84
1 KIPRAH • Volume 36

KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

1KIPRAH • Volume 36

Page 2: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH2

Page 3: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

3KIPRAH • Volume 36

NUANSA

Bambang Goeritno • Setia Budhy Algamar

• Ruchyat Deni DJakapermana

• Edi A. Djayadiredja • Mohammad Irian

•Antonius Budiono • Dadan Krisnandar

• Supardi •Sjukurl Amin • Waskito Pandu

Amwazi Idrus

Dedy Permadi

Etty Winarni

Yunaldi • Djuwanto

Lisniari Munthe • Krisno Yuwono • Srijanto

•Warjono • Gustaf • Wayan

• Indah • Rendhi Mirad

• Agus iwan Setiawan • Dian Irawati

Tim Dok. Puskom

Widowati

Yusron • Budi

• Nadi Tarmadi • Sutikno

Kementerian Pekerjaan Umum

Puskom PU, Gedung Bina Marga Lt.1

Jl Patimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110

Telp.: 021-722 1679

Fax. : 021-725 1538, 021-724 8932

e-mail:[email protected],

KIPRAHHUNIAN, INFRASTRUKTUR, KOTA DAN LINGKUNGAN

Makhluk hidup yang ada di

muka bumi ini setiap hari

pasti membutuhkan air

demi kelangsungan hidupnya. Air,

merupakan salah satu sumber daya

alam yang sampai saat ini belum dapat

tergantikan fungsinya oleh zat atau

unsur lain. Kebutuhan manusia ter-

hadap air tidak pernah berkurang,

bahkan cenderung mengalami pe-

ningkatan seiring dengan perkem-

bangan waktu dan kebutuhan sosial

dan perekonomian. Akibat hal ter-

sebut, masyarakat menuntut agar

sumber daya air dikelola sedemikian

sehingga mampu menyediakan air

dalam jumlah yang cukup, mengen-

dalikan daya rusak air serta menjaga

kualitas air.

Hari Air Dunia, atau World Water Day

yang dirayakan setiap tanggal 22

Maret tiap tahunnya, merupakan

suatu momentum untuk mengi-

ngatkan kembali kepada kita agar

menjaga kelangsungan sumber daya

air. Untuk tahun ini, tema dunia dari

Hari Air Dunia adalah Communicating

Water Quality, Challenges and Oppor-

tunities dan tema nasionalnya adalah

Pentingnya Kualitas Air Untuk Indo-

nesia Sehat. Tema ini diambil dengan

dilatarbelakangi oleh kondisi kualitas

air di dunia yang semakin lama semakin

buruk, tercemar oleh limbah industri,

permukiman dan lain-lain.

Meningkatnya jumlah penduduk

dalam suatu wilayah, khususnya di

perkotaan, mengakibatkan mening-

kat pula limbah permukiman seperti

limbah tinja, rumah tangga dan sampah.

T ingginya kandungan bakteri coli

sering dijumpai pada sumber air di

wilayah permukiman. Hal ini juga

diperparah dengan banyaknya pabrik

pabrik yang tidak optimal dalam

mengelola limbahnya, seringkali

limbah yang dibuang ke air tidak

diolah lebih dahulu, sehingga bahan

kimia berbahaya mencemari sumber

daya air. T idak hanya di perkotaan

yang tercemar, di wilayah perdesaan

sudah mulai tercemar karena peng-

gunaan pestisida dan pupuk.

Melalui momentum peringatan Hari Air

Dunia tahun 2010, kita telah bersama-

sama mewaspadai penurunan kualitas

air dan bersama-sama pula melakukan

gerakan bersih terhadap kondisi sum-

ber air kita, danau, sungai, mata air

demi kelangsungan makhluk hidup di

masa mendatang. (Redaksi)

Kualitas Air

Page 4: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH4

49

DAFTARISI

14

54

NUANSANUANSANUANSANUANSANUANSA.Kualitas Air Untuk Indonesia Sehat.............................................3..3..3..3..3

SURAT PEMBACASURAT PEMBACASURAT PEMBACASURAT PEMBACASURAT PEMBACA………………………………………….….…............……66666

LINTAS INFOLINTAS INFOLINTAS INFOLINTAS INFOLINTAS INFOSeluruh Stakeholders diminta Lebih Serius hadapi CAFTA...8..8..8..8..8Yayasan Badan Penerbit PU Launching 7 Buku Baru............88888Lokasi Rusun Warga Bantaran Sungai Tak Jauh DariRumah Warga...................................................................................99999Kolokium Hasil Litbang SDA Tahun 2010..............................9..........9..........9..........9..........9

LAPORAN UTAMALAPORAN UTAMALAPORAN UTAMALAPORAN UTAMALAPORAN UTAMAMenyongsong Hari Air Dunia 2010.........................................1010101010Hari Air Dunia Dari Tahun Ke Tahun......................................1313131313Kebijakan Memadai Praktenya Belum.....................................1515151515Tantangan Dalam Peningkatan Kualitas Air..........................1717171717Lindungi Sumber Air Kita dari Pencemaran.....…..…..............1919191919Kisah Para Pendekar di Tepian Sungai.......……….....................2323232323Bukan Dalam Satu Malam,Menjadikan Sungai Bersih dan Indah............................................2525252525Penting, Pengendalian Kualititas dan Pencemaran Air......2828282828Menunggu Kerja Pansus Dewan SDA......................................2929292929

AKTUALITAAKTUALITAAKTUALITAAKTUALITAAKTUALITASumbar Bentuk Dewan Sumber Daya Air Daerah...............3030303030

SELINGANSELINGANSELINGANSELINGANSELINGANWisata Air yang Menjanjikan...................................................3232323232Menyusuri Infrastruktur Pulau Bangka................................3434343434

10 19

58

Cover: Agus I Setiawan

Page 5: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

5KIPRAH • Volume 36

34

7271

46

64

DAFTARISI

TAMU KITATAMU KITATAMU KITATAMU KITATAMU KITASungaipun Perlu Dikelola dengan Baik……......................3636363636

INFO TEKNOLOGIINFO TEKNOLOGIINFO TEKNOLOGIINFO TEKNOLOGIINFO TEKNOLOGI

EGA (Ecotech GArden).............................................….............3838383838

TIPSTIPSTIPSTIPSTIPSTips Hemat Air............................................................................4141414141

GALERI FOTOGALERI FOTOGALERI FOTOGALERI FOTOGALERI FOTOJaga dan Pelihara Air..................................................................4242424242

TAHUKAH ANDATAHUKAH ANDATAHUKAH ANDATAHUKAH ANDATAHUKAH ANDABeberapa Fakta tentang Air...................................................4444444444Kegiatan yang MempengaruhiKualitas Air Sungai...................................................................4444444444Sifat Fisik Air...............................................................................4444444444Apa yang Dimaksud dengan...............................................4545454545Yang Unik....................................................................................4545454545

JELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHJELAJAHDubai, Kota Taman di Tengah Gurun..............................4646464646Waspadai Abrasi Pantai........................................................4949494949Sumbar Dongkrak Produksi Pangan................................5151515151Air Untuk DIY.............................................................................5454545454

PROFILPROFILPROFILPROFILPROFILBerbakti Untuk Negeri Maju Bersama PJT I...................5656565656

LAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSLAPORAN KHUSUSDatabase SDA Penting untuk Tangani Banjir................5858585858Bandung Kebanjiran!..............................................................6060606060Duka di Kampung Dewata.................................................6262626262Fase Penanganan Banjir Bandung................................63....63....63....63....63Apa Kata Mereka tentang Banjir Jakarta……...............6464646464

INFO BUKUINFO BUKUINFO BUKUINFO BUKUINFO BUKU

Membaca Ciliwung....................................................................6767676767

WACANAWACANAWACANAWACANAWACANASudahkah Kita Hitung KerugianAkibat Buruknya Sanitasi.........................................................6868686868

PU Dukung Sail Banda 2010...............................................7171717171Merekontruksi Makna“Kebijakan” dan “Perencanaan” Konstruksi.......................7272727272Sistem Manajemen Mutu Adalah Panglima........................7575757575

Dampak Sistemik Akibat Perubahan Iklim.....................7676767676Apa Itu El Nino?.......................................................................7878787878

HUMANIKAHUMANIKAHUMANIKAHUMANIKAHUMANIKASuhodo, dan Sumber Brantas................................................7979797979

JENDELAJENDELAJENDELAJENDELAJENDELABang Udin Kesal.........................................................................8080808080

KARIKATURKARIKATURKARIKATURKARIKATURKARIKATURSusahnya Menjaga Kualitas Air…………………………………….....8282828282

22

Page 6: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH6

Prosedur Penulisan Artikel di MajalahKiprah

SURATPEMBACA

Langganan Majalah Kiprah

Yang terhormat, Redaksi Majalah Kiprah.Perkenalkan saya, Rony, yang bekerja sebagaikonsultan sipil di salah satu perusahaan swasta.

Beberapa bulan yang lalu, saya membaca majalah Kiprahpada saat saya berkunjung ke Perpustakaan Ke-menterian Pekerjaan Umum di Jalan Pattimura No. 20Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saya sangat tertarikakan majalah tersebut, dan berniat untuk langgananmajalah tersebut. Yang saya tanyakan, bagaimana caramenjadi langganan dan berapa biayanya perbulan.Terima kasih bila direspon.Rony, Grogol-Jakarta Barat.

