TP Pra Praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    1/12

    SOAL TUGAS PENDAHULUAN

    PRA PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

    1. Jelaskan alat dan prinsip kerja pengambilan sampel air laut, sertakan gambarnya!

    2. Jelaskan alat dan prinsip kerja yang digunakan untuk melakukan pengukuran suhu, salinitas,

    dan densitas! Sertakan gambarnya!

    3. Jelaskan alat dan prinsip kerja yang digunakan untuk melakukan pengukuran parameter

    gelombang laut! Sertakan gambarnya!

    4. Jelaskan alat dan prinsip kerja yang digunakan untuk melakukan pengukuran parameter

    pasang surut! Sertakan gambarnya!

    5. Jelaskan alat dan prinsip kerja yang digunakan untuk melakukan pengukuran parameter arus

    laut! Sertakan gambarnya!

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    2/12

    JAWABAN TUGAS PENDAHULUAN

    PRA PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

    1. Alat Pengambilan Sampel Air Laut

    a. Van Dorn Sampler

    Van Dorn sampler adalah alat untuk mendapatkan sampel air pada kedalaman tertentu.

    Alat ini dirancang pada 1910 oleh penjelajah awal abad ke-20 dan ahli kelautan Fridtjof

    Nansen, lalu dikembangkan oleh Shale Niskin. Alat ini terdiri atas silinder PVC atau

    akrilik, pegas katup, katup kiri/kanan atau atas/bawah (tergantung tipe alat), katup kuras,

    pemberat, dan tali.

    Gambar 1.1 Bagian-Bagian Van Dorn Sampler

    Gambar 1.2 Van Dorn Sampler Saat Terbuka

    Gambar 1.3 Van Dorn Sampler Saat Tertutup

    Alat ini digunakan dengan cara diturunkan ke dalam laut menggunakan tali hingga di

    kedalaman tertentu. Setelah mencapai kedalaman tersebut, pemberat dilepaskan

    sehingga terjatuh mencapai silinder PVC atau akrilik. Pemberat tersebut akan membuat

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    3/12

    katup tertutup dan air yang berada di dalam silinder terjebak. Kemudian alat ini ditarik ke

    permukaan oleh peneliti dan sampel air yang ada di dalam botol ini lah yang akan

    digunakan untuk diteliti lebih lanjut.

    Van Dorn sampler tipe vertical lebih umum digunakan oleh para peneliti. Sementara Van

    Dorn sampler tipe horizontal digunakan bila jangkauan kedalaman sampel yang akan

    diteliti sempit atau sampel diambil dekat dasar air (di pertemuan sedimen dan kolom air).

    b. Kemmerer SamplerKemmerer water sampler terdiri atas silinder logam atau akrilik dengan penutup di kedua

    ujung yang dapat dibuka saat sampler ini diturunkan menggunakan tali ke kedalaman

    yang diinginkan. Penutup ini dapat ditutup dengan prinsip yang sama dengan penutup

    pada Van Dorn sampler, yaitu dengan menjatuhkan beban melalui tali menuju ke alat ini.

    Setelah penutup alat ini tertutup, alat ini terisi oleh air sampel yang tidak terkontaminasi

    oleh air lain.

    Kemmerer sampler biasanya digunakan di perairan dangkal di mana hanya satu atau dua

    sampel kedalaman yang dibutuhkan. Jika banyak sampel dari beberapa kedalaman yang

    diinginkan, Van Dorn sampler yang digunakan.

    Gambar 1.4 Kemmerer Sampler

    Cara pengunaan Kemmerer Sampler:

    1. Periksa alat, termasuk simpul di dasar alat untuk kekencangan dan ukuran. Simpul

    tersebut harus cukup besar agar tidak tertarik masuk ke dalam silinder sampler.

    2. Untuk mempersiapkan alat untuk dilempar, tahan penutup atas dan bawah dan tarik

    penutup yang bawah dengan kuat secara singkat.

    3. Ikat ujung bebas dari tali ke pagar kapal, ini untuk mencegah jatuhnya alat secara

    tidak sengaja oleh operator alat yang memegang tali.

    4. Turunkan alat ke kedalaman yang diinginkan. Saat alat telah mencapai kedalaman

    yang diinginkan, tambahkan pemberat ke tali. Sebaiknya penambahan pemberat ketali ini dilakukan di atas dek hingga pemberat benar-benar terikat di tali.

