Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Muhammad Ali|1
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Bercocok Tanam dalam Perspektif Hadis: Analisis Tekstual dan Kontekstual
Muhammad Ali
Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Alauddin Makassar Email: [email protected]
Abstrak:
Farming is a typical way for human beings in order to provide food for survival in life and is frequently done in an area close to their settlement. To guarantee the availability of food for daily life, human beings farm a variety of plants not olny for their own needs, but also for generations to come. This writing is aimed at assessing and analyzing a farming-related hadith on both its sanad and matan. From sanad and matan perspective, the hadith is sound (sahih). Analyzing the hadith text and context, it is found that many lessons may be learnt, particularly the emphasis of the hadith on human effort to do farming in all seasons and occasions, since the harvest may be beneficial for them or for the others. The long term benefits of the farming is to ensure that the earth is and will always be a fertile ground for human beings to live, and to ensure the availability of food for all. From Islamic perspective, the benefits for others may act as the farmers’ wordly philantrophic actions, and may lead to heavenly endless regards.
Kata Kunci: Hadis, Bercocok tanam, Teks, Konteks
I. Pendahuluan
Alam merupakan ciptaan Allah Swt. yang luar biasa
terdapat banyak fenomena menakjubkan yang terkandung di
dalamnya. Salah satu fenomena tersebut adalah fenomena
tumbuh-tumbuhan (Flora). Tumbuh-tumbuhan merupakan
2|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
salah satu makhluk hidup yang mendominasi ekosistem
daratan. Kehidupan makhluk lain terutama manusia dan hewan
sangat bergantung pada tumbuhan. Hal tersebut dikarenakan
tumbuhan menempati posisi produsen dalam transformasi
energi di alam. Proses fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan dengan bantuan sinar matahari, yaitu mengubah
karbondioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) untuk kemudian
dilepaskan ke alam. Oksigen ini sangat diperlukan dalam proses
respirasi bagi makhluk hidup yang membutuhkannya.
Peran tumbuh-tumbuhan terhadap manusia dan hewan
tidak hanya sampai pada penyuplai oksigen, tetapi tumbuh-
tumbuhan juga sangat berperan terhadap kelangsungan dan
kebutuhan hidup keduanya. Dalam menjaga kelangsungan
hidup, hewan membutuhkan makanan sebagai sumber energi
untuk bisa beraktivitas setiap hari. Untuk memenuhi kebutuhan
akan makanan tersebut hewan membutuhkan tumbuh-
tumbuhan sebagai bahan konsumsi, begitupun dengan manusia.
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai
kebutuhan tinggi dalam menjaga kelangsungan hidup baik dari
segi makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain,
sebagian besar kebutuhan tersebut terdapat pada tumbuh-
tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan merupakan makhluk hidup yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Setiap hari manusia
mengonsumsi nasi, sayur mayur, buah-buahan, pakaian yang
dipakai setiap hari yang merupakan anggota dari kerajaan
tumbuhan dan bahkan tumbuh-tumbuhan merupakan sumber
devisa bagi suatu negara sebagai bahan industri.
Manusia dan tumbuh-tumbuhan merupakan dua hal yang
tidak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki keterikatan yang
sangat erat dalam kehidupan di dunia dan merupakan mitra
dalam menjaga kelangsungan hidup. Salah satu hal mendasar
yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga kelangsungan
Muhammad Ali|3
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
hidup yaitu dengan mengonsumsi makanan. Sebagian bahan
makanan yang diperlukan oleh manusia berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Krisis pangan yang menyebabkan kelaparan dan bahkan
menyebabkan kematian sangatlah memprihatinkan bagi
manusia terutama ummat Islam. Padahal al-Qur’an jelas-jelas
mengatakan dalam QS al-Isra’/17: 70.
م ولقد ل ءادمبنيناكر م وح رل ٱوبرل ٱفنه مورزق بح ننه يربهتٱمر ل لط م وفض ن كثيرعلهنه م ضيلتف ناخلق مر
Terjemahnya: Dan sungguh, Kami telah muliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Oleh karena itu untuk menghindari atau setidaknya dapat
mengurangi krisis pangan tersebut maka manusia harus lebih
memperhatikan bagaimana cara mendapatkan makanan. Salah
satu solusi yang bisa dilakukan manusia adalah dengan
bercocok tanam. Bercocok tanam merupakan salah satu langkah
yang bisa diambil oleh manusia dalam mempertahankan
kelangsungan hidup. Bukankah Allah swt. menjadikan tumbuh-
tumbuhan agar bisa dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam
memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam
QS al-An’am/6: 99.
ييٱوهو يٱمنأنزلل ما يءلس نافأخ ءما نافأخ ءرش كرنباتۦبهرج اكباحب همن رجن اخضهمن رج عهاطل منللنخ ٱومنامت
وان قن دانية هتر ن وجن أع مر ي ٱونابر انٱوتونلز تبامش لرم وغي به يثمرهإلها نظرويٱمتش ه يۦ لك فإنعهيۦ وين مرأث إذا يذه ل هتر رقو ي مرل
منونيؤ
Terjemahnya:
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-
tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
4|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang
serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Dalam Islam sendiri bercocok tanam merupakan salah
satu pekerjaan yang mulia. Ini dikarenakan bercocok tanam
mempunyai banyak manfaat di antaranya, hasil dari bercocok
tanam bukan hanya dirasakan oleh manusia tetapi juga oleh
makhluk-makhluk lainnya. Ketika hasil tanaman tersebut
dimakan oleh makhluk lain seperti burung dan sebagainya maka
itu dianggap sebagai sedekah. Sebagaimana dalam hadis
Rasulullah yang berbunyi:
ثنا بةحد ثناسعيد ب نقتي ثنوحعوانةأبوحد دحد نعب ح ثناال مباركب نالر رضمال ب نأنسعن قتادةعن عوانةأبوحد
رسولقالقالعن هالل الل صل هالل ل من ماوسلعلي سايغ رسمس رعأو غر عايز كزر رمن هفيأ يمةرأو إن سانرأوطي نكإلب
وقالبهل لرلناصدقةر ثنامس ثناأبنحد ثناقتادةحد حد النبرعن أنسر صل هالل وسلعلي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'i >d telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Muba >rak telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah dari Qata >dah dari Anas bin Ma>lik ra berkata; Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya". Dan berkata, kepada kami Muslim telah menceritakan kepada saya Aban telah menceritakan kepada kami Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas dari Nabi saw.
