27
Muhammad Ali|1 TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019 Bercocok Tanam dalam Perspektif Hadis: Analisis Tekstual dan Kontekstual Muhammad Ali Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar Email: [email protected] Abstrak: Farming is a typical way for human beings in order to provide food for survival in life and is frequently done in an area close to their settlement. To guarantee the availability of food for daily life, human beings farm a variety of plants not olny for their own needs, but also for generations to come. This writing is aimed at assessing and analyzing a farming-related hadith on both its sanad and matan. From sanad and matan perspective, the hadith is sound (sahih). Analyzing the hadith text and context, it is found that many lessons may be learnt, particularly the emphasis of the hadith on human effort to do farming in all seasons and occasions, since the harvest may be beneficial for them or for the others. The long term benefits of the farming is to ensure that the earth is and will always be a fertile ground for human beings to live, and to ensure the availability of food for all. From Islamic perspective, the benefits for others may act as the farmers’ wordly philantrophic actions, and may lead to heavenly endless regards. Kata Kunci: Hadis, Bercocok tanam, Teks, Konteks I. Pendahuluan Alam merupakan ciptaan Allah Swt. yang luar biasa terdapat banyak fenomena menakjubkan yang terkandung di dalamnya. Salah satu fenomena tersebut adalah fenomena tumbuh-tumbuhan (Flora). Tumbuh-tumbuhan merupakan

sanad matan sahih - UIN Alauddin

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|1

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Bercocok Tanam dalam Perspektif Hadis: Analisis Tekstual dan Kontekstual

Muhammad Ali

Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Alauddin Makassar Email: [email protected]

Abstrak:

Farming is a typical way for human beings in order to provide food for survival in life and is frequently done in an area close to their settlement. To guarantee the availability of food for daily life, human beings farm a variety of plants not olny for their own needs, but also for generations to come. This writing is aimed at assessing and analyzing a farming-related hadith on both its sanad and matan. From sanad and matan perspective, the hadith is sound (sahih). Analyzing the hadith text and context, it is found that many lessons may be learnt, particularly the emphasis of the hadith on human effort to do farming in all seasons and occasions, since the harvest may be beneficial for them or for the others. The long term benefits of the farming is to ensure that the earth is and will always be a fertile ground for human beings to live, and to ensure the availability of food for all. From Islamic perspective, the benefits for others may act as the farmers’ wordly philantrophic actions, and may lead to heavenly endless regards.

Kata Kunci: Hadis, Bercocok tanam, Teks, Konteks

I. Pendahuluan

Alam merupakan ciptaan Allah Swt. yang luar biasa

terdapat banyak fenomena menakjubkan yang terkandung di

dalamnya. Salah satu fenomena tersebut adalah fenomena

tumbuh-tumbuhan (Flora). Tumbuh-tumbuhan merupakan

Page 2: sanad matan sahih - UIN Alauddin

2|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

salah satu makhluk hidup yang mendominasi ekosistem

daratan. Kehidupan makhluk lain terutama manusia dan hewan

sangat bergantung pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan

tumbuhan menempati posisi produsen dalam transformasi

energi di alam. Proses fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh

tumbuhan dengan bantuan sinar matahari, yaitu mengubah

karbondioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) untuk kemudian

dilepaskan ke alam. Oksigen ini sangat diperlukan dalam proses

respirasi bagi makhluk hidup yang membutuhkannya.

Peran tumbuh-tumbuhan terhadap manusia dan hewan

tidak hanya sampai pada penyuplai oksigen, tetapi tumbuh-

tumbuhan juga sangat berperan terhadap kelangsungan dan

kebutuhan hidup keduanya. Dalam menjaga kelangsungan

hidup, hewan membutuhkan makanan sebagai sumber energi

untuk bisa beraktivitas setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan

akan makanan tersebut hewan membutuhkan tumbuh-

tumbuhan sebagai bahan konsumsi, begitupun dengan manusia.

Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai

kebutuhan tinggi dalam menjaga kelangsungan hidup baik dari

segi makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain,

sebagian besar kebutuhan tersebut terdapat pada tumbuh-

tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan merupakan makhluk hidup yang

sangat dibutuhkan oleh manusia. Setiap hari manusia

mengonsumsi nasi, sayur mayur, buah-buahan, pakaian yang

dipakai setiap hari yang merupakan anggota dari kerajaan

tumbuhan dan bahkan tumbuh-tumbuhan merupakan sumber

devisa bagi suatu negara sebagai bahan industri.

Manusia dan tumbuh-tumbuhan merupakan dua hal yang

tidak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki keterikatan yang

sangat erat dalam kehidupan di dunia dan merupakan mitra

dalam menjaga kelangsungan hidup. Salah satu hal mendasar

yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga kelangsungan

Page 3: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|3

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

hidup yaitu dengan mengonsumsi makanan. Sebagian bahan

makanan yang diperlukan oleh manusia berasal dari tumbuh-

tumbuhan.

Krisis pangan yang menyebabkan kelaparan dan bahkan

menyebabkan kematian sangatlah memprihatinkan bagi

manusia terutama ummat Islam. Padahal al-Qur’an jelas-jelas

mengatakan dalam QS al-Isra’/17: 70.

م ولقد ل ءادمبنيناكر م وح رل ٱوبرل ٱفنه مورزق بح ننه يربهتٱمر ل لط م وفض ن كثيرعلهنه م ضيلتف ناخلق مر

Terjemahnya: Dan sungguh, Kami telah muliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Oleh karena itu untuk menghindari atau setidaknya dapat

mengurangi krisis pangan tersebut maka manusia harus lebih

memperhatikan bagaimana cara mendapatkan makanan. Salah

satu solusi yang bisa dilakukan manusia adalah dengan

bercocok tanam. Bercocok tanam merupakan salah satu langkah

yang bisa diambil oleh manusia dalam mempertahankan

kelangsungan hidup. Bukankah Allah swt. menjadikan tumbuh-

tumbuhan agar bisa dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam

memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam

QS al-An’am/6: 99.

