12
1 KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM ECHINODERMATA DI PANTAI AIR DAO KECAMATAN KUPANG BARAT Angela G. Lika 1 , Mario J.Santrum 2 Sherly Nahak 3 Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Nusa Cendana e-mail; angelasaik@ yahoo.com ABSTRAK Keanekaragaman jenis diartikan sebagai jumlah jenis dan jumlah individu dalam satu komunitas. Keanekaragaman jenis menunjuk seluruh jenis pada ekosistem, Filum Echinodermata memiliki karakter morfologi yang berbeda dari setiap kelasnya. Karakter morfologi yang berbeda tersebut menandakan karakteristik jenis/ individu, misalnya kelas Echinoidea berduri, kelas Holothuria berbintil dan berotot Semua anggota filum ini dapat ditemukan di laut terutama pada zona intertidal. Selain itu Filum Echinodermata juga merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya.Penelitian ini telah dilakukan di Pantai Air Dao Desa Nitneo Dusun III Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang pada bulan Januari 2021, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis, pola distribusi filum echinodermata dan peranan lingkungan terhadap keanekaragaman jenis dan pola distribusi filum echinodermata. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode transek kuadran. Jumlah transek 6, dimana setiap transek memiliki 12 plot, jarak antar transek 10 meter sedangkan ukuran plot 1 x 1 m, dengan jarak antar plot 5 meter. Data yang diperoleh di analisis untuk menghitung Indeks Keanekaragam menggunakan indeks Shannon-Wiener (1963). Sedangkan perhitungan Pola distribusi menggunakan indeks morisita (Krebs, 1989). Parameter lingkungan (Suhu, Salinitas dan Ph) diukur pada saat air pasang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keanekaragaman jenis Filum Echinodermata di Pantai Air Dao sebesar 2,246, yang berarti keanekaragaman berada pada tingkat sedangkan Nilai pola distribusi Filum Echinodermata di pantai Air Dao sebesar 6, 864 yang berarti pola distribusi mengelompok. Hasil pengukuran parameter lingkungan menunjukkan kisaran suhu 26 0 C- 28 0 C Salinitas 30% - 31% dan kisaran Ph 6.3 - 7. Kata Kunci : Keanekaragaman, Pola Distribusi Pantai air Dao PENDAHULUAN Filum Echinodermata merupakan salah satu Filum yang berperan penting dalam hal keanekaragaman fauna di daerah terumbu karang dimana terumbu karang berperan sebagai tempat berlindung dan sumber pakan bagi fauna Echinodermata., terutama dalam rantai makanan (food chains), umumnya sebagai pemakan detritus dan predator. Echinodermata tersebar hampir di seluruh perarairan Indonesia. Salah satu penyebaran biota ini adalah di perairan rataan Pantai Air Dao yang terletak di desa Nitneo kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang merupakan salah satu zona intertidal di wilayah NTT yang diketahui memiliki ekosistem

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

1

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

ECHINODERMATA DI PANTAI AIR DAO KECAMATAN KUPANG BARAT

Angela G. Lika 1, Mario J.Santrum 2 Sherly Nahak 3

Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Nusa Cendana

e-mail; angelasaik@ yahoo.com

ABSTRAK

Keanekaragaman jenis diartikan sebagai jumlah jenis dan jumlah individu dalam satu

komunitas. Keanekaragaman jenis menunjuk seluruh jenis pada ekosistem, Filum

Echinodermata memiliki karakter morfologi yang berbeda dari setiap kelasnya. Karakter

morfologi yang berbeda tersebut menandakan karakteristik jenis/ individu, misalnya kelas

Echinoidea berduri, kelas Holothuria berbintil dan berotot Semua anggota filum ini dapat

ditemukan di laut terutama pada zona intertidal. Selain itu Filum Echinodermata juga

merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai

salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil

lainnya.Penelitian ini telah dilakukan di Pantai Air Dao Desa Nitneo Dusun III Kecamatan

Kupang Barat Kabupaten Kupang pada bulan Januari 2021, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis, pola distribusi filum echinodermata dan peranan lingkungan terhadap

keanekaragaman jenis dan pola distribusi filum echinodermata. Metode yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah metode transek kuadran. Jumlah transek 6, dimana setiap transek memiliki

12 plot, jarak antar transek 10 meter sedangkan ukuran plot 1 x 1 m, dengan jarak antar plot 5

meter. Data yang diperoleh di analisis untuk menghitung Indeks Keanekaragam menggunakan

indeks Shannon-Wiener (1963). Sedangkan perhitungan Pola distribusi menggunakan indeks

morisita (Krebs, 1989). Parameter lingkungan (Suhu, Salinitas dan Ph) diukur pada saat air

pasang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keanekaragaman jenis Filum Echinodermata di

Pantai Air Dao sebesar 2,246, yang berarti keanekaragaman berada pada tingkat sedangkan

Nilai pola distribusi Filum Echinodermata di pantai Air Dao sebesar 6, 864 yang berarti pola

distribusi mengelompok. Hasil pengukuran parameter lingkungan menunjukkan kisaran suhu

260C- 280 C Salinitas 30% - 31% dan kisaran Ph 6.3 - 7.