Karena banyaknya manfaat dari bercocok tanam, maka
Rasulullah saw sendiri sangat menganjurkan kepada ummatnya
untuk bercocok tanam. Sebagaimana sabdanya:
Muhammad Ali|5
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
ثنا ثناب زرحد ثناحادرحد تقالزي د ب نهشامحد ع رسولقالقالمال ب نأنسس الل صل هالل إن وسلعلي اعةقامت الس
يلرأحدك وبيد تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف
Artinya:
Telah bercerita kepada kami Bahz telah bercerita kepada
kami Hamma >d telah bercerita kepada kami Hisya >m bin
Zaid berkata, saya mendengar Anas bin Mali >k berkata,
Rasulullah saw bersabda: "Jika terjadi hari kiamat sedang
salah seorang dari kalian mempunyai bibit kurma, jika
mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia
menanamnya.”
Begitu pentingnya kegiatan bercocok tanam sehingga
Rasulullah memerintahkan ummatnya untuk menanam
walaupun kiamat sudah berada di depan mata. Rasulullah tidak
akan mungkin memerintahkan ummatnya untuk melakukan
sesuatu kecuali terdapat kebaikan maupun manfaat di dalamya.
II. Takhrij Hadis
Hadis tentang keutamaan bercocok tanam telah
ditemukan 9 jalur periwayatan, yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal
2 jalur, Sunan Abu> dawu>d 1 jalur, Musnad Abdu bin Hamid I
jalur, al-Adab al-Mufrad 1 jalur, Musnad al-Baza >r 1, Mu‘jam ibn
al-Arabi 1 jalur, Musnad al-Maudu’I terdapat 2 jalur.
Adapun teks hadis yang akan dikaji oleh peneliti adalah:
اعةقامتإن يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف
a. Metode Pertama Berdasarkan Lafal Awal Pada Matan
Hadis.
Metode pertama Takhri >j al-h}adi >s\ dengan menggunakan
lafal pertama matan hadis dengan menggunakan kitab ja >mi’ al-
Sagir karya Muhammad Nasiruddin al-Ba >ni. Adapun lafal awal
matan hadis yang ditemukan dalam kitab tersebut degan yaitu:
.أنسعن(حيدبنعبدخدحم:)فليغرسهايغرسهاحتتقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدفوالساعةقامتإن
الجامعصحيحف4141:رقمحديثانظر(صحيح:)اللبانيالش يخقال
6|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Hadis diatas diriwayatkan oleh Ah }mad bin H {anbal ketika
dalam pencarian menggunakan kata سطع maka peneliti juga
menemukan potongan hadis sebagai berikut:
فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن
أنسجدهعنأنسبنزيدالدبفىخحيدبنوعبيدحمط، .
Hadis diatas diriwayatkan dalam kitab al-Tabra>ni, Ah }mad
bin H{anbal pada sahabat ‘Ubaid bin Humaid, kemudian dalam
Kitab Bukhari pada bab al-Adab pada jalur Zaid bin Anas dari
kakeknya Anas.
فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن
(ض)أنسعنوعبد(خدحم)
Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam
kitabnya pada bab al-Adab yang bersumber dari ‘Abd dan Anas.
فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن
3:494حم .
Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Ah }mad bin H {anbal
pada juz 3 halaman 191.
(فليغرسها)فس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن
35347كنز–1:73مجمع–5:4797عدي–4:747صحيحة–4791منحة–179خد .
Selanjutnya hadis di atas terdapat dalam kitab S {ah}i >h al-
Bukhari pada bab al-Adab halaman 479, kemudian dalam kitab
al-Minhahal-Ma’bu>dlial-S {a >hati halaman 2794, kemudian dalam
al-Silsilah S{ah }i >h al-Alba >ni pada juz 1 halaman 726, selanjutnya
dalam kitab al-Ka >milfial-Du’afa >’ liibn ‘A<di pada juz 5 halaman
1696, selanjutnya dalam Majmu’ al-Zawa >’idlial-Haisyami
terdapat dalam juz 4 halaman 63, dan dalam kitab Kanzal-
‘Umma >l pada halaman 35316.
b. Metode dengan salah satu lafal matan hadis
Metode dengan lafal pertama matan hadis dengan
menggunakan dua kitab, yaitu al-Fath al-Kabi @r fi@ D}imm al-
Ziya >dah ila > al-Ja >mi‘ al-S }agi @r dan Mawsu>‘ah At }ra >f al-H {adi @s\ al-
Nabawi @ al-Asyari @f . Dalam penelusuran kitab al-Fath al-Kabi @r fi @
Muhammad Ali|7
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
D}imm al-Ziya >dah ila > al-Ja >mi‘ al-S }agi@r ditemukan hadis memiliki
tema yang sama, namun pada awal matannya terdapat
perbedaan.
غرس
فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإن
3:494حم .
Potongan hadis diatas terdapat pada riwayat Imam
Ah}mad bin H {anbal juz 3 halaman 191.
c. Metode dengan tema hadis
Metode ini berdasar pada pengenalan tema hadis. Kitab
selanjutnya yang digunakan penulis adalah Kanzu al-‘Umma >l
karangan ‘Ala >iddi >n ‘Ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-
Burha>n Fau >ri, dan diperoleh sebagai berikut:
أنسعنحيدبنوعبد"خدحم."فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإنفس يل،أحدكيدوفالساعةقامتإن - .
Penjelasan kode diatas bahwa hadis terdapat pada Ah }mad
bin H{anbal, dan Imam Bukha >ri.
فخحيد،بنوعبدحمط،."فليغرسهايغرسهاحتيقوملأناس تطاعفإن4فس يلأحدكيدوفالساعةقامتإن "
جدهعنأنسبنزيدبنهشامعن-صجرير،وابنبرعمر،أبيوابنمنيعوابنالدب ".
Penjelasan pada hadis ini bahwa hadis ini termuat dalam
kitab al-Adab yang diriwayatkan dalam kitab al-Tabrani, Ah }mad
bin H{anbal, dan Imam Bukha >ri.
Setelah melakukan pencarian pentunjuk melalui
beberapa metode, maka peneliti menemukan beberapa
petunjuk yang dapat mengarahkan ke berbagai kitab sumber.
Namun, peneliti memulai pengumpulan hadis dengan
melakukan pencarian pada kitab Sembilan Imam (al-Kutu >b al-
Tis’ah) dan setelah melakukan pencarian pada Kitab Sembilan
peneliti melanjutkan pencarian diluar kitab Sembilan.
Berdasarkan petunjuk tersebut peneliti menemukan sembilan
jalur hadis hadis.