    5. Lepaskan pemberat. Pemberat ini akan turun menyusuri tali mencapai alat di mana ia

    akan memicu penutup untuk menutup.

    6. Tarik alat ke atas. Lepaskan tali dari pagar kapal dan bawa alat beserta isinya ke

    kabin di mana sampel dapat dianalisis.

    7. Keringkan alat pengambil sampel dan simpan di tempat penyimpanan. Simpan alat

    tersebut dalam kondisi terbuka.

    2. Alat Pengukuran Parameter Suhu, Salinitas, dan Densitas

    a. Instrumen Conductivity, Temperature, Depth (CTD)

    Saat ini, instrument CTD adalah alat utama untuk mengukur karakteristik perairan seperti

    salinitas, suhu, kedalaman, tekanan, dan kerapatan air. Unit pengolah terdiri dari sebuah

    unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    4/12

    pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta

    pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan

    pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu,

    maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur

    sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. Beberapa CTD sangat

    cepat sehingga mereka dapat merekam pengukuran ketiga parameter ini sebanyak 24

    kali tiap detik. Hal ini menyediakan deskripsi yang sangat mendetail dari air yang diteliti.

    CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor

    untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Dengan mengukurkonduktivitas (seberapa mudah arus dihantarkan melakui air), peneliti dapat mendapatkan

    pengukuran salinitas air. Hal ini dapat dilakukan karena arus listrik terhantar lebih mudah

    melalui air dengan salinitas tinggi. Jadi jika konduktifitas air diketahui, salinitas dari suatu

    sampel air juga diketahui. Salinitas diukur dalam psu (physical salinity units).

    Instrumen CTD juga mengukur temperature dari perairan. Sensor yang digunakan untuk

    mengukur temperature dalam sebuah instrument CTD sangat akurat.

    Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara

    tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan

    wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi

    yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketikamendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll.

    Gambar 2.1 Instrumen CTD

    Cara kerja:

    CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winchdisertai seperangkatkabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke

    permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur,

    dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran

    tekanan pada CTD menggunakan strain gaugepressure monitoratauquartz crystal.

    Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman

    dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor,

    termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD

    digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital.

    Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat

    dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkatperantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

    b. Salinometer

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    5/12

    Salinometer adalah alat yang dirancang untuk mengukur salinitas, atau garam terlarut,

    dari suatu larutan. Karena salinitas mempengaruhi konduktifitas elektrik dan berat jenis

    dari suatu larutan, sebuah salinometer seringkali terdiri atas sebuah ec meter (pengukur

    konduktifitas elektrik) atau hydrometer dan beberapa alat untuk mengkonversi

    pembacaan tersebut ke pembacaan salinitas.

    Salinometer dapat dikalibrasi baik dalam micromhos, satuan konduktifitas elektrik

    (biasanya 0-22) atau dapat pula langsung dikalibrasi untuk garam dalam butiran per

    galon (0-0,05). Sebuah pembacaan langsung dalam pelayaran akan bernilai 2

    micromhos atau 0,05 butiran per galon. PEmbacaan senilai dua kali ini dapat memiculampu perigatan atau alarm.

    Gambar 2.2 Salinometer

    c. Hydrometer

    Hydrometer adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur berat jeni atau densitas

    relative dari suatu fluida, yaitu rasio densitas fluida tersebut dibandingkan densitas air.

    Sebuah hydrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri atas tangkai silinder dan

    rongga yang berisi timbal atau air raksa untuk membuatnya mengapung secara tegak.

    Gambar 2.3 Hidrometer

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    6/12

    Gambar 2.4 Cara Membaca Hydrometer

    Fluida yang akan diteliti dituangkan dalam gelas beker tinggi, lalu hydrometer diturunkan

    ke dalam fluida hingga mengapung. Titik di mana permukaan fluida menyentuk tangkaihydrometer ditandai, atau pada tangkai hydrometer yang terdapat skala berat jenisnya

    langsung dapat dibaca. Sistem kerja hydrometer berdasar pada Hukum Archimedes, oleh

    karena itu semakin rendah densitas dari fluida, semakin jauh hydrometer akan tenggelam.

