222
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC)PADA NY “I” DI BPM “D” KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: Wiwik Vita Dewi NIM. 14.01.0294 AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2017

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

(CONTINUITY OF CARE/COC)PADA NY “I” DI BPM “D” KABUPATEN

BONDOWOSO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh: Wiwik Vita Dewi NIM. 14.01.0294

AKADEMI KEBIDANAN

DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2017

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

i

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

(CONTINUITY OF CARE/COC)PADA NY “I” DI BPM “D” KABUPATEN

BONDOWOSO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh: Wiwik Vita Dewi NIM. 14.01.0294

AKADEMI KEBIDANAN

DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2017

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

ii

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

(CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN

BONDOWOSO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Ujian Akhir Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Dharma Praja

Oleh: Wiwik Vita Dewi NIM. 14.01.0294

AKADEMI KEBIDANAN

DHARMA PRAJA BONDOWOSO 2017

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

iii

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

iv

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

v

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

vi

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

vii

RINGKASAN Wiwik Vita Dewi Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of Care/Coc)Pada Ny “I” Di Bpm “D” Kabupaten Bondowoso. Program studi D-III Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso.

Kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak yang dipengaruhi oleh proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemakaian alat kontrasepsi. Faktor yang menjadi indikator kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso jumlah kematian ibu dan bayi mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 jumlah kematian ibu mencapai 19 orang dan jumlah kematian bayi mencapai 167 orang, sedangkan pada tahun 2016 jumlah kematian ibu mencapai 20 orang dan jumlah kematian bayi mencapai 178 orang. Akibat kematian ibu yaitu komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, sedangkan pada bayi yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, kongenital, trauma lahir. Upaya kesehatan yang dapat dilakukan yaitu dengan pelayanan berkelanjutan atau Continuity of Care (COC) bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu dalam bentuk studi kasus, dimana peneliti mendapatkan informasi langsung dari pasien dengan berbasis Continuity Of Care (COC) pada ibu hamil Trimester III, persalinan, nifas, BBL, dan keluarga berencana (KB). Melalui pendekatan varney dan SOAP. Asuhan kebidanan Ny “I” pada kehamilan terdapat kesenjangan, sedangkan pada

persalinan, nifas, BBL, dan keluarga berencana tidak terdapat kesenjangan.

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan Pendidikan Akademik dalam

menyelesaikan program D-III Kebidanan di Akademi Kebidanan Dharma Praja

Bondowoso.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:

1. Bapak Mohammad Jupri, S.Kom selaku Direktur Akademi Kebidanan

Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ibu Novita Sari Eka Diantini, SST., M.Keb selaku Pembantu Direktur I

Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan

kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Fany Yanuarti, SST., M.Keb sebagai Ketua Program Studi dan

Ketua Penguji.

4. Ibu Novita Sari Eka Diantini, SST., M.Keb selaku Pembimbing I dan

Ibu Dwi Lestarining Tyas,SST., M.M.Kes selaku Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan serta petunjuk yang sangat berharga bagi

penulis dari awal hinga akhir penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan atau persatu yang telah

banyak membantu hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.

Besar harapan kami semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi penulis

selanjutnya dan juga diharapkan mampu mencapai tujuan yaitu memberikan

konstribusi bagi kemajuan program kesehatan. Namun demikian penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu demi

kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak,

untuk menyempurnakan.

Penulis

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

ix

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i

SAMPUL DALAM ........................................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v

RINGKASAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN DAN ISTILAH ..................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Batasan Masalah ........................................................................ 3 1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

1.3.1. Tujuan Umum ................................................................ 3 1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................... 3

1.4. Manfaat Penulisan ...................................................................... 4 1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................. 4 1.4.2. Manfaat Praktis .............................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Teori Kehamilan ................................................. 5

2.1.1. Konsep Teori Kehamilan ............................................... 5 2.1.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Kehamilan ................ 19

2.2. Konsep Dasar Teori Persalinan .................................................. 35 2.2.1. Konsep Teori Persalinan ................................................ 35 2.2.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Persalinan ................ 63

2.3. Konsep Dasar Teori Nifas .......................................................... 67 2.3.1. Konsep Teori Nifas ........................................................ 67 2.3.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Nifas ......................... 78

2.4. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir ........................................ 81 2.4.1. Konsep Teori Bayi Baru Lahir ....................................... 81 2.4.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Bayi Baru Lahir ....... 88

2.5. Konsep Dasar Teori Kb ............................................................. 92 2.5.1. Konsep Teori KB ........................................................... 92

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

x

2.5.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Kb ............................ 116

BAB 3 METODE PENDEKATAN STUDY KASUS 3.1. Jenis Pendekatan ........................................................................ 118 3.2. Kerangka Operasional ................................................................ 119 3.3. Subjek Studi Kasus .................................................................... 120 3.4. Fokus Studi ................................................................................ 120 3.5. Definisi Operasional Fokus Studi .............................................. 120 3.6. Kriteria Subjek ........................................................................... 121 3.7. Instrumen Penelitian .................................................................. 121 3.8. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ................................................. 122 3.9. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 122 3.10. Etika Studi Kasus ....................................................................... 123

BAB 4 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN 5.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ............................. 124 5.2. Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................... 135 5.3. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ......................................... 144 5.4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ................................. 154 5.5. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana ........................... 162

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ............................. 164 5.2. Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................... 166 5.3. Asuhan Kebidanan Nifas ........................................................... 167 5.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .......................................... 169 5.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ................................... 170

BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan ................................................................................ 171 6.2. Saran .......................................................................................... 172

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 173

LAMPIRAN .................................................................................................... 176

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ukuran Fundus Uteri sesuai usia kehamilan ......................... 8

Tabel 2.2 Srining Imunisasi TT ............................................................ 9

Tabel 2.3 Interval dan Masa Perlindungan ........................................... 9

Tabel.2.4. Imunisasi TT ......................................................................... 14

Tabel.2.5. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal .................................. 15

Tabel.2.6. Klasifikasi Anemia ................................................................ 31

Tabel.2.7. Klasifikasi Protein Urin ........................................................ 31

Tabel 2.8. Penapisan Persalinan ............................................................. 55

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar.3.1.Kerangka Operasional ........................................................ 119

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penyusunan LTA ............................................................ 176

Lampiran 2 Curiculum Vitae ......................................................................... 177

Lampiran 3 Permohonan Ijin ......................................................................... 178

Lampiran 4 Surat ijin dari Bankesbang ......................................................... 179

Lampiran 5 Surat ijin dari dinas kesehatan .................................................... 180

Lampiran 6 Permohonan persetujuan menjadi responden ............................. 181

Lampiran 7 Informed consent ......................................................................... 182

Lampiran 8 Pernyataan kesediaan pembimbing I ........................................... 183

Lampiran 9 Pernyataan kesediaan pembimbing II ......................................... 184

Lampiran 10 Permohonan ijin/ethical clearance penelitian ............................ 185

Lampiran 11 Data diri pasien .......................................................................... 186

Lampiran 12 Lembar Antenatal Care (ANC) .................................................. 187

Lampiran 13 Lembar KSPR ............................................................................ 188

Lampiran 14 Lembar Intra Natal Care (INC) ................................................. 189

Lampiran 15 Lembar penapisan ...................................................................... 190

Lampiran 16 Lembar partograf ....................................................................... 191

Lampiran 17 Lembar Bayi Baru Lahir (BBL) ................................................ 193

Lampiran 18 Lembar MTBM .......................................................................... 194

Lampiran 19 Lembar Post Natal Care (PNC) ................................................. 197

Lampiran 20 Lembar Kontrasepsi Berencana (KB) ........................................ 198

Lampiran 21 Lembar Dokumentasi ................................................................ 199

Lampiran 22 Lembar konsul pembimbing I .................................................... 200

Lampiran 23 Lembar konsul pembimbing II .................................................. 202

Lampiran 24 Lembar revision ketua penguji .................................................. 203

Lampiran 25 Lembar revision anggota penguji I ............................................ 204

Lampiran 26 Lembar revision anggota penguji II ........................................... 205

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xiv

DAFTAR SINGKATAN, ARTI SIMBOL DAN ISTILAH

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired Immune Deficincy Syndrome

AKABA : Angka Kematian Balita

AKB : Angka Kematian Bayi

AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buanga Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi baru lahir

BPM : bidan praktek mandiri

COC : Continuity Of Care

CPD : Chepalo Pelvic Disproportion

DINKES : Dinas Kesehatan

DJJ : Denyut Jantung Janin

DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi

E/P : Estrogen/Progestin

HCG : Human Cronionic Gonadotropin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IM : Intamuskular

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

IMS : Infeksi Menular Seksual

K1 : kunjungan Pertama

KB : Keluarga Berencana

KF : Kunjungan Nifas

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xv

KR : Kesehatan Reproduksi

MDGS : Millenium Development Goals

MOB : Metode Ovulasi Billings

MP-ASI : Makanan Pendamping ASI

OUE : Ostium Uteri Eksternum

OUI : Ostium Uteri Internum

PAP : Pintu Atas Panggul

PONED : Pelayanan Emergensi Obstetrik dan Neonatal Dasar

PONEK : Pelayanan Emergensi Obstetrik dan Neonatal Komprehensif

RPR : Rapid Plasma Reagin

SAR : Segmen Atas Rahim

SBR : Segmen Bawah Rahim

SC : Secsio Caesarea

SDGs : Sustainable Development Goals

SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia

SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, Penatalaksanaan

SUPAS : Survey Penduduk Antar Sensus

TB : tinggi badan

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

TT : Tetanus Neonatorum

TTP : Tafsiran Tanggal Persalinan

TTV : Tanda Tanda Vital

UK : Usia Kehamilan

USG : Ultrasonografi

VDRL : Venereal Desease Research Laboratory

WHO : World Health Organization

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

xvi

Daftar Arti Simbol

/ : atau

% : persen

° : derajat

> : lebih dari

< : kurang dari

- : sampai

( : Buka kurung

) : Tutup Kurung

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak,

kesejahteraan ibu dan anak dipengaruhi oleh proses kehamilan, persalinan, nifas,

neonatus dan juga pada saat pemakaian alat kontrasepsi. Proses tersebut akan

menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang. Pelayanan

kesehatan maternal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan

(Syaifuddin, 2013).

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) diseluruh dunia,

terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi

khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan

neonatal tersebut terjadi terutama dinegara berkembang sebesar 99%. Sebenarnya

kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dicegah

dengan meningkatkan kerjasama antara pemerintah, swasta dan badan-badan

sosial (Manuaba, 2013).

Faktor yang menjadi indikator kualitas pelayanan kesehatan dan derajat

kesehatan masyarakat yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB). Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada

tahun 2014, AKI Provinsi jawa Timur mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yang mencapai

97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada tahun 2011-2013

sebesar 27,23 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu

memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu AKI

sebesar 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23/1000 kelahiran hidup

(SDKI, 2012). Menurut VOA Indonesia (2016) dalam meningkatkan kesehatan

ibu, Indonesia dianggap gagal karena masih jauh dari target. Meskipun target

AKI pada tahun 2015 belum tercapai, Indonesia tetap berkomitmen melanjutkan

agenda pembangunan global MDGs dalam bentuk agenda pembangunan

berkelanjutan yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

2

SDGs dimulai pada tahun 2016- 2030 dengan target untuk AKI Indonesia pada

tahun 2030 sebesar 70/100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan hasil survey Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun

2015 angka Kematian ibu diProvinsi Jawa Timur mencapai 89,6 per 100.000

kelahiran hidup, angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang

mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, berdasarkan data

Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso jumlah kematian ibu dan kematian bayi

mengalami kenaikan dari tahun 2015-2016. Pada tahun 2015 jumlah kematian ibu

mencapai 19 orang dan jumlah kematian bayi mencapai 167 orang, sedangkan

pada tahun 2016 jumlah kematian ibu mencapai 20 orang dan jumlah kematian

bayi mencapai 178 orang. Penyebab tingginya kematian ibu akibat komplikasi

kehamilan, persalinan, dan komplikasi nifas, sedangkan penyebab kematian bayi

yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,

kongenital, trauma lahir dan lain-lain (Dinkes Bondowoso, 2015-2016). Di

wilayah Puskesmas Curahdami tahun 2015 terdapat 2 kasus kematian ibu dan

pada tahun 2016 terdapat 1 kasus kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan

post partum. Sedangkan jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Curahdami

pada tahun 2015 yaitu 12 bayi dan pada tahun 2016 terdapat 6 kasus kematian

bayi yang disebabkan oleh asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

hidrosefalus, anensefalus dan jantung.

Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di

tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12

minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua

kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan), dan juga

pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,

pelayanan pasca persalinan dan kelahiran, pelayanan pada Bayi Baru Lahir

(BBL), serta perencanaan alat kontrasepsi. Cara lain yang bisa dilakukan dengan

menggunakan upaya kesehatan berkelanjutan atau Continuity of Care (COC).

COC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang membutuhkan

hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan.

Untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, Oleh karena itu penulis tertarik

untuk mengkaji dan membuat Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “I” di

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

3

Bidan Praktek Mandiri (BPM) Ny “D” di Wilayah Locare Kecamatan Curahdami

Kabupaten Bondowoso.

1.2. Batasan Masalah

Batasan asuhan kebidanan yang akan diberikan pada Ny “I” yaitu mulai dari

kehamilan Trimester (TM) III fisiologis, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir

dan perencanaan alat kontrasepsi setelah masa nifas dengan menggunakan

manajemen Varney dan (Subjektif, Objektif, Assesment, penatalaksanaan) SOAP

di Wilayah Locare Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care (COC) pada Ny

“I” di Wilayah Locare Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso sesuai

pelayanan standar asuhan kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk Varney

dan SOAP secara fisiologis mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir sampai pelayanan alat kontrasepsi/KB.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny “I” diBPM Bidan “D” yang

didokumentasikan dengan pendekatan Varney.

2. Melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny “I” diBPM Bidan “D” yang

didokumentasikan dengan pendekatan “SOAP”

3. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny “I” diBPM Bidan “D” yang

didokumentasikan dengan pendekatan “SOAP”

4. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny “I” diBPM Bidan “D”

yang didokumentasikan dengan pendekatan “SOAP”

5. Melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana (KB) pada Ny “I” diBPM

Bidan “D” yang didokumentasikan dengan pendekatan “SOAP”

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

4

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis.

Menambah sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga

berencana (KB).

1.4.2. Manfaat Praktis.

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih

bermutu dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB). Serta mendapatkan

pelayanan sesuai standar asuhan kebidanan pada masa kehamilan, bersalin,

nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB).

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Teori Kehamilan

2.1.1. Konsep Teori Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan seperti fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester.

Menurut Prawirohardjo (2008:213) untuk melakukan asuhan antenatal

yang baik, diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali

perubahan fisiologis yang terkait dengan proses kehamilan. Perubahan

tersebut mencakup perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta

perubahan anatomik dan fisiologik selama kehamilan. Pengenalan dan

pemahaman tentang perubahan fisiologi tersebut menjadi modal dasar dalam

mengenali kondisi patologik yang dapat mengganggu status kesehatan ibu

atau bayi yang dikandungnya. Melalui kemampuan tersebut, penolong atau

petugas kesehatan dapat mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk

memperoleh hasil yang optimal dari kehamilan dan persalinan.

Kehamilan terjadi jika sel telur wanita dibuahi oleh sel sperma pria di

Tuba Fallopi. Peristiwa ini disebut pembuahan, sedangkan kehamilan

adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak

konsepsi sampai permulaan persalinan. Hasil pembuahan ini juga

berkembang menjadi kehamilan lamanya.

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

6

2. Klasifikasi Usia Kehamilan.

Ditinjau dari usia kehamilan, menurut Prawirohardjo (2008).

Klasifikasi usia kehamilan dibagi menjadi tiga:

a. Kehamilan triwulan Pertama

Antara usia 0 sampai 12 minggu

b. Kehamilan triwulan Kedua

Antara 12 sampai 28 minggu

c. Kehamilan triwulan Ketiga

Antara 28 sampai 40 minggu

3. Tanda – Tanda Kehamilan

Menurut Mochtar (2011:35), tanda – tanda kehamilan sebagai berikut:

a. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi rahim

3) Tanda Hegar, ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak

pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6

minggu

4) Tanda chadwick, perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat

di porsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran

vena karena peningkatan kadar estrogen

5) Tanda piskacek, pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu sisi

rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya tanda ini

ditemukan diusia kehamilan 7-8 minggu

6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang (Braxton Hicks)

7) Teraba ballotement

8) Reaksi kehamilan positif

b. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga

bagian-bagian janin

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

7

2) Denyut jantung janin

a) Didengar dengan stetoskop-monoaural laennec

b) Dicatat dan didengar dengan alat doppler

c) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram

d) Dilihat pada ultrasonografi

3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

4. Standar Pelayanan Antenatal

Berikut standar pelayanan antenatal berdasarkan PPIBI, (2016), yaitu:

a. Timbang berat badan dan tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan

adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada

pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko

pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hanya kurang dari 145 cm

meningkatkan resiko Chepalo pelvic Disproportion (CPD)/ panggul

sempit.

b. Ukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90

mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai edema

wajah dan atau tungkai bawah dan atau protein urine).

c. Nilai status Gizi (Ukuran lingkar lengan/ LILA

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil beresiko

Kekurangan Energi Kronik/KEK. KEK disini maksudnya ibu hamil

yang mengalami kekurangan gzi dan telah berlangsung lama (beberapa

bulan/beberapa tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil

dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

8

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Pengukuran Tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau

tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan

24 minggu).

Tabel 2.1 Ukuran Fundus Uteri sesuai usia kehamilan

Menurut perabaaan Usia Kehamilan 1-2 jari diatas sympisis 12 minggu

Pertengahan sympisis dan pusat 16 minggu 3 jari dibawah pusat 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu 3 jari diatas pusat 28 minggu

Pertengahan prosesus xifoideus dan pusat 32 minggu 3 jari dibawah prosesus xifoideus 36 minggu

Pertengahan prosesus xifoideus dan pusat 40 minggu

Sumber. F K U, (2006)

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II

dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

kebagian panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada

masalah lainnya. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari

120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan

adanya gawat janin.

f. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan,

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil di

skrining status imunisasinya. Pemberian iminisasi TT pada saat hamil

disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal

memiliki imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

9

tetanus. Ibu hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi.

Tabel 2.2 Srining Imunisasi TT

Riwayat imunisasi ibu hamil

Imunisasi yang di

dapatkan

Status Imunisasi

Imunisasi dasar lengkap DPT-Hb 1 DPT-Hb 2 DPT-Hb3

T1 dan T2

Anak Sekolah kelas 1 SD DT T3 Anak Sekolah Kelas 2 SD Td T4 Anak sekolah Kelas 3 SD Td T5

Calon pengantin, masa hamil

TT Jika ada status T di atas yang tidak terpenuhi.

Lanjutkan urutan T yang belum terpenuhi.

Perhatikan interval pemberian Sumber: PPIBI, (2016)

Tabel 2.3 Interval dan Masa Perlindungan

Status Interval waktu Lama perlindungan T1 - - T2 4 minggu dari TT1 3 tahun T3 6 bulan dari TT2 5 tahun T4 1 Tahun setelah T3 10 tahun T5 1 Tahun setelah T4 25 tahun

Sumber : PPIBI, (2016)

g. Pemberian tablet zat besi (Fe)

Untuk mencegah anemia, setiap ibu hamil harus mendapat tablet

penambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet

selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

h. Tes laboratorium

Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus). Pemeriksaan rutin

adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada setiap ibu hamil

yaitu golongan darah, hemoglobin darah, protein urine, dan

pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, IMS, HIV, dll),

sementara pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain

yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

10

i. Tatalaksana kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai standar dan kewenangan bidan. Kasus-

kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai sistem rujukan.

j. Temu wicara (konseling)

Temuwicara dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi.

1) Kesehatan ibu

Setiap kali ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan

kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan

ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya

(sekitar 9-10 jam per harinya) dan tidak bekerja berat.

2) Perilaku hidup bersih dan sehat

3) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi.

5) Asupan gizi seimbang

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular

7) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling daerah epidemi

menular dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB

daerah epidemic rendah.

8) Inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif.

9) KB pasca persalinan

10) Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang

masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi

yang mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu hamil minimal

mempunyai status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi

tetanus.

11) Peningkatan kesehatan intelegensi pada kehamilalan (Brain

booster).

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

11

5. Kebutuhan Pada Masa kehamilan

Menurut Manuaba (2009), kebutuhan pada ibu hamil meliputi :

a. Nutrisi

Kebutuhan ibu hamil energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium

1 gram, zat besi 17 gram, dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3 x

makan dengan komposisi 1 centong nasi, 1 potong daging, telur / tahu /

tempe, satu mangkok sayuran dan satu gelas susu dan buah. Dalam

trimester III metabolisme basal terus naik. Saat ini umumnya nafsu

makan baik sekali dan wanita hamil selalu merasa lapar pada masa ini.

Kandungan sudah semakin besar sering menimbulkan rasa tidak enak,

karena itu porsi makan sebaiknya kecil tapi sering.

b. Personal Hygiene

Personal hygiene ibu hamil sangat perlu dilakukan dengan cara

mandi teratur untuh mencegah iritasi vagina. Teknik pencucian

pervaginal dari depan ke belakang. Yang berkaitan dengan perubahan

sistem pada tubuh ibu hamil diantaranya adalah :

1) Selama kehamilan Ph menjadi asam dari 4 – 3 menjadi 5 – 6,5

akibatnya vagina mudah terkena infeksi.

2) Stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albus (keputihan).

3) Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil

sering berkeringat.

4) Uterus yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan

keinginan wanita hamil untuk sering berkemih.

c. Eliminasi

Masalah BAK dan BAB akan mengalami kesulitan karena

perubahan hormon progesteron sehingga otot – otot traktus digestivus

tonusnya menurun, akibatnya mortilitas saluran pencernaan berkurang

dan menyebabkan kontipasi. Sedangkan untuk ureter sendiri dan hampir

keseluruhan dari saluran perkemihan terdesak dengan bertambah

besarnya uterus. Sehingga pengosongan kandung kemih lebih cepat.

Namun wainita hamil dianjurkan lebih banyak minum air minimal 8

gelas / hari, dan sebaiknya makan – makanan berserat.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

12

d. Seksual

Pada trimester III libido dapat menurun karena semakin besarnya

usia kehamilan, ketidaknyamanan, rasa nyeri punggung dan ketakutan

menghadapi persalinan. Sebagian ibu hamil menganggap selama

kehamilan penting untuk menghindari hubungan seksual dan

menganggap kehamilan merupakan masa bebas dari berhubungan

seksual, terdapat perempuan hamil tidak percaya diri, merasa tidak

menarik dan tidak diinginkan suami.

e. Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan,

tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan

yang tidak disukainya, wanita hamil juga harus menghindari posisi

duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus

mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan

sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan

kegiatan – kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau

mungkin harus dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam

sekitar ± 8 jam,istirahat/tidur siang ± 2 jam.

f. Senam

Persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam

hamil dimulai pada umur kehamilan 5 bulan (22 minggu), berpakaian

cukup longgar, dan menggunakan kasur matras. Senam ibu hamil

biasanya dilakukan setiap hari untuk memperlancar proses kelahiran

dan dilakukan secara rutin.

Tujuan dari senam hamil terdiri dari 2 macam, yaitu:

1) Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang

mengganggu selama masa kehamilan seperti sakit pinggang,

bengkak kaki, dll

2) Mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah

kelahiran.

Perlu diperhatikan, senam ibu hamil dihentikan jika ada sakit

perut, perdarahan, demam dan kondisi tubuh yang kurang sehat.

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

13

Berikut beberapa gerakan senam hamil yang terdapat dalam buku

Kesehatan Ibu dan Anak:

1) Senam untuk kaki

a) Duduklah dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh

bersandar tegak lurus (rileks)

b) Tarik jari-jari kaki ke arah tubuh secara perlahan-lahan lalu

lipat ke depan

c) Lakukan sebanyak 10 kali

d) Tarik kedua telapak kaki ke arah tubuh tubuh secara perlahan-

lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali.

2) Senam duduk bersila

a) Duduklah bersila

b) Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut

c) Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan

d) Lakukanlah sebanyak 10 kali.

Lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali

sehari.

3) Cara tidur yang nyaman

Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut ditekuk,

tidurlah dengan posisi yang nyaman.

4) Senam untuk pinggang (posisi terlentang)

a) Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah

telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan

b) Angkatlah pinggang secara perlahan

c) Lakukanlah sebanyak 10 kali

5) Senam untuk pinggang (posisi terlentang)

a) Badan dalam posisi merangkak

b) Sambil menarik nafas angkat perut, kemudian punggung keatas

dengan wajah menghadap ke bawah membentuk lingkaran

c) Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan nafas,

turunkan punggung kembali dengan perlahan

d) Lakukan sebanyak 10 kali

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

14

6) Senam dengan satu lutut

a) Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan

b) Lutut kanan digerakkan perlahan ke arah kanan lalu

kembalikan

c) Lakukanlah sebanyak 10 kali

d) Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri

7) Senam dengan kedua lutut

a) Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling

menempel

b) Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel

c) Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan ke arah kiri dan kanan

d) Lakukan sebanyak 8 kali.

g. Imunisasi

Mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining

status imunisasi TTnya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,

disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini. Ibu hamil minimal

memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap

infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life)

tidak perlu diberikan imunisasi lagi.

Tabel.2.4. Imunisasi TT

Imunisasi Pemberian imunisasi

Selang waktu pemberian minimal

Masa perlindungan

TT WUS

T1 - -

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun T3 6 bulan setelah T2 5 tahun T4 1 tahun setelah T3 10 tahun T5 1 tahun setelah T4 25 tahun

Sumber: PPIBI, (2016)

6. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur.

Menurut World Health Organization(WHO), (2013) Pada kehamilan normal

kunjungan cukup 4 kali, yaitu:

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

15

Tabel.2.5. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal

Trimester Jumlah kunjungan minimal

Waktu kunjungan yang dianjurkan

I 1x Sebelum minggu ke 16 II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu 30-32 Antara minggu 36-38

7. Komplikasi Kehamilan

Komplikasi pada kehamilan menurut Mansjoer (2011) dibedakan

menjadi komplikasi kehamilan muda dan komplikasi pada kehamilan lanjut.

a. Komplikasi kehamilan muda.

1). Abortus

Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin

mencapai usia kehamilan 22 minggu. Berikut ini jenis abortus:

a) Abortus imminens

b) Abortus insipiens

c) Abortus inkomplit

d) Abortus komplit

2). Kehamilan mola hidatidosa

Menurut FK UNAIR (2008) Mola hidatidosa adalah suatu

neoplasma jinak sel trofoblas, terjadi kegagalan pembentukan

plasenta atau fetus, dengan terjadinya vili yang menggelembung

sehingga menyerupai bentukan seperti buah anggur.

3). Kehamilan ektopik terganggu

Merupakan kehamilan dengan implantasi terjadi diluar

uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya

implantasi kehamilan ektopik (lebih dari 90%). Alat yang dapat

digunakan untuk mendiaknosa adalah USG (ultrasonografi).

Kehamilan ektopik tidak bisa bertahan lama, masa bertahan

kehamilan ektopik kurang lebih 10 minggu.

