82
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6 PADA HORIZONTAL HANDOVER DAN VERTICAL HANDOVER DENGAN APLIKASI FTP SKRIPSI SUWEGA DRESTANTIARTO 0806339351 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DEPOK JUNI 2012 Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6 PADA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20311807-S43451-Analisa... · jaringan satu ke titik akses lain tanpa harus memutuskan koneksi. Pada jaringan

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6 PADA

    HORIZONTAL HANDOVER DAN VERTICAL HANDOVER

    DENGAN APLIKASI FTP

    SKRIPSI

    SUWEGA DRESTANTIARTO

    0806339351

    FAKULTAS TEKNIK

    PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER

    DEPOK

    JUNI 2012

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • ii

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6 PADA

    HORIZONTAL HANDOVER DAN VERTICAL HANDOVER

    DENGAN APLIKASI FTP

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    SUWEGA DRESTANTIARTO

    0806339351

    FAKULTAS TEKNIK

    PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER

    DEPOK

    JUNI 2012

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • iii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

    dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar

    Nama : Suwega Drestantiarto

    NPM : 0806339351

    Tanda Tangan : ……………………..

    Tanggal: 26 Juni 2012

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini diajukan oleh :

    Nama : Suwega Drestantiarto

    NPM : 0806339351

    Program studi : Teknik komputer

    Judul Skripsi : ANALISA PERFORMA JARINGAN

    MOBILE IPV6 PADA HORIZONTAL

    HANDOVER DAN VERTICAL

    HANDOVER DENGAN APLIKASI FTP

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik pada program studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik,

    Universitas Indonesia.

    Pembimbing : Ir. Endang Sriningsih MT, Si (……………..)

    Penguji : Dr. Ir. Anak Agung Putri Ratna M. Eng. (……………..)

    Penguji : Prima Dewi Purnamasari S.T., M.T., M.Sc. (……………..)

    Ditetapkan di : Depok

    Tanggal : 26 Juni 2012

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • v

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-

    Nya, saya dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

    dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik

    Jurusan Teknik Komputer pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya

    menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sejak masa

    perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, tidak mudah bagi saya untuk

    menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1) Ir. Endang Sriningsih MT, Si selaku dosen pembimbing yang telah

    menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

    penyusunan skripsi ini;

    2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan

    material dan moral;

    3) Sahabat dan teman-teman yang telah banyak mendukung dan membantu

    saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Akhir kata, saya harap Allah SWT berkenan memberi balasan atas segala

    kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

    kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di

    Indonesia.

    Depok, 10 Juni 2011

    Suwega Drestantiarto

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama : Suwega Drestantiarto

    NPM : 0806339351

    Program Studi : Teknik Komputer

    Departemen : Teknik Elektro

    Fakultas : Teknik

    Jenis karya : Skripsi

    demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

    Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6 PADA

    HORIZONTAL HANDOVER DAN VERTICAL HANDOVER

    DENGAN APLIKASI FTP

    Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak

    menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

    (database), merawat, dan mempumblikasikan skripsi saya selama tetap

    mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

    Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Depok,

    Pada tanggal : 26 Juni 2012,

    Yang menyatakan,

    (Suwega Drestantiarto)

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • vii

    Universitas Indonesia

    ABSTRAK

    Nama : Suwega Drestantiarto

    Program Studi : Teknik Komputer

    Judul : ANALISA PERFORMA JARINGAN MOBILE IPV6

    PADA HORIZONTAL HANDOVER DAN VERTICAL

    HANDOVER DENGAN APLIKASI FTP

    Jaringan Mobile IPv6 mendukung perpindahan mobile node dari titik akses

    jaringan satu ke titik akses lain tanpa harus memutuskan koneksi. Pada jaringan

    mobile, perpindahan ini disebut handover yang dibedakan atas vertical handover

    dan horizontal handover. Untuk mengetahui performa jaringan dengan kedua

    jenis handover tersebut, dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput,

    transfer time, dan delay. Dalam skripsi ini, aplikasi yang digunakan berupa File

    Transfer Protocol (FTP).

    Hasil pengukuran membuktikan bahwa throughput mengalami penurunan sebesar

    4,14% pada horizontal handover dan mengalami penurunan sebesar 26,25% pada

    vertical handover; transfer time bertambah sebesar 8,34% pada horizontal

    handover dan bertambah sebesar 41,49% pada vertical handover; delay

    bertambah sebesar 8,22% pada horizontal handover dan bertambah sebesar

    41,05% pada vertical handover. Secara keseluruhan performa jaringan mobile

    IPv6 skenario horizontal handover lebih baik daripada vertical handover.

    Kata kunci:

    Mobile IPv6, horizontal handover, vertical handover, FTP

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • viii

    Universitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Suwega Drestantiarto

    Study Prorgam : Teknik Komputer

    Title : ANALYSIS OF MOBILE IPV6 NETWORK

    PERFORMANCE IN HORIZONTAL AND VERTICAL

    HANDOVER USING FTP APPLICATION

    Mobile IPv6 network supports mobile nodes movement from one location to

    another within the network without having to disconnect. In mobile networking,

    the movement is called handover which is divided into vertical handover and

    horizontal handover. To determine the network performance with both types of

    handovers, we can measure several QoS parameters such as throughput, delay,

    and transfer time. In this final paper, application that is used is the File Transfer

    Protocol (FTP).

    Measurement results prove that the throughput decreased by 4.14 % in horizontal

    handover and decreased by 26.25 % in vertical handover; the transfer time

    increased by 8.34 percent in horizontal handover and increased by 41.49 % in

    vertical handover; the delay increased by 8.22 % in horizontal handover and

    increased by 41.05% in vertical handover. Overall, network performance of

    mobile IPv6 on horizontal handover scenario is better than the vertical handover.

    Keywords:

    Mobile IPv6, horizontal handover, vertical handover, FTP

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • ix

    Universitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

    UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi

    SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

    1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

    1.3 Metodologi Penelitian ................................................................................. 2

    1.4 Batasan Masalah.......................................................................................... 3

    1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. 3

    BAB 2 MOBILE IPV6 DAN FILE TRANSFER PROTOCOL ............................. 4

    2.1 IPv4 dan IPv6 .............................................................................................. 4

    2.2 Spesifikasi Dasar IPv6 ................................................................................ 6

    2.2.1 Struktur Frame dan Paket IPv6 ........................................................... 6

    2.2.2 Header IPv6 ......................................................................................... 7

    2.2.3 Extension Header pada IPv6 ............................................................... 8

    2.2.4 Pengalamatan IPv6 .............................................................................. 9

    2.3 Mobile IP ................................................................................................... 10

    2.3.1 Konsep Dasar .................................................................................... 10

    2.3.2 Cara Kerja Mobile IPv6 .................................................................... 12

    2.3.3 Prosedur Handover pada Mobile IPv6 .............................................. 14

    2.3.4 Horizontal Handover dan Vertical Handover ................................... 17

    2.4 File Transfer Protocol ............................................................................... 17

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • x

    Universitas Indonesia

    BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN MOBILE IPV6

    DENGAN APLIKASI FTP ................................................................................... 20

    3.1 Rencana Topologi Jaringan ....................................................................... 20

    3.2 Spesifikasi sistem ...................................................................................... 22

    3.2.1 Spesifikasi Perangkat Keras .............................................................. 22

    3.2.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ............................................................. 23

    3.3 Skenario Pengukuran Parameter QoS ....................................................... 25

    3.4 PembuatanSistem ...................................................................................... 27

    3.4.1 Persiapan Kernel ............................................................................... 27

    3.4.2 Instalasi Perangkat Lunak UMIP Linux Mobile IPv6 Daemon dan

    RADVD ........................................................................................................ 29

    3.4.3 Instalasi VSFTPD dan Filezilla ......................................................... 30

    3.4.4 Konfigurasi Node .............................................................................. 32

    3.4.5 Rekayasa Trafik Menggunakan MGEN ............................................ 34

    BAB 4 ANALISA PARAMETER QOS JARINGAN PADA APLIKASI FTP ... 37

    4.1 Pengukuran Parameter QoS ...................................................................... 37

    4.2 Analisa Parameter Qos .............................................................................. 39

    4.2.1 Analisa Throughput ........................................................................... 39

    4.2.2 Analisa Transfer time ........................................................................ 46

    4.2.3 Analisa Delay .................................................................................... 53

    BAB 5 ................................................................................................................... 60

    KESIMPULAN ..................................................................................................... 60

    DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 61

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 62

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • xi

    Universitas Indonesia

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Frame berisi paket ipv6[1] ..................................................................................................................... 6

    Gambar 2.2 Struktur paket IPv6[1] ............................................................................................................................. 6

    Gambar 2.3 Perbandingan header IPv4 dan header IPv6[2]................................................................................ 7

    Gambar 2.4 Field pada header IPv6[3] ...................................................................................................................... 8

    Gambar 2.5 Extension header pada ipv6[3] ............................................................................................................. 9

    Gambar 2.6 Komponen mobile ipv6[4] ..................................................................................................................11

    Gambar 2.7 Proses handover pada Mobile IPv6[3] .............................................................................................15

    Gambar 2.8 Transfer file menggunakan FTP[5] ...................................................................................................18

    Gambar 2.9 Control connection dan data connection[5] .....................................................................................19

    Gambar 3.1 Topologi jaringan untuk horizontal handover ................................................................................21

    Gambar 3.2 Topologi jaringan untuk vertical handover .....................................................................................21

    Gambar 3.3 SkenarioHorizontal handover ............................................................................................................25

    Gambar 3.4 Skenario Vertical handover .................................................................................................................26

    Gambar 3.5 Daftar perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penyusunan kernel. .......................................28

    Gambar 3.6 Konfigurasi kernel untuk mendukung mobile IPv6 .....................................................................29

    Gambar 4.1 Topologi Jaringan pada pengukuran parameter QoS ..................................................................37

    Gambar 4.2 Filter “ftp-data” pada Wireshark ........................................................................................................38

    Gambar 4.3 Summary pada Wireshark ...................................................................................................................39

    Gambar 4.4 Grafik perbandingan throughput file 128KB pada horizontal handover ...............................42

