26
Kementrian Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG Skripsi Nama : Dini Pradipta Nursari NPM : 0711031007 Telp : 081946801955 Email : [email protected] Jurusan : Akuntansi Pembimbing I : Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

Kementrian Pendidikan Nasional

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kementrian Pendidikan Nasional

Kementrian Pendidikan Nasional

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1

Gedong Meneng Bandar Lampung

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Nama : Dini Pradipta Nursari

NPM : 0711031007

Telp : 081946801955

Email : [email protected]

Jurusan : Akuntansi

Pembimbing I : Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt

Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si.

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LAMPUNG

2011

Page 2: Kementrian Pendidikan Nasional

ABSTRACT

THE EFFECT OF EDUCATIONAL BACKGROUND AND TRAINING TO

THE COMPREHENSION OF SKPD’s FINANCIAL STATEMENTS IN

BANDAR LAMPUNG

By

DINI PRADIPTA NURSARI

This study aims to determine the effect of educational background and

training simultaneously and partially to the comprehension of SKPD’s financial

statements in Bandar Lampung.

These samples are SKPD in Bandar Lampung, amounting to 29 SKPD

consisting of 17 offices, 10 agencies, and 2 offices. Samples were selected

using purposive sampling method and obtained the 54 respondents from 27

SKPD.

The results showed that (1) educational background and training together

influence the comprehension of SKPD’s financial statements, (2) educational

background had no effect on comprehension the SKPD’s financial statements, (3)

the training had effect on understanding SKPD’s financial statements.

Key words: educational background, training, and comprehension of SKPD’s

financial statements.

Page 3: Kementrian Pendidikan Nasional

ABSTRAK

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

DINI PRADIPTA NURSARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang

pendidikan dan pelatihan secara parsial dan simultan terhadap pemahaman

laporan keuangan SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Sampel penelitian ini adalah SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung

yang berjumlah 29 SKPD yang terdiri dari 17 dinas, 10 badan, dan 2 kantor.

Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh

54 responden dari 27 SKPD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) latar belakang pendidikan dan

pelatihan berpengaruh secara bersama-sama terhadap pemahaman laporan

keuangan SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung, (2) latar belakang

pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD, (3)

pelatihan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.

Kata kunci : latar belakang pendidikan, pelatihan, dan pemahaman laporan

keuangan SKPD.

Page 4: Kementrian Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang berdasarkan pada UU

Nomor 32 Tahun 2004 hingga saat ini telah banyak mengalami berbagai kemajuan

dan permasalahan. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dari pengertian tersebut, maka akan tampak bahwa daerah diberi hak otonom oleh

pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri.

Dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) merupakan bagian dari pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi

pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak. Untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, SKPD diberikan alokasi dana

(anggaran) dan barang/aset yang dibutuhkan. Pada akhirnya SKPD akan diminta

membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya. Bentuk

pertanggungjawaban itu berupa laporan keuangan yang dari Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Untuk menyajikan laporan keuangan tersebut, dibutuhkan sumber daya yang

berkualitas. Salah satu indikator sumber daya yang berkualitas dapat dilihat dari

latar belakang pendidikannya. Dengan adanya latar belakang pendidikan yang

berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan daerah, yaitu ekonomi akuntansi,

maka dapat mendukung terciptanya penyajian laporan keuangan daerah yang

benar dan sesuai dengan SAP.

Berdasarkan penelitian King dalam Harahap (2009) tentang penempatan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di beberapa daerah seperti kota atau kabupaten di Indonesia,

menyimpulkan bahwa penempatan PNS sering tidak sesuai dengan kapasitas

pegawai yang bersangkutan. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dimana

seharusnya dalam penyusunan laporan keuangan dibutuhkan sumber daya yang

benar-benar berkualitas.

Page 5: Kementrian Pendidikan Nasional

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam pemahaman laporan keuangan

SKPD, yaitu pelatihan penyusunan laporan keuangan daerah. Menurut Dessler

dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa kebutuhan pendidikan dan pelatihan

pada hakekatnya muncul dikarenakan adanya masalah-masalah yang mengganggu

kinerja organisasi itu. Oleh karena itu dengan adanya pelatihan penyusunan

laporan keuangan dimaksudkan agar perangkat SKPD tidak mengalami kesulitan

dalam menyusun laporan keuangan daerah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG”.