4). Hipertensi grafidarum

Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena

kehamilan dan hipertensi kronik. Jika tertekan diastolik > 90

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

16

mmHg pada 2 pemeriksaan berjarak 4 jam atau lebih, diaknosanya

adalah hipertensi. Pada keadaan gawat, tekanan diastolik 110

mmHg dapat dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu

pengukuran < 4 jam.

a) Jika hipertensi pada kehamilan > 20 minggu, pada persalinan,

atau dalam 48 jam sesudah persalinan, diagnosis nya adalah

hipertensi dalam kehamilan.

b) Jika hipertensi terjadi dalam kehamilan < 20 minggu maka

diagnosanya adalah hipertensi kronis.

5). Nyeri perut bagian bawah.

Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan 22 minggu atau

kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau

abortus.

b. Tanda bahaya ibu dan janin masa kehamilan lanjut.

1). Perdarahan antepartum

Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai

sebelum bayi dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum

sebelum kelahiran seperti, plasenta previa, solusio plasenta, rupture

uteri dan gangguan pembekuan darah.

2). Sakit kepala yang hebat dan menetap

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius

adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah

gejala dari pre-eklamsia.

3). Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur,rabun senja)

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya

pandangan kabur atau seperti bayangan dan berbintik-bintik.

Biasanya juga disertai sakit kepala yang hebat. Perubahan visual

mendadak mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsia.

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

17

4). Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah

yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini

berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis,

persalinan preterm.

5). Bengkak pada muka dan tangan

Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa

merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklamsia.

6). Bayi kurang bergerak

Ibu mulai merasakan pergerakan bayinya selama bulan ke 5

atau ke 6 beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Jika sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan

lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu

makan dan minum dengan baik.

8. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

Menurut Prawirohardjo (2008), kelompok resiko berdasarkan jumlah

skor pada tiap kotak ada 3 kelompok resiko:

a. Kehamilan resiko rendah (KRR)

Jumlah skor 2 dengan warna hijau, selama hamil tanpa faktor resiko,

rencana bersalin boleh di tolong oleh bidan dan tempat ppersalinan di

BPM atau di polindes.

b. Kehamilan resiko tinggi (KRT)

Jumlah skor 6-10 dengan kode warna kuning, selama hamil terdapat

faktor resiko terjadinya komplikasi pada persalinan lebih besar, rencana

bersalin boleh di tolong oleh bidan atau dokter dan tempat persalinan di

polindes, puskesmas, atau rumah sakit.

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

18

c. Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST)

Jumlah skor sama atau lebih 12 dengan kode warna merah, ibu hamil

dengan resiko ganda atau lebih yang dapat mengancam nyawa ibu atau

janin, rencana bersalin hanya boleh ditolong oleh dokter dan tempat

persalinan di rumah sakit.

9. Perubahan Anatomi dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester III

a. Uterus

1) 28 minggu : fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di atas pusat

atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus

(25 cm)

2) 32 minggu : fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak pusat

dan prosesus xifoideus (27 cm)

3) 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus

xifoideus (30 cm)

4) 40 minggu : fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah

prosesus xifoideus (33 cm)

b. Sistem traktus urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan

mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi

menyebabkan metabolism air menjadi lancar.

c. Sistem respirasi

Pada umur kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan

uterus yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang

leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami

kesulitan bernafas.

d. Kenaikan berat badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan

dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

19

e. Sirkulasi darah

Pada kehamilan cukup bulan yang normal, seperenam volume darah

total ibu berada di dalam system pendarahan uterus. Kecepatan rata-

rata aliran darah uterus ialah 500 ml/menit dan konsumsi rata-rata

oksigen uterus gravida ialah 25 ml/menit. Tekanan arteri maternal,

kontraksi uterus dan posisi maternal mempengaruhi aliran darah.

Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah uterus.

f. Sistem musculoskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan

tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara

menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggu

miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan beban

berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang

(redinment) kurvatura spinalis. Payudara yang besar dan posisi bahu

yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan

lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Struktur ligament

dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan

berat. Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan

ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami

gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama dan

segera setelah lahir.

2.1.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori Pada Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN PADA

Ny “...“ G...P...A…HAMIL...MINGGU Janin/T/H DENGAN...

Tanggal/Waktu pengkajian : Untuk mengetahui tanggal pengkajian

Tempat pengkajian : Untuk mengetahui tempat pengkajian

Petugas : Untuk mengetahui identitas pengkaji

I. PENGKAJIAN

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi data yang akurat dan

lengkap dan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

20

A. Data Subyektif

Data subyektif didapatkan berdasarkan hasil anamnesis yang dilakukan oleh

bidan terhadap klien.Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka

mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.

1. Biodata

Nama : Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu

dengan pasien yang lainnya (Hani dkk, 2010)

Umur : Untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20

tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental

psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35

tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa

nifas (Ambarwati, 2009).

Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya (Sulistyawati, 2012).

Pekerjaaan : Untuk mengetahui pekerjaan ibu karena jika pekerjaan

tersebut mengganggu kehamilannya maka disarankan

untuk menghentikan pekerjaannya (Sulistyawati, 2012).

Suku : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-

hari, sehingga memberikan pelayanan dapat disesuaikan

dengan suku serta kebiasaan yang ada (Sulistyawati,

2009).

Agama : Sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental dan

spiritual terhadap pasien dan keluarga (Sulistyawati,

2009).

Alamat : Untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien dan

untuk mempermudah melakukan kunjungan (Sulistawati,

2012).

2. Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat ini. Misalnya sering

merasakan nyeri pada pinggangnya, nyeri perut bagian bawah, kram pada

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

21

kakinya, bengkak pada kaki, sering kencing dan susah tidur semenjak usia

kehamilannya bertambah besar (Sulistyawati, 2012).

3. Riwayat kesehatan

Sekarang : untuk mengkaji apabila selama kehamilan ibu menderita

penyakit menahun, menurun, dan menular seperti jantung,

hipertensi, ginjal, DM, TBC, Hepatitis, dan lain-lain serta

dalam proses pengobatan akan mempengaruhi kehamilan

dan persalinan (Mochtar, 2013).

Dahulu : untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita

ibu hamil yaitu penyakit menahun seperti jantung, penyakit

menurun seperti hipertensi, DM, penyakit menular seperti

TBC, Hepatitis, PMS baik yang sudah sembuh atau yang

masih dalam penyembuhan dan lain-lain yang akan

mempengaruhi kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2013).

Keluarga : untuk mengetahui apabila salah satu dari anggota keluarga

baik dari pihak suami ataupun istri yang hidup serumah

atau tidak serumah menderita penyakit menular yang dapat

mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Bila salah satu

keluarga ada yang riwayat kembar kemungkinan kehamilan

bisa kembar (Mochtar, 2013).

4. Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ

reproduksinya. Beberapa data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi

sebagai berikut (Sulistyawati, 2009):

a. Menarche : usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk

wanita indonesia pada usia 12-16 tahun.

b. Siklus

menstruasi

: jarak antara menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya dalam hitungan hari biasanya

sekitar 23-32 hari.

c. Lama : lama ibu yang mengalami menstruasi rata-rata 3-5

hari, kadang sampai 7 hari

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

22

d. Volume : data ini berkaitan dengan seberapa banyak darah

menstruasi yang dikeluarkan kadang kita akan

kesulitan untuk mendapatkan data yang valid.

Sehinga dapat diganti dengan kriteria banyak, sedang

dan sedikit atau bisa juga dengan mengajukan

pertanyaan berapa ganti pembalut dalam sehari.

e. Sifat darah : ciri khas darah yang keluar pada saat menstruasi

yaitu encer atau tidak, warna merah atau merah

kecoklatan, ataupun berbau amis.

f. Disminorhe : nyeri dibawah perut sebelum dan selama haid dan

sering kali menyebabkan rasa mual.

g. Flour albus : flour albus atau keputihan merupakan keluarnya

secret sebelum dan sesudah menstruasi.

h. Keluhan : apa yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,

misalnya nyeri perut, sakit kepala sampai pingsan,

atau jumlah darah yang banyak, sehingga hal

tersebut dapat menunjukkan kepada diagnosis

tertentu.

i. HPHT : hari pertama haid terakhir yang digunakan umtuk

menghitung usia kehamilan.

5. Riwayat obstetri

Ditanyakan kepada ibu, ini merupakan kelahiran anak pertama, ke dua atau

lebih terdiri yang terdiri dari :

a. Kehamilan

Ditanyakan ibu hamil ke berapa (hamil pertama primigravida,

hamil kedua atau berapa kali atau multigravida), umur kehamilan,

masalah, atau komplikasi yang dialami oleh ibu.

b. Persalinan

Ditanyakan kepada ibu jenis persalinan yang lalu, penolong,

tempat dan adanya komplikasi

1) Jenis persalinan : spontan, bantuan (forcep, vakum) atau SC

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

23

2) Penolong Tenaga Medis : misal bidan atau dokter

Dukun : tidak melakukan pencegahan infeksi, menganjurkan

mengejan tanpa adanya kontraksi sehingga ibu

banyak kehilangan tenaga bahkan tidak dapat

mengejan saat kontraksi berlangsung sehingga

menghambat persalinan.

Tempat : rentan terjangkit infeksi atau tidak, ibu merasa

nyaman atau tidak.

Komplikasi : penyulit atau masalah saat persalinan.

c. Anak

Ditanyakan kepada ibu jumlah anak, berat badan, panjang badan,

tunggal/gemeli, hidup/mati, jenis kelamin dan usia.

d. Nifas

Ditanyakan kepada ibu riwayat nifas dahulu, berapa lama, dan

komplikasi yang mungkin dialami ibu.

e. Laktasi

Ditanyakan kepada ibu apakah ibu pernah menyusui, berapa lama,

dan adakah masalah yang mungkin dialami ibu pada saat proses

menyusui.

6. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis

apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta

rencana KB setelah kelahiran bayinya dan beralih ke kontrasepsi apa

(Ambarwati, 2009).

7. Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya ke tenaga

kesehatan. Ditanyakan ibu tentang :

a. Tempat ANC : Posyandu/BPS/Puskesmas/Rumah Sakit

b. Berapa Kali ANC : Untuk mengetahui banyaknya periksa hamil

c. Petugas ANC : Tenaga Kesehatan/Non Tenaga Kesehatan

d. Imunisasi TT : Untuk mengetahui status TT Ibu.

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

24

8. Pola kehidupan sehari-hari

a. Pola nutrisi Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama

hamil, apakah sudah sesuai kebutuhan ibu hamil. Beberapa hal yang

perlu ditanyakan pada ibu berkaitan dengan pola makan yaitu sebagai

berikut (Sulistyawati, 2009):

1) Menu : banyak dikaitkan dengan pemenuhan pola diet

seimbang bagi ibu hamil. Jika pengaturan menu

makanan yang dilakukan pasien kurang

seimbang, kemungkinan besar ada komponen

gizi yang tidak terpenuhi.

2) Frekuensi : data untuk mengetahui berapa banyak asupan

makanan yang dikonsumsi ibu.

3) Jumlah/porsi : data untuk menunjukkan seberapa banyak

makanan yang ibu makan dalam sekali makan.

Sehingga di dapatkan gambaran total makanan

yang ibu makan.

4) Pantangan : penting dikaji untuk mengetahui kemungkinan

adanya pantangan makanan, apakah makanan

tersebut justru sangat mendukung pada masa

kehamilannya seperti daging, ikan atau telur.

5) Minum : untuk mengetahui kebiasaan pasien dalam

memenuhi kebutuhan cairannya selama hamil.

Hal yang perlu diperhatikan dalam

mengkonsumsi cairan yaitu dari jenis minuman,

frekuensi minum, dan jumlah yang diminum

dalam setiap harinya

b. Pola eliminasi

1) Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar

meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan

buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati,

2009).

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

25

2) Konstipasi merupakan hal yang umum selama kehamilan karena aksi

hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus dan pembesaran

uterus yang menahannya.

3) Sering kencing merupakan hal umum yang terjadi selama bulan

pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi

oleh pembesaran uterus.

c. Pola aktifitas untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari, baik dalam

pekerjaannya, maupun dalam melakukan olahraga, sehingga dapat

diketahui apakah aktifitas ibu dapat membahayakan kehamilannya atau

tidak.

d. Pola istirahat Istirahat merupakan suatu kebutuhan yang sangat

diperlukan oleh ibu hamil, sehingga perlu dikaji tentang kebiasaan

istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika

didapatkan data yang tidak sesuai tentang pemenuhan kebutuhan

istirahat ibu (Sulistyawati, 2009).

1) Istirahat siang : tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur

siang, sehingga dapat disampaikan bahwa tidur siang itu penting

untuk menjaga kesehatan selama hamil .

2) Istirahat malam : rata-rata tidur malam normalnya adalah 6-8 jam.

e. Pola seksual perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi

selama kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.

Sehingga masalah yang mungkin dialami ibu dapat teratasi.

f. Personal hygiene kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok –

pokok yang perlu diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi :

kebersihan mulut, pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan

kebersihan pakaian luar dan dalam.

9. Riwayat psikososial dan budaya

a. Riwayat pernikahan yang perlu dikaji adalah status menikah sah atau

tidak, berapa kali menikah, karena bila melahirkan tanpa status yang

jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan

mempengaruhi proses kehamilanya (Ambarwati, 2009).

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

26

b. Riwayat psikososial yang terdiri dari komunikasi dengan keluarga

(bahasa yang digunakan seharihari), hubungan dengan keluarga,

pengambilan keputusan dalam keluarga, adat istiadat (apakah ibu

menganut mitos yang dapat mengganggu kehamilan).

c. Kebiasaan hidup sehat tanyakan pada ibu apakah pernah mengkonsumsi

jamu, minum-minuman keras serta obat-obatan terlarang.

d. Rencana persalinan Untuk mengetahui rencana persiapan persalinan

ibu, dari tempat persalinan, penolong, biaya persalinan, kendaraan yang

akan digunakan, pendonor maupun pendamping pada saat proses

persalinan berlangsung.

B. Data Obyektif

Data obyektif merupakan data yang diambil setelah data subyektif untuk

melengkapi data dalam menegakkan diagnosis. Pengkajian data obyektif

didapat melalui hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi) secara berurutan dan pemeriksaan penunjang.

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini dapat dilakukan dengan mengamati keadaan

pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan dapat dilaporkan dengan

kriteria sebagai berikut (Sulistyawati, 2009):

1) Baik : jika pasien memperlihatkan respon baik terhadap

orang lain maupun lingkungan, serta secara fisik

pasien tidak mengalami ketergantungan dalam

berjalan.

2) Lemah : pasien di kategorikan dalam keadaan ini apabila

pasien kurang atau tidak memberikan respon baik

terhadap lingkungan maupun orang lain, dan pasien

sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.

b. Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, dengan

melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

27

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak

dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2009).

c. BB : parameter pertumbuhan yang paling sederhana dan mudah diukur

dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat dan untuk

mengetahui kenaikan bb ibu selama hamil, IMT normal (19,8-26

kg/m2).

d. TB : parameter untuk menilai indeks masa tubuh (IMT) ibu dan untuk

menilai status kesehatan ibu. Normalnya tinggi badan ≥ 145 cm (jika

kurang resiko CPD / panggul sempit).

e. LILA : normalnya ≥ 23,5 cm (jika kurang disebut dengan KEK).

f. TTV

1) Tekanan darah : biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan

darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan.

Tekanan darah tinggi pada kehamilan dapat menandakan terjadinya

hipertensi gravidarum dan preeklamsia.Tekanan darah normal yaitu

100-120/60-80 mmHg (Nanny, 2011).

2) Nadi : denyut nadi normal pada orang dewasa 60-100 x/menit.

3) Suhu badan : suhu tubuh wanita hamil normalnya 36,5 – 37,50C.

4) Pernafasan : pernafasan normalnya 16 – 20x/menit

g. HPL : untuk mengetahui hari perkiraan lahir

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : rontok atau tidak, bersih atau kotor, benjolan atau

tidak

Wajah : oedema atau tidak, pucat atau tidak, ada cloasma

gravidarum atau tidak.

Mata : konjungtiva merah muda atau tidak, sklera putih

atau tidak, palpasi palpebra.

Hidung : serumen atau tidak, polip atau tidak, epitaksis atau

tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.

Gilut : bibir lembab atau tidak, stomatitis atau tidak, caries

atau tidak, ginggivitis atau tidak, ada bercak putih

pada lidah atau tidak .

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

28

Telinga : ada atau tidak serumen, benda asing dan

pendarahan.

Leher : pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar

limfe, pembesaran vena jugularis ada/tidak.

Dada : simetris atau tidak, ronkhi, wheezing ada atau tidak.

Payudara : simetris atau tidak, bersih atau tidak, menggantung

atau tegang, hiperpigmentasi ada atau tidak, puting

menonjol atau tidak, ada benjolan atau tidak, nyeri

atau tidak, colostrum ada atau tidak, colostrum ada/

tidak.

Ketiak : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe.

Abdomen : linea alba, linea nigra ada atau tidak, striae livida,

striae albicans ada atau tidak, bekas sectio caesaria,

pusat menonjol atau datar, kandung kemih kosong

atau penuh.

Palpasi Leopold :

Leopold I : mengukur TFU dan bagian yang

berada pada fundus uteri. Kepala,

jika teraba bulat, keras, dan

melenting. Bokong, jika teraba

tidak terlalu bulat, tidak terlalu

keras, dan kurang melenting.

TFU menurut tanggal tuanya kehamilan :

a. Sebelum bulan ke-3 (12 minggu) : 1-2 jari diatas

sympisis

b. Akhir bulan ke-4 (16 minggu) : pertengahan

sympisis-pusat

c. Akhir bulan ke-5 (20 minggu) : 3 jari dibawah

pusat

d. Akhir bulan ke-6 (24 minggu) : setengah pusat

e. Akhir bulan ke-7 (28 minggu) : 3 jari diatas

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

29

pusat

f. Akhir bulan ke-8 (32 minggu) : pertengahan

prosesus xyphoideus pusat

g. Akhir bulan ke-9 (36 minggu) : 3 jari dibawah

prosesus xyphoideus

h. Akhir bulan ke-10 (40 minggu) : pertengahan

prosesus xyphoideus Pusat

Leopold II : menentukan apa yang berada

pada sisi kanan dan kiri ibu.

Punggung, jika teraba ada

tahanan keras memanjang pada

sisi kanan atau ataupun kiri ibu.

Ekstremitas, jika teraba bagian

terkecil janin pada bagian kanan

atau kiri ibu.

Leopold III : menentukan apa yang berada

pada bagian bawah dan

memeriksa apakah bagian

tersebut sudah masuk PAP atau

belum. Kepala, jika teraba bulat,

keras, dan melenting. Bokong,

jika teraba tidak terlalu bulat,

tidak terlalu keras, dan kurang

melenting.

Leopold IV : menentukan bagian bawah janin

sudah masuk PAP atau tidak dan

seberapa jauh masuk PAP.

Pemeriksaan dapat dilakukan

dengan mengukur menggunakan

kedua tangan.

a. Convergen : bagian kecil dari

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

30

kepala turun ke rongga

panggul

b. Sejajar : separuh dari kepala

masuk ke dalam rongga

panggul

c. Divergent : sebagian besar

dari kepala masuk ke dalam

rongga panggul atau dengan

cara lain yaitu dengan

perlimaan jari :

1) Periksa luar 5/5 artinya kepala

diatas PAP, dan masih dapat

digerakkan.

2) Periksa luar 4/5 artinya kepala

sulit digerakkan, bagian

terbesar kepala belum masuk

panggul.

3) Periksa luar 3/5 artinya bagian

terbesar kepala belum masuk

panggul.

4) Periksa luar 2/5 artinya bagian

terbesar kepala sudah masuk

panggul.

5) Periksa luar 1/5 artinya kepala

di dasar panggul.

6) Periksa luar 0/5 artinya kepala

di perineum.

Denyut Jantung Janin : untuk mengetahui apakah

janin hidup atau mati, apakah DJJ masih dalam batas

normal (120 – 160 x/menit).

Tafsiran Berat Janin : menghitung TBJ (TFU (cm) -

N) x 155

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

31

N : 12 bila kepala belum melewati PAP

N : 11 bila kepala sudah melewati PAP

Punggung : ada atau tidak kelainan vertebrata berupa skoliosis,

lordosis, kifosis.

Genetalia : vulva atau vagina bersih atau tidak, oedema atau

tidak, varises atau tidak, pengeluaran darah ada atau

tidak

Ekstremitas : Atas dan bawah : simetris atau tidak, oedema atau

tidak, varises atau tidak, reflek patela positif atau

negatif.

3. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

1) Darah

Pemeriksaan darah (Hb) minimal dilakukan 2x selama hamil, yaitu

pada trimester I dan III untuk mengetahui apakah ibu anemia atau

tidak. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut

(Manuaba, 2012) :

Tabel 2.6 Klasifikasi anemia

Kadar Hb Klasifikasi > 11gr% Tidak anemia 9-10 gr% Anemia ringan 7-8 gr% Anemia sedang <7gr% Anemia berat

Sumber : Manuaba, 2012

2) Pemeriksaan urine

a) Protein dalam urin Untuk mengetahui kandungan protein dalam

urine. Pemeriksaan dilakukan pada kunjungan pertama dan pada

setiap kunjungan pada akhir trimester II sampai trimester III

kehamilan. Hasilnya yaitu (Depkes RI, 2009) :

Tabel 2.7 Klasifikasi Protein Urin

Hasil Klasifikasi Urin tidak keruh Negatif (-) Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan halus

Positif 2 (++)

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

32

Urine lebih keruh dan ada endapan yang lebih jelas terlihat

Positif 3 (+++)

Urine sangat keruh dan disertai endapan menggumpal

Positif 4 (++++)

Sumber : Depkes RI, 2009

b) Gula dalam urine

Untuk mengetahui kadar gula dalam urine karena jika ada glukosa

maka kemungkinan ada gejala diabetes mellitus. Pemeriksaan

radiologi bila diperlukan Pemeriksaan USG untuk mengetahui

diameter biparietal, gerakan janin, ketuban, TBJ dan tafsiran

kehamilan.

II. INTERPRESTASI DATA DASAR

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah dan

kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah

adalah dengan menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga

tergambar fakta.

1. Data fokus subyektif

Sesuai dengan keluhan utama dan data yang menunjang diagnose.

2. Data fokus obyektif

Data yang diperoleh sesuai pemeriksaan petugas, yang mendukung data

subyektif, sehingga dapat ditegakkan diagnosa pasti.

3. Diagnosa kebidanan

Diagnosa dari pemeriksaan baik data subyektif, data obyektif dan

pemeriksaan penunjang.

4. Masalah

Yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.Masalah sering

berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan

terhadap diagnosanya.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasa masalah atau diagnosa potensial.

Diagnosis atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan diagnosis atau

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

33

masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini penting dalam melakukan

asuhan yang aman (Muslihatun dkk, 2009).

IV. TINDAKAN SEGERA

Diperlukan untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Langkah ini sebagai cerminan

keseimbangan dari proses manajemen kebidanan (Muslihatun dkk, 2009).

V. RENCANA TINDAKAN

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi

juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut

yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati, 2009).

VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI

Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuahan

secara efektif dan aman.penatalaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh

bidan, sebagian oleh klain sendir atau oleh petugas kesehatan lainnya.

Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap

memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya

memantau rencananya benar-benar telaksanan). Bila perlu berkalaborasi

dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi menejemen yang efisien

berhubungan dengan waktu, biaya, serta peningkatan mutu asuhan. Kaji

ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan (Muslihatun dkk, 2009).

VII. Evaluasi

Jam : ....................

Tanggal : ....................

S : data yang diperoleh dari pasien dan keluarga

O : hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan

penunjang atau pendukung lain, serta catatan medik

A : kesimpulan dari data subjektif dan objektif

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

34

Ny…G….P….UK….Minggu dengan Kehamilan Normal

P : merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan

evaluatif

(Sondakh, 2013)

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

35

2.2. Konsep Dasar Teori Persalinan.

2.2.1. Konsep Teori Persalinan.

1. Pengertian Persalinan.

Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang

dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut

dapat di katakan normal dan spontan jika bayi yang di lahirkan berada pada

posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau

pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam menurut Sondakh (2013:2).

Menurut Irianto (2014:411) Persalinan adalah proses pergerakan

keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam lahir melalui jalan lahir.

Sedangkan menurut Mochtar (2011:69) Persalinan adalah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar,

dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

2. Klasifikasi Persalinan.

Menurut Mochtar (2011:69) Persalinan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Menurut Cara Persalinan.

1). Partus biasa (normal).

Partus biasa/normal dapat juga disebut partus spontan, yaitu

proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-

alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung

kurang dari 24 jam.

2). Partus luar biasa (abnormal).

Partus luar biasa/abnormal merupakan persalinan pervaginam

dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi

sectio caesarea.

b. Menurut usia Kehamilan.

1). Abortus (keguguran).

Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat

hidup (viabel) berat janin dibawah 1000 gram, tua kehamilan

dibawah 28 minggu.

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

36

2). Partus prematurus

Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil

konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi

premature, berat janin antara 1000-2500 gram.

3). Partus maturus/aterm (cukup bulan)

Merupakan partus pada kehamilan dari 37-40 minggu, janin

matur, berat badan diatas 2500 gram.

4). Partus postmaturus (serotinus)

Yaitu persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah

waktu partus yang di taksir. janin disebut postmatur.

5). Partus presipitatus

Merupakan partus yang berlangsung sangat cepat, mungkin

di kamar mandi, diatas becak, dan sebagainya.

6). Partus percobaan

Merupakan suatu penilaian kemajuan persalinan untuk

memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi

sevalopelvic.

c. Gravida dan para.

1). Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.

2). Primi Gravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama

kali.

3). Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup (viable)

4). Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan

bayi (viable)

5). Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk

pertama kali .

6). Multipara atau pleuripara adalah wanita yang prnah melahirkan

bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali)

7). Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali

atau lebih, hidup atau pun mati.

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

37

3. Etiologi.

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya kekuatan his sehingga

menjadi awal mula terjadinya proses persalinan, walaupun hingga kini

belum dapat diketahui dengan pasti penyebab terjadinya persalinan menurut

Sondakh (2013).

a. Teori penurunan progesteron

Terjadinya kontraksi otot polos uterus pada persalinan akan

menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum diketahui secara pasti

penyebabnya, tetapi terdapat beberapa kemungkinan, yaitu:

1). Hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi.

2). Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian

bawah otot-otot yang saling bertautan.

3). Peregangan serviks pada saat dilatasi atau perdataran serviks yaitu

pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi

hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas.

4). Peritoneum yang berada diatas fundus mengalami peregangan.

b. Teori Peregangan

Ukuran uterus yang makin membesar dan mengalami penegangan

akan mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga

mungkin dapat menajdi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi

uteroplasenta yang pada akhirnya membuat plasenta mengalami

degenerasi. Ketika uterus berkontraksi dan menimbulkan tekanan pada

selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan

saluran serviks.

c. Teori Oksitosin Interna

Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin. Adanya

perubahan keseimbangan antara estrogen dan progesterone dapat

mengubah tingkat sensitivitas otot rahim dan akan mengakibatkan

terjadinya kontraksi uterus yang disebut Braxton Hicks. Penurunan

kadar progesterone karena usia kehamilan yang sudah tua akan

mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat.