    Gambar 4.5 Grafik perbandingan throughput file 1MB pada horizontal handover ...................................42

    Gambar 4.6 Grafik perbandingan throughput file 8MB pada horizontal handover ...................................43

    Gambar4.7 Grafik perbandingan throughput file 128KB pada vertical handover......................................44

    Gambar 4.8 Grafik perbandingan throughput file 1MB pada vertical handover ........................................45

    Gambar 4.9 Grafik perbandingan throughput file 8MB pada vertical handover ........................................45

    Gambar4.10 Grafiktransfer time pada AP1 home link .......................................................................................47

    Gambar4.11 Grafik transfer time pada AP2 home link ......................................................................................48

    Gambar4.12 Grafik perbandingan transfer time file 128KB pada horizontal handover ...........................49

    Gambar4.13 Grafik perbandingan transfer time file 1MB pada horizontal handover ...............................49

    Gambar4.14 Grafik perbandingan transfer time file 1MB pada horizontal handover ...............................50

    Gambar 4.15 Grafik transfer time pada foreign link .............................................................................................51

    Gambar 4.16 Grafik perbandingan transfer time file 128KB pada vertical handover ...............................52

    Gambar 4.17 Grafik perbandingan transfer time file 1MB pada vertical handover ...................................52

    Gambar 4.18 Grafik perbandingan transfer time file 8MB pada vertical handover ...................................53

    Gambar 4.19 Grafik perbandingan delay file 128KB pada horizontal handover ........................................55

    Gambar 4.20 Grafik perbandingan delay file 1MB pada horizontal handover ............................................56

    Gambar 4.21 Grafik perbandingan delay file 8MB pada horizontal handover ............................................56

    Gambar 4.22 Grafik perbandingan delay file 128KB pada vertical handover .............................................58

    Gambar 4.23 Grafik perbandingan delay file 1 MB pada vertical handover ................................................58

    Gambar 4.24 Grafik perbandingan transfer time file 128kb pada horizontal handover.............................59

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • xii

    Universitas Indonesia

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Rata-rata throughput pada AP1 home link ........................................... 40

    Tabel 4.2 Rata-rata throughput pada home AP2 link ........................................... 41

    Tabel 4.3 Rata-rata throughput pada foreign link ................................................. 44

    Tabel 4.4 Rata-rata transfer time pada AP1 home link ......................................... 47

    Tabel 4.5 Rata-rata transfer time pada AP2 home link ......................................... 48

    Tabel 4.6 Rata-rata transfer time pada foreign link .............................................. 51

    Tabel 4.7 Rata-rata delay pada AP1 home link..................................................... 54

    Tabel 4.8 Rata-rata delay pada AP2 home link..................................................... 55

    Tabel 4.9 Rata-rata delay pada foreign link .......................................................... 57

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 1

    Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejak kelahiran IPv4 sampai sekarang, kebutuhan dunia akan sambungan ke

    jaringan Internet semakin tinggi yang berarti terus meningkatnya permintaan akan

    alamat IP. Saat ini IPv4 telah mencapai masa kritisnya karena keterbatasan jumlah

    alamat yang ada sementara kebutuhan akan alamat semakin bertambah. Berbagai

    cara seperti penggunaan NAT (Network Address Translation), dan CIDR

    (Classless Inter-Domain Routing) telah digunakan untuk memperpanjang usia

    IPv4. Namun, perlahan tapi pasti IPv4 akan kehabisan alamat dalam waktu dekat.

    Untuk mengatasi kebutuhan jaringan komputer dunia, diciptakan sebuah protokol

    IP versi baru.Protokol ini memiliki fitur-fitur yang ditingkatkan untuk

    memecahkan masalah-masalah pada IPv4.Protokol ini kemudian dikenal dengan

    IPv6. Selain masalah keterbatasan alamat, IPv6 juga dikembangkan untuk

    memenuhi kebutuhan pengguna dan jaringan yang mobile, lingkungan yang selalu

    terhubung, dan kemudahan plug and play pada perangkat bergerak. IPv6 memiliki

    beberapa kelebihan dibanding dengan IPv4, diantaranya adalah jumlah

    pengalamatan yang lebih lebar, bentuk packet header yang lebih lengkap,

    arsitektur untuk routing yang lebih sederhana, serta dukungan mobilitas yang

    lebih baik.

    Pada IPv4 dan IPv6 juga dikembangkan teknologi berupa Mobile IP untuk

    menjawab tuntutan mobilitas yang semakin tinggi dalam penggunaan jaringan

    komputer. Mobile IP merupakan teknologi yang memungkinkan node untuk

    berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain pada sebuah jaringan dan memilihara

    koneksi tersebut sehingga dapat terus berlangsung. Di masa depan, teknologi ini

    akan sangat berguna karena penggunaan perangkat bergerak seperti ponsel cerdas,

    komputer jinjing, dan sebagainya akan mengalami kemajuan yang sangat

    signifikan. Bahkan perangkat-perangkat identifikasi mulai dari mobil mewah

    sampai peralatan rumah cerdas juga akan memanfaatkan mobile IP.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 2

    Universitas Indonesia

    Dapat dilihat bahwa teknologi mobile IP merupakan efek dari perkembangan

    teknologi komputer dan jaringan yang demikian pesat.Untuk mengikuti

    perkembangan tersebut, pemahaman dan penelitian lebih jauh mengenai mobile IP

    perlu ditingkatkan.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah mengukur dan menganalisa performa

    jaringan Mobile IPv6 dengan merancang bangun jaringan Mobile IPv6 sederhana

    kemudian membandingkan parameter-parameter QoS dengan menggunakan

    aplikasi FTP (File Transfer Protocol). Akan dilakukan dua skenario yang berbeda

    untuk mengetahui pengaruh mobilitas mobile node terhadap aplikasi yang

    dijalankan, yaitu saat terjadi vertical handover maupun horizontal handover.

    1.3 Metodologi Penelitian

    Metodologi penelitian yang digunakan terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai

    berikut.

    1. Studi Pustaka

    Pencarian dan pengumpulan pustaka acuan berupa artikel, jurnal, buku,

    dan sumber lain untuk mendalami tentang konsep jaringan dengan

    protokol IPv6, Mobile IPv6, perpindahan node atau handover, aplikasi

    FTP, serta penguasaan konfigurasi jaringan.

    2. Perancangan dan Implementasi

    Perancangan sistem meliputi perancangan jaringan yang akan digunakan

    untuk mengukur dan menganalisa parameter QoS dalam jaringan Mobile

    IPv6 dengan dua skenario handover yang berbeda. Setelah itu dilakukan

    implementasi berdasarkan rancangan yang dibuat dengan perangkat keras

    dan perangkat lunak yang mendukung.

    3. Pengukuran dan Analisa

    Dengan jaringan yang telah dibuat, dilakukan pengukuran parameter QoS

    dengan dua skenario yang berbeda. Hasil yang didapat selanjutnya diolah

    dan dianalisa kemudian dilakukan perbandingan antara horizontal

    handover dan vertical handover.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 3

    Universitas Indonesia

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan masalah pada skripsi ini adalah mengenai perbandingan jaringan Mobile

    IPv6 untuk proses handover yang berbeda. Proses handover di sini adalah vertical

    handover dan horizontal handover. Selain itu batasan masalah juga melingkupi

    aplikasi FTP serta parameter throughput, transfer time, dan delay yang digunakan

    untuk mengetahui perbandingan di atas secara terukur.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan pada tugas skripsi ini adalah sebagai berikut:

    BAB 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan, metodologi

    penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

    BAB 2 Dasar Mobile IPv6 dan File Transfer Protocol berisikan landasan

    teori mengenai IPv6 yang akan dibahas dalam skripsi ini.

    BAB 3 Perancangan dan Implementasi Mobile IPv6 untuk Aplikasi FTP

    berisi rancangan sistem serta penjelasan komponen sistem yang

    digunakan.

    BAB 4 Pengukuran dan Analisis Parameter QoS Jaringan Mobile IPv6

    BAB 5 Kesimpulan, berisikan kesimpulan dari apa yang dibahas dalam

    Skripsi ini.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 4

    Universitas Indonesia

    BAB 2

    MOBILE IPV6 DAN FILE TRANSFER PROTOCOL

    2.1 IPv4 dan IPv6

    Saat ini jaringan komputer yang ada umumnya menggunakan IPv4 (Internet

    Protocol version 4). Pada dasarnya IPv4 tidak pernah diubah sejak publikasi RFC

    791 pada tahun 1981. IPv4 terbukti kuat, mudah diimplementasikan dan

    interoperable, serta telah teruji secara luas pada jaringan Internet skala dunia saat

    ini.

    Namun, rancangan awal IPv4 tidak mengantisipasi beberapa hal, diantaranya:

    Pertumbuhan Internet yang eksponensial saat ini dan kehabisan ruang

    alamat IPv4 yang akan datang.

    Pertumbuhan Internet dan kemampuan backbone router Internet untuk

    menggunakan routing table yang besar.

    Kebutuhan konfigurasi yang lebih ringkas

    Kebutuhan keamanan pada tingkat IP

    Kebutuhan dukungan yang lebih baik untuk pengiriman data yang real-

    time. Disebut juga quality of service (QoS)

    Untuk menangani hal tersebut, Internet Engineering Task Force (IETF) telah

    mengembangkan seperangkat protokol dan standar yang dikenal sebagai IP

    version 6 (IPv6). Versi baru ini yang sebelumnya disebut IP-The Next Generation

    (IPng), menggabungkan konsep-konsep untuk memperbarui protokol IPv4.

    Di bawah ini adalah fitur-fitur yang dimiliki protokol IPv6.

    1. Format header baru

    IPv6 memiliki format header yang baru yang dirancang untuk menjaga

    header overhead tetap kecil. Hal ini didapat dengan memindahkan non-

    essential field dan optional field ke header tambahan (extension header)

    yang ditempatkan setelah header IPv6.Header IPv6 ini lebih efisien saat

    diproses di router perantara.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 5

    Universitas Indonesia

    2. Ruang alamat yang lebih luas

    IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh

    IPv4 dari 32 bit menjadi 128 bit. Peningkatan kapasitas alamat ini

    digunakan untuk mendukung peningkatan hirarki, peningkatan jumlah atau

    kapasitas alamat yang dapat dialokasikan, serta mempermudah konfigurasi

    alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis.

