Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POLA DISTRIBUSI FILUM
ECHINODERMATA DI PANTAI AIR DAO KECAMATAN KUPANG BARAT
Angela G. Lika 1, Mario J.Santrum 2 Sherly Nahak 3
Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Nusa Cendana
e-mail; angelasaik@ yahoo.com
ABSTRAK
Keanekaragaman jenis diartikan sebagai jumlah jenis dan jumlah individu dalam satu
komunitas. Keanekaragaman jenis menunjuk seluruh jenis pada ekosistem, Filum
Echinodermata memiliki karakter morfologi yang berbeda dari setiap kelasnya. Karakter
morfologi yang berbeda tersebut menandakan karakteristik jenis/ individu, misalnya kelas
Echinoidea berduri, kelas Holothuria berbintil dan berotot Semua anggota filum ini dapat
ditemukan di laut terutama pada zona intertidal. Selain itu Filum Echinodermata juga
merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai
salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil
lainnya.Penelitian ini telah dilakukan di Pantai Air Dao Desa Nitneo Dusun III Kecamatan
Kupang Barat Kabupaten Kupang pada bulan Januari 2021, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis, pola distribusi filum echinodermata dan peranan lingkungan terhadap
keanekaragaman jenis dan pola distribusi filum echinodermata. Metode yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah metode transek kuadran. Jumlah transek 6, dimana setiap transek memiliki
12 plot, jarak antar transek 10 meter sedangkan ukuran plot 1 x 1 m, dengan jarak antar plot 5
meter. Data yang diperoleh di analisis untuk menghitung Indeks Keanekaragam menggunakan
indeks Shannon-Wiener (1963). Sedangkan perhitungan Pola distribusi menggunakan indeks
morisita (Krebs, 1989). Parameter lingkungan (Suhu, Salinitas dan Ph) diukur pada saat air
pasang. Hasil penelitian menunjukan bahwa keanekaragaman jenis Filum Echinodermata di
Pantai Air Dao sebesar 2,246, yang berarti keanekaragaman berada pada tingkat sedangkan
Nilai pola distribusi Filum Echinodermata di pantai Air Dao sebesar 6, 864 yang berarti pola
distribusi mengelompok. Hasil pengukuran parameter lingkungan menunjukkan kisaran suhu
260C- 280 C Salinitas 30% - 31% dan kisaran Ph 6.3 - 7.
Kata Kunci : Keanekaragaman, Pola Distribusi Pantai air Dao
PENDAHULUAN
Filum Echinodermata merupakan
salah satu Filum yang berperan penting
dalam hal keanekaragaman fauna di
daerah terumbu karang dimana terumbu
karang berperan sebagai tempat
berlindung dan sumber pakan bagi fauna
Echinodermata., terutama dalam rantai
makanan (food chains), umumnya sebagai
pemakan detritus dan predator.
Echinodermata tersebar hampir di seluruh
perarairan Indonesia. Salah satu
penyebaran biota ini adalah di perairan
rataan Pantai Air Dao yang terletak di
desa Nitneo kecamatan Kupang Barat
Kabupaten Kupang merupakan salah satu
zona intertidal di wilayah NTT yang
diketahui memiliki ekosistem
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
2
Echinodermata yang cukup melimpah, hal
ini dikarenakan pantai ini memiliki
substrat pasir yang putih, padang lamun
yang luas dan banyak patahan karang mati
yang cocok untuk pertumbuhan habitat
filum Echinodermata. Pada sebelah kiri
pantai berbatasan langsung dengan
pelabuhan Bolok dan bagian kanan pantai
berbatasan dengan pelabuhan Tenau.
Echinodermata berasal dari bahasa
Yunani yaitu Echinos artinya duri dan
Derma artinya kulit. Secara umum
Echinodermata berarti hewan yang
berkulit duri. Echinodermata adalah
hewan laut yang termasuk hewan
coelomate dengan simetri radial, dimana
tubuh dapat dibagi menjadi lima bagian
tersusun mengelilingi sumbu pusat. Ada
sebuah coelom besar bersifat
enterocoelous bersilia membentuk
ruangan perivisceral dan beberapa sistem
berbelit-belit. (Marshall, 1972)
Echinodemata merupakan hewan
dengan jumlah penyebaran atau distribusi
yang luas dijumpai disemua laut dari zona
intertidal sampai laut yang sangat dalam
(Kastawi, 2003). Hewan-hewan ini juga
mudah dikenali dari bentuk tubuhnya,
kebanyakan memiliki bentuk tubuh
simetris radial dan kebanyakan
mempunyai endoskeleton dari zat kapur
dengan memiliki tonjolan berupa duri.