ييٱوهو يٱمنأنزلل ما يءلس نافأخ ءما نافأخ ءرش كرنباتۦبهرج اكباحب همن رجن اخضهمن رج عهاطل منللنخ ٱومنامت

وان قن دانية هتر ن وجن أع مر ي ٱونابر انٱوتونلز تبامش لرم وغي به يثمرهإلها نظرويٱمتش ه يۦ لك فإنعهيۦ وين مرأث إذا يذه ل هتر رقو ي مرل

منونيؤ

Terjemahnya:

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu

Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-

tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu

tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang

menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma

Page 4: sanad matan sahih - UIN Alauddin

4|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun

anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang

serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu

pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Dalam Islam sendiri bercocok tanam merupakan salah

satu pekerjaan yang mulia. Ini dikarenakan bercocok tanam

mempunyai banyak manfaat di antaranya, hasil dari bercocok

tanam bukan hanya dirasakan oleh manusia tetapi juga oleh

makhluk-makhluk lainnya. Ketika hasil tanaman tersebut

dimakan oleh makhluk lain seperti burung dan sebagainya maka

itu dianggap sebagai sedekah. Sebagaimana dalam hadis

Rasulullah yang berbunyi:

ثنا بةحد ثناسعيد ب نقتي ثنوحعوانةأبوحد دحد نعب ح ثناال مباركب نالر رضمال ب نأنسعن قتادةعن عوانةأبوحد

رسولقالقالعن هالل الل صل هالل ل من ماوسلعلي سايغ رسمس رعأو غر عايز كزر رمن هفيأ يمةرأو إن سانرأوطي نكإلب

وقالبهل لرلناصدقةر ثنامس ثناأبنحد ثناقتادةحد حد النبرعن أنسر صل هالل وسلعلي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'i >d telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Muba >rak telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah dari Qata >dah dari Anas bin Ma>lik ra berkata; Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya". Dan berkata, kepada kami Muslim telah menceritakan kepada saya Aban telah menceritakan kepada kami Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas dari Nabi saw.

Karena banyaknya manfaat dari bercocok tanam, maka

Rasulullah saw sendiri sangat menganjurkan kepada ummatnya

untuk bercocok tanam. Sebagaimana sabdanya:

Page 5: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|5

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

ثنا ثناب زرحد ثناحادرحد تقالزي د ب نهشامحد ع رسولقالقالمال ب نأنسس الل صل هالل إن وسلعلي اعةقامت الس

يلرأحدك وبيد تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف

Artinya:

Telah bercerita kepada kami Bahz telah bercerita kepada

kami Hamma >d telah bercerita kepada kami Hisya >m bin

Zaid berkata, saya mendengar Anas bin Mali >k berkata,

Rasulullah saw bersabda: "Jika terjadi hari kiamat sedang

salah seorang dari kalian mempunyai bibit kurma, jika

mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia

menanamnya.”

Begitu pentingnya kegiatan bercocok tanam sehingga

Rasulullah memerintahkan ummatnya untuk menanam

walaupun kiamat sudah berada di depan mata. Rasulullah tidak

akan mungkin memerintahkan ummatnya untuk melakukan

sesuatu kecuali terdapat kebaikan maupun manfaat di dalamya.

II. Takhrij Hadis

Hadis tentang keutamaan bercocok tanam telah

ditemukan 9 jalur periwayatan, yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal

2 jalur, Sunan Abu> dawu>d 1 jalur, Musnad Abdu bin Hamid I

jalur, al-Adab al-Mufrad 1 jalur, Musnad al-Baza >r 1, Mu‘jam ibn

al-Arabi 1 jalur, Musnad al-Maudu’I terdapat 2 jalur.

Adapun teks hadis yang akan dikaji oleh peneliti adalah:

اعةقامتإن يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف

a. Metode Pertama Berdasarkan Lafal Awal Pada Matan

Hadis.

Metode pertama Takhri >j al-h}adi >s\ dengan menggunakan

lafal pertama matan hadis dengan menggunakan kitab ja >mi’ al-

Sagir karya Muhammad Nasiruddin al-Ba >ni. Adapun lafal awal

matan hadis yang ditemukan dalam kitab tersebut degan yaitu:

.أنسعن(حيدبنعبدخدحم:)فليغرسهايغرسهاحتتقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدفوالساعةقامتإن

الجامعصحيحف4141:رقمحديثانظر(صحيح:)اللبانيالش يخقال

Page 6: sanad matan sahih - UIN Alauddin

6|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Hadis diatas diriwayatkan oleh Ah }mad bin H {anbal ketika

dalam pencarian menggunakan kata سطع maka peneliti juga

menemukan potongan hadis sebagai berikut:

فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن

أنسجدهعنأنسبنزيدالدبفىخحيدبنوعبيدحمط، .

Hadis diatas diriwayatkan dalam kitab al-Tabra>ni, Ah }mad

bin H{anbal pada sahabat ‘Ubaid bin Humaid, kemudian dalam

Kitab Bukhari pada bab al-Adab pada jalur Zaid bin Anas dari

kakeknya Anas.

فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن

(ض)أنسعنوعبد(خدحم)

Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam

kitabnya pada bab al-Adab yang bersumber dari ‘Abd dan Anas.

فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن

3:494حم .

Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Ah }mad bin H {anbal

pada juz 3 halaman 191.

(فليغرسها)فس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن

35347كنز–1:73مجمع–5:4797عدي–4:747صحيحة–4791منحة–179خد .

Selanjutnya hadis di atas terdapat dalam kitab S {ah}i >h al-

Bukhari pada bab al-Adab halaman 479, kemudian dalam kitab

al-Minhahal-Ma’bu>dlial-S {a >hati halaman 2794, kemudian dalam

al-Silsilah S{ah }i >h al-Alba >ni pada juz 1 halaman 726, selanjutnya

dalam kitab al-Ka >milfial-Du’afa >’ liibn ‘A<di pada juz 5 halaman

1696, selanjutnya dalam Majmu’ al-Zawa >’idlial-Haisyami

terdapat dalam juz 4 halaman 63, dan dalam kitab Kanzal-

‘Umma >l pada halaman 35316.

b. Metode dengan salah satu lafal matan hadis

Metode dengan lafal pertama matan hadis dengan

menggunakan dua kitab, yaitu al-Fath al-Kabi @r fi@ D}imm al-

Ziya >dah ila > al-Ja >mi‘ al-S }agi @r dan Mawsu>‘ah At }ra >f al-H {adi @s\ al-

Nabawi @ al-Asyari @f . Dalam penelusuran kitab al-Fath al-Kabi @r fi @

Page 7: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|7

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

D}imm al-Ziya >dah ila > al-Ja >mi‘ al-S }agi@r ditemukan hadis memiliki

tema yang sama, namun pada awal matannya terdapat

perbedaan.

غرس

فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإن

3:494حم .

Potongan hadis diatas terdapat pada riwayat Imam

Ah}mad bin H {anbal juz 3 halaman 191.

c. Metode dengan tema hadis

Metode ini berdasar pada pengenalan tema hadis. Kitab

selanjutnya yang digunakan penulis adalah Kanzu al-‘Umma >l

karangan ‘Ala >iddi >n ‘Ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-

Burha>n Fau >ri, dan diperoleh sebagai berikut:

أنسعنحيدبنوعبد"خدحم."فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يل،أحدكيدوفالساعةقامتإن - .

Penjelasan kode diatas bahwa hadis terdapat pada Ah }mad

bin H{anbal, dan Imam Bukha >ri.