    3. Infrastruktur pengalamatan dan routing yang berupa hirarki

    Alamat global IPv6 yang digunakan pada Internet dirancang untuk

    menciptakan infrastruktur routing yang berupa hirarki, efisien, dan dapat

    diringkas (summarizable).

    4. Konfigurasi alamat stateless dan stateful

    Untuk menyederhanakan konfigurasi host, IPv6 mendukung konfigurasi

    alamat stateful san stateless. Stateful mirip dengan konfigurasi alamat

    menggunakan server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol),

    sedangkan stateless sebaliknya. Dengan konfigurasi alamat stateless, host

    pada sebuah link secara otomatis mengkonfigurasikan dirinya dengan

    alamat IPv6 untuk link tersebut (disebut alamat link-local) dan dengan

    alamat dari prefiks yang diberikan oleh router lokal.

    5. Keamanan terintegrasi

    Dukungan IPsec menjadi syarat pada perangkat protokol IPv6.Syarat ini

    menyediakan solusi berbasis standar untuk kebutuhan keamanan jaringan

    dan memberikan interoperabilitas diantara implemetasi IPv6 yang berbeda.

    6. Dukungan lebih baik pada pengiriman yang diprioritaskan

    Pada IPv6 terdapat header baru yang mendefinisikan bagaimana trafik

    ditangani dan dikenali. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label

    pada header IPv6 memungkinkan router untuk mengenal dan menyediakan

    penanganan khusus untuk paket yang dimiliki sebuah data stream, yaitu

    urutan paket antara sumber dan tujuan. Karena trafik dikenali di header

    IPv6, dukungan untuk pengiriman yang diprioritaskan dapat dicapai

    walaupun payload paket dienkripsi dengan Ipsec.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 6

    Universitas Indonesia

    7. Ekstensibilitas

    IPv6 dapat dengan mudah diperluas untuk fitur-fitur baru dengan

    menambahkan header tambahan setelah header IPv6.

    2.2 Spesifikasi Dasar IPv6

    2.2.1 Struktur Frame dan Paket IPv6

    Suatu frame link layer yang berisi paket IPv6 terdiri dari struktur seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 2.1.

    Header dan Trailer Link Layer – enkapsulasi yang diberikan pada paket

    IPv6 di link layer

    Header IPv6

    Payload dari paket IPv6

    Gambar 2. Frame berisi paket ipv6[1]

    Bila header dan trailer dari link layer frame dihilangkan, maka akandidapatkan

    paket IPv6 yang merupakan paket network layer. Gambar 2.2 berikut ini

    menggambarkan struktur paket IPv6.

    Gambar 2. Struktur paket IPv6[1]

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 7

    Universitas Indonesia

    IPv6 Header

    Header IPv6 harus selalu ada dalam paket IPv6 dan ukurannya tetap, yaitu

    40 byte. Mengenai header IPv6 akan dibahas selanjutnya.

    Extension Headers

    Extension header atau header tambahan dapat ada ataupun tidak dengan

    panjang yang bervariasi.

    Upper Layer Protocol Data Unit

    Upper layer protocol data unit (PDU) biasanya terdiri dari header protokol

    upper layer beserta payload.Sebagai contoh sebuah pesan ICMPv6, pesan

    UDP, atau sebuah segmen TCP.

    Payload paket IPv6 merupakan kombinasi dari header tambahan IPv6 dan upper

    layer PDU. Normalnya dapat berukuran sampai dengan sepanjang 65.535

    byte.Payload yang berukuran lebih dari itu dapat dikirim menggunakan opsi

    Jumbo Payload pada header tambahan Hop-by-Hop Option.

    2.2.2 Header IPv6

    Header IPv6 adalah versi efisien dari header IPv4.Pada header IPv6, field yang

    tidak dibutuhkan atau jarang digunakan dibuang dan ada field yang ditambahkan

    untuk memberikan dukungan yang lebih baik pada trafik real-time. Gambar 2.3 di

    bawah ini adalah struktur header IPv6 dan header IPv4 sebagai perbandingannya.

    Gambar 2. Perbandingan header IPv4 dan header IPv6[2]

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 8

    Universitas Indonesia

    Fungsi dari masing-masing field yang dimiliki header IPv6 sendiri ditunjukkan

    pada Gambar 2.4 di bawah ini.

    Gambar 2. Field pada header IPv6[3]

    2.2.3 Extension Header pada IPv6

    Extension header atau header tambahan merupakan header yang menggantikan

    fungsi field Option pada header IPv4. Header tambahan ditambahkan di luar

    header standar IPv6, artinya sebuah paket IPv6 bisa memiliki header tambahan

    bisa juga tidak. Paket yang tidak memiliki header tambahan akan diproses lebih

    cepat dibandingkan dengan paket yang memiliki header tambahan.

    Pada sebuah paket IPv6 biasa tidak terdapat header tambahan. Namun, bila

    dibutuhkan perlakuan khusus tertentu baik oleh router perantara ataupun node

    tujuan, host pengirim dapat menambahkan satu atau lebih header tambahan.

    Setiap header tambahan ditandai oleh field Next Header pada header yang

    mendahuluinya. Gambar 2.5 di bawah menunjukkan field Next Header pada

    header IPv6 dan header tambahan yang membentuk urutan pointer. Setiap field

    Next Header menandai tipe dari header berikutnya untuk setiap header sampai

    akhirnya pada upper layer protocol header.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 9

    Universitas Indonesia

    Gambar 2. Extension header pada ipv6[3]

    2.2.4 Pengalamatan IPv6

    Hal yang paling jelas membedakan IPv6 dengan IPv4 adalah alamatnya yang jauh

    lebih besar.Sebuah alamat IPv4 adalah 32 bit yang memungkinkan 232

    atau

    4.294.967.296 alamat. Sebuah alamat IPv6 adalah 128 bit yang memungkinkan

    2128

    atau sekitar 3,4 x 1038

    kemungkinan alamat. Jumlah yang lebih dari cukup

    untuk memenuhi kebutuhan alamat IP dunia.

    Arsitektur pengalamatan IPv6 dijelaskan dalam RFC 4291.Pengalamatan IPv6

    sangat berbeda dari pengalamatan IPv4. Alamat 32 bit IPv4 ini dibagi dalam 4

    oktet masing-masing 8 bit. Setiap kelompok 8 bit tersebut diterjemahkan ke dalam

    desimal dengan rentang 0-255 dan dipisahkan dengan titik (.). Lain halnya dengan

    alamat IPv6 yang terdiri atas 128 bit biner, ditulis dalam 8 blok masing-masing 16

    bit dimana antar blok dipisahkan dengan notasi titik dua (:). Tiap blok nantinya

    diterjemahkan menjadi 4 bit bilangan heksadesimal dengan nilai antara 0000 –

    FFFF.

    Berikut ini adalah alamat IPv6 dalam bentuk biner:

    0010000000000001000011011011100000000000000000000010111100111011

    0000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010

    Alamat 128 bit tersebut dibagi menjadi blok-blok 16 bit menjadi:

    0010000000000001 0000110110111000 0000000000000000

    0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111

    1111111000101000 1001110001011010

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 10

    Universitas Indonesia

    Setiap blok diubah menjadi heksadesimal dan dipisahkan dengan titik dua ( : )

    menjadi:

    2001:0DB8:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

    Untuk memudahkan penulisan angka “0” maka blok bernilai “0000” dapat

    dituliskan dengan sebuah “0” saja. Sedangkan untuk beberapa blok yang bernilai

    0 berurutan penulisannya dapat digantikan dengan notasi dua titik dua (::). Notasi

    ini hanya boleh dituliskan satu kali pada setiap alamat IPv6.

    Selain penulisan alamat yang berbeda, metode pengalamatan IPv6 juga berbeda

    dengan IPv4. Pada IPv6 tidak dikenal lagi pengalamatan broadcast. Pengalamatan

    ini mengirimkan duplikasi paket ke seluruh jaringan yang berada dalam satu

    broadcast domain. Hal ini dianggap kurang efisien dan dapat menurunkan kinerja

    jaringan.Pada IPv6 dikenal 3 metode pengalamatan, yaitu unicast, multicast, dan

    anycast.

    Unicast merupakan metode pengalamatan untuk antarmuka tunggal. Paket

    yang dikirimkan ke suatu alamat unicast akan ditujukan ke sebuah

    antarmuka yang diidentifikasikan oleh alamat unicast tersebut.

    Multicast merupakan metode pengalamatan untuk sekelompok antarmuka

    IPv6. Paket yang ditujukan ke suatu alamat multicast akan diproses oleh

    seluruh antarmuka yang tergabung dalam kelompok multicast tersebut.

    Anycast merupakan metode pengalamatan untuk beberapa antarmuka

    sekaligus. Paket yang ditujukan ke alamat anycast akan dikirimkan ke

    salah satu antarmuka dari beberapa antarmuka yang diidentifikasikan oleh

    alamat anycast tersebut, biasanya yang paling dekat.

    2.3 Mobile IP

    2.3.1 Konsep Dasar

    Mobile IP adalah teknologi yang dirancang dan dikembangkan untuk mendukung

    perpindahan node dari satu subnet IP ke subnet IP lain dengan tetap

    mempertahankan koneksi. Ketika suatu node IPv6 berpindah lokasi, node tersebut

    akan berpindah link. Ketika node tersebut berpindah link, alamat IPv6-nya juga

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 11

    Universitas Indonesia

    akan berubah untuk tetap dapat terhubung ke jaringan. Pada IPv6 terdapat

    mekanisme yang memungkinkan perubahan alamat ketika berpindah ke link lain,

    misalnya konfigurasi alamat otomatis stateful dan stateless. Namun, ketika alamat

    berubah menggunakan mekanisme ini, koneksi yang sudah terbentuk dari mobile

    node ke link awal akan terputus dan mobile node membentuk koneksi dengan link

    yang baru dan alamat yang baru.

    Salah satu keuntungan Mobile IPv6 adalah walaupun mobile node berpindah

    lokasi dan alamat, sambungan yang sudah terbentuk akan tetap terjaga.