Echinodermata termasuk hewan
coelomate dengan simetri radial yaitu
tubuh dibagi menjadi lima bagian yang
tersusun mengelilingi sumbu pusat.
Kastawi Yusuf, (2003)
menyatakan bahwa Echinodermata
merupakan hewan laut yang hidup di
pantai tetapi kebanyakan didasar laut.
Kelompok hewan ini ditemukan di
hampir semua kedalaman laut.
Penyebaran Echinodermata sangat luas
dan filum ini terdiri atas 5.300 spesies dan
sejumlah besar berupa fosil.
Echinodermata memiliki nilai
tinggi dalam bidang pangan, obat-obatan
dan sering dijadikan barang hiasan yang
indah. Echinodermata juga dijadikan
bahan makanan karena beberapa
diantaranya memiliki nilai gizi yang
tinggi. Menurut Lee dan Hard (1982)
dalam Aziz (1995) mengemukakan bahwa
gonad bulu babi kaya akan vitamin B
kompleks, vitamin A dan mineral.
Echinodermata sebagai salah satu hewan
yang sangat penting dalam ekosistem laut
dimana sebagai Detrivor atau pemakan
detritus. Jika jumlah echinodermata
berlimpah maka ekosistem laut terjaga.
Hal ini akan mempengaruhi distribusi dan
keanekaragaman echinodermata.
Pantai Air Dao terletak di desa
Nitneo kecamatan Kupang Barat
Kabupaten Kupang merupakan salah satu
zona intertidal di wilayah NTT yang
diketahui memiliki ekosistem
Echinodermata yang cukup melimpah, hal
ini dikarenakan pantai ini memiliki
substrat pasir yang putih, padang lamun
yang luas dan banyak patahan karang mati
yang cocok untuk pertumbuhan habitat
filum Echinodermata. Pada sebelah kiri
pantai berbatasan langsung dengan
pelabuhan Bolok dan bagian kanan pantai
berbatasan dengan pelabuhan Tenau.
Aktivitas masyarakat yang ada di wilayah
pesisir pantai air Dao rata-rata adalah
nelayan. Survei awal yang dilakukan
mempersentasikan bahwa masyarakat
sekitar pantai mengkonsumsi berbagai
jenis keong, kerang, teripang dan bulu
babi yang merupakan spesies dari filum
Echinodermata. Kurangnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat sekitar
tentang korelasi filum Echinodermata dan
padang lamun akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan lamun dan kelangsungan
hidup filum Echinodermata. Faktor lain
yang menjadi pemicu kurangnya
eksistensi dari filum Echinodermata yaitu
karena padatnya aktivitas masyarakat di
sekitar pantai.
Hasil observasi menunjukkan
bahwa terdapat beberapa padang lamun
yang rusak akibat aktivitas masyarakat
saat mencari bulu babi dan teripang untuk
di konsumsi disertai dengan
ditemukannya berbagai jenis sampah
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
3
anorganik yang berserakan disekitar
pantai yang tentu berpengaruh pada
kelangsungan hidup komponen biotik
yang menggunakan daerah pesisir sebagai
habitatnya salah satunya yaitu filum
Echinodermata. Jika hal ini dibiarkan
tanpa adanya upaya pelestarian maka
ekosistem laut akan rusak.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Air
Dao Desa Nitneo Dusun III Kecamatan
Kupang Barat Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur pada bulan Januari 2021.
Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : GPS dan Kompas,
Meter,Thermometer, Salinometer, pH
meter, Alat tulis, Kamera, Tali rafia, Bahan,
Sampel Echinodermata
Prosedur Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan metode
transek kuadran, penarikan garis
transek dilakukan saat air surut
dengan dimulai pada titik terjauh.
2. Membuat 6 transek penelitian dengan
panjang transek 60 meter, jarak antar
transek 10 meter dan jarak antar plot
5 meter dengan ukuran plot 1x1
meter.
3. Proses pengambilan sampel
dilakukan pada setiap jalur dengan
menggunakan metode kuadran yang
berukuran 1x1 meter yang dilakukan
dengan tiga kali pengulangan.
Pengambilan sampel dilakukan pada
saat air surut.
4. Echinodermata yang ditemukan pada setiap transek kemudian diukur
diameter dan panjang tubuh
menggunakan mistar, dipisahkan
berdasarkan jenis dan dihitung
jumlahnya, lalu dicatat pada
lembaran data.