    3. Alat Pengukuran Parameter Gelombang Laut

    Wave Pole (Palem Gelombang)

    Pengukuran gelombang dilakukan dengan menggunakanWave Pole, adalah papan kayudengan panjang 4 meter, lebar 15 cm dan tebal 3 cm yang berskala tiap 20 cm.

    Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan mengamati puncak dan lembah,

    perhitungan periode gelombang dilakukan dengan menghitung waktu gerakan gelombang

    melewati titik tertentu.

    Cara kerja:

    Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan mengamati batas puncak gelombang

    dan batas lembah gelombang yang melewati wave pole yang kami letakkan di sekitar 30

    meter dari garis pantai untuk kemudian dicatat. Perhitungan periode gelombang dilakukan

    dengan cara ; pertama, menentukan titik tetap dari letak wave pole dengan jarak 2 meter,

    3 meter, 4 meter, dan 5 meter yang berfungsi sebagai acuan jarak untuk menentukan

    periode/waktu gelombang. Periode gelombang di hitung pada saat gelombang melewati

    wave pole sampai gelombang tersebut melewati batas titik tetap yang tadi telah

    ditentukan (perhitungan periode gelombang ini dilakukan sebanyak 5 kali ulangan).

    4. Alat Pengukuran Parameter Pasang Surut

    a. Tide Staff

    Tide staff (palem pasut) merupakan alat pengukur pasangsurut yang paling sederhana,berupa [papan dengan tebal 1 2 inci dan lebar 4 5 inci. Sedangkan panjangnya harus

    lebih dari tunggang pasangsurut. Dimana pemasangan tide gaugeini haruslah pada

    kedudukan muka airterendah (lowest water) skala 0 masih terendam air, dan saat pasang

    tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi (highest water).

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    7/12

    Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat kita ketahui. Dan dari data

    yang dicatat dari skala tide gaugetersebut, kita dapat mengetahui pola pasang surut pada

    suatu daerah pada waktu tertentu.

    Gambar 5.1 Tide Staff

    Dalam pemasangannya rambu tersebut disekrup atau ditempalkan pada kedudukanvertical pada tiang atau penyangga yang sesuai. Lokasi rambu harus berada pada lokasi

    yang aman dan mudah terlihat dengan jelas, tidak bergerak-gerak akibat gelombang atau

    arus laut. Tempat tersebut tidak pernah kering pada saat kedudukan air yang paling surut.

    Oleh karena itu panjang rambu pasangsurut yang dipakai sangat bergantung sekali pada

    kedudukan pasangsurut air laut di tempat tersebut. Bila seluruh rambu pasangsurut dapat

    terendam air, maka air laut tidak dapat dipastikan kedudukannya. Mengingat bagian

    bawah rambu pasangsurut harus dipasang terendam air laut, maka rambu dituntut pula

    harus terbuat dari bahan yang tahan air laut. Rambu pasangsurut hampir selalu

    digunakan pada pelabuhan-pelabuhan laut. Akan tetapi dalam hal ini biasanya titik 0 skala

    rambu diletakkan sama dengan muka surut s tsatempat, sehingga setiap saat tinggipermukaan air laut terhadap muka surutan tersebut atau kedalaman laut dapat diketahui

    berdasarkan pembacaan pada rambu. Dengan demikian hal ini sangat membantu bagi

    keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan.

    b. Floating Tide Gauge

    Prinsip kerja alat pengukuran pasut ini berdasarkan pada gerak naik turunnya permukaan

    laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat.

    Alat ini harus dipasang pada tempat yang tidak begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air

    laut sehingga pelampung dapat bergerak secara vertical dengan bebes. Pengamatan

    pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah denganpalem pasut.

    Gambar 5.2 Floating tide gauge

    http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/5-2/http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/5-2/
  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    8/12

    Gambar 5.3 Skema Floating Tide Gauge

    Gambar 5.4 Reka Bentuk Alat Floating Tide Gauge

    Di pantai dimana terdapat ombak pecah, atau dimanapun ada gangguan permukaan airyang minima kisaran pasang surut dapat diukur dengan rangkaian papan yang sudah

    terbagi-bagi dalam kelas-kelas tertentu. Air yang mengarah ke pantai akan terukur pada

    interval-interval yang tertera pada papan.