Jawaban :Pertama kami ucapkan terima kasih atas perhatian danminat Saudara akan majalah kami. Untuk permintaanSaudara untuk menjadi langganan, dapat diinformasikankepada kami tentang alamat lengkap Saudara melaluiemail ke [email protected]. Untuk informasi, bahwamajalah Kiprah tidak diperjualbelikan.

Kepada Pemimpin Redaksi Majalah Kiprah, SayaAndri Banstian, bekerja sebagai perencana dalambidang sipil. Saya sangat suka menulis, khususnya

konstruksi. Saya tertarik untuk dapat menulis di majalahkiprah ini. Dari email ini, saya ingin tahu prosedur atauperaturan dalam menulis artikel di majalah ini. Kalau bisadibalas email saya ini. Terima kasih.

Andri Banstian, [email protected]

Jawaban:Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Saudara.Untuk tatacara dan prosedur untuk penulisan di majalahini adalah sebagai berikut:

1. Penulisana. Penulisan bersifat populer dengan sesedikit

mungkin istilah teknis dan dilengkapi dengan data-data pendukung yang valid seperti foto, ilustrasidan (kalau diperlukan) tabel data teknis.

b. Tulisan tidak mengandung isu SARA, kekerasan danpornografi.

c. Artikel / naskah yang dikirimkan belum pernahdimuat / dipublikasikan di media lain.

d. Naskah diketik dengan memperhatikan aturantentang penggunaan tanda baca dan ejaan yangdimuat dalam Pedoman Umum Ejaan BahasaIndonesia yang Disempurnakan

e. Jika diperlukan, redaksi berhak melakukan pe-rubahan naskah tanpa mengubah isi dari tulisan.

2. Huruf (font)Huruf yang digunakan adalah huruf Tahoma denganukuran huruf 12 pts

3. SpasiBesar spasi yang digunakan 1,5 spasi

4. Panjang tulisanPanjang tulisan minimal 400 kata, maksimal 1600kata (+ 1-3 halaman) tidak termasuk foto, ilustrasidan data pendukung lain.

5. Gambar (berupa foto atau ilustrasi)Gambar yang disertakan harus mempunyai resolusiyang tinggi dengan ukuran minimal 1 megabyte.

6. Ketentuan pengiriman naskah.

Pengiriman naskah dapat dilakukan melalui emailke [email protected], disertai dengan data diri berupabiografi singkat dan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). Naskah yang tidak dimuat biasanya tidakakan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. Kepada penulis yang artikelnya dimuat akan diberikan 2eksemplar Majalah KIPRAH sebagai tanda bukti pe-muatan.

Page 7: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

7KIPRAH • Volume 36

SURATPEMBACA

Unduh Untuk File Majalah Kiprah

Pemimpin Redaksi Majalah Kiprah yang terhormat.Perkenalkan saya seorang mahasiswa perguruantinggi negeri di Surabaya, Jawa Timur. Pada waktu

tahun lalu, saya pernah mendapatkan file pdf majalahKiprah yang saya download (dapatkan) dari Internet,melalui situs perpustakaan PU. Pada waktu itu sayamendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29).Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdfmajalah Kiprah yang bisa saya download untuk edisilainnya. Dengan email ini, saya mengharapkan kepadaPemimpin Majalah Kiprah untuk dapat mem-berikan filepdf untuk majalah Kiprah edisi-edisi berikutnya. Karena,

Terhormat Pemimpin Redaksi Majalah, Saya seorangMahasiswa Teknik Sipil, kuliah di Bandung. Pernahsaya membaca majalah Kiprah di perpustakaan

Puslitbang Bandung, akan tetapi saya kecewa karenadata-data yang saya cari tidak pada majalah tersebut.Melalui email ini saya mengusulkan adanya rubrikasitentang hal-hal datail tentang Ke-menterian PekerjaanUmum, apa itu tentang produk, sejarah, info standar,lelang dan lain-lain. Terima kasih

Anto Medianto, [email protected]

Jawaban:Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.Untuk usulan Saudara mengenai informasi tentangKementerian PU, dapat kami sampaikan bahwa kamisaat ini telah kami rencanakan tentang rubrik baru yangberisikan data dan informasi bidang ke-PU-an yangmenampung serba-serbi Kementerian Pekerjaan Umum.

Volume lengkap Majalah Kiprah

Yang terhormat Pemimpin Redaksi Majalah Kiprah,Perkenalkan nama saya Suratno, mahasiswateknik sipil di Jakarta. Saya pernah melihat

majalah Kiprah di perpustakaan kampus. Akan tetapiperpustakaan kami tidak memiliki komplit majalahtersebut. Dari email ini, kami mohon agar perpustakaankami dapat dikirimkan Majalah Kiprah secara rutin agarkami dapat mengikuti informasi bidang pekerjaan umum,atau dimana kami dapat melihat majalah Kiprah dalamedisi komplit.

[email protected]

Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Saudara,untuk informasi bahwa kami telah mendistribusikanMajalah Kiprah ke setiap Perpustakaan Perguruan Tinggisebanyak 1 (satu) eksemplar. Mungkin distribusi tersebuttidak sampai ke Perpustakaan Fakultas, tetapi haltersebut menjadi masukkan kami untuk mengirimkanjuga ke perpustakaan fakultas teknik. PermintaanSaudara untuk dapat melihat edisi komplit majalahKiprah, Saudara dapat datang langsung ke PerpustakaanKementerian Pekerjaan Umum pada jam kerja 09.00 –17.00 WIB, di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, GedungPusdata Lantai 1, No. Telp. 7248932, email:[email protected] .

Usulan Rubrikasi Baru

majalah itu sangat bermanfaat bagi saya untuk menam-bah pengetahuan saya di bidang teknik sipil.

Ahmad Suradji, Surabaya

Jawaban:Pertama kami ucapkan atas perhatian dan minat Saudarapada majalah kami. Dapat kami informasikan ataspertanyaan Saudara, memang saat itu kami sedang ujicoba untuk mempublikasikan majalah kami melalui mediainternet (saat itu kami gunakan situs perpustakaanDepartemen PU), dan tahun ini semoga dapat terwujudSistem Informasi Majalah Kiprah, yang merupakan satusistem terpadu dalam mengelola majalah Kiprah yangberbasis Internet sehingga masyarakat dapat melihatdan mendowload (mengunduh) materi dari Majalah.

Page 8: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH8

LINTASINFO

Seluruh Stakeholders Diminta

CAFTA (China Asean Free Trade

Agreement) tidak mungkin

dihindari. Seadainya bisa ditunda

temponya hanya sesaat. Untuk itu

pemerintah berharap sektor konstruksi

ke depan harus dikelola dengan baik.

Perlu diciptakan seluruh rantai pasok

pasar konstruksi, mulai dari hulu hingga

hilir (kebijakan, material, alat-alat berat).

Seluruh komponen rantai pasok itu harus

diproduksi di dalam negeri. Sehingga

tidak lagi mengandalkan produk impor,

yang menyebabkan biaya tinggi.

“Bila semua ini sepakat kita akan

menjadi lebih kuat. Yang penting dalam

reali-sasinya tidak tumpang tindih

dengan aturan-aturan lain yang sudah

ada,” ungkap Kepala Badan Pembina

Konstruk-si dan Sumber Daya Manusia

(BPKSDM), Sumaryanto Widayatin, di

Jakarta .

Yayasan Badan Penerbit PU

Masyarakat Penulis Bidang

Pekerjaan Umum dan

Permukiman (MPBPUP) mes-

ki baru berusia setahun, namun mampu

meluncurkan 7 (tujuh) buah buku. Dalam

Launching peluncuran buku yang di-

darsono, yang juga memberikan sam-

butan.

Djoko Kirmanto juga menyampaikan

sukses dan apresiasinya kepada PT.

Mediatama Saptakarya (PT. Medisa)

yang bernaung dibawah YBP-PU atas

kiprahnya turut mendukung dan mem-

fasilitasi MPPUP dalam menerbitkan

karya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

bidang pekerjaan umum dan permu-

kiman.

Adapun ke 7 buah buku yang di-

launching tersebut berjudul: Budaya

Kerja PNS Pekerjaan Umum, Upaya

Mengatasi Masalah Banjir Secara

Menyeluruh, Pemeliharaan dan Per-

baikan Konstruksi Jalan Lentur, Pe-

kerjaan Tanah Dasar dan Drainase

Konstruksi Jalan, Teknologi Aspal dan

Penggunaannya Dalam Konstruksi

Perkerasan Jalan, Manajemen Proyek

Jalan, Perencangan Perkerasan Jenis

Lentur dan Jenis Kaku. (Sony)

Selama ini, sertif ikasi Badan Usaha

(ketrampilan, tenaga ahli) begitu mudah

didapat. Hal itu berdampak pada mutu

konstruksi yang menurun. Untuk mem-

perbaikinya semua yang berkompeten

harus mematuhi PP No.4/2009 tentang

sertif ikasi Badan Usaha yang mulai

diberlakukan Januari lalu.