Kata Kunci : Keanekaragaman, Pola Distribusi Pantai air Dao

PENDAHULUAN

Filum Echinodermata merupakan

salah satu Filum yang berperan penting

dalam hal keanekaragaman fauna di

daerah terumbu karang dimana terumbu

karang berperan sebagai tempat

berlindung dan sumber pakan bagi fauna

Echinodermata., terutama dalam rantai

makanan (food chains), umumnya sebagai

pemakan detritus dan predator.

Echinodermata tersebar hampir di seluruh

perarairan Indonesia. Salah satu

penyebaran biota ini adalah di perairan

rataan Pantai Air Dao yang terletak di

desa Nitneo kecamatan Kupang Barat

Kabupaten Kupang merupakan salah satu

zona intertidal di wilayah NTT yang

diketahui memiliki ekosistem

Page 2: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

2

Echinodermata yang cukup melimpah, hal

ini dikarenakan pantai ini memiliki

substrat pasir yang putih, padang lamun

yang luas dan banyak patahan karang mati

yang cocok untuk pertumbuhan habitat

filum Echinodermata. Pada sebelah kiri

pantai berbatasan langsung dengan

pelabuhan Bolok dan bagian kanan pantai

berbatasan dengan pelabuhan Tenau.

Echinodermata berasal dari bahasa

Yunani yaitu Echinos artinya duri dan

Derma artinya kulit. Secara umum

Echinodermata berarti hewan yang

berkulit duri. Echinodermata adalah

hewan laut yang termasuk hewan

coelomate dengan simetri radial, dimana

tubuh dapat dibagi menjadi lima bagian

tersusun mengelilingi sumbu pusat. Ada

sebuah coelom besar bersifat

enterocoelous bersilia membentuk

ruangan perivisceral dan beberapa sistem

berbelit-belit. (Marshall, 1972)

Echinodemata merupakan hewan

dengan jumlah penyebaran atau distribusi

yang luas dijumpai disemua laut dari zona

intertidal sampai laut yang sangat dalam

(Kastawi, 2003). Hewan-hewan ini juga

mudah dikenali dari bentuk tubuhnya,

kebanyakan memiliki bentuk tubuh

simetris radial dan kebanyakan

mempunyai endoskeleton dari zat kapur

dengan memiliki tonjolan berupa duri.

Echinodermata termasuk hewan

coelomate dengan simetri radial yaitu

tubuh dibagi menjadi lima bagian yang

tersusun mengelilingi sumbu pusat.

Kastawi Yusuf, (2003)

menyatakan bahwa Echinodermata

merupakan hewan laut yang hidup di

pantai tetapi kebanyakan didasar laut.

Kelompok hewan ini ditemukan di

hampir semua kedalaman laut.

Penyebaran Echinodermata sangat luas

dan filum ini terdiri atas 5.300 spesies dan

sejumlah besar berupa fosil.

Echinodermata memiliki nilai

tinggi dalam bidang pangan, obat-obatan

dan sering dijadikan barang hiasan yang

indah. Echinodermata juga dijadikan

bahan makanan karena beberapa

diantaranya memiliki nilai gizi yang

tinggi. Menurut Lee dan Hard (1982)

dalam Aziz (1995) mengemukakan bahwa

gonad bulu babi kaya akan vitamin B

kompleks, vitamin A dan mineral.

Echinodermata sebagai salah satu hewan

yang sangat penting dalam ekosistem laut

dimana sebagai Detrivor atau pemakan

detritus. Jika jumlah echinodermata

berlimpah maka ekosistem laut terjaga.

Hal ini akan mempengaruhi distribusi dan

keanekaragaman echinodermata.

Pantai Air Dao terletak di desa

Nitneo kecamatan Kupang Barat

Kabupaten Kupang merupakan salah satu

zona intertidal di wilayah NTT yang

diketahui memiliki ekosistem

Echinodermata yang cukup melimpah, hal

ini dikarenakan pantai ini memiliki

substrat pasir yang putih, padang lamun

yang luas dan banyak patahan karang mati

yang cocok untuk pertumbuhan habitat

filum Echinodermata. Pada sebelah kiri

pantai berbatasan langsung dengan

pelabuhan Bolok dan bagian kanan pantai

berbatasan dengan pelabuhan Tenau.