    Papan yang paling dekat dengan pantai harus mencapai atas air pada saat terjadi high

    water, dan yang jauh dari pantai harus mencapai mean low water level agar pada saat

    surut terendah dapat terbaca skalanya. Perlu berhati-hati dalam pembacaan pada papan

    yang sudah lapuk. Papan pengukur pasang surut juga dapat dipasang pada tebing tebing

    dekat pantai, di penggalangan kapal dan struktur-struktur lain yang airnya tenang.

    Jika inginkan pengukuran yang tepat maka pengukuran dilkukan di tempat yang

    pengaruh gelombangnya sedikit. Dekat pantai di atas mean high water biasanya dibuat

    penampungan yang dasarnya kira-kira 3 sampai 6 kaki ke bawah dari level lowest low

    water.

    Penampungan dihubungkan ke laut dengan pipa yang sempit yang menurun sampai ke

    dasar. Ujung dari pipa dibuat semacam alat penyiram air yang dimaksudkan untuk

    pengairan dan boya akan menahannya pada dasar laut. Jika pengaruh gelombang tidak

    terasa pada kedalaman ini maka level air pada penampungan hanya menggambarkan

    pergerakan pasang surut. Pada saat lautan terlihat tenang di permukaan, maka pada

    penampungan air alirannya lancar dan level air akan terukur oleh papan berskala.

    Mengukur pasang surut akan sulit dan akan menghabiskan waktu, untuk mengatasi

    masalah ini digunakanlah marigraph. Marigraph adalah alat pengukur pasang surut

    otomatik yang akan mencatat sendiri kisaran pasang surut. Alat ini akan memberikan

    catatan yang konstan dari level air. Berikut ini adalah gambar marigraph:

    Pelampung, yaitu F akan naik turun dengan terisinya air di penampungan yaitu R. Kawat

    tembaga dihubungkan ke pelampung yang melewati drum yaitu G, dikerenakan pada

    drum akan terjadi perubahan level air. Pergerakan pada drum ditransmisikan ke stylus

    http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/7-2/http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/6-2/http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/7-2/http://hazis.wordpress.com/topografi/amalan-dan-kerja-kerja-di-topografi/jenis-peralatan-ukur/6-2/
  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    9/12

    (pena jarum untuk mencatat) yang akan mencatat perubahan yang terus-menerus pada

    scarik kertas.

    5. Alat Pengukuran Parameter Arus Laut

    a. Current Meter

    Berdasarkan sensor kecepatan yang digunakan oleh current meter, terbagi menjadi 2,

    yaitu sensor mekanik, dimana pengukuran arus dihasilkan dari perputaran rotor atau roda

    kayu, dan sensor non-mekanik, dimana pengukuran arus dihasilkan dari perubahangelombang elektromagnetik atau perbedaan waktu transmisi akustik di sepanjang jalur

    akustik. Seluruh pengukur arus memiliki komponen dasar yang terdiri dari sensor

    kecepatan, kompas, alat pengolah data, dan sebuah peralatan untuk memasukkan data

    digital.

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sensor mekanik merupakan alat pengukur arus

    yang dihasilkan dari perputaran rotor. Tipe Current Meters Mekanik (Rotor) yaitu :

    Current Meters seri RCM

    Pengukur arus geodyne dan RCM4 adalah yang pertama menggunakan rotor

    Savonious untuk mengukur kecepatan arus. Kecepatan didapatkan dari perputaran

    rotor selama seluruh interval sampel. Sementara arah merupakan arah terakhir yangterekam pada akhir periode sampel. Jadi, kecepatan didasarkan pada nilai rata-rata

    selama interval perekaman. Sedangkan arah didapat dari sekali pengukuran.

    Pengukur arus seri RCM lebih populer dikarenakan reliabilitasnya, biaya lebih

    rendah, dan relatif lebih mudah dalam penggunaannya.

    Current Meters Vektor Rata-rata (VACM)

    Kecepatan arus dihasilkan dengan menggunakan rotor Savonious, sejenis dengan

    RCM, tetapi berasal dari sebuah baling-baling kecil yang berputar bebas

    berhubungan dengan casis pengukur arus.