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

38

2. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan.

Menurut Sondakh (2013) Terdapat beberapa tanda – tanda dimulainya

proses persalinan adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya his persalinan

Sifat his persalinan adalah:

1). Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.

2). Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar.

3). Makin beraktivitas (jalan), kekuatan akan makin bertambah.

b. Pengeluaran lendir dengan darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan

pada serviks yang akan menimbulkan:

1). Pendataran dan pembukaan.

2). Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kinalis

servikalis lepas.

3). Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban.

Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap.

Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan

berlangsung kurang dari 24 jam.

d. Hasil-hasil yang didapatkan dari pemeriksaan dalam yaitu:

1). Perlunakan serviks.

2). Pendataran serviks.

3). Permbukaan serviks.

Secara umum, persalinan berlangsung alamiah, tetapi tetap

diperlukan pemantauan khusus, karena setiap ibu memiliki kondisi

kesehatan yang berbeda-beda, sehingga dapat mengurangi resiko

kematian ibu dan janin saat persalinan. Selain itu, selama kehamilan

ataupun persalinan dapat terjadi komplikasi yang mungkin dapat terjadi

kesalahan penolong dalam persalinan, baik tenaga non kesehatan seperti

dukun ataupun tenaga kesehatan khususnya bidan.

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

39

3. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.

Menurut Sondakh (2013) adapun beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi jalannya proses persalinan sebagai berikut:

a. Penumpang (passanger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal

yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin sedangkan yang perlu

diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.

b. Jalan lahir (passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir

lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah

ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan

dari jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina.

c. Kekuatan (power)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu:

1). Kekuatan primer (kontraksi involunter).

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan

dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang

digunakan untuk menggambarkan kontraksi involunter ini antar

lain frekuensi,durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini

mengakibatkan serviks menipis( efficement) dan berdilatasi

sehingga janin turun.

2). Kekuatan sekunder (kontraksi volunter).

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi dan jalan lahir sehingga

menimbulkan tekanan intra abdomen. Tekanan ini menekan uterus

pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar.

Kekuatan sekunder tidak memengaruhi dilatasi serviks, tetapi

setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam

usaha untuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

40

d. Posisi ibu (positioning)

Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk

menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki

sirkulasi. Posisi tegak (contoh: salah satunya adalah memungkinkan

gaya grafitasi membantu penurunan janin selain itu, posisi ini dianggap

dapat mengurangi kajadian penekanan tali pusat.

e. Respons psikologi (psychology response)

Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

1). Dukungan ayah bayi atau pasangan selama proses persalinan

2). Dukungan kakek nenek (saudara dekat) selama persalinan.

3). Saudara kandung bayi selama persalinan.

6. Penurunan Kepala Pada Persalinan.

Menurut JNPK-KR (2008:42) Penilaian penurunan kepala janin

dilakukan dengan menghitung prosporsi bagian terbawah janin yang masih

berada ditepi atas simpisis dan dapat diukur dengan 5 jari tangan pemeriksa

(perlimaan). Bagian diatas simpisis adalah proporsi yang belum masuk

pintu atas panggul dan sisanya (tidak teraba) mununjukkan sejauh mana

bagian terbawah janin telah masuk kedalam rongga panggul.

Penurunan bagian terbawah dengan metode 5 jari (perlimaan) adalah :

a. 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simpisis pubis.

b. 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas

panggul.

c. 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga

panggul.

d. 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas

simpisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga

panggul (tidak dapat digerakkan).

e. 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin

yang berada diatas simpisis dan 4/5 bagian telah masuk kedalam rongga

panggul.

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

41

f. 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari

pemeriksaan luar dan seluruh bagiaan terbawah janin sudah masuk

kedalam rongga panggul.

Bidang Hodge

a. Hodge I : Memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)

b. Hodge II : Sejajar dengan Hodge I melalui pinggir bawah simpisis

c. Hodge III : Sejajar dengan Hodge I melalui spina isciadica

d. Hodge IV : Sejajar dengan Hodge I melalui ujung os coccygis

7. Mekanisme Persalinan.

Menurut Wiknjasastro (2010:310) Masuknya kepala melintasi PAP

dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah sumbu kepala janin tegak

lurus dengan bidang atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan

asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala miring dengan bidang PAP.

Asinklitismus anterior menurut Neagle ialah apabila arah sumbu kepala

sudut lancip ke depan dengan PAP.

Dapat pula asinklitismus posterior menurut Litzman, ialah apabila

keadaan adalah sebaliknya dari asinklitismus anterior. Keadaan

asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme turunnya

kepala dengan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada

mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan

pelvis di daerah posterior lebih luas jika dibandingkan dengan ruangan

pelvis di daerah anterior.

Sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, untuk lebih

mendekati sub oksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap

kepala yang akan menurun, menyebabkan kepala mengadakan fleksi

didalam rongga panggul. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang

panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter sub

oksipito bregmatikus (9,5 cm) dengan sirkum ferensia sub oksipito

bregmatikus (32cm) sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam

keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma

pelvis yang berjalaln dari belakang atas kebawah depan belakang. Akibat

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

42

kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterine di sebabkan

oleh his yang berulang ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula

putaran paksi dalam. Dalam mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar

kearah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil di bawah simfisis,

dan dengan sub oksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan

defleksi untuk dapat di lahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan

kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus

membuka dinding rectum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan

mengejan berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.

Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang di sebut

putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali ke posisi

sebelum putaran paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan kedudukan kepala

dengan punggung anak.

Bahu melintasi Pintu Atas Panggul (PAP) dalam keadaan miring. Di

dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul

yang dilaluinya, sehingga berada di dasar panggul, apabila kepala telah

dilahirkan, bahu akan berada di dalam posisi depan belakang. Selanjutnya

dilahirkan trochanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trochanter

belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya.

8. Tahapan Persalinan.

Menurut Sondakh (2013), tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala

pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta),

dan kala IV (kala pengawasan atau observasi atau pemulihan).

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I di mulai dari saat persalinan di mulai (pembukaan 0)

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam dua fase,

yaitu:

1). Fase laten : Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3

jam.

2). Fase aktif : Berlangsung selama 7 jam, servik membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

43

dalam tiga fase:

a) Fase Akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm.

b) Fase Dilatasi Maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4

cm menjadi 9 cm.

c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi

lengkap.

Proses diatas terjadi pada primigravida maupun multigravida.

Tetapi pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih

pendek. Pada primigavida, kala I berlangsung kurang lebih 12 jam,

sedangkan pada multigravida kurang lebih 8 jam.

b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

1). His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik.

2). Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang di tandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

3). Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap di ikuti

keinginan mengejan akibat tertekannya fleksus franken hauser.

4). Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi:

a) Kepala membuka pintu.

b) Sub okciput vertindak sebagai hipomoklion, kemudian secara

berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka,

serta kepala seluruhnya.

5). Kepala lahir seluruhnya dan di ikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.

6). Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di

tolong dengan cara:

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

44

a) Kepala di pegang pada os oksiput dan di bawah dagu,

kemudian di tarik curam kebawah untuk melahirkan bahu

depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

b) Setelah kedua bahu lahir, ketiak di kait untuk melahirkan sisa

badan bayi

c) Bayi lahir di ikuti oleh sisa air ketuban.

7). Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida

1,5-1 jam.

c. Kala III (Pelepasan plasenta).

Kala III di mulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya

plasenta dapat di perkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda di

bawah ini.

1). Uterus menjdi bundar.

2). Uterus terdorong ke atas karena plasenta di lepas ke segmen bawah

rahim.

3). Tali pusat bertambah panjang.

4). Terjadi semburan darah tiba-tiba.

Cara melahirkan plasenta biasanya menggunakan tehnik dorsokranial.

1). Pengeluaran selaput ketuban.

Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun terkadang

masih ada bagian/sisa plasenta yang tertinggal. Bagian tertinggal

tersebut dapat dikeluarkan dengan cara sebagai beriku:

a) Menarik pelan-pelan.

b) Memutar atau memilinnya seperti tali.

c) Memutar pada klem.

d) Manual atau digital.

Plasenta dan selaput ketuban harus di periksa secara teliti

setelah di lahirkan. Bagian plasenta yang di periksa yaitu

permukaan maternal yang pada normalnya memiliki 6-20

kotiledon, permukaan fetal, dan apakah terdapat tanda-tanda

plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak lengkap, maka di sebut

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

45

ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan perdarahan

yang banyak dan infeksi.

Kala III terdiri dari dua fase, yaitu:

1). Fase pelepasan plasenta.

Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain :

a) Schulze

Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara

ini merupakan cara yang paling sering terjadi (80%). Bagian

yang lepas terlebih dahulu adalah bagian tengah, lalu terjadi

retroplasenta hematoma yang menolak plasenta mula-mula

bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini,

perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan

berjumlah banyak setelah plasenta lahir.

b) Duncan

Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya

plasenta mulai dari pinggir 20%. Darah akan mengalir keluar

antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari

tengah dan pinggir plasenta.

2). Fase pengeluaran plasenta

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta:

a) Kustner

Dengan meletakkan tangan diatas simfisis, tali pusat

ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas.

Jika diam atau maju berarti sudah lepas.

b) Klein

Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat

kembali, berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas

(cara ini tidak dilakukan lagi).

c) Strassman

Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali

pusat bergetar, berarti tali pusat belum lepas, jika tidak

bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta sudah lepas

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

46

adalah rahim menonjol ke atas simfisis, tali pusat bertambah

panjang, rahim bundar dan keras serta keluar darah secara tiba-

tiba.

d. Kala IV (pengawasan/observasi/pemulihan)

Gejala kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

post partum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi,

karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Pemantauan yang dilakukan pada kala IV antara lain

memperkirakan kehilangan darah, memeriksa perdarahan dari

perineum, pemantauan keadaan umum ibu (tanda-tanda vital dan

kontraksi uterus). Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar,

sebaik-baiknya kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan

oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan serviks dan

perineum. Rata-rata perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc,

biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka sudah

dianggap abnormal, sehingga harus dicari penyebabnya.

Penting untuk diingat Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam

sesudah bayi dan plasenta lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibu yang

baru melahirkan, periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikanlah 7

pokok penting berikut:

1). Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi. Jika perlu dilakukan masase dan berikan uterotonika

untuk merangsang kontraksi.

2). Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa.

3). Kandung kemih : harus kosong, jika penuh ibu dianjurkan

berkemih dan kalau tidak bisa, lakukan kateter.

4). Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.

5). Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.

6). Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernafasan, dan masalah

lain.

7). Bayi dalam keadaan baik.

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

47

9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin.

Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standart

pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah

bersifat aktif dan ikut serta selama proses berlangsung. Kebutuhan dasar ibu

selama persalinan menurut lesser dan kenne meliputi:

a. Asuhan fisik dan psikologis

b. Kehadiran seorang pendamping secara tereus menerus

c. Pengurangan rasa nyeri

d. Penerimaan atas sikap dan perilakunya

e. Informasi dan kepastian tentang persalinan

Adapun kebutuhan dasar ibu selama persalinan yang akan kita bahas

adalah sebagai berikut:

a. Dukungan fisik dan psikologis

b. Kebutuhan cairan dan nutrisi

c. Kebutuhan eliminasi

d. Posisi dan ambulasi

e. Pengurangan rasa nyeri

10. Macam-Macam Posisi Dalam Persalinan.

Berikut beberapa macam-macam posisi dalam persalinan menurut

Sondakh (2013:86):

a. Posisi terlentang

1). Dapat menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama

2). Kemungkinan terjadinya laserasi

3). Dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf kaki dan punggung

4). Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya

menekan aorta, vena cavarior, serta pembuluh-pembuluh darah lain

sehingga suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya

ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress atau anoksia

janin

5). Ibu mengalami gangguan untuk bernafas

6). Buang air kecil terganggu

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

48

7). Mobilisasi ibu kurang bebas

8). Ibu kurang semanagt

9). Rasa nyeri yang bertambah

b. Posisi duduk/ setengah duduk

Membantu penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi ke

dalam panggul dan terus turun ke dasar panggul

c. Posisi jongkok/ berdiri

1). Posisi berjongkok akan memaksimalkan kemungkinkan bahu besar

dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet) di atas

simpisis pubis

2). Posisi berjongkok atau pun berdiri memudahkan ibu

mengosongkan kandung kemihnya. Hal ini di perlukan karena

kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan

bagian bawah janin

3). Memudahkan penurunan kepala janin

4). Memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah

panggul

5). Dapat memperkuat dorongan meneran

6). Beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir)

7). Mudah bagi ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya, hal ini di

perlukan karena kandung kemih yang penuh akan dapat

memperlambat penurunan bagian bawah janin

d. Posisi berbaring miring ke kiri

1). Dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga

dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia karena suplai

oksigen tidak terganggu

2). Dapat memberikan suasana lebih rileks bagi ibu yang mengalami

kelelahan

3). Dapat mencegah terjadinya laserasi/robekan jalan lahir

e. Posisi merangkak

1). Meningkatkan oksigenasi bagi bayi

2). Dapat mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

49

3). Sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung

4). Mempermudah janin dalam melakukan rotasi, serta peregangan

pada perineum berkurang

5). Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul

11. Partograf.

a. Pengertian Partograf

Menurut JNPK-KR (2008), Partograf adalah alat bantu untuk

membantu kemajuan kala 1 persalinan dan informasi untuk membuat

keputusan klinik. Tujuan umum dari penggunaan partograf adalah untuk:

1). Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

permbukaan serviks melalui periksa dalam.

2). Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan

demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya

partus lama.

3). Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi

bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa

yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik

dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan

secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru

lahir.

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu

penolong persalinan untuk:

1). Mencatat kemajuan persalinan.

2). Mencatat kondisi ibu dan jainnya.

3). Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

4). Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit

persalinan.

5). Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik

yang sesuai dan tepat waktu.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

50

Partograf harus digunakan:

1). Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan

elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan

untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf

sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi

dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit

maupun yang tidak disertai dengan penyulit.

2). Selama persalinan dan kelahiran bayi disemua tempat (rumah,

puskesmas, klinik bidan swasta, Rumah sakit, dll).

3). Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (spesialis obstetri,

bidan, dokter umum, dan mahasiswa kedokteran).

Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan

bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta

membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam

keselamatan jiwa mereka.

b. Pencatatan Selama Fase Laten Kala I Persalinan

Seperti yang sudah dibahas di awal bab ini, kala I persalinan terdiri

dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang mengacu pada pembukaan

serviks.

1). Fase laten (pembukaan serviks kurang dari 4 cm).

2). Fase aktif (pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm).

Selama fase laten semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus

dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik dicatatan kemajuan

persalinan maupun di buku KIA atau dituliskan setiap kali membuat catatan

selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus

dicatatkan.

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama yaitu:

1). Denyut jantung setiap ½ jam.

2). Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam.

3). Nadi ½ jam.

4). Pembukaan serviks setiap 4 jam.

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

51

5). Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam.

6). Tekanan darah dan temperature tubuh setiap 4 jam.

7). Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam.

c. Pencatatan Selama Fase Aktif

Observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan terdapat lajur dan

kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan persalinan, yaitu:

1). Informasi tentang ibu.

2). Kondisi janin.

3). Kemajuan persalinan.

4). Jaminan waktu.

5). Kontraksi uterus.

6). Obat-obatan yang diberikan.

7). Kondisi ibu.

d. Mencatat Temuan Dalam Partograf:

1). Kondisi janin

Bagian atas grafik pada partograf adalah untuk mencatat denyut

jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).

a) Denyut jantung janin

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis

tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus

waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160.

b) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam

dna nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Dengan

menggunakan lambang sebagai berikut:

(1). U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah).

(2). J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

(3). M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.

(4). D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah.

(5). K : selaput ketuban sudah pecah, tetapi air ketuban tidak

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

52

mengalir lagi.

c) Penyusupan (molase) tulang kepala janin.

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang

panggul ibu). Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang

tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan resiko disproporsi

kepala panggul/Chepalo Pelvic Disproportion (CPD). Setiap kali

melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan antar tulang

(molase) kepala janin. Dengan menggunakan lambang-lambang

berikut ini:

(1). 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi.

(2). 1 : tulang-tulang kepala janin bersentuhan.

(3). 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi

masih bisa dipisahkan.

(4). 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi

tidak bisa dipisahkan.

d) Kemajuan persalinan.

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk

pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera pada

kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.

1) Pembukaan serviks.

Nilai dan catat pembukaan serviks selama 4 jam (lebih

sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu

berada dalam fase aktif persalinan catat pada partograf setiap

temuan dan setiap pemeriksaan “X” harus dicantumkan di

garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pemeriksaan

serviks.

2) Penurunan bagian terbawah janin.

Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam) atau

lebih sering (jika ditemukan tanda-tanda penyulit).

Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan)

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

53

yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah

memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal kemajuan

pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian

terbawah janin. Tapi ada kalanya penurunan bagian terbawah

janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.

Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari

0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan

serviks. Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu yang

sesuai.

3) Garis waspada dan garis bertindak.

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm

dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika lajur pembukaan adalah 1 cm/jam. Jika

pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada

(pembukaan kurang dari 1 cm/jam) maka harus

dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya: fase aktif yang

memanjang, serviks yang kaku/inersia uteri hipotonik dan lain-

lain). Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi yang

bermanfaat jika diperlukan, misalnya: persiapan rujukan ke

fasilitas kesehatan rujukan (Rumah Sakit atau Puskesmas)

yang memiliki kemampuan penatalaksanaan penyulit atau

kegawat darurat obstetric.

2). Jam dan Waktu.

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

Dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan

penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12 setiap kotak

menyatakan 1 jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

Dibawah lajur kotak untuk mulainya waktu fase aktif, tertera

kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan

dilakukan. Setiap kotak menyatakan 1 jam penuh dan berkaitan

dengan 2 kotak waktu 30 menit yang berhubungan dengan lajur

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

54

untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ dibagian atas dan lajur

kontraksi dan nadi ibu di garis waspada.

3). Kontraksi Uterus.

Dibawah lajur waktu partograf terdapat 5 kotak dengan tulisan

kontraksi/10 menit “disebelah luar kolom paling kiri”. Setiap kotak

menyatakan 1 kontraksi, setiap 30 menit, raba dan catat jumlah

kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.

Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam 10 menit dengan cara

mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan di sesuaikan dengan angka

yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi.

Nyatakan lamanya kontraksi dengan:

: Diberi titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik.

: Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

: Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.

4). Obat-obatan atau Cairan yang Diberikan.

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak

untuk mencatat uterotonika, obat-obatan lainnya dan cairan IV. Bagian

ini juga bisa digunakan untuk mencatat jumlah asupan yang diberikan.

a) Oksitosin.

Jika tetesan oksitosin atau drip sudah dimulai, dokumentasikan

setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume

cairan IV dan dalam satuan tetesan permenit.

b) Obat-obatan lain dan cairan IV.

Catat obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang

sesuai dengan kolom waktunya.

5). Kondisi Ibu.

Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman partograf terdapat

kotak atau ruang untuk mencatat kondisi keadaan dan kenyamanan ibu

selama persalinan.

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

55

a) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.

Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi

dan tekanan darah ibu.

b) Nilai dan catat nadi ibu selama 30 menit selama fase aktif

persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda

titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.

c) Nilai dan catat tekanan darah ibu selama 4 jam selama fase aktif

persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda

panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

d) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi

peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam

catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.

e) Volume Urine, protein dan aseton

Ukur dan catat produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap

kali ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap kali ibu berkemih,

lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin.

e. Penapisan

Menurut JNPK-RI (2010), pada saat memberikan asuhan bagi ibu

bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya

masalah atau penyulit. Selama anamnesa dan pemeriksaan fisik, tetap

waspada pada indikasi yang tertera lembar penapisan:

Tabel 2.8. Penapisan Persalinan

Rujuk Ibu: Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut:

1 Riwayat bedah sesar 2 Perdarahan per vaginam 3 Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37

minggu) 4 Ketuban pecah disertai mekonium yang kental 5 Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam) 6 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan

kurang dari 37 minggu) 7 Ikterus 8 Anemia berat 9 Tanda/gejala infeksi 10 Pre-eklampsi/hipertensi dalam kehamilan

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

56

11 Tinggi fundus 40 cm atau lebih 12 Gawat janin 13 Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin

masih 5/5 14 Presentasi bukan belakang kepala 15 Presentasi ganda (majemuk) 16 Kehamilan ganda atau gemeli 17 Tali pusat menumbung 18 Syok

Sumber : JNPK-RI, 2010

f. Lembar Observasi

Menurut JNPK-RI (2010), jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm,

berarti ibu berada dalam fase laten dan semua asuhan, pengamatan dan

pemeriksaan harus dicatat di lembar observasi, yaitu Denyut Jantung janin

(DJJ), kontraksi, nadi setiap 30 menit, dan pembukaan serviks, penurunan

kepala, tekanan darah, suhu dan produksi urin setiap 4 jam. Rujuk segera ke

fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih 8 jam.

12. Asuhan Persalinan Normal.

1. Melihat adanya tanda persalinan kala II

a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva dan sfingter ani membuka

2. Pastikan kelengkapan alat dan bahan, obat-obatan esensial untuk menolong

persalinan dan penatalaksana komplikasi bayi baru lahir. Untuk asfiksia

tempat datar dan keras, 2 kain dan satu handuk bersih dan kering, lampu

sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu

bayi

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set.

3. Pakai celemek plastik

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

57

4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan

sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan dengan tisu atau

handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT) pada tangan

tangan yang akan digunakan utuk periksa dalam.

6. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan steril atau DTT (pastikan tidak terjadi kontaminasi

pada alat suntik).

7. Bersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati (jari tidak menyentuh vulva

dan perineum) dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa

yang dibasahi air DTT.

a. Jika introitus vagina, perineum, anus terkontaminasi feses, bersihkan

dengan seksama dari arah depan ke balakang.

b. Buang kapas atau kasa pembersih yang telah digunakan.

8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan peralatan lengkap.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit, cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus

untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf

11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan

bantu ibu dalam menentukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

keinginannya

a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan

kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan

fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk

mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara

benar

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

58

12. Minta keluarga membantu meyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin

meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk

atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat

untuk meneran.

a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara

meneran apabila caranya tidak sesuai

c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (keculi

posisis berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi

e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu

f. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)

g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus

h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120

menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran

(multigravida)

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala

bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

17. Buka tutup partus set dan pastikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi

defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran

perlahan atau bernafas cepat dan dangkal

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

59

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan

potong diantara dua klem tersebut

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

22. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala

kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis

dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas

untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan

telunjuk diantara diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan

ibu jari dan jari-jari lainnya).

25. Lakukan penilaian (selintas)

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap, lakukan

langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

26. Keringkan tubuh bayi:

a. Keringkan tubuh mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk yang

basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut

ibu

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus

(hamil tunggal)

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

60

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan okitosin 10 unit secara

intramuskuler (IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin)

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm

dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit

kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut

bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara klem tersebut

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul

kunci pada sisi lainnya

c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telat di sediakan

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi

menempel di dada atau di perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara

payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk

mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial)

secara hati-hati (untuk mencegah inversi uteri). Jika plasenta tidak lahir

setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga

timbul kontraksi dan ulangi prosedur di atas.

a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

37. Lakukan penegangan dan dorso cranial hingga plasenta terlepas, minta ibu

meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan

kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan

dorso-kranial)

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

61

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak

sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:

1). Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

2). Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

3). Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

4). Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

5). Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila

terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua

tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian

lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang disediakan.

a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan

atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang

tertinggal

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15

detik masase

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung

plastik atau tempat khusus

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang

menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit

1 jam.

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

62

a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini

dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung

sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu satu payudara

b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah

berhasil menyusu

44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilaksis, dan vitamin K 1mg intramuscular di paha kiri

anterolateral.

45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi hepatitis B

dipaha kanan anterolateral.

a. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa

disusukan

b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila belum berhasil menyusu di

dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusui

46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan yang sesuai

untuk penatalaksanaan atonia uteri.

47. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1

jam pasca persalinan dan setiap 30 menit jam kedua pasca persalinan.

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam

pertama pasca persalinan.

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-

60x/menit) serta tubuh normal (36,5-37oC)

51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk

dokumentasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

63

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,

lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering

54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu memberikan ASI. Anjurkan keluarga

untuk memberi ibu makanan dan minuman yang diinginkan

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% balikkan bagian

dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan

asuhan kala IV.

2.2.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN TEORI

Pada Ny ….. G….P…..UK……Minggu Inpartu Kala ….

Fase….Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala

Jam : .....................

Tanggal : .....................

S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian data), terutama

data yang diperoleh dari anamnesa. Data ini berhubungan dengan

masalah dari sudut pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang berhubungan langsung dengan

diagnosis (Muslihatun dkk, 2009).

Biasanya ibu mengeluh sakit perut kenceng-kenceng yang teratur dan

keluar cairan lendir bercampur darah (JNPK-KR, 2010)

O : Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian data), yang

diperoleh dari hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain

(Muslihatun dkk, 2009).

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

64

1. Pemeriksaan umum

a. Kesadaran Umum

Kesadaran umum meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan

postur badan ibu selama pemeriksaan, tinggi Badan (TB), Berat

Badan (BB) (Muslihatun dkk, 2009).

b. Kesadaran

Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang bertujuan

untuk memperoleh data dan sebagai dasar dalam menegakkan

diagnosa. Penilaiannya dapat secara kualitatif (composmentis,

apatis, somnolen, sopor, koma, delirium) dan kuantitatif (diukur

menurut skala koma) (Uliyah dkk, 2008).

c. Tanda-tanda Vital (TTV)

Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut

nadi, dan pernafasan.

2. Pemeriksaan fisik

Muka : Meliputi oedema wajah, cloasma gravidarum

Mata : Mata (kelopak mata pucat, warna sklera)

Payudara : Meliputi bentuk dan ukuran, hiper pigmentasi

areola, keadaan puting susu, kolostrum atau

cairan lain, retraksi, massa dan pembesaran

kelenjar limfe

Abdomen

Leopold I

:

:

Adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea

nigra, striae gravidarum), tinggi fundus uteri

(TFU) dengan tangan jika usia kehamilan 12

minggu, dan dengan pita ukuran jika usia

kehamilan lebih dari 22 minggu. Palpasi

abdomen untuk mengetahui letak, presentasi,

posisi (usia kehamilan lebih dari 36 minggu),

DJJ janin dengan fetoskop jika usia kehamilan

lebih dari 18 minggu (Muslihatun dkk, 2009)

Menentukan TFU dan bagian atas yang ada

difundus.

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

65

Leopold II

Leopold III

Leopold IV

:

:

:

Menentukan batas samping/ bagian kanan dan

kiri rahim ibu dan menentukan letak punggung

janin.

Menentukan bagian terbawah janin.

Menentukan bagian terbawah janin dan

seberapa masuknya.

Taksiran Berat Janin (TBJ): Dilakukan untuk

mengetahui berat badan janin.

Pemeriksaan DJJ: Dilakukan untuk mengetahui

bunyi jantung janin. Dalam keadaan normal

120 – 160x/menit.