Dari Sembilan riwayat tersebut terdapat dalam kitab
Musnad Ah}mad bin H {anbal, Sunan Abu > Da >wu>d, Musnad Abdu
8|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
bin Hamid, kemudian dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Musnad al-
Baza >r, Mu’jam ibn al-Arabi dan Musnad al-Maudu’I. Dan riwayat
ini pada kitab al-Tis’ah hanya ditemukan di dalam kitab
Musnad Ah}mad bin H {anbal dan Sunan Abu > Da >wu>d.
Adapun salah contoh teks teks hadis yang peneliti
temukan di dalam al-Kutub al-Tis‘ah, dan di luar Kutub al-Tis’ah
antara lain :
Musnad Ah }mad bin H {anbal
ثنا ،حد ثناوكيعر اللرسولقال:قالمال ب نأنسن عهشام ،عن سلمة،ب نحادحد هاللصل إن :"وسلعلي علقامت
يلريدهوفال قيامة،أحدك هافس رس فل يغ
ثنا ،حد ثناب زر ثناحادر،حد ت:قالزي د ب نهشامحد ع اللرسولقال:قالمال ب نأنسس هاللصل قامتإن :"وسلعلي
اعة يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف
III. Analisis Kualitas Hadis
a. Dilihat dari segi sanad
Berikut hadis yang sanadnya akan diteliti oleh peneliti
dalam kitab Ah }mad bin H {anbal:
ثنا ،حد ثناب زر ثناحادر،حد ت:قالزي د ب نهشامحد ع اللرسولقال:قالمال ب نأنسس هاللصل قامتإن :وسلعلي
اعة يلر،أحدك وبيدالس تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف
Dalam rangkaian sanad hadis di atas, terdapat beberapa
periwayat yang yang akan dikaji untuk mendapatkan
kes }ahihannya. Periwayat- periwayat tersebut adalah Ah }mad bin
H {anbal, Bahz, H }amma>d ibn Salamah, Hisya >m ibn Zaid dan Anas
ibn Ma>lik.
1. Ah }mad bin H {anbal
Beberapa gurunya dalam bidang hadis yaitu sufyan ibn
Unayah, Yahya ibn Sa’id al-Qattan, dan Yazid ibn Harun ibn Wadi.
Tentang diri beliau Ibnu Ma’in berkata”saya tidak melihat orang
lebih baik (pengetahuannya di bidang hadis) melebihi Ahmad”,
sedangkan Asy Syafi’I berkata” saya keluar dari Baghdad dan di
belakang saya tidak ada orang yang lebih paham tentang Islam,
Muhammad Ali|9
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
lebih zuhud, lebih wara’, dan berilmu melebihi Ahmad. Beliau
wafat pada tahun 241 H.
2. Bahz
Ketersambungan periwayatan antara Ahmad bin Hanbal
dan Bahz dengan menggunakan Siqat Haddas \a >na dapat
dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai berikut:
Dilihat dari segi umur, Bahz wafat pada kisaran tahun
191-200 H, sedangkan Ahmad ibn Hanbal lahir pada tahun 164
dan wafat tahun 241 H dalam usia 77 tahun. Ahmad bin Hanbal
mulai meriwayatkan hadis pada umur 16 tahun yaitu bertepatan
pada tahun 179. Kemungkinan bertemu antara Ahmad bin
Hanbal sebagi murid dengan Bahz sebagai guru sangatlah besar
karena Bahz wafat pada kisaran tahun 191-200an sedangkan
Ahmad bin Hanbal sudah meriwayatkan hadis pada tahun 179.
Walaupun dalam riwayat hidup Ahmad bin Hanbal
peneliti tidak menemukan nama Bahz terdapat dalam daftar
guru tetapi dalam riwayat Bahz ditemukan bahwa Ahmad bin
Hanbal merupakan salah satu muridnya.
Ahmad bin Hanbal sebagi pernah tinggal di Bashrah untuk
mencari ilmu sedangkan Bahz juga pernah tinggal di Bashrah.
Hal ini memungkinkan bagi keduanya yaitu Ahmad bin Hanbal
sebagai murid dan Bahz sebagai guru untuk saling bertemu.
Peneliti menilai bahwa keduanya adalah rawi yang adil dan
dha>bit (s \iqah) dengan melihat ungkapan kesepakatan para
ulama kritikus hadis yang menggunakan s \iqah.
3. H }amma >d ibn Salamah
Untuk menilai ketersambungan sanad antara Bahz dan
Hammad bin Salamah dengan menggunakan Siqat Haddas \a >na
dapat dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai berikut:
Hammad bin Salamah sebagai guru di dalam daftar
riwayat murid-muridnya tidak mencantumkan nama Bahz.
10|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
tetapi dalam daftar riwayat guru Bahz, Hammad bin Salamah
merupakan salah satu guru Bahz.
Bahz sebagai murid pernah berdomisili di Bashrah
begitupun dengan Hammad bin Salamah, hal ini memungkinkan
adanya pertemuan diantara mereka dalam menerima dan
memberi hadis.
Hammad bin Salamah sebagai guru lahir pada tahun 91
dan wafat tahun 167 H dengan usia 76 tahun. Sedangkan Bahz
wafat pada kisaran tahun 191-200 H. di lihat dari tahun lahir
Hammad bin Salamah dengan tahun wafat Bahz sangatlah
memungkinkan bahwa antara guru dan murid ini untuk saling
bertemu.
4. Hisya >m ibn Zaid
Abu> H }a >tim al-Ra >zi > menilai Hisya >m ibn Zaid sebagai orang
S }alih. Untuk menilai ketersambungan sanad antara Hamma >d bin
Salamah dan Hisya >m ibn Zaid dengan menggunakan Siqat
Haddas \a >na dapat dibuktikan dengan beberapa alasan sebagai
berikut:
Dalam daftar riwayat hidup Hamma >d bin Salamah peneliti
telah menemukan bahwa Hisya >m ibn Zaid merupakan salah satu
guru beliau. Begitupun di dalam daftar riwayat Hisya >m ibn Zaid
telah ditemukan Hammad bin Salamah sebagai murid beliau.
Hisya >m ibn Zaid sebagai guru merupakan penduduk
Bashrah selama hidupnya. Dan Hamma >d bin Salamah pernah
berkunjung ke Bashrah dalam hal menimba ilmu. Hal ini dapat
memungkinkan antara guru dan murid ini untuk saling bertemu.
5. Anas bin Ma>lik
Abu> Hurairah berkata, “saya tidak melihat seorang yang
salatnya lebih menyerupai Rasulullah saw. dibanding putra
Ummu Sulaim, yakni Anas bin Malik. “setelah hidup cukup lama,
mulai dari mengabdikan dirinya sebagai pelayan Nabi saw.