    Gambar 5.1 Current Meter

    Untuk sensor non-mekanik sendiri terdiri dari 3 tipe, yaitu :

    Acoustic Current Meter (ACM)

    Pada tipe ini, cara untuk menentukan kecepatan arus dan arahnya adalah dengan

    mengukur kecepatan arus yang melalui dua atau tiga orthogonal sensor axes. Sekali

    aarah aliran relatif terhadap current meter ditentukan, arah mutlaknya di dapat

    dengan menggunakan suatu kompas magnetik yang built in. ACM mengukur

    perbedaan pada saat terjadi time delay yang singkat.

    Elektromagnetik Current Meter (ECM)

    Pada tipe ini menggunakan kenyataan bahwa arus lautan menunjukkan reaksi sepertigerakan electrical conductor. Sebagai hasilnya, saat arus laut bergerak melalui suatu

    daerah magnetik yang dibangkitkan dalam instrumen, gaya electromotive

    diinduksikan secara berbanding lurus terhadap kecepatan arus dan sudut yang tepat

    terhadap medan magnet dan arah arus.

  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    10/12

    Acoustic Doppler Current Meter (ADCM)

    Tipe ini mengukur kecepatan dan arah arus dengan mentransmisikan gelombang

    suara dengan frekuensi tinggi dan kemudian menentukan perubahan frekuensi

    Doppler dari sinyal yang kembali dari kumpulan drifters (aliran arus) yang ada di

    kolom air.

    b. Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP)

    Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun

    vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antarainstrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah

    syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah

    pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap

    elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. Echo yang tiba kembali ke instrumen

    tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echo dari perairan dangkal tiba lebih

    dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yang lebih lebar. Profil dasar laut dihasilkan

    dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya, kecepatan relatif, dan parameter lainnya

    dikumpulkan diatas kapal menggunakan Data Acquisition System (DAS) yang juga secara

    optional merekam informasi navigasi, yang diproduksi oleh GPS.

    Gambar 5.2 ADCP

    Prinsip Kerja:

    Perhitungan navigasi, menggunakan kalibrasi yang dilakukan sekali secara lengkap.Arus

    absolut yang melampaui kedalaman atau kedalaman referensi didapatkan dari rata-rata

    kecepatan relatif kapal. Arus absolut pada setiap kedalaman dapat dibedakan dari data

    terakhir dari kapal navigasi dan perhitungan relatif ADCP

    Prinsip Perhitungan Gelombang Oleh ADCP.

    Gambar 2. Prinsip kerja ADCP

    http://2.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/S1_ktJSgb0I/AAAAAAAAAYs/r3YOG142MXs/s1600-h/1.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/S1_kfDLXpZI/AAAAAAAAAYk/LFu2AY-0XBM/s1600-h/2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/S1_ktJSgb0I/AAAAAAAAAYs/r3YOG142MXs/s1600-h/1.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/S1_kfDLXpZI/AAAAAAAAAYk/LFu2AY-0XBM/s1600-h/2.jpg
  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    11/12

    Prinsip dasar perhitungan dari perhitungan arus/gelombang yaitu kecepatan orbit

    gelombang yang berada dibawah permukaan dapt diukur dari keakuratan ADCP. ADCP

    mempunyai dasar yang menjulang,dan mempunyai sensor tekanan untuk mengukur

    pasang surut dan rata-rata kedalaman laut. Time series dari kecepatan, terakumulasi dan

    dari time series ini, kecepatan spektral dapat dihitung. Untuk mendapatkan ketinggian

    diatas permukaan, kecepatan spektrum dierjemahkan oleh pergeseran permukaan

    menggunakan kinematika linear gelombang. Kegunaan ADCP pada berbagai aplikasi :

    1. Perlindungan pesisir dan teknik pantai.

    2. Perancangan pelabuhan dan operasional3. Monitoring Lingkungan

    4. Keamanan Perkapalan

    ADCP dapat menghitung secara lengkap, arah frekuensi gelombang spektrum, dan dapat

    dioperasikan di daerah dangkal dan perairan dalam. Salah satu keuntungan ADCP

    adalah, tidak seperti directional wave buoy, ADCP dapat dioperasikan dengan resiko yang

    kecil atau kerusakan. Sebagai tambahan untuk frekuensi gelombang spektal, ADCP juga

    dapat digunakan untuk menghitung profil kecepatan dan juga level air.