    Sambungan ke mobile node terbentuk dengan menggunakan alamat yang tetap

    untuk mobile node tersebut dimana mobile node selalu dapat dihubungi melalui

    alamat tersebut. Konsep ini lah yang menjadi dasar dari home address dan care-

    of-adddress.

    Gambar 2. Komponen mobile ipv6[4]

    Komponen Mobile IPv6 diantaranya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6.

    Home Link

    Link yang memberikan prefiks home subnet yang didapatkan mobile node

    dari home address-nya. Home agent berada pada home link.

    Home address

    Alamat yang diberikan pada mobile node ketika tersambung ke home

    link.Alamat ini adalah alamat yang dilalui untuk mencapai mobile node di

    manapun node tersebut berada pada jaringan IPv6.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 12

    Universitas Indonesia

    Home agent

    Router pada home link yang menjaga registrasi mobile node yang keluar

    dari home link beserta alamat yang digunakan mobile node di luar home

    link. Jika mobile node berada di luar home link,mobile nodeakan

    mendaftarkan alamat yang digunakannya ke home agent. Hal ini dilakukan

    agar paket-paket yang dialamatkan ke home address dari mobile node

    tersebut dapat diarahkan ke alamat yang digunakan mobile node di luar

    home link.

    Mobile node

    Sebuah node IPv6 yang berubah-ubah link dan alamatnya.Node ini

    menjaga koneksinya menggunakan home address. Mobile node dapat

    mengetahui home address-nya dan global address untuk link dimana node

    tersebut terhubung (care-of-address), serta menunjukkan pemetaaan home

    address/Care-of Address ke home agent.

    Foreign link

    Link yang tidak berada dalam home link dari mobile node.

    Care-of Address

    Alamat yang digunakan oleh mobile node ketika terhubung ke foreign

    link. Untuk konfigurasi alamat stateless, Care-of Address adalah

    kombinasi prefiks foreign subnet dan interface ID yang ditentukan oleh

    mobile node.Sebuah mobile node dapat memiliki banyak Care-of Address.

    Namun, tetap hanya satu Care-of Address yang didaftarkan sebagai Care-

    of Address utama dengan home agent.

    Correspondent node

    Suatu node IPv6 yang berkomunikasi dengan suatu mobile node.

    Correspondent node dapat berupa mobile node ataupun node biasa yang

    tetap.

    2.3.2 Cara Kerja Mobile IPv6

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa home address adalah alamat mobile node

    yang berada pada home link. Selama mobile node berada pada home link, node itu

    akan menerima paket melalui mekanisme routing IP dan berlaku sebagaimana

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 13

    Universitas Indonesia

    host biasa lainnya yang ada pada jaringan. Ketika mobile node keluar dari home

    link ke sebuah foreign link, node akan memiliki Care-of Address yang diterima

    melalui mekanisme IPv6 biasa seperti konfigurasi otomatis stateless. Jika mobile

    node keluar dari home link, paket yang dialamatkan ke home address dari mobile

    nodeakan diambil alih oleh home agent dan diarahkan melalui tunnel ke lokasi

    mobile node pada jaringan IPv6.

    Hubungan antara home address dan Care-of Address sari sebuah mobile node

    disebut binding. Informasi binding yang ada ketika mobile node melakukan

    komunikasi melalui jaringan IPv6 disimpan di binding cache yang dimiliki oleh

    setiap correspondent node dan home agent [7].

    Ketika di luar home link, mobile node mendaftarkan Care-of Address miliknya

    dengan home agent.Untuk mendaftarkan Care-of Address tersebut, mobile node

    mengirimkan pesan binding update ke home agent. Home agent merespon dengan

    binding acknowledgement. Selain itu, mobile node juga mengirimkan pendaftaran

    binding ke correspondent node secara langsung.

    Ada dua cara yang digunakan dalam komunikasi mobile node dengan

    correspondent node, yaitu:

    Bidirectional tunnelling

    Paket dari correspondent node dikirim ke home agent yang kemudian

    mengenkapsulasi dalam IPv6 dan mengirimkan ke Care-of Address dari

    mobile node. Paket dari mobile node dikirim melalui tunnel dengan arah

    sebaliknya dan kemudian home agent mengirimkan ke correspondent node

    dengan mekanisme biasa. Pada mode ini, correspondent node tidak harus

    mendukung IPv6 karena pendaftaran binding update dilakukan oleh home

    agent. Koneksi antara home agent dengan correspondent node juga

    mungkin saja berlangsung antara jaringan IPv6 dengan IPv4 melalui

    tunnel. Selain itu mode ini juga bekerja tanpa pendaftaran correspondent.

    Route optimization

    Dengan Route Optimization, komunikasi antara mobile node dan

    correspondent node dapat secara langsung terjadi tanpa melalui home

    agent. Inilah salah satu keunggulan Mobile IPv6 dibanding Mobile IPv4.

    Route optimization membutuhkan mobile node untuk mendaftarkan Care-

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 14

    Universitas Indonesia

    of Address miliknya dengan correspondent node. Selain itu, binding harus

    disetujui melalui prosedur return routability. Correspondent node

    manggunakan routing header khusus ketika mengirimkan paket ke mobile

    node secara langsung.Sedangkan mobile node menggunakan opsi Home

    address ketika mengirimkan paket ke correspondent node.

    Keuntungan route optimization adalah dapat digunakannya jalur terpendek yang

    tersedia antara mobile node dan correspondent node. Paket tidak harus melewati

    home agent. Hal ini tidak hanya menjamin jalur komunikasi yang lebih pendek

    tapi juga mengurangi beban pada home agent dan home link.

    Mobile IPv6 juga mendukung opsi untuk memiliki banyak home agent dan mobile

    node dapat mengetahui tentang konfigurasi ulang dari home link atau perubahan

    IP dari home agent-nya melalui Dynamic Home agent Address Discovery. Jika

    prefiks dari home link berubah, mobile node menggunakan mekanisme Mobile

    Prefix Discovery untuk mengetahui prefiks yang baru.

    2.3.3 Prosedur Handover pada Mobile IPv6

    Secara umum di atas telah dijelaskan mengenai perpindahan mobile node dari

    home link ke foreign link. Lebih khususnya proses ini disebut proses handover.

    Dalam proses handover ada beberapa point penting, diantaranya:

    Mobile node harus dapat mengetahui bahwa mobile node itu sendiri telah

    berpindah jaringan.

    Setelah terkonfigurasi, mobile node harus menginformasikan home agent

    dan correspondent node mengenai lokasi baru.

    Selama proses handover berlangsung, layer 4 sampai dengan layer 7 masih

    aktif sehingga prosedur handover harus dilakukan secepat mungkin untuk

    meminimalkan packet loss dan packet delay

    Prosedur handover sendiri secara singkat adalah sebagai berikut seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 2.7.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 15

    Universitas Indonesia

    Gambar 2. Proses handover pada Mobile IPv6[3]

    1. Deteksi perpindahan

    Mobile node memiliki kemampuan untuk mendeteksi apakah masih berada

    di home network atau sudah berpindah ke foreign network. Untuk

    mengetahui apakah router akses awal masih terjangkau secara dua arah,

    mobile node melakukanNeighbour Unreachability Detection (NUD)

    secara berkala. Apabila router akses sudah tidak terjangkau, maka mobile

    node akan mengirimkan router solicitation untuk mencari router yang

    baru.

    2. Pencarian router

    Router discovery atau pencarian router terjadi ketika mobile node

    menerima router advertisement dari router akses yang baru.Hal ini terjadi

    karena router advertisement dikirimkan secara periodik oleh router akses

    ke semua node secara multicast. Selain itu pencarian router akses baru

    juga terjadi karena router solicitation yang dikirimkan mobile node ketika

    tidak dapat menjangkau router akses. Balasan untuk router solicitation

    dari router akses yang baru adalah solicited router advertisement atau

    unsolicited router advertisement.

    3. Konfigurasi Care-of Address

    Mobile node melakukan konfigurasi untuk mendapatkan alamat IPv6 pada

    jaringan yang baru. Alamat baru inilah yang disebut care-of

    address.Konfigurasi alamat dapat dilakukan baik dengan stateful auto

    configuration ataupun stateless auto configuration.

    4. Deteksi alamat ganda

    Mobile node yang berpindah ke jaringan baru akan melakukan Duplicate

    Address Detection (DAD) untuk care-of address yang didapatkan. Hal ini

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 16

    Universitas Indonesia

    dilakukan agar tidak terjadi duplikasi alamat IPv6 yang sama dalam satu

    jaringan. Apabila terdapat node lain yang menggunakan alamat yang sama

    seperti care-of address yang dipakai, akan terjadi dua hal:

    Node dengan alamat sama itu akan mendapat pesan neighbour

    solicitation dan akan membalalas dengan neighbour advertisement

    dan memberitahukan alamatnya kepada mobile node.

    Mobile nodeakan menerima neighbour solicitation dari node

    dengan alamat yang sama tersebut yang juga melakukan DAD.

    Kemudian mobile node akan mengetahui bahwa ada node lain yang

    menggunakan alamat yang sama dengan care-of address. Dengan begitu

    maka salah satu dari kedua node ini harus mengganti alamat.Namun, perlu

    diketahui bahwa dengan mekanisme stateless, duplikasi alamat hampir

    tidak mungkin terjadi karena konfigurasi stateless menggabung prefiks

    jaringan dengan MAC address yang sifatnya unik untuk setiap perangkat.

    5. Otentikasi dan otorisasi

    Ketika mobile node berpindah ke jaringan lain, maka harus melewati

    Authentication and Authorization (AAA) agar bisa mendapatkan hak akses

    ke jaringan yang baru. Pada proses AAA terjadi interaksi yang melibatkan

    proses encompass dan handshake di antara mobile node, server lokal, dan

    home server dari mobile node.