Adapun daftar guru-guru Anas bin Mali>k adalah Mu’a >z bin Jabal,
Muhammad Ali|11
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Mahmu>d bin al-Rabi>’, Abi > Zar, ‘Abdillah bin Mas’u >d, Abi > Mu>sa > al-
Asya >ri >.Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad Hisyam bin
Sa’id, Ahmad bin Saya’id. Anas bin Malik adalah sahabat Nabi
yang meninggal paling akhir. Mengenai kapan Anas bin Mali >k
wafat para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan
bahwa beliau wafat pada tahun 91 H, ada yang mengatakan 92
H dan ada juga yang mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun
93 H. Adanya ketersambungan sanad antara Anas ibn Ma >lik dan
Hisya >m ibn Zaid dapat dilihat dari segi adanya hubungan darah
dimana proses transmisi keilmuan Hisya >m ibn Zaid khususnya
dalam perjalanan periwayatan hadis dilakukan langsung kepada
kakeknya Anas ibn Ma >lik.
b. Dilihat dari segi kualitas Matan.
Setelah mengidentifikasi jalur sanad periwayatan maka
selanjutnya adalah klarifikasi matan hadis dengan dua kriteria
utama yaitu terhindar dari sya >z\ dan ‘illah.
Setelah melakukan perbandingan antara matan satu
dengan matan yang lain dari sembilan riwayat di atas, peneliti
mendapat beberapa perbedaan. Namun dengan adanya
perbedaan ini sama sekali tidak merusak makna yang
sesungguhnya, walaupun ada beberapa hadis yang berbeda lafal
matannya. Adapun dari perbedaan secara umum yaitu
berbedaan mengenai panjang dan pendek suatu riwayat serta
tanda bacanya. Berikut peneliti menguraikan beberapa
berbedaan antara matan yang satu dengan matan yang lain:
Lafal اعةقامتإن الس terdapat pada semua hadis kecuali pada
hadis terdapat Musnad ahmad bin hambal, Mu’jam Ibnu arabi
dan hadis pada musnad Al mudhu’i menggunakan kata إن قامت
saja.
Lafal يلأحدك يدوف فس terdapat pada semua hadis tetapi ada
beberapa perbedaan di dalamnya yaitu: pada hadis Musnad
Abdul Hamid dan Musnad Al banzari menggunakan lafal أحدك يدوف
12|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
يل pada hadis Musnad ahmad bin Hamal dan MusnadAl ,فس
Maudhu’i menggunakana lafal يلرأحدك وبيد فس , pada hadis ahmad bin
Hambal, Mu’jam ibnu arabi dan Musnad al Maudhu’i
menggunakan lafal يلريدهوف فس , pada hadis Musnad Abu Dawud
menggunakan lafal يلرأحدك يدوف فس , sedangkan pada hadis pada
Musnad Mufrad menggunakan lafal يلرأحدك يدوف فس .
Lafal تطاعفإن يقوملأن اس terdapat pada hadis Musnad Abdul
Hamid, musnad Ahmad bin hambal dan Musnad al Maudhu’i,
pada hadis Musnad al Banzari dal Musnad Mufrad terdapat lafal
tersebut tetapi ada perbedaan di akhir kata yaitu menggunakan
kalimat تقوم, sedangkan pada hadis Musnad Ahmad Bin Hambal,
Musnad alBanzari, Mu’jam Ibnu Arabi, dan Musnad al Maudh’i
tidak terdapat lafal تطاعفإن يقوملأن اس .
Lafal رحت هاسهايغ فل يغ رس terdapat pada hadis musnad Abdul
Hamid dan musnad Mufrad, pada hadis Musnad Ahmad Bin
Hambal, Musnad Abu Dawud dan Musnad al Maudhu’i terdapat
perbedaan diakhir kata yaitu menggunakan kalimat عل pada ,فل يف
hadis nomor 3, 5 dan 8 hanya terdapat lafal ها رس sedangkan ,فل يغ
pada hadis nomor 8 hanya terdapat lafal ه .فل يغ رس
Lafal ال قيامةأحدكعل hanya terdapat pada hadis Musnad abu
dawud dan Musnad Al Maudhu’i, dan terdapat pula dalam hadis
Mu’jam arabi tetapi terdapat perbedaan diakhir lafal yaitu
menggunakan kalimat اعة .الس
Setelah melakukan perbandingan antara antara satu
matan dengan matan yang lain, peneliti menyimpulkan bahwa
hadis tersebut menggunakan riwa >yah bi al-ma’na karena
memiliki beberapa perbedaan lafal pada matannya namun sama
maknanya. Untuk membuktikan apakah matan hadis tersebut
tehindar dari ‘illat atau tidak, maka dibutuhkan langkah-langkah
yang dalam hal ini dikenal dengan kaidah minor matan,
terhindar dari ‘illat yaitu sebagai berikut :
Muhammad Ali|13
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Tidak ada ziya >dah. Ziyadah adalah tambahan dari
perkataan perawi s \iqah yang biasanya terletak di akhir matan.
Tambahan itu berpengaruh terhadap kualitas matan jika dapat
merusak makna matan.
Tidak ada idra >j. Idra >j adalah adanya sisipan dalam matan
hadis yang biasanya terdapat dipertengahan matan hadis, baik
itu perkataan perawi atau hadis lain, yang bersambung dengan
matan hadis tanpa ada keterangan sehingga tidak dapat
dipisahkan. Tambahan seperti itu dapat merusak kualitas matan
hadis. Tidak terjadi inqila >b. Inqila >b adalah terjadinya pemutar
balikan lafal matan seperti mengakhirkan lafal yang seharusnya
diawal.
Tidak terjadi tas}h}if dan tah}rif, yakni perubahan yang
terjadi pada titik huruf atau syakal huruf pada matan hadis.
Tidak terjadi tagyi @r, yakni perubahan (mengganti) satu
atau lebih lafal matan yang asli dengan lafal lain. Dalam hadis
tersebut terjadi tagyi @r sebagaiamana yang telah dijelaskan di
atas, namun perubahan tersebut tidak terjadi pada matan.
Setelah melakukan kritik terhadap sanad dan matan hadis
yang telah dijadikan sebagai objek kajian, maka dapat
disimpulkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh imam Ah }mad
bin H{anbal berstatus sahih dengan alasan sebagai berikut:
Hadis tersebut memiliki pendukung yang berstatus
sya >hid dan muta >bi’, karena pada level sahabat ada satu orang
yang meriwayatkan yaitu Anas bin Ma >lik dan Muta>bi yaitu
Hisya >m ibn Zaid.