Aktivitas masyarakat yang ada di wilayah

pesisir pantai air Dao rata-rata adalah

nelayan. Survei awal yang dilakukan

mempersentasikan bahwa masyarakat

sekitar pantai mengkonsumsi berbagai

jenis keong, kerang, teripang dan bulu

babi yang merupakan spesies dari filum

Echinodermata. Kurangnya pengetahuan

dan pemahaman masyarakat sekitar

tentang korelasi filum Echinodermata dan

padang lamun akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan lamun dan kelangsungan

hidup filum Echinodermata. Faktor lain

yang menjadi pemicu kurangnya

eksistensi dari filum Echinodermata yaitu

karena padatnya aktivitas masyarakat di

sekitar pantai.

Hasil observasi menunjukkan

bahwa terdapat beberapa padang lamun

yang rusak akibat aktivitas masyarakat

saat mencari bulu babi dan teripang untuk

di konsumsi disertai dengan

ditemukannya berbagai jenis sampah

Page 3: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

3

anorganik yang berserakan disekitar

pantai yang tentu berpengaruh pada

kelangsungan hidup komponen biotik

yang menggunakan daerah pesisir sebagai

habitatnya salah satunya yaitu filum

Echinodermata. Jika hal ini dibiarkan

tanpa adanya upaya pelestarian maka

ekosistem laut akan rusak.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Air

Dao Desa Nitneo Dusun III Kecamatan

Kupang Barat Kabupaten Kupang Nusa

Tenggara Timur pada bulan Januari 2021.

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah : GPS dan Kompas,

Meter,Thermometer, Salinometer, pH

meter, Alat tulis, Kamera, Tali rafia, Bahan,

Sampel Echinodermata

Prosedur Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan metode

transek kuadran, penarikan garis

transek dilakukan saat air surut

dengan dimulai pada titik terjauh.

2. Membuat 6 transek penelitian dengan

panjang transek 60 meter, jarak antar

transek 10 meter dan jarak antar plot

5 meter dengan ukuran plot 1x1

meter.

3. Proses pengambilan sampel

dilakukan pada setiap jalur dengan

menggunakan metode kuadran yang

berukuran 1x1 meter yang dilakukan

dengan tiga kali pengulangan.

Pengambilan sampel dilakukan pada

saat air surut.

4. Echinodermata yang ditemukan pada setiap transek kemudian diukur

diameter dan panjang tubuh

menggunakan mistar, dipisahkan

berdasarkan jenis dan dihitung

jumlahnya, lalu dicatat pada

lembaran data.

5. Sampel echinodermata diidentifikasi

langsung di lokasi penelitian untuk

menjaga kelestarian habitat

echinodermarta. Identifikasi spesies

menggunakan buku sumber yang ada

dan internet.

6. Pengukuran parameter lingkungan

bersamaan dengan pengambilan

sampel echinodermata. Suhu, diukur

dengan cara membenamkan

thermometer dalam air pada kedalam

yang diinginkan dalam transek

pengamatan kemudian membaca

skala pada thermometer.Salinitas,

diukur dengan menggunakan alat

salinometer. Derajat keasaman (pH),

diukur dengan

7. menggunakan pH meter untuk

mengetahui tingkat keasaman..

Gambar 3.1 Denah penentuan sampel

penelitian

Keterangan:

GP : Garis Pantai

TR 1 : Transek 1 TR 5 : Transek 5

TR 2 : Transek 2 TR 6 : Transek 6

TR 3 : Transek 3

TR 4 : Transek 4

Gambar 3.2 Arah Mata Angin

Page 4: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

4

Analisis Data

1. Keanekaragaman

Indeks yang digunakan adalah indeks

Shannon-Wienner (1963), yang berguna

untuk mengetahui keanekaragaman jenis

berdasarkan keanekaragamannya.

Dimana:

H’= Indeks Keanekaragaman Shannon

Wienner

Pi = Jumlah individu suatu jenis

spesies/ Jumlah total seluruh spesies

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah total individu

Berdasarkan indeks Keanekaragaman

jenis menurut Shannon Wienner,

disefinisikan sebagai berikut:

a. Nilai H’ ≥ 3 menunjukkan

keanekaragaman spesies (tinggi)

b. Nilai 1 < H’ < 3 menunjukkan

keanekaragaman spesies(sedang)

c. Nilai H’ ≤ 1 menunjukkan

keanekaragaman spesies (rendah)

2. Pola distribusi

Pola distribusi Echinodermata dapat

dianalisis dengan menggunakan Indeks

Morisita (Krebs,1989) adalah sebagai

berikut :

Id = n ( ∑ 𝐗𝟐− 𝐍

𝐍 (𝐍−𝟏) )

Keterangan :

Id = Indeks Morisita

n = Jumlah plot atau kuadran pengamatan

x = Jumlah individu tiap plot (X1 + X2 + ……….+ Xn )

∑x2 = Jumlah kuadrat seluruh spesies tiap

plot (X12 + X2

2 + …. + Xn .)

N = Jumlah individu keseluruhan.