Pengakuan pemain konstruksi, kontrak-

tor nasional yang go internasional keba-

nyakan dikenakan peraturan yang sangat

ketat jika bersaing di luar negeri. Pihak

luar menerapkan aturan hambatan teknis

(barier to entry). Menurut Sumaryanto,

aturan yang mereka buat cukup elegan.

Dan pada intinya, tidak ada masalah kalau

persyaratannya dipenuhi.

Dan beberapa kontraktor kita yang

terbukti bagus, kenyataan bisa meme-

nangkan tender di Alzajair, Dubai, atau

Libya. Ini suatu bukti bahwa mereka juga

bisa bersaing disana. (Sony)

Lebih Serius Hadapi CAFTA

Launching 7 Buku Barugelar di Ruang Sapta Taruna yang

dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum.

Acara ini juga dihadari oleh sejumlah

mantan pejabat di lingkungan Kemen-

terian PU diantaranya Mantan Menteri

PU (Suyono Sostrodarsono), Budiman

Arif dan Rustam Sjarief (keduanya man-

tan Sekjen PU).

Menteri PU Djoko Kirmanto dalam

sambutannya memberikan apresiasi atas

keberhasilan MPPUP meluncurkan buku-

baku di bidang ke PU an. Ditegaskan,

meski MPBPUP baru mendeklarasikan diri

16 Oktober 2009 lalu, namun sudah

menorehkan karya yang cukup mem-

banggakan. Pujian senada diungkapkan

mantan Menteri PU, Suyono Sosro-

Page 9: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

9KIPRAH • Volume 36

LINTASINFO

Pemerintah akan melakukan

normalisasi Sungai Ciliwung

terutama di daerah yang meng-

alami penyempitan dan ditempati

warga an Sungai Ciliwung. Selain itu

lekukan Sungai Ciliwung di dua lokasi

yakni di Kalibata dan Bidara Cina akan

dipotong.

Lokasi Rusun Warga BantaranSungai Tak Jauh Dari Rumah Warga

“Lekukan Kali Ciliwung kita akan lurus-

kan. Bekas sungainya akan kita ratakan

tanah. Di sanalah rusun akan dibangun.

Harapan kita warga yang tinggal di

bantaran Kali mau dipindah ke Rusun

yang jaraknya tidak jauh, tetapi belum

tentu. Jadi pendekatan kepada masya-

rakat harus dilakukan” kata Menteri

Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto usai

Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di

Senayan, Jakarta .

Menteri PU Djoko Kirmanto juga mema-

parkan 6 program utama Kementerian

PU dalam upaya mengurangi banjir di

Jabodetabek yakni pertama pemba-

ngunan Banjir Kanal Timur (BKT).

Kedua, peningkatan kapasitas dan per-

kuatan tebing Banjir Kanal Barat (BKB)

yang berfungsi membagi/memotong

aliran sungai Ciliwung, melalui Pintu Air

Manggarai melintasi di bagian tengah

wilayah DKI Jakarta.

Ketiga, penanganan normalisasi sungai-

sungai (diluar BKT dan BKB), dengan

komponen : normalisasi sungai, pintu

air, dan pengerukan muara. Kemudian,

rehabilitasi situ-situ dan sumur resapan

serta optimasi waduk, polder, dan

pompa bersama dengan Pemda DKI.

Selain itu membantu pe-nanganan

drainase kota di lokasi tertentu (tang-

gung jawab utama oleh Pemda DKI),

terakhir yang tak kalah penting, adalah

penataan bantaran sungai serta pem-

bangunan rumah susun sewa, ber-sama

dengan Kementerian Perumahan Rak-

yat.(gt)

9KIPRAH • Volume 36

Para peneliti harus kritis melihat

beragam masalah yang dialami

masyarakat. Mereka harus bisa

memberikan solusi bagi masyarakat guna

mengatasi masalah itu. “Peneliti bisa

menjadi inspirasi perubahan bila karyanya

terukur dan menjadi solusi langsung bagi

masyarakat,” ujar Wakil Menteri Peker-

jaan Umum Hermanto Dardak ketika

Kolokium Hasil Litbang

hadir sebagai pembicara utama Koloki-

um Hasil Penelitian dan Pengembang-

an Sumber Daya Air 2010: Inovasi

Teknik Penunjang Pengelolaan Sumber

Daya Air untuk Percepatan Peningkat-

an Kesejahteraan Rakyat, Rabu pada

tanggal 10 Maret 2010 di Bandung.

Hermanto mengatakan, kerja seorang

peneliti tidak cukup dengan pengum-

pulan data. Kerja sebatas mengumpulkan

data diyakini tidak banyak berguna atau

membawa perubahan bagi semua pihak.

Data akan berguna bila peneliti mampu

mengaplikasikannya dalam praktik

sehari-hari. Oleh karena itu, ia berharap

peneliti memilih tema penelitian sesuai

dengan masalah yang dialami masya-

rakat. Mereka harus fokus dengan

kemampuan ilmu yang dimiliki sehingga

tercipta solusi yang tepat dan bisa

dimanfaatkan.

“Dengan metode seperti itu, akan

banyak orang bisa menikmati hasil

penelitian. Bahkan dalam tataran lebih

besar hasil penelitian yang aplikatif bisa

meningkatkan kesejahteraan masyara-

kat,” paparnya. Ia memberi contoh

masalah banjir tahunan di Kabupaten

Bandung. Ia menginginkan para peneliti

dari Badan Penelitian dan Pengemba-

ngan Sumber Daya Air memberi solusi

pengurangan dampaknya. Ia juga ber-

harap proses kerja peneliti dibimbing

oleh semacam badan evaluasi. Dengan

demikian, penelitian tetap fokus dan

bisa mendapatkan banyak masukan

untuk mencari hasil terbaik. “Fokus

penelitian yang bisa langsung diapli-

kasikan oleh masyarakat sangat diha-

rapkan pemerintah. Dukungan peme-

rintah sangat besar bagi penelitian

aplikatif karena terkait dengan pem-

bangunan kesejahteraan masyarakat,”

kata Hermanto.(Kompas.com)

Sumber Daya Air Tahun 2010

Page 10: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH10

LAPORANUTAMA

Hari Air Dunia 2010 atau lebih

dikenal dunia dengan World

Water Day yang sebentar lagi

akan diselenggarakan, yakni tepatnya

tanggal 22 Maret 2010. Mengapa perlu

dirayakan? Sebegitu pentingkah hal

tersebut? Mungkin itu pertanyaan dari

orang awam, atau mungkin dari keba-

nyakan orang yang belum mengetahui

esensi dari peringatan acara tersebut.

Peringatan tersebut dilatarbelakangi

oleh banyaknya permasalahan air yang

sedang dialami dunia dan dapat meng-

ancam kehidupan serta perikehidupan

mahluk hidup. Hal tersebutlah yang

telah mendorong dan meningkatkan

kesadaran dan kepedulian akan per-

lunya upaya bersama dari seluruh

komponen bangsa, dan bahkan dunia,

untuk kebersamaan memanfaatkan

dan melestarikan sumber daya air (SDA)

secara berkelanjutan. Harapan nan-

tinya, sumber daya air dapat dimanfa-

atkaan bagi generasi selanjutnya. Itulah

yang melandasi lahirnya Hari Air Dunia

(World Water Day).

Peringatan ini merupakan wahana dan

momentum untuk memperbaharui

tekad untuk melaksanakan Agenda 21.

Agenda ini sendiri dicetuskan pada tahun

1992 dalam United Nations Conference

on Environment and Development

(UNCED) yang diselenggarakan di Rio

Janeiro, Brazil, (lebih populer dengan

sebutan Earth Summit = Konferensi

Tingkat Tinggi Bumi).

Penetapan Hari Air Dunia pada sidang

umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember

1992, melalui Resolusi 147/1993 dimana

usulan Agenda 21 diterima dan sekaligus

ditetapkan pelaksanaan Hari Air Dunia

setiap tanggal 22 Maret tiap tahun-

nya, dan mulai diperingati sejak tahun

1993 oleh negara-negara anggota

PBB. Untuk tahun ini, tema Hari Air

Dunia adalah “Clean Water for A Healthy

World (Tema Nasional : Pentingnya

Kualitas Air Untuk Indonesia Sehat).

Sebagaimana diketahui bahwa air

merupakan sumber kehidupan di

dunia ini. Dimana kualitas dari hidup

kita sangat tergantung kepada kua-

litas air. Kualitas yang baik dapat

mendukung ekosistem yang sehat,

yang akhirnya nanti mengarah kepada

peningkatan kesehatan manusia.

Namun, kualitas air yang buruk juga

sangat mempengaruhi lingkungan

hidup dan kesehatan manusia. Con-

tohnya, banyaknya penyakit yang

ditularkan melalui media air. Hampir

1,5 juta anak di dunia tiap tahunnya

meninggal karena hal tersebut.

Kualitas dari sumber daya air saat ini

semakin lama semakin terancam oleh

polusi. Segala kegiatan dan aktivitas

manusia selama 50 tahun belakangan ini,

bertanggung jawab atas pencemaran

sumber daya air yang terjadi selama ini.