    6. Registrasi Care-of Address baru

    Setelah mobile node menerima care-of address dan mendapatkan hak

    untuk mengakses jaringan yang baru, mobile node harus

    menginformasikan pada home agent tentang lokasinya yang baru. Pada

    saat koneksi mobile node dengan router akses awal terputus sampai

    dengan mobile node menginformasikan lokasi barunya kepada home

    agent, semua paket yang dikirimkan ke mobile nodeakan hilang dan

    mobile node tidak dapat mengirimkan paket ke correspondent node

    manapun. Mobile node mendaftarkan care-of address baru dengan

    mengirimkan binding update dan home agent membalasnya dengan

    mengirimkan binding acknowledgement. Akhirnya home agent dapat

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 17

    Universitas Indonesia

    mengirimkan paket yang ditujukan untuk home address milik mobile node

    ke lokasi (care-of address) barunya.

    7. Penyempurnaan Binding Update

    Pada tahap ini, mobile node menginformasikan kepada semua

    correspondent node tentang lokasi baru mobile node dan keterjangkauan

    mobile node melalui care-of address yang baru. Hal ini dilakukan dengan

    mengirimkan binding update ke semua correspondent node.

    2.3.4 Horizontal Handover dan Vertical Handover

    Pada jaringan mobile, proses berpindahnya mobile node dari satu titik akses

    jaringan yang satu ke titik akses lainnya disebut dengan proses handoff atau

    handover. Handover dapat dibedakan menurut layer komunikasi mana yang

    mengalami perubahan. Secara umum, handover yang hanya mempengaruhi link

    layer (layer 2) tanpa mengakibatkan perubahan IP (layer 3) disebut sebagai

    horizontal handover. Sedangkan handover yang mempengaruhi layer 2 dan layer

    3 disebut sebagai vertical handover.

    Handover yang dijelaskan pada bagian sebelumnya adalah jenis vertical

    handover. Sebuah mobile node berpindah access point dimana access point awal

    terhubung pada home link sedangkan access point tujuan pada foreign link. Kedua

    access point ini terhubung pada router akses yang berbeda sehingga mobile node

    harus berganti alamat IP dengan yang baru, yaitu care-of address.

    Perbedaan utama horizontal handover dengan vertical handover adalah mobile

    node tidak berpindah ke foreign link. Mobile node mengganti koneksi access

    point namun access point tujuan masih berada di bawah router akses yang sama

    atau tetap berada di home link. Oleh karena itu, pada horizontal handover tidak

    terjadi perubahan IP.

    2.4 File Transfer Protocol

    File Transfer Protocol (FTP) adalah protokol application layer yang berguna

    untuk mengirim dan menerima file dari satu host ke host lain. Protokol ini

    dikembangkan tahun 1971 ketika Internet masih menjadi percobaan dan masih

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 18

    Universitas Indonesia

    banyak digunakan.Secara teknis, FTP dijelaskan dalam RFC 959. Gambar 2.8

    adalah ilustrasi pengiriman file menggunakan FTP.

    Gambar 2. Transfer file menggunakan FTP[5]

    Pada gambar 2.8 digambarkan user berinteraksi dengan FTP melalui sebuah FTP

    user agent. Dengan menggunakannama host dari remote host, proses FTP client

    pada local host membangun koneksi TCP dengan proses FTP server pada remote

    host. Umumnya penguna melakukan identifikasi dengan menggunakan username

    dan password yang kemudian dikirim melalui koneksi TCP sebagai bagian dari

    perintah FTP. Ketika server telah menerima permintaan pengguna, transfer file

    dapat dilakukan baik dari local host ke remote host atau sebaliknya.

    FTP menggunakan dua koneksi TCP secara paralel untuk melakukan transfer file,

    yaitu control connection dan data connection. Control connection digunakan

    untuk mengirim informasi kontrol antara kedua host. Informasi yang dikirim

    diantaranya identifikasi user, password, perintah berganti direktori, dan perintah

    file “put” dan “get”. Sedangkan data connection digunakan untuk pengiriman file.

    Saat user memulai sebuah FTP session dengan remote host, FTP pertama-tama

    membentuk sebuah control TCP connection pada server dengan nomor port 21.

    Client FTP dapat mengirimkan identifikasi user dan password melalui control

    connection ini. Client juga dapat mengirim perintah untuk merubah direktori pada

    remote host. Saat ada permintaan transfer file, FTP membuka TCP data

    connection pada server dengan nomor port 20. FTP kemudian mengirim sebuah

    file melalui koneksi data tersebut dan kemudian menutupnya. Selama sesi FTP

    berlangsung, control connection tetap terbuka dan data connection tebuka setiap

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 19

    Universitas Indonesia

    saat ada permintaan transfer file dari client. Control connection dan data

    connection diilustrasikan pada Gambar 2.9.

    Gambar 2. Control connection dan data connection[5]

    Perintah-perintah FTP dikirim melalui control TCP connection baik dari client ke

    server, dan juga balasannya,dari server ke client. Perintah-perintah tersebut

    dikirim dalam format ASCII 7 bit. Seperti halnya perintah HTTP, perintah FTP

    bisa dibaca oleh manusia. Setiap perintah terdiri dari empat karakter ASCII

    kapital. Beberapa perintah FTP yang umum di antaranya:

    USER username : digunakan untuk mengirim identifikasi user ke server

    PASS password : digunakan untuk mengirim password user ke server.

    LIST : digunakan untuk meminta server mengirimkan balik daftar file pada

    direktori yang sedang diakses di remote host.

    RETR filename : digunakan untuk mengambil file dari direktori yang sedang

    diakses pada remote host.

    STOR filename : digunakan untuk meletakkan file ke direktori yang sedang

    diakses pada remote host.

    Setiap perintah yang dikirim client akan mendapat balasan dari server. Balasan

    dari server berupa angka tiga digit dengan pesan tambahan di belakang angka

    tersebut. Beberapa balasan dari server FTP diantaranya:

    331 Username OK, password required

    125 Data connection already openl transfer starting

    425 Can’t open data connection

    452 Error writing file

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 20

    Universitas Indonesia

    BAB 3

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

    JARINGAN MOBILE IPV6 DENGAN APLIKASI FTP

    Perbedaan vertical handover dan horizontal handover,selain pada layer

    komunikasi yang terlibat dalam handover, adalah dalam hal pengaruhnya terhadap

    performa jaringan.Untuk mengetahuinya dapat dilakukan pengukuran terhadap

    parameter QoS. Pengukuran proses handover saat ada komunikasi data ini dapat

    dilakukan dengan menggunakan sebuah jaringan Mobile IPv6 sederhana yang

    merepresentasikan keadaan yang terjadi saat berlangsungnya handover.

    Dari pengukuran dengan skenario yang berbeda-beda akan didapatkan hasil yang

    bisa dibandingkan. Kemudian dilakukan analisa untuk memperoleh kesimpulan

    akhir mengenai perbedaan pengaruh vertical handover dan horizontal handover

    terhadap performa jaringan dengan aplikasi FTP.

    3.1 Rencana Topologi Jaringan

    Rencana jaringan yang akan diimplementasikan pada Mobile IPv6 terdiri dari 3

    PC, 1 laptop, 2access point, dan 2 switch. Fungsinya masing masing adalah:

    1 laptop berfungsi sebagai mobile node

    1 PC sebagai home agent

    1 laptop sebagai correspondent node di antara home agent dan foreign

    router melalui sebuah switch

    1 PC sebagai foreign router.

    2 access point terhubung ke home agent melalui sebuah switch pada

    topologi horizontal handover.

    1 access point terhubung ke home agent dan 1 access point ke foreign

    router pada topologi vertical handover.

    Perangkat-perangkat ini akan disusun membentuk topologi jaringan Mobile IPv6

    sederhana. Topologi yang dibuat ada dua jenis. Yang pertama untuk

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 21

    Universitas Indonesia

    merepresentasikan proses horizontal handover seperti ditunjukkan pada Gambar

    3.1. Yang kedua untuk merepresentasikan proses vertical handover seperti

    ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Gambar 3. Topologi jaringan untuk horizontal handover

    Gambar 3. Topologi jaringan untuk vertical handover

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 22

    Universitas Indonesia

    3.2 Spesifikasi sistem

    3.2.1 Spesifikasi Perangkat Keras

    Perangkat keras yang akan digunakan dalam perancangan jaringan Mobile IPv6

    ini adalah :

    1. Home Router

    Untuk Home Router, akan digunakan sebuah PC Router yang berfungsi

    ganda sebagai Home Agent dan Home Router

    Prosesor : Intel® Dual-Core™ CPU E6300 @ 2.80GHz

    Memori : 2 GB

    Harddisk : Hitachi HDT72103 - 320GB

    2. Foreign Router

    Untuk Foreign Router, akan digunakan sebuah PC Router yang

    mendukung Mobile IPv6

    Prosesor : Intel® Dual-Core™ CPU E6300 @ 2.80GHz

    Memori : 2 GB

    Harddisk : Hitachi HDT72103 - 320GB

    3. Mobile node

    Untuk Mobile Node, akan digunakan laptop yang akan berpindah Access

    point dalam Home Link (untuk topologi horizontal) dan berpindah

    jaringan ke Foreign Link (untuk topologi vertikal)

    Prosesor : Intel® Core™ 2 Duo CPU T8100 @ 2.1 GHz

    Memori : 2 GB

    Harddisk : FUJITSU MHY2250BH - 250 GB

    4. Correspondent Node

    Untuk Correspondent Node, akan digunakan sebuah laptop yang

    berhubungan dengan Mobile Node

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 23

    Universitas Indonesia

    Prosesor : Intel® Core™ i7-740QM Processor @ 1.73 GHz

    Memori : 4 GB

    Harddisk : 500 GB

    5. Access point

    Access pointakan digunakan sebagai penghubung router dengan Mobile

    Node dan Correspondent Node.

    Tipe : TP-LINK Wireless-G Access point [TL-WA500G]

    Data Rates : 54Mbps

    6. Switch

    Switch digunakan untuk menghubungkan Home Agent dengan 2 buah

    Access point.

    Tipe : TP-LINK TL-SF1005D

    Ports : 5-ports 10/100/Mbps

    3.2.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

    Perangkat lunak yang akan digunakan untuk perancangan jaringan Mobile

    IPv6 ini adalah :

    1. Sistem operasi Linux Ubuntu 10.04 LTS (Lucid Lynx)

    Dalam perancangan jaringan Mobile IPv6 ini, akan digunakan sistem

    operasi Linux Ubuntu 10.04 LTS (Lucid Lynx). Pada dasarnya kernel

    Linux yang terdapat pada Linux Ubuntu 10.04 LTS tidak mendukung fitur

    Mobile IPv6. Oleh karena itu, sebelumnya dilakukan instalasi kernel baru,

    yaitu kernel Linux-2.6.32.32. Pada saat proses konfigurasi kernel ini lah

    fitur mobility pada IPv6 diaktifkan.