II. LANDASAN TEORI

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pemahaman Laporan

Keuangan SKPD

Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk meningkatkan potensi

sumber daya manusia. Winkel dalam Rafiudin (2008) menyatakan bahwa melalui

pendidikan, diharapkan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan

mampu membangun bangsanya sendiri. Pendidikan memegang peranan penting

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini menuntut orang-orang yang terlibat

didalamnya untuk bekerja secara maksimal dan bertanggung jawab.

Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan seseorang dalam memangku

sebuah jabatan akan sangat berpengaruh dengan kinerjanya. Seperti halnya dalam

penyusunan laporan keuangan SKPD diperlukan pegawai yang mampu

memahami laporan keuangan SKPD yang didukung dengan latar belakang

pendidikan akuntansi untuk menerapkan akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Cahyadi (2009) pendidikan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pemahaman atas laporan keuangan daerah.

Page 6: Kementrian Pendidikan Nasional

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan dapat menghasilkan

output yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Ha1 : Latar Belakang Pendidikan Berpengaruh Terhadap Pemahaman

Laporan Keuangan SKPD.

Pengaruh Pelatihan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD

Pelatihan merupakan usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk

meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan

kemampuan. Perlunya pelatihan dapat timbul karena beberapa alasan. Setelah

dimasukkan ke dalam pekerjaan baru atau organisasi baru, semua pegawai perlu

mempelajari segalanya yang berhubungan dengan pekerjaan baru tersebut.

Karyawan baru mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup mengenai

pekerjaan barunya itu. Oleh karena itu diperlukan pelatihan kerja untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian mengenai hubungan pelatihan terhadap pemahaman laporan keuangan

SKPD telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, Cahyadi (2009)

menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pemahaman atas laporan keuangan daerah. Damanik (2011) mengintepretasikan

bahwa pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

penerapan SAP di pemerintah dan dapat dikatakan bahwa variabel pelatihan

memiliki pengaruh yang kuat. Oktafianto (2011) menyatakan terdapat pengaruh

antara pelatihan terhadap pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota

Surabaya Bagian Keuangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha2 : Pelatihan Berpengaruh Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan

SKPD

Page 7: Kementrian Pendidikan Nasional

Pengaruh Secara Simultan Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan

Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD

Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai

dengan standar yang telah ditentukan maka diperlukan pemahaman yang baik

mengenai laporan keuangan. Pemahaman laporan keuangan SKPD dapat

didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan

akuntansi dan tingkat pendidikan yang tinggi Dengan adanya pemahaman

terhadap laporan keuangan maka isi laporan keuangan SKPD dapat

dipertanggungjawabkan.

Menurut Simanjuntak dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa pendidikan

membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu

dengan lebih cepat dan tepat. Serta ditambah dengan adanya pelatihan penyusunan

laporan keuangan yang dapat meningkatkan kemampuan aparat SKPD dalam

menyusun laporan keuangan daerah.

Cahyadi (2009) menguji mengenai tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan

posisi dipemerintahan secara simultan berpengaruh terhadap pemahaman laporan

keuangan. Aidil (2010) menyatakan bahwa secara simultan variabel peraturan,

latar belakang pendidikan, pelatihan dan komitmen, serta perangkat pendukung

berpengaruh terhadap kemampuan SKPD dalam penyusunan laporan keuangan

pemerintah daerah.

Ha3 : Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan Secara Bersama-sama

Berpengaruh Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil

Dwi Cahyadi

(2009)

Pengaruh Tingkat

Pendidikan, Masa

Kerja, Pelatihan,

dan Posisi di

Pemerintahan

Terhadap

Pemahaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi di

pemerintahan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pemahaman atas laporan

keuangan daerah. Nilai koefisien determinasi

menunjukkan bahwa secara bersama-sama

tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan

Page 8: Kementrian Pendidikan Nasional

Laporan

Keuangan Daerah

(Studi Empiris

pada Eksekutif

dan Legislatif di

Lembaga

Pemerintahan

Kabupaten

Banjarnegara)

posisi di Pemerintahan terhadap variabel

dependen

(pemahaman atas laporan keuangan daerah)

sebesar 71,5%, sedangkan sisanya 28,5%

dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

Junita Putri

Rajana Harahap

(2009)

Pengaruh

Pemahaman SAP,

Pendidikan, dan

Pelatihan

terhadap

Penyusunan

Laporan

Keuangan SKPD

Kota

pematangsiantar

Pemahaman SAP, latar belakang pendidikan,

strata pendidikan, dan pelatihan mampu

menjelaskan penyusunan laoran keuangan

SKPD. Pemahaman SAP, latar belakang

pendidikan, strata pendidikan, dan pelatihan

secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap penyusunan laporan keuangan SKPD.