Berdasarkan analisis peneliti tentang sanad di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa hadis yang menjadi objek kajian
telah memenuhi syarat kes }ahi >han Sanad hadis, karena telah
terpenuhi tiga unsur kes }ahi >han sanad, yakni sanadnya
bersambung serta rawinya adil dan d|a >bit berdasarkan referensi
atau dokumen-dokumen terpercaya yang penulis temukan.
14|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Adapun kualitas hadis yang menjadi obyek naqd al-h}adi >s \
dinilai s }ahi >h } karena memenuhi unsur kes }ahi >han hadis. Hadis
yang dikaji oleh penulis tidak menemukan kelemahan baik itu
kelemahan yang terjadi pada sanad maupun pada matan hadis
itu sendiri, sehingga ittis }a >l al-sanad terjadi.
IV. Analisis Kandungan Hadis Keutamaan Bercocok
Tanam
Sebagaimana hadis yang menjadi objek kajian dalam
skripsi ini dan hadis yang telah di takhri >j adalah hadis riwayat
Ah}mad bin H {anbal yaitu:
ثنا ثناب زرحد ثناحادرحد تقالزي د ب نهشامحد ع رسولقالقالمال ب نأنسس الل صل هالل إن وسلعلي اعةقامت الس
يلرأحدك وبيد تطاعفإن فس يقوملأن اس عل يغ رسهاحت فل يف
Artinya: Telah bercerita kepada kami Bahz telah bercerita kepada kami Hamma >d telah bercerita kepada kami Hisya >m bin Zaid berkata, saya mendengar Anas bin Mali >k berkata, Rasulullah saw bersabda: "Jika terjadi hari kiamat sedang salah seorang dari kalian mempunyai bibit kurma, jika mampu hendaklah jangan berdiri sampai dia menanamnya.”
a. Tinjauan Tekstual Hadis tentang Keutamaan Bercocok
Tanam
Pemahaman hadis secara tekstual disebut juga dengan
interpretasi tekstual yaitu suatu pemahaman hadis berdasarkan
teksnya semata, baik yang diriwayatkan secara lafal maupun
yang diriwayatkan secara makna dan atau memperhatikan
cakupan makna. Tekhnik interpretasi tekstual cenderung
mengabaikan pertimbngan latar belakang peristiwa (wuru >d)
hadis dan dalil-dalil lainnya. Dengan demikian, tekstual hadis
tentang keutamaan bercocok tanam dapat dilakukan dari dua
aspek yaitu aspek mufrada >t atau kosa kata yang terdapat dalam
Muhammad Ali|15
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
hadis yang menjadi objek kajian dan kandungan hadis secara
utuh tanpa mengaitkan dengan kandungan hadis yang lain.
b. Syarah Mufrada >t
قامت
berasal dari akar kata qa قامت >ma- yaqu >mu-qiya >man قيام-يقوم-قام
yang berarti berdiri, kata itu bisa juga berarti memelihara
sesuatu agar tetap ada.
اعة الس
Dalam bahasa Arab, kata sa >’ah secara umum berarti ‘jam’,
‘waktu’ atau ‘ jangka waktu tertentu’. Dalam al-Qur’an kata sa >’ah
terulang sebanyak 48 kali. Delapan diantaranya di dalam bentuk
nakirah (ساعة: tanpa kata sandang al-) termasuk satu kali sebagai
mudha>f pada kata majemuk (idha >fah) dan empat puluh kali
dalam bentuk ma’rifah (اساعة).
Kata tersebut dapat menunjukkan periode waktu
tertentu, atau bagian dari waktu- dapat lebih kecil dari satuan
hari, jam, menit atau bahkan detik- yang selalu dinyatakan
dalam bentuk nakirah (indefinitif, yakni: ساعة). Kata sa>’ah yang
menunjukkan pengertian demikian, antara lain seperti dalam QS
Yu>nus/10: 45.
نويوم ساعةم ميلبثرواإل نلمكأ رهر لنهارٱيشر مقدخس ينٱيتعارفرونبينهر بروابلقاءل ٱكذ رواوملل ا
هتدين ٥٤مرTerjemahnya: Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan Pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.
Selain itu juga kata sa >’ah mempunyai makna khusus yang
berarti hari kiamat atau saat terjadinya kehidupan akhirat yang
16|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
menggantikan kehidupan dunia. Untuk pengertian ini di dalam
al-Qur’an selalu dinyatakan dalam bentuk ma’rifah (definitif)
seperti firman Allah dalam QS al-A’ra >f/7: 187.
اعةٱعنلرو يس لتفلس ثقر و هرل يهالوقتهاإل لير هاعندرب مر
ماعل رسىهاقرلإن يانمرموتلٱأ س
رض ٱويسل بغتة إل م تيكر
تأ إل قرل ننها فيع
كن مالرو ن عند ها ٱعلمر لل كث
أ ولكن
ونلناسٱ ٧٨١ليعلمرTerjemahnya: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".
Hari kiamat dinyatakan dengan kata sa >’ah, menurut
beberapa mufassir yaitu untuk mengambarkan betapa cepat
proses perhitungan amal dan perjalanan waktu pada hari
tersebut, yang hanya berlangsung dalam sekejap. Sebagian
ulama membedakan as-sa >’ah dalam pengertian hari kiamat itu
menjadi tiga macam, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Al-Ashafani, yakni: as-Sa >’ah al-Kubra> (kiamat besar), as-Sa>’ah al-
Wustha > ( kiamat sedang), dan as-Sa >’ah al-Shughra > (kiamat
kecil). Kiamat besar adalah berakhirnya seluruh kehidupan
dunia, yang dilanjutkan masa dibangkitkannya seluruh manusia
untuk dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya
selama hidup di dunia.
Adapun kiamat sedang adalah masa habisnya kehidupan
suatu generasi, seperti berakhirnya generasi sahabat dengan
tidak adanya seorangpun sahabat yang masih hidup. Yang
Muhammad Ali|17
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
dimaksud dengan sahabat menurut Al-Asqalani adalah orang
yang pernah bertemu dengan Nabi dan beriman serta meninggal
dalam keadaan beragama Islam.
Kiamat kecil adalah berakhirnya kehidupan atau
datangnya kematian orang perorang diantara individu-individu
masyarakat, dengan artian kematian merupakan kematian bagi
seoraang. Selain pembagian diatas sebagian ulama hanya
membagi ke dalam dua yaitu tanpa memasukkan kiamat sedang.
Bagi yang berpendapat demikian dan membagi kiamat itu
menjadi dua macam saja maka keadaan sebagaimana tersebut di
dalam kiamat sedang itu dimasukkan sbagai keadaan pada
kiamat kecil karena kehancuran alam secara menyeluruh belum
terjadi.