    2. UMIP (Linux Mobile IPv6 Daemon)

    Untuk menciptakan environment mobile IPv6, digunakan sebuah

    perangkat lunak, yaitu UMIP atau dikenal juga dengan mip6d, Linux

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 24

    Universitas Indonesia

    Mobile IPv6 Daemon. Perangkat lunak ini yang membuat konfigurasi

    untuk Home Agent, Correspondent Node, maupun Mobile Node.Perangkat

    lunak ini juga mengatur penggunaan bidirectional tunneling atau route

    optimization. Pada sistem ini digunakan UMIP versi 0.4.

    3. RADVD (Router Advertisement Daemon)

    Radvd adalah perangkat lunak yang digunakan pada Home Agent dan

    Foreign Router dimana keduanya berperan sebagai router. Radvd

    berfungsi untuk melakukan pengiriman pesan router advertisement untuk

    dapat memberikan alamat pada Mobile Node ketika Mobile Node

    mengirimkan permintaan router solicitation pada Home Agent dan Foreign

    Router. Radvd yang digunakan adalah versi 1.3.

    4. Wireshark

    Wireshark adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk memantau

    dan menganalisa protokol jaringan. Pemantauan dilakukan dengan

    membaca paket-paket yang dikirin dalam jaringan melalui sebuah

    interface jaringan. Wireshark yang digunakan adalah versi 1.6.8.

    5. Traffic Generator

    Traffic generator adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk

    memberikan traffic pada jaringan. Perangkat lunak ini akan di-install pada

    beberapa node dalam jaringan, yang nantinya akan terus saling bertukar

    trafik. Rekayasa traffic jaringan ini dimaksudkan agar kondisi jaringan

    tampak seperti jaringan sebenarnya yang banyak diakses oleh pengguna.

    Nama perangkat lunak yang digunakan adalah Multi-Generator (MGEN)

    dimana versi yang digunakan adalah versi 5.02.

    6. VSFTPD (Very Secure FTP Daemon)

    VSFTPD adalah perangkat lunak FTP server untuk sistem serupa UNIX,

    termasuk Linux. Karena mendukung IPv6, maka VSFTPD dapat

    digunakan pada sistem yang akan dibuat. VSFTPD nantinya dipasang pada

    Correspondent Node, versi yang digunakan adalah 2.2.2

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 25

    Universitas Indonesia

    7. FileZilla

    Filezilla adalah perangkat lunak FTP client.Filezilla terdia untuk berbagai

    platform, salah satunya Linux. Filezilla memiliki tampilan GUI yang

    mempermudah operasi FTP yang dilakukan sehingga pengguna tidak

    harus mengetikkan perintah-perintah FTP secara manual. Filezilla yang

    digunakan adalah versi 3.3.1

    3.3 Skenario Pengukuran Parameter QoS

    Secara umum pengukuran parameter QoS dilakukan dengan dua skenario. Yang

    pertama adalah saat terjadi proses horizontal handover dan yang kedua adalah

    saat terjadi proses vertical handover. Pada proses horizontal handover, sebuah

    mobile nodeakan berpindah dari satu access point ke access point yang lain. Di

    sini kedua access point berada di bawah satu router akses yang sama seperti pada

    Gambar 3.3.

    Gambar 3. SkenarioHorizontal handover

    Pada proses vertical handover, mobile node juga berpindah dari satu access point

    ke access point yang lain. Namun, yang membedakan adalah kedua access point

    berada di bawah router access yang berbeda, seperti pada Gambar 3.4. Sehingga

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 26

    Universitas Indonesia

    dapat dikatakan bahwa mobile node berpindah access point dan router aksesnya

    sekaligus.

    Gambar 3. Skenario Vertical handover

    Dalam kedua skenario ini, mobile node adalah laptop yang melakukan transfer file

    menggunakan FTP. Transfer file dilakukan dengan corespondent node, yaitu PC

    yang juga berperan sebagai server FTP di luar home network maupun foreign

    network tujuan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, transfer file dilakukan

    dengan variasi ukuran dan ekstensi file.

    Saat pengukuran dilakukan, jaringan perlu dikondisikan sedemikian rupa sehingga

    traffic jaringan menyerupai jaringan IPv6 asli yang sedang diakses oleh pengguna.

    Hal ini diperlukan agar mendapat data yang objektif dari pengamatan.Untuk itu,

    dengan menggunakan perangkat lunak MGEN, traffic pada jaringan direkayasa

    antara home agent, foreign router dan correspondent node sehingga ketiganya

    terbebani.

    Parameter QoS diukur dari mobile node dengan menggunakan perangkat lunak

    Wireshark. Parameter-parameter yang akan diukur diantaranya: troughput,

    transfer time, dan delay.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 27

    Universitas Indonesia

    3.4 Pembuatan Sistem

    Setelah menyusun jaringan sesuai dengan topologi yang telah dijelaskan

    sebelumnya, sistem pada node-node (komputer) pada jaringan harus disesuaikan

    agar mendukung Mobile IPv6. Secara garis besar ada tiga tahap yang harus

    dilakukan, yaitu membuat kernel yang siap dengan fitur IPv6 mobility, melakukan

    instalasi perangkat lunak yang akan digunakan, serta konfigurasi alamat IPv6 dan

    perangkat lunak di tiap-tiap node agar dapat berkomunikasi dalam jaringan serta

    mendukung mobile IPv6.

    3.4.1 Persiapan Kernel

    Kernel bawaan Linux Ubuntu 10.04 belum mendukung mobile IPv6. Oleh karena

    itu diperlukan sebuah kernel baru. Kernel baru ini bisa ditambahkan dengan

    menyusun kernel dari source code-nya. Source code dapat diunduh melalui

    kambing.ui.ac.id atau kernel.org. Untuk sistem yang digunakan disini, source

    code diunduh dari http://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/v2.6.32/linux-

    2.6.32.32.tar.bz2.

    File source code harus diunduh dan diletakkan di direktori/usr/src. Perintah-

    perintah yang dimasukkan pada terminal adalah:

    #cd /usr/src/

    # wgethttp://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/ v2.6.32/linux-

    2.6.32.32.tar.xz

    Setelah itu, source code yang diunduh dalam bentuk arsip terkompresi tersebut

    diekstrak. Source code kernel tersebut juga perlu dibuatkan link simbolik dalam

    direktori /usr/src/linux

    #tar jxvf linux-2.6.32.32.tar.bz2

    #rm linux-2.6.32.32.tar.bz2*

    #ln –s /usr/src/linux-2.6.32.32/ include /usr/src/linux

    Sebelumnya harus dipastikan bahwa beberapa perangkat seperti pada Gambar 3.5

    telah terpasang untuk mendukung proses penyusunan kernel yang baru.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

    http://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/v2.6.32/linux-2.6.32.32.tar.bz2http://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/v2.6.32/linux-2.6.32.32.tar.bz2http://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/%20v2.6.32/linux-2.6.32.32.tar.xzhttp://kambing.ui.ac.id/linux/v2.6/longterm/%20v2.6.32/linux-2.6.32.32.tar.xz

  • 28

    Universitas Indonesia

    Gambar 3. Daftar perangkat lunak yang dibutuhkan untuk penyusunan kernel.

    Untuk mengaktifkan opsi ipv6 mobility pada kernel tadi, file konfigurasi kernel

    perlu diubah kembali. Penyusunan ulang sebuah kernel memerlukan langkah-

    langkah tertentu. Namun, dalam kasus ini praktisnya hanya perlu menggunakan

    konfigurasi kernel lama dan mengaturopsi mobility yang dibutuhkan.

    #cd linux-2.6.32.32/

    #make old config

    #make menu config

    Opsi yang harus dinyalakan pada kernel untuk mendukung fitur mobile IPv6

    adalah seperti pada Gambar 3.6.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 29

    Universitas Indonesia

    Gambar 3. Konfigurasi kernel untuk mendukung mobile IPv6

    Setelah itu, dapat dilakukan penyusunan dan instalasi kernel

    #make

    #make install

    #make modules_install

    Terakhir perlu diperiksa kembali konfigurasi bootloader pada grub untuk

    memastikan kernel yang baru sudah dapat digunakan.

    3.4.2 Instalasi Perangkat Lunak UMIP Linux Mobile IPv6 Daemon dan

    RADVD

    Instalasi UMIP dilakukan dengan menyusun source code-nya lebih dulu.

    Sebelumnya harus dipastikan sistem telah memiliki paket perangkat lunak

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 30

    Universitas Indonesia

    pendukung tertentu untuk dapat menyusun dan menggunakan UMIP.Paket-paket

    tersebut diantaranya: autoconf, automake, bison, flex,libssl-de, indent, ipsec-tools,

    dan radvd. Paket yang disebut terakhir, radvd, adalah perangkat lunak yang

    digunakan pada home router dan foreign router untuk menyebarkan router

    advertisement.

    Untuk melakukan instalasi paket-paket di atas, perintahnya adalah:

    #apt-get install autoconf automake bison flex libssl-dev

    indent ipsec-tools radvd

    Setelah itu source code diunduh dari repository ke direktori /usr/src sebagai

    berikut.