Secara parsial pemahaman SAP dan latar

belakang pendidikan tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan serta memiliki

hubungan yang negatif terhadap penyusunan

laporan keuangan daerah. Sedangkan strata

pendidikan dan pelatihan mempunyai

hubungan yang positif namun tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penyusunan laporan keuangan daerah.

Aldiani Sulani

A. (2010)

Faktor-faktor

pendukung

keberhasilan

penerapan PP No.

24 Tahun 2005

pada Pemerintah

Kabupaten

Labuhan Ratu.

Hasil penelitian menemukan bahwa (a) sumber

daya manusia, komitmen, dan perangkat

pendukungnya mampu menjelaskan

keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah

No.24 Tahun 2005 sebesar 36.5%, (b) sumber

daya manusia, komitmen, dan perangkat

pendukungnya secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan

penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun

2005, (C) secara parsial, sumber daya manusia

dan perangkat pendukungnya berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan, sedangkan

komitmen memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap keberhasilan penerapan

Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono

dalam Harahap, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh

antara 2 variabel independen yaitu pendidikan (X1) dan pelatihan (X2) terhadap

pemahaman laporan keuangan SKPD (Y).

Page 9: Kementrian Pendidikan Nasional

Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SKPD yang ada di

pemerintahan Kota Bandar Lampung, yaitu sebanyak 29 SKPD Pemerintah Kota

Bandar Lampung. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

perangkat SKPD yang terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan

yaitu Subbag Keuangan di masing-masing SKPD yang telah mengikuti pelatihan

penyusunan laporan keuangan dalam 2 tahun terakhir. Masing-masing SKPD

terdiri dari 3 orang staf Subbag Keuangan. Maka jumlah sampelnya adalah

sebanyak 87 orang.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pada penelitian ini

data primer didapat dari pengisian kuesioner oleh staf di Subbag Keuangan yang

bekerja di SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung. Untuk item pertanyaan

mengenai pendidikan dan pelatihan diukur dengan menggunakan skala likert 1

sampai 5 dimana jawaban poin 1 menunjukkan skala terendah, dan jawaban poin

5 menunjukkan skala tertinggi. Sedangkan untuk item pertanyaan pemahaman

laporan keuangan diukur dengan skala ordinal 1 dan 2, skor 1 untuk jawaban yang

salah dan skor 2 untuk jawaban yang benar.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel Independen

a. Latar Belakang Pendidikan (X1)

Latar belakang pendidikan adalah pendidikan yang pernah ditempuh oleh

perangkat SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung. Latar belakang

pendidikan diukur berdasarkan pendidikan yang ditempuh oleh perangkat

SKPD terkait dengan tugasnya dalam menyusun laporan keuangan daerah.

Variabel ini diukur dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Ada (skor 5),

Ada (skor 4), Tidak Tahu (skor 3), Tidak Ada (skor 2), Sangat Tidak Ada

(skor 1).

Page 10: Kementrian Pendidikan Nasional

b. Pelatihan (X2)

Pelatihan adalah adanya peningkatan atas nilai penyusunan laporan keuangan

daerah melalui pembelajaran yang diadakan oleh pemerintah daerah dengan

menggunakan tenaga pengajar yang ahli dibidangnya terhadap perangkat

kerja daerah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah.

Pelatihan diukur berdasarkan seberapa sering perangkat SKPD mengikuti

pelatihan yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah dalam 2

tahun terakhir. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu: Sangat Setuju

(skor 5), Setuju (skor 4), Tidak Tahu (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat

Tidak Setuju (skor 1).

