View
32
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
7/13/2019 Hernia Inguinalis
1/16
HERNIA INGUINALIS
A Pengertian
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal
atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal
(Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis
menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis
(Mansjoer A,dkk 2000).
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas
kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. (
Cecily L. Betz, 2004).
Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding
yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).
B Anatomi Fisiologi
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus, obliqus
abdominis internus, musculus transversus abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus
testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut
ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis,
panjangnya : + 4 cm. (Brunner & Suddarth, 2000)
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag merupakan
bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial
bawah, di atas tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah aponeurosis
muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta
sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial
(Martini, H 2001).
7/13/2019 Hernia Inguinalis
2/16
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut
kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan
anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada
orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis
inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup
anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi
triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme
ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001)
C Klasifikasi
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
1. Hernia inguinalis indirectatau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi
melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM,
2003).
2. Hernia inguinalis directyang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang menonjol
melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum
hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).
D Etiologi
Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab
hernia inguinalis adalah :
1. Kelemahan otot dinding abdomen.1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
1. Peningkatan tekanan intra abdominal.
7/13/2019 Hernia Inguinalis
3/16
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. MengejanKonstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate
1. Faktor resiko: kelainan congenital
E Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada
saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin
dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah
abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding
abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan.
Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia.
Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari,
E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat. Insiden hernia
meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan
intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot
dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra
7/13/2019 Hernia Inguinalis
4/16
abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut
berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga
dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut
sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia
yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).
7/13/2019 Hernia Inguinalis
5/16
PATHWAY HERNIA
7/13/2019 Hernia Inguinalis
6/16
F Manifestasi Klinik
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi
abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau
mendorong.
G Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000 18.000/mm3) dan ketidak
seimbangan elektrolit.
H Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum adagangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia
menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini
disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan
terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
7/13/2019 Hernia Inguinalis
7/16
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
I Manajemen bedah
1. Perawatan pre operasiPersiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari
pembedahan.
2. Perawatan post operasi
a. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.
b. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan
nyeri.
c. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan resiko komplikasi post operasi.
d. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
e. Monitoring intake dan output.
f. Palpasi abdomen dengan hati-hati.
g. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan
mempertahankan fungsi perkemihan.
7/13/2019 Hernia Inguinalis
8/16
h. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi
dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.
i. Pemakaian celana suppensoar.
3. Discharge Planning :
a. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.
b. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan
kalau perlu.
c. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan
masukan cairan adekuat.
J Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju
abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5
menit di evaluasi kembali.
c. Celana penyangga
d. Istirahat baring
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic
untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB,
hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-
gejala.
7/13/2019 Hernia Inguinalis
9/16
2. Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat
setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah
yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus
internus abdominus ke ligamen inguinal.
K Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan
kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, lika post pembedahan
5. Defisit / syndrom defisit self care berhubungan dengan kelamahan
7/13/2019 Hernia Inguinalis
10/16
ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI
Dinding abdomen terdiri dari lapisan kulit, fasia subkutis, fasia scarpa yang melapisi
otot, dari luar otot-otot tersebut; obliqus eksternus, obliqus internus, dan tranversus
abdominis. Otot-otot tersebut terpisah pada sisi lateral dan mengalami aponeurosis pada
sisi medial, yang selanjutnya otot-otot tersebut akan terpisah dengan otot rektus
abdominis oleh fascia.Lapisan paling dalam dinding abdomen adalah peritoneum parietal, yang berlanjut
pada peritoneum viseral yang membungkus organ intra-abdomen. Pada pria, secara
embriologis peritoneum akan membentuk kantong yang berjalan di sepanjang prosesus
vaginalis pada ring interna, proses ini akan mengikuti turunnya testis dari retroperitoneal
ke skrotum. Penyebab munculnya hernia inguinalis lateralis (hernia indirek) adalah adanya
kantong hernia pada prosesus vaginalis. Dengan kata lain prosessus vaginalis gagal dalam
melakukan obliterasi.
Pada hernia inguinalis medialis (hernia direk), penyebab kelainan ini adalah
kelemahan dinding posterior dari kanalis inguinalis, dan kemudian memicu penonjolan isi
hernia pada trigonum Hesselbach. Hernia direk umumnya muncul pada usia tua. Padahernia femoralis, tidak hanya terjadi kelemahan pada dinding posterior namun juga terjadi
pelebaran ring femoral. Kantong hernia terbentuk dari peritoneum dan masuk melalui ring
femoral.