(Amru, 2013)

Ekstremitas : Oedema kaki dan tangan, pucat pada kuku jari,

varises, reflek patella. (Amru, 2013)

Pemeriksaan

dalam

: Vulva vagina

Pembukaan

Effacement

Ketuban

Presentasi

Denominator

Moulage

Hodge

:

:

:

:

:

:

ada lendir dan darah atau

tidak

untuk mengetahui

pembukaan berapa cm

mengetahui berapa %

penipisan ostium uteri

eksternum

masih utuh atau sudah

pecah, berwarna jernih atau

keruh atau mekonial, jam

berapa pecah

kepala, bokong, dahi, kaki

ubun-ubun kecil atau besar

jam berapa, os sacrum

0, 1, 2, 3

I, II, III, IV

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

66

Disekitar bagian terbawah teraba bagian kecil

janin atau tidak (Mochtar, 2011)

Perineum : Perlu dikaji adanya bekas jahitan perineum

A : Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif

(Muslihatun dkk, 2009).

Ny…G..P…UK…..Minggu Inpartu Kala…Fase….Dengan……

Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala

P : Penatalaksanaan adalah rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan (Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/VIII/2007).

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

67

2.3. Konsep Dasar Masa Nifas.

2.3.1. Konsep Teori Masa Nifas

1. Pengertian.

Menurut Sulistyawati (2009:1) Masa nifas (Puerperium) adalah masa

yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu.

Sedangkan menurut Midwifery update (2017) Masa nifas atau

puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan enam minggu berikutnya

(pulihnya alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil).

2. Tahapan Masa Nifas.

Menurut Sulistyawati (2009:5) tahapan masa nifas dibagi menjadi 3

periode, yaitu:

a. Puerperium Dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu

telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,

dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

c. Remote Puerperium

Merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama

berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas.

a. Perubahan sistem reproduksi.

Menurut Sulistyawati (2009:73) perubahan pada sistem

reproduksi antara lain:

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

68

1). Uterus

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar.

a) Pengerutan rahim(involusi)

Involusi merupakan proses kembalinya uterus pada

kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan

melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana Tinggi

Fundus Uteri (TFU) berada:

(1) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan

berat 1000 gram.

(2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.

(3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan

pusat-sympisis dengan berat 500 gram.

(4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas sympisis

dengan berat 350 gram.

(5) Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak

teraba) dengan berat 50 gram.

2). Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang netrotik

dari dalam uterus.

Menurut Sulistyawati (2009:76) Lochea dibedakan menjadi 3

jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya yaitu:

a) Lochea rubra/merah

Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa

post partum. Cairan yang keluar berwarna merah.

b) Lochea sanguenolenta

Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta

berlangsung hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

c) Lochea serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leokosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul

pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

69

d) Lochea alba/putih

Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post

partum.

e) Lochea purulenta

Ini terjadi karena infeksi, akan keluar cairan nanah berbau

busuk.

f) Lochea statis

Pengeluaran lochea yang tidak lancar.

3). Perubahan pada serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks

agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk

ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi.

Serviks berwarna merah kehitam-hitaman karena penuh

dengan pembuluh darah. Konsistennya lunak, kadang-kadang

terdapat laserasi, atau perlukaan kecil. Muara serviks yang

berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara

perlahan dan bertahap.

Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga

rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu

ke-6 post partum, serviks sudah menutup kembali.

4). Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa

hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali

kepada keadaan tidak hamil, rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol.

5). Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada

postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

70

tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum

hamil.

6). Perubahan sistem pencernaan.

biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal

ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktifitas tubuh.

7). Perubahan sistem perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan

sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan

penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan

edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami

kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama

persalinan berlangsung.

8). Perubahan sistem muskolaskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.

Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot

uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan

setelah plasenta dilahirkan.

9). Perubahan endokrin

a) Hormon plasenta mengalami penurunan secara cepat.

b) Hormon pituitary mengalami peningkatan secara cepat.

c) Hypotalamik pituitary ovarium mengakibatkan lamanya

seorang wanita mendapat menstruasi yang juga dipengaruhi

oleh faktor menyusui.

d) Kadar estrogen mengalami penurunan setelah persalinan.

10). Perubahan Tanda-tanda Vital pada Masa Nifas

a) Suhu badan

Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik

sedikit (37,5°-38ºC) sebagai akibat kerja keras sewaktu

melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

71

b) Nadi

Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat.

Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah

abnormal dan hal ini menunjukkan kemungkinan adanya

infeksi.

c) Tekanan darah

Kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu

melahirkan karena ada perdarahan.

d) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan

denyut nadi.

4. Tanda Bahaya Pada Nifas.

Menurut Bahiyatun (2009) Sebagian besar kematian ibu terjadi selama

masa pasca persalian. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan

keluarganya mengenal tanda bahaya dan perlu mencari pertolongan

persalinan kesehatan. Beberapa tanda bahaya pada ibu nifas meliputi:

a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa banyak atau tiba-tiba bertambah

banyak (lebih banyak dari perdarahan haid biasanya atau bila

memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam)

b. Pengeluaran pervaginam yang baunya busuk

c. Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung.

d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah

penglihatan, bengkak diwajah atau tangan.

e. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil.

f. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit.

g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

h. Rasa sakit, merah, nyeri tekan,dan atau penmbengkakan kaki.

i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu merawat bayinya atau diri

sendiri.

j. Merasa sangat sedih atau napas terengah-engah.

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

72

5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas.

Berikut beberapa kebutuhan dasar ibu nifas menurut PPIBI, 2016:

a. Mobilisasai dini

1). Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerpenium

2). Memperlancar involusi alat kandungan

3). Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan

4). Meningkatkan pelancaran peredaran darah

b. Nutrisi

Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut

dengan menu seimbang.

1). Membantu memulihkan kondisi fisik

2). Meningkatkan daya tubuh terhadap infeksi

3). Mencegah konstipasi

4). Memulai proses pemberian ASI ekslusif.

Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan

cairan/minum ±3 liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari

postpartum, serta kapsul vitamin A 200.000 unit.

c. Ambulasi

Kenyataannya ibu yanng baru melahirkan enggan banyak

bergerak, karena merasa letih dan sakit. Pada persalinan normal

ambulasi dapat dilakukan 2 jam post partum, untuk pasien post Secsio

Caesarea (SC) yaitu 24-36 jam post partum.

Tujuan ambulasi :

1). Melancarkan pengeluaran lochea

2). Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3). Memungkinkan ibu untuk mengajar ibu memelihara anaknya.

4). Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah.

d. Eliminasi

Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada

8 jam postpartum. Anjurkan ibu untuk berkemih 6-8 jam post partum

setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat

mengganggu kontraksi dan involusi uterus. Bila ibu sulit berkemih

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

73

sebaiknya dilakukan toilet traening untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB

lebih dari 3 hari maka perlu diberi obat pelancar. BAB tertunda 2-3

hari post partum dianggap fisiologis.

e. Istirahat

Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan. Ibu dapat beristirahat atau tidur siang selagi bayi tidur,

pentingnya dukungan dari keluarga atau suami.

Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :

1). Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.

2). Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak

perdarahan.

3). Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi

dan diri sendiri.

f. Kebersihan diri

Ibu nifas perlu menjaga kebersihan dirinya karena :

1). Mengurangi/mencegah infeksi

2). Meningkat perasaan nyaman dan kesejahteraan.

g. Seksual/senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya

ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak

terasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan seksual kapan

saja ibu siap. Banyak budaya yang memiliki tradisi menunda hubungan

seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam

minggu setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan yang

bersangkutan.

h. Latihan/Senam nifas

Bidan menjelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan

panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini

menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa

sakit pada punggung.

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

74

Berikut tata cara melakukan senam nifas menurut astuti (2015):

1) Berbaring dengan lutut ditekuk dengan menempatkan tangan

diatas perut dibawah area iga-iga, bernafas dalam dan lambat

melalui hidung, kemudian keluarkan melalui mulut, sebanyak 10

kali. Penting untuk memeriksa apakah terdapat pemisahan otot

abdomen (diastasis rectus abdominalis) sebelum memulai senam,

tunda penekukan dan pengangkatan kaki bila terdapat diastasis

yang parah.

2) Berbaring terlentang menarik kedua tangan keatas kepala sambil

menarik kedua telapak kaki ke bawah, kemudian relaksasikan

dengan mengembalikan kedua lengan disamping badan dan kedua

telapak kaki kembali seperti posisi semula. Lakukan sebanyak 10

kali.

3) Berbaring dengan meletakkan kedua tangan disamping badan,

kemudian lutut ditekuk sambil diregangkan. Angkat bokong

sedikit keatas dengan seikit menahan vagina yaitu seperti

menahan buang air kecil selama 3 detik lalu bokong diturunkan

dan kemaluan direlaksasikan. Lakukan sebanyak 10 kali.

4) Berbaring dengan meletakkan kedua lengan di samping badan

lalu panggul dimiringkan (secara bergantian ke kanan dan ke

kiri), tetapi badan dan kepala tetap lurus. Angkat bokong sedikit

dengan melakukan kontraksi vagina seperti saat menahan buang

air kecil, dan otot-otot perut juga dikontraksikan selama 3 detik

kemudian relaksasi. Lakukan sebanyak 10 kali.

5) Berbaring dengan lutut ditekuk kemudian kedua tangan

menyentuh lutut dengan mengangkat kepala dan bahu sebesar 45º

selama 3 detik. Kemudian relaksasikan dengan kedua tangan

disamping badan dan kepala lurus dengan badan. Lakukan

sebanyak 10 kali.

6) Berbaring dengan mengangkat kedua kaki ke atas dan kedua

lengan diletakkan di samping badan, kemudian turunkan kaki ke

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

75

bawah dengan menekuk kedua kaki seperti menendang secara

perlahan. Lakukan sebanyak 10 kali.

7) Berbaring dengan kedua lengan di samping badan, kemudian

kedua telapak kaki digerakkan secara teratur seperti lingkaran dari

luar ke dalam dan sebaliknya. Lakukan gerakan ini selama

setengah menit.

8) Lakukan gerakan mengayuh telapak kaki kiri dan telapak tangan

ke atas dan ke bawah, seperti gerakan menggergaji selama

setengah menit.

9) Berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan sedikit diangkat lalu

kedua tangan memegang lutut. Angkat kaki kiri ke atas lalu

turunkan dalam posisi semula, kemudian angkat kaki kanan ke

atas lalu turunkan seperti mengayuh sepeda. Lakukan secara

bergantian pada bagian kaki kiri dan kanan sebanyak 10 kali.

Akhiri dengan relaksasi dengan bernafas secara teratur dan

perlahan.

Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.

Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5x lebih banyak. Pada minggu

ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak

30x.

6. Pemeriksaan Diastasis Recti

Menurut Meredy (2009) Diastasis Rectus Abdominis adalah

pemisahan otot rectus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat setinggi

umbilikus sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta akibat

perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada

multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan

postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen.

Diastasis Rectus Abdominis juga di sebut sebagai pelebaran

berlebihan atau pemisahan antara dua perut dari otot rectus abdominis.

Cara mengukur Diastasis Rectus Abdominis menurut Mariah dan

Alfiyati (2012), yaitu sebagai berikut:

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

76

a) Atur posisi ibu berbaring terlentang datar tanpa bantal dibawah kepala

b) Tempatkan ujung-ujung jari salah satu tangan anda pada garis tengah

abdomen dengan ujung jari telunjuk tepat pada di bawah umbilikus dan

jari yang lain berbaris ke bawah ke arah simpisis pubis

c) Minta ibu menaikkan kepalanya berupaya meletakkan dagu di dadanya

di area antara payudaranya. Pastikan tidak menekan tangannya ke

tempat tidur atau mencengkram matras untuk membantu dirinya, karena

hal ini mencegah penggunaan otot-otot abdomen

d) Ketika ibu berupaya meletakkan dagunya di antara payudaranya, tekan

ujung-ujung jari anda perlahan dekat ke abdomennya. Maka akan

terasa otot-otot abdomen layaknya dua bebat karet yang mendekati gari

tengah dari kedua sisi

e) Ukur celah di antara tersebut dengan jangka sorong ketika otot-otot

tersebut dikontraksi, catat jarak kedua celah

f) Minta ibu untuk menurunkan kepalanya

g) Ketika menurunkan kepalanya, otot-otot abdomen akan bergerak lebih

jauh memisah dan kurang dapat dibedakan ketika otot relaksasi. Ujung-

ujung jari anda akan mengikuti otot rectus memisah ke sisi lateral

masing-masing abdomen

h) Ukur jarak antara kedua otot rectus ketika dalam keadaan relaksasi

i) Catat hasil pengukuran tersebut

7. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas.

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.

Jadwal kunjungan masa nifas menurut PPIBI, 2016 , kunjungan masa nifas

paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali yaitu:

a. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan.

1) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

77

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu keluarga mengenai

bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri.

4) Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal

5) Memfasilitasi, mengajarkan cara hubungan ibu dan bayi (Bounding

attactment)

6) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

7) Memastikan ibu merawat bayinya dengan baik.

b. Kunjungan ke 2, waktu 6 hari setelah persalinan.

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi.

Fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi, hidrasi, dan istirahat

yang cukup.

4) Memastikan ibu menyusui ibu dengan baik dan tak memperhatikan

tanda- tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu megenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi setiap hari.

6) Melakukan konseling KB secara mandiri

7) Memastikan ibu untuk melakukan pemeriksaan bayi ke pelayanan

kesehatan terdekat.

c. Kunjungan ke 3, dua minggu setelah persalinan

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi.

Fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi, hidrasi, dan istirahat

yang cukup.

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

78

4) Memastikan ibu menyusui ibu dengan baik dan tak memperhatikan

tanda- tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu megenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi setiap hari.

6) Melakukan konseling KB secara mandiri

7) Memastikan ibu untuk melakukan pemeriksaan bayi ke pelayanan

d. Kunjungan ke 4, waktu 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya:

1) Menanyakan penyulit yang ada.

2) Memberikan konseling KB secara dini.

Konsep Asuhan Kebidanan Teori Nifas

ASUHAN KEBIDANAN TEORI

Ny….P……Nifas Hari Ke…… Dengan…….

Jam : ...............

Tanggal : ...............

S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian

data), terutama data yang diperoleh dari anamnesa. Data ini

berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien atau

anamnesa. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang berhubungan langsung dengan diagnosis.

O : Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian

data), yang diperoleh dari hasil observasi yang jujur, hasil

pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

diagnostik lain.

1. Pemeriksaan umum

a. Kesadaran Umum

Kesadaran umum meliputi: tingkat energi, keadaan emosi

dan postur badan ibu selama pemeriksaan, tinggi Badan

(TB), Berat Badan (BB) (Muslihatun dkk, 2009).

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

79

b. Kesadaran

Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang

bertujuan untuk memperoleh data dan sebagai dasar dalam

menegakkan diagnosa. Penilaiannya dapat secara kualitatif

(composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium)

dan kuantitatif (diukur menurut skala koma) (Uliyah dkk,

2008).

c. Tanda-tanda Vital (TTV)

1) Tekanan darah : sistolik 90-140 mmHg, diastolic <90

mmHg

2) Suhu badan : <38ºC

3) Nadi : <110 kali/menit

2. Pemeriksaan fisik

Muka : Meliputi oedema wajah

Mata : Mata (kelopak mata pucat, warna sklera)

Payudara : Meliputi bentuk dan ukuran, keadaan

puting susu, kolostrum atau cairan lain,

retraksi, massa dan pembesaran kelenjar

limfe

Abdomen : Adanya bekas luka, tinggi fundus uteri

(TFU) dengan tangan, diastasis recti

Genetalia : Luka, varises, kondiloma, cairan (warna,

konsistensi, jumlah, bau), keadaan

kelenjar bartolini (pembekakan, cairan,

kista), nyeri tekan.

Ekstremitas : Oedema kaki dan tangan, pucat pada

kuku jari, varises, reflek patella

A : Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

objektif.

Ny “….” P………. Nifas Hari ke ……. Dengan……….

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

80

P : Penatalaksanaan adalah rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitaitif yang dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan (Menteri Kesehatan RI No.

938/Menkes/VIII/2007).

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

81

2.4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.4.1. Konsep Teori Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Menurut sondakk (2013) Bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi

yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-

3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pervaginam dengan usia

kehamilan 37-42 minggu, presentasi belakang kepala dengan berat antara

2500-4000 gram.

2. Kriteria Bayi Baru Lahir Normal.

Kriteria bayi baru lahir menurut Sondakh (2013) sebagai berikut:

a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun

sampai 140-120 x/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit

disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal,

serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

i. Kuku telah agak panjang dan lemas.

j. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

k. Reflek isap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

82

3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir.

Menurut sondakh (2013) konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir

sebagai berikut:

a. Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi.

Konsep ini merupakan hal yang esensial pada kehidupan ekstra uterin.

b. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi,

metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi secara

memadai untuk mempertahankan kehidupan ekstrauterine.

4. Perilaku Bayi Baru lahir.

Menurut Modul PPIBI, (2016) berikut beberapa perilaku bayi baru

lahir, sebagai berikut:

a. Tersedak

Tersedak adalah tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang

iga, diafragma dan perut makin kuat. Bayi sensitif terhadap sinar terang

dan bersin jika membuka matanya untuk beberapa hari pertama. Hal ini

terjadi karena cahaya menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan

mata.

b. Bersin

Dikarenakan lapisan hidung bayi yang sensitif, diperlukan untuk

membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar tidak masuk ke

dalam paru-paru.

c. Napas

Kecepatan pernafasan bayi sekitar 40x tarikan/menit untuk 1 atau

2 hari pertama. Setelah usia bayi beberapa bulan turun menjadi 25

x/menit. Pada bayi baru lahir, napas dangkal, paru-paru bayi lebih kecil

dibanding ukuran tubuhnya.

d. Refleks

Refleks pada 24-36 jam pertama post partum:

1). Refleks glabellar

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

83

Ketuk pada bagian pangkal hidung dengan menggunakan jari

telunjuk. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan

pertama.

2). Refleks hisap

Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul

isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu.

3). Refleks mencari (rooting)

Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Misalnya,

mengusap bayi dengan lembut maka bayi akan menolehkan

kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.

4). Refleks genggam

Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekan dengan

lembut, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat.

5). Refleks babinsk

Gores telapak kaki bayi di mulai dari tumit, gores sisi lateral

telapak kaki ke arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak

kaki. Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki

hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.

6). Refleks moro

Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-

tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.

7). Refleks berjalan

Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam suatu gerakan

berjalan atau melangkah jika diberikan dengan cara memegang

lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh permukaan

yang keras.

8). Refleks merangkak

Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua

tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar.

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

84

9). Refleks muntah

Refleks yang langsung muncul jika terlalu banyak cairan yang

tertelan. Lendir atau mukus akan dikeluakan untuk membersihkan

saluran nafas.

10). Refleks mengeluarkan lidah

Apabila diletakkan benda-benda di dalam mulut, yang sering

dilakukan bayi menolak makanan atau minuman.

5. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal.

Menurut Sudarti dan Khoirunnisa (2010) Asuhan segera pada bayi

baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam

pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan segera setelah bayi

lahir adalah:

a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu.

1). Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu.

2). Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan

selimut dan memastikan bahwa kepala bayi telah terlindungi

dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

3). Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap

15 menit.

4). Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi

5). Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC, segera hangatkan bayi.

b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan ibunya segera

mungkin.

1). Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara

ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan panas

yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan pemberian

ASI

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

85

2). Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi sudah siap

dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan bayi untuk

menyusu

3). Jangan pisahkan bayi sedikitnya atau satu jam setelah persalinan

c. Menjaga pernapasan

1). Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit

2). Jika tidak bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan bayi

dengan selimut atau handuk hangat, gosoklah punggung bayi

dengan lembut.

3). Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi

4). Bila bayi sianosis/kulit biru, atau sukar bernafas, atau frekuensi

pernafasan 30 > 60 kali/menit, berikan oksigen dengan kateter

nasal.

d. Merawat mata

1). Berikan salep mata antibiotik untuk mencegah penyakit mata

segera setelah lahir.

6. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (BBL) dan Neonatus

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,

dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak

mengancam nyawa bayi. Menurut Dewi (2012), beberapa tanda bahaya pada

bayi baru lahir tersebut, antara lain:

a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.

b. Retraksi dada saat inspirasi.

c. Suhu terlalu panas lebih dari 38 derajat celsius, terlalu dingin atau

kurang dari 36 derajat celsius.

d. Warna abnormal yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau

sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama)

e. Gangguan pada gastrointestinal bayi seperti: mekonium tidak keluar

setelah 3 hari pertama kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam

pertama, muntah terus-menerus, distensi abdomen, feses hijau atau

berlendir atau berdarah.

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

86

f. Bayi menggigil lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejang, tidak tenang,

menangis terus-menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan.

7. Pelayanan Kesehatan Neonatus

Menurut Muslihatun (2010), pelayanan kesehatan neonatus yaitu:

1. Kunjungan Neonatal ke 1 (KN 1) kurun waktu 6-48 jam setelah lahir

a. Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat

dilakukan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (lebih dari 24

jam)

b. Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan bayi

sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6-24 jam

setelah lahir.

Hal-hal yang dilaksanakan:

1) Jaga kehangatan tubuh bayi

2) Berikan asi eksklusif.

3) Cegah infeksi.

4) Rawat tali pusat.

2. Kunjungan Neonatal ke 2 (KN 2) kurun waktu hari ke 3-7 setelah lahir

Pada hari 2-6 setelah lahir, ada hal yang diperhatikan dalam asuhan

pada bayi, yaitu sebagai berikut:

a. Minum

Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir

(dalam waktu 30 menit ) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah

sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena

masalah tertentu.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.

ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan

keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) yaitu setiap 2-3 jam

(paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan

kanan.

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

87

Anjurkan ibu memberikan ASI dini ASI eksklusif.Berikan ASI

saja (ASI eksklusif) sampai bayi berusia 6 bulan.Selanjutnya

pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan

penambahan makanan lunak atau padat yang disebut Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI).Banyak sekali keuntungan yang

diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan

perkembangan bayi, tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu

dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap

terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan

berbagai keuntungan bagi ibu.

b. Buang Air Besar (BAB)

Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir pada hari pertama

kehidupannya adalah berupa mekoneum. Warna mekonium adalah

hijau kehitaman, terdiri atas: mukus, sel epitel, cairan amnion yang

tertelan, asam lemat dan pigmen empedu. Mekoneum dikeluarkan

seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Pada hari 4-5 warna feses bayi

berubah menjadi kuning.

Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari.Pemberian

ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi lebih sering. Pada hari

ke 4-5 produksi ASI sudah banyak maka bayi akan BAB 5 kali atau

lebih dalam sehari. Tapi saat bayi berumur 3-4 minggu frekuensi

berkurang menjadi satu kali dalam sehari. Sedangkan bayi yang

diberikan susu formula akan lebih sering BAB, tetapi lebih

cenderung mengalami konstipasi.

c. Buang Air Kecil (BAK)

Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah

lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali atau hari.

Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari, meningkat

menjadi 100-200 ml/hari. Pada akhir minggu pertama. Warna urine

keruh atau merah muda dan berangsur-angsur jernih karena intake

cairan meningkat.

d. Tidur

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

88

Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir hanya

menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur

aktif atau tidur ringan atau tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%

waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk menangis,

gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85%

lainnya digunakan bayi untuk tidur.

3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) kurun waktu hari ke 8-28 setelah lahir

Manajemen terpadu bayi muda (MTBM Usia 1 hari sampai 2

bulan). Pengelolaan bayi sakit pada usia satu hari sampai 2 bulan ini,

meliputi penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi, pemberian

konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam manajemen

terpadu bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap penyakit-

penyakit yang lazim terjadi pada bayi muda, antara lain adanya kejang,

gangguan nafas, saluran cerna, di sertai kemungkinan berat badan

rendah dan masalah pemberian ASI.

2.4.1. Konsep Asuhan Kebidanan Teori BBL

ASUHAN KEBIDANAN TEORI

Bayi Ny…Usia…….Hari Dengan………

Jam : .................

Tanggal : .................

S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian data), terutama

data yang diperoleh dari anamnesisi. Data ini berhubungan dengan

masalah dari sudut pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi pasien

mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan langsung

dengan diagnosis (Muslihatun dkk, 2009).

Tanggal lahir: untuk mengetahui usia neonatus

Jenis kelamin: untuk mengetahui jenis kelamin bayi

Umur: untuk mengetahui usia bayi

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

89

O : Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut hellen varney langkah pertama (pengkajian data), yang

diperoleh dari hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain

(Muslihatun dkk, 2009).

1. Pemeriksaan umum

Kesadaran : composmentis

Suhu : normal (36,5-370 C)

Pernapasan : (40-60 kali/menit)

Denyut jantung : (130-160 kali/menit)

Barat badan : (2500-4000 gram)

Panjang badan : (antara 48-52 cm)

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : Adakah caput succedaneum, chepal

haematoma, keadaan ubun-ubun tertutup

Muka : Warna kulit merah

Mata : Sklera putih, tidak ada perdarahan sub

conjungtiva

Hidung : Lubang simetris, bersih, tidak ada secret

Mulut : Reflek menghisap baik, tidak ada palate

skisis

Telinga : Simetris, tidak ada serumen

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

pembesaran bendungan vena jugularis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada

Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus

kassa

Abdomen : Simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi

Genetalia : Untuk bayi laki-laki testis sudah turun,

untuk bayi perempuan, labia mayora sudah

menutupi labia minora

Anus : Tidak atresia ani

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

90

Ektremitas : Tidak terdapat polidaktil dan sindaktil

3. Pemeriksaan neurologis

a. Reflek moro/terkejut: apabila bayi diberi sentuhan mendadak

terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan

gerak terkejut

b. Refleks menggenggam: apabila telapak tangan bayi disentuh

dengan jari pemeriksa, maka ia akan berusaha menggenggam

jari pemeriksa

c. Refleks rooting/mencari: apabila pipi bayi disentuh oleh jari

pemeriksa, maka ia kan menoleh dan mencari sentuhan itu

d. Reflek menghisap/sucking refleks: apabila bayi diberi puting,

maka ia berusaha untuk menghisap

e. Glabella refleks: apabila bayi disentuh dibagian os grabella

dengan jari tangan pemeriksa, maka bayi akan mengerutkan

keningnya dan mengedipkan matanya

f. Gland refleks: apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan

dan kiri, maka ia berusaha mengangkat kedua pahanya

g. Tonick neck refleks: apabila bayi diangkat dari tempat tidur

(digendong) maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya

4. Pemeriksaan Antropometri

a. Berat badan: BB bayi normal 2500-4000 gram

b. Panjang Badan: panjang badan bayi lahir normal 48-52 cm

c. Lingkar Kepala: lingkar kepala bayi normal 33-38 cm

d. Lingkar Lengan Atas: normal 10-11 cm

e. Ukuran Kepala:

1) Diameter sub oksipito bregmatika: antara foramen

magnum dan ubun-ubun besar (9,5 cm)

2) Diameter sub oksipito frontalis: antara foramen magnum

ke pangkal hidung (11 cm)

3) Dimeter fronto oksipitalis: antara titik pangkal hidung ke

jarak terjauh belakang kepala (12 cm)

4) Diameter Mento oksipitalis: antara dgu ke titik terjauh

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

91

belakang kepala (13,5 cm)

5) Diameter Sub mento bregmatika: antara os hyoid ke ubun-

ubun besar (9,5 cm)

6) Diameter Biparietalis: antara dua tulang biparietalis (9 cm)

7) Diameter bitemporalis: antara dua tulang temporalis (8

cm) (Sondakh, 2013)

A : Analisis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

objektif (Muslihatun dkk, 2009).