بيد
Berasal dari kata يد yang semula kata ini berbunyi yadi
bentuk mutsanna (يدى) >-nya yada >n (يدان) dan jamaknya al-aydi >
.Dalam bahasa Arab, kata ini tergolong ism mu’annats .(أيدى)
Secara harafiah, kata yad (يد ) berarti tangan, telapak tangan, atau
semua bagian tangan dari ujung jari hingga bahu. Dalam
penggunaan sehari-hari, kata yad tidak saja dimaksudkan untuk
makna haqi>qi > tetapi juga dipergunakan untuk makna maja >zi >
atau kiasan.
Dalam bahasa Arab dikenal seperti kata yad baidha :يدبيضاء) ’<
secara harafiah artinya tangan putih), maksudnya ‘pintar’ atau
‘jasa’, yadan biyadin (يدابيد: tangan dengan tangan( berarti dengan
bertatap muka atau kontan, dan beberapa pengertian lain dari
yad yaitu: kekuasaan, kekuatan, kebaikan, kedermawanan,
perlindungan, jaminan, dan sebaginya bergantung pada
konteksnya dalam kalimat. Dalam al-Qur’an banyak sekali
disebutkan kata yad baik dalam bentuk tunggal, mutsanna >,
maupun jamak, yang keseluruhannya mencapai 120 bilangan.
18|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Sebagian ahli menyatakan bahwa dari kata yad terdapat kata
kerja jadian ayyada (أي د).
Kata tersebut dijumpai dalam al-Qur’an baik dalam
bentuk kata kerja masa lampau ayyada maupun kata kerja
kekinian yu’ayyidu. Kata-kata tersebut terdapat dalam QS Ali >
Imra >n/3: 13, QS al-Baqarah/2: 87, 253; al-Maidah/5: 110.
Masing-masing dari ayat tersebut berarti dukungan, batuan dan
pertolongan untuk menambah dan menopang kekuatan yang
sudah ada.
يلر فس
Merupakan isim masdar artinya bibit kurma atau anak
pohon kurma yang diambil dari induknya.
تطاع اس
Kata istatha>’a ( sanggup, mampu) dan kata yang seakar
dengannya disebut dalam Al-qur’an sebanyak 42 kali tersebar
dalam 22 surah. Di dalam jumlahnya yang cukup banyak itu, kata
tersebut hanya ditemukan di dalam bentuk kata kerjanya, baik
dalam bentuk kata kerja lampau maupun bentuk kata kerja
sekarang/akan datang. Tak satupun kata tersebut tertulis dalam
bentuk mashdar, istatha >’ah (تطاع .(kesanggupan, kemampuan :اس
Hal ini mengisyaratkan bahwa kemampuan selalu terkait
dengan ruang dan waktu. Ada kalanya di dalam satu tempat dan
waktu seseorang atau sesuatu memiliki kemampuan, tetapi
pada kesempatan lain, kemampuan yang sama itu tidak
dimilikinya.
رسها يغ
Kata رسها غر merupakan fi’il mudhori berasal dari akar kata يغ
.yang artinya menanam س
فل يف عل
Berasal dari kata فعل yang artinya melakukan.
pemahaman terhadap matan hadis dengan
memperhatikan sistematika matan hadis yang bersangkutan,
Muhammad Ali|19
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
atau hadis lain (tanawwu’) dan/atau ayat-ayat al-Qur’an yang
terkait.
Alam semesta ini diciptakan oleh Allah swt. sangat
sempurna. Untuk mengatur kelangsungan hidup makhluk-Nya
di bumi, Allah swt. telah memberikan kepercayaan kepada
manusia untuk memakmurkan dan mengelolahnya dengan baik
sehingga tidak terjadi bencana di bumi. Hal ini sesuai dengan
firman-Nya dalam QS. Hud/11: 61.
ميقالحاصالأخاه ثمودوإل بدواقو اع هإل من لك ماالل ضمنأن شأك هوغي ر مرك ال تع فروهفيهاواس تغ هتوبواثفاس إنإلي
مجيبرقريبرربير
Terjemahnya: Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Kata (أنشأك) ansya’akum/menciptakan kamu mengandung
makna mewujudkan serta mendidik dan mengembangkan.
Objek kata ini biasanya manusia dan binatang. Sedang kata
amara yang berarti‘ (عمر) ista‘mara terambil dari kata (اس تعمر)
memakmurkan. Kata tersebut juga dipahami sebagai antonim
dari kata (خرب) yakni kehancuran. Huruf si @n dan ta>’ yang
menyertai kata ista’mara ada yang memahaminya dalam arti
perintah sehingga kata tersebut berarti Allah memerintahkan
kamu memakmurkan bumi dan ada juga yang memahaminya
sebagai berfungsi penguat yakni menjadikan kamu benar-benar
mampu memakmurkan dan membangun bumi. Ibnu Katsir
memahaminya dalam arti menjadikan kamu pemakmur-
pemakmur dan pengelolah-pengelolahnya.
20|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Hadis tersebut menjelaskan bahwa tanah yang terlantar
belum ada pemiliknya. Adapun pesan yang ingin disampaikan
oleh Rasulullah terkait dengan hadis ini bahwa perlunya
menggarap tanah sehingga membawa manfaat bagi kehidupan.
Ayat maupun hadis diatas telah mengisyaratkan pentingnya
memakmukan dan mengelolah bumi dan memanfaatkan lahan
yang telah ada demi kemaslahatan manusia.
c. Tinjauan Kontekstual Hadis Keutamaan Bercoock
Tanam
Pertama, Hadis tentang bercocok tanam yang telah
mengisyaratkan pesan yang cukup mendalam agar seseorang
memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam sesuatu yang
dapat dinikmati oleh orang-orang sesudahnya, sehingga
pahalanya tetap mengalir sampai hari kiamat tiba. Hal ini akan
ditulis sebagai amal sedekahnya (sedekah jariyah). Secara
terminologi sedekah jariyah adalah pemberian atau derma yang
mengalir secara terus pahalanya walaupun orang yang telah
beramal itu meninggal dunia dengan dilakukan semata-mata
ikhlas karena Allah. Rasullah saw. bersabda:
ثنا يحد بةأيوبب ني نوقتي ر واب نسعيد اب نيع ثناقالواحج عيلحد فر اب نهوإس أنرةهري أبيعن أبيهعن ال علءعن جع
رسول الل صل هالل ن سانماتإذاقالوسلعلي لعن هان قطعال أو جارية صدقة من إلثلثة من إلعم ول أو بهين تفععل
عوصالح ليد
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah -yaitu Ibnu Sa'id- dan Ibnu Hujr mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il -yaitu Ibnu Ja'far- dari Al 'Ala' dari Ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya."