5. Sampel echinodermata diidentifikasi
langsung di lokasi penelitian untuk
menjaga kelestarian habitat
echinodermarta. Identifikasi spesies
menggunakan buku sumber yang ada
dan internet.
6. Pengukuran parameter lingkungan
bersamaan dengan pengambilan
sampel echinodermata. Suhu, diukur
dengan cara membenamkan
thermometer dalam air pada kedalam
yang diinginkan dalam transek
pengamatan kemudian membaca
skala pada thermometer.Salinitas,
diukur dengan menggunakan alat
salinometer. Derajat keasaman (pH),
diukur dengan
7. menggunakan pH meter untuk
mengetahui tingkat keasaman..
Gambar 3.1 Denah penentuan sampel
penelitian
Keterangan:
GP : Garis Pantai
TR 1 : Transek 1 TR 5 : Transek 5
TR 2 : Transek 2 TR 6 : Transek 6
TR 3 : Transek 3
TR 4 : Transek 4
Gambar 3.2 Arah Mata Angin
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
4
Analisis Data
1. Keanekaragaman
Indeks yang digunakan adalah indeks
Shannon-Wienner (1963), yang berguna
untuk mengetahui keanekaragaman jenis
berdasarkan keanekaragamannya.
Dimana:
H’= Indeks Keanekaragaman Shannon
Wienner
Pi = Jumlah individu suatu jenis
spesies/ Jumlah total seluruh spesies
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total individu
Berdasarkan indeks Keanekaragaman
jenis menurut Shannon Wienner,
disefinisikan sebagai berikut:
a. Nilai H’ ≥ 3 menunjukkan
keanekaragaman spesies (tinggi)
b. Nilai 1 < H’ < 3 menunjukkan
keanekaragaman spesies(sedang)
c. Nilai H’ ≤ 1 menunjukkan
keanekaragaman spesies (rendah)
2. Pola distribusi
Pola distribusi Echinodermata dapat
dianalisis dengan menggunakan Indeks
Morisita (Krebs,1989) adalah sebagai
berikut :
Id = n ( ∑ 𝐗𝟐− 𝐍
𝐍 (𝐍−𝟏) )
Keterangan :
Id = Indeks Morisita
n = Jumlah plot atau kuadran pengamatan
x = Jumlah individu tiap plot (X1 + X2 + ……….+ Xn )
∑x2 = Jumlah kuadrat seluruh spesies tiap
plot (X12 + X2
2 + …. + Xn .)
N = Jumlah individu keseluruhan.
Hasil dari Indeks morisita yang diperoleh
dikelompokan sebagai berikut:
Id = 1 pola distribusi adalah acak (random)
Id > 1 pola distribusi adalah mengelompok
(clumped)
Id < 1 pola distribusi adalah teratur atau
seragam (uniform)
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Jenis-jenis Filum Echinodermata di
Pantai Air Dao.
Filum Echinodermata yang ditemukan di
Pantai Air Dao Desa Nitneo Dusun III
Kupang Barat pada transek 1 sampai
dengan transek 6 terdapat 1005 individu.
Terdiri dari 4 kelas yaitu Asteroidea,
Echinoidea, Ophiuroidea dan
Holothuroidea
Spesies yang ditemukan yaitu
Echinometrix calamaris sebanyak 82
individu, spesies ini memiliki tubuh yang
bulat agak gemuk memiliki diameter tubuh
5,7 cm dengan panjang duri primer 2,4 cm
dan duri sekunder 2 cm. Berwarna hijau
muda dengan garis-garis cokelat pada
durinya. Mesocentrotus franciscianus
sebanyak 66 individu, memiliki bentuk
tubuh yang bulat tertutup duri, berdiameter
tubuh 1,6 cm dengan cangkang yang keras
dan pemukaan tubuh berwarna merah bata,
mulut berada di bagian bawah. Bulu babi
atau Tripneuses gratilla sebanyak 126
individu, memiliki diameter tubuh 4,6 cm
dengan tinggi badan 4,5cm berbentuk
bulat dan pipih, berwarna hitam dilengkapi
dengan duri yang berwarna orange dan
putih diseluruh permukaan tubuhnya.
Psamechinus miliaris sebanyak 110
individu, orange keputihan, diamter tubuh
5 cm, memiliki duri yang kuat dan pendek
dan panjang yang sama, terdapat lubang
kecil pada bagian perut. Spesies
Tripneustes ventricosus sebanyak 119
individu, berbentuk bulat dan pipih,
berwarna putih, hijau dan cokelat
dilengkapi dengan duri pada permukaan
tubuhnya dengan diameter 1,5 cm.