Peningkatan tekanan intra-abdomen dapat menjadi faktor predisposisi munculnya
hernia inguinalis. Hal ini dapat terjadi pada pekerja bangunan atau pekerja yang sering
mengangkat beban yang berat. Peningkatan tekanan intra-abdomen juga dapat terjadi pada
pasien dengan batuk kronis, konstipasi, gangguan miksi akibat pembesaran prostat, atau
konstipasi akibat adanya kanker pada kolorektal. Perlu diingat bahwa segala hal yang
dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen harus dieliminasi sebelum dilakukan
herniorafi. Misalnya pada pasien dengan hiperplasia prostat (BPH) dan hernia inguinal,
maka prostatektomi harus terlebih dahulu dikerjakan sebelum herniorapi.
http://2.bp.blogspot.com/-HUWWiVQVoDU/URTJyiNox-I/AAAAAAAAAJ8/1Bypgh3-dDs/s1600/1.jpg7/13/2019 Hernia Inguinalis
11/16
EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar hernia inguinalis terjadi pada pria (90%). Sementara wanita
memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami hernia femoralis. Hernia indirek
lebih banyak muncul pada sisi kanan. Alasannya adalah karena testis kiri lebih dulu turun
dari retroperitonel ke skrotum dibanding testis kanan, sehingga obliterasi canalisinguinalis kanan terjadi lebih akhir. Pada kasus terjadinya hernia indirek kiri, 50% kasus
akan disertai dengan hernia indirek kanan.
Insiden rekurensi hernia pasca repair primer berkisar 2-10%. Hasil terbaik dapat
dicapai dengan teknik Shouldice. Repair pada hernia rekuren, akan memiliki rekurensi
yang lebih besar >20%. Teknik yang lebih dianjurkan untuk mencegah rekurensi lanjut
adalah teknik Shouldice, atau dengan menggunkan mesh prostetik.
Pada bayi dan anak-anak hernia lebih sering terjadi pada anak dengan riwayat lahir
prematur. Hernia inkarserata muncul pada 9%-20% kasus dan lebih sering muncul pada
bayi yang berumur kurang dari enam bulan, umumnya dapat mengalami reduksi spontan
dan harus segera dilakukan operasi repair elektif. Penelitian menunjukkan bahwa operasielektif memiliki komplikasi lebih minimal dibandingkan dengan operasi emergensi,
terutama pada bayi dengan berat lahir rendah. Operasi elektif harus segera dilakukan
untuk mencegah terjadinya re-inkarserata.
PERJALANAN PENYAKIT HERNIA INGUINAL
Pada tahap awal, tonjolan hernia dapat muncul secara intermiten. Kemunculanya
akan berkaitan dengan setiap aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen.
Tonjolan juga dapat hilang dengan sendirinya atau didorong sendiri oleh pasien. Pada
tahap ini disebut dengan hernia reponible. Seiring dengan berjalannya penyakit maka
lama-kelamaan tonjolan hernia tidak menghilang atau tidak dapat didorong balik oleh
pasien. Jika belum menunjukkan gejala obstruksi atau komplikasi lainnya maka dinamakan
hernia irreponible. Pada keadaan tertentu hernia irreponible dapat menimbulkan
gangguan pasase usus atau obstruksi usus dengan gejala ileus obstruksi, kedaan ini disebut
hernia incarcerata. Pada beberapa kasus hernia irreponible, struktur pembuluh darah
dari isi hernianya dapat mengalami gangguan oleh karena jepitan dan menimbulkan
problem akut, keadaan ini disebut hernia strangulata. Pada situasi tertentu dinding dari
organ viscus intra-abdomen dapat menjadi bagian dari kantong hernia, keadaan ini disebut
sliding hernia.
Hernia incarcerata atau strangulata lebih sering terjadi pada hernia indirek (hernia
lateral) dan hernia femoralis dan jarang terjadi pada hernia direk. Benjolan pada hernia
femoralis pada pangkal paha dibawah ligamentum inguinal, lateral dari pubis, dan medialdari vasa femoralis. Isi hernia femoralis berupa sebagian kecil usus halus (biasanya bagian
antemesenteri). Isi hernia tersebut dapat mengalami inkarserata atau strangulata dan
menjadi ganggren. Jenis hernia dimana sebagian usus yang masuk ke cincin hernia disebut
hernia Richter.