Muhammad Ali|21
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Bercocok tanam dianggap sebagai sedekah jariyah karena
walaupun si penanam sudah meninggal dunia tetapi tumbuh-
tumbuhan yang ditanam tersebut masih dimanfaatkan oleh
orang-orang maka amal si penanam akan terus mengalir karena
apa yang telah ditanam bermanfaat bagi orang banyak. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah:
ثنا بةحد ثناسعيد ب نقتي ثنوحعوانةأبوحد دحد نعب ح ثناال مباركب نالر رضمال ب نأنسعن قتادةعن عوانةأبوحد
رسولقالقالعن هالل الل صل هالل ل من ماوسلعلي سايغ رسمس رعأو غر عايز كزر رمن هفيأ يمةرأو إن سانرأوطي نكإلب
وقالبهل لرلناصدقةر ثنامس ثناأبنحد ثناقتادةحد حد النبرعن أنسر صل هالل وسلعلي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'i >d telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah. Dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada saya 'Abdurrahman bin Al Muba >rak telah menceritakan kepada kami Abu > 'Awa >nah dari Qata >dah dari Anas bin Ma>lik ra berkata; Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman lalu tanaman itu dimakan oleh burung atau menusia atau hewan melainkan itu menjadi shadaqah baginya". Dan berkata, kepada kami Muslim telah menceritakan kepada saya Aban telah menceritakan kepada kami Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas dari Nabi saw.
Kedua, hadis tersebut memberi petunjuk, bahwa
sekiranya akan terjadi kiamat dan masih sempat menanam
tanaman, maka nabi menyuruh agar taman tersebut segera
ditanam. Ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan
menanam pepohonan atau tumbuh-tumbuhan. Dalam hubungan
ini menarik untuk dikemukakan komentar Muhammad Qutbh
terhadap hadis ini, seperti yang dikutip Zainal Abidin Ahmad
bahwa sangatlah mengesankan perintah menanam bibit kurma
yang umurnya memakan waktu tahunan padahal kiamat sudah
diambang pintu. Dikatakannya: ya Tuhan! Harus
ditanamkannya? Dan apakah yang mesti ditanam itu? Bibit
22|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
kurma yang baru menghasilkan buah setelah bertahun lamanya,
padahal kehancuran dunia (kiamat) sudah pasti dengan yakin
akan terjadi. Ya Allah! Hanya Nabi Islam, penutup dari segala,
Nabi, yang akan berhak mengatakan ini. Islam satu-satunya
agama yang mungkin menggerakkan hati manusia untuk
berbuat ini, dan hanyalah Nabi satu-satunya yang mungkin
membawa petunjuk demikian dan akan memimpin manusia
lainnya. Inilah sejarah dunia seluruhnya.
Ketiga, Hadis tersebut memberikan gambaran atau
petunjuk bahwa, begitu pentingya bekerja dalam kehidupan ini,
sebagai salah satu sarana dalam mencari rezeki dan pekerjaan
itu salah satunya adalah dengan bercocok tanam. Untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup, manusia diperintahkan oleh
Allah untuk melakukan aktifitas atau bekerja. Berbagai
pekerjaan dapat dilakukan oleh manusia dalam menjalankan
misinya sebagai khalifa Allah di bumi. Allah swt. memberikan
akal bagi manusia sebagai sarana untuk berfikir dalam
memecahkan berbagai pesoalan hidup. Namun dalam memilih
pekerjaan ada rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh
manusia yaitu bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan yang baik
dan diridhai oleh Allah.
Bertani atau bercocok tanam merupakan salah satu dari
mata pencaharian manusia yang turun temurun dilakukan.
Karena sumber makanan manusia bersumber dari tanaman dan
buah-buahan yang harus ditanam dan dibudidayakan serta
dipelihara dengan penuh kesabaran dan ketelitian. Pekerjaan
sebagai petani merupakan pekerjaan yang terpuji karena dalam
bercocok tanam itu terdapat kemuliaan dan juga merupakan
pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya sendiri. Rasulullah
bersabda:
هعن بأيالل،رسولي:قيل:قالخديج ،ب نرافعجدر يب؟ال كس جلعمل:"قالأط ع وكبيدهالر ور بي مب
Artinya:
Muhammad Ali|23
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Telah menceritakan kepada kami Yazid telah menceritakan kepada kami Al Mas'udi dari Wa`il Abu Bakr dari Abayah bin Rifa'ah bin Rafi' bin Khadij dari kakeknya Rafi' bin Khadij dia berkata, "Dikatakan, "Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?" beliau bersabda: "Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur."
Setiap manusia memerlukan hasil pertanian yang
merupakan hasil jerih payah para petani. Sehingga para petani
itu sesungguhnya merupakan pejuang bagi kelangsungan hidup
manusia. Para petani dengan penuh kesabaran dan tawakkal di
bawah terik sinar panas matahari mengerjakan pekerjaannya
tanpa keluh kesah.
Keempat, Meskipun kata yang digunakan dalam hadis ini
adalah Fa >silatun yang berarti bibit pohon kurma yang diambil
dari induknya. Bukan berarti tanaman selain tanaman yang
telah disebutkan tidak dapat ditanam. Anggapan itu kurang
bijaksana, sebab kata fa >silatun bukan dalam bentuk ma’rifah
melainkan nakirah. Hal itu mengandung pengertian bahwa
bukan hanya bibit pohon kurma yang yang diperintahkan untuk
di tanam. Akan tetapi semua jenis tanaman yang dimiliki asalkan
tanaman tersebut mengandung atau membawa keberkahan dan
manfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Syaikh Muhammad
Nasruddin al-Bani berpendapat bahwa tidak ada sesuatu (yakni
dalil) yang sangat kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam
sepeti dalam hadis yang mulia ini. Karena di dalamnya terdapat
targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan
terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam
sesuatu yang telah dimanfaatkan oleh manusia setelah itu (si
penanam) meninggal dunia.
24|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
V. Penutup
Pemahaman Hadis tentang keutamaan bercocok tanam
yang dijadikan sebagai objek tulisan baik ditinjau dari makna
tekstualnya maupun kontekstualnya mengandung banyak arti
atau makna-makna di dalamnya yaitu bahwa manusia harus
selalu menanam tanaman di setiap ada kesempatan atau
walaupun kesempatan tersebut terbatas karena hasil dari
menanam tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang-orang
setelahnya dan akan bernilai sedekah bagi yang menanamya.