Hasil dari Indeks morisita yang diperoleh

dikelompokan sebagai berikut:

Id = 1 pola distribusi adalah acak (random)

Id > 1 pola distribusi adalah mengelompok

(clumped)

Id < 1 pola distribusi adalah teratur atau

seragam (uniform)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Jenis-jenis Filum Echinodermata di

Pantai Air Dao.

Filum Echinodermata yang ditemukan di

Pantai Air Dao Desa Nitneo Dusun III

Kupang Barat pada transek 1 sampai

dengan transek 6 terdapat 1005 individu.

Terdiri dari 4 kelas yaitu Asteroidea,

Echinoidea, Ophiuroidea dan

Holothuroidea

Spesies yang ditemukan yaitu

Echinometrix calamaris sebanyak 82

individu, spesies ini memiliki tubuh yang

bulat agak gemuk memiliki diameter tubuh

5,7 cm dengan panjang duri primer 2,4 cm

dan duri sekunder 2 cm. Berwarna hijau

muda dengan garis-garis cokelat pada

durinya. Mesocentrotus franciscianus

sebanyak 66 individu, memiliki bentuk

tubuh yang bulat tertutup duri, berdiameter

tubuh 1,6 cm dengan cangkang yang keras

dan pemukaan tubuh berwarna merah bata,

mulut berada di bagian bawah. Bulu babi

atau Tripneuses gratilla sebanyak 126

individu, memiliki diameter tubuh 4,6 cm

dengan tinggi badan 4,5cm berbentuk

bulat dan pipih, berwarna hitam dilengkapi

dengan duri yang berwarna orange dan

putih diseluruh permukaan tubuhnya.

Psamechinus miliaris sebanyak 110

individu, orange keputihan, diamter tubuh

5 cm, memiliki duri yang kuat dan pendek

dan panjang yang sama, terdapat lubang

kecil pada bagian perut. Spesies

Tripneustes ventricosus sebanyak 119

individu, berbentuk bulat dan pipih,

berwarna putih, hijau dan cokelat

dilengkapi dengan duri pada permukaan

tubuhnya dengan diameter 1,5 cm.

Lytechhius vriegatus sebanyak 129

individu, mempunyai cangkang yang

berdiameter 9,5 cm berwarna putih

Keanekaragaman H’ = -∑Pi ln Pi

Page 5: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

5

kehijauan dengan duri yang memiliki

berbagai variasi warna. Spsesies

berikutnya yaitu Diadema antilarum

sebanyak 169 individu, memiliki ciri khas

menonjol yaitu mempunyai duri yang

panjang, tajam dan rapuh disekujur

tubuhnya, berbentuk bulat , berwarna

hitam pekat. Diameter tubuh 4 cm.

Protoreaster nodosus sebanyak 119

individu, bentuk tubuh seperti bintang,

berwarna cokelat muda dengan titik

kerucut hitam yang tersusun dalam satu

baris, memiliki 5 lengan pada tiap

lengannya memiliki duri yang tersusun

rapi, duri yang dimiliki spesies ini pada

umumnya tumpul.

Archaster typicus sebanyak 61 individu,

berwarna abu-abu dengan diameter tubuh 2

cm dengan 5 lengan dan terdapat duri yang

terbentuk catut yang disebut pedicellaria.

Ophiocoma erinaceus sebanyak 6 individu,

berwarna hitam dengan panjang tubuh 4

cm dengan 5 lengan yang panjang,

pergerakan seperti ular. Ophiactis savignyi

sebanyak 8 individu, memiliki ciri-ciri

yang hampir sama dengan Ophiocoma

erinaseus dimana memiliki cakram

berdiameter 1-3 cm yang dilindungi oleh

cangkang kapur berbentuk keping atau

ossicle dan di lapisi dengan granula dan

duri pada bagian lateralnya.

Holothuria atra sebanyak 6 individu,

memiliki diemeter tubuh 6 cm dan panjang

tubuh 9 cm dengan bentuk tubuh yang

lonjong memanjang dan berwarna hitam

dengan pasir yang menempel pada tubuh,

memiliki kulit yang halus, lentur dan posisi

mulut berada di bagian ventral dan anus

ada bagian dorsal. Holothuria scabra

sebanyak 4 individu, memiliki ciri-ciri

yaitu berwarna cokelat dengan panjang

tubuh 7 cm dengan diameter tubuh 4 cm,

mempunyai bentuk tubuh yang

memanjang, bulat silindris dan memipih,

serta memiliki garis-garis melintang

berwarna hitam pada punggunggnya

Gambar 1. Echinothrix calamaris

Gambar 2. Mesocentrotus franciscanus

Gambar 3. Psammechinus miliaris

Gambar 4. Tripneustes ventricosus

Page 6: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

6

Gambar 5. Lytechius variegatus Gambar 6. Tripneustes gratila

Gambar 7. Diadema antilarum Gambar 8. Protoreaster nodosus

Gambar 9. Archaster typicus Gambar 10. Ophiocoma erinaceus

Gambar 11. Ophiactis savignyi Gambar 12. Holothuria atra

Page 7: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

7

Gambar 13. Holothuria scabra

2. Keanekaragaman Filum Echinodermata

Hasil analisis data Indeks Keanekaragaman jenis echinodermata di Pantai Air Dao sebesar

2,246, yang berarti keanekaragaman echinodermata sedang.