Variabel Dependen

Pemahaman Laporan Keuangan (Y)

Pemahaman laporan keuangan adalah kemampuan SKPD dalam memahami

laporan keuangan SKPD. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988),

memahami dapat berarti mengerti benar atau mengetahui benar. Dalam penelitian

ini pemahaman laporan keuangan diukur berdasarkan kemampuan SKPD dalam

mengetahui laporan keuangan SKPD dengan skala ordinal yaitu skor 1 untuk

jawaban yang salah dan skor 2 untuk jawaban yang benar. Semakin tinggi skor

pertanyaan yang benar maka responden dianggap semakin paham mengenai

laporan keuangan SKPD.

Pengolahan dan Pengujian Data

Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur (Singarimbun, 1989). Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh koesioner tersebut (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Uji

ini digunakan untuk menguji apakah indikato-indikator yang digunakan dapat

Page 11: Kementrian Pendidikan Nasional

mengonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Dikatakan valid jika nilai

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) > 0.50.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama (Singarimbun, 1989). Pengukuran reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Kriteria

pengukuran reliabilitas dengan Cronbach’s alpha, yaitu: jika α < 0,6

diindikasikan tidak reliable, nilai antara 0,6 - 0,7 diindikasikan acceptable,

nilai 0,7 – 0,8 diindikasikan baik dan nilai lebih dari 0,8 diindikasikan sangat

baik.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.

Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui

dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Umar, 2009).

Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak

dipakai. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika

signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan

yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

Sebaliknya jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji

berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas (Umar, 2009). Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

Page 12: Kementrian Pendidikan Nasional

dilihat dari pola yang terbentuk dalam grafik scatter plot, jika titik-titik yang

ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain dalam model regresi saling berkolerasi linear.

Biasanya korelasinya mendekati sempurna atau sempurna (koefisien

korelasinya tinggi atau bahkan satu). Adanya multikolinearitas

mengakibatkan pengaruh masing-masing variabel independen tidak dapat

dideteksi atau sulit dibedakan (Singarimbun, 1989). Pengujian atas

kemungkinan terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan

metode pengujian Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF).

Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai

VIF di bawah “10” dan mempunyai angka Tolerance di bawah “1”.

Pengujian Regresi Berganda

Model pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (Pendidikan dan Pelatihan) terhadap variabel dependen (pemahaman

laporan keuangan SKPD), dengan persamaan regresi yang digunakan untuk

menguji hipotesis adalah :

Rumus : Y = a + b1 X1+ b2 X2 +e

Dimana :

Y = Pemahaman Laporan Keuangan

a = Konstanta

b1 , b 2 = Koefisien Regresi

X1 = Pendidikan

X2 = Pelatihan

e = Disturbance error

Page 13: Kementrian Pendidikan Nasional

Pengujian Hipotesis

a. Uji T (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian

hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan

membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t

tabel ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df

= (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.

Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: jika p-value < 0.05 maka Ha

diterima, dan sebaliknya jika p-value > 0.05, maka Ha ditolak.

b. Uji F (Uji Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara

membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Untuk menentukan nilai F

tabel, tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat

kebebasan (df) = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah

jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: Jika p-value <

0.05, maka Ha diterima dan sebaliknya, jika p-value > 0.05, maka Ha ditolak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dengan Confirmatory

Factor Analysis (CFA). Jika nilai KMO MSA > 0.50 maka kuesioner tersebut

dikatakan valid. Pada tampilan output SPSS versi.16 didapat hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas

Item Pertanyaan KMO MSA Keterangan

Pendidikan 0.863 Valid

Pelatihan 0.813 Valid

Pemahaman Laporan

Keuangan 0.617 Valid

Kesimpulan Semua Valid

Page 14: Kementrian Pendidikan Nasional

b. Uji Reliabilitas

Pada penelitian kali ini, pengukuran reliabilitas menggunakan One Shot atau

pengukuran sekali saja. SPSS versi.16 memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60

(Ghozali, 2006). Dari hasil SPSS didapat sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Item Pertanyaan Cronbach Alpha (α) Keterangan

Pendidikan 0.926 Reliabel

Pelatihan 0.898 Reliabel

Pemahaman Laporan

Keuangan 0.637 Reliabel

Kesimpulan Semua Reliabel

Sumber : Lampiran 4

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik, yaitu

dengan melihat grafik histogram dan Normal Probability Plot, dan juga akan

dilakukan uji statistik, yaitu dengan melihat nilai signifikansi hasil uji

Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Dasar pengambilan keputusan uji normalitas

adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Histogram Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 5

Page 15: Kementrian Pendidikan Nasional

Gambar 4.2 Grafik P-Plot Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 5

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal P-Plot

diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi

yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-

titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti

arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi

layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan Gambar 4.3 Grafik Scatterplot di atas tampak bahwa sebaran

data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas dalam model regresi.