Pada Bayi baru lahir “….” Usia……..Hari Dengan ……………

P : Penatalaksanaan adalah rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan (Menteri Kesehatan RI No.

938/Menkes/VIII/2007).

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan

bayi ±6 jam

2. Membungkus bayi dengan kain kering, bersih, dan hangat agar

tidak infeksi dan hipotermi

(Sondakh, 2013)

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

92

2.5. Konsep Dasar Keluarga Berencana (KB)

2.5.1. Konsep Teori KB

1. Pengertian.

Menurut Prawirohardjo (2007) kontrasepsi adalah usaha untuk

mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara dapat

pula bersifat permanen.

Sedangkan menurut Affandi (2012) kontrasepsi merupakan bagian dari

pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan

merupakan hak setiap individu sebagai makhluk sosial.

2. Tujan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan KB berdasarkan BKKBN (2012) yaitu:

a. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta

keluarga dan bangsa pada umumnya.

b. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan

angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi

kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.

3. Kebutuhan Pada Calon Akseptor KB

a. Konseling.

Menurut Affandi (2012) konseling merupakan aspek yang sangat

penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan

Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas

membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang

akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat

membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan

membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan

meningkatkan keberhasilan Keluarga Berencana (KB). Konseling juga

akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat

meningkatkan hubungan dan menjaga kepercayaan yang sudah ada.

Langkah-langkah dalam memberikan konseling khususnya bagi

calon akseptor Keluarga Berencana (KB) yang baru, hendaknya dapat

Page 110: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

93

diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU

TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara

berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan

klien. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:

1). SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara

ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien

untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa

yang perlu dibantu serta dijelaskan pelayanan apa yang dapat

diperolehnya .

2). T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya.

Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga

Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR), tujuan,

kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan

keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.

Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai

dengan kata–kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri

kita didalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami.

Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien,

kita dapat membantunya.

3). U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu

apa pilihan kontrasepsi yang paling mungkin.

Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling diinginkan,

serta jelaskan pula jenis – jenis kontrasepsi lain yang ada. Uraikan

juga mengenai resiko penularan Human Immunodeficiency Virus /

Acquired Immune Deficincy Syndrome (HIV/AIDS) dan pilihan

metode ganda.

4). TU : banTUlah klien menentukan pilihan

Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling sesuai

dengan keadaan dan kebutuhannya.

Page 111: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

94

5). J : Jelaskan secara lengkap kepada klien bagaimana

menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jenis

kontrasepsi, jika diperlukan perlihatkan alat konsepsinya.

6). U : perlunya kunjungan Ulang

Diskusikan dan buat kontrak dengan klien untuk melakukan

pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi apabila

dibutuhkan.

4. Penapisan Klien

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode

kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim/AKDR) untuk menentukan apakah ada:

a. Klien tidak hamil.

Meyakini bahwa klien tidak hamil yaitu apabila:

1). Tidak senggama sejak haid terakhir.

2). Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar.

3). Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir.

4). Didalam 4 minggu pasca keguguran.

5). Dalam 7 hari pasca keguguran.

6). Menyusui dan tidak haid.

b. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus.

c. Masalah (misalnya:diabetes, tekanan darah tinggi) yang membutuhkan

pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.

5. Macam – Macam Metode Kontrasepsi

a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat

Menurut Handayani (2010) metode kontrasepsi sederhana tanpa

alat adalah sebagai berikut:

1). Metode Alamiah

a) Metode kalender

Metode kalender adalah metode yang digunakan

berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan

Page 112: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

95

seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8–19

siklus menstruasinya. Dasarnya ovulasi umumnya terjadi pada

hari ke 15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi

12–16 hari sebelum haid yang akan datang. Ovulasi selalu

terjadi pada hari ke 15 sebelum haid yang akan datang.

Masalah terbesar dengan metode kalender adalah bahwa

jarang ada wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari.

Untuk dapat menggunakan metode ini kita harus menentukan

waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6–12 bulan

terakhir.

b) Metode suhu basal badan (thermal)

Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan

mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal dan

untuk menentukan masa ovulasi. Metode suhu basal tubuh

mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi

karena progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum,

menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum

perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa

ovulasi, suhu tubuh terjadi peningkatan sedikitnya 0,4ºF (0,2–

0,5ºC) diatas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur.

c) Metode lendir serviks (metode ovulasi billings/MOB)

Merupakan metode kontrasepsi dengan menghubungkan

pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang

dapat dideteksi divulva. Metode ovulasi didasarkan pada

pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus

menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan

waktu fertilitas maksimal dalam masa subur .

d) Metode sympto thermal

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati

perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh. Dasarnya

kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk

menentukan masa subur/ovulasi.

Page 113: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

96

e) Metode Amhenore Laktasi

Menurut Affandi (2012) metode amhenore Laktasi

adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu

Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan atau minuman apapun. Keuntungan

kontrasepsi ini yaitu:

(1) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan

pasca persalinan).

(2) Segera efektif.

(3) Tidak mengganggu senggama.

(4) Tidak ada efek samping secara sistematik.

(5) Tidak perlu pengawasan medis.

(6) Tidak perlu obat atau alat.

(7) Tanpa biaya.

f) Coitus Interuptus (senggama terputus)

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana

tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)

dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Manfaat dari

kontrasepsi ini yaitu:

(1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar.

(2) Tidak mengganggu produksi ASI.

(3) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.

(4) Tidak ada efek samping.

(5) Dapat digunakan setiap waktu.

(6) Tidak membutuhkan biaya.

b. Metode Kontrasepsi barier.

Menurut Affandi (2012) metode kontrasepsi barier adalah sebagai

berikut:

1). Kondom.

Merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai

bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami

(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan

Page 114: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

97

seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk

silinder, dengan muaranya berpinggil tebal, yang bila digulung

berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu.

Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk

meningkatkan efektifitasnya (misalnya penambahan spermisida)

maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.

Kondom sangat efektif bila dipakai secara benar pada setiap

kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian

kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten.

Kondom tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu

kesehatan klien, tidak mempunyai pengaruh sistemik, murah dan

dapat dibeli secara umum, tidak perlu resep dokter atau

pemeriksaan kesehatan khusus, sebagai metode kontrasepsi

sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.

2). Diafragma.

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks. Kontrasepsi ini sangat

efektif apabila digunakan dengan benar, tidak mengganggu

produksi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah

terpasang sampai 6 jam sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan

dan tidak mempunyai pengaruh sistemik.

3). Spermiside.

Merupakan bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan

untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma. Biasanya dikemas

dalam bentuk Aerosol (busa), tablet vagina,

suppositoria/dissolvable film, krim. Manfaatnya yaitu:

a) Efektif seketika (busa dan krim)

b) Tidak mengganggu produksi ASI

c) Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain

d) Tidak mengganggu kesehatan klien

e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Page 115: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

98

f) Mudah digunakan

g) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

h) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

c. Metode kontrasepsi kombinasi (hormon estrogen dan progesteron)

Menurut Affandi (2012) metode kontrasepsi kombinasi adalah

sebagai berikut:

1). Pil Kombinasi

Pil kombinasi ini sangat efektif dan reversibel.

a) Pil kombinasi terbagi dalam 3 jenis:

(1) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,

mengandung hormon aktif estrogen/progesterin (E/P)

dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

(2) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)

dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

(3) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)

dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

b) Cara kerja.

(1) Menekan ovulasi.

(2) Mencegah implantasi.

(3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh

sperma.

(4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur

dengan sendirinya akan terganggu pula.

c) Keuntungan/manfaat.

(1) Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai

efektifitas tubektomi) bila digunakan setiap hari (1

Page 116: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

99

kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama

penggunaan).

(2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

(3) Tidak mengganggu hubungan seksual.

(4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid

berkurang (mencegah anemia) dan tidak terjadi nyeri haid.

(5) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan

masih ingin menggunakannya untuk mencegah

kehamilan.

(6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

(7) Mudah dihentikan setiap saat.

(8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil

dihentikan.

(9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

(10) Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang

panggul, kelainan jinak pada payudara, disminorea,

jerawat.

d) Kerugian.

(1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya

setiap hari.

(2) Mual terutama pada 3 bulan pertama.

(3) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan

pertama.

(4) Pusing.

(5) Nyeri payudara.

(6) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu

kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif.

(7) Berhenti haid (amenorea) jarang pada pil kombinasi.

(8) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui

(mengurangi ASI).

Page 117: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

100

(9) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan

depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan

untuk melakukan hubungan seks berkurang.

(10) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan,

sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah

pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia

>35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

(11) Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS) HBV,

HIV/AIDS.

e) Kontra indikasi/yang tidak boleh menggunakan.

(1) Hamil atau dicurigai hamil.

(2) Menyusui efektif.

(3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui

penyebabnya.

(4) Penyakit hati akut (hepatitis).

(5) Perokok usia > 35 tahun.

(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi

(>180/110 mmhg).

(7) Riwayat faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20

tahun.

(8) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.

(9) Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat

epilepsi).

(10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

2). Suntikan kombinasi.

Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi

hormon sintesis estrogen dan progesteron.

a) Jenis suntikan kombinasi.

25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg

Estradiol Spionat yang diberikan injeksi IM. Sebulan sekali

(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg

Estradiol Valerat yang diberikan secara IM.

Page 118: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

101

b) Cara kerja.

(1) Menekan ovulasi.

(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi

sperma terganggu.

(3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi

terganggu.

(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c) Keuntungan/manfaat

(1) Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)

selama tahun pertama penggunaan.

(2) Resiko terhadap kesehatan kecil.

(3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

(4) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.

(5) Jangka panjang.

(6) Efek samping sangat kecil.

(7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

d) Kerugian.

(1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,

perdarahan bercak/spoting, atau perdarahan sela selama

10 hari.

(2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan

seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

(3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan

suntikan.

(4) Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan

dengan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau

obat tuberkulosis (rifampisin).

(5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan

jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan

kemungkinan timbulnya tumor hati.

(6) Penambahan berat badan.

Page 119: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

102

(7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.

(8) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian.

e) Kontra indikasi/yang tidak boleh menggunakan.

(1) Hamil atau diduga hamil.

(2) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.

(3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

(4) Penyakit hati akut (virus hepatitis).

(5) Usia > 35tahun yang merokok.

(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan

darah tinggi ( > 180/110 mmhg).

(7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing

manis > 20 tahun.

(8) Kelainan pembuluh darah yang mengakibatkan sakit

kepala atau migrain.

(9) Keganasan pada payudara.

f) Indikasi/ yang boleh menggunakan

(1) Wanita dalam usia reproduksi

(2) Wanita yang telah atau belum memiliki anak

(3) Wanita yang gemuk atau pun kurus

(4) Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui

(5) Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan

efektifitas tinggi

(6) Wanita pasca keguguran/abortus

(7) wanita dengan siklus haid teratur

(8) wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan

ektopik, kelainan payudara jinak

Page 120: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

103

d. Metode kontrasepsi progestin.

Metode kontrasepsi progestin menurut Affandi (2012) sebagai berikut:

1). Suntikan progestin.

Suntikan progestin sangat efektif, aman dapat dipakai oleh

semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan

lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena

tidak menekan produksi ASI.

a) Jenis suntikan progestin.

(1) Depo Medroksiprogestone Asetat (Depo Provea)

mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3

bulan dengan cara disuntik intramuskuler (didaerah

bokong).

(2) Depo Nerotisteron Enantat (Depo Noristerat) yang

mengandung 200 mg noretindrone enantat, diberikan

setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskuler.

b) Cara kerja

(1) Mencegah ovulasi.

(2) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

(3) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c) Keuntungan suntikan progestin

(1) Sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan

kehamilan yang panjang.

(2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

(3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.

(4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan

pembekuan darah.

(5) Tidak mempengaruhi ASI.

(6) Efek samping sedikit.

(7) Klien tidak perlu meyimpan obat suntik.

Page 121: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

104

(8) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia di atas 35

tahun sampai perimenopause.

(9) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

(10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

(11) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.

(12) Meurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

d) Keterbatasan suntikan progestrin

(1) Sering ditemukan ganggaun haid seperti : siklus haid yang

memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau

sedikit, tidak teratur atau perdarahan bercak (spoting),

tidak haid sama sekali.

(2) Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan (harus kembali untuk suntikan).

(3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya.

(4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping

tersering.

(5) Tidak menjamin perlindungan terhadap IMS, infeksi

HIV, hepatitis B virus.

(6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

pemakaian.

(7) Pada pemakaian jangka panjang dapat sedikit menurunkan

kepadatan tulang (densitas).

(8) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan

emosi (jarang), sakit kepala, nervositas jerawat.

e) Kontra indikasi/yang tidak boleh meggunakan suntikan

progestin.

(1) Hamil atau dicurigai hail karena resiko cacat pada janin 7

per 100.000 kelahiran.

(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

Page 122: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

105

(3) Tidak dapat menerima gangguan haid, terutama

amenorea.

(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

(5) Diabetes millitus disertai komplikasi

f) Indikasi/yang boleh menggunakan suntikan progestin:

(1). Usia reproduksi, nulipara dan telah memiliki anak.

(2). Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki

efektifitas tinggi.

(3). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

(4). Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

(5). Setelah abortus.

(6). Telah mempunyai banyak anak tetapi belum meginginkan

tubektomi.

(7). Perokok.

(8). Tekanan darah 180/110 mmHg, masalah pembekuan darah

atau anemia bulan sabit.

(9). Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan

barbiturat).

(10). Menggunakan obat tubercolosis (rifampisin).

(11). Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang

menggunakan estrogen.

(12). Sering lupa menggunakan pil kontrasespi.

(13). Mendekati usia menopause.

(14). Anemia defisiensi besi.

2). Pil progestin (mini pil).

Pil progestin cocok untuk perempuan menyusui yang ingin

memakai pil KB, sangat efektif pada masa laktasi dan tidak

menurunkan produksi ASI, tidak memberikan efek samping

estrogen, efek samping yang utama adalah perdarahan tidak teratur

atau perdarahan bercak, dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

Page 123: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

106

a) Jenis pil progestin.

(1) Kemasan dengan isi 35 pil 300 ig levonorgestrel atau 350

ig noretindron.

(2) Kemasan dengan isi 28 pil 75 ig desogestrel.

b) Cara kerja.

(1) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks

diovarium (tidak begitu kuat).

(2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal

sehingga implantasi lebih sulit.

(3) Mengental lendir serviks sehingga menghambat penetrasi

sperma.

(4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma

terganggu.

c) Keuntungan kontrasepsi dari mini pil

(1) Sangat efektif bila digunakan dengan benar

(2) Tidak mengganggu hubungan seksual

(3) Tidak mempengaruhi ASI.

(4) Kesuburan cepat kembali.

(5) Nyaman dan mudah digunakan.

(6) Sedikit efek samping.

(7) Dapat dihentikan setiap saat.

(8) Tidak megandung estrogen.

d) Keterbatasan menggunakan mini pil.

(1) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan

sela, spoting, amenorea).

(2) Peningkatan atau penurunan berat badan.

(3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

(4) Bila lupa pada satu pil saja, kegagalan menjadi lebih

besar.

(5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau

jerawat.

Page 124: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

107

(6) Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100

kehailan), tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan

dengan perempuan yang tidak menggunakan mini pil.

(7) Efektivitasya mejadi rendah bila digunakan bersamaan

dengan obat tuberkolosis atau obat epilepsi.

(8) Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau

HIV/AIDS.

(9) Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di dareah

muka), tetapi sangat jarang terjadi.

e) Kontra indikasi/yang tidak boleh meggunakan mini pil.

(1) Hamil atau diduga hamil.

(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

(3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.

(4) Menggunakan obat untuk tuberculosis dan obat untuk

epilepsi.

(5) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

(6) Sering lupa minum pil.

(7) Mioma uterus, progestin memicu pertumbuhan mioma

uterus.

(8) Riwayat stroke, karena progestin meyebabkan spasme

pembuluh darah.

f) Indikasi/yang boleh menggunakan mini pil

(1). Usia reproduksi.

(2). Telah atau belum memiliki anak.

(3). Ingin menggunakan metode kontrasepsi yang efektif

selama menyusui.

(4). Pasca persalinan atau tidak menyusui.

(5). Pasca keguguran.

(6). Perokok pada segala usia.

(7). Menderita tekanan darah tinggi asal <180/110 mmHg atau

dengan masalah pembekuan darah.

Page 125: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

108

(8). Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang

tidak menggunakan estrogen.

3). Implan

Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif,

tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara 3

hingga 5 tahun.

a) Jenis-jenis dari implan.

(1) Norplant terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan

216 mg levonorgestrel. Panjang kapsul 34 mm dengan

diameter 2,4 mm. Kapsul terbuat dari bahan silastik medik

(polydimethilsiloxane) yang fleksibel dimana kedua

ujungnya ditutup dengan penyumbat sintetik yang tidak

mengganggu kesehatan klien. Enam kapsul norplant

dipasang menurut konfigurasi kipas dilapisan subdermal

lengan atas dengan lama kerja 5 tahun.

(2) Jedelle (norplant 2 kapsul ) yaitu implan yang terdiri dari

2 kapsul dan bisa disebut implan -2. Implan-2 memakai

levonorgestrel 150 mg dalam kapsul 43 mm dan diameter

2,5 mm. Pelepasan harian hormon levonorgrestel dari

implan-2 hampir sama dengan norplant dan secara teoritis,

masa kerjanya menjadi 40% lebih singkat. Lama kerjanya

juga 5 tahun sama seperti norplant.

(3) Implanon adalah kontrasepsi subdermal kapsul tunggal

yang megandung etonogestrel, merupakan metabolik

desogentrel yang efek endrogeniknya lebih rendah

aktifitas progestational yang lebih tinggi dari

lenovorgrestel. Kapsul polimer mempunyai tingkat

pelepasan hormon yang lebih stabil dari kapsul silastik

norplant, implanon lama kerjanya 3 tahun.

b) Cara kerja.

Menebalkan mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati

oleh sperma.

Page 126: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

109

c) Keuntungan.

(1) Daya guna tinggi (kegagalan 0,2 per 100 wanita).

(2) Memberi perlindungan jangka panjang.

(3) Tingkat kesuburan cepat kembali stelah implant dicabut.

(4) Tidak perlu melakukan pemeriksaan dalam.

(5) Dapat dicabut setiap saat menurut kebutuhan.

(6) Tidak mengganggu kegiatan senggama dan tidak

mengganggu produksi ASI.

(7) Tidak mengandung estrogen yang menyebabkan berbagai

efek samping pada pemakian pil kontrasepsi.

d) Kerugian.

(1) Mengalami efek samping berupa perubahan perdarahan

haid.

(2) Sakit kepala.

(3) Perubahan berat badan (biasanya meningkat).

(4) Perubahan suasana hati (gugup/gelisah)

(5) Depresi.

(6) Lain-lain seperti mual, perubahan selera makan, peyudara

lembek, bertambahnya rambut di badan atau di muka dan

jerawat.

e) Waktu pemasangan implan.

(1) Selama haid (dalam waktu 7 hari pertama siklus haid).

(2) Pasca persalinan (3-4 minggu), bila tidak menyusukan

bayi.

(3) Pasca keguguran (segera atau dalam 7 hari pertama).

(4) Sedang meyusukan bayinya secara ekslusif (lebih dari 6

minggu pasca persalinan dan sebelum 6 bulan pasca

persalinan).

Page 127: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

110

4). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

a) Jenis AKDR.

Jenis AKDR menurut pedoman FK UNAIR (2008),

yaitu:

(1). AKDR inert/non medisinalis terdiri dari bahan dasar

polietilen tanpa tambahan bahan bioaktif. Contoh:AKDR

Lippes Loop

(2). AKDR medisinalis, yaitu AKDR terdiri dari bahan dasar

polietilen di tambah zat bioaktif seperti hormon

progesteron atau logam Cu (tembaga). Contoh:AKDR

Cooper T 380 A, Nova T

b) Cara kerja.

(1) Menyebabkan perubahan pada endometrium, yang

berakibat:melemahkan sperma, menghambat nidasi

(2) Meningkatkan pergerakan saluran telur dengan akibat

sampai hasil pembuahan terlalu dini didalam rongga

uterus

(3) Pengaruh zat bioaktif Cu adalah:melemahkan sperma,

mematikan hasil pembuahan, perubahan sel-sel

endometrium yang menghambat nidasi, perubahan pada

lendir serviks yang menghambat penetrasi sperma.

Sedangkan pengaruh zat bioaktif progesteron

yaitu:menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium

yang berakibat menghambat nidasi, mempengaruhi lendir

serviks

c) Keuntungan AKDR.

Berikut keuntungan AKDR menurut Affandi (2012):

(1) Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun).

(2) Tidak mengganggu hubungan suami istri.

(3) Tidak berpengaruh terhadap ASI.

(4) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat.

(5) Efek sampingnya sangat kecil.

Page 128: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

111

(6) Memiliki efek sistemik yang sangat kecil.

d) Keterbatasan.

Menurut Prawirohardjo (2010), terdiri dari:

(1) Nyeri pada waktu pemasangan.

(2) Efek samping yang umum terjadi: perubahan siklus haid

(umumnya pada 3 bulan pertama dan setelah itu akan

berkurang), haid lebih lama dan lebih banyak, perdarahan

(spotting) antar menstruasi, saat haid lebih sakit.

(3) Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS).

(4) Tidak baik digunakan oleh perempuan yang sering

berganti-ganti pasangan atau menderita PMS.

(5) Penyakit Radang Panggul (PRP) terjadi sesudah dengan

IMS menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Penyakit radang panggul (PRP) dapat menyebabkan

infertilitas.

(6) Diperlukan prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik

dalam pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

(7) Ada sedikit nyeri dan spotting terjadi segera setelah

pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tetapi

biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

(8) Klien tidak dapat melepas sendiri alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) (harus dilepaskan oleh petugas kesehatan

terlatih).

(9) Kemungkinan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

keluar dari uterus tanpa diketahui klien (sering terjadi bila

alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dipasang segera

setelah melahirkan).

(10) Klien harus memeriksakan posisi benang alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) dari waktu ke waktu dengan cara

memasukkan jarinya ke dalam vagina.

Page 129: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

112

e) Kontra indikasi.

(1) Hamil atau diduga hamil.

(2) Perdarahan pervaginam ynag belum jelas penyebabnya.

(3) Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis.

(4) Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran

septik.

(5) Kelainan kongenital rahim.

(6) Miom submukosum.

(7) Rahim yang sulit digerakkan.

(8) Penyakit kehamilan ektopik.

(9) Penyakit trofoblas ganas.

(10) Terbukti menderita penyakit tuberkulosis panggul.

(11) Kanker genetalia/payudara.

(12) Sering ganti pasangan.

(13) Gangguan toleransi glukosa, progestin menyebabkan

sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin.

f) Indikasi/yang boleh menggunakan

(1) Usia reproduktif.

(2) Keadaan nulipara.

(3) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

(4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.

(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

(6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya

infeksi.

(7) Resiko rendah dari infeksi menular seksual (IMS).

(8) Tidak menyukai metode hormonal.

(9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap

hari.

(10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari pasca

persalinan

Page 130: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

113

e. Kontrasepsi mantap.

1). Tubektomi.

Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang

tidak ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan

tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai

untuk menggunakan metode ini.

a) Mekanisme kerja tubektomi.

Dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan memotong

atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum.

b) Keuntungan tubektomi.

(1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama

tahun pertama penggunaan).

(2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding).

(3) Tidak bergantung pada faktor senggama.

(4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko

kesehatan yang serius.

(5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi

lokal.

(6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek

pada produksi hormon ovarium).

c) Keterbatasan.

(1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode

kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali

dengan operasi rekanaliasasi.

(2) Klien dapat menyesal dikemudian hari.

(3) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan

anastesi umum).

(4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan.

Page 131: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

114

(5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter

spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk

proses laparoskopi).

(6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan

HIV/AIDS.

d) Kontra indikasi.

(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).

(2) Perdarahan pervaginam yang belum terjelaskan (hingga

harus dievaluasi).

(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu

disembuhkan atau dikontrol).

(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

(5) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk infertilitas

dimasa depan.

(6) Belum memberikan persetujuan tertulis.

2). Vasektomi.

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak

ingin anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi

sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan

lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai untuk

menggunakan metode ini.

a) Keuntungan vasektomi.

(1) Setelah masa pengosongan sperma dari vesikula seminalis

(20 kali ejakulasi menggunakan kondom) maka kehamilan

hanya terjadi pada 1 per 100 perempuan pada tahun

pertama penggunaan.

(2) Pada mereka yang tidak dapat memastikan (analisis

sperma) masih adanya sperma pada ejakulasi atau tdak

patuh menggunakan kondom hingga 20 kali ejakulasi

maka kehamilan terjadi pada 2-3 per 100 perempuan pada

tahun pertama penggunaan.

Page 132: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

115

(3) Selama 3 tahun penggunaan, terjadi sekitar 4 kehamilan

per 100 perempuan.

(4) Bila terjadi kehamilan pasca vasektomi, kemungkinannya

yaitu pengguna tidak menggunakan metode tambahan

(barier) saat senggama dalam 3 bulan pasca vasektomi.

(5) Oklusi vas deferens tidak tepat.

(6) Rekanalisasi spontan.

b) Keterbatasan.

(1) Permanen (non-reversible) dan timbul masalah bila klien

menikah lagi.

(2) Bila tak siap ada kemungkinan penyesalan dikemudian

hari.

(3) Perlu pengosongan depot sperma divesikula seminalis

sehingga perlu 20 kali ejakulasi.

(4) Resiko dan efek samping pembedahan kecil.

(5) Ada nyeri/rasa tak nyaman pasca bedah.

(6) Perlu tenaga pelaksana terlatih.

(7) Tidak melindungi klien dari PMS (misalnya: HBV,

HIV/AIDS).

c) Kontra indikasi.

(1) Umur klien > 37 tahun.

(2) Tidak ada ovulasi (ada masalah dari faktor ovarium).

(3) Suami oligospermia (kuantitas sperma dalam air mani

sangat rendah, sehingga sperma tampak encer) atau

azoospermi (keadaan sperma yang kosong atau tidak

memiliki sel sperma)

(4) Keadaan kesehatan yang tidak baik, dimana kehamilan

akan memperburuk kesehatannya.

(5) Perlekatan organ-organ pelvik yang luas dan berat.

(6) Tuba yang sehat terlalu pendek (kurang dari 4 cm).

(7) Infeksi pelvis yang masik aktif.

Page 133: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

116

2.5.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Keluarga Berencana (KB)

ASUHAN KEBIDANAN TEORI

Ny….P…….Akseptor KB…….

Jam : ..............

Tanggal : ..............

S : Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh dari anamnesa. Data ini berhubungan

dengan masalah dari sudut pandang pasien atau anamnesa. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan langsung

dengan diagnosis (Muslihatun dkk, 2009).

O : Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Hellen Varney langkah pertama (pengkajian data), yang

diperoleh dari hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan pasien,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain

(Muslihatun dkk, 2009).

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan Umum

Kesadaran umum meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan

postur badan ibu selama pemeriksaan, tinggi Badan (TB),

Berat Badan (BB) (Muslihatun dkk, 2009).

b. Kesadaran merupakan suatu pemeriksaan fisik yang

bertujuan untuk memperoleh data dan sebagai dasar dalam

menegakkan diagnosa. Penilaiannya dapat secara kualitatif

(composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium) dan

kuantitatif (diukur menurut skala koma) (Uliyah dkk, 2008).

c. Tanda-tanda Vital (TTV)

Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu badan, frekuensi

denyut nadi, dan pernafasan

A : Analysis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil

analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

Page 134: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

117

objektif (Muslihatun dkk, 2009).

Ny “...” P..... akseptor KB ……….

P : Penatalaksanaan adalah rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan (Menteri Kesehatan RI No.

938/Menkes/VIII/2007).

Page 135: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

118

BAB 3

METODE PENDEKATAN STUDI KASUS

3.1. Jenis Pendekatan.

Menurut sulistyaningsih 2012 jenis pendekatan ada dua yaitu secara

deduktif dan induktif. Deduktif adalah penelitian dimulai dengan dasar-

dasar teori untuk menyusun suatu hipotesis, dilanjutkan dengan observasi

yang terkait dengan hipotesis, pengujian hipotesis dengan data-data spesifik

akan menjadi konfirmasi terhadap teori yang dibangun. Pendekatan dimulai

dari keadaan umum (general) menuju ke hal-hal khusus (spesifik). Induktif

adalah penelitian yang dimulai dari observasi dan pengukuran untuk

mendeteksi pola dan keteraturan, dilanjutkan dengan perumusan hipotesis

tentatif yang akan diuji dan diakhiri dengan membangun kesimpulan umum

atau teori. Pendekatan induktif dimulai dari observasi pada hal-hal khusus

(spesifik) menuju ke teori umum.

Penelitian ini dimulai dengan menyusun teori kemudian melakukan

observasi. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus secara

Continuity Of Care (COC).

Metode studi kasus menurut Sulistyaningsih, 2012 yaitu penelitian

untuk memberi gambaran secara rinci tentang latar belakang, karakteristik

yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu yang bersifat umum.

Page 136: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

119

3.2. Kerangka Operasional.

INC

Melakukan studi pendahuluan

Pengajuan surat ijin dari akademik

Pengambilan data ke Bankesbang

Pengambilan data selanjutnya ke dinas kesehatan

Melakukan penyusunan proposal

Melakukan ujian proposal

Mahasiswa melakukan pendekatan ke BPM

Bekerja sama mencari pasien dengan kriteria, UK 33-40

Pengambilan pasien

Penapisan menggunakan KSPR dengan anamnesa dan pemeriksaan

Informed consent pada pasien

ANC

Asuhan persalinan normal 58 langkah

Gambar.3.1. kerangka Operasional

Melakukan pengkajian dan pemeriksaan sesuai dengan asuhan kebidanan komprehensif/Continuity Of Care (COC)

Kunjungan minimal pada TM III yaitu

2x

PNC

Kunjungan neonatal

1. 6-8 jam PP 2. 6 hari PP 3. 2 minggu PP 4. 6 minggu PP

Kunjungan Nifas

NEONATUS KB

Konseling tentang

KB untuk ibu

menyusui

Pemilihan

a. Usia 1-3 hari b. Usia 4-7 hari c. Usia 8-28

hari

Pemberian Kontrasepsi

Pendokumentasian dalam bentuk varney dan SOAP

Page 137: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

120

3.3. Subjek Studi Kasus.

Subjek studi kasus ini adalah ibu hamil usia kehamilan 34-38 minggu

yang mengalami rangkaian peristiwa bersalin, nifas, memiliki bayi dan

menjadi akseptor KB.

3.4. Fokus studi (Variabel)

Fokus studi dalam laporan tugas akhir ini berupa asuhan kebidanan

pada kehamilan trimester III, persalinan, nifas, neonatus, dan Keluarga

Berencana.

3.5. Definisi Operasional Fokus Studi

Definisi operasional pada studi kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Kehamilan didefinisikan seperti fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional.

2. Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang

dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut

dapat di katakan normal dan spontan jika bayi yang dilahirkan berada

pada posisi letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-

alat atau pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi.

3. Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu.

4. Bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-

42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang

badan sekitar 50-55 cm.

5. kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi

untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu

sebagai makhluk sosial.

Page 138: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

121

3.6. Kriteria Subjek

Dalam Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini memiliki beberapa

kriteria subjek yang diajukan sebagai syarat-syarat dalam penilaian. Yaitu:

1. Ibu hamil resiko rendah

a. Tidak hamil terlalu muda, hamil usia ≤ 16 tahun

b. Tidak terlalu terlambat hamil, kawin ≥ 4 tahun

c. Tidak terlalu tua hamil, hamil ≤ 35 tahun

d. Tidak terlalu cepat hamil lagi (<2 tahun)

e. Tidak terlalu lama hamil lagi (>10 tahun)

f. Tidak terlalu banyak anak 4/lebih

g. Tidak terlalu pendek ≤ 145 cm

h. Tidak pernah gagal kehamilan

i. Tidak pernah operasi sesar

j. Tidak ada penyakit yang menyertai ibu hamil

k. Tidak mengalami bengkak pada muka dan tekanan darah tinggi

l. Tidak pernah hamil kembar

m. Tidak pernah hamil kembar air

n. Tidak pernah bayi mati dalam kandungan

o. Tidak pernah hamil lebih bulan

p. Tidak letak lintang

q. Tidak letak sungsang

r. Tidak perdarahan dalam kehamilan

s. Tidak kejang-kejang

2. Dapat baca tulis

3. Bersedia menjadi pasien

4. Setiap bulan memeriksakan kehamilan di BPM bidan “D”

5. Bertempat tinggal di wilayah Locare, Curahdami, Bondowoso

3.7. Instrumen Penelitian

Dalam studi kasus menggunakan beberapa instrumen penelitian berupa

lembar observasi, buku KIA, KSPR, lembar partograf, lembar penapisan,

Page 139: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

122

lembar observasi, kartu KB, MTBM, alat-alat (pemeriksaan fisik set dan

partus set).

3.8. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus ini dilakukan di Kecamatan Curahdami Bondowoso.

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian didasarkan banyaknya pasien

hamil yang ada di Kecamatan Curahdami Bondowoso. Tepatnya berada di

BPM bidan “D” wilayah kerja Puskesmas Curahdami. Waktu penelitian

dimulai pada bulan februari.

3.9. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sulistyaningsih, 2012 Pengumpulan data merupakan langkah

yang sangat penting. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan

analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu,

pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai

dengan masalah. Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan

masalah yang akan dipecahkan. Karena itu pemilihan teknik dan alat

pengumpulan data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil

(pemecahan masalah) yang sahih (valid) dan andal (reliabel). Ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan sebelum mengumpulkan data dilakukan, yaitu

jenis data yang diperoleh, sumber data, cara pengumpulan data, dan jumlah

data yang diperlukan.

Penulis harus memperhatikan jenis data yang akan diperoleh karena

data yang diperoleh tersebut harus bisa sebagai data dasar guna menjawab

pemecahan permasalahan. Berdasarkan sumbernya data dibagi menjadi dua

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ini adalah data yang

langsung dikumpulkan sendiri oleh penulis. Pengumpulan data primer ini

membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tinggi, tetapi tingkat

keakuratan datanya dapat dipercaya. Data sekunder adalah informasi yang

telah dikumpulkan oleh pihak lain. Penulis tinggal memakai sesuai dengan

topik. Penulis bertindak sebagai pemakai data.

Page 140: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

123

1. Primer

Penulis menggunakan data dari sumber langsung dimana data-

data didapat dengan cara wawancara/anamnesa secara langsung kepada

klien, dokumentasi (Buku KIA), serta observasi langsung melalui cara

pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pemeriksaan

penunjang, dan observasi.

2. Sekunder

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan telaah

pustaka dimana pembahasannya didapatkan dari literatur-literatur yang

berkaitan dengan judul penulisannya yaitu tentang kehamilan,

persalinan, nifas, neonatal dan KB. Dimana sumber yang didapat

berasal dari buku, jurnal dan artikel ilmiah.

3.10. Etika Studi Kasus

1. Lembar Persetujuan

Lembar persetujuan menjadi pasien (informed concent) diberikan

sebelum studi kasus dilakukan agar pasien mengetahui maksud dan

tujuan dilakukannya studi kasus.

2. Tanpa nama (anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan identitas pasien, penulis tidak

mencantumkan nama pasien pada lembar pengumpulan data dan cukup

dengan memberikan kode.

3. Kerahasiaan (confidential)

4. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien dijamin oleh

peneliti.

a. Informed consent

b. Surat pengantar

Page 141: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

124

BAB 4

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III

Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny “I” GII P1 A0 Hamil 33-34 Minggu Janin Tunggal Hidup

Dengan Kehamilan Normal

Tanggal atau waktu pengkajian : 10 Februari 2017

Tempat pengkajian : Rumah Pasien

Petugas : Wiwik Vita Dewi

I. Pengkajian

A. Data Subyektif

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “Y”

Umur : 28 tahun Umur : 36 tahun

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/Bangsa : Madura Suku/Bangsa : Madura

Agama : Islam Agama : Islam

Alamat : Locare Curahdami Bondowoso

2. Keluhan Utama

Hamil anak kedua, usia kehamilan 8 bulan, ibu ingin memeriksakan

kehamilannya, saat ini ibu tidak merasakan keluhan apapun, gerakan janin

aktif ± 12 kali dalam sehari.

3. Riwayat Kesehatan

a) Sekarang

Saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit kencing manis, darah

tinggi, batuk darah, penyakit kuning, penyakit ginjal, penyakit jantung,

penyakit kelamin serta tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan

tertentu.

Page 142: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

125

b) Dahulu

Sebelumnya ibu tidak pernah menderita penyakit kencing manis,

darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, penyakit ginjal, penyakit

jantung, penyakit kelamin.

c) Keluarga

Didalam keluarga ibu maupun keluarga suami tidak ada yang

menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah, penyakit

kuning, penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit kelamin serta tidak

ada riwayat keturunan kembar di dalam keluarga ibu.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 Tahun

Siklus : 28 Hari

Lama haid : 7 Hari

Volume : 3 x ganti pembalut/hari

Sifat darah : Encer berwarna merah pekat berbau amis

Dismenorhea : Tidak Ada

Keputihan : 2 Hari Menjelang Mentruasi

HPHT : 17-05-2016

5. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas laktasi Ke

uk

komp

JP Tm pt

Pn Lg

Komp

Jk

T/ G

H/ M

U Sia

komp

La ma

Ko mp

La Ma

Ko mp

I 9 buln

- Sp on tan

B P M

Bi dan

- L T H 8 Th

- 41 ha ri

- 2 thn

-

II Hamil saat ini

6. Riwayat KB

Setelah menikah ibu menggunakan KB suntik 3 bulan, tidak ada

keluhan selama mengikuti KB tersebut kemudian ibu berhenti mengikuti KB

tersebut karena menginginkan kehamilan pertamanya, setelah nifas ibu

menggunakan KB suntik 3 bulan, tidak ada keluhan selama mengikuti KB

Page 143: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

126

tersebut, kemudian ibu berhenti dari KB tersebut karena menginginkan

kehamilan kedua.

7. Riwayat kehamilan sekarang

TM Keluhan

Tem pat

Frek Peme riksa

Konseling Terapi

I Mual, muntah

BPS 1x bidan Makan sedikit tapi sering, memenuhi nutrisi ibu

Vit c, Bc

II Tidak ada keluhan

BPS 3x Bidan Nutrisi dan istirahat cukup, tanda bahaya kehamilan,

Vit c, Bc, Fe, Kalk

III Tidak ada keluhan

BPS 2x

Bidan Nutrisi, istirahat cukup, tanda persalinan, persiapan persalinan .

Vit c, Bc, kalk

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari

NO. JENIS SEBELUM

HAMIL SAAT HAMIL

1. Nutrisi

- Jenis makanan

- Frekuensi

- Nafsu

- Jenis minuman

- Frekuensi

- Nafsu

- Nasi, sayur, lauk

- 3 x / hari

- Baik

- Air, susu, teh

- 6 gelas / hari

- Sedang

- Nasi, sayur, lauk

- 3 x / hari

- Baik

- Air, susu, teh

- 8 gelas / hari

- Sedang

2. Eliminasi

- Pola BAK

Warna

Bau

Konsistensi

Jumlah

- Pola BAB

Warna

- 6-7 kali/hari

- Kuning

- Amoniak

- Cair

- Banyak

- 1 kali/hari

- Kuning

- 8-9 kali/hari

- Kuning

- Amoniak

- Cair

- Sedikit

- 1 kali/hari

- Kuning

Page 144: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

127

Konsistensi - Lunak - Lunak

3. Istirahat

- Siang

- Malam

- 2 jam/hari

- 7-8 jam/hari

- 3 jam/hari

- 7-8 jam/hari

4. Personal Hygine

- Mandi

- Keramas

- Gosok gigi

- Ganti Celana Dalam

- Tempat BAB

- 2kali/hari

- 3 kali/minggu

- 2 kali/hari

- 2 kali/ hari

- WC pribadi

- 3 kali/hari

- 1 kali/hari

- 3 kali/hari

- 4 kali/ hari

- WC pribadi

6. Kebiasaan Merokok,

minuman keras, obat

terlarang, jamu

- Tidak pernah

- Tidak pernah

9. Riwayat Psikososial Dan Budaya

a. Riwayat Pernikahan

Usia menikah : 17 tahun

Lama menikah : 11 tahun

Menikah ke : pertama

Status : Sah

b. Riwayat psikososial

Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan lingkungannya baik.

Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa madura. Kehamilan ini di

rencanakan oleh ibu dan suami sehingga ibu mendapatkan perhatian dan

dukungan dari suami dan keluarga. Suami berperan sebagai pencari

nafkah dan pengambil keputusan di dalam keluarga.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

Kesadaran : kompos mentis

BB sekarang : 54 kg

Page 145: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

128

BB sebelum hamil : 49 kg

TB : 155 cm

LILA : 23,5 cm

TTV : TD = 110/70 mmHg Nadi = 80 x/menit

S = 365 oC RR = 22 x/menit

HPL : 24 – 02 – 2017

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan.

Wajah : Tidak odem, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung : Tidak ada serumen, tidak ada polip, tidak ada

epistaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung.

Gigi dan

Mulut

: Bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada

caries, tidak ada gingivitis, tidak ada bercak putih

pada lidah

Telinga : Lubang simetris, tidak ada serumen, tidak ada

cairan.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe.

Dada : Simetris, bunyi pernafasan normal, tidak ada

ronki, tidak ada wheezing, tidak ada retraksi

dinding dada.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Payudara : Simetris, bentuk menggantung, puting menonjol,

ada hiperpigmentasi areolla, tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan, colostrum belum keluar.

Abdomen : Ada linea nigra, ada linea alba, tidak ada striae

gravidarum albican, tidak ada bekas operasi,

pembesaran memanjang sesuai usia kehamilan,

kandung kemih kosong.

Page 146: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

129

Palpasi leopold

Leopold I : TFU pertengahan PX (Prosesus Xifoideus) dan pusat,

Mc donald (28 cm) teraba lunak, tidak melenting

(Bokong).

Leopold II : Teraba datar, keras, memanjang di sisi kanan perut ibu

(PUKA), teraba bagian kecil di sisi kiri perut ibu

(ekstremitas janin).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting

(kepala). Kepala belum masuk PAP

DJJ : 134 x/menit.

TBJ : (28-12) x 155 = 2480 gram.

Punggung : Bentuk punggung lordosis.

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstremitas

atas

: Simetris, tidak odem, tidak luka, reflek patella positif.

Ekstremitas

bawah

: Simetris, tidak odem, tidak luka, tidak ada varises,

reflek patella positif.

Anus : Tidak terkaji.

3. Pemeriksaan Penunjang

-

II. Interpretasi Data Dasar

Ds : Ibu hamil anak kedua dengan usia kehamilan 8 bulan, saat ini ibu

tidak merasakan keluhan apapun, dan gerakan janin aktif ± 12 kali

dalam sehari. HPHT : 17-05-2016

Do : Keadaan Umum : Baik .

Kesadaran : Composmentis.

Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

Nadi : 80 x/Menit.

Suhu : 36,5 0C.

Pernafasan : 20 x/Menit.

BB Sebelum hamil : 49 kg.

Page 147: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

130

BB Saat ini : 54 kg.

TB : 155 cm.

LILA : 23,5 cm.

HPL : 24-02-2017.

Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum, tidak odem.

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah

muda.

Payudara : Simetris, bentuk menggantung, puting

menonjol, ada hiperpigmentasi areolla,

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,

colostrum belum keluar.

Abdomen : Ada linea nigra, ada linea alba, tidak ada

striae gravidarum albican, tidak ada bekas

operasi, pembesaran memanjang sesuai

usia kehamilan, terlihat gerakan janin,

kandung kemih kosong.

Palpasi leopold

Leopold I : TFU pertengahan PX (Posesus Xifoideus)

dan pusat, Mc donald (28 cm) teraba

lunak, tidak melenting (Bokong).

Leopold II : Teraba datar, keras, memanjang di sisi

kanan perut ibu (PUKA), teraba bagian

kecil di sisi kiri perut ibu (ekstremitas

janin).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat,

melenting (kepala), Kepala belum masuk

PAP

DJJ : 134 x/menit.

TBJ : (28-12) x 155 =2480 gram.

Punggung : Bentuk punggung lordosis.

Page 148: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

131

Genetalia : Tidak terkaji

Ekstremitas atas : Simetris, tidak odem, tidak luka, reflek

patella positif.

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak odem, tidak luka, tidak ada

varises, reflek patella positif.

Pemeriksaan Penunjang

-

Dx : Ny “I” GII P1 A0 Hamil 33-34 Minggu Janin Tunggal Hidup Dengan

Kehamilan Normal

III. Identifikasi Masalah Potensial

Tidak ada

II. Identifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada

III. Intervensi

Tanggal : 10-02-2017

Waktu : 11.20 WIB

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami.

R/ Persamaan persepsi antara bidan dan ibu dapat memudahkan tindakan

sehingga ibu lebih kooperatif.

2. Anjurkan ibu untuk minum Fe dan kalk secara rutin.

R/ menambah kadar Hb ibu dan mencegah terjadinya perdarahan saat

persalinan.

3. Jelaskan tentang persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)

pada ibu.

R/ persiapan persalinan yang aman dan terencana.

4. Jelaskan ketidaknyamanan yang ibu rasakan pada kehamilan trimester

III.

R/ ibu dapat mengerti tentang keadaan yang terjadi pada dirinya.

5. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

Page 149: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

132

R/ menghindari kelelahan.

6. Anjurkan ibu berjalan-jalan ringan di pagi atau di sore hari.

R/ melancarkan sirkulasi dan peredaran darah ibu dan membantu

mempercepat penurunan kepala.

7. Anjurkan ibu selalu menjaga kebersihan diri dan genetalianya.

R/ memberi kenyamanan pada ibu dan menghindari resiko infeksi.

8. Jelaskan tanda-tanda bahaya kehamilam trimester III.

R/ antisipasi dini terjadinya komplikasi.

9. Anjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan.

R/ persalinan yang aman sehingga ibu dan bayi sehat.

10. Anjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan persalinan.

R/ memudahkan proses persalinan.

11. Jelaskan tanda-tanda persalinan pada ibu.

R/ pengenalan tanda-tanda persalinan.

12. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan

atau jika ada tanda-tanda persalinan.

R/ memantau perkembangan ibu dan janin.

IV. Implementasi

Tanggal : 10-02-2017

Waktu : 11.20 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu Tekanan Darah 110/70

mmHg, Nadi 80 x/Menit, Suhu 36,60C, Pernafasan 20 x/Menit dan

pertumbuhan janin baik sesuai dengan usia kehamilan. Detak jantung

janin 146 x/ menit, taksiran berat janin yaitu 2480 gram.

2. Menganjurkan ibu untuk minum tablet penambah darah, vitamin C dan

kalk secara rutin 1 x sehari diminum pada malam hari sebelum tidur

untuk menambah kadar hemoglobin ibu dan mencegah terjadinya

perdarahan pada saat persalinan.

3. Menjelaskan tentang persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) pada ibu.

a. Memastikan tafsiran persalinan agar ibu dan keluarga siap.

Page 150: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

133

b. Memastikan penolong persalinan ada dua bidan.

c. Memastikan tempat persalinan yang ibu inginkan.

d. Memastikan pendamping pada saat proses persalinan.

e. Memastikan calon pendonor darah ibu yang sesuai.

f. Memastikan keuangan sudah disiapkan.

g. Memastikan alat transportasi yang digunakan saat proses persalinan.

h. Merencanakan Keluarga Berencana (KB) yang akan di gunakan ibu

pasca persalinan.

4. Menjelaskan ketidaknyamanan yang ibu rasakan pada kehamilan

trimester III, seperti payudara membesar karena produksi air susu ibu

(ASI) banyak, nyeri pinggang karena kepala janin berusaha memasuki

pintu atas panggul, ibu sering kencing karena kandung kemih tertekan

oleh kepala janin yang sudah masuk pintu atas panggul.

5. Menganjurkan ibu istirahat cukup siang minimal 2 jam dan malam 8 jam.

6. Menganjurkan ibu berjalan-jalan ringan di pagi atau sore hari untuk

mempercepat penurunan kepala dan menghindari terjadinya

pembengkakan pada kaki.

7. Menganjurkan ibu selalu menjaga kebersihan diri dan genetalianya

seperti mandi 3 kali sehari, mengganti pakaian 3 kali sehari, selalu

membersihkan daerah genetalianya dengan bersih dengan cara cebok

yang benar dari depan ke belakang setiap selesai BAK atau BAB dan

mengganti celana dalam 3 kali sehari.

8. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti

perdarahan pervaginam, bengkak pada muka dan kaki, nyeri kepala yang

hebat dan menetap, nyeri perut yang hebat, perubahan penglihatan,

gerakan janin berkurang, ketuban pecah sebelum ada tanda-tanda

persalinan, kejang.

9. Menganjurkan ibu untuk bersalin di tenaga kesehatan untuk mendapatkan

pelayanan yang aman, sehat dan berkualitas.

10. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti dana, pakaian

ibu, bayi dan kain panjang.

Page 151: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

134

11. Menjelaskan tanda-tanda persalinan pada ibu seperti nyeri perut bagian

bawah dan menjalar ke pinggang secara teratur, keluar lendir bercampur

darah dari jalan lahir, keluar cairan ketuban dari jalan lahir.

12. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada

keluhan untuk memantau perkembangan ibu dan janin.

V. Evaluasi

Tanggal : 10 Februari 2017

Waktu : 11.20 WIB

S : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia melakukan

anjuran bidan dan memutuskan untuk bersalin di tenaga

kesehatan.

O : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,50c

Pernafasan : 20 x/menit

DJJ : 134 x/menit

A : Ny “I” GII P1 A0 Hamil 33-34 Minggu Janin Tunggal Hidup

Dengan Kehamilan Normal

P : 1. Menjelaskan kembali kepada ibu untuk minum tablet tambah

darah, vitamin C dan kalsium laktat 1x sehari untuk menambah

kadar Hb ibu dan mencegah terjadinya perdarahan saat

persalinan yang di sebabkan anemia. Ibu mengerti penjelasan

bidan dan bersedia melakukan anjuran bidan.

2. Menjelaskan kembali pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu

lagi atau jika ada keluhan untuk memantau perkembangan ibu

dan janin. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

Page 152: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

135

4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

Asuhan Kebidanan Persalinan

Pada Ny. “I” GII P1 A0 Hamil 39-40 Minggu Janin Tunggal Hidup

Inpartu Kala I Fase Aktif Dilatasi Maksimal

Di BPM “D” Desa Locare Kecamatan curahdami-bondowoso

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 21-02-2017/16.00 WIB.

Nama pengkaji : Wiwik Vita Dewi

A. Subyektif

1. Biodata pasien

Nama Ibu : Ny. “I” Nama Suami : Tn. “Y”

Umur : 28 tahun Umur : 36 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Madura Suku : Madura

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Locare Curahdami Bondowoso

2. Keluhan Utama

Hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, perut terasa kenceng-

kenceng sejak jam 12.00 WIB tanggal 21-02-2017 serta mengeluarkan lendir

bercampur darah. HPHT:17-05-2016.

B. Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : kompos mentis

Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/Menit

Suhu : 36,7 0C Pernafasan : 20 x/Menit

Page 153: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

136

2. Pemeriksaan fisik

Muka : tidak odema, terdapat cloasma gravidarum

Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda

Payudara Simetris, bentuk menggantung, ada hiperpigmentasi

areolla, puting menonjol, kolostrum keluar sedikit.,

tidak ada retraksi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan.

Abdomen : Tidak terdapat bekas luka, terdapat linea nigra dan

striae gravidarum.

Palpasi leopold

Leopold I

: TFU 2 Jari di bawah PX (Posesus Xifoideus) Mc

donald (29 cm) teraba lunak, tidak melenting

(Bokong).

Leopold II : Teraba datar, keras, memanjang di sisi kanan perut

ibu (PUKA), teraba bagian kecil di sisi kiri perut ibu

(ekstremitas janin).

Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting

(kepala), kepala masuk PAP

Leopold IV : Kepala masuk PAP 3/5 bagian

DJJ : 134 x/menit.

TBJ

HIS

:

:

(29-11) x 155 = 2635 gram.

3×10”35’

Ekstremitas : Tidak odem, kuku jari tidak pucat, tidak terdapat

varises, reflek patella positif.

VT :

:

Vulva vagina terdapat lendir dan darah, portio

lunak, pembukaan 4 cm, penipisan 50%, ketuban

utuh, presentasi kepala, ubun-ubun kecil, molase 0,

hodge II, bagian bawah tidak teraba bagian kecil

janin.

HPL : 24-02-2017

Perenium : Tidak ada bekas jahitan perenium

Page 154: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

137

C. Analisa

Ny. “I” GII P1 A0 Hamil 39-40 minggu Janin Tunggal Hidup inpartu kala I

fase aktif dilatasi maksimal.

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 21-02-2017

Jam : 16.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, TD:

120/80 mmHg, pembukaan 4 cm, DJJ: 134×/menit, posisi janin normal/

letak kepala. Ibu mengerti

2. Menganjurkan ibu berjalan bila kuat, berjongkok atau tidur miring ke

kiri. Ibu memilih tidur miring kiri.

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi pernapasan saat ada his yaitu dengan

cara mengambil nafas panjang dari hidung dan mengeluarkannya dari

mulut untuk mengurangi rasa nyeri ketika kontraksi. Ibu mengerti dan

melakukannya.

4. Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan memberi

semangat. Suami dan keluarga mendampingi ibu dan memberi semangat.

5. Menganjurkan keluarga memberikan makan dan minum pada ibu.

Keluarga memberikan nasi dan susu pada ibu.

6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil, karena kandung

kemih penuh akan menghalangi penurunan kepala. Ibu besedia

melakukan

7. Memeriksa nadi ibu, kontraksi dan DJJ setiap 30 menit atau bila ada

indikasi. Hasil terlampir pada partograf.