فخحيد،بنوعبدحمط،."فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإن4فس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن "

جدهعنأنسبنزيدبنهشامعن-صجرير،وابنبرعمر،أبيوابنمنيعوابنالدب ".

Penjelasan pada hadis ini bahwa hadis ini termuat dalam

kitab al-Adab yang diriwayatkan dalam kitab al-Tabrani, Ah }mad

bin H{anbal, dan Imam Bukha >ri.

Setelah melakukan pencarian pentunjuk melalui

beberapa metode, maka peneliti menemukan beberapa

petunjuk yang dapat mengarahkan ke berbagai kitab sumber.

Namun, peneliti memulai pengumpulan hadis dengan

melakukan pencarian pada kitab Sembilan Imam (al-Kutu >b al-

Tis’ah) dan setelah melakukan pencarian pada Kitab Sembilan

peneliti melanjutkan pencarian diluar kitab Sembilan.

Berdasarkan petunjuk tersebut peneliti menemukan sembilan

jalur hadis hadis.

Dari Sembilan riwayat tersebut terdapat dalam kitab

Musnad Ah}mad bin H {anbal, Sunan Abu > Da >wu>d, Musnad Abdu

Page 8: sanad matan sahih - UIN Alauddin

8|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

bin Hamid, kemudian dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Musnad al-

Baza >r, Mu’jam ibn al-Arabi dan Musnad al-Maudu’I. Dan riwayat

ini pada kitab al-Tis’ah hanya ditemukan di dalam kitab

Musnad Ah}mad bin H {anbal dan Sunan Abu > Da >wu>d.

Adapun salah contoh teks teks hadis yang peneliti

temukan di dalam al-Kutub al-Tis‘ah, dan di luar Kutub al-Tis’ah

antara lain :

Musnad Ah }mad bin H {anbal

ثنا ،حد ثناوكيعر اللرسولقال:قالمال ب نأنسن عهشام ،عن سلمة،ب نحادحد هاللصل إن :"وسلعلي علقامت

يلريدهوفال قيامة،أحدك هافس رس فل يغ

ثنا ،حد ثناب زر ثناحادر،حد ت:قالزي د ب نهشامحد ع اللرسولقال:قالمال ب نأنسس هاللصل قامتإن :"وسلعلي

اعة يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف

III. Analisis Kualitas Hadis

a. Dilihat dari segi sanad

Berikut hadis yang sanadnya akan diteliti oleh peneliti

dalam kitab Ah }mad bin H {anbal:

ثنا ،حد ثناب زر ثناحادر،حد ت:قالزي د ب نهشامحد ع اللرسولقال:قالمال ب نأنسس هاللصل قامتإن :وسلعلي

اعة يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف

Dalam rangkaian sanad hadis di atas, terdapat beberapa

periwayat yang yang akan dikaji untuk mendapatkan

kes }ahihannya. Periwayat- periwayat tersebut adalah Ah }mad bin

H {anbal, Bahz, H }amma>d ibn Salamah, Hisya >m ibn Zaid dan Anas

ibn Ma>lik.

1. Ah }mad bin H {anbal

Beberapa gurunya dalam bidang hadis yaitu sufyan ibn

Unayah, Yahya ibn Sa’id al-Qattan, dan Yazid ibn Harun ibn Wadi.

Tentang diri beliau Ibnu Ma’in berkata”saya tidak melihat orang

lebih baik (pengetahuannya di bidang hadis) melebihi Ahmad”,

sedangkan Asy Syafi’I berkata” saya keluar dari Baghdad dan di

belakang saya tidak ada orang yang lebih paham tentang Islam,

Page 9: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|9

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

lebih zuhud, lebih wara’, dan berilmu melebihi Ahmad. Beliau

wafat pada tahun 241 H.

2. Bahz

Ketersambungan periwayatan antara Ahmad bin Hanbal

dan Bahz dengan menggunakan Siqat Haddas \a >na dapat

dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai berikut:

Dilihat dari segi umur, Bahz wafat pada kisaran tahun

191-200 H, sedangkan Ahmad ibn Hanbal lahir pada tahun 164

dan wafat tahun 241 H dalam usia 77 tahun. Ahmad bin Hanbal

mulai meriwayatkan hadis pada umur 16 tahun yaitu bertepatan

pada tahun 179. Kemungkinan bertemu antara Ahmad bin

Hanbal sebagi murid dengan Bahz sebagai guru sangatlah besar

karena Bahz wafat pada kisaran tahun 191-200an sedangkan

Ahmad bin Hanbal sudah meriwayatkan hadis pada tahun 179.

Walaupun dalam riwayat hidup Ahmad bin Hanbal

peneliti tidak menemukan nama Bahz terdapat dalam daftar

guru tetapi dalam riwayat Bahz ditemukan bahwa Ahmad bin

Hanbal merupakan salah satu muridnya.

Ahmad bin Hanbal sebagi pernah tinggal di Bashrah untuk

mencari ilmu sedangkan Bahz juga pernah tinggal di Bashrah.

Hal ini memungkinkan bagi keduanya yaitu Ahmad bin Hanbal

sebagai murid dan Bahz sebagai guru untuk saling bertemu.

Peneliti menilai bahwa keduanya adalah rawi yang adil dan

dha>bit (s \iqah) dengan melihat ungkapan kesepakatan para

ulama kritikus hadis yang menggunakan s \iqah.

3. H }amma >d ibn Salamah

Untuk menilai ketersambungan sanad antara Bahz dan

Hammad bin Salamah dengan menggunakan Siqat Haddas \a >na

dapat dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai berikut:

Hammad bin Salamah sebagai guru di dalam daftar

riwayat murid-muridnya tidak mencantumkan nama Bahz.

Page 10: sanad matan sahih - UIN Alauddin

10|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

tetapi dalam daftar riwayat guru Bahz, Hammad bin Salamah

merupakan salah satu guru Bahz.

Bahz sebagai murid pernah berdomisili di Bashrah

begitupun dengan Hammad bin Salamah, hal ini memungkinkan

adanya pertemuan diantara mereka dalam menerima dan

memberi hadis.

Hammad bin Salamah sebagai guru lahir pada tahun 91

dan wafat tahun 167 H dengan usia 76 tahun. Sedangkan Bahz

wafat pada kisaran tahun 191-200 H. di lihat dari tahun lahir

Hammad bin Salamah dengan tahun wafat Bahz sangatlah

memungkinkan bahwa antara guru dan murid ini untuk saling

bertemu.

4. Hisya >m ibn Zaid

Abu> H }a >tim al-Ra >zi > menilai Hisya >m ibn Zaid sebagai orang

S }alih. Untuk menilai ketersambungan sanad antara Hamma >d bin

Salamah dan Hisya >m ibn Zaid dengan menggunakan Siqat

Haddas \a >na dapat dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai

berikut:

Dalam daftar riwayat hidup Hamma >d bin Salamah peneliti

telah menemukan bahwa Hisya >m ibn Zaid merupakan salah satu

guru beliau. Begitupun di dalam daftar riwayat Hisya >m ibn Zaid

telah ditemukan Hammad bin Salamah sebagai murid beliau.