Diperkirakan bahwa lebih dari 2,5 miliar

orang di dunia hidup tanpa sanitasi yang

memadai. Setiap harinya, 2 juta ton

sampah dan limbah lainnya juga mengalir

keperairan dunia. Masalahnya lebih

buruk di negara-negara berkembang, di

mana kurang lebih 70% dari limbah

industri yang tidak diolah langsung

dibuang ke air permukaan.

Banyak polutan air memiliki dampak

negatif dalam jangka panjang, dan

MenyongsongHari Air Dunia 2010

Page 11: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

11KIPRAH • Volume 36

LAPORANUTAMA

sangat beresiko terhadap kesehatan

manusia. Akibatnya lingkungan menjadi

rusak karena adanya penurunan pro-

duktivitas biomas dan kehilangan

keanekaragaman hayati .

Peningkatan populasi manusia yang

mengubah pola produksi dan konsumsi

sehingga menjadikan kebangkitan proses

industri, pertambangan, pertanian, dan

urbanisasi, menyebabkan semakin ber-

tambahnya logam berat, unsur-unsur

radioaktif, racun organik, dan obat-

obatan yang dibuang ke lingkungan.

Tingkat urbanisasi dari pedesaan ke

perkotaan juga makin meningkat. Diper-

kirakan bahwa 6,4 miliar orang di dunia

akan hidup di daerah perkotaan pada

tahun 2050, naik dari 3,4 miliar pada

tahun 2010. Pertumbuhan yang cepat

ini, jika tidak ditangani secara memadai

melalui perencanaan proaktif dan

pembiayaan, akan menimbulkan tanta-

ngan lebih lanjut terhadap kualitas air.

Walau alam juga berfungsi sebagai

sebagai f ilter terhadap dari zat-zat

beracun di dalamnya, namun kemam-

puannya terbatas. Akan sangat lebih

murah untuk untuk melindunginya dari

pencemaran dibandingkan dengan

upaya memulihkannya kembali.

Perlindungan dan pemeliharaan lingku-

ngan perairan dapat menjamin kesinam-

bungan layanan ekosistem dalam berba-

gai manfaat seperti untuk air minum,-

perikanan, rekreasi dan pariwisata.

Dilain pihak, dampak dari perubahan

iklim seperti sering terjadinya banjir

serta kekeringan, merupakan tantang-

an yang terus menerus terhadap kuali-

tas air; di samping semakin bertambah

banyaknya sumber polusi.

Akibat dari pencemaran air ini bisa

dilihat di daerah pantai, ekosistem

seperti mangrove, rumput laut, dan

terumbu karang menghilang dengan

sangat cepat. Ekosistem yang terkena

dampak ini, tidak dapat mengatasi teka-

nan tambahan seperti yang disebabkan

oleh perubahan iklim.

Kemampuan ekosistem air ini sebagai

lahan berkembang biak dan pembibit-

an, dan pelindung dari badai, semakin

berkurang. Di beberapa daerah dunia

lebih dari 50 persen spesies ikan air

tawar beresiko punah. Hal ini diper-

kirakan akan tambah diperburuk oleh

dampak perubahan iklim.

Dari segi infrastruktur yang ada, peme-

liharaannya tidak terlalu baik, sehingga

menyebabkan masalah dalam peng-

olahan dan pembuangan limbah.

Kembali pada isu tentang kualitas air.

Ia dan isu sosial ekonomi seperti

kemiskinan, pekerjaan, kesehatan, dan

persamaan hak saling terkait satu sama

lain. Penyediaan serta pemeliharaan air

minum yang layak dan sanitasi, sangat

penting untuk menanggulangi kemis-

kinan dan meningkatkan kualitas hidup

bagi milyaran orang.

Walaupun telah berkomitmen terhadap

tujuan Millenium Development Goals

(MDGs), pencapaian komunitas inter-

nasional masih jauh dari target untuk

mengurangi setengah dari jumlah

orang yang tidak mempunyai akses

terhadap air minum yang layak dan

sanitasi pada tahun 2015. Meskipun ada

kemajuan dalam mencapai target

tersebut, sebagian besar dari populasi

manusia yang ada masih belum terjang-

kau. Sebanyak 1,1 milyar orang di

seluruh dunia masih tidak memiliki

akses terhadap persediaan air yang

terlindungi dan lebih dari 2,6 milyar

tidak memiliki akses terhadap sanitasi

yang layak.

Walau diperkirakan bahwa lebih dari

90% dari populasi dunia akan menggu-

nakan sumber air yang terlindungi pada

tahun 2015 mendatang, diperlukan

suatu usaha yang besar untuk mencapai

target sanitasi Millenium Development

Goals. Sebagai contoh, proporsi orang

yang tidak memiliki akses terhadap

sanitasi yang layak hanya berkurang 8%

dalam jangka waktu lebih dari 16 tahun

(antara tahun 1990 dan 2006). Dengan

memperhitungkan pertumbuhan popu-

lasi, maka diperkirakan pada tahun 2015

akan terdapat 2,4 milyar orang yang

tidak memiliki akses terhadap fasilitas

sanitasi dasar.

Untuk mencapai target Millenium De-

velopment Goals, dunia perlu menye-

diakan akses terhadap sanitasi yang

layak kepada 173 juta orang per tahun

Pencemaran akibat limbah industri (foto:Istimewa)

Page 12: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH12

LAPORANUTAMA

dengan biaya 11,3 milyar dollar Amerika.

Biaya tersebut terbilang murah untuk

menyelamatkan jutaan orang, mening-

katkan kualitas hidup dan kesehatan,

serta keuntungan yang dihasilkannya.

Keuntungan tersebut bervariasi mulai

dari efisiensi waktu dan produktifitas

sampai efisiensi biaya terkait jaminan

kesehatan di tingkat nasional. Keuntu-

ngan per kapita untuk populasi dunia yang

terus berkembang dapat mencapai

sekurang-kurangnya 15 dollar amerika per

kapita/tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (World

Health Organization) memperkirakan

bahwa dengan mencapai tujuan Mille-

nium Development Goals untuk akses

terhadap air yang aman dan sanitasi

maka akan terdapat keuntungan ekono-

mi sebesar 84,4 milyar dolar Amerika

per tahun.

Untuk mewujudkan hal ini, negara-

negara di dunia harus mengembang-

kan kebijakan manajemen air ber-

kelanjutan serta penerapannya ter-

kait tantangan dalam kualitas air.

Pengukuran, termasuk memonitor

badan air secara sistematis, merupakan

indikator yang efektif untuk melindungi

kesehatan manusia dan mencapai

sanitasi yang layak.

Patut digaris bawahi bahwa air bersih

merupakan faktor yang penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan eko-

nomi, juga berinvestasi pada air dan

sanitasi memiliki keuntungan ekonomi

dan sosial yang tinggi.

MELINDUNGI KUALITAS AIR :

TANGGUNG JAWAB BERSAMA UNTUK

KEPENTINGAN BERSAMA

Kita semua tinggal di daerah hilir

sehingga melindungi sumber air dari

polusi adalah tanggung jawab setiap

orang. Hal tersebut tidak bisa diserahkan

seluruhnya kepada pemerintah. Semua

sektor, pemerintah dan swasta, harus

melakukan tindakan yang tepat dan

memadai untuk mencegah polusi.

Diperlukan keterlibatan semua pihak,

mulai dari individu dan komunitas lokal

sampai dengan organisasi internasi-

onal, lembaga swadaya masyarakat, dan

masyarakat. Tindakan perlu dibedakan

tergantung pada tipe air yang digu-

nakan serta pihak yang mengguna-

kannya, baik sebagai indidu atau peru-

sahaan.

Ada kebutuhan yang sangat mendesak

untuk meningkatkan penelitian, moni-

toring dan penilaian kualitas air di

tingkat global, regional, dan lokal.

Penemuan ilmiah dari penelitian harus

mengarah pada pembentukan dan

penerapan kebijakan yang aplikatif.

Selain itu, dibutuhkan pendanaan yang

memadai dan pengawasan fungsi regu-

lasi untuk menjamin kepatuhan serta

penegakan peraturan.