8. Memantau pembukaan dan penurunan kepala setiap 4 jam atau bila ada

indikasi. Pemeriksaan akan dilakukan 4 jam lagi atau bila ada indikasi.

9. Menyiapkan persiapan pertolongan persalinan ibu, bayi dan petugas.

Persiapan pertolongan persalinan ibu, bayi dan petugas sudah siap.

10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada partograf. Hasil terlampir

Page 155: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

138

Catatan perkembangan

Asuhan Kebidanan Persalinan

Pada Ny. “I” GII P1 A0 Hamil 39-40 minggu Janin Tunggal Hidup

inpartu kala II Dengan persalinan normal

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 21-02-2017/18.00 WIB.

Nama pengkaji : Wiwik Vita Dewi

A. Subjektif

Ibu merasa perutnya kenceng-kenceng semakin sering, ibu ingin meneran dan

keluar cairan banyak dari jalan lahir.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 ×/ menit

S : 36,9˚C

RR : 20 ×/menit

DJJ : 135×/menit

4 ×10×45’

Vulva vagina terdapat lendir dan darah, portio lunak,

pembukaan 10 cm, penipisan 100%, ketuban jernih,

presentasi kepala, ubun-ubun kecil, molase 0, hodge IV, tidak

ada bagian kecil disamping janin, tidak ada tali pusat

menumbung.

HIS :

VT :

C. Analisa

Ny. “I” GII P1 A0 Hamil 39-40 minggu Janin Tunggal Hidup Inpartu Kala II

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 21-2-2017

Jam : 18.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga. Pembukaan

lengkap dan keadaan janin baik. Ibu dan keluarga mengerti.

Page 156: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

139

2. Memastikan dan mengawasi tanda dan gejala kala II: ada dorongan

meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, Vulva membuka.

Sudah muncul tanda gejala kala II.

3. Mengajari ibu cara meneran yang benar saat ada his yaitu dengan cara

memasukkan lengan pada lipatan paha dan menarik hingga sampai ke

perut, kepala diangkat sedikit fleksi dan mata terbuka lebar, meneran

kebawah seperti ingin buang air besar (BAB) dan mengingatkan ibu

untuk mengambil nafas panjang lewat hidung dan dihembuskan melalui

mulut saat tidak ada his agar tenaga ibu tidak terbuang sia-sia. Ibu

mengerti dan dapat melakukan dengan baik.

4. Memastikan partus set, bahan, obat-obatan esensial siap digunakan.

Partus set lengkap, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.

5. Mempersiapkan diri penolong, dan menyiapkan oksitosin dalam spuit.

Celemek, handscoon telah dipakai dan spuit yang berisi oksitosin siap

digunakan.

6. Memberitahu ibu dan meminta bantuan keluarga untuk mengatur posisi

ibu yaitu litotomi dengan memasukkan lengan ibu di perlipatan paha

kemudian menariknya kearah perut saat meneran. Ibu mengerti dan

sudah dalam keadaan litotomi.

7. Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi. Ibu kooperatif saat diminta

meneran

8. Meletakkan handuk diatas perut ibu dan kain bersih yang dilipat 1/3

dibawah bokong ibu saat kepala membuka vulva dengan diameter 5-6

cm. Handuk dan kain sudah terpasang.

9. Membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT atau steril. Partus

set telah dibuka dan lengkap, sarung tangan telah dipakai.

10. Menolong kelahiran bayi:

a. Kepala:

Tangan kiri pada kepala bayi sambil menahan vulva bagian atas,

tangan kanan menahan perineum (kepala lahir), cek lilitan tali pusat

dan tunggu putar paksi luar secara spontan. Tidak ada lilitan tali

pusat dan bayi melakukan putar paksi luar secara spontan.

Page 157: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

140

b. Bahu depan:

Letakkan tangan kanan di atas dan tangan kiri dibawah pada masing-

masing sisi kepala bayi (biparietal), lakukan tarikan ke bawah sesuai

jalan lahir. Bahu depan lahir

c. Bahu belakang:

Lakukan tarikan ke atas sesuai jalan lahir. Bahu belakang lahir.

d. Badan:

Tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu janin (sanggah),

tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah

janin (susur), nilai selintas nafas bayi dan gerak bayi. Bayi lahir

spontan langsung menangis kuat jam 12.30 WIB, warna kulit

kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin perempuan.

Meletakkan bayi di atas perut ibu. Bayi berada di atas perut ibu.

11. Mengeringkan bayi dengan handuk bersih dan kering. Bayi telah

dibungkus dan dikeringkan dengan handuk.

12. Memeriksa uterus untuk memastikan tidak adanya bayi kedua. Tidak ada

bayi kedua

13. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin pada 1/3 paha luar atas

secara IM agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Ibu bersedia.

14. Menyuntikkan oksitosin 10 UI secara IM di 1/3 atas paha lateral ibu.

Oksitosin sudah masuk.

15. Menjepit tali pusat, mengurut dan memotong tali pusat, mengikat tali

pusat, mengganti handuk, melaksanakan IMD. Tali pusat telah dipotong

dan di klem, bayi telah hangat dan melakukan IMD awal.

Page 158: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

141

Catatan perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Ny. “I” P2 A0 Kala III

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 21-02-2017/19.10 WIB.

Nama pengkaji : Wiwik Vita Dewi

A. Subjektif

Merasa senang dan lega bayinya telah lahir dan perutnya masih mulas.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

Fundus uteri

Genetalia

:

:

Setinggi pusat, tidak ada janin kedua, uterus globuler.

Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta: Ada semburan

darah, tali pusat bertambah panjang.

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 Kala III

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 21-02-2017

Jam : 19.10 wib

1. Melakukan dorsokranial saat uterus berkontraksi dan melakukan

penegangan tali pusat (PTT). Plasenta lahir spontan jam 19.15 wib

2. Melakukan masase uterus selama 15 detik. Uterus berkontraksi dengan

baik.

3. Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta dan selaputnya lahir lengkap.

Berat ± 500 gram, diameter ± 20 cm, tebal ± 1,5 cm, insersi tali pusat

sentralis, panjang tali pusat ± 45 cm, diameter ± 1 cm.

4. Memeriksa laserasi untuk dilakukan penjahitan. Tidak ada laserasi

5. Melakukan masase uterus selama 15 detik sampai fundus teraba keras.

Fundus teraba keras dan kontraksi baik.

6. Mengevaluasi kontraksi uterus dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

Page 159: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

142

7. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan kulit ibu selama 1

jam, setelah 1 jam inisiasi menyusu dini (IMD). Inisiasi menyusu dini

(IMD) berhasil.

Asuhan Kebidanan

Pada Ny. “I” P2 A0 Kala IV

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 21-02-2017/19.30 WIB.

Nama pengkaji : Wiwik Vita Dewi

A. Subjektif

Ibu merasa lega ari-arinya sudah lahir dan ibu merasa perutnya mulas.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 80×/ menit

S : 36,6˚C

RR : 20×/menit

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus : Baik

Kandung kemih : Kosong

Perdarahan : Normal ± 100 cc

Lochea : Rubra

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 Kala IV

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 21-02-2017

Jam : 19.30 WIB

1. Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah terjadinya perdarahan.

Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam.

Page 160: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

143

2. Mengajari ibu dan keluarga cara masase uterus. Ibu dan keluarga dapat

melakukan masase uterus.

3. Memeriksa jumlah pengeluaran darah. Jumlah darah ± 100 cc.

4. Memeriksa nadi dan kandung kemih ibu. Nadi ibu 80 x/menit dan

kandung kemih kosong.

5. Memeriksa kembali pernafasan dan suhu bayi. Pernafasan bayi 46

x/menit, suhu 36,9 0C.

6. Menempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5%. Peralatan

sedang didekontaminasi.

7. Membersihkan ibu dari sisa ketuban, lendir dan darah menggunakan air

DTT dan mengganti pakaian yang kotor. Ibu merasa nyaman.

8. Membersihkan peralatan dan mendekontaminasi tempat bersalin dengan

larutan klorin 0,5%. Peralatan dan tempat bersalin bersih.

9. Memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan ibu. Ibu makan

roti dan minum susu.

10. Melakukan perawatan bayi baru lahir. Bayi sudah selesai dilakukan

perawatan.

11. Mengajari ibu cara menyusui bayinya yang benar. Ibu mengerti dan dapat

menyusui bayinya dengan baik dan benar.

12. Melakukan observasi kala IV dan mendeteksi tanda bahaya nifas. Hasil

observasi terlampir dalam partograf.

Page 161: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

144

4.3. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Asuhan Kebidanan

Pada Ny ”I” P2 A0 6 Jam Post Partum Dengan Nifas Normal

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 22-02-2017/01.30 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu telah melahirkan 6 jam yang lalu. Mengeluh perut ibu masih terasa mulas,

sudah bisa buang air kecil, sudah bisa berjalan-jalan, bisa menyusui bayinya

dengan baik dan tidak terdapat keluhan apapun.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 80×/ menit

S : 36,7˚C

RR : 20×/menit

Muka : Tidak odema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

Payudara : Bersih, bentuk menggantung, puting menonjol, tidak

ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI dan kolostrum

sudah keluar sedikit.

Abdomen : Tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat,

diastasis recti teraba 2 jari (2,5 cm)

Genetalia : Tidak oedema, ada jahitan, lochea rubra, jumlah darah

± 25 cc.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

Ekstremitas

bawah

: Simetris, tidak oedem, reflek patella positif,

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 6 Jam Post Partum Dengan Nifas Normal

Page 162: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

145

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 22-02-2017

Jam : 01.30 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, TD110/70

mmHg, TFU 2 jari dibawah pusat. Ibu mengerti penjelasan bidan dan

mengetahui kondisinya.

2. Memberikan KIE penyebab perut mulas setelah melahirkan. Merupakan

hal yang normal karena rahim berkontraksi untuk pemulihan atau

penyusutan ke bentuk normal seperti sebelum hamil. Pembuluh darah

dirahim juga menyusut, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Seorang

ibu menyusui, maka mulasnya akan lebih terasa. Karena itu pemberian

ASI setelah melahirkan sangat dianjurkan, dengan tujuan untuk membantu

proses pemulihan dengan adanya kontraksi. Ibu mengerti penjelasan bidan,

dan tidak khawatir lagi serta akan menyusui bayinya.

3. Mengobservasi keadaan umum ibu, TFU, Kontraksi Uterus, jumlah darah.

Keadaan umum baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

jumlah darah ± 15 cc.

4. Mengajarkan ibu untuk melakukan masase uterus yaitu dengan cara

memijat dengan gerakan memutar searah jarum jam dengan menggunakan

telapak tangan sampai uterus teraba bulat keras (kontraksi baik) untuk

mencegah terjadinya perdarahan. Ibu mengerti dan dapat melakukan

dengan baik.

5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya supaya tidak

kedinginan. Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.

6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing jika merasa ingin buang

air kecil. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalianya dengan

membersihkan setelah BAK atau BAB dan cebok dari arah depan ke

belakang, mengganti celana dalam atau pembalut setiap selesai BAK atau

BAB. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

8. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar yaitu kepala dan badan bayi

dalam posisi lurus, wajah bayi menghadap payudara, sebagian areola

Page 163: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

146

(bagian hitam disekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi, bibir bayi

melengkung ke luar, dan dagu bayi menyentuh payudara. Ibu mengerti dan

dapat menyusui bayinya dengan benar.

9. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti belajar duduk, berdiri dan

berjalan-jalan ringan secara pelan atau perlahan-lahan dan bertahap. Ibu

bersedia melakukan anjuran bidan

10. Memberikan ibu terapi obat Vitamin A. Ibu telah meminum Vitamin A 1,

Vitamin A 2 diminum 24 jam kemudian.

11. Memberikan KIE kebutuhan nutrisi masa nifas dengan mengkonsumsi

makanan yang mengandung gizi seimbang terutama protein untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan menganjurkan ibu untuk tidak

memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Ibu bersedia melakukan

anjuran bidan.

12. Memberikan KIE kebutuhan istirahat masa nifas dengan istirahat cukup

pada siang hari minimal 2 jam dan malam hari 8 jam dan jika bayi tidur

ibu dianjurkan untuk istirahat juga. Ibu mengerti penjelasan bidan dan

bersedia melakukan anjuran bidan.

13. Memberikan konseling pada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan,

disusui setiap 2 jam sekali jika bayi tidur maka harus dibangunkan. Ibu

mengerti dan bersedia melakukan.

14. Mengajarkan ibu cara melakukan senam nifas hari pertama, dilakukan

dengan cara berbaring dan santai, ambil nafas melalui hidung, tahan nafas

selama 3 detik, keluarkan melalui mulut dan diulangi 5-10 kali untuk

membantu proses pemulihan tubuh. Ibu mengerti dan dapat melakukan

dengan baik.

15. Mengajarkan ibu cara merawat bayi baru lahir dengan cara memandikan

setiap pagi dan sore hari menggunakan air hangat, mengganti pakaian atau

popok jika basah dan kotor, menjaga bayi tetap hangat supaya tidak

kedinginan, perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan cara dibungkus

menggunakan kassa steril tanpa dibubuhi apapun dan mengganti jika

basah. Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia melakukan.

Page 164: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

147

16. Menjelaskan tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan lewat jalan

lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan

kaki atau sakit kepala dan kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara

bengkak dan merah disertai rasa sakit, dan depresi. Dan menganjurkan ibu

untuk segera periksa jika ada salah satu tanda bahaya. Ibu mengerti

penjelasan bidan dan akan memeriksakan diri jika menemui salah satu

tanda bahaya tersebut.

17. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali 3 hari lagi, tanggal 20 Februari

2017 atau jika ada keluhan. Ibu bersedia kembali periksa 3 hari lagi atau

jika ada keluhan.

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan Pada Ny “A”

Ny “I” P2 A0 Post Partum Hari Ke-6 Dengan Nifas Normal

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 27-02-2017/11.00 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu melahirkan anak keduanya 6 hari yang lalu, tidak ada keluhan apapun

dan saat ini keadaannya sehat, ASI keluar lancar, bayi sehat dan menyusu

dengan aktif, ibu juga sudah bisa BAB.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 82×/ menit

S : 36,8˚C

RR : 20×/menit

Muka : Tidak pucat, tidak odema

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda

Payudara : Bersih, bentuk menggantung, puting menonjol, tidak

ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI keluar lancar

dari kedua payudara.

Page 165: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

148

Abdomen : Kontraksi baik, TFU pertengahan pusat dan simpisis,

diastasis recti teraba 1 jari, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, lochea sanguinolenta, jumlah darah ±

10 cc.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

Ekstremitas

bawah

Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 6 hari Post Partum Dengan Nifas Normal

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 27-02-2017

Jam : 11.20 Wib.

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, TD

110/80 mmHg, TFU pertengahan shimpisis dan pusat. Ibu mengerti

penjelasan bidan dan mengetahui kondisinya.

2. Mengingatkan kembali kebutuhan nutrisi masa nifas dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang terutama

protein untuk memenuhi nutrisi bayi dan menganjurkan ibu untuk tidak

mutih. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan dan tidak akan mutih.

3. Mengingatkan kembali untuk menjaga kebersihan genetalianya dengan

membersihkan setelah BAK atau BAB dan cebok dari arah depan ke

belakang, mengganti celana dalam atau pembalut setiap selesai BAK atau

BAB. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.

4. Mengingatkan kembali dan mendukung pentingnya ASI eksklusif selama

6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan, disusui setiap 2 jam sekali

jika bayi tidur maka harus di bangunkan. Ibu telah memberikan ASI

eksklusif sampai saat ini tanpa makanan apapun dan bersedia memberikan

ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.

5. Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan

lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah,

tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak dan merah disertai rasa sakit, dan depresi. Dan

Page 166: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

149

menganjurkan ibu untuk segera periksa jika ada salah satu tanda bahaya.

Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan memeriksakan diri jika menemui

salah satu tanda bahaya tersebut.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara agar produksi

ASI lancar yaitu:

a. Menyiapkan kursi kecil untuk tempat kaki, handuk, 2 waslap, 2

waskom yang berisi air hangat dan air dingin, minyak kelapa/minyak

bayi, dan kapas.

b. Posisi ibu duduk dengan kaki di letakkan pada kursi kecil, alat

didekatkan, baju atas ibu dilepas dan menutup punggung dengan

handuk.

c. Mengompres bagian hitam pada payudara/areola dengan kapas

berminyak selama 3-5 menit kemudian bersihkan dengan kapas

lembab.

d. Mengoles minyak pada kedua tangan dan melakukan masase pada

payudara, yaitu meletakkan kedua telapak tangan diantara kedua

payudara, urutlah dari tengah keatas kemudian mengelilingi payudara

hingga mengangkat payudara. Melakukan gerakan sebanyak 15-20

kali.

e. Menyangga payudara dengan 1 tangan, tangan yang lain mengurut

payudara dengan sisi kelingking dari pangkal ke arah puting, lakukan

hingga payudara tidak tegang.

f. Mengurut dari pangkal payudara kearah areolla mammae mulai dari

atas, samping dan bawah dengan menggunakan ruas jari, lakukan

hingga payudara tidak tegang.

g. Membersihkan payudara dari minyak kemudian mengompres

payudara dengan air hangat kemudian air dingin secara bergantian

sebanyak 15 kali.

h. Terakhir keringkan payudara dengan handuk.

Ibu mengerti dan dapat melakukan.

7. Menganjurkan ibu periksa kembali pada tanggal 06 maret 2017 atau jika

ada keluhan. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

Page 167: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

150

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan Pada

Ny “I” P2 A0 Post Partum Hari Ke-14 Dengan Nifas Normal

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 07-03-2017/09.10 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu melahirkan anak keduanya 15 hari yang lalu tidak ada keluhan apapun

dan keadaannya sudah membaik, ASI keluar lancar, bayi sehat dan menyusu

dengan aktif.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 80×/ menit

S : 36,7˚C

RR : 22×/menit

Muka : Tidak pucat, tidak odema.

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.

Payudara : Bersih, tidak merah dan tidak lecet, puting menonjol,

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI keluar

lancar dari kedua payudara.

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, lochea alba.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

Ekstremitas

bawah

Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 14 hari Post Partum Dengan Nifas Normal

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 07-03-2017

Jam : 09.10 Wib.

Page 168: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

151

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, TD

110/70 mmHg, TFU tidak teraba. Ibu mengerti penjelasan bidan dan

mengetahui kondisinya.

2. Mengingatkan kembali kebutuhan nutrisi masa nifas dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang terutama

protein untuk memenuhi nutrisi bayi dan menganjurkan ibu untuk tidak

mutih. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan dan tidak akan mutih.

3. Mengingatkan kembali untuk menjaga kebersihan genetalianya dengan

membersihkan setelah BAK atau BAB dan cebok dari arah depan ke

belakang, mengganti celana dalam atau pembalut setiap selesai BAK atau

BAB. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.

4. Mengingatkan kembali dan mendukung pentingnya ASI eksklusif selama

6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan, disusui setiap 2 jam sekali

jika bayi tidur maka harus di bangunkan. Ibu telah memberikan ASI

eksklusif sampai saat ini tanpa makanan apapun dan bersedia memberikan

ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.

5. Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan

lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah,

tangan dan kaki atau sakit kepala dan kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak dan merah disertai rasa sakit, dan depresi. Dan

menganjurkan ibu untuk segera periksa jika ada salah satu tanda bahaya.

Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan memeriksakan diri jika menemui

salah satu tanda bahaya tersebut.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara. Ibu bersedia

melakukan.

7. Menganjurkan ibu untuk segera merencanakan KB setelah 40 hari nifas.

Ibu mengerti dan merencanakan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.

8. Menganjurkan ibu periksa kembali pada tanggal 22 maret 2017 atau jika

ada keluhan. Ibu mengerti anjuran bidan.

Page 169: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

152

Asuhan Kebidanan Pada

Ny “I” P2 A0 Post Partum Hari Ke-29 Dengan Nifas Normal

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 22-03-2017/10.00 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu melahirkan anak keduanya 29 hari yang lalu tidak ada keluhan apapun

dan keadaannya sehat, ASI keluar lancar, bayi sehat dan menyusu dengan

aktif.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 84×/ menit

S : 36,7˚C

RR : 20×/menit

Muka : Tidak pucat, tidak odema.

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.

Payudara : Bersih, tidak merah dan tidak lecet, puting menonjol,

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI keluar

lancar dari kedua payudara.

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

Genetalia : Tidak oedema, lochea alba.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

Ekstremitas

bawah

Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 29 hari Post Partum, Dengan Nifas Normal

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 22-03-2017

Jam : 10.10 WIB

Page 170: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

153

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik,

Tekanan darah 110/80 mmHg, TFU tidak teraba. Ibu mengerti penjelasan

bidan dan mengetahui kondisinya.

2. Menganjurkan ibu tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

memberikan makanan tambahan, disusui setiap 2 jam sekali jika bayi

tidur maka harus dibangunkan. Ibu mengerti dan bersedia memberikan

ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.

3. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya rutin ke posyandu. Ibu

mengerti dan bersedia membawa bayinya ke posyandu.

4. KIE alat kontrasepsi KB yang cocok untuk ibu menyusui dan kapan

menggunakannya. Ibu mengerti dan memilih KB suntik 3 bulan pada hari

ke 42.

5. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu minggu ke 6

untuk melakukan penggunaan KB, maksimal tanggal 02-04-2017. Ibu

mengerti dan tahu kapan harus berKB yaitu tanggal 02-04-2017.

Page 171: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

154

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny “I” Usia 6 Jam Neonatus Cukup Bulan

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 22-02-2017/01.30 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu telah melahirkan anaknya tanggal 21 februari 2017, jam 18.45 WIB.

Secara spontan dan langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerak

aktif, dan tonus otot baik.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : Denyut jantung :135 × /

menit

S : 36,9˚C

Pernafasan : 40 ×/ menit

Berat badan : 2600 gram

Panjang badan : 45 cm

Lingkar kepala : 33 Cm

1. Pemeriksaan fisik

Kepala : Simetris, warna rambut hitam, tidak ada caput

succedaneum, tidak ada cephal hematoma.

Muka : Kulit kemerahan, tidak ada ikterus.

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, kelopak

mata tertutup.

Hidung : Lubang simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak

ada pernafasan cuping hidung.

Mulut : Bibir simetris terlihat merah dan lembab, tidak sianosis,

reflek menghisap baik.

Page 172: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

155

Telinga : Simetris, daun telinga tidak menempel, tidak terdapat

serumen.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada kaku kuduk, pergerakan aktif.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu

sejajar dan simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.

Tali pusat : Basah, tidak berbau, tidak ada perdarahan, terbungkus

kassa steril.

Abdomen : Simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi, tidak ada

bising usus.

Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat

klitoris.

Anus : Tidak terdapat atresia ani

Ektremitas : Simetris, lengkap, tidak odema, gerak aktif.

2. Pemeriksaan Neurologis

Reflek Glaberal : Baik, bayi berkedip pada pemunculan sinar terang

yang tiba-tiba atau pada saat tangan mengetuk di

antara kedua mata.

Reflek Moro : Baik, saat diberi rangsangan, kedua tangan dan kaki

bayi seakan merangkul.

Reflek Rooting : Baik, saat diberi rangsangan pada pipi bayi

langsung menoleh ke arah rangsangan.

Reflek Sucking : Baik, bayi menghisap kuat saat diberi ASI.

Reflek Palmar

Atau Grasping

: Baik, pada saat telapak tangan disentuh bayi

menggenggam dengan kuat.

Reflek Babinski : Baik, tekanan di telapak kaki luar ke arah atas dari

tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan

jari kaki hiperpereksi.

Reflek Tonik

Neck

: Baik, saat bayi di angkat dari tempat tidur

(digendong) ia berusaha mengangkat kepalanya.

Page 173: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

156

C. Analisa

Bayi Ny “I” Usia 6 Jam Neonatus Cukup Bulan

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 22-02-2017

Jam : 01.40 WIB

1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa bayinya lahir cukup

bulan dengan berat badan dan panjang badan normal. Ibu mengetahui

berat badan bayi 2600 gram dan panjang badan bayi 45 cm.

2. Menfasilitasi konseling tentang ASI eksklusif dan manfaatnya yaitu

pemberian ASI selama 6 bulan pertama kelahiran, dimana bayi tidak

boleh diberikan makanan ataupun minuman apapun kecuali ASI yang

bermanfaat untuk pertahanan tubuh bayi. Ibu memahami dan memutuskan

untuk memberikan ASI eksklusif.

3. Memberitahu ibu agar mempertahankan suhu tubuh bayi dengan

menyelimuti dan memberikan topi, dihindarkan dari paparan udara dan

angin dari jendela atau pintu atau kipas angin, memandikan bayi dengan

air hangat setelah 6 jam bayi lahir. Ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. KIE pada ibu tentang perawatan tali pusat bayi dengan di bungkus kassa

steril tampa dibubuhi apapun dan diganti setiap bayi selesai mandi. Ibu

mengerti tentang perawatan tali pusat dan akan melakukan anjuran bidan.

5. Pemberian salep mata antibiotik, vitamin K 0,1 mg 1 jam setelah IMD

dan pemberian imunisasi Hb Uniject setelah 1 jam pemberian salep mata

antibiotik dan vitamin K. Pemberian salep mata, vitamin K dan imunisasi

Hb0 telah diberikan.

6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau menyusu,

kejang, lemah, sesak nafas (lebih besar/sama dengan 60 ×/ menit), bayi

merintih atau menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan, berbau atau

bernanah, demam atau panas tinggi, kulit dan mata bayi kuning dan diare.

Dan menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan bayinya jika ada salah

satu tanda bahaya. Ibu mengerti penjelasan bidan dan akan memeriksakan

bayinya jika menemui salah satu tanda bahaya tersebut.

Page 174: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

157

7. Menganjurkan ibu untuk periksa kembali 3 hari lagi, tanggal 25 Februari

2017 atau jika ada keluhan pada bayi. Ibu bersedia kembali periksa 3 hari

lagi atau jika ada keluhan pada bayi.

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny “I” Usia 5 hari Neonatus Cukup Bulan

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 25-02-2017/10.30 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Bayi sehat dan semakin aktif menyusu, tidak rewel dan tidak ada keluhan.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : Denyut jantung :142×/

menit

S : 36,8˚C

Pernafasan : 50 ×/ menit

Berat badan : 3100 gram

Panjang badan : 45 cm

Pemeriksaan

fisik

Muka : Kulit kemerahan, tidak ada ikterus.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada

ronkhi, tidak ada wheezing.

Tali pusat : Kering, tidak berbau, tidak ada kemerahan di sekitar

tali pusat , terbungkus kassa steril.

Abdomen : Simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi, tidak ada

bising usus.

Page 175: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

158

Genetalia : Tidak ada peradangan disekitar genetalia, tidak ada

ruam popok, BAK sering

Anus : Tidak ada peradangan disekitar anus, BAB ±3 kali

sehari.

C. Analisa

Bayi Ny “I” Usia 5 hari Neonatus Cukup Bulan

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 25-02-2017

Jam : 10.45 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa bayinya dalam keadaan

baik dan sehat. Ibu mengerti dan mengetahui kondisi bayinya.