Lytechhius vriegatus sebanyak 129
individu, mempunyai cangkang yang
berdiameter 9,5 cm berwarna putih
Keanekaragaman H’ = -∑Pi ln Pi
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
5
kehijauan dengan duri yang memiliki
berbagai variasi warna. Spsesies
berikutnya yaitu Diadema antilarum
sebanyak 169 individu, memiliki ciri khas
menonjol yaitu mempunyai duri yang
panjang, tajam dan rapuh disekujur
tubuhnya, berbentuk bulat , berwarna
hitam pekat. Diameter tubuh 4 cm.
Protoreaster nodosus sebanyak 119
individu, bentuk tubuh seperti bintang,
berwarna cokelat muda dengan titik
kerucut hitam yang tersusun dalam satu
baris, memiliki 5 lengan pada tiap
lengannya memiliki duri yang tersusun
rapi, duri yang dimiliki spesies ini pada
umumnya tumpul.
Archaster typicus sebanyak 61 individu,
berwarna abu-abu dengan diameter tubuh 2
cm dengan 5 lengan dan terdapat duri yang
terbentuk catut yang disebut pedicellaria.
Ophiocoma erinaceus sebanyak 6 individu,
berwarna hitam dengan panjang tubuh 4
cm dengan 5 lengan yang panjang,
pergerakan seperti ular. Ophiactis savignyi
sebanyak 8 individu, memiliki ciri-ciri
yang hampir sama dengan Ophiocoma
erinaseus dimana memiliki cakram
berdiameter 1-3 cm yang dilindungi oleh
cangkang kapur berbentuk keping atau
ossicle dan di lapisi dengan granula dan
duri pada bagian lateralnya.
Holothuria atra sebanyak 6 individu,
memiliki diemeter tubuh 6 cm dan panjang
tubuh 9 cm dengan bentuk tubuh yang
lonjong memanjang dan berwarna hitam
dengan pasir yang menempel pada tubuh,
memiliki kulit yang halus, lentur dan posisi
mulut berada di bagian ventral dan anus
ada bagian dorsal. Holothuria scabra
sebanyak 4 individu, memiliki ciri-ciri
yaitu berwarna cokelat dengan panjang
tubuh 7 cm dengan diameter tubuh 4 cm,
mempunyai bentuk tubuh yang
memanjang, bulat silindris dan memipih,
serta memiliki garis-garis melintang
berwarna hitam pada punggunggnya
Gambar 1. Echinothrix calamaris
Gambar 2. Mesocentrotus franciscanus
Gambar 3. Psammechinus miliaris
Gambar 4. Tripneustes ventricosus
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
6
Gambar 5. Lytechius variegatus Gambar 6. Tripneustes gratila
Gambar 7. Diadema antilarum Gambar 8. Protoreaster nodosus
Gambar 9. Archaster typicus Gambar 10. Ophiocoma erinaceus
Gambar 11. Ophiactis savignyi Gambar 12. Holothuria atra
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
7
Gambar 13. Holothuria scabra
2. Keanekaragaman Filum Echinodermata
Hasil analisis data Indeks Keanekaragaman jenis echinodermata di Pantai Air Dao sebesar
2,246, yang berarti keanekaragaman echinodermata sedang.
Tabel 4.1 Pengukuran Indeks Keanekaragaman Echinodermata
No. Nama Jenis Jumlah
Individu
pi Ln Pi Pi ln Pi H'
1. Echinotrix
calamaris
82 0,081592 -2,50602 0,20447
2. Mesocentrotus
franciscanus
66 0,065672 -2,72309 -0,17883
3. Psammechinus
miliaris
110 0,109453 -2,21226 -0,24214
4. Tripneustes
ventricosus
119 0,118408 -2,13362 -0,25264
5. Lytechius
variegatus
129 0,128358 -2,05293 -0,26351
6. Tripneustes
gratila
126 0,125373 -2,07646 -0,26033
7. Diadema
antilarum
169 0,168159 -1,78284 -0,2998
8. Protoreaster
nodosus
119 0,118408 -2,13362 -0,25264
9. Archaster
typicus
61 0,060697 -2,80187 -0,17006
10. Ophiocoma
erinaceus
6 0,00597 -5,12098 -0,03057
11. Ophiactis
savignyi
8 0,00796 -4,8333 -0,03847
12. Holothuria
atra
6 0,00597 -5,12098 -0,03057
13. Holothuria
scabra
4 0,00398 -5,52645 -0,022
Jumlah (∑) 1005 -
2,246039
2,246039
Perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis filum Echinodermata
H’ = -∑ Pi ln Pi
H'= 2,246039
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
8
3. Pola Distribusi Echinodermata
Hasil analisis data pola distribusi Echinodermata di Pantai Air Dao sebesar 6,864 yang
berarti pola distribusi mengelompok.