Page 16: Kementrian Pendidikan Nasional

c. Uji Multikolinieritas

Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat

nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance >

0,1 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar

variabel independen dan sebaliknya (Ghozali, 2006). Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000

Pdk .043 .058 .100 .752 .456 .987 1.013

Plt .286 .122 .312 2.349 .023 .987 1.013

a. Dependent Variable: lk

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel

independen > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen atau tidak terdapat

multikolinieritas pada model regresi tersebut.

Uji Regresi Linier Berganda

Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan

menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah

melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi

berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen

pendidikan (X1) dan pelatihan (X2) terhadap variabel dependen pemahaman

laporan keuangan SKPD (Y).

Page 17: Kementrian Pendidikan Nasional

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000

Pdk .043 .058 .100 .752 .456 .987 1.013

Plt .286 .122 .312 2.349 .023 .987 1.013

a. Dependent Variable: lk

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan dari hasil pengujian pada tabel 4.9, maka dapat disusun model

sebagai berikut :

Y = 22,427 + 0,043X1 + 0,286X2 + e

a. Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tampilan output model summary pada Tabel 4.10, besarnya

adjusted R2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,079. Nilai

ini menunjukkan bahwa 7,9% variasi pemahaman laporan keuangan SKPD

dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu pendidikan

dan pelatihan, sedangkan sisanya 92,1% dijelaskan oleh sebab lain di luar

model.

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .338a .114 .079 3.07760

a. Predictors: (Constant), plt, pdk

b. Dependent Variable: lk

Sumber : Lampiran 6

Page 18: Kementrian Pendidikan Nasional

b. Uji Kelayakan Model (Uji F)

Dari hasil pengujian terhadap uji ANOVA atau F test seperti yang

ditampilkan pada Tabel 4.11 di bawah ini diperoleh nilai probabilitas (p

value) 0,045. Karena probabilitas lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 (0,045

< 0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pemahaman

laporan keuangan SKPD atau dapat dikatakan bahwa pendidikan dan

pelatihan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemahaman laporan

keuangan SKPD.

Tabel 4.11 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 62.282 2 31.141 3.288 .045a

Residual 483.052 51 9.472

Total 545.333 53

a. Predictors: (Constant), plt, pdk

b. Dependent Variable: lk

Sumber: Lampiran 6

c. Pengujian Hipotesis

Uji regresi ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel independen

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan melihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan

dengan taraf signifikansi 0,05 (α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang

digunakan adalah:

Jika p value < 0,05 maka hipotesis diterima.

Jika p value > 0,05 maka hipotesis ditolak.

Page 19: Kementrian Pendidikan Nasional

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000

Pdk .043 .058 .100 .752 .456

Plt .286 .122 .312 2.349 .023

a. Dependent Variable: lk

Sumber : Lampiran 6

Hasil pengujian hipotesis pertama (Ha1) yang menyebutkan bahwa bahwa

variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan

keuangan SKPD pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain hipotesis

pertama (Ha1) ditolak.

Hasil pengujian hipotesis kedua (Ha2) yang menyebutkan bahwa pelatihan

berpengaruh signifikan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD pada

taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain hipotesis kedua (Ha2) diterima.

V. Pembahasan

Pengaruh Pendidikan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD

Hipotesis pertama (Ha1) menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap

pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik menunjukkan

bahwa nilai signifikansi pendidikan atau p value sebesar 0,456 > 0,05 dan

koefisien regresi 0,043, dengan demikian Ha1 ditolak. Hasil pengujian ini

menginterpretasikan bahwa variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap

pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Enho (2008), Aidil (2010), dan Damanik (2011).

Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Cahyadi (2009) disebabkan karena pemahaman terhadap sesuatu tidak hanya

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan saja tetapi juga dipengaruhi oleh

Page 20: Kementrian Pendidikan Nasional

lingkungan, pengalaman, usia, dan lain sebagainya. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun

tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Pengalaman

belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pemahaman dan

keterampilan professional serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pemahaman yang diperolehnya semakin membaik.