Air bersih adalah kehidupan. Kita sudah

memiliki cara dan kemampuan untuk

menanganinya. Kehidupan dan kemak-

muran manusia bertumpu pada tin-

dakan kita sekarang, untuk bertindak

sebagai penjaga dan bukan sebagai

pencemar, terhadap sumber yang

paling berharga, air bersih kita. Bagai-

mana perkembangan di negara kita

Indonesia tercinta ini ??. (Redaksi)

Polutan dari Sektor Berbeda dan Dampaknyaterhadap Manusia dan Ekosistem

Respon

Usaha penanggulangan

− − − − − Pedoman dan standar air

minum dan air limbah

− − − − − Instalasi pengolahan

− − − − − Perlindungan, restorasi

dan pengembangan rawa

(buatan)

− − − − − Memonitor kualitas air

− − − − − Pencegahan pembuangan

langsung agen kontaminasi

− − − − − Penerapan yang sesuai

untuk meminimalisasi

dampak melalui

pencegahan polusi dan

teknik bercocok tanam

yang terbaik

− − − − − Pedoman dan standar

untuk pembuangan limbah

cair industri

− − − − − Fasilitas pengolahan

− − − − − Prinsip bahwa pihak yang

membuat polusi harus

membayar

− − − − − Memonitor kualitas air

− − − − − Pedoman dan standar

− − − − − Informasi mengenai

penggunaan air

− − − − − Kerjasama Pemerintah-

Swasta

− − − − − Memonitor kualitas air

Dampak terhadap

Manusia dan

Ekosistem

- Penyebaran penyakit

gastroinstentinal,

berpotensi

menyebabkan

kematian bagi mereka

yang rentan

- Berkurangnya kadar

oksigen dalam air di

sungai dan danau

− − − − − Suburnya ganggang

berbahaya dan

hypoxia (kurangnya

oksigen dalam

jaringan tubuh)

− − − − − Berkurangnya kadar

oksigen dalam air di

sungai dan danau

- Masalah kesehatan

terkait pestisida dan

kontaminasi feses

yang diterima air

- Suburnya ganggang

berbahaya dan

hypoxia (kurangnya

oksigen dalam

jaringan tubuh)

- Akumulasi bahan

kimia dalam rantai

makanan

- Perubahan

keanekaragaman

hayati

- Penutupan pantai,

pembatasan perahu

pariwisata, dan

dampak terhadap

penggunaan air

lainnya

Karakteristik

Penurunan

Kualitas Air

Peningkatan

jumlah dan

faecal

coli form,

pathogen,

bahan kimia

beracun

Peningkatan

kadar nutrisi,

kadar garam,

pestisida,

patogen, BOD

Peningkatan

agen

kontaminasi

tergantung

pada t ipe

industri

(logam berat,

kimia),

peningkatan

BOD dan COD

Peningkatan

nutrisi, kimia,

patogen

Tipe Polutan

- Limbah cair

- Limbah padat

- Sisa pupuk,

pestisida dan

bahan organic

- Limbah cair

industri

- Limbah cair

- Sampah

Penyebab

Penurunan

Kualitas Air

Permukiman

Manusia

Pertanian

Industri

Pariwisata dan

Rekreasi

(Sumber:GEMS / Water Driver, Pressures-Impact-Response)

Page 13: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

13KIPRAH • Volume 36

LAPORANUTAMA

Tema Hari Air Dunia (World Water

Day – WWD), setiap tahun

ditetapkan oleh PBB berganti-

ganti, sesuai dengan isu sumber daya air

yang dianggap penting pada saat itu dan

perlu mendapatkan perhatian dunia.

Berikut tema Hari Air Dunia sebelumnya:

2009 : Transboundary Waters

Tahun 2009, tema HAD adalah shared

water – shared opportunities atau

berbagi air, berbagi kesempatan, khu-

susnya pada Transboundary Waters.

Peluang bekerjasama dalam manajemen

Transboundary Waters dapat membantu

untuk membangun kehormatan, pema-

haman dan kepercayaan diantara Negara-

negara di dunia dan mempromosikan

kedamaian, keamanan dan pertumbuh-

an ekonomi secara berkelanjutan.

2008: Sanitation

Hari Air Dunia

perayaan Hari Internasional Sanitasi, dan

menantang penduduk dunia untuk mela-

kukan aksi di tengah krisis dunia. Tiap 20

detik, seorang anak meninggal, sebagai

akibat dari kondisi sanitasi buruk. Hal itu

mengurangi jumlah harapan hidup usia

muda karena kurangnya pengetahuan

untuk mencegah sanitasi buruk. Peringatan

HAD dilakukan di Genewa Swiss dengan

pembicara Pangeran Willem Alexande dan

Dirjen WHO Dr. Margaret Chan.

2007: Coping with Water Scarcity

Meningkatnya masalah kelangkaan air

dalah topik HAD 2007. Tema difokuskan

pada meningkatnya kelangkaan air di

dunia secara signifikan dan kebutuhan

peningkatan integrasi dan kerjasama

untuk menjamin pengelolaan sumber air

yang semakin langka secara berke-

lanjutan, efisien dan merata, baik pada

level internasional dan lokal.

Badan PBB FAO (Food and Agriculture

Organization) memimpin peringatan

HAD 2007. Sekretaris Jenderal FAO

Jaques Diouf memberi kata sambutan

dalam perayaan itu serta pesan melalui

video oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon dan

Pre-siden Palang Merah Internasional,

Michael Gorbachev.

2006: Water and Culture

Tema HAD 2006 adalah Air dan Budaza,

dibawah kendali UNESCO. Tema Air dan

Budaya 2006 menggambarkan perhatian

pada pemahaman, penggunaan dan

perhatian air sebagai tradisi budaya di

seluruh dunia. Air ádalah jantung dari

semua agama dan digunakan dalam

berbagai acara ritual. Air juga dibutuhkan

dalam dunia seni seperi musik, melukis,

menulis, drama dan merupakan unsur

penting dalam kepentingan penge-

tahuan.

2005: Water for Life

Tema HAD 2005 adalah Air untuk kehi-

dupan. Sidang Umum PBB dalam sesi ke

58 pada bulan Desember 2003 menye-

tujui untuk memproklamirkan tahun 2005

hingga 2015 sebagai Dekade internasional

untuk aksi “air untuk kehidupan” dan

yang dimulai sejak 22 Maret 2005. Dekade

tersebut mengubah dunia sasaran dunia

pada “Fokus yang lebih besar pada isu

terkait air, sebagai upaya untuk me-

mastikan partisipasi wanita dalam penge-

lolaan air, dan lebih jauh lagi, juga

kerjasama di semua strata untuk men-

capai MDG’s, Johanesburg Plan dan

Agenda 21".

2004: Water and Disasters

Badan PBB yang menangani bencana

dan Badan Meteorologi Dunia bertang-

gung jawab penuh dalam penyeleng-

garaan HAD 2004. Pesan HAD 2004

adalah Cuaca, iklim dan sumber daya air

memiliki dampak yang dapat merusak

pembangunan sosial ekonomi dan

kehidupan manusia.

Berdasarkan Badan Meteorologi Dunia,

cuaca dan iklim yang ekstrim seperti

Dari Tahun ke Tahun

Di tahun 2008, HAD bertepatan dengan

Page 14: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH14

LAPORANUTAMA

tornado, badai, banjir, menyumbang

75% dari semua bencana. Bencana

tersebut menyebabkan hilangnya ma-

nusia, hancurnya kehidupan dan ekono-

mi. Memperhatikan hal tersebut, mem-

prediksi perkembangan ke depan dan

sistem peringatan secara berkala

adalah hal yang sangat penting untuk

mencegah dampak yang merugikan

bagi manusia dan eko-nomi.

2003: Water for Future

Tema HAD 2003 adalah Air untuk masa

depan yang bertujuan untuk menjaga dan

2001: Water for Health

Air untuk kesehatan merupakan

tema HAD 2001 yang dikoordinir

oleh WHO. Pesan yang disampaikan

dalam HAD 2001 adalah diperlukan

upaya konkrit untuk menyediakan

air bersih dan memperbaiki kese-

hatan untuk meningkatkan kesada-

ran dunia. 22 Maret merupakan saat

yang tepat untuk mengingatkan tiap

orang bahwa solusi itu selalu ada.

Gunakan sumber daya yang ada

dibumi untuk mengubah sekedar

perhatian warga dunia terhadap

kiris air yang mengancam dunia.

1999: Everyone Lives Downstream

Banjir yang melanda sungai-sungai

utama di dunia tahun 1998 telah menye-

babkan kematian dan kerusakan di

sejumlah negara seperti China, Bang-

ladesh dan India, dimana sebagian

besar populasi dunia bertempat tinggal.

Banjir bukan hanya hasil curah hujan

yang berlebihan namun juga hasil

campur tangan manusia di daerah aliran

sungai. Badan PBB UNEP merupakan

koor-dinator HAD 1999.

1998: Groundwater – the Invisible Re-

source

HAD keenam ini merupakan rekomendasi

dari pertemuan 17 ACC Sub Committee

on Water Resources, yang dikoorinir oleh

UNICEF dan United Nation Division of

Economic and Social Affairs (UNDESA).

1997: The World’s Water: is There

Enough?

Pesan HAD 1997 adalah air merupakan

syarat dasar untuk kehidupan, meskipun

sumber daya air menghadapi permintaan

yang terus bertambah dan kompetisi

diantara pengguna air.

1996: Water for Thirsty City

HAD ke tiga ini menekankan pada krisis

air yang semakin meningkat yang diha-

dapi oleh kota-kota dunia yang mengan-

cam keberlanjutan pembangunan ekono-

mi dan sosial.

1995: Water and Woman

Untuk pertama kalinya Lesotho mera-

yakan HAD pada 22 Maret 1995. Depar-

temen Urusan Air meng-organized dua

aktivitas untuk memperingati HAD yakni

polusi air dan degradasi lingkungan.

1994: Caring for Our Water Resources is

Everyone’s Business

Tema HAD tahun 1994 adalah Peduli

akan Sumberdaya Air adalah Urusan

Setiap Orang.