Hisya >m ibn Zaid sebagai guru merupakan penduduk

Bashrah selama hidupnya. Dan Hamma >d bin Salamah pernah

berkunjung ke Bashrah dalam hal menimba ilmu. Hal ini dapat

memungkinkan antara guru dan murid ini untuk saling bertemu.

5. Anas bin Ma>lik

Abu> Hurairah berkata, “saya tidak melihat seorang yang

salatnya lebih menyerupai Rasulullah saw. dibanding putra

Ummu Sulaim, yakni Anas bin Malik. “setelah hidup cukup lama,

mulai dari mengabdikan dirinya sebagai pelayan Nabi saw.

Adapun daftar guru-guru Anas bin Mali>k adalah Mu’a >z bin Jabal,

Page 11: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|11

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Mahmu>d bin al-Rabi>’, Abi > Zar, ‘Abdillah bin Mas’u >d, Abi > Mu>sa > al-

Asya >ri >.Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad Hisyam bin

Sa’id, Ahmad bin Saya’id. Anas bin Malik adalah sahabat Nabi

yang meninggal paling akhir. Mengenai kapan Anas bin Mali >k

wafat para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan

bahwa beliau wafat pada tahun 91 H, ada yang mengatakan 92

H dan ada juga yang mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun

93 H. Adanya ketersambungan sanad antara Anas ibn Ma >lik dan

Hisya >m ibn Zaid dapat dilihat dari segi adanya hubungan darah

dimana proses transmisi keilmuan Hisya >m ibn Zaid khususnya

dalam perjalanan periwayatan hadis dilakukan langsung kepada

kakeknya Anas ibn Ma >lik.

b. Dilihat dari segi kualitas Matan.

Setelah mengidentifikasi jalur sanad periwayatan maka

selanjutnya adalah klarifikasi matan hadis dengan dua kriteria

utama yaitu terhindar dari sya >z\ dan ‘illah.

Setelah melakukan perbandingan antara matan satu

dengan matan yang lain dari sembilan riwayat di atas, peneliti

mendapat beberapa perbedaan. Namun dengan adanya

perbedaan ini sama sekali tidak merusak makna yang

sesungguhnya, walaupun ada beberapa hadis yang berbeda lafal

matannya. Adapun dari perbedaan secara umum yaitu

berbedaan mengenai panjang dan pendek suatu riwayat serta

tanda bacanya. Berikut peneliti menguraikan beberapa

berbedaan antara matan yang satu dengan matan yang lain:

Lafal اعةقامتإن الس terdapat pada semua hadis kecuali pada

hadis terdapat Musnad ahmad bin hambal, Mu’jam Ibnu arabi

dan hadis pada musnad Al mudhu’i menggunakan kata إن قامت

saja.

Lafal يلأحدك يدوف فس terdapat pada semua hadis tetapi ada

beberapa perbedaan di dalamnya yaitu: pada hadis Musnad

Abdul Hamid dan Musnad Al banzari menggunakan lafal أحدك يدوف

Page 12: sanad matan sahih - UIN Alauddin

12|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

يل pada hadis Musnad ahmad bin Hamal dan MusnadAl ,فس

Maudhu’i menggunakana lafal يلرأحدك وبيد فس , pada hadis ahmad bin

Hambal, Mu’jam ibnu arabi dan Musnad al Maudhu’i

menggunakan lafal يلريدهوف فس , pada hadis Musnad Abu Dawud

menggunakan lafal يلرأحدك يدوف فس , sedangkan pada hadis pada

Musnad Mufrad menggunakan lafal يلرأحدك يدوف فس .

Lafal تطاعفإن يقوملأن اس terdapat pada hadis Musnad Abdul

Hamid, musnad Ahmad bin hambal dan Musnad al Maudhu’i,

pada hadis Musnad al Banzari dal Musnad Mufrad terdapat lafal

tersebut tetapi ada perbedaan di akhir kata yaitu menggunakan

kalimat تقوم, sedangkan pada hadis Musnad Ahmad Bin Hambal,

Musnad alBanzari, Mu’jam Ibnu Arabi, dan Musnad al Maudh’i

tidak terdapat lafal تطاعفإن يقوملأن اس .

Lafal رحت هاسهايغ فل يغ رس terdapat pada hadis musnad Abdul

Hamid dan musnad Mufrad, pada hadis Musnad Ahmad Bin

Hambal, Musnad Abu Dawud dan Musnad al Maudhu’i terdapat

perbedaan diakhir kata yaitu menggunakan kalimat عل pada ,فل يف

hadis nomor 3, 5 dan 8 hanya terdapat lafal ها رس sedangkan ,فل يغ

pada hadis nomor 8 hanya terdapat lafal ه .فل يغ رس

Lafal ال قيامةأحدكعل hanya terdapat pada hadis Musnad abu

dawud dan Musnad Al Maudhu’i, dan terdapat pula dalam hadis

Mu’jam arabi tetapi terdapat perbedaan diakhir lafal yaitu

menggunakan kalimat اعة .الس

Setelah melakukan perbandingan antara antara satu

matan dengan matan yang lain, peneliti menyimpulkan bahwa

hadis tersebut menggunakan riwa >yah bi al-ma’na karena

memiliki beberapa perbedaan lafal pada matannya namun sama

maknanya. Untuk membuktikan apakah matan hadis tersebut

tehindar dari ‘illat atau tidak, maka dibutuhkan langkah-langkah

yang dalam hal ini dikenal dengan kaidah minor matan,

terhindar dari ‘illat yaitu sebagai berikut :

Page 13: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|13

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Tidak ada ziya >dah. Ziyadah adalah tambahan dari

perkataan perawi s \iqah yang biasanya terletak di akhir matan.

Tambahan itu berpengaruh terhadap kualitas matan jika dapat

merusak makna matan.

Tidak ada idra >j. Idra >j adalah adanya sisipan dalam matan

hadis yang biasanya terdapat dipertengahan matan hadis, baik

itu perkataan perawi atau hadis lain, yang bersambung dengan

matan hadis tanpa ada keterangan sehingga tidak dapat

dipisahkan. Tambahan seperti itu dapat merusak kualitas matan

hadis. Tidak terjadi inqila >b. Inqila >b adalah terjadinya pemutar

balikan lafal matan seperti mengakhirkan lafal yang seharusnya

diawal.

Tidak terjadi tas}h}if dan tah}rif, yakni perubahan yang

terjadi pada titik huruf atau syakal huruf pada matan hadis.

