aguilar, Argentina (Gemmell et al., 1992), Franklin, AS ( Johnson et al., 1990), dan ( Hodgson, 1975). Tektonik setting berada di tepi benua karbonat sequent (continental margin), andean type pluton Host rock dari tipe skarn ini berhubungan dengan intrusi stock porphiritic, dikes, breksi pipes, qoartz diorit, granodiorit, monzogranit dan komposisi, batuan karbonat, kalkarenit vulkanik dan tuff. Cu skarn yang berada di busur kepulauan juga berasosiasi dengan intrusi dari batuan mafic (quartz diorit dan granodiorit). Saat batuan tepi benua terbentuk kemudian berasosiasi dengan material batuan felsik . Bentuk dari skarn deposit, akan mengalami ubahan yang sangat kuat berbentuk stratiform, tabular orebody, pipe, lensa, serta bentuknya yang berubah ubah tergantung kepada kontak intrusinya. Teksturnya berbentuk Igneous textures pada endoskarn. Massive granoblastik dengan ukuran kristal kasar sampai sedang, massive granoblastic sampai berlapis pada exoskarn, sedikit hornfelsic textures. Mineralisasi, sulfida sedang sampai kuat, kalkopirit, pyrit, magnetite, hadir juga garnet pada piroksin zone. Bornit, kalkopirit, sphalerit, tennantite berada pada wollastonite zone. Di daerah permukaan juga ditemui hematite, pyrhotite, magnetite, predomynate, (zona oksidasi). Scheelite dan traces molybdenite, bismuthinite, galena, cosalite, arsenopyrite, enargite, tennantite, loellingite, cobaltite and tetrahedrite bisa juga hadir.Alterasi, eksoskarn terjadi ubahan mineral garnet yang kuat, kehadiran piroksen, kandungan Fe yang tinggi, Al yang sedikit, Mn andradite granet, dan diopsidik klinopiroksen. Mineral yang ada berasal dari intrusi stock dan batuan ubahan marble, seperti diopside, andradite (proximal); wollastonite, tremolite, garnet, diopside, vesuvianite (distal). Alterasi yang kurang baik ditemukan pada alterasi aktinolit, klorit,

Alterasi endoskarn terdiri dari alterasi potasik dengan mineral K-feldspar, epidot, serisit, piroksen, garnet. Alterasi pilik tidak terlalu bagus hadir pada daerah ini dengan kehadiran mineral aktinolit, klorit dan kumpulan mineral mineral clay. 6.5. Model Tipe DepositBentuk dari endapan bijih tipe deposit skarn biasanya berbentuk irregular sampai tabular, yang berasal dari batuan karbonat serta kalkarenit vulkanik, tuff, dan intrusi batuan beku. Intrusi batuan beku yang berbentuk stock pada daerah ini sebagai batuan pembawa mineralisasi. Mineralisasi tembaga didapati pada cebakan cebakan stockwork veining dan disseminated pada tubuh endo dan exoskarn, dengan alterasi yang kurang baik.

Tabel 6.1. Beberapa Type Endapan Skarn

6.6. Genesa Endapan SkarnSkarn tipe deposit terbentuk dari kontak regional metamorphisme dan proses dari metasomatisme yang mana fluidanya berasal dari magma, metamorphic, meteoric dan air laut (marine origin). Disekitar kontak tersebut terdapat sesar mayor dan zona shear yang besar sebagai media lewatnya fluida , pada sistem geothermal dangkal, yang berada di bawah samudera. Pada fase tersebut, terjadilah metamorfisme yang membentuk ofcalc-silicate yang sangat luas dan bermacam- macam, namun biasanya didominasi oleh mineral garnet dan piroksin. Tahapan genesa endapan skarn.A. Tahapan ini mengakibatkan rekristalisasi dari batuan samping akibat adanya intrusi. Batugamping marbel; shale hornfles; serta Batupasir, kwarsit.B. Reaksi-reaksi terbentuknya skarn dapat terjadi di sepanjang kontak batuan.C. Secara prinsip, proses-proses ini membentuk adanya isokimia metamorfisme akibat dari difusi unsur-unsur akibat pergerakan fluida, dan merupakan bagian dari pergerakan air metamorfik.D. Batuan akan menjadi lebih brittle dan menjadi media yang lebih baik untuk infiltrasi fluida-fluida pada tahapan selanjutnya.

Gambar 6.1. Genesa Endapan Skarn

Gambar 6.2. Sedimentary host rock

1) Igneous host rock

Secara umum badan bijih dengan host rock batuan beku ini dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan posisi terbentuknya batuan beku, yaitu volkanik host (dekat permukaan) dan plutonik host (batuan beku dalam).

Volcanic host. Mineral-mineral bijih umumnya terbentuk berupa stratiform, lentikular s/d berlembar, yang umumnya berkembang pada batas-batas antar unit vulkanik atau pada kontak batuan vulkanik dengan batuan sedimen.

Plutonic host. Mineral bijih tersebut umumnya tersebar terbatas berbentuk stratiform. Bentuk lain yang sering muncul adalah berupa endapan ortomagmatik Ni-Cu sulfide yang terbentuk pada dasar aliran lava yang membentuk intrusi plutonik.

Gambar 6.3. Vulkanik host rock

Gambar 6.4. Plutonik host rock

2) Metamorphic host rock

Umumnya membentuk endapan-endapan dengan morfologi yang tidak beraturan, dan terbentuk di dalam kompleks metamorfik yaitu pada zona kontak metamorfik. Mineral bijih yang sering terbentuk pada tipe ini adalah wolastonit, andalusit, garnet, dan grafit. 3) Residual deposit

Badan bijih yang terbentuk akibat perombakan batuan-batuan yang mengandung mineral bijih dengan kadar rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta pelindian, dan selanjutnya mengalami pengkayaan relatif hingga mencapai kadar yang ekonomis. Proses utama yang terjadi adalah leaching (pelindian). Sebagai contoh endapan bauksit (hidrous alumina oksida) yang terbentuk akibat pelindian silika-alkali pada batuan asal berupa nephelin-syenit. Contoh lain adalah endapan nikel laterit (residu) akibat pelindian (leaching) batuan beku peridotit dan diikuti oleh proses pengkayaan supergen.

Gambar 6.5. Residual depositBAB VIISEDEX

SEDEX (sedimentary exhalative) adalah suatu jenis endapan sulfida masif yang berasosiasi dengan batuan sedimen. SEDEX terdiri dari perlapisan (layers) sulfida masif yang interbedded dengan perlapisan batuan sedimen termasuk sedimen kimia seperti rijang, barit dan karbonat serta sedimen klastik seperti lanau, mudstone dan argilit, dimana pegendapannya terjadi di dasar laut. Ketebalan perlapisan masif sulfida berkisar dari beberapa milimeter hingga beberapa meter. Masif sulfida sendiri terdiri dari selang-seling dari perlapisan sulfida besi (pirit dan/atau pirhotit) dengan sfalerit dan galena.Sulfida masif terbentuk dari hasil presipitasi larutan hidrotermal yang dialirkan ke dasar laut melalui suatu saluran (vent). Saluran ini berupa zona yang memotong bagian bawah perlapisan batuan sedimen (footwall) dan memasuki horizon sulfida masif diatasnya. Saluran hidrotermal ini hadir/teramati sebagai jaringan urat-urat (vein networks) dan/atau penggantian batuan induk (replacement) pada batuan footwall namun sering sulit diamati dan bahkan tidak selalu hadir. Pembentukan sulfida masif terjadi pada saat yang bersamaan dengan batuan induk (syngenetic). Namun bisa juga mineralisasi sulfida terbentuk ketika fluida hidrotermal yang kaya logam melewati sedimen induk dan menggantikan pirit hasil tahap awal diagenesa. Cekungan sedimen dimana SEDEX terbentuk paling sering dibatasi oleh sejumlah patahan (basin-bounding faults) dan cekungan ini biasanya berada dalam suatu cekungan besar (large sedimentary basins) yang memiliki kisaran umur dari 300 juta hingga 1,8 milyar tahun.Ada 132 SEDEX (termasuk dan BHT subtipe Irlandia) deposito di seluruh dunia dengan tingkat dikenal dan tonase, dan dari jumlah ini, 50 memiliki sumber daya geologi yang sama atau lebih besar dari 20 Mt. Di Kanada, ada 35 deposito, tujuh dengan sumber daya geologi diukur lebih dari 20 juta ton, termasuk deposito Sullivan dengan 162 Mt. Dua belas deposito Kanada produsen masa lalu, yang terbesar yang merupakan deposit Sullivan, yang menghasilkan 149 Mt 5,33 persen dan 5,64 persen Zn Pb.

Morfologi SEDEX deposito sangat bervariasi dan termasuk gundukan, lensa, dan tabular atau lembaran-seperti tubuh. Arsitektur internal mereka dikendalikan oleh kedekatan oor seafl sulfida untuk fl uid debit ventilasi. Proksimal-vent deposito biasanya terbentuk dari apung UID fl hidrotermal, sedangkan-distal deposito lubang terbentuk dari UID fl yang lebih padat daripada air laut dan dikumpulkan dalam depresi batimetri yang mungkin jauh dari ventilasi oor seafl.

Kebanyakan deposit-host SEDEX oleh batuan sedimen kaya organik yang diendapkan dalam cekungan selama periode dalam sejarah bumi ketika lautan stratifi ed dengan H2S-kaya dan kolom air anoksik lebih rendah. Dalam Paleozoikum Selwyn Basin, misalnya, ada hubungan yang erat antara temporal meningkat 34S ke atas tren sekuler di pirit sedimen, serpih karbonan anoksik laminasi dan cherts, dan tiga besar SEDEX membentuk peristiwa di Kambrium Akhir, Awal Silur, dan Devon Akhir .