Tabel 4.1 Pengukuran Indeks Keanekaragaman Echinodermata

No. Nama Jenis Jumlah

Individu

pi Ln Pi Pi ln Pi H'

1. Echinotrix

calamaris

82 0,081592 -2,50602 0,20447

2. Mesocentrotus

franciscanus

66 0,065672 -2,72309 -0,17883

3. Psammechinus

miliaris

110 0,109453 -2,21226 -0,24214

4. Tripneustes

ventricosus

119 0,118408 -2,13362 -0,25264

5. Lytechius

variegatus

129 0,128358 -2,05293 -0,26351

6. Tripneustes

gratila

126 0,125373 -2,07646 -0,26033

7. Diadema

antilarum

169 0,168159 -1,78284 -0,2998

8. Protoreaster

nodosus

119 0,118408 -2,13362 -0,25264

9. Archaster

typicus

61 0,060697 -2,80187 -0,17006

10. Ophiocoma

erinaceus

6 0,00597 -5,12098 -0,03057

11. Ophiactis

savignyi

8 0,00796 -4,8333 -0,03847

12. Holothuria

atra

6 0,00597 -5,12098 -0,03057

13. Holothuria

scabra

4 0,00398 -5,52645 -0,022

Jumlah (∑) 1005 -

2,246039

2,246039

Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis filum Echinodermata

H’ = -∑ Pi ln Pi

H'= 2,246039

Page 8: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

8

3. Pola Distribusi Echinodermata

Hasil analisis data pola distribusi Echinodermata di Pantai Air Dao sebesar 6,864 yang

berarti pola distribusi mengelompok.

Tabel 4.2 Perhitungan nilai Pola Distribusi

No Nama Jenis Jumlah Individu(X) (X)2

1. Echinotrix calamaris 82 6724

2. Mesocentrotus franciscanus 66 4356

3. Psammechinus miliaris 110 12100

4. Tripneustes ventricosus 119 14161

5. Lytechius variegatus 129 16641

6. Tripneustes gratila 126 15876

7. Diadema antilarum 169 28561

8. Protoreaster nodosus 119 14161

9. Archaster typicus 61 3721

10 Ophiocoma erinaceus 6 36

11 Ophiactis savignyi 8 64

12 Holothuria atra 6 36

13 Holothuria scabra 4 16

Jumlah (∑) 1005 116453

Perhitungan Nilai Pola Distribusi filum

Echinodermata

Id = n ( ∑ 𝐗𝟐− 𝐍

𝐍 (𝐍−𝟏) )

= 60 ( 𝟏𝟏𝟔.𝟒𝟓𝟑−𝟏.𝐨𝐨𝟓

𝟏.𝟎𝟎𝟓(𝟏.𝟎𝟎𝟓−𝟏) )

= 60 ( 𝟏𝟏𝟓.𝟒𝟒𝟖

𝟏.𝟎𝟎𝟓(𝟏.𝟎𝟎𝟒) )

= 60 ( 𝟏𝟏𝟓.𝟒𝟒𝟖

𝟏.𝟎𝟎𝟗.𝟎𝟐𝟎 )

= 60 ( 𝟎, 𝟏𝟏𝟒𝟒𝟏𝟓𝟗𝟕 ) Id = 6,86495808

4. Parameter Lingkungan

Hasil penggukuran parameter

lingkungan di Pantai Air Dao dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan

No Hari Suhu 0C Salinitas(%) Ph

1. 1 280C 30 6.3

2. 2 260C 31 6.9

3 3 260C 31 7

.∑ 260C 30.6 6.7

Page 9: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

9

Pembahasan

Keanekaragaman Echinodermata

Berdasarkan data hasil penelitian filum

Echinodermata di Pantai Air Dao Desa

Nitneo Dusun III Kecamatan Kupang Barat

Kabupaten Kupang, hasil analisis data

menunjukkan bahwa indeks

keanekaragaman filum Echinodermata

sebesar 2,246, hal ini menunjukkn bahwa

nilai indeks keanekaragaman filum

Echinodermata tergolong sedang karena di

pantai Air Dao Habitat dari filum

echinodermata sangat kopleks yaitu

padang lamun dan juga zona berpasir

dimana filum echinodermata dapat hidup.

Spesies yang banyak ditemukan yaitu

Diadema antilarum dan echinotrix

calamaris karena pada zona padang lamun

dan zona pasir ketersediaan bahan

makanan yang melimpah dan juga

parameter lingkungan yang cocok untuk

kehidupan dua spesies ini. Menurut Aziz

(1998) pH normal untuk kehidupan

Echinodermata yaitu kisaran 6,3-7,5.