Tidak terjadi tagyi @r, yakni perubahan (mengganti) satu

atau lebih lafal matan yang asli dengan lafal lain. Dalam hadis

tersebut terjadi tagyi @r sebagaiamana yang telah dijelaskan di

atas, namun perubahan tersebut tidak terjadi pada matan.

Setelah melakukan kritik terhadap sanad dan matan hadis

yang telah dijadikan sebagai objek kajian, maka dapat

disimpulkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh imam Ah }mad

bin H{anbal berstatus sahih dengan alasan sebagai berikut:

Hadis tersebut memiliki pendukung yang berstatus

sya >hid dan muta >bi’, karena pada level sahabat ada satu orang

yang meriwayatkan yaitu Anas bin Ma >lik dan Muta>bi yaitu

Hisya >m ibn Zaid.

Berdasarkan analisis peneliti tentang sanad di atas, maka

peneliti menyimpulkan bahwa hadis yang menjadi objek kajian

telah memenuhi syarat kes }ahi >han Sanad hadis, karena telah

terpenuhi tiga unsur kes }ahi >han sanad, yakni sanadnya

bersambung serta rawinya adil dan d|a >bit berdasarkan referensi

atau dokumen-dokumen terpercaya yang penulis temukan.

Page 14: sanad matan sahih - UIN Alauddin

14|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Adapun kualitas hadis yang menjadi obyek naqd al-h}adi >s \

dinilai s }ahi >h } karena memenuhi unsur kes }ahi >han hadis. Hadis

yang dikaji oleh penulis tidak menemukan kelemahan baik itu

kelemahan yang terjadi pada sanad maupun pada matan hadis

itu sendiri, sehingga ittis }a >l al-sanad terjadi.

IV. Analisis Kandungan Hadis Keutamaan Bercocok

Tanam

Sebagaimana hadis yang menjadi objek kajian dalam

skripsi ini dan hadis yang telah di takhri >j adalah hadis riwayat

Ah}mad bin H {anbal yaitu:

ثنا ثناب زرحد ثناحادرحد تقالزي د ب نهشامحد ع رسولقالقالمال ب نأنسس الل صل هالل إن وسلعلي اعةقامت الس

يلرأحدك وبيد تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف

Artinya: Telah bercerita kepada kami Bahz telah bercerita kepada kami Hamma >d telah bercerita kepada kami Hisya >m bin Zaid berkata, saya mendengar Anas bin Mali >k berkata, Rasulullah saw bersabda: "Jika terjadi hari kiamat sedang salah seorang dari kalian mempunyai bibit kurma, jika mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia menanamnya.”

a. Tinjauan Tekstual Hadis tentang Keutamaan Bercocok

Tanam

Pemahaman hadis secara tekstual disebut juga dengan

interpretasi tekstual yaitu suatu pemahaman hadis berdasarkan

teksnya semata, baik yang diriwayatkan secara lafal maupun

yang diriwayatkan secara makna dan atau memperhatikan

cakupan makna. Tekhnik interpretasi tekstual cenderung

mengabaikan pertimbngan latar belakang peristiwa (wuru >d)

hadis dan dalil-dalil lainnya. Dengan demikian, tekstual hadis

tentang keutamaan bercocok tanam dapat dilakukan dari dua

aspek yaitu aspek mufrada >t atau kosa kata yang terdapat dalam

Page 15: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|15

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

hadis yang menjadi objek kajian dan kandungan hadis secara

utuh tanpa mengaitkan dengan kandungan hadis yang lain.

b. Syarah Mufrada >t

قامت

berasal dari akar kata qa قامت >ma- yaqu >mu-qiya >man قيام-يقوم-قام

yang berarti berdiri, kata itu bisa juga berarti memelihara

sesuatu agar tetap ada.

اعة الس

Dalam bahasa Arab, kata sa >’ah secara umum berarti ‘jam’,

‘waktu’ atau ‘ jangka waktu tertentu’. Dalam al-Qur’an kata sa >’ah

terulang sebanyak 48 kali. Delapan diantaranya di dalam bentuk

nakirah (ساعة: tanpa kata sandang al-) termasuk satu kali sebagai

mudha>f pada kata majemuk (idha >fah) dan empat puluh kali

dalam bentuk ma’rifah (اساعة).

Kata tersebut dapat menunjukkan periode waktu

tertentu, atau bagian dari waktu- dapat lebih kecil dari satuan

hari, jam, menit atau bahkan detik- yang selalu dinyatakan

dalam bentuk nakirah (indefinitif, yakni: ساعة). Kata sa>’ah yang

menunjukkan pengertian demikian, antara lain seperti dalam QS

Yu>nus/10: 45.

نويوم ساعةم ميلبثرواإل نلمكأ رهر لنهارٱيشر مقدخس ينٱيتعارفرونبينهر بروابلقاءل ٱكذ رواوملل ا

هتدين ٥٤مرTerjemahnya: Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.

Selain itu juga kata sa >’ah mempunyai makna khusus yang

berarti hari kiamat atau saat terjadinya kehidupan akhirat yang

Page 16: sanad matan sahih - UIN Alauddin

16|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

menggantikan kehidupan dunia. Untuk pengertian ini di dalam

al-Qur’an selalu dinyatakan dalam bentuk ma’rifah (definitif)

seperti firman Allah dalam QS al-A’ra >f/7: 187.

اعةٱعنلرو يس لتفلس ثقر و هرل يهالوقتهاإل لير هاعندرب مر

ماعل رسىهاقرلإن يانمرموتلٱأ س

رض ٱويسل بغتة إل م تيكر

تأ إل قرل ننها فيع

كن مالرو ن عند ها ٱعلمر لل كث

أ ولكن

ونلناسٱ ٧٨١ليعلمرTerjemahnya: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".

Hari kiamat dinyatakan dengan kata sa >’ah, menurut

beberapa mufassir yaitu untuk mengambarkan betapa cepat

proses perhitungan amal dan perjalanan waktu pada hari

tersebut, yang hanya berlangsung dalam sekejap. Sebagian

ulama membedakan as-sa >’ah dalam pengertian hari kiamat itu

menjadi tiga macam, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh

Al-Ashafani, yakni: as-Sa >’ah al-Kubra> (kiamat besar), as-Sa>’ah al-

Wustha > ( kiamat sedang), dan as-Sa >’ah al-Shughra > (kiamat

kecil). Kiamat besar adalah berakhirnya seluruh kehidupan

dunia, yang dilanjutkan masa dibangkitkannya seluruh manusia

untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya

selama hidup di dunia.

Adapun kiamat sedang adalah masa habisnya kehidupan

suatu generasi, seperti berakhirnya generasi sahabat dengan

tidak adanya seorangpun sahabat yang masih hidup. Yang

Page 17: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|17

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

dimaksud dengan sahabat menurut Al-Asqalani adalah orang

yang pernah bertemu dengan Nabi dan beriman serta meninggal

dalam keadaan beragama Islam.