(Lisniari Munthe)

memperbaiki kualitas dan kuantitas air

untuk generasi mendatang. Hal ini

sangat penting untuk mencapai cita-

cita MDG’s tahun 2015. The United

Nation Environment Programme

(UNEP) merupakan institusi yang

bertanggungjawab HAD 2003. Sasaran

HAD 2003 adalah untuk memberikan

inspirasi politik, aksi masyarakat dan

mendorong dunia untuk memahami

pentingnya penggunaan air secara arif

dan konservasi.

2002: Water for Development

Tema HAD 2002 adalah Air untuk

pemba-ngunan yang dimotori oleh

Lembaga Energi Atom Internasional.

Sumber daya air yang buruk di berbagai

belahan dunia memerlukan manaje-

men dan perencanaan sumber daya air

secara terintegrasi.

aksi yang nyata.

2000: Water for 21st Century

Ketersediaaan dan kualitas air meng-

alami kerusakan yang terus meningkat.

Kalau kondisi tersebut terus diper-

tahankan maka seluruh dunia nan-

tinya akan mengalami krisis. Pen-

duduk semakin meningkat semen-

tara air semakin langka.

Demikian disampaikan Wim Kok, Per-

dana Menteri Belanda pada second

announcement dalam forum Air Dunia

kedua dan konferensi Menteri di

Belanda yang dimulai pada minggu

menjelang 22 Maret 2000. Sejak 17-22

Maret 2000, ratusan ahli air, politisi, ahli

terkemuka dan pejabat dari seluruh

dunia bertemu di Hague. Acara tersebut

menghasilkan kesimpulan terhadap

Air sungai yaang kotor akibat limbah pabrik (foto:Istimewa)

kata-kata menjadi komitmen dan

Page 15: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

15KIPRAH • Volume 36

LAPORANUTAMA

Kondisi sumber daya air kita,

walaupun dari sisi kuantitas

memadai, dari segi kualitas

masih kurang. Kualitas atau mutu ini

terpengaruh oleh keadaan lingkungan

yang tidak sepenuhnya bisa kita kontrol

dalam suatu institusi, belum lagi ditam-

bah ulah manusianya yang sangat tidak

perduli lingkungan.

Hal inilah yang menyebabkan kualitas

sumber daya air kita semakin menurun.

Demikian penuturan dari Plt. Dirjen

Sumber Daya Air Kementerian PU,

Mochammad Amron saat diwawancarai

Tim Majalah Kiprah.

Dari sisi kebijakan dan peraturan yang

ada, sebetulnya sudah memadai, yang

menjadi masalah adalah prakteknya.

Masyarakat, baik individu maupun insti-

tusi (bisa berupa jenis badan usaha

tertentu) sudah tidak peduli dengan

lingkungan. Mereka membuang sesuatu

asal tidak ada lagi dilingkungannya.

“Dalam istilah bahasa Inggris itu, not in

my back yard, asal tidak di buang di

halaman sendiri atau belakang, jadi itu

aman asal itu hilang dari lingkungan

sekitarnya” Jelas Mochammad Amron

mengenai prilaku masyarakat ini.

Hal ini merupakan praktek-praktek di-

mana alam diharapkan mampu mengolah

kembali buangan tersebut. Secara na-

tural kondisi ini memang terjadi di alam,

Kebijakan Memadai,

namun persoalannya sekarang jumlah

buangan / pencemaran tersebut sudah

melebihi kapasitas daya dukung alam.

Misalnya saja, bisa kita lihat dari Sungai

Citarum, dimana di sana ada industri

besar di hulu yang membuang limbah

ke sungai, ini ditambah ada limbah

urban dari Kota Bandung yang kemu-

dian masuk Waduk Saguling. Di Sagu-

ling terjadi berbagai macam proses

alami seperti pengendapan, riak, dan

segala macam sehingga kandungan

pencemarannya menurun begitu keluar

dari Saguling. Namun begitu,masih saja

tingkat pencemarannya di atas ambang

batas. Hal yang sama terjadi di Cirata

dan Jatiluhur.

Kembali pada masalah pencemaran,

dari sisi sumber pencemar, dapat dibagi

menjadi dua yaitu point sources (titik

tertentu) dan non point sources (bukan

dari titik tertentu, menyebar). Point

sources ini lebih mudah dilacak, misal-

nya pabrik yang membuang limbah

melalui saluran pipa, sedang non point

sources agak susah dilacak, bisa berasal

dari pertanian maupun rumah tangga/

per-kotaan.

Jenis pencemar yang dominan di tiap

sungai berbeda, misalkan saja Sungai

Brantas dan Citarum, jenis pencemarnya

didominasi oleh limbah rumah tangga

yang terkonsentrasi di kota besar. Untuk

sungai yang didominasi limbah industri?

“Lihat saja sungai Cipinang yang airnya

hitam itu” Ujar Amron berseloroh.

Masalah sanitasi juga menjadi sorotan

pria yang juga menjabat sebagai Kepala

Balitbang Kementerian PU ini. Kondisi

kebanyakan masyarakat yang tidak

mempunyai WC atau jamban tersendiri

ataupun dengan sistem terpusat, turut

Prakteknya Belum

Mochammad Amron, Plt Dirjen SDAKementerian PU

Petugas sedang membersihkan sampah di pintu air Manggarai(foto:Istimewa)

Page 16: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH16

berperan dalam pencemaran air. Indi-

kasinya jelas, yaitu tingginya tingkat

bakteri dari kotoran manusia dalam air

sungai.

Berbicara mengenai banjir Bandung,

yang perlu diperhatikan adalah alih fungsi

lahan di daerah hulu, yang kebanyakan

berubah menjadi lahan pertanian sayuran

semusim. Masalahnya adalah pertanian

sayuran ini cenderung mengabaikan

kaidah-kaidah konservasi, karena umum-

nya tanaman semusim (sayuran) yang

biasanya juga tidak menyukai air sehingga

jika ada air maka cepat-cepat dialirkan.

Hal ini diperparah dengan letak lahan

yang biasanya terletak di lereng dengan

kemiringan tinggi sehingga tingkat

erosinya sangat besar. Curah hujan

sekarang pun mengalami perubahan

dimana kini cenderung terkonsentrasi

dalam waktu pendek sehingga tanah

cepat mengalami jenuh.

Belum lagi ditambah dengan eksploitasi

air tanah di Kota Bandung yang sede-

mikian rupa akibat pertumbuhan pendu-

duk dan industri menyebabkan per-

mukaaan tanah di sana mengalami penu-

runan hingga 10 cm pertahun.

Menurut Amron, yang diperlukan dalam

masalah pencemaran air ini terutama

adalah hal yang mendasar, yaitu penya-

daran budaya masyarakat agar jangan

membuang sampah ke tempat air me-

ngalir. Masyarakat harus diberi penger-

tian bahwa apa yang mereka buang itu

kelak akan menyebabkan banjir dan

penumpukan limbah di daerah hilir.

Mungkin juga mereka sadar, namun

karena sistem pembuangan sampah

tersebut belum mencapai wilayah

mereka, atau tidak lancar, sehingga

mereka mengambil jalan pintas dengan

membuang sampah ke sungai. Jadi

selain budaya , sistem pembuangan

sampah atau sanitasi yang tidak terta-

ngani dengan baik turut berperan.

juga mutlak diperlukan. Seperti yang di

dicontohkan Balai Besar W ilayah

Sungai Brantas, institusi pengelola

walaupun tidak mempunyai kewe-

nangan untuk penindakan, maka Ia

akan menyurati pemda setempat untuk

mengantisipasi atau menindak sesuatu

yang tidak pada tempatnya.

Selain budaya dan sistem, masalah kese-

jahteraan sedikit banyak juga mem-

pengaruhi keefektifan sistem yang ada.

Karena masyarakat yang tingkat kese-

jahteraannya tinggi, diharapkan mampu

dan bisa membiayai sendiri sistem

sanitasi dan pembuangan sampah

tanpa harus tergantung pemerintah.

target utamanya adalah anak-anak usia

sekolah.

.

Selain kampanye, upaya penyadaran

publik ini juga bisa melalui lomba,

seperti lomba di majalah tentang

menulis kualitas air yang kemudian

diberi peng-hargaan. Kemudian ada

juga lomba melukis dengan tema yang

sama, lama-kelamaan tentu akan timbul

perasaan ikut memiliki terhadap air.

Kemudian ada juga semacam demo

simpatik dengan membagi-bagikan stiker

atau barang dengan tema yang sama,

sosialisasi bahwa air yang kita peroleh itu

sumbernya terbatas dan kondisi kuali-

Permasalahan yang kompleks ini tentu

perlu upaya penyadaran publik melalui

kampanye-kampanye penyadaran publik

yang dimulai sejak usia dini. Harapannya,

kalau anak-anak yang diberi pengertian

akan lebih cepat terserap, dan kemudian

menularkan kepada lingkungannya.

Seperti contoh tahun lalu ada kam-

panye cuci tangan untuk member-

sihkan bibit penyakit yang mungkin

terbawa dari tangan. kampanye ini

tasnya mengkhawatirkan, sehingga

upaya-upaya penjernihan dan men-

dapatkannya itu sangat mahal.