7/13/2019 Hernia Inguinalis
12/16
DIAGNOSIS
Gold standar untuk diagnosis hernia adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pasien umumnya akan mengeluhkan benjolan pada lipat paha yang intermiten atau
persisten. Benjolan biasanya muncul setelah pasien melakukan aktivitas. Pada hernia
inkarserata pasien akan mengeluhkan nyeri yang persisten. Hernia strangulata harus
dicurigai pada keadaan dimana terdapat; demam, takikardi, nyeri tekan pada palpasi,
eritem pada kulit, leukosistosis, adanya gejala obstruksi pada hernia yang irreponible.
Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bisa saja sudah
ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau melakukan manuver
valsava. Pada pria kita dapat melakukan fingertip test, dengan cara memasukkan ujung jari
telunjuk dari skrotum ke arah ring eksterna yang berada lateral dari tuberculum pubicum.
Pada saat pemeriksaan, pasien melakukan manuver valsava atau mengedan, dan benjolan
hernia akan menyentuh ujung jari pemeriksa. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan pada
wanita dengan memasukkan ujung jari melalui labia mayora ke arah ring eksterna.
Hernia femoralis akan muncul sebagai benjolan dibawah ligamentum inguinal danberada di medial dari pulsasi arteri femoralis. Hernia femoralis dapat saja sulit untuk
didiagnosa, terutama pada pasien yang gemuk.
Setelah pasien diperiksa dalam posisi berdiri, pasien harus diperiksa dengan cara
yang sama pada posisi berbaring. Pemeriksaan juga harus meliputi lipat paha kanan dan
kiri untuk menyingkirkan hernia inguinalis bilateral. Beberapa penyakit dapat menjadi
diagnosa banding untuk hernia inguinalis.
MANAJEMEN
http://1.bp.blogspot.com/-OBkr32HpsNg/URTQCCla6DI/AAAAAAAAAKk/C06W73Z2mGA/s1600/3.jpghttp://2.bp.blogspot.com/--UEtyDrMpfU/URTLad0JcAI/AAAAAAAAAKI/Z1GZ4cq74aI/s1600/2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-OBkr32HpsNg/URTQCCla6DI/AAAAAAAAAKk/C06W73Z2mGA/s1600/3.jpghttp://2.bp.blogspot.com/--UEtyDrMpfU/URTLad0JcAI/AAAAAAAAAKI/Z1GZ4cq74aI/s1600/2.jpg7/13/2019 Hernia Inguinalis
13/16
Anastesi. Anastesi dapat general, epidural (spinal) atau lokal. Anastesi epidural atau lokal
dengan sedasi lebih dianjurkan.
Insisi. Oblique atau tranverse, 0,5 inchi diatas titik midinguinal (6-8 cm). Setelah
memotong fascia scarpa dan vena superfisialis, insisi diperdalam hingga mencapai
aponeurosis obliqus eksternus.
Membuka canalis inguinalis. Identifikasi ring eksterna yang terletak pada aspek superior
dan lateral dari tuberculum pubicum. Dinding anterior dari kanalis inguinalis dibuka
sejajar serat dari aponeursis obliqus eksternus, lakukan preservasi N. Iliohipastric dan
N.ilioinguinal. Lakukan identifkasi dan mobilisasi spermatic cord, dimulai dari bagian
tuberculum pubicum, mobilisasi secara sirkular, dan retraksi dengan penrose drain atau
kateter foley.
Identifikasi kantong hernia. Kantong hernia indirek ditemukan pada aspek anteromedialdari spermatic cord. Setelah dijepit dengan klem, kantong diotong ke arah proksimal. Pada
hernia direk, kantong hernia ditemukan di trigonum Hesselbach.
Eksisi kantong hernia. Pada kantong hernia indirek, setelah kantong dibuka semua isi
kantong hernia, dapat berupa usus atau omentum, dimasukkan ke dalam intra-abdomen.
Kemudian leher hernia dijahit dan diligasi. Kantong dieksisi dibagian distal dari ligasi.
Sementara pada hernia direk kantong dapat diinsersikan ke rongga peritoneum, namun
pada kantong yang besar diakukan eksisi pada kantong.
Pada bayi dan anak-anak, operasi hernia terbatas dengan memotong kantong hernia. Tidak
diperlukan repair pada hernia bayi dan anak. Hal ini didasarkan bahwa sebagian besar
hernia pada anak tidak disertai dengan kelemahan dinding abdomen.