Kiamat kecil adalah berakhirnya kehidupan atau

datangnya kematian orang perorang diantara individu-individu

masyarakat, dengan artian kematian merupakan kematian bagi

seoraang. Selain pembagian diatas sebagian ulama hanya

membagi ke dalam dua yaitu tanpa memasukkan kiamat sedang.

Bagi yang berpendapat demikian dan membagi kiamat itu

menjadi dua macam saja maka keadaan sebagaimana tersebut di

dalam kiamat sedang itu dimasukkan sbagai keadaan pada

kiamat kecil karena kehancuran alam secara menyeluruh belum

terjadi.

بيد

Berasal dari kata يد yang semula kata ini berbunyi yadi

bentuk mutsanna (يدى) >-nya yada >n (يدان) dan jamaknya al-aydi >

.Dalam bahasa Arab, kata ini tergolong ism mu’annats .(أيدى)

Secara harafiah, kata yad (يد ) berarti tangan, telapak tangan, atau

semua bagian tangan dari ujung jari hingga bahu. Dalam

penggunaan sehari-hari, kata yad tidak saja dimaksudkan untuk

makna haqi>qi > tetapi juga dipergunakan untuk makna maja >zi >

atau kiasan.

Dalam bahasa Arab dikenal seperti kata yad baidha :يدبيضاء) ’<

secara harafiah artinya tangan putih), maksudnya ‘pintar’ atau

‘jasa’, yadan biyadin (يدابيد: tangan dengan tangan( berarti dengan

bertatap muka atau kontan, dan beberapa pengertian lain dari

yad yaitu: kekuasaan, kekuatan, kebaikan, kedermawanan,

perlindungan, jaminan, dan sebaginya bergantung pada

konteksnya dalam kalimat. Dalam al-Qur’an banyak sekali

disebutkan kata yad baik dalam bentuk tunggal, mutsanna >,

maupun jamak, yang keseluruhannya mencapai 120 bilangan.

Page 18: sanad matan sahih - UIN Alauddin

18|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Sebagian ahli menyatakan bahwa dari kata yad terdapat kata

kerja jadian ayyada (أي د).

Kata tersebut dijumpai dalam al-Qur’an baik dalam

bentuk kata kerja masa lampau ayyada maupun kata kerja

kekinian yu’ayyidu. Kata-kata tersebut terdapat dalam QS Ali >

Imra >n/3: 13, QS al-Baqarah/2: 87, 253; al-Maidah/5: 110.

Masing-masing dari ayat tersebut berarti dukungan, batuan dan

pertolongan untuk menambah dan menopang kekuatan yang

sudah ada.

يلر فس

Merupakan isim masdar artinya bibit kurma atau anak

pohon kurma yang diambil dari induknya.

تطاع اس

Kata istatha>’a ( sanggup, mampu) dan kata yang seakar

dengannya disebut dalam Al-qur’an sebanyak 42 kali tersebar

dalam 22 surah. Di dalam jumlahnya yang cukup banyak itu, kata

tersebut hanya ditemukan di dalam bentuk kata kerjanya, baik

dalam bentuk kata kerja lampau maupun bentuk kata kerja

sekarang/akan datang. Tak satupun kata tersebut tertulis dalam

bentuk mashdar, istatha >’ah (تطاع .(kesanggupan, kemampuan :اس

Hal ini mengisyaratkan bahwa kemampuan selalu terkait

dengan ruang dan waktu. Ada kalanya di dalam satu tempat dan

waktu seseorang atau sesuatu memiliki kemampuan, tetapi

pada kesempatan lain, kemampuan yang sama itu tidak

dimilikinya.

رسها يغ

Kata رسها غر merupakan fi’il mudhori berasal dari akar kata يغ

.yang artinya menanam س

فل يف عل

Berasal dari kata فعل yang artinya melakukan.

pemahaman terhadap matan hadis dengan

memperhatikan sistematika matan hadis yang bersangkutan,

Page 19: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|19

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

atau hadis lain (tanawwu’) dan/atau ayat-ayat al-Qur’an yang

terkait.

Alam semesta ini diciptakan oleh Allah swt. sangat

sempurna. Untuk mengatur kelangsungan hidup makhluk-Nya

di bumi, Allah swt. telah memberikan kepercayaan kepada

manusia untuk memakmurkan dan mengelolahnya dengan baik

sehingga tidak terjadi bencana di bumi. Hal ini sesuai dengan

firman-Nya dalam QS. Hud/11: 61.

ميقالحاصالأخاه ثمودوإل بدواقو اع هإل من لك ماالل ضمنأن شأك هوغي ر مرك ال تع فروهفيهاواس تغ هتوبواثفاس إنإلي

مجيبرقريبرربير

Terjemahnya: Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Kata (أنشأك) ansya’akum/menciptakan kamu mengandung

makna mewujudkan serta mendidik dan mengembangkan.

Objek kata ini biasanya manusia dan binatang. Sedang kata

amara yang berarti‘ (عمر) ista‘mara terambil dari kata (اس تعمر)

memakmurkan. Kata tersebut juga dipahami sebagai antonim

dari kata (خرب) yakni kehancuran. Huruf si @n dan ta>’ yang

menyertai kata ista’mara ada yang memahaminya dalam arti

perintah sehingga kata tersebut berarti Allah memerintahkan

kamu memakmurkan bumi dan ada juga yang memahaminya

sebagai berfungsi penguat yakni menjadikan kamu benar-benar

mampu memakmurkan dan membangun bumi. Ibnu Katsir

memahaminya dalam arti menjadikan kamu pemakmur-

pemakmur dan pengelolah-pengelolahnya.

Page 20: sanad matan sahih - UIN Alauddin

20|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Hadis tersebut menjelaskan bahwa tanah yang terlantar

belum ada pemiliknya. Adapun pesan yang ingin disampaikan

oleh Rasulullah terkait dengan hadis ini bahwa perlunya

menggarap tanah sehingga membawa manfaat bagi kehidupan.

Ayat maupun hadis diatas telah mengisyaratkan pentingnya

memakmukan dan mengelolah bumi dan memanfaatkan lahan

yang telah ada demi kemaslahatan manusia.

c. Tinjauan Kontekstual Hadis Keutamaan Bercoock

Tanam

Pertama, Hadis tentang bercocok tanam yang telah

mengisyaratkan pesan yang cukup mendalam agar seseorang

memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam sesuatu yang

dapat dinikmati oleh orang-orang sesudahnya, sehingga

pahalanya tetap mengalir sampai hari kiamat tiba. Hal ini akan

ditulis sebagai amal sedekahnya (sedekah jariyah). Secara

terminologi sedekah jariyah adalah pemberian atau derma yang

mengalir secara terus pahalanya walaupun orang yang telah

beramal itu meninggal dunia dengan dilakukan semata-mata

ikhlas karena Allah. Rasullah saw. bersabda:

ثنا يحد بةأيوبب ني نوقتي ر واب نسعيد اب نيع ثناقالواحج عيلحد فر اب نهوإس أنرةهري أبيعن أبيهعن ال علءعن جع

رسول الل صل هالل ن سانماتإذاقالوسلعلي لعن هان قطعال أو جارية صدقة من إلثلثة من إلعم ول أو بهين تفععل

عوصالح ليد

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah -yaitu Ibnu Sa'id- dan Ibnu Hujr mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il -yaitu Ibnu Ja'far- dari Al 'Ala' dari Ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya."