Di tingkat masyarakat sendiri sebe-

tulnya sudah mulai muncul gerakan-

gerakan pelestarian sungai, contohnya

yang ada di Sungai Pesanggrahan di

daerah Lebak Bulus – Cinere, Jakarta

Selatan. Di sana ada hutan kota di

bantaran sungai yang dikelola warga

sendiri. (Wy)

Pencemaran akibat limbah industri (foto:Istimewa)

Peran aktif institusi pengelola sungai

Page 17: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

17KIPRAH • Volume 36

LAPORANUTAMA

Tantangan Dalam,

Peningkatan Kualitas Air

Secara umum kondisi air dapat

digambarkan dengan kualitas dan

ketersediaan (volume). Kualitas air

berhubungan dengan kelayakan peman-

faatannya untuk berbagai kebutuhan

sedangkan ketersediaan air berhubu-

ngan dengan berapa banyak air yang

dapat dimanfaatkan dibandingkan de-

ngan kebutuhannya. Selain itu kualitas air

juga dipengaruhi oleh volumenya yang

berpengaruh langsung pada daya pulih

air (self purification) untuk menerima

beban pencemaran dalam jumlah ter-

tentu.

Indonesia sendiri memiliki sekitar 6

persen dari cadangan air tawar dunia,

namun sering kali diberbagai daerah kita

jumpai kenyataan akan kelangkaan dan

kesulitan air. Pemanfaatan air selama ini

cenderung meningkat, namun sumber

daya air yang tersedia tetap bahkan

cenderung berkurang akibat pola pe-

manfaatan yang tidak berkelanjutan dan

pencemaran.

Sekitar 15-35% perkapita pertahun ke-

tersediaan sumber daya air yang di-

perkirakan berkurang akibat rusak dan

pencemaran tersebut (Sumber : Buku

“Status Lingkungan Hidup Indonesia

2008”). Kondisi kualitas air sungai kita

juga dianggap buruk,dari sekita 30-an

sungai yang dipantau oleh Kementerian

Lingkungan hidup nyaris semua ter-

cemar berat.

Bahkan pada tahun 2009, Sungai Citarum

(Jawa Barat) dinilai sebagai salah satu dari

10 sungai terburuk di dunia. Sepuluh

sungai terburuk tersebut merupakan

hasil riset dari Internasional River Basin

Monitoring, lembaga riset independen

internasional yang menangani masalah

lingkungan.

Sumber pencemar ini oleh Badan Penge-

lolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)

Jawa Barat bisa dikategorikan menjadi 13

faktor / sumber. Tiga sumber pencemar

terbesar adalah limbah domestik / rumah

tangga, industri, dan pertanian, sedang

10 sisanya, seperti limbah peternakan,

limbah rumah sakit, limbah hotel, res-

toran dll, tidak begitu signifikan.

Kepala Lingkungan Keairan Pusat Litbang

Sumber Daya Air, Iskandar Yusuf men-

jelaskan “Untuk limbah domestik juga

tergantung masyarakatnya, misalkan

masyrakat rural/desa hanya 20mg/perhari

Biological Oxygen Demand (BOD) nya,

sedang perkotaan 40 gram, ada juga

masyarakat semi urban yang bervariasi

diantara 20-40 mg BOD limbahnya

domestiknya”.

Diakui, bahwa tidak mudah mengatasi

hambatan dalam peningkatan kualitas air.

Iskandar Yusuf yang juga seorang peneliti

dari Pusat Penelitian Sumber Daya Air,

Balitbang PU mencoba mengidentifikasi

hambatan yang ada tersebut menjadi

beberapa hal. Diantaranya adalah ter-

lampauinya daya pulih air atau daya

tampung beban pencemaran badan

sungai/air, penegakan peraturan / hukum

dan alasan ekonomi.

Untuk masalah terlampauinya daya

tampung beban pencemaran air, semua

tentu mengetahui bagaimana volume

dan intensitas pencemaran saat ini.

Sedang masalah penegakan hukum

dinilai terkait erat dengan masalah

ekonomi.

Iskandar mengilustrasikannya seperti

ini. Sungai-sungai strategis dikelola Ke-

menterian PU melalui Balai Besar Wi-

layah Sungai (BBWS), namun wewenang

penindakannya ada pada masing-ma-

sing pemda.Suatu saat, di hulu ada

industri atau peternakan besar yang

membuang limbah ke sungai. Ini bisa

terjadi karena tata ruangnya yang salah,

atau yang lebih sering tata ruangnya

benar, izinnya yang salah atau malah

justru tidak berizin.

Pada kasus ini, BBWS sebagai pengelola

sungai tentunya akan menegur dan

karena tidak punya wewenang penin-

dakan kemudian menyurati pemda

terkait untuk menindak lanjuti. Terka-

dang, secara informal, dari pihak pemda

berkomentar “Pak, kalau usaha ini ditu-

tup, rakyat saya mau makan apa? Mereka

bakal ngamuk kalau usahanya ditutup”.

Iskandar Yusuf, Kepala Balai

Lingkungan Keairan Puslitbang SDA. (Foto: Dok.)

Page 18: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH18

LAPORANUTAMA

Tabel 1. Status Mutu Air beberapa sungai di Indonesia tahun 2008

Sumber: Buku “Status Lingkungan Hidup Indonesia 2008”

Hal ini ditambah dengan kecende-

rungan sebagian oknum pimpinan

daerah (bupati/walikota) yang lebih

beorientasi pada bagaimana mening-

katkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

nya demikian pula masyarakatnya. Jadi

bisa di bilang pilihannya adalah antara

ekonomi atau kelestarian lingkungan.

Mereka memilih jalan yang mudah dan

murah, karena walaupun pilihan untuk

meningkatan taraf ekonomi sambil tetap

menjaga kelestarian lingkungan itu ada,

namun pilihan itu ditepis. Kenapa?

Karena pilihan ini akan menimbulkan

external cost (tambahan biaya).

Contoh lagi Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) di Bandung Selatan.

Tarifnya sangat murah, hanya 3500 rupiah

per m3, namun tetap tidak mau bayar.

Caranya bagaimana? Dengan kucing-

kucingan dengan pengelola IPAL, kalau

ada kesempatan langsung dibuang,

sehingga air limbah yang terukur hanya

sedikit saja karena sisanya sudah dibuang.

Kembali pada upaya peningkatan kualitas

air. Dari segi hukum, kita memiliki UU

No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU

No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air dan PP No. 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengen-

dalian Pencemaran Air.

Dari sisi kelembagaan, ada BPLHD, ada

juga program-program seperti Program

Kali Bersih (Prokasih), Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL),

dll. Secara teknis ada Norma Standar

Peraturan dan Manual (NSPM) dan

prototipe IPAL yang dikeluarkan Ke-

menterian PU.

Tantangannya adalah perubahan iklim

global dimana curah hujan sekarang

relatif lebih sebentar namun terkon-

sentrasi dalam volume yang besar, hujan

asam serta perubahan cuaca dan iklim.

Pertumbuhan penduduk dan aktivitas

ekonomi (industri) juga patut diwas-

padai. Kemudian penanganan limbah B3

(Bahan Berbahaya dan Beracun) yang

disebabkan limbah produk misalkan

merkuri pada batere.

Peluang dalam peningkatan kualitas air

ini cukup banyak, diantaranya adalah

bagaimana mengimplementasikan hasil-

hasil teknologi baik dari dalam maupun

luar negeri. Kearifan lokal yang men-

dukung kelestarian sumber daya air juga

patut kita gali dan kembangkan. Peluang

terbaru dalam peningkatan kualitas air

ini datang dari mekanisme kompensasi

pengurangan emisi karbon dunia.

Dalam mekanisme ini, negara-negara

yang menyumbang pengurangan emisi

karbon dunia berhak memperdagangkan

/ meminta kompensasi dari negara-

negara yang tingkat pencemaran kar-

bonnya tinggi. Walaupun ini ditujukan

untuk pencemaran udara, namun se-

cara tidak langsung memiliki pengaruh

dalam meningkatakan kualitas dan

kuantitas sumber daya air.

Dalam skala kecil, bisa dilihat di Sungai

Cidanau, masyarakatnya di hulu menjaga

konservasi hutan kemudian mereka bisa

mengklaim kompensasi ke Krakatau

Tirta Industri sebagai penyedia air

minum.

“Mengutip perkataan Pak Emil Salim

waktu penjelasan Copenhagen Accord di

JW Marriot, zaman dahulu, orang melihat

hutan, bila ingin sesuatu maka tebanglah,

kayunya buat uang. Tapi zaman sekarang

ini tidak perlu begitu, dengan me-

melihara hutannya kita justru bisa

mendapat uang” papar Iskandar Yusuf.