Untuk suhu batas toleransi antara 250C

sampai dengan 300C sedangkan untuk

salinitas yaitu 30%-34%. Proses adaptasi

yang dilakukan oleh dua spesies ini yaitu

membenamkan diri kedalam pasir yang

merupakan salah satu upaya menghindari

kondisi kekeringan dan sengatan matahari.

Berdasarkan analisis data yang telah

dilakukan keanekaragam tidak hanya

dilihat dari banyaknya jumlah spesies

tetapi juga dilihat dari penyebaran individu

dari setiap spesiesnya. Suatu komunitas

dikatakan memiliki keanekaragaman tinggi

jika jumlah spesies yang ditemukan tinggi

sebaliknya, jika jumlah spesies yang

ditemukan rendah maka keanekaragaman

rendah (Sugiarto, 1994). Kondisi

lingkungan di pantai Air Dao masih sesuai

untuk kehidupan echinodermata.

Beberapa avertebrata yang hidup di laut

memakan daun lamun (Kikuchi 1966;

Thayer et al. 1975). Jumlah individu

Echinodermata terbanyak ditemukan pada

zona padang lamun. Kelas Echinoidea

ditemukan dominan di padang lamun

pantai Air Dao, bulu babi yang ditemukan

dominan di padang lamun adalah Diadema

Antilarum, Lytechus variegatus, dan

Tripneustes gratila.Spesies bulu babi

tersebut diketahui memiliki kecendrungan

memilih lamun sebagai

makananya.Spesies bulu babi Tripneustes

gratila merupakan”grazer” penting yang

hidup di kawasan Indo Pasifik Barat

(Lawrence 2007). Kelas Holothuroidea

yang ditemukan yaitu holothuria atra dan

holothuria scabra, yang terdapat pada

habitat pasir dan padang lamun

dikarenakan adanya makanan dan juga

karena kebutuhan akan perlindungan dari

sinar matahari dan predator (Yusron 2003).

Keberadaan biota ini memainkan peranan

penting dalam ekosistem, selain sebagai

detritivor beberapa spesies juga merupakan

makanan bagi berbagai ikan karang

(Shirley, 1982; Birkeland, 1989).

Keanekaragam jenis dikatakan

tinggi jika jumlah spesies banyak, dan

didukung oleh distribusi kelimpahan

diantara spesies merata, hampir sama dan

sama. Dimana nilai H’ ≥ 3 menunjukan

keanekaragaman spesies tinggi.

Keanekaragaman jenis dikatakan rendah

jika, meski mempunyai jumlah spesies

banyak, tetapi distribusi kelimpahan tidak

merata diantara spesies. Dimana nilai H’≤

1 menunjukan keanekaragaman spesies

rendah. Keanekaragaman jenis dikatakan

sedang jika jumlah spesiesnya tidak terlalu

banyak ataupun tidak terlalu sdikit untuk

distribusi kelimpahan berada diantara

merata dan tidak merata. Dimana nilai 1 <

H’ < 3 menunjukan keanekaragaman

spesies sedang.

Kelas Asteroidea banyak di

temukan di padang lamun dan pasir,

spesies yang banyak ditemukan adalah

protoreaster nodosus dan archaster

typicus. Kelas ini tidak dimanfaatkan

sebagai sumber pangan akan tetapi di

beberapa tempat di koleksi sebagai hiasan.

Di Pantai Air Dao belum ditemukan

masyarakat yang sengaja memburu biota

ini untuk tujuan komersial.

Kelas Ophiuroidea yang ditemukan

di Pantai Air dao adalah ophiocoma

Page 10: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

10

erinaceus dan ophiactis savignyi. Anggota

dari kelas ophiuroidea dapat beradaptasi

pada berbagai variasi habitat (Aziz,1996).

Sebagian besar individu dari kelas ini

ditemukan mengubur diri dalam substrat

lumpur dan pasir serta di bawah atau di

celah terumbu karang. Fauna

Echinodermata memiliki peran penting

pada ekosistem lamun dan terumbu karang

sebagai salah satu komposisi jaring

makanan dan juga sebagai herbivora,

karnivora dan omnivora ataupun sebagai

pemakan detritus (Cleak & Rowe 1971).