Tabel 4.2 Perhitungan nilai Pola Distribusi
No Nama Jenis Jumlah Individu(X) (X)2
1. Echinotrix calamaris 82 6724
2. Mesocentrotus franciscanus 66 4356
3. Psammechinus miliaris 110 12100
4. Tripneustes ventricosus 119 14161
5. Lytechius variegatus 129 16641
6. Tripneustes gratila 126 15876
7. Diadema antilarum 169 28561
8. Protoreaster nodosus 119 14161
9. Archaster typicus 61 3721
10 Ophiocoma erinaceus 6 36
11 Ophiactis savignyi 8 64
12 Holothuria atra 6 36
13 Holothuria scabra 4 16
Jumlah (∑) 1005 116453
Perhitungan Nilai Pola Distribusi filum
Echinodermata
Id = n ( ∑ 𝐗𝟐− 𝐍
𝐍 (𝐍−𝟏) )
= 60 ( 𝟏𝟏𝟔.𝟒𝟓𝟑−𝟏.𝐨𝐨𝟓
𝟏.𝟎𝟎𝟓(𝟏.𝟎𝟎𝟓−𝟏) )
= 60 ( 𝟏𝟏𝟓.𝟒𝟒𝟖
𝟏.𝟎𝟎𝟓(𝟏.𝟎𝟎𝟒) )
= 60 ( 𝟏𝟏𝟓.𝟒𝟒𝟖
𝟏.𝟎𝟎𝟗.𝟎𝟐𝟎 )
= 60 ( 𝟎, 𝟏𝟏𝟒𝟒𝟏𝟓𝟗𝟕 ) Id = 6,86495808
4. Parameter Lingkungan
Hasil penggukuran parameter
lingkungan di Pantai Air Dao dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan
No Hari Suhu 0C Salinitas(%) Ph
1. 1 280C 30 6.3
2. 2 260C 31 6.9
3 3 260C 31 7
.∑ 260C 30.6 6.7
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
9
Pembahasan
Keanekaragaman Echinodermata
Berdasarkan data hasil penelitian filum
Echinodermata di Pantai Air Dao Desa
Nitneo Dusun III Kecamatan Kupang Barat
Kabupaten Kupang, hasil analisis data
menunjukkan bahwa indeks
keanekaragaman filum Echinodermata
sebesar 2,246, hal ini menunjukkn bahwa
nilai indeks keanekaragaman filum
Echinodermata tergolong sedang karena di
pantai Air Dao Habitat dari filum
echinodermata sangat kopleks yaitu
padang lamun dan juga zona berpasir
dimana filum echinodermata dapat hidup.
Spesies yang banyak ditemukan yaitu
Diadema antilarum dan echinotrix
calamaris karena pada zona padang lamun
dan zona pasir ketersediaan bahan
makanan yang melimpah dan juga
parameter lingkungan yang cocok untuk
kehidupan dua spesies ini. Menurut Aziz
(1998) pH normal untuk kehidupan
Echinodermata yaitu kisaran 6,3-7,5.
Untuk suhu batas toleransi antara 250C
sampai dengan 300C sedangkan untuk
salinitas yaitu 30%-34%. Proses adaptasi
yang dilakukan oleh dua spesies ini yaitu
membenamkan diri kedalam pasir yang
merupakan salah satu upaya menghindari
kondisi kekeringan dan sengatan matahari.
Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan keanekaragam tidak hanya
dilihat dari banyaknya jumlah spesies
tetapi juga dilihat dari penyebaran individu
dari setiap spesiesnya. Suatu komunitas
dikatakan memiliki keanekaragaman tinggi
jika jumlah spesies yang ditemukan tinggi
sebaliknya, jika jumlah spesies yang
ditemukan rendah maka keanekaragaman
rendah (Sugiarto, 1994). Kondisi
lingkungan di pantai Air Dao masih sesuai
untuk kehidupan echinodermata.