Selain itu juga pemahaman tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi dari

masing-masing individu. Motivasi diartikan sebagai “dorongan seseorang untuk

mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian”. Dari

uraian tersebut dapat dipahami bahwa motivasi merupakan keseluruhan

pemberian daya penggerak kepada pegawai, sehingga mereka mau bekerja lebih

baik dan bergairah demi tercapainya tujuan. Seseorang dianggap mempunyai

motivasi prestasi tinggi apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih

baik dari yang lain dalam banyak situasi dan begitu juga sebalikya.

Akuntansi sektor publik dalam pendidikan formal di perguruan tinggi masih

kurang dibahas secara mendalam dibandingkan dengan akuntansi bisnis. Hal ini

menyebabkan individu lebih memahami mengenai akuntansi secara umum

dibandingkan dengan akuntansi sektor publik. Sehingga masih terdapat SKPD

yang menggunakan jasa konsultan dalam hal penyusunan laporan keuangan

SKPD.

Pengaruh Pelatihan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD.

Hipotesis kedua (Ha2) menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap

pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik menunjukkan

bahwa nilai signifikansi independensi atau p value sebesar 0,023 < 0,05, dengan

demikian Ha2 diterima. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel

pelatihan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan. Hasil penelitian

Page 21: Kementrian Pendidikan Nasional

ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyadi (2009)

dan Damanik (2011).

Pelatihan merupakan usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk

meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan

kemampuan. Sampai dengan saat ini perangkat SKPD masih sedikit yang

memiliki latar belakang pendidikan akuntansi maka diperlukan penyelenggaraan

pelatihan penyusunan laporan keuangan daerah yang mempelajari semua aspek

mulai dari aspek perencanaan atau sumber-sumber dana, pelaksanaan keuangan

daerah, dan pertanggung jawaban keuangan daerah sehingga memudahkan mereka

dalam menyusun laporan keuangan daerah yang benar dan sesuai dengan SAP.

Pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif

terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.

Hipotesis ketiga (Ha3) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh

positif terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik

pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi independensi atau p value

sebesar 0,045 < 0,05, dengan demikian Ha3 diterima. Hasil pengujian ini

menginterpretasikan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan secara bersama-

sama berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.

Cahyadi (2009) menguji mengenai tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan

posisi dipemerintahan secara simultan terhadap pemahaman laporan keuangan dan

hasilnya tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi di pemerintahan

berpengaruh secara simultan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Aidil

(2010) juga menguji pengaruh peraturan, latar belakang pendidikan, pelatihan,

komitmen, dan perangkat pendukung terhadap kemampuan penyusunan laporan

keuangan pemerintah daerah dan hasilnya adalah berpengaruh secara simultan.

Berdasarkan teori manajemen sumber daya manusia yang mengatakan bahwa

manusia adalah sumber unsur yang terpenting dalam keberhasilan suatu

perusahaan. Maka agar tujuan perusahaan dapat tercapai dibutuhkan sumber daya

Page 22: Kementrian Pendidikan Nasional

manusia yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan

perusahaan. Misalnya dalam perekrutan pegawai, untuk posisi di bagian keuangan

dibutuhkan karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan

dengan keuangan. Setelah itu agar dapat menjalankan tugas lebih baik lagi maka

dibutuhkan pengembangan keterampilan yang dapat dilakukan dengan

memberikan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

Menurut Simanjuntak dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa pendidikan

membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu

dengan lebih cepat dan tepat. Serta ditambah dengan adanya pelatihan penyusunan

laporan keuangan yang dapat meningkatkan kemampuan aparat SKPD dalam

menyusun laporan keuangan daerah.

Kesimpulan

1. Pengujian untuk variabel pendidikan terhadap pemahaman laporan keuangan

SKPD memberikan hasil tidak signifikan. Berarti faktor pendidikan tidak

berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Hal ini

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Enho (2008), Aidil

(2010), dan Damanik (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel pendidikan

tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.

2. Pengujian untuk variabel pelatihan terhadap pemahaman laporan keuangan

SKPD secara uji parameter individual menyatakan hasil yang signifikan. Hal

ini berarti bahwa pelatihan memiliki pengaruh terhadap pemahaman laporan

keuangan SKPD, maka hipotesis kedua yang diajukan peneliti diterima. Hal

ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyadi (2009)

dan Damanik (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel pelatihan

berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.