Pola Distibusi Echinodermata

Untuk menentukan pola

penyebaran echinodermata maka dapat

digunakan indeks Morisita. Hasil analisis

data menunjukan bahwa pola distribusi

echinodermata di Pantai Air Dao adalah

menggelompok dimana Id > 1. Penyebaran

secara mengelompok ini disebabkan

karena individu memiliki kecendrungan

untuk berkumpul dan mencari kondisi

lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan

hidupnya. Pengelompokan tersebut

dilakukan karena adanya interaksi yang

saling menguntungkan diantara individu

tersebut. Pola distribusi dikatakan

seragam apabila ada persaingan yang kuat

antara individu-individu dalam populasi

tersebut. Pola distribusi dikatakan secara

acak apabila faktor lingkungan sangat

seragam untuk seluruh daerah dimana

populasi berada, selain itu tidak ada sifat-

sifat untuk berkelompok dari organisme

tersebut. Di pantai Air Dao tidak

ditemukan pola distribusi secara acak dan

pola distribusi seragam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pola distribusi yaitu Suhu, Salinitas, dan

pH. Berdasarkan data hasil pengukuran

parameter lingkungan pada tiap transek

nilai rata-rata yang di peroleh yaitu suhu

260C, salinitas rata-rata 30.6 dan pH pada

lokasi penelitian yaitu 6,7. Parameter

lingkungan yang diperoleh mnunjukkan

bahwa kondisi suhu mendukung

kelangsungan hidup filum Echiniodermata

adanya perbedaan suhu pada keenam

transek disebabkan oleh pemanasan

matahari sehingga peningkatan suhu selalu

seirama dengan peningkatan intensitas

penyinaran matahari.

Pola Distribusi echinodermata juga

dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik,

seperti kondisi lingkungan ketersediaan

makanan,pemangsaan dan kompetisi.

Muhsin (2016) mengemukakan bahwa

penyebaran organisme secara vertikal

tergantung kisaran tinggi air pasang dan

surut.

Parameter Lingkungan

Parameter lingkungan yang diukur dalam

penelitian adalah suhu, salinitas, dan

derajat keasaman (pH). Pengukuran

terhadap faktor lingkungan ini dilakukan

pada saat penelitian.

a. Suhu (0C)

Hasil dari pengukuran yang dilakukan pada

lokasi penelitian menunjukan bahwa suhu

pada transek 1 sampai 6 berada pada

kisaran 260C. Kisaran suhu ini masih

dalam batas toleransi organisme yang

hidup di laut. Rohmimohtarto dan juwana

(2001) bahwa suhu alami air laut berkisar

antara 0o C hingga 330C. Suhu merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi

kehidupan organisme laut secara langsung

maupun tidak langsung. Suhu air laut

mempunyai peranan penting dalam

kecepatan laju metabolisme, respirasi

biota, air serta proses metabolisme

ekosistem perairan (Odum, 1993).

b. Salinitas (%)

Hasil dari pengukuran salinitas yang

didapatkan pada lokasi penelitian berkisar

antara 30.6%. Berdasarkan nilai salinitas

tersebut, maka pantai Air Dao mendukung

kelangsungan hidup echinodermata. Hal

ini sesuai dengan pernyataan (Nontji,

2007) bahwa faktor lingkungan yang

berpengaruh pada perubahan salinita yaitu

pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan,

dan aliran sungai. Salinitas air laut sangat

berpengaruh terhadap organisme yang ada

di laut karena masing-masing organisme

Page 11: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

11

mempunyai kisaran salinitas tertentu bagi

kehidupanya. Beberapa jenis organisme

ada yang tahan terhadap perubahan

salinitas yang besar, tetapi ada pula yang

tahan terhadap perubahan salinitas kecil.

c. pH

Hasil dari pengukuran pH pada

transek 1-6 berkisar 6-7. Nilai pH ini masih

dalam kisaran normal untuk pertumbuhan

biota (Rusnaningsih, 2012; dan Handayani,

2006). Asikin dalam Yovita (2006)

menggemukakan bahwa kondisi perairan

yang bersifat sangat asam maupun basa

akan membahayakan kelangsungan hidup

organisme air, karena dapat menyebabkan

terjadinya gangguan metabolisme dan

respirasi. Substrat pada umumnya pasir

berlumpur keadaan lingkungan demikian

dapat menjamin kelangsungan hidup

echinodermata.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil

analisis data yang mengacu pada tujuan

penelitian maka peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Indeks keanekaragaman filum

Echinodermata di Pantai Air Dao

tergolong sedang yaitu 2,246 karena

nilai H’ ≥ 1 dan ≤ 3. Indeks

keanekaragaman dikatakan tinggi

apabila nilai H’ ≥ 3 dan tergolong

rendah apabila nilai H’ ≤1.

2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

pola distribusi Echinodermata di Pantai

Air Dao adalah menggelompok dimana

Id > 1.

3. Hasil pengukuran parameter lingkungan

filum Echonodermata di Pantai Air Dao,

suhu pada transek 1-6 berkisar antara

260C, salinitas berkisar antara 30.5%,

dan pH berkisar antara 6,7.

DAFTAR PUSTAKA

Adun, Rusyana. (2011). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Aziz , A & H. Sugiarto. 1994. Fauna Echinodermata padang lamun di Pantai Lombok

Selatan. Dalam W. Kiswara, M.K Mossa & M. Hutomo (eds) . Struktur Komunitas

Biologi Padang Lamun di Pantai Selatan Lombok dan Kondisi Lingkunganya.