Beberapa avertebrata yang hidup di laut
memakan daun lamun (Kikuchi 1966;
Thayer et al. 1975). Jumlah individu
Echinodermata terbanyak ditemukan pada
zona padang lamun. Kelas Echinoidea
ditemukan dominan di padang lamun
pantai Air Dao, bulu babi yang ditemukan
dominan di padang lamun adalah Diadema
Antilarum, Lytechus variegatus, dan
Tripneustes gratila.Spesies bulu babi
tersebut diketahui memiliki kecendrungan
memilih lamun sebagai
makananya.Spesies bulu babi Tripneustes
gratila merupakan”grazer” penting yang
hidup di kawasan Indo Pasifik Barat
(Lawrence 2007). Kelas Holothuroidea
yang ditemukan yaitu holothuria atra dan
holothuria scabra, yang terdapat pada
habitat pasir dan padang lamun
dikarenakan adanya makanan dan juga
karena kebutuhan akan perlindungan dari
sinar matahari dan predator (Yusron 2003).
Keberadaan biota ini memainkan peranan
penting dalam ekosistem, selain sebagai
detritivor beberapa spesies juga merupakan
makanan bagi berbagai ikan karang
(Shirley, 1982; Birkeland, 1989).
Keanekaragam jenis dikatakan
tinggi jika jumlah spesies banyak, dan
didukung oleh distribusi kelimpahan
diantara spesies merata, hampir sama dan
sama. Dimana nilai H’ ≥ 3 menunjukan
keanekaragaman spesies tinggi.
Keanekaragaman jenis dikatakan rendah
jika, meski mempunyai jumlah spesies
banyak, tetapi distribusi kelimpahan tidak
merata diantara spesies. Dimana nilai H’≤
1 menunjukan keanekaragaman spesies
rendah. Keanekaragaman jenis dikatakan
sedang jika jumlah spesiesnya tidak terlalu
banyak ataupun tidak terlalu sdikit untuk
distribusi kelimpahan berada diantara
merata dan tidak merata. Dimana nilai 1 <
H’ < 3 menunjukan keanekaragaman
spesies sedang.
Kelas Asteroidea banyak di
temukan di padang lamun dan pasir,
spesies yang banyak ditemukan adalah
protoreaster nodosus dan archaster
typicus. Kelas ini tidak dimanfaatkan
sebagai sumber pangan akan tetapi di
beberapa tempat di koleksi sebagai hiasan.
Di Pantai Air Dao belum ditemukan
masyarakat yang sengaja memburu biota
ini untuk tujuan komersial.
Kelas Ophiuroidea yang ditemukan
di Pantai Air dao adalah ophiocoma
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
10
erinaceus dan ophiactis savignyi. Anggota
dari kelas ophiuroidea dapat beradaptasi
pada berbagai variasi habitat (Aziz,1996).
Sebagian besar individu dari kelas ini
ditemukan mengubur diri dalam substrat
lumpur dan pasir serta di bawah atau di
celah terumbu karang. Fauna
Echinodermata memiliki peran penting
pada ekosistem lamun dan terumbu karang
sebagai salah satu komposisi jaring
makanan dan juga sebagai herbivora,
karnivora dan omnivora ataupun sebagai
pemakan detritus (Cleak & Rowe 1971).
Pola Distibusi Echinodermata
Untuk menentukan pola
penyebaran echinodermata maka dapat
digunakan indeks Morisita. Hasil analisis
data menunjukan bahwa pola distribusi
echinodermata di Pantai Air Dao adalah
menggelompok dimana Id > 1. Penyebaran
secara mengelompok ini disebabkan
karena individu memiliki kecendrungan
untuk berkumpul dan mencari kondisi
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
hidupnya. Pengelompokan tersebut
dilakukan karena adanya interaksi yang
saling menguntungkan diantara individu
tersebut. Pola distribusi dikatakan
seragam apabila ada persaingan yang kuat
antara individu-individu dalam populasi
tersebut. Pola distribusi dikatakan secara
acak apabila faktor lingkungan sangat
seragam untuk seluruh daerah dimana
populasi berada, selain itu tidak ada sifat-
sifat untuk berkelompok dari organisme
tersebut. Di pantai Air Dao tidak
ditemukan pola distribusi secara acak dan
pola distribusi seragam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola distribusi yaitu Suhu, Salinitas, dan
pH. Berdasarkan data hasil pengukuran
parameter lingkungan pada tiap transek
nilai rata-rata yang di peroleh yaitu suhu
260C, salinitas rata-rata 30.6 dan pH pada
lokasi penelitian yaitu 6,7. Parameter
lingkungan yang diperoleh mnunjukkan
bahwa kondisi suhu mendukung
kelangsungan hidup filum Echiniodermata
adanya perbedaan suhu pada keenam
transek disebabkan oleh pemanasan
matahari sehingga peningkatan suhu selalu
seirama dengan peningkatan intensitas
penyinaran matahari.