TEKNIK HERNIA REPAIR
Bassini repair. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1889, merupakan teknik yang
simple dan cukup efektif. Prinsipnya adalah approksimasi fascia tranversalis, otot
tranversus abdominis dan otot obliqus internus (ketiganya dinamai the bassini triple layer)
dengan ligamentum inguinal. Approksimasi dilakukan dengan menggunakan jahitan
interrupted. Teknik dapat digunakan pada hernia direk dan hernia indirek.
http://2.bp.blogspot.com/-bS7hqrZI9PU/URTRb1L_ZHI/AAAAAAAAAKw/O5X2JMFJyMU/s1600/4.jpg7/13/2019 Hernia Inguinalis
14/16
SHOULDICE REPAIR. Teknik ini dipopulerkan di Kanada, merupakan modifikasi dari
Bassini repair. Pada tenik ini jahitan yang digunakan adalah running sutures/countinues.
Jahitan pertama dimulai dari tuberculum pubicum kemudian ke lateral untuk aproksimasi
otot obliqus internus, otot tranversus abdominis dan fascia tranversalis (bassini triplelayers) dengan ligamentum inguinal. Jahitan diteruskan hingga ke arah ring interna. Jahitan
yang sama kemudian dilanjutkan dengan berbalik arah, dari ring interna ke tuberculum
pubicum. Jahitan kedua dilakukan aproksimasi antara otot obliqus internus dengan
ligamentum inguinal dimulai dari tuberculum pubicum. Karena jahitan aproksimasi pada
teknik ini yang berlapis, kejadian rekurensi dari teknik ini jarang dilaporkan.
McVay (Cooper Ligament) repair.Pada teknik ini terdapat dua komponen penting; repair
dan relaxing incision. Repair dilakukan dengan approksimasi fasia tranversalis ke
ligamentum Cooper. Repair menggunakan benang nonabsorbable, 2.0 atau 0. Repair
dimulai dari tuberculum pubicum dan berjalan ke arah lateral. Jahitan pertama merupakan
jahitan terpenting karena pada bagian tersebut sering terjadi rekurensi. Langkah keduaadalah relaxing incision secara vertikal pada fascia anterior musculus rectus. Teknik ini
dapat digunakan untuk hernia inguinalis dan femoralis.
http://3.bp.blogspot.com/-t8sRUFfW8x0/URTYI_VTQbI/AAAAAAAAALU/D4hnBgWwWNg/s1600/6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-JUK3Za6ocNM/URTXRGnxI8I/AAAAAAAAALM/Lsrp4XZHH_U/s1600/5.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-t8sRUFfW8x0/URTYI_VTQbI/AAAAAAAAALU/D4hnBgWwWNg/s1600/6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-JUK3Za6ocNM/URTXRGnxI8I/AAAAAAAAALM/Lsrp4XZHH_U/s1600/5.jpg7/13/2019 Hernia Inguinalis
15/16
TENSION-FREE HERNIORRHAPHY/ LICHTENSTEIN. Teknik ini menggunakan mesh
prostetik untuk untuk mencegah terjadinya tension. Dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik ini memberikan outcome yang lebih baik;pasien lebih cepat untuk kembali berkerja, nyeri pasca operasi yang lebih minimal, pasien
lebih nyaman dan rekurensi yang lebih minimal. Teknik ini dapat digunakan baik pada
hernia direk maupun hernia indirek.
Variasi teknik dengan menggunakan mesh telah berkembang hingga menggunakan mesh
plug, disamping mesh patch seperti tenik diatas. Mesh plug digunakan untuk mengisi defek
pada hernia. Mesh patch ini dapat dikombinasikan dengan mesh plug, dan teknik ini cukup
berkembang saat ini. Teknik ini juga dapat digunakan pada kasus-kasus hernia rekuren.
REPAIR DENGAN LAPAROSKOPI. Terdapat tiga teknik yang berkembang untuk repair
hernia dengan laparoskopi yaitu; transabdominal preperitoneal (TAPP), intraperitoneal
http://2.bp.blogspot.com/-PPkOh_Z4jkY/URTYxWZFsII/AAAAAAAAALk/sXvVo4_RquA/s1600/8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-cg5ZvSX8hqo/URTYZJ4ogyI/AAAAAAAAALc/fBv5FA1i6fs/s1600/7.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-PPkOh_Z4jkY/URTYxWZFsII/AAAAAAAAALk/sXvVo4_RquA/s1600/8.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-cg5ZvSX8hqo/URTYZJ4ogyI/AAAAAAAAALc/fBv5FA1i6fs/s1600/7.jpg7/13/2019 Hernia Inguinalis
16/16
onlay mesh (IPOM), totally ekstraperitoneal (TEP). Mengenai ketiga teknik laparoslopi ini
akan ada pembahasan khusus.
Recommended