Impikasinya yaitu bahwa bercocok tanam mempunyai beberapa
manfaat yaitu manfaat yang bersifat dunia dalam artian sebagai
upaya untuk memakmurkan bumi dan penyedia bahan makanan
bagi manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya. Adapun
manfaat yang bersifat agama yaitu sebagai sedekah dan
perbuatan yang mendatangkan amal jariyah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’a >n al-Kari >m.
al-Abna >si >, Ibra >hi >m bin Mu >sa >. al-Sya >z\z\ al-Fiya >h} min ‘Ulu >m Ibn al-
S{ala>h}. Riya >d}: Maktabah al-Rusyd, 1998 M.
Ahmad, Arifuddin. Metodologi Pemahaman Hadis: Kajian Ilmu
Ma’a >ni> al-Hadis. Cet. II; Makassar: Alauddin University
Press, 2013.
al-Albani, Muhammad Nasaruddin. Sahi>h wa Da’if al-jami’ al-
Sagir. Juz 1. al-Maktaba al-Islamiyah, t, th.
al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Silsilah Hadis Sahih. Jilid 1.
Cet. I; Jakarta: Qisthi Press, 2005.
al-Ba >r, Abu > Amr Yusuf ibn Abdullah ibn Muhammad Abd. al-
Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashab. Juz 1. Cet. I; Bairu >t: Dar al-
Jail, 1992 M.
Muhammad Ali|25
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
Bariyah, Oneng Nurul. Materi Hadis tentang Islam, Ekonomi,
Sosial dan Lingkungan. Cet. I; Jakarta: Kalam Mulia,
2008.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi IV. Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2008.
Dewi, Diana Candra. Rahasia di balik Makanan Haram. Cet.I;
Malang: UIN-Malang Press, 2007.
Fau >ri, Ala >iddi >n ‘ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-
Burha >n. Kanzul ‘Umma>l. Juz 3. Bairu>t: Muassasah al-
Risa >lah, 1989.
Fau >ri, Ala >iddi >n ‘ali > al-Muttaqi> ibn H {isa>m al-Di >n al-Hundi > al-
Burha >n. Kanzul ‘Umma>l. Juz 12. Bairu >t: Muassasah al-
Risa >lah, 1989.
Gassing, Qadir. Etika Lingkungan dalam Islam. Cet. I; Makassar:
Alauddin University Press, 2011.
al-Hasa >n, Ahmad bin Muhammad bin al-Husa>in. al-Hida>yah wal
Irsya >d fi> Ma’rifa. Juz 1. Cet. I; Bairu >t: Da >r al-Ma’rifa, 1407.
Ibra >hi >m, Ahmad bin ‘Ali > bin Muhammad. Rija>l Sha >hih Muslim. Juz
1. Cet. I; Bairu >t: Da >r al-Ma’rifa, 1407.
al-‘Ira >qi >, ‘Abd al-Rah}i >m bin al-H{usain. al-Taqyi>d wa al-I<d}a >h} Syarh}
Muqaddamah Ibn al-S{ala>h}. Cet. I; Beirut: Da >r al-Fikr,
1970.
al-Ju’fi, al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
Ibn Mughirah. al-Ja>mi’u al-Shahih, Juz III. Cet. I; Libunan:
Dar> Thauqu al-Najati, 1442 H.
al-Ju’fi, al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim.
al-Ja>mi’u al-Shahih. Juz III. Cet. I; Libunan: Dar > Thauqu
al-Najati, 1442 H.
Jumantoro, Totok. Kamus Ilmu Hadis. Cet. II; Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Cet. I;
Bandung: Syamil, 2012.
26|Bercocok Tanam
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
al-Lih }ya <ni >, Yu >suf bin Ha>syi >m bin ‘Abid. al-Khabr al-S|a >bit. t. dt.
al-Maliba>ri >, H {amzah bin ‘Abdillah. Ziya >dah al-S|iqah fi> Mus }t }alah}
al- Hadis. t. dt.
Menanam pohon adalah sedekah, Saturday September 18, 2010.
beranda wahyu2. blogspot. co. id/2010/09 menanam-
pohon- adalah- sedekah. html. Diakses tanggal 17
Oktober 2017
al-Muh}ammadi >, ‘Abd. al-Qadi >r bin Mus }t }afa >. al-Sya>z\z\ wa al-
Munkar wa Ziya>dah al-S|iqah. Cet. I; Beirut: Da >r al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 2005 M.
Munawwir. Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia. Surabaya:
Pustaka Progresif, 1997.
Munir. Hadis-hadis tentang Tumbuh-tumbuhan: Klasifikasi dan
Kegunaanya. Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2013.
Pitriana, Pipit dan Diah Rahmatia. Bioekspo: Menjelajah Alam
dengan Biologi. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari, 2008.
al-Qusya >iry, Muslim ibn al-H {ajja>j abu > al-Husain. al-Musnad al-
S{hahi > al-Mukhtas}ir . Juz 3 . Bairu >t: Da >r Ihya > al-Tura >s }, t.th.
Rama, Bahaking dkk. Pengetahuan Lingkungan. Makassar:
Alauddin Press, 2009.
Rossidy, Imron. Fenomena Flora dan Fauna dalam Persfektif al-
Qur’an. Cet. I; Malang: UIN Malang Press, 2008.
al-Sakha >>wi >, Muh }ammad bin ‘Abd al-Rah}ma >n. al-Taud}i >h} al-Abhar
li Taz\kirah Ibn al-Malaqqan fi > ‘Ilm al-As\ar. al-
Sa‘u >diyyah: Maktabah Us }u>l al-Salaf, 1418 H.
Shihab, Muhammad Quraish. Enskiklopedia Al-Qur’an: Kajian
Kosakata. Jilid 3. Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Silalahi, Jansen. Makanan Fungsional. Cet.V; Yogyakarta:
Kanisius, 2010.
al-Suyu>t }i, Jala >l al-Di >n > Muh}ammad. al-Ja>>>mi’ al-S{agi>>r. Juz 1. Cet. II;
Bairu >t: Da >ral-Kutubal-‘Almiyyah, 1425H/ 2004.
Muhammad Ali|27
TAHDIS Volume 10 Nomor 1 Tahun 2019
al-Syaba >ni>, Abu > Abdilla >h Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asida.
Musnad al-Ima>m Ahmad Hanbal. Juz XX. Cet. I; Bairu >t:
Muassatun al-Risa>lah, 1418 H/1994 M.
Zaghlul, Abu Ha >jar Muh}ammad al-Sa’id ibn Basyuni. Mausu>a’hal-
Atra>fal-Hadis|al-Nabawiyyah al-Syari>f. Juz 2. Beiru >t:
Da >ral-Kutubal-‘Ilmiyah.