    #cd /usr/src/

    #git clone git://git.umip.org/umip.git

    #cd umip/

    Terakhir, UMIP disusun dan di-install dengan perintah:

    #autoreconf -i

    #CPPFLAGS='-isystem/usr/src/linux/include/' ./configure—

    enable -vt

    #make

    #make install

    3.4.3 Instalasi VSFTPD dan Filezilla

    Untuk melakukan transfer file menggunakan protokol FTP, diperlukan adanya

    FTP server dan FTP client. Untuk itu, digunakan VSFTPD dan filezilla. VSFTPD

    berguna sebagai FTP server yang di-install di Correspondent Node. Perintah

    instalasinya adalah:

    #apt-get install vsftpd

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 31

    Universitas Indonesia

    Sedangkan Filezilla berguna sebagai FTP client yang di-install di Mobile Node,

    yaitu dengan perintah:

    # apt-get install filezilla

    Selanjutnya untuk menjalankan VSFTPD, diperlukan sebuah file konfigurasi,

    yaitu “vsftpd.conf” yang berada pada direktori /etc. Untuk mengubah file tersebut,

    digunakan perintah:

    # gedit /etc/vsftpd.conf

    vsftpd.conf adalah file konfigurasi awal berupa teks. Di dalamnya telah

    disediakan opsi-opsi tertentu baik yang aktif maupun tidak. Opsi yang perlu

    ditambahkan dan diaktifkan adalah:

    1. listen_ipv6=YES

    Menjalankan VSFTPD untuk melayani permintaan FTP dalam IPv6.

    2. local_enable=YES

    Memungkinkan local user untuk login melalui FTP.

    3. write_enable=YES

    Mengizinkan perintah-perintah penulisan file melalui FTP.

    4. ftp_username=ftp, guest_username=ftp

    Username yang terdaftar pada sistem ketika log in melalui ftp dalam

    modus anonymous, yaitu tanpa username dan password.

    5. anon_root=/home/wega/FTP

    Direkroti root yang dapat diakses ketika log in melalui ftp dalam modus

    anonymous.

    Setelah mengubah isi vsftpd.conf, VSFTPD perlu dijalankan ulang. Perintah yang

    digunakan adalah:

    # service vsftpd restart

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 32

    Universitas Indonesia

    3.4.4 Konfigurasi Node

    Node – node yang ada akan saling terhubung dengan cara seperti pada gambar 3.3

    untuk skenario pertama dan seperti pada gambar 3.4 untuk skenario kedua.

    Konfigurasi untuk masing-masing node adalah sebagai berikut.

    a. Home Agent

    Home Agent memiliki dua interface.Interface pertama adalan eth0 yang

    terhubung dengan foreign router dan correspondent node melalui switch.

    Alamat eth0 adalah 2001:db8:ffff:100b::1/64. Interface kedua adalah eth1

    yang terhubung dengan home link. Alamat eth1 adalah

    2001:db8:ffff:100a::2/64. Perintah konfigurasi alamat adalah:

    #ifconfig eth0 inet6 add 2001:db8:ffff:100b::1/64

    #ifconfig eth1 inet6 add 2001:db8:ffff:100a::2/64

    Home Agent adalah router, oleh karena itu perlu ditambahkan static

    routing untuk memungkinkan akses dari home link ke foreign link.

    #ip route add 2001:db8:ffff:100c::/64 via

    2001:db8:ffff:100b::2

    Selain itu, beberapa fungsi home router diaktifkan dengan perintah:

    # echo 1 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/forwarding

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/autoconf

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/accept_ra

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/accept_redirects

    Untuk mendukung Mobile IPv6, digunakan UMIP Linux Mobile IPv6

    Daemon yang konfigurasinya terdapat pada file mip6d.conf dalam

    direktori /usr/local/etc.

    Untuk menjalankan RADVD pada Home Agent juga dibutuhkan fie

    konfigurasi radvd.conf yang terletak dalam direktori /etc.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 33

    Universitas Indonesia

    b. Foreign Router

    Foreign Router juga memiliki dua interface.Interface pertama adalan eth0

    yang terhubung dengan home agent dan correspondent node melalui

    switch. Alamat eth0 adalah 2001:db8:ffff:100b::2/64. Interface kedua

    adalah eth1 yang terhubung dengan foreign link. Alamat eth1 adalah

    2001:db8:ffff:100c::2/64. Perintah konfigurasi alamat adalah:

    #ifconfig eth0 inet6 add 2001:db8:ffff:100b::2/64

    #ifconfig eth1 inet6 add 2001:db8:ffff:100c::2/64

    Pada Foreign Router juga perlu ditambahkan static routing untuk

    memungkinkan akses dari foreign link ke home link.

    #ip route add 2001:db8:ffff:100a::/64 via

    2001:db8:ffff:100b::1

    Selain itu, beberapa fungsi foreign router diaktifkan dengan perintah:

    # echo 1 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/forwarding

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/autoconf

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/accept_ra

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/all/accept_redirects

    Foreign Router tidak membutuhkan konfigurasi mip6d.conf karena

    diasumsikan Foreign Router adalah sebuah node yang jauh di luar home

    link.

    Foreign Router juga menjalankan RADVD namun dengan konfigurasi

    prefiks alamat yang berbeda dengan Home Agent.

    c. Correspondent Node

    Correspondent Node memiliki satu interface, yaitu eth0 yang terhubung

    dengan Home Agent dan Foreign Router melalui switch. Alamat eth0

    adalah 2001:db8:ffff:100b::3/64. Perintah konfigurasi alamat adalah:

    #ifconfig eth0 inet6 add 2001:db8:ffff:100b::3/64

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 34

    Universitas Indonesia

    Pada Correspondent Node juga perlu ditambahkan static routing untuk

    memungkinkan akses ke foreign link dan ke home link.

    #ip route add 2001:db8:ffff:100a::/64 via

    2001:db8:ffff:100b::1

    #ip route add 2001:db8:ffff:100c::/64 via

    2001:db8:ffff:100b::2

    Seperti Home Agent, Correspondent Node juga menjalankan UMIP Linux

    Mobile IPv6 Daemon.

    d. Mobile Node

    Tidak seperti node yang lain, konfigurasi alamat Mobile Node tidak

    dilakukan secara manual, melainkan dengan file konfigurasi mip6.conf

    bersamaan dengan konfigurasi UMIP Linux Mobile IPv6 Daemon.

    Pada mobile node juga perlu diatur beberapa fungsi sebagai berikut.

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/wlan0/forwarding

    # echo 0 > /proc/sys/net/ipv6/conf/wlan0/autoconf

    # echo 1 > /proc/sys/net/ipv6/conf/wlan0/accept_ra

    # echo 1 > /proc/sys/net/ipv6/conf/wlan0/accept_redirects

    3.4.5 Rekayasa Trafik Menggunakan MGEN

    Multi-Generator (MGEN) adalah perangkat lunak open source yang dapat

    membuat pola trafik sehingga jaringan dapat diberi beban dengan cara yang

    bervariasi. Trafik yang dibuat juga dapat dicatat dalam sebuah log untuk

    kemudian dianalisa. Data log dapat digunakan untuk menghitung statistik

    performa jaringan, diantaranya throughput, packet loss, delay, dan sebagainya.

    MGEN berjalan di atas sistem operasi berbasis Unix seperti Linux dan juga

    platform WIN32.

    Untuk menggunakan MGEN sebagai pembangkit trafik, diperlukan host yang

    berperan sebagai server dan client. Server mengirimkan paket-paket yang

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 35

    Universitas Indonesia

    dibangkitkan, sedangkan client yang mendengarkan permintaan koneksi dan

    meresponnya serta menerima paket-paket tersebut.

    MGEN memiliki antarmuka command line. Untuk menjalankannya, format

    perintah yang digunakan adalah:

    #mgen [ipv6][input ][output ]

    Sehingga perintah yang dimasukkan pada command line adalah:

    #mgen ipv6 input /bin/script.mgn

    [ipv6] menunjukkan bahwa protokol yang digunakan adalah IPv6

    [input] menunjukkan script file yang berisi perintah-perintah

    membangkitkan trafik yang harus dijalankan oleh MGEN. diganti

    dengan direktori tempat menyimpan script file yang diinginkan.

    [output] menunjukkan MGEN harus mencatat perintah-perintah yang

    dijalankan dalam sebuah log file. diganti dengan direktori penyimpanan

    dan nama log file.

    MGEN dijalankan pada Correspondent Node, Home Agent, dan Foreign Router.

    Isi script file dari ketiga node tersebut masing-masing adalah sebagai berikut.

    Correspondent Node

    0.0 LISTEN TCP 8000

    0.0 LISTEN UDP 5002

    Home Agent

    0.0 LISTEN UDP 5000

    0.0 ON 1 UDP SRC 5001 DST 2001:db8:ffff:100b::2/5001

    PERIODIC [32 8192]

    10.0 ON 2 TCP DST 2001:db8:ffff:100b::3/8000 PERIODIC [1

    5242880]

    Foreign Router

    0.0 LISTEN UDP 5001

    0.0 ON 1 UDP SRC 5002 DST 2001:db8:ffff:100b::3/5002

    PERIODIC [32 8192]

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 36

    Universitas Indonesia

    0.0 ON 2 UDP SRC 5000 DST 2001:bd8:ffff:100b::1/5000

    PERIODIC [32 8192]

    Dari ketiga script file di atas, Correspondent Node dirancang untuk mendengarkan

    kiriman pesan UDP di port 5002 dari Foreign Router dan mendengarkan

    permintaan sambungan dan kiriman pesan TCP di port 8000 dari Home Agent. Di

    sisi lain, Foreign router mengirimkan paket UDP secara periodic sebanyak 32

    pesan per detik dengan ukuran 8192 byte dan Home Agent mengirimkan pesan

    TCP secara periodic sebanyak 1 pesan per detik dengan ukuran 5242880 byte.

    Selain itu, Home Agent dan Foreign Router saling bertukar pesan UDP. Home

    Agent mengirimkan pesan UDP dari port 5001 sebanyak 32 pesan per detik

    dengan ukuran 8192 byte ke port 5001 Foreign Router. Sebaliknya Foreign Router

    juga mengirimkan pesan UDP dari port 5000 sebanyak 32 pesan per detik dengan

    ukuran 8192 byte ke port 5000 Home Agent.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 37

    Universitas Indonesia

    BAB 4

    ANALISA PARAMETER QOS JARINGAN PADA APLIKASI FTP

    4.1 Pengukuran Parameter QoS

    Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa akan dilakukan pengukuran

    parameter QoS pada jaringan mobile IPv6 untuk membandingkan dua skenario,

    yaitu horizontal handover dan vertical handover. Untuk kedua skenario ini,

    mobile node melakukan pengunduhan file dari correspondent node menggunakan

    aplikasi FTP dan pengukuran dilakukan saat pengiriman file berlangsung.