3. Pengujian untuk variabel pendidikan dan pelatihan terhadap pemahaman

laporan keuangan SKPD secara simultan memberikan hasil yang signifikan,

berarti pendidikan dan pelatihan mempengaruhi pemahaman laporan

keuangan SKPD. Hasil ini ternyata sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

Page 23: Kementrian Pendidikan Nasional

dilakukan oleh Cahyadi (2009) yang penelitiannya menyimpulkan bahwa

tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi dipemerintahan secara

simultan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan. Maka

hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

Saran

1. Bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk lebih memperhatikan

penempatan pegawai SKPD sesuai dengan latar belakang pendidikannya agar

tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai dapat diselesaikan dengan

baik. Dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD dibutuhkan tenaga

kerja yang memiliki latar belakang akuntansi agar dalam melakukan

penyusunan laporan keuangan dapat sesuai dengan SAP dan dapat

dipertanggungjawabkan. Karena saat ini masih banyak pegawai di bagian

keuangan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi maka

untuk meningkatkan pemahaman laporan keuangan SKPD dapat dilakukan

dengan mengadakan pelatihan rutin yang berhubungan dengan laporan

keuangan SKPD.

2. Sebaiknya diadakan tes kemampuan akademik mengenai akuntansi sektor

publik pada saat penerimaan pegawai untuk bagian keuangan.

3. Pegawai yang sudah berlatar belakang pendidikan akuntansi sebaiknya jangan

cepat dipindahkan ke bagian lain yang tidak berkaitan dengan latar belakang

pendidikannya.

4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan metode wawancara atau

memperjelas setiap pertanyaan dalam kuisioner agar tidak terjadi kesalahan

interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang

sesungguhnya. Memperluas wilayah penelitian sehingga kesimpulan yang

diperoleh dapat digeneralisasikan secara umum. Melakukan pengujian lebih

lanjut dengan memasukan variabel lain yang mempengaruhi pemahaman

laporan keuangan SKPD, misalnya pengalaman kerja, jabatan, peraturan yang

dikeluarkan pemerintah yang berhubungan dengan laporan keuangan,

motivasi, dan sebagainya.

Page 24: Kementrian Pendidikan Nasional

DAFTAR PUSTAKA

Aidil. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penyusunan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Tebing

Tinggi). Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Aritonang, Aldiani Sulani. 2009. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan

Penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 pada Pemerintah

Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera

Utara. Medan

Azhar. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan

Permendagri 13 (Studi pada Pemerintah Kota Langsa). Tesis. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Cahyadi, Dwi. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, dan

Posisi Di Pemerintahan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Daerah

(Studi Empiris Pada Eksekutif dan Legislatif Di Lembaga Pemeriintahan

Kabupaten Banjar Negara. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Damanik, Citra. 2011. Faktor-faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Pada Pemerintah Kota Binjai.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Enho, Yohanes. 2008. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan dan Pelatihan,

serta Latar Belakang Pendidikan dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Daerah pada Pemerintah Kota Medan. Skripsi. Jurusan Akuntansi.

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ghozali, imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Junita Putri Rajana. 2009. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan, dan

Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota

Pematangsiantar. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Page 25: Kementrian Pendidikan Nasional

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Grafindo. Jakarta.

Hartina, Silka. 2009. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah pada

Pemerintah Kabupaten Langkat. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Misra, Fauzan dan Tanno, Aries. 2010. Pelatihan Akuntansi Pemerintahan Bagi

Staf Akuntansi Pemerintah Daerah : Kebutuhan Sebuah Proses

Berkelanjutan. Artikel. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Andalas.

Oktafianto, Indrawan. 2011. Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan

Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi. Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.

Parlinda, Vera dan Wahyudin, Muhammad. 2004. Pengaruh Kepemimpinan

Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta. Tesis. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan

Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Satndar Akuntansi

Pemerintahan.

Rafiudin, Ahmad. 2008. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dalam Penempatan

Pegawai Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai pada Politeknik Negeri

Lampung. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 26: Kementrian Pendidikan Nasional

Schuler, Randal S dan Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Erlangga. Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Edisi

Revisi. LP3ES. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Idonesia. Jakarta.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Rajawali

Pers. Jakarta.

Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharan Negara.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Warisno. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.

Tesis. Universitas Sumatera Utara.