Page 21: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|21

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Bercocok tanam dianggap sebagai sedekah jariyah karena

walaupun si penanam sudah meninggal dunia tetapi tumbuh-

tumbuhan yang ditanam tersebut masih dimanfaatkan oleh

orang-orang maka amal si penanam akan terus mengalir karena

apa yang telah ditanam bermanfaat bagi orang banyak. Hal ini

sesuai dengan sabda Rasulullah:

ثنا بةحد ثناسعيد ب نقتي ثنوحعوانةأبوحد دحد نعب ح ثناال مباركب نالر رضمال ب نأنسعن قتادةعن عوانةأبوحد

رسولقالقالعن هالل الل صل هالل ل من ماوسلعلي سايغ رسمس رعأو غر عايز كزر رمن هفيأ يمةرأو إن سانرأوطي نكإلب

وقالبهل لرلناصدقةر ثنامس ثناأبنحد ثناقتادةحد حد النبرعن أنسر صل هالل وسلعلي

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'i >d telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Muba >rak telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah dari Qata >dah dari Anas bin Ma>lik ra berkata; Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya". Dan berkata, kepada kami Muslim telah menceritakan kepada saya Aban telah menceritakan kepada kami Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas dari Nabi saw.

Kedua, hadis tersebut memberi petunjuk, bahwa

sekiranya akan terjadi kiamat dan masih sempat menanam

tanaman, maka nabi menyuruh agar taman tersebut segera

ditanam. Ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan

menanam pepohonan atau tumbuh-tumbuhan. Dalam hubungan

ini menarik untuk dikemukakan komentar Muhammad Qutbh

terhadap hadis ini, seperti yang dikutip Zainal Abidin Ahmad

bahwa sangatlah mengesankan perintah menanam bibit kurma

yang umurnya memakan waktu tahunan padahal kiamat sudah

diambang pintu. Dikatakannya: ya Tuhan! Harus

ditanamkannya? Dan apakah yang mesti ditanam itu? Bibit

Page 22: sanad matan sahih - UIN Alauddin

22|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

kurma yang baru menghasilkan buah setelah bertahun lamanya,

padahal kehancuran dunia (kiamat) sudah pasti dengan yakin

akan terjadi. Ya Allah! Hanya Nabi Islam, penutup dari segala,

Nabi, yang akan berhak mengatakan ini. Islam satu-satunya

agama yang mungkin menggerakkan hati manusia untuk

berbuat ini, dan hanyalah Nabi satu-satunya yang mungkin

membawa petunjuk demikian dan akan memimpin manusia

lainnya. Inilah sejarah dunia seluruhnya.

Ketiga, Hadis tersebut memberikan gambaran atau

petunjuk bahwa, begitu pentingya bekerja dalam kehidupan ini,

sebagai salah satu sarana dalam mencari rezeki dan pekerjaan

itu salah satunya adalah dengan bercocok tanam. Untuk

memenuhi segala kebutuhan hidup, manusia diperintahkan oleh

Allah untuk melakukan aktifitas atau bekerja. Berbagai

pekerjaan dapat dilakukan oleh manusia dalam menjalankan

misinya sebagai khalifa Allah di bumi. Allah swt. memberikan

akal bagi manusia sebagai sarana untuk berfikir dalam

memecahkan berbagai pesoalan hidup. Namun dalam memilih

pekerjaan ada rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh

manusia yaitu bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan yang baik

dan diridhai oleh Allah.

Bertani atau bercocok tanam merupakan salah satu dari

mata pencaharian manusia yang turun temurun dilakukan.

Karena sumber makanan manusia bersumber dari tanaman dan

buah-buahan yang harus ditanam dan dibudidayakan serta

dipelihara dengan penuh kesabaran dan ketelitian. Pekerjaan

sebagai petani merupakan pekerjaan yang terpuji karena dalam

bercocok tanam itu terdapat kemuliaan dan juga merupakan

pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya sendiri. Rasulullah

bersabda:

هعن بأيالل،رسولي:قيل:قالخديج ،ب نرافعجدر يب؟ال كس جلعمل:"قالأط ع وكبيدهالر ور بي مب

Artinya:

Page 23: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|23

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Telah menceritakan kepada kami Yazid telah menceritakan kepada kami Al Mas'udi dari Wa`il Abu Bakr dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata, "Dikatakan, "Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" beliau bersabda: "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur."

Setiap manusia memerlukan hasil pertanian yang

merupakan hasil jerih payah para petani. Sehingga para petani

itu sesungguhnya merupakan pejuang bagi kelangsungan hidup

manusia. Para petani dengan penuh kesabaran dan tawakkal di

bawah terik sinar panas matahari mengerjakan pekerjaannya

tanpa keluh kesah.

Keempat, Meskipun kata yang digunakan dalam hadis ini

adalah Fa >silatun yang berarti bibit pohon kurma yang diambil

dari induknya. Bukan berarti tanaman selain tanaman yang

telah disebutkan tidak dapat ditanam. Anggapan itu kurang

bijaksana, sebab kata fa >silatun bukan dalam bentuk ma’rifah

melainkan nakirah. Hal itu mengandung pengertian bahwa

bukan hanya bibit pohon kurma yang yang diperintahkan untuk

di tanam. Akan tetapi semua jenis tanaman yang dimiliki asalkan

tanaman tersebut mengandung atau membawa keberkahan dan

manfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Syaikh Muhammad

Nasruddin al-Bani berpendapat bahwa tidak ada sesuatu (yakni

dalil) yang sangat kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam

sepeti dalam hadis yang mulia ini. Karena di dalamnya terdapat

targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan

terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam

sesuatu yang telah dimanfaatkan oleh manusia setelah itu (si

penanam) meninggal dunia.

Page 24: sanad matan sahih - UIN Alauddin

24|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

V. Penutup

Pemahaman Hadis tentang keutamaan bercocok tanam

yang dijadikan sebagai objek tulisan baik ditinjau dari makna

tekstualnya maupun kontekstualnya mengandung banyak arti

atau makna-makna di dalamnya yaitu bahwa manusia harus

selalu menanam tanaman di setiap ada kesempatan atau

walaupun kesempatan tersebut terbatas karena hasil dari

menanam tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang-orang

setelahnya dan akan bernilai sedekah bagi yang menanamya.