Pola Distribusi echinodermata juga
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik,
seperti kondisi lingkungan ketersediaan
makanan,pemangsaan dan kompetisi.
Muhsin (2016) mengemukakan bahwa
penyebaran organisme secara vertikal
tergantung kisaran tinggi air pasang dan
surut.
Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan yang diukur dalam
penelitian adalah suhu, salinitas, dan
derajat keasaman (pH). Pengukuran
terhadap faktor lingkungan ini dilakukan
pada saat penelitian.
a. Suhu (0C)
Hasil dari pengukuran yang dilakukan pada
lokasi penelitian menunjukan bahwa suhu
pada transek 1 sampai 6 berada pada
kisaran 260C. Kisaran suhu ini masih
dalam batas toleransi organisme yang
hidup di laut. Rohmimohtarto dan juwana
(2001) bahwa suhu alami air laut berkisar
antara 0o C hingga 330C. Suhu merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
kehidupan organisme laut secara langsung
maupun tidak langsung. Suhu air laut
mempunyai peranan penting dalam
kecepatan laju metabolisme, respirasi
biota, air serta proses metabolisme
ekosistem perairan (Odum, 1993).
b. Salinitas (%)
Hasil dari pengukuran salinitas yang
didapatkan pada lokasi penelitian berkisar
antara 30.6%. Berdasarkan nilai salinitas
tersebut, maka pantai Air Dao mendukung
kelangsungan hidup echinodermata. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Nontji,
2007) bahwa faktor lingkungan yang
berpengaruh pada perubahan salinita yaitu
pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan,
dan aliran sungai. Salinitas air laut sangat
berpengaruh terhadap organisme yang ada
di laut karena masing-masing organisme
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
11
mempunyai kisaran salinitas tertentu bagi
kehidupanya. Beberapa jenis organisme
ada yang tahan terhadap perubahan
salinitas yang besar, tetapi ada pula yang
tahan terhadap perubahan salinitas kecil.
c. pH
Hasil dari pengukuran pH pada
transek 1-6 berkisar 6-7. Nilai pH ini masih
dalam kisaran normal untuk pertumbuhan
biota (Rusnaningsih, 2012; dan Handayani,
2006). Asikin dalam Yovita (2006)
menggemukakan bahwa kondisi perairan
yang bersifat sangat asam maupun basa
akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme air, karena dapat menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi. Substrat pada umumnya pasir
berlumpur keadaan lingkungan demikian
dapat menjamin kelangsungan hidup
echinodermata.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
analisis data yang mengacu pada tujuan
penelitian maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Indeks keanekaragaman filum
Echinodermata di Pantai Air Dao
tergolong sedang yaitu 2,246 karena
nilai H’ ≥ 1 dan ≤ 3. Indeks
keanekaragaman dikatakan tinggi
apabila nilai H’ ≥ 3 dan tergolong
rendah apabila nilai H’ ≤1.
2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pola distribusi Echinodermata di Pantai
Air Dao adalah menggelompok dimana
Id > 1.
3. Hasil pengukuran parameter lingkungan
filum Echonodermata di Pantai Air Dao,
suhu pada transek 1-6 berkisar antara
260C, salinitas berkisar antara 30.5%,
dan pH berkisar antara 6,7.
DAFTAR PUSTAKA
Adun, Rusyana. (2011). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.
Aziz , A & H. Sugiarto. 1994. Fauna Echinodermata padang lamun di Pantai Lombok
Selatan. Dalam W. Kiswara, M.K Mossa & M. Hutomo (eds) . Struktur Komunitas
Biologi Padang Lamun di Pantai Selatan Lombok dan Kondisi Lingkunganya.
Puslitbang Oseanologi- LIPI, Jakarta.
Aziz, A. 1995. Beberapa Catatan Tentang Bulu Babi Meliang. Balai Penelitian Dan
Pengembangan Biologi, LIPI. Jakarta. Oseana Vol. XX No.3.
Aziz, A. 1996. Habitat dan Zoonasi Fauna Echinodermata di Ekosistem Terumbu Karang.
Oseana Vol. XXI No. 2.