Puslitbang Oseanologi- LIPI, Jakarta.

Aziz, A. 1995. Beberapa Catatan Tentang Bulu Babi Meliang. Balai Penelitian Dan

Pengembangan Biologi, LIPI. Jakarta. Oseana Vol. XX No.3.

Aziz, A. 1996. Habitat dan Zoonasi Fauna Echinodermata di Ekosistem Terumbu Karang.

Oseana Vol. XXI No. 2.

Christine. 2013. Tingkat keanekaragaman dalam Kehidupan. http://www.sentra-

edukasi.com Diakses pada senin 2 November 2021 pukul 20.00 WITA.

Clark, A.M. & Rowe, F.W.E. 1971. Monograph of shallow-water Indo West Pasific

Echinoderms. Trustees of the British Museum (Natural History). London: 238 pp.

Darsono, P. 2003. Sumber Daya Teripang Dan Penggelolaanya. Oseana. 28(2).

Desmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: yayasan Obor Indonesia.

Gani, A. L. Nuraini S. ZulkiflibA. 2013. Asosiasi dan Pola Sebaran Bulu Babi(Echinoidea)

di Pantai Maregam Kota Tidore Kepulauan(Jurnal). Vol.2 No 1. Maluku: Unkhair.

Hartati Retno., Endik Meirwti., Sri Redjeki., It Riniatsih., Ruberttus Triji Mahendrajaya.

2018. Jenis Jenis Bintang Laut dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea:

echinodermata) Di Perairan Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa. Jurnal Kelautan

Tropis Vol. 21(1).

Handayani, A.E.2006 Keanekaragaman Jenis Gastropoda Di Pantai Randusanga

Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Skripsi UNNES : Tidak Diterbitkan.

Page 12: KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM

Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X

12

Iwao, S. 1968. A new regression method for analyzing the agggregation pattern of animal

populations. Res. Popul. Ecol. 10.

Jalaudin, Ardesan. 2017.Identifikasi dan Klasifikasi Phylum Echinodermata di Perairan

Laut Desa Sembilam Kecamatan Simeleue Barat Kabupaten Simeleue. Jurnal

Biology Education Vol. 6 No. 1.

Juliawan., Irma Dewianti., Nurfadillah Nurfadillah. 2017. Kelimpahan dan Pola Sebaran

Bulu Babi (Echinoidea) Di Perairan Pulau Klah Kota Sabang. Jurnal Ilmiah

Mahasisa Kelautan dan Perikanan Unsiyah Vol. 2 No. 4.

Kambey, Andrea. 2015. Komunitas Echinodermata di Daerah Intertidal Perairan Pantai

Mokupa Kecamatan Tombabiri. Jurnal ilmiah Plantax, No 3.

Kastawi, Yusuf. 2003. Zoology Avertebrata. Malang: UM Press.

Kikuchi, T. 1996. An acological study on animal communiteies of the Zostera belt in

Tomioka Bay, Amakusa, Kyusu. Publ.Amakusa.Mar.Bio. Lab. 1.

Lawrence JM, Agatsuma Y. 2007. Ecology of Tripneusteus. In: Lawrence Jm, editor.

Edible Sea Urchin: Biology and Ecology. Ed ke-2. Oxford: Elsevier.

Lee, K.E. 1985. Earthworm, Their Ecology and relashionships with Soil and Land Use.

Academic Press. London.

Mahmudi Zaenal. 2016. Pola Distribusi Populasi Kelas Ophiuroidea Di Zona

Intertidal Pantai Bama Taman Nasional Baluran (skripsi). Jember: Universitas

Jember

Marshall dan Williams, 1972. Text book of zoology vol. I, Invertebrates,

ELBS edition first published by The McMillan press LTD. New York.

McNaughton, S.J. And W.L. Wolf. 1992. Ekologi Umum. Edisi Dua. Penerjemah:

Sunaryono P dan Srigandono. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada Press.

Muhsin, Jamili, Hendra. 2016. Distribusi vertikal gastropoda pada mangrove Rhizopora

apiculata di teluk Kendari. Biowallaceae, Vol, 3 (1)

Nazar Muhammad.2017. Pola distribusi urchin (echinoidea) pada ekosistem terumbu

karanag (coral reefs) di perairan iboih kecamatan sukakarya kota sabang sebagai

penunjang praktikum ekologi hewan (skripsi). Aceh. Universitas islam negeri ar-

raniry darussalam banda aceh.

Thayer, G.W., S.M Adams and M.W La Croix. 1975. Structural and functional

aspects of a recently estabilished Zostera marina community. Estuarine Research 1.

Umar, R. 2013. Penuntun Praktikum ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Yovita, M.s. 2006. Kelimpahan dan Pola Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Di

Daerah Vegetasi Mangrove Pantai Umatoos Fatuk Kecamatan Wewiku Kabupaten

Belu. Skripsi tidak diterbitkan.