Impikasinya yaitu bahwa bercocok tanam mempunyai beberapa

manfaat yaitu manfaat yang bersifat dunia dalam artian sebagai

upaya untuk memakmurkan bumi dan penyedia bahan makanan

bagi manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya. Adapun

manfaat yang bersifat agama yaitu sebagai sedekah dan

perbuatan yang mendatangkan amal jariyah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’a >n al-Kari >m.

al-Abna >si >, Ibra >hi >m bin Mu >sa >. al-Sya >z\z\ al-Fiya >h} min ‘Ulu >m Ibn al-

S{ala>h}. Riya >d}: Maktabah al-Rusyd, 1998 M.

Ahmad, Arifuddin. Metodologi Pemahaman Hadis: Kajian Ilmu

Ma’a >ni> al-Hadis. Cet. II; Makassar: Alauddin University

Press, 2013.

al-Albani, Muhammad Nasaruddin. Sahi>h wa Da’if al-jami’ al-

Sagir. Juz 1. al-Maktaba al-Islamiyah, t, th.

al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Silsilah Hadis Sahih. Jilid 1.

Cet. I; Jakarta: Qisthi Press, 2005.

al-Ba >r, Abu > Amr Yusuf ibn Abdullah ibn Muhammad Abd. al-

Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashab. Juz 1. Cet. I; Bairu >t: Dar al-

Jail, 1992 M.

Page 25: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|25

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

Bariyah, Oneng Nurul. Materi Hadis tentang Islam, Ekonomi,

Sosial dan Lingkungan. Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia,

2008.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Edisi IV. Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2008.

Dewi, Diana Candra. Rahasia di balik Makanan Haram. Cet.I;

Malang: UIN-Malang Press, 2007.

Fau >ri, Ala >iddi >n ‘ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-

Burha >n. Kanzul ‘Umma>l. Juz 3. Bairu>t: Muassasah al-

Risa >lah, 1989.

Fau >ri, Ala >iddi >n ‘ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-

Burha >n. Kanzul ‘Umma>l. Juz 12. Bairu >t: Muassasah al-

Risa >lah, 1989.

Gassing, Qadir. Etika Lingkungan dalam Islam. Cet. I; Makassar:

Alauddin University Press, 2011.

al-Hasa >n, Ahmad bin Muhammad bin al-Husa>in. al-Hida>yah wal

Irsya >d fi> Ma’rifa. Juz 1. Cet. I; Bairu >t: Da >r al-Ma’rifa, 1407.

Ibra >hi >m, Ahmad bin ‘Ali > bin Muhammad. Rija>l Sha >hih Muslim. Juz

1. Cet. I; Bairu >t: Da >r al-Ma’rifa, 1407.

al-‘Ira >qi >, ‘Abd al-Rah}i >m bin al-H{usain. al-Taqyi>d wa al-I<d}a >h} Syarh}

Muqaddamah Ibn al-S{ala>h}. Cet. I; Beirut: Da >r al-Fikr,

1970.

al-Ju’fi, al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim

Ibn Mughirah. al-Ja>mi’u al-Shahih, Juz III. Cet. I; Libunan:

Dar> Thauqu al-Najati, 1442 H.

al-Ju’fi, al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim.

al-Ja>mi’u al-Shahih. Juz III. Cet. I; Libunan: Dar > Thauqu

al-Najati, 1442 H.

Jumantoro, Totok. Kamus Ilmu Hadis. Cet. II; Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2002.

Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Cet. I;

Bandung: Syamil, 2012.

Page 26: sanad matan sahih - UIN Alauddin

26|Bercocok Tanam

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

al-Lih }ya <ni >, Yu >suf bin Ha>syi >m bin ‘Abid. al-Khabr al-S|a >bit. t. dt.

al-Maliba>ri >, H {amzah bin ‘Abdillah. Ziya >dah al-S|iqah fi> Mus }t }alah}

al- Hadis. t. dt.

Menanam pohon adalah sedekah, Saturday September 18, 2010.

beranda wahyu2. blogspot. co. id/2010/09 menanam-

pohon- adalah- sedekah. html. Diakses tanggal 17

Oktober 2017

al-Muh}ammadi >, ‘Abd. al-Qadi >r bin Mus }t }afa >. al-Sya>z\z\ wa al-

Munkar wa Ziya>dah al-S|iqah. Cet. I; Beirut: Da >r al-Kutub

al-‘Ilmiyyah, 2005 M.

Munawwir. Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997.

Munir. Hadis-hadis tentang Tumbuh-tumbuhan: Klasifikasi dan

Kegunaanya. Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2013.

Pitriana, Pipit dan Diah Rahmatia. Bioekspo: Menjelajah Alam

dengan Biologi. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari, 2008.

al-Qusya >iry, Muslim ibn al-H {ajja>j abu > al-Husain. al-Musnad al-

S{hahi > al-Mukhtas}ir . Juz 3 . Bairu >t: Da >r Ihya > al-Tura >s }, t.th.

Rama, Bahaking dkk. Pengetahuan Lingkungan. Makassar:

Alauddin Press, 2009.

Rossidy, Imron. Fenomena Flora dan Fauna dalam Persfektif al-

Qur’an. Cet. I; Malang: UIN Malang Press, 2008.

al-Sakha >>wi >, Muh }ammad bin ‘Abd al-Rah}ma >n. al-Taud}i >h} al-Abhar

li Taz\kirah Ibn al-Malaqqan fi > ‘Ilm al-As\ar. al-

Sa‘u >diyyah: Maktabah Us }u>l al-Salaf, 1418 H.

Shihab, Muhammad Quraish. Enskiklopedia Al-Qur’an: Kajian

Kosakata. Jilid 3. Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Silalahi, Jansen. Makanan Fungsional. Cet.V; Yogyakarta:

Kanisius, 2010.

al-Suyu>t }i, Jala >l al-Di >n > Muh}ammad. al-Ja>>>mi’ al-S{agi>>r. Juz 1. Cet. II;

Bairu >t: Da >ral-Kutubal-‘Almiyyah, 1425H/ 2004.

Page 27: sanad matan sahih - UIN Alauddin

Muhammad Ali|27

TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019

al-Syaba >ni>, Abu > Abdilla >h Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asida.

Musnad al-Ima>m Ahmad Hanbal. Juz XX. Cet. I; Bairu >t:

Muassatun al-Risa>lah, 1418 H/1994 M.

Zaghlul, Abu Ha >jar Muh}ammad al-Sa’id ibn Basyuni. Mausu>a’hal-

Atra>fal-Hadis|al-Nabawiyyah al-Syari>f. Juz 2. Beiru >t:

Da >ral-Kutubal-‘Ilmiyah.