2. Menganjurkan ibu agar mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap

hangat dengan menyelimuti dan memberikan topi, dihindarkan dari

paparan udara dan angin dari jendela atau pintu atau kipas angin,

memandikan bayi dua kali sehari dengan menggunakan air hangat. Ibu

mengerti dan akan melakukannya.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif setiap 2 jam

sampai bayi berusia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman

apapun. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif.

4. Mengajarkan ibu dan suami cara merawat bayi sehari-hari yaitu dengan

mengganti pakaian atau popok jika sudah basah atau kotor, merawat tali

pusat dengan cara membungkus menggunakan kassa steril tanpa

membubuhi apapun. Ibu dan suami mengerti penjelasan bidan dan

bersedia melakukannya.

5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya rutin ke posyandu untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu mengerti dan

bersedia membawa bayinya rutin ke posyandu.

6. Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau

menyusu, kejang, lemah, sesak nafas (lebih besar/sama dengan 60 ×/

menit), bayi merintih atau menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan,

berbau atau bernanah, demam atau panas tinggi, kulit dan mata bayi

kuning dan diare. Dan menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan

Page 176: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

159

bayinya jika ada salah satu tanda bahaya. Ibu mengerti penjelasan bidan

dan akan memeriksakan bayinya jika menemui salah satu tanda bahaya

tersebut.

7. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke bidan atau pelayanan

kesehatan terdekat jika ada keluhan. Ibu mengerti dan bersedia membawa

bayinya periksa jika ada keluhan.

Catatan Perkembangan

Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Ny “I” Usia 11 hari Neonatus Cukup Bulan

Tempat pengkajian : Rumah Pasien Desa locare

Tanggal/waktu pengkajian : 03-03-2017/10.00 WIB.

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Bayi dalam keadaan baik dan sehat, menyusu lebih aktif dari biasanya, tidak

ada keluhan apapun.

B. Objektif

Ku : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : Denyut jantung : 136×/

menit

S : 36,8˚C

Pernafasan : 51 ×/ menit

Berat badan : 3500 gram

Panjang badan : 45 cm

Pemeriksaan

fisik

Muka : Kulit kemerahan , tidak ada ikterus.

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada

ronkhi, tidak ada wheezing.

Page 177: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

160

Tali pusat : Bersih, tali pusat sudah lepas, bekas tali pusat tidak

ada perdarahan atau pengeluaran secret.

Abdomen : Simetris, tidak ada massa, tidak kembung, tidak ada

bising usus.

Genetalia : Tidak ada peradangan disekitar genetalia, tidak ada

ruam popok.

Anus : Tidak ada peradangan disekitar anus.

C. Analisa

Bayi Ny “I” Usia 11 hari Neonatus Cukup Bulan

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 03-03-2017

Jam : 10.30 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa bayinya dalam keadaan

baik dan sehat. Ibu mengerti dan mengetahui kondisi bayinya.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif setiap 2 jam

sampai bayi berusia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman

apapun. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif.

3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayinya dengan

memandikan bayi setiap pagi dan sore hari menggunakan air hangat. Ibu

bersedia melakukan.

4. Menganjurkan ibu agar mempertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat

dengan menyelimuti dan memberikan topi, dihindarkan dari paparan

udara dan angin dari jendela atau pintu atau kipas angin. Ibu mengerti dan

akan melakukannya.

5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya rutin ke posyandu untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu mengerti dan

bersedia membawa bayinya ke posyandu.

6. Mengingatkan ibu tentang macam-macam imunisasi dasar pada bayi

beserta waktu imunisasi. Jenis imunisasi BCG dan polio 1 (1 bulan),

DPT/Hb 1 dan Polio 2 (2 bulan), DPT/Hb 2 dan Polio 3 (3 bulan),

DPT/Hb 3 dan Polio 4 (4 bulan), dan campak (9 bulan). Menganjurkan

ibu untuk imunisasi bayinya saat bayi berusia 1 bulan. Ibu mengerti

Page 178: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

161

tentang jenis dan jadwal imunisasi pada bayi dan akan membawa bayi

imunisasi.

7. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya periksa ke bidan atau

pelayanan kesehatan terdekat jika ada keluhan. Ibu mengerti dan bersedia

membawa bayinya periksa jika ada keluhan.

Page 179: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

162

4.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny “I” Akseptor Baru Keluarga Berencana Suntik 3 Bulan Depo

Medroxyprogesterone Asetate

Tempat pengkajian : BPM

Tanggal/waktu pengkajian : 02-04-2017

Nama pengkaji : wiwik vita dewi

A. Subjektif

Ibu ingin menggunakan suntik KB 3 bulan, saat ini ibu menyusui.

B. Objektif

Kesadaran umum : Baik

Kompos mentis Kesadaran :

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 80×/ menit

S : 36,8˚C

RR : 20×/menit

Berat Badan : 48 kg

Pemeriksaan

fisik

Muka : Tidak pucat, tidak oedema

Mata : Simetris, sklera putih , konjungtiva merah muda.

Payudara : Bersih, tidak merah dan tidak lecet, puting menonjol,

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI keluar

lancar dari kedua payudara.

Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, kandung

kemih kosong.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

Ekstremitas

Bawah

: Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.

C. Analisa

Ny “I” P2 A0 Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan

Page 180: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

163

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 02-04-2017

Jam :

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik. Ibu

mengerti penjelasan bidan dan mengetahui kondisinya.

2. Menginformasikan pada ibu tentang macam-macam KB setelah

melahirkan yaitu terdapat KB suntik 3 bulan, KB pil menyusui dan

kombinasi, implant, dan IUD. Ibu mengerti penjelasan bidan dan ibu

memilih KB suntik 3 bulan.

3. Menjelaskan kepada ibu keuntungan dan kerugian dari KB suntik 3

bulan.

a. Keuntungan

1) Pemakaian sederhana

2) Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam

setahun).

3) Tidak mempengaruhi produksi ASI

b. Kerugian

1) Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spooting).

2) Menimbulkan amenorea

3) Berat badan bertambah

Ibu mengerti penjelasan bidan

4. Menyiapkan alat dan obat untuk KB suntik 3 bulan (spuit 3 cc, depo

medroxyprogesterone asetate. Needle, kapas alkohol). Alat dan obat sudah

siap digunakan.

5. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi. Ibu tidur tengkurap

6. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik. Ibu bersedia

7. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan sesuai pilihan ibu secara

intramuscular (IM). penyuntikan selesai.

8. Memberitahu ibu penyuntikan sudah selesai. Ibu lega

9. Menganjurkan ibu untuk kembali suntik tepat waktu yaitu pada tanggal 22

juni 2017. Ibu bersedia kembali pada tanggal 22 juni 2017

Page 181: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

164

BAB 5

PEMBAHASAN

Secara teori Bab ini membahas tentang perbandingan antara teori dan

kasus atau praktik ada tidaknya kesenjangan. Asuhan kebidanan yang peneliti buat

merupakan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care dengan demikian

pembahasan ini akan peneliti uraikan sebagai berikut :

5.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Pada laporan studi kasus Ny “I” pemeriksaan dilakukan sebanyak 6 kali

selama kehamilan. Pada Trimester I melakukan pemeriksaan sebanyak 1 kali,

Trimester II sebanyak 3 kali dan pada Trimester III melakukan pemeriksaan

sebanyak 1 kali di BPM Ny “D”. Dalam pemeriksaan kehamilan peneliti

melakukan pemeriksaan sebanyak 1 kali yaitu pada usia kehamilan 38-39 minggu

dan pasien tidak mengeluh apapun.

Kebijakan pemerintah tentang kunjungan Antenatal menetapkan frekuensi

kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan,

dengan ketentuan waktu sebagai berikut ; 1x pada trimester I (usia kehamilan

sebelum 16 minggu), 1x pada trimester II (antara minggu ke 24-28), dan 2x pada

trimester III (antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38)(WHO, 2013:22).

Pelayanan kunjungan antenatal Ny “I” tidak ada kesenjangan antara teori

dan fakta, hal ini sesuai dengan data buku Ny “I” yang telah teratur memriksakan

kehamilannya sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny”I” dengan menerapkan standar

minimal pelayanan kehamilan yang terdiri dari 10T, antara lain: Hasil dari

penimbangan berat badan Ny “I” yaitu 57 kg pada usia kehamilan 38-39 minggu,

sebelum hamil berat badan Ny”I” 49 kg, sehimgga mengalami kenaikan 8 kg

selama kehamilannya, dengan tinggi normal yaitu 155 cm, tekanan darah rata-rata

Ny”I” selama kehamilan yaitu 100/70 mmHg, Pengukuran tinggi fundus

uteri/TFU Ny”I” sesuai dengan usia kehamilan yaitu 2 jari dibawah proxesus

xipoideus (PX), Mc. Donald: 29 cm, Pemberian imunisasi TT, status imunisasi TT

Ny”I” yaitu TT5 dimana Ny”I” mendapatkan imunisasi dasar lengkap saat balita,

Page 182: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

165

dan 2x saat kehamilan pertamanya, dan 1x saat kehamilan keduanya, Pengukuran

LILA dalam batas normal yaitu 23,5, Pemberian tablet zat besi (Fe) minimal 90

tablet, Ny”I” mendapat tablet Fe dan mengkonsumsinya secara teratur, Tes

laboratorium tidak dilakukan, dikarenakan tidak ada tanda-tanda yang mengarah

kepada masalah yang berkaitan dengan tes laboratorium dan ibu tidak bersedia

untuk dilakukan tes Laboratorium, menentukan presentasi janin dan DJJ,

presentasi janin kepala dan DJJ dalam batas normal, Tatalaksana kasus,

Temuwicara(konseling) dalam rangka rujukan.

Sesuai dengan standar pelayanan ANC minimal 10T menurut midwifery

update, (2016) yaitu timbang BB minimal pada kehamilan naik 9 kg, ukuran

LILA minimal 23,5 cm, ukuran TD, pemeriksaan puncak rahim (Tinggi Fundus

Uteri), tentukan presentasi janin dan DJJ normalnya 120-160/menit, pemberian

imunisasi TT, pemberian tablet zat Besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan,

Dengan demikian tidak tampak kesenjangan antara teori dan kasus, semua

berjalan dengan baik dan tidak ada temuan yang abnormal. Namun, pada bagian

tes laboratorium ibu tidak melakukan tes laboratorium sehingga hal ini

menimbulkan kesenjangan antara kasus dan teori dikarenakan kurangnya

pengetahuan ibu tentang pentingnya dilakukan tes laboratorium sehingga ibu tidak

bersedia dilakukannya tindakan tersebut.

Sesuai dengan hasil skrining dengan KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)

didapatkan hasil bahwa ibu termasuk dalam kehamilan resiko rendah yaitu

dengan skor 2.

KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati) adalah kartu skrining untuk menentukan

tingkat resiko pada ibu hamil(Prawirohardjo, 2008;29). Ukuran resiko dapat

dituangkan dalam bentuk angka dan skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari

berat atau ringannya resiko/bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat

resiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi

menjadi 3 kelompok, yaitu, kehamilan resiko rendah (KRR), dengan jumlah skor

2, kehamilan resiko tinggi (KRT), dengan jumlah skor 6-10, kehamilan resiko

sangat tinggi (KRST), dengan skor ≥ 12 (Prawirohardjo, 2008:30).

Kehamilan Ny”I” dapat disimpulkan bahwa termasuk dalam kehamilan

resiko rendah sehingga kemungkinan besar Ny “I” dapat melakukan persalinan

Page 183: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

166

secara normal/spontan. Ibu hamil pasti mengalami masalah yang berbeda pada

kehamilannya dan juga memiliki resiko yang berbeda pula.

5.2. Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Hasil laporan studi kasus Ny”I” GIIp10001 38-39 minggu datang keBPM

pukul 16.00 WIB (21 februari 2017) dengan keluhan kenceng-kenceng sejak

pukul 15.00 WIB (21 februari 2017), nyeri perut bagian bawah tembus

kepinggang. Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pada pukul 16.00 WIB (21

februari 2017) melakukan pemeriksaan dalam Vaginal Touch (VT) dengan hasil:

Vulva/vagina bersih, portio lunak, pembukaan 4 cm, efficemen 60%, ketuban

utuh. Pada pukul 18.00 WIB (21 februari 2017) dilakukan VT ulang dengan

indikasi ketuban pecah dan ibu merasa ada dorongan untuk meneran didapatkan

hasil Vulva/vagina bersih, terdapat bloodshow, portio lunak, pembukaan 10 cm,

efficemen 100%, ketuban jernih, presentasi kepala, UUK anterior Dextra jam 1,

tidak ada molage, hodge IV, tidak ada bagian kecil dikiri dan kanan kepala janin.

Pada keadaan ini, Ny”I” termasuk dalam Kala I sejak terdapat tanda –tanda

persalinan yaitu kenceng-kenceng dan nyeri perut bagian bawah tembus ke

pinggang. Hasil dilakukannya VT, pada VT pertama dengan pembukaan 4 cm

sampai pembukaan lengkap dan ada tanda akan dimulainya persalinan

berlangsung selama 2 jam.

Menurut Sondakh (2013), Tahapan persalinan terbagi menjadi:4 kala, yaitu:

kala I (kala pembukaan) dibagi atas 2 fase; fase laten terjadi pembukaan serviks

yang berlansung 3 cm, lamanya 8 jam, fase aktif berlangsung selama 7 jam sejak

pembukaan serviks 4-10 cm, dengan diikuti tanda dimulainya proses persalinan

antara lain: terjadinya his persalinan yang bersifat teratur, pinggang terasa sakit

dan menjalar jedepan, interval semakin pendek dan kekuatan semakin besar,

semakin beraktifitas (jalan), kekuatan akan semakin bertambah, pengeluaran

lendir dengan darah, pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus persalinan akan

terjadi pecah ketuban. Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan

lengkap. Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan

berlangsung kurang dari 24 jam.

Page 184: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

167

Pada Ny “I”, kala I yang dialaminya dalam batas normal dan tidak ada

temuan yang bersifat abnormal.

Kala II Ny “I” diawali sejak pembukaan lengkap dan ditandai dorongan

untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani

membuka. Ibu dipimpin meneran di dampingi suami. Pada pukul 18.45 wib (21

februari 2017) bayi lahir sepontan, letak belakang kepala, dan dilakukan IMD.

Proses persalinan dilakukan dengan APN 58 langkah.

Berdasarkan teori, menurut sondakh, (2013), kala II berlangsung selama 1,5

-2 jam pada primigravida dan 1,5-1 jam pada multigravida, Pada Ny “I” kala 2

yang dialaminya berjalan lancar dan sesuai dengan teori yang ada.

kala III Ny “I” berlangsung sampai dengan plasenta lahir, yang diawali

denga tanda-tanda kelahiran plasenta yaitu uterus menjadi bundar, tinggi fundus

uteri setinggi pusat. Dengan penegangan pusat terkendali (PTT), plasenta lahir

spontan dan lengkap pada jam 19.15 WIB, kontraksi uterus baik, tidak terjadi

perdarahan akibat robekan atau sisa plasenta.

Sondakh (2013) menyatakan, kala III berlangsung selama tidak lebih dari 30

menit; kala 4 dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Dan tidak

ada temuan yang abnormal pada Ny “I”.

Selama kala IV dipantau TTV (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu)

setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2 dan

didokumentasikan dalam partograf, dan temuan yang ditemukan dalam batas

normal, dan tidak ada temuan yang abnormal.

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak bahwa masa persalinan

Ny”I” tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dan dalam batas normal.

5.3. Asuhan kebidanan Nifas Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Pemeriksaan nifas yang dilakukan pada Ny ”I” sebanyak 4x yaitu 6 jam post

partum, 6 hari post partum, 14 hari post partum, 42 hari post partum. Pada

kunjungan pertama yaitu 6 jam post partum, kontraksi baik, TFU teraba 2 jari

dibawah pusat, pengeluaran pervaginam lochea berwarna merah segar (lochea

rubra), TTV dalam batas normal, ASI lancar. Kunjungan kedua yaitu 6 hari post

partum, ditemukan hasil kontraksi uterus baik, TFU berada dipertengahan

Page 185: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

168

sympisis dan pusat, perdarahan berwarna merah kecoklatan (lochea

sanguinolenta), ASI keluar dan tidak ada bendungan ASI. Kunjungan ketiga yaitu

pada 2 minggu post partum, terdapat hasil bahwa TFU sudah tidak teraba dan

kembali normal, pengeluaran darah berwarna putih (lochea Alba), ASI lancar.

Kunjungan keempat yaitu 6 minggu post partum, ditemukan hasil bahwa TFU

sudah tidak teraba, perdarahn sudah berhenti, dan tidak ada keluhan lain, tidak

terdapat tanda-tanda infeksi, ASI keluar lancar, Ny”I” mendapatkan dukungan

baik dari suami, keluarga, masyarakat tentang cara merawat bayinya.

PPIBI, (2016), menyatakan bahwa kunjungan masa nifas paling sedikit

dilakukan sebanyak 4x yaitu: Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah

persalinan, Kunjungan ke 2, waktu 6 hari setelah persalinan, Kunjungan ke 3, dua

minggu setelah persalinan, Kunjungan ke 4, waktu 6 minggu setelah persalinan

Menurut PPIBI, (2016), masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV

sampai dengan enam minggu berikutnya (pulihnya alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil).

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang netrotik dari dalam uterus.

Menurut Sulistyawati (2009:76) Lochea dibedakan menjadi 3 jenis

berdasarkan warna dan waktu keluarnya yaitu: Lochea rubra/merah (Lochea ini

keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan yang keluar

berwarna merah), Lochea sanguenolenta (Lochea ini berwarna merah kecoklatan

dan berlendir, serta berlangsung hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum), Lochea

serosa (Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leokosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-7 sampai hari

ke-14), Lochea alba/putih (Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu

post partum), dan juga terdapat lochea yang abnormal seperti Lochea purulenta

(ini terjadi karena infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk), Lochea statis

(pengeluaran lochea yang tidak lancar).

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Dengan demikian masa nifas Ny”I”

dapat berjalan dengan lancar.

Page 186: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

169

5.4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Hasil pengkajian pada bayi Ny”I” lahir pukul 18.45 WIB (21 februari 2017)

menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, berat badan 2.600 gram,

panjang badan 45 cm, lingkar kepala 33 cm. Tanda-tanda vital dalam batas

normal. Bayi sudah melakukan inisiasi menyusu dini atau IMD berhasil 1 jam

pertama, pemberian salep mata antibiotic, pemberian vitamin K yang diinjeksikan

pada paha kiri secara intamuskular(IM) dengan dosis 0,1 mg, dan imunisasi Hb0

dipaha kanan secara IM 1 jam setelah pemberian Vitamin K sampai dengan bayi

dibawa pulang kerumah tidak terjadi masalah apapun.

Kunjungan ulang bayi baru lahir yaitu pada usia 4-7 (kunjungan neonatal 2)

dengan hasil pemeriksaan BB bayi meningkat yaitu 3100 gram, dan PB 45 cm,

pernafasan bayi 50x/menit, dan denyut jantung 142x/menit. Kunjungan

selanjutnya yaitu kunjungan ketiga pada usia 8-28 hari dengan BB 3500 gram,

dan PB 45 cm, dengan pernafasan bayi 51x/menit, denyut jantung 136x/menit.

Terdapat minimal 3 kali kunjungan bayi baru lahir menurut JNPK-KR,

2008, antara lain: Pada usia 1-3 hari (KN 1), pada usia 4-7hari (KN 2), dan usia 8-

28 hari (KN 3)

Pencegahan infeksi mata dengan cara pemberian salep mata setelah 1 jam

IMD, salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran

dan upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam

setelah kelahiran. Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1 mg

IM setelah 1 jam IMD untuk mencegah perdarahan. Imunisasi hepatitis B (Hb0)

diberikan setelah 1 jam pemberian vitamin K (JNPK-KR, 2008:137).

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus yaitu bayi sudah melakukan inisiasi menyusu

dini (IMD) berhasil pada 1 jam pertama, dan diberikan salep mata, telah diberikan

suntik vitamin K, selang 1 jam diberikan imunisasi HB0 1 jam, serta sudah

dilakukan kunjungan nifas sesuai dengan ketentuan.

Page 187: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

170

5.5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny “I” Di BPM Bidan

“D”

Setelah 41 hari pasca melahirkan Ny ”I” sudah mantap dan memutuskan

untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 2 april 2017 ibu datang

keBPM untuk mendapatkan suntikan KB 3 bulan, dan dilakukan pemeriksaan

TTV dalam batas normal, ASI keluar lancar dan menyusui secara eksklusif.

Menurut Affandi, (2012), suntikan progestin sangat efektif, aman dapat

dipakai oleh semua perempuan Sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan

kehamilan yang panjang, Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, Tidak

mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,

dan gangguan pembekuan darah, Tidak mempengaruhi ASI, Klien tidak perlu

meyimpan obat suntik, Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia di atas 35

tahun sampai perimenopause.

Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus bahwa Ny ”I” menggunakan KB suntik 3

bulan pada hari ke 41 persalinan dan ibu memilih alat kontrasepsi yang cocok

untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI.

Page 188: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

171

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan selama kehamilan,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB pada Ny “I” yang dimulai pada

tanggal 10 februari 2017 sampai 02 maret 2017 dapat disimpulkam sebagai

berikut :

6.1.1. Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III Pada Ny “I” Di BPM Bidan

“D”

Pada masa kehamilan Ny”I” adalah fisiologis, tidak ada kesenjangan

antara teori dan kenyataan.

6.1.2. Asuhan kebidanan ibu bersalin Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Pada proses persalinan pada Ny “I” dari kala 1 sampai kala 4

berlangsung dengan normal dan lancar, tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan kenyataan.

6.1.3. Asuhan kebidanan ibu nifas Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Pada masa nifas terdiri dari 4 kali kunjungan yaitu, 6 jam, 6 hari, 2

minggu dan 6 minggu post partum, selama masa nifas Ny “I” berjalan

dengan normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan.

6.1.4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny “I” tidak ada kesenjangan

antara teori dengan kenyataan.

6.1.5. Asuhan kebidanan KB Pada Ny “I” Di BPM Bidan “D”

Melakukan konseling kembali tentang KB, dan Ny “I” memilih

menggunakan KB suntik 3 bulan, karena tidak mengganggu produksi ASI.

Page 189: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

172

Pada saat ber-KB tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan

dilahan praktek.

6.2. Saran

6.2.1. Secara Teoritis

Diharapkan bagi penulis memberikan tambahan sumber kepustakaan

dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus, dan keluarga berencana (KB).

6.2.2. Secara Praktis

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang

lebih bermutu dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB). Serta mendapatkan

pelayanan sesuai standar asuhan kebidanan pada masa kehamilan, bersalin,

nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB).

Page 190: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

173

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ambarwati, R. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Asrina, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Astuti, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung: Erlangga.

Deslidel, HJ SST, dkk. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta : EGC

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. (2008). Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Surabaya

Handayani. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Illiyahakbidadila. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir. http://illiyahakbidadila.blogspot.co.id/2013/07/asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-lahir.html (Diakses tanggal 20 februari 2017).

Indiarti, M.T. (2014). Panduan Persiapan Kehamilan, Kelahiran & Perawatan Bayi:Jaya Ilmu

Irianto, K. (2014). Biologi Reproduksi. Bandung: Alfabeta.

JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Kusmiyati, dkk. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Mansjoer, A. (2011). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Manuaba, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Meredy A. Parker. 2009. Diastasis Rectus Abdominis and Lumbo-Pelvic Pain and Dysfunction-Are They Related? Journal of women’s Health Physical

Therapy. Diakses dari www.scielo.br/pdf/rbfis/v13n4/en_aop035_09.pdf

Page 191: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

174

Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

Musliyatun, dkk. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Nanny, V.L.D, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada ibu hamil. Jakarta: Salemba medika

Pantikawati, I dan Suryono. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) : Muka Medika

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. (2016). Buku Acuan Midwifery Update 2016. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:EGC

Prawirohardjo, S. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu kebidanan Edisi 4. Jakarta:PT.Bina pustaka

Prawirohardjo, S. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:EGC

Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta:EGC

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2011). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta:EGC

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Pusdatin. (2015). Profil Kesehatan Indonesia.

www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf (diakses tanggal 17 februari 2017)

Saifuddin, A.B. (2006). Buku panduan pelayanan kontrasespi. Jakarta : yayasan bina pustaka

Sondakh, J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Erlangga.

Sudarti, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Muka Medika

Page 192: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

175

Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta : Salemba medika

Ulfiah, M., dan Alfiyati N. 2011. Studi Penelitian. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Diastasis Musculus Recti Abdominis (DMRA). Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap.

Varney,H. (2006). Materi Asuhan Kebidanan. https://www.wattpad.com/3068954-materi-asuhan-kebidanan (diakses tanggal 15 februari 2017

Wiknjasastro, H. (2007). Ilmu Bedah Kebidanan Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Page 193: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

176

JADWAL PENYUSUNAN LAPORAN TUGAS AKHIR

NO KEGIATAN Feb Mar Apr Mei Jun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 InformasiPenyelenggara

2 BimbinganPenyusunan Proposal

3 PelaksanaanUjian Proposal

4 Penyusunan LTA

5 Proses Bimbingan

6 PendaftaranUjian LTA

7 PelaksanaanUjian LTA

8 RevisidanPersetujuanSidang

9 PendaftaranSidang LTA

10 PelaksanaanSidang LTA

Lampiran 1

Page 194: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

177

Lampiran 3

Page 195: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

178

PERMOHONAN IJIN

Lampiran 3

Page 196: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

179

SURAT IJIN DARI BANKESBANG

Lampiran 4

Page 197: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

180

SURAT IJIN DARI DINAS KESEHATAN

Lampiran 5

Page 198: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

181

Lampiran 6

Page 199: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

182

Lampiran 7

Page 200: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

183

Lampiran 8

Page 201: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

184

Lampiran 9

Page 202: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

185

Lampiran 10

Page 203: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

186

LEMBAR DATA DIRI PASIEN

Lampiran 11

Page 204: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

187

LEMBAR ANC

Lampiran 12

Page 205: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

188

KARTU SKOR POEDJI ROCHDJATI (KSPR)

BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

Lampiran 13

Lampiran 9

Page 206: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

189

LEMBAR INC

Lampiran 14

Page 207: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

190

LEMBAR PENAPISAN

Lampiran 15

Page 208: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

191

LEMBAR PARTOGRAF

Lampiran 16

Page 209: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

192

Page 210: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

193

LEMBAR BBL

Lampiran 17

Page 211: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

194

‘LEMBAR MTBM USIA 6 JAM

Lampiran 18

Page 212: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

195

LAMPIRAN MTBM USIA 5 HARI

Page 213: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

196

LEMBAR MTBM USIA 11 HARI

F jnhujh

Page 214: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

197

LEMBAR PNC

Lampiran 19

Page 215: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

198

LEMBAR KB

Lampiran 20

Page 216: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

199

LEMBAR DOKUMENTASI

Lampiran 21

Page 217: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

200

Lampiran 22

Page 218: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

201

Page 219: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

202

Lampiran 23

Page 220: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

203

Lampiran 24

Page 221: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

204

Lampiran 25

Page 222: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” DI BPM “D ... · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/COC) PADA NY “I” DI BPM “D”KABUPATEN BONDOWOSO LAPORAN TUGAS

205

Lampiran 26