    Keuntungan ADCP:

    1 Definisi yang tinggi dari arah arus/gelombang pecah.

    2. Logistik yang sederhana dengan bagian bawah yang menjulang3. Kerusakan yang kecil, dan resiko yang kecil.

    4. Kualitas perhitungan permukaan yang tinggi yang berasal dari dasar laut.

    ADP/ADCP keistimewaannya meliputi

    1. Dapat bekerja di kapal dengan penentuan posisi yang lengkap termasuk bottom-

    tracking dan permukaan laut untuk transek dengan menggunakan GPS.

    2. ADCP memberikan sistem real-time untuk pesisir pantai, dan monitoring pelabuhan.

    3. ADCP mudah digunakan untuk mengukur arus

    4. Mempunyai system otomatik yang dilengkapi dengan baterai dan perekam untuk

    buoy lepas pantai atau bottom-mounting.

    Pengenalan dari ADCP

    Gambar 3. (a)Standard and Mini ADPs, (b) ADP Depth Cells ViewADP, (c) ViewADP

    SonTek/YSI ADP (Acoustic Doppler Profiler) adalah alat ukur arus muka laut berperformatinggi yang akurat, dapat diandalkan dan mudah untuk digunakan. ADCP menghitung

    kecepatan 3D dengan kedalaman yang spesifik dari setiap cell sampai kira-kira 220 m.

    Design pertama dari pengukur arus hanya sebatas untuk mengukur perairan dangkal.,

    the ADP telah mengalami revolusi sejarah dalam pengukuran arus sejak diperkenalkan

    http://3.bp.blogspot.com/_xBP4Fge9qiU/S1_k1-MWxiI/AAAAAAAAAY0/eXe-XDQGLhg/s1600-h/3.jpg
  • 8/4/2019 TP Pra Praktikum

    12/12

    pada tahun 1984. Software windows ViewADP dapat melakukan post-processing

    program yang membuat menjadi lebih mudah dalam tampilan dan mudah untuk

    menganalisa data.

    Prinsip Pengoperasian

    SonTek/YSI ADPs tergolong dalam kumpulan instrument yang dikenal sebagai akustik

    dopler current profiler. Lebih dari beberapa decade alat ini telah mengembangkan

    kemampuan untuk mengukur arus secara lebih detail untuk aplikasi di lapangan. Sejak

    diperkenalkan pada tahun 1984 sebagai alat pertama pengukuran arus untuk perairandangkal, ADP telah banyak mengalami kemajuan sebagai alat pengukur arus. Dokumen

    di bawah ini meliputi pengenalan dasar dari prinsip penggunaan ADCP.

    The ADP menghitung kecepatan dari air dengan menggunakan prinsip fisika yang

    dikenal disebut perubahan Dopler. Pada bagian ini jika sumber dari suara bergerak

    relative ke receiver frekuensi dari suara di receiver mengalami perubahan dari frekuensi

    transmisi.

    Fdoppler = -2Fsource ( V / C )

    Dari persamaan ini , V adalah kecepatan relative diantara sumber dan receiver (i.e.;Gerakan mengindikasikan perubahan jarak diantara keduanya., C adalah kecepatan dari

    suara, Fdoppler perubahan dari frekuensi receiver di receiver (i.e., the Doppler shift), dan

    Fsourcefrekuensi dari transmisi suara. Ilustrasi dari operasional dari sistem Doppler

    monostatis, seperti ADP ( monostastis mengindikasikan fakta bahwa transducer yang

    sama digunakan sebagai receiver dan transmitteris . Transducer Son Tek SonTek

    transducers dibangun untuk menghasilkan beam sempit suara, dimana energi utama

    terkonsentrasi pada sebuah kerucut yang hanya beberapa derajat lebarnya. Setiap

    transducer menghasilkan pulsa suara yang frekuensinya diketahui. Pada saat suara

    merambat di air, suara itu memantul ke segala arah oleh partikel-partikel (sedimen, bahan

    biologis, gelembung).Sebagaimana beberapa bagian memantulkan energi yangmerambat kembali sepanjang transducer axis,kearah transducer dimana, perhitungan

    proses elektronik berubah seiring frekuensi .Pergantian Doppler diukur dari pantulan

    single transducer , kecepatan diair sepanjang axis pasa beam akustik.