(wy)

Cemar Berat

Cemar Berat

Cemar SedangCemar Sedang - Cemar Berat

Cemar BeratCemar Berat

Cemar SedangCemar BeratCemar BeratCemar Berat

Cemar Sedang - Cemar BeratCemar BeratCemar BeratCemar BeratCemar Berat

Cemar BeratCemar Berat

Cemar SedangCemar Berat

Cemar BeratCemar Berat

Cemar SedangCemar BeratCemar Berat

Cemar Sedang - Cemar Berat

611610141514126866156667

1066566666866663366

NADSumatera UtaraSumatera BaratRiauRiauRiauRiauJambiBengkuluSumatera SelatanBangka BelitungLampungDKI JakartaBantenJawa BaratJawa TengahDI. YogyakartaJawa TimurBaliNTBNTTKalimantan BaratKalimantan TimurKalimantan TengahKalimantan SelatanGorontaloSulawesi UtaraSulawesi TengahSulawesi SelatanSulawesi SelatanSulawesi TenggaraMalukuMalukuMaluku UtaraPapua

Krueng AcehDeliBatang AgamKamparIndragiriRokanSiakBatanghariAir BengkuluMusiRangkuiWay SekampungCiliwungKali AngkeCitarumProgoProgoBengawan SoloTukad BadungJangkokDendengKapuasMahakamKahayanMartapuraBoneTondanoPaluTalloJeneberangKonawehaBatu GajahBatu MerahTaboboAnafre

1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435

No. Sungai Provinsi Jumlah Titik Jumlah Titik

Page 19: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

19KIPRAH • Volume 36

Pencemaran Air dan Dampak Buruknya

Terhadap Lingkungan

Semua orang berharap semestinya airsebagai sumber kehidupan, diper-lakukan sebagai bahan yang sangatbernilai, dimanfaatkan secara bijak, dandijaga terhadap bahaya dan risikopencemaran, bukannya dihamburkan,dicemari, atau bahkan disia-siakan. Halini penting karena hampir setengah pen-duduk dunia dimana hampir seluruhnyadi negara-negara berkembang, men-derita berbagai penyakit yang dia-kibatkan oleh kekurangan air, atau olehair yang tercemar.

Kondisi tersebut umumnya disebabkanpengolahan air serta sanitasi lingkunganyang kurang memenuhi syarat keamanandan syarat kesehatan. Penyakit lainnyayang kerap muncul akibat buruknya

sanitasi lingkungan adalah penyakit, tipus,polio dan cacingan.

Dampak negatif dari pencemaran air

sangat merugikan baik dari segi nilai

(biaya) ekonomi, juga terhadap nilai

ekologi, dan sosial budaya sehingga

memerlukan upaya pemulihan kondisi air

yang tercemar. Bila kondisi air yang

tercemar dibiarkan (tanpa upaya pemu-

lihan) akan menyebabkan semakin tinggi-

nya komponen biaya pengolahan. Pence-

maran air berdampak luas, misalnya

dapat meracuni sumber air minum,

meracuni makanan hewan, ketidak-

seimbangan ekosistem sungai dan danau,

rusaknya hutan akibat hujan asam, dan

sebagainya.

Di badan air (sungai, danau dan waduk),

nitrogen dan fosfat (dari kegiatan per-

tanian) telah menyebabkan pertum-

buhan tanaman air yang di luar kendali

(eutrofikasi berlebihan). Ledakan per-

tumbuhan ini menyebabkan oksigen,

yang seharusnya digunakan bersama oleh

seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi

berkurang. Ketika tanaman air tersebut

mati, dekomposisi mereka menyedot

lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya,

ikan akan mati, dan aktivitas bakteri

menurun.

Keberadaan sampah di sungai juga ikut

memperparah pencemaran sumber air.

Hal ini akibat dari pertumbuhan pendu-

duk yang semakin tinggi yang berimbas

pada semakin bertambahnya tingkat

konsumsi masyarakat serta aktivitas

lainnya yang berakibat pada terjadinya

pertambahan volume buangan limbah

maupun sampah yang dihasilkan. Jum-

Lindungi Sumber Air Kita DariPencemaran

Bendungan Sengguruh: Kondisi Bendungan Sengguruh dipenuhi limbah padat dan cair dari alam dan kegiatan manusia telah menimbulkanpencemaran air dan lingkungan. Menurut Kepala Divisi ASA I, PJT I Alfan Irfan, setiap hari perlu dikeruk untuk mengurangi sedimen. (foto:Joe)

Oleh :** Ade Syaiful Rachman

LAPORANUTAMA

Page 20: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH20

lah penduduk Indonesia telah mening-kat

menjadi hampir dua kali lipat selama 25

tahun terakhir, yaitu dari 119,20 juta jiwa

pada tahun 1971 bertambah men-jadi

198,20 juta jiwa pada tahun 1996 dan

bertambah kembali menjadi 204,78 juta

jiwa pada tahun 1999.

Jika tingkat pertumbuhan penduduk ini

tidak mengalami perubahan positif yang

drastis maka pada tahun 2020 jumlah

penduduk Indonesia diperkirakan akan

mencapai 262,4 juta jiwa dengan asumsi

tingkat pertumbuhan penduduk alami

sekitar 0,9% per tahun.

Sampah dan limbah yang terdapat di

badan sungai maupun saluran drainase

ini, apabila jika tidak ditangani dengan

baik, selain memberikan dampak ke-

sehatan lingkungan (disebabkan kualitas

air menurun akibat tidak diperlakukannya

badan sungai atau saluran drainase sesuai

dengan peruntukannya), juga akan

menyebabkan saluran tersumbat dan

pendangkalan sungai oleh sampah dan

sedimen sehingga air dapat meluap dan

menimbulkan genangan/banjir.

Sedimen tersebut juga akan mengurangi

kapasitas pengaliran dari sungai sehingga

menimbulkan banjir. Endapan lumpur

sampah tersebut akan menurunkan

kualitas air baku sehingga berakibat

naiknya investasi pengolahan air baku

(untuk air minum) serta berpotensi besar

membahayakan kesehatan masyarakat.

Penanganan Sungai Secara Terpadu

Dari Hulu Hingga Hilir

Penanggulangan Pencemaran Air Baku

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk menangani sungai secara terpadu

dan berwawasan lingkungan, diantaranya

adalah dengan menangkap sampah yang

ada di badan sungai, upaya pengembalian

kualitas dan keseimbangan unsur Carbon

(C), Nitrogen (N), Sulphur (S) dan Fosfor

(F) melalui teknik bioremediasi, kemu-

dian melakukan penanganan sampah/air

limbah disumbernya dalam catchment

area dengan program 3-R dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (SANIMAS), upaya

JENIS-JENIS PENCEMAR DAN UPAYA PENANGANAN YANG DIPERLUKAN

MASING-MASING SEGMEN

Beberapa permasalahan umum yang

dihadapi oleh sungai-sungai di kota

besar pada umumnya adalah perma-

salahan sampah, tingginya kandungan

erosi, limbah domestik serta limbah

industri. Untuk itu diperlukan penanga-

nan segera penyelamatan sungai dalam

rangka mengembalikan kualitas dan

fungsi dari sungai mulai dari hulu sungai

hingga bagian hilir sungai. Langkah

awal, terlebih dahulu perlu melakukan

identifikasi potensi jenis-jenis polutan

(pencemar) yang umumnya terkandung

dalam sungai khususnya di perkotaan.

reboisasi dan rehabilitasi tanaman serta

pemeliharaan hutan rakyat serta upaya

pengendalian penggunaan pestisida di

bidang pertanian dan perkebunan dan

pengendalian penggunaan deterjen pada

rumah tangga sebagai berikut :

1. Pemasangan dan pengoperasian Trash

Rack

Trash Rack, adalah alat penyaring /

penangkap sampah yang ditempatkan

LAPORANUTAMA

JENIS POLUTAN SEGMEN SUNGAI UPAYA PENANGANAN YANGDIPERLUKAN

1. Reboisasi/penghijauan2. Rehabilitasi penanaman kanan-kiri sungai yang

masih terbuka3. Pemeliharaan hutan rakyat4. Pemberdayaan dan penyadaran masyarakat

dalam upaya pelestarian hutan

1. Identifikasi masalah dan sumber pencemar2. Pengelolaan pertanian berbasis organik3. Pengendalian penggunaan pestisida serta

bahan pembasmi hama berbahaya lainnya4. Pengendalian ekstensifikasi lahan melalui

optimalisasi lahan yang ada (intensifikasi)

1. Pengelolaan sampah dengan 3R (Reduce,Reuse & Recycle)

2. Pengomposan sampah organik3. Pemasangan Jaring sampah dan

pengangkutan sampah sungai4. Penyediaan Tempat Penampungan Sampah

Sementara (TPS) sepanjang bantaran sungai

1. Identifikasi masalah dan sumber pencemar2. Pengelolaan limbah berbasis masyarakat3. Pembuatan septic tank komunal serta

pemanfaatan limbah untuk biogas

1. Penerapan Program Kali Bersih2. Penerapan IPAL (individu, komunal, terpusat)3. Pembuatan IPAL Industri yang berada di

sepanjang bantaran sungai4. Pengawasan operasi industri secara ketat

terutama yang berpotensi besar mencemarilingkungan

Hulu Sungai

Hulu Sungai

Tengah Sungai

Tengah Sungai

Hilir Sungai

Lahan Gundul / Kritis

Pestisida dari Pertaniandan Perkebunan

Sampah Rumah Tangga

Limbah Domestik

Limbah Industri

Penampang DAS dari hulu ke hilir

Sum

ber

: K

emen

teri

an L

H

Page 21: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

21KIPRAH • Volume 36

pada saluran drainase perkotaan. Adapun

sistem pengoperasiannya, trash rack

dapat dioperasikan secara manual,

otomatis dan semi otomatis. Sedang-

kan untuk sistem penggeraknya, trash

rack digerