Click here to load reader
Upload
budi-eko-siswoyo
View
9.218
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
To Measure Organization Culture (Mengukur Budaya Organisasi)
Citation preview
Kelompok 6
1. M. Arif Syamsudin 1008100152. Firda Nur Fitria 1008100793. Cut Nicky 1008100804. N. H. Syaifullah 1008100825. Nur Lailis Sa’adah 1008103426. Meyra Kristanti 1008103627. Arinta Kusuma W 1008103878. Candra Ari H 1008103839. Noviaranita A. R 100810446
Mengukur Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi
1. Kilman, Saxton, dan Serpa (1986), “ Falsafah ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma yang dimiliki bersama dan mengikat suatu masyarakat”.
2. Eliott (Duncar, 1989), “ Cara berfikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi dan para anggota baru harus mempelajari atau paling tidak menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian organisasi”.
3. Wheelen and Hunger (1986), ” Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya”.
4. Grifin and Ebert (1989), “ Budaya organisasi adalah pengalaman, sejarah, keyakinan, dan norma-norma bersama yang menjadi ciri organisasi”.
Macam – macam Budaya Organisasi
Menurut Schwartz dan Davis,
budaya organisasi ada dua macam, yaitu
budaya Segmentalis dan Integratif.
Budaya Segmentalis
1. Kompertamentalisasi tindakan, peristiwa dan masalah;
2. Melihat masalah sesempit mungkin;
3. Punya struktur yang terpecah – pecah yang asing satu sama lain;
4. Mengasumsikan masalah bisa diatasi dengan membagi-baginya yang kemudian diserahkan pada spesialis yang bekerja terpisah;
5. Membagi sumber daya di antara banyak bagian;
6. Menghindari eksperimentasi;7. Menghindari konflik dan
konfrontasi;8. Mekanisme koordinasi lemah;9. Menekankan preseden dan
prosedur.
Budaya Integratif
1. Mau bergeser dari kearifan lama;2. Menggabungkan gagasan dari
sumber – sumber yang tak berkaitan;
3. Melihat masalah secara utuh;4. Menantang praktek – praktek
mapan;5. Beroperasi pada keunggulan
kompetensi;
6. Mengukur diri dengan melihat visi masa depan dari pada mengacu pada standar masa lalu;
7. Menciptakan mekanisme penyebaran informasi dan gagasan baru;
8. Mengakui dan bahkan mendorong perbedaan, tapi bersedia bekerja sama;
9. Orientasi ke luar, mencari solusi baru bagi permasalahan.
Indikator budaya organisasi
1. Inovatif Memperhitungkan Risiko, inovatif dalam mengantisipasi risiko kerugian bagi perusahaan/ organisasi.
2. Memberi Perhatian pada Setiap Masalah Secara Detail
3. Berorientasi Terhadap Hasil yang Akan Dicapai
4. Berorientasi Kepada Semua Kepentingan Karyawan
5. Agresif dalam Bekerja6. Mempertahankan dan Menjaga Stabilitas Kerja
Budaya Kuat
Stephen. P. robbins
a. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
c.Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
d.Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan
e. Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
f. Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.
Budaya Lemah
Deal dan Kennedy
a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Mengukur Budaya Organisasidengan mengetahui unsur unsur nya kemudian menggunakan metode tertentu
1. Unsur intensitas2. Unsur kejelasan3. Unsur penyebarluasan4. Unsur Kohesi5. Unsur Komitmen6. Unsur Ritual7. Unsur Jaringan Budaya8. Unsur kinerja