Basinal arsitektur khas deposito SEDEX paling adalah cekungan benua dengan setidaknya 2-5 km dari syn-rift, kasar, clastics permeabel dan batuan yang terkait dan / atau volkaniklastik ditutupi melalui pos-keretakan basinal serpih atau karbonat yang relatif kedap . Debit hidrotermal ke oor seafl pada umumnya terfokus di persimpangan ekstensional dan mengubah kesalahan. Ada dekat temporal dan, dalam banyak kasus spasial asosiasi, deposito SEDEX dengan batu vulkanik basal, tanggul, dan kusen. Kekakuan yang rendah, permeabilitas, dan konduktivitas termal sedimen dilayani tuan rumah untuk fokus dan memperpanjang debit hidrotermal di sejumlah situs ventilasi terbatas, sehingga menghasilkan deposito yang merupakan urutan besarnya rata-rata lebih besar dibandingkan deposito VMS.SEDEX deposito kemungkinan besar terbentuk dari teroksidasi dan oleh karena itu miskin fl UID-H2S yang dihasilkan dalam reservoir hidrotermal geopressured dalam syn-rift klastik (dan evaporitic) sedimen berbutir disegel oleh fi-ne sedimen laut. Variabilitas yang besar dalam suhu, salinitas, kandungan logam, dan kondisi redoks fl UID SEDEX dikontrol oleh sejumlah parameter termasuk rezim termal lokal, negara redoks sedimen dari waduk, dan adanya atau tidak adanya menguap. Karena kebanyakan dari UID fl yang terbentuk deposito SEDEX itu mungkin habis dalam S mengurangi, suatu kebutuhan mendasar untuk jenis deposito adalah pasokan mencukupi suffi S berkurang di lokasi pengendapan. Dalam kasus-tidur deposito baik yang dibentuk pada oor seafl, S sumber yang paling mungkin adalah bacteriogenic H 2 S yang dihasilkan dalam kolom air anoksik ambien.BAB VIIIKESIMPULAN DAN SARAN

8.1. KesimpulanBijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomisAlterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida (hususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984). Proses alterasi hidrotermal yang tejadi akibat adanya reaksi antara batuan dengan air jenis klorida yang berasal dari reservoir panasbumi yang terdapat jauh dibawah permukaan (deep chloride water) dapat menyebabkan teriadinya pengendapan (misalnya kwarsa) dan pertukaran elemen-elemen batuan dengan fluida, menghasilkan mineral-mineral seperti chlorite, adularia, epidote. Tipe endapan mineral dibagi menjadi : tipe endapan orthomagmatik, tipe endapan pegmatik, tipe endapan pneumatolotik dan tipe endapan hidrotermal. Tipe endapan hidrotermal sendiri terbagi atas epithermal high sulfide dan low sulfida. Contohnya Tambang Emas di Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatra Utara (PT. Agincourt Resources)

Skarn adalah sebuah terminology pada dunia pertambangan untuk mengidentifikasikan suatu lapisan seperti seam yang berwarna gelap (kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan) oleh fluida pembawa bijih. Endapan skarn juga dikenal dengan beberapa terminology lain, yaitu : hydrothermal metamorphic, igneous metamorphic, dan contact metamorphic. Umumnya terbentuk (namun tidak selalu) pada kontak antara intrusi plutonik dengan batuan induk (country rock) karbonat.

Skarns dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Eksoskarn dan endoskarn.Eksoskarn dan endoskarn adalah terminologi umum yang digunakan untuk menandai batuan sedimen dan batuan beku, kandungan magnesium dan kalsit skarn komposisinya mendominasi pada protolith dan menghasilkan skarn mineral.

8.2. Saran

Praktikum endapan mineral yang berjalan pada saat ini sudah bagus, akan tetapi ada beberapa kekurangan yang masih terdapat. Agar praktikum endapan mineral ke depannya berjalan lebih baik lagi, saya menyarankan supaya adanya penambahan sampel dari berbagai macam tipe endapan ataupun contoh mineralisasi disetiap daerah di Indonesia, misalnya dari sulawesi, supaya kita bisa membedakan anatara jenis yang ada di Sumatera dengan yang ada di tempat lain. Selanjutanya saya juga berharap untuk semester depan kita sudah punya format laporan yang baku, sehingga tidak membingungkan para praktikan, lalu untuk semester depan diharap format penuntun praktikum ini hendaknya telah ada guna membantu praktikan maupun asisten pada saat praktikum berlangsung. Selain itu, diharapkan ketegasan asisten agar praktikum berjalan lebih nyaman dan terkendali.

(http://www.e-goldprospecting.com/html/epithermal_gold_deposit_main_c.html)

Bruce L. Reed (1986) Descriptive model of porphyry Sn , in Mineral Deposit Models , US Geological Survey Bulletin 1693, p.108.

RL Andrew (1995) Porphyry copper-gold deposits of the southwest Pacific , Mining Engineering, 1/1995, p.33-38.

Dennis P. Cox, 1986, "Descriptive model of porphyry Cu," in Mineral Deposit Models , US Geological Survey, Bulletin 1693, p.76, 79.