    Berdasarkan topologi jaringan pada Gambar 4.1, pengukuran dilakukan dengan

    mobile node berpindah-pindah. Pengukuran pertama adalah saat mobile node

    terhubung dengan access point 1 (AP1) di home link dan pengukuran kedua

    adalah ketika mobile node telah berpindah ke access point 2 (AP2) yang juga di

    home link. Di sini terjadi proses horizontal handover. Setelah itu pengukuran

    ketiga dilakukan saat mobile node terhubung dengan access point di foreign link

    (AP3). Di sini terjadi proses vertical handover.

    Gambar 4. Topologi Jaringan pada pengukuran parameter QoS

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 38

    Universitas Indonesia

    Pada masing-masing posisi mobile node, dilakukan pengunduhan file melalui

    FTP. Mobile node mengunduh beberapa file dengan variasi jenis dan ukuran file.

    Ada tiga jenis file, yaitu file yang berekstensi .PDF, .JPG, dan .TAR.GZ. Masing

    masing jenis file dibedakan atas tiga ukuran, yaitu 128KB, 1MB, dan 8 MB

    sehingga jumlah file yang harus diunduh berjumlah sembilan file. Dalam satu kali

    pengukuran, sebuah file diunduh sebanyak 10 kali.

    Perangkat lunak Wireshark digunakan untuk meng-capture paket-paket yang

    ditransfer ke mobile node pada setiap pengunduhan file. Hasil capture ini dapat

    digunakan untuk memperoleh parameter-parameter jaringan yang akan dianalisa,

    diantaranya throughput, transfer time, dan delay.

    Gambar 4. Filter “ftp-data” pada Wireshark

    Hasil capture Wireshark tidak hanya berisi paket-paket yang dikirimkan antara

    mobile node dengan correspondent node dalam pengiriman file menggunakan

    FTP, tapi juga paket-paket lain yang masuk ke interface jaringan pada mobile

    node. Untuk menampilkan paket-paket file FTP saja, digunakan filter “ftp-data”.

    Penerapan filter pada wireshark dapat dilihat pada Gambar 4.2.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 39

    Universitas Indonesia

    Gambar 4. Summary pada Wireshark

    Untuk memperoleh nilai parameter throughput dan transfer time, dapat dilakukan

    dengan menampilkan summary seperti pada Gambar 4.3. Summary berisi statistik

    ringkas dari paket-paket yang telah di-filter. “Avg. Mbit/sec” pada kolom

    displayed adalah nilai yang diambil sebagai throughput dan “Beetwen first and

    last packet” pada kolom “displayed” adalah nilai yang diambil sebagai transfer

    time. Sedangkan delay dapat dihitung dari transfer time dibagi jumlah paket.

    4.2 Analisa Parameter QoS

    4.2.1 Analisa Throughput

    Throughput menunjukkan kecepatan transfer data, yaitu besaran data rata-rata

    yang mampu ditransfer melewati jaringan setiap satuan waktu. Throughput dapat

    dinyatakan dalam bytes per second, packet per second atau bit per second.Analisa

    terhadap throughput dapat dibagi berdasarkan keberadaan mobile node, yaitu di

    transfer time

    throughput

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 40

    Universitas Indonesia

    AP1 Home Link, AP2 Home Link (horizontal handover), dan AP3 Foreign Link

    (vertical handover).

    a. AP1 Home Link

    Pengambilan data pertama untuk analisa throughput dilakukan pada keadaan

    mobile node berada di home link dan terhubung ke AP1.Mobile node

    mengunduh file-file yang telah disiapkan dari correspondent node.

    Pengukuran menggunakan Wireshark dilakukan di mobile node.Dengan

    masing-masing file diunduh sebanyak 10 kali, diperoleh data rata-rata

    throughputpada home link (AP1) untuk setiap file seperti pada Tabel 4.1.

    Data pengukuran throughput secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

    Tabel 4. Rata-rata throughput pada AP1 home link

    Ukuran

    File

    Throughput (Mbit/sec)

    PDF JPG TAR.GZ

    128KB 7.2403 7.8194 7.242

    1MB 6.9918 7.4173 7.5425

    8MB 7.3667 7.5359 7.3179

    rata-rata 7.1996 7.5909 7.3675

    Dari Tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa masing-masing file memiliki nilai

    rata-rata throughput yang berbeda-beda. Berdasarkan ukuran file, besaran

    throughput berubah-ubah tidak beraturan baik itu pada file berekstensi PDF,

    JPG, ataupun TAR.GZ.

    Misalnya pada file PDF nilai throughput paling tinggi adalah pada file 8 MB

    sedangkan file 128 KB dan 1 MB memiliki nilai throughput yang hampir

    lebih rendah dari file 8 MB. Bahkan Paling randah pada file 1 MB. Namun,

    pada file JPG nilai throughput paling tinggi adalah pada file 128 KB. Dan

    pada file TAR.GZ file 1MB memiliki nilai paling tinggi diantara file yang

    lain. Dari sini dapat dilihat bahwa tidak ada kecenderungan ukuran file

    berbanding lurus maupun terbalik terhadap nilai throughput.

    Selain itu perbedaan nilai throughput antara file yang satu dengan file yang

    lain juga tidak terlalu signifikan. Untuk itu, dapat diasumsikan bahwa besar

    file dan jenis file tidak berpengaruh terhadap nilai throughput.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 41

    Universitas Indonesia

    b. AP2 Home Link (Horizontal handover)

    Pengambilan data kedua untuk analisa throughput juga dilakukan pada

    keadaan mobile node berapa di home link, namun mobile node berpindah ke

    AP2. Dari pengukuran kedua ini, diperoleh data rata-rata throughput pada

    home link (AP2) untuk setiap file seperti pada Tabel 4.2.

    Tabel 4. Rata-rata throughput pada home link AP2

    Ukuran

    File

    Throughput (Mbit/sec)

    PDF JPG TAR.GZ

    128KB 7,6976 7,0372 7,4215

    1MB 7,3523 6,1836 7,3156

    8MB 6,613 6,8672 7,1698

    rata-rata 7,2209 6,6960 7,3023

    Berdasarkan asumsi sebelumnya, ukuran dan jenis file tidak berpengaruh

    terhadap besaran throughput. Hal ini dapat dilihat pula dari data pada tabel

    4.2 dimana nilai rata-rata throughput untuk masing-masing file berubah tidak

    menentu baik berdasarkan ukuran file, maupun jenis file.

    Namun, ada beberapa nilai throughput yang relatif jauh lebih rendah diantara

    file-file lain. Misalnya pada file JPG dengan nilai rata-rata dari tiga file JPG

    adalah 6,696. Nilai ini terpaut cukup jauh dengan rata-rata throughput file

    PDF dan file TAR.GZ.

    Bila diamati kembali dari hasil capture wireshark, file-file dengan throughput

    rendah mengalami gagal transfer pada paket-paketnya. Ini berarti faktor yang

    mempengaruhi rendahnya nilai throughput tersebut adalah pada kondisi

    jaringan, baik itu beban lalu lintas jaringan ataupun beban perangkat keras

    jaringan.

    Setelah berpindah dari AP1 ke AP2 pada home link, mobile node dapat

    dikatakan telah mengalami horizontal handover. Untuk melihat perbedaannya

    dapat dibandingkan data yang diperoleh pada AP1 dan AP2.

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 42

    Universitas Indonesia

    Gambar 4. Grafik perbandingan throughput file 128KB pada horizontal handover

    Gambar 4.4 menunjukkan perbedaan nilai throughput pada AP1 Home Link

    dan AP2 Home Link untuk setiap jenis file yang berukuran 128 KB. Bila

    dihitung rata-ratanya, maka throughput pada AP2 lebih rendah 0,65%

    dibandingkan dengan throuhgput pada AP 1.

    Gambar 4. Grafik perbandingan throughput file 1MB pada horizontal handover

    Gambar 4.5 menunjukkan perbedaan nilai throughput pada AP1 Home Link

    dan AP2 Home Link untuk setiap jenis file yang berukuran 1MB. Bila

    dihitung rata-ratanya, maka throughput pada AP2 lebih rendah 5,01%

    dibandingkan dengan throuhgput pada AP1.

    PDF JPG TAR.GZ

    Home1 7,2403 7,8194 7,242

    Home2 7,6976 7,0372 7,4215

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Th

    rou

    gh

    pu

    t (M

    bit

    /sec

    )

    Perbandingan Throughput File 128KB -

    Horizontal Handover

    PDF JPG TAR.GZ

    Home 1 6,9918 7,4173 7,5425

    Home2 7,3523 6,1836 7,3156

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Th

    rou

    gh

    pu

    t (M

    bit

    /sec

    )

    Perbandingan Throughput File 1MB -

    Horizontal Handover

    Analisa performa..., Suwega Drestantiarto, FT UI, 2012

  • 43

    Universitas Indonesia

    Gambar 4. Grafik perbandingan throughput file 8MB pada horizontal handover

    Gambar 4.6 menunjukkan perbedaan nilai throughput pada AP1 Home Link

    dan AP2 Home Link untuk setiap jenis file yang berukuran 8 MB. Bila

    dihitung rata-ratanya, maka throughput pada AP2 lebih rendah 7,07%

    dibandingkan dengan hroughput pada AP 1.

    Secara keseluruhan, horizontal handover tidak berpengaruh secara signifikan

    terhadap perubahan nilai throughput.Hal ini terjadi karena pada horizontal

    handovermobile node tidak mengalami mekanisme handover mobile IPv6.Di

    sini mobile node tetap berada pada home link, yang berarti mobile node tetap

    terhubung ke home agent.Correspondent node dapat menghubungi mobile

    node secara langsung.

    c. Foreign Link (Vertical handover)

    Terakhir, pengambilan data untuk analisa throughput dilakukan pada keadaan

    mobile node telah berpindah ke AP3 pada foreign link sehingga mobile node

    terhubung dengan correspondent node melalui foreign router. Diperoleh data

    rata-rata throughput pada foreign link untuk setiap file sebagai berikut.

    PDF JPG TAR.GZ

    Home 1 7,3667 7,5359 7,3179

    Home 2 6,613 6,8672 7,1698

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Th

    rou

    gh

    pu

    t (M

    bit