Christine. 2013. Tingkat keanekaragaman dalam Kehidupan. http://www.sentra-
edukasi.com Diakses pada senin 2 November 2021 pukul 20.00 WITA.
Clark, A.M. & Rowe, F.W.E. 1971. Monograph of shallow-water Indo West Pasific
Echinoderms. Trustees of the British Museum (Natural History). London: 238 pp.
Darsono, P. 2003. Sumber Daya Teripang Dan Penggelolaanya. Oseana. 28(2).
Desmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: yayasan Obor Indonesia.
Gani, A. L. Nuraini S. ZulkiflibA. 2013. Asosiasi dan Pola Sebaran Bulu Babi(Echinoidea)
di Pantai Maregam Kota Tidore Kepulauan(Jurnal). Vol.2 No 1. Maluku: Unkhair.
Hartati Retno., Endik Meirwti., Sri Redjeki., It Riniatsih., Ruberttus Triji Mahendrajaya.
2018. Jenis Jenis Bintang Laut dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea:
echinodermata) Di Perairan Pulau Cilik, Kepulauan Karimunjawa. Jurnal Kelautan
Tropis Vol. 21(1).
Handayani, A.E.2006 Keanekaragaman Jenis Gastropoda Di Pantai Randusanga
Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Skripsi UNNES : Tidak Diterbitkan.
Media Sains, Volume 21 No 1 Edisi Juni 2021 ISSN 1829-751X
12
Iwao, S. 1968. A new regression method for analyzing the agggregation pattern of animal
populations. Res. Popul. Ecol. 10.
Jalaudin, Ardesan. 2017.Identifikasi dan Klasifikasi Phylum Echinodermata di Perairan
Laut Desa Sembilam Kecamatan Simeleue Barat Kabupaten Simeleue. Jurnal
Biology Education Vol. 6 No. 1.
Juliawan., Irma Dewianti., Nurfadillah Nurfadillah. 2017. Kelimpahan dan Pola Sebaran
Bulu Babi (Echinoidea) Di Perairan Pulau Klah Kota Sabang. Jurnal Ilmiah
Mahasisa Kelautan dan Perikanan Unsiyah Vol. 2 No. 4.
Kambey, Andrea. 2015. Komunitas Echinodermata di Daerah Intertidal Perairan Pantai
Mokupa Kecamatan Tombabiri. Jurnal ilmiah Plantax, No 3.
Kastawi, Yusuf. 2003. Zoology Avertebrata. Malang: UM Press.
Kikuchi, T. 1996. An acological study on animal communiteies of the Zostera belt in
Tomioka Bay, Amakusa, Kyusu. Publ.Amakusa.Mar.Bio. Lab. 1.
Lawrence JM, Agatsuma Y. 2007. Ecology of Tripneusteus. In: Lawrence Jm, editor.
Edible Sea Urchin: Biology and Ecology. Ed ke-2. Oxford: Elsevier.
Lee, K.E. 1985. Earthworm, Their Ecology and relashionships with Soil and Land Use.
Academic Press. London.
Mahmudi Zaenal. 2016. Pola Distribusi Populasi Kelas Ophiuroidea Di Zona
Intertidal Pantai Bama Taman Nasional Baluran (skripsi). Jember: Universitas
Jember
Marshall dan Williams, 1972. Text book of zoology vol. I, Invertebrates,
ELBS edition first published by The McMillan press LTD. New York.
McNaughton, S.J. And W.L. Wolf. 1992. Ekologi Umum. Edisi Dua. Penerjemah:
Sunaryono P dan Srigandono. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada Press.
Muhsin, Jamili, Hendra. 2016. Distribusi vertikal gastropoda pada mangrove Rhizopora
apiculata di teluk Kendari. Biowallaceae, Vol, 3 (1)
Nazar Muhammad.2017. Pola distribusi urchin (echinoidea) pada ekosistem terumbu
karanag (coral reefs) di perairan iboih kecamatan sukakarya kota sabang sebagai
penunjang praktikum ekologi hewan (skripsi). Aceh. Universitas islam negeri ar-
raniry darussalam banda aceh.
Thayer, G.W., S.M Adams and M.W La Croix. 1975. Structural and functional
aspects of a recently estabilished Zostera marina community. Estuarine Research 1.
Umar, R. 2013. Penuntun Praktikum ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Yovita, M.s. 2006. Kelimpahan dan Pola Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Di
Daerah Vegetasi Mangrove Pantai Umatoos Fatuk Kecamatan Wewiku Kabupaten
Belu. Skripsi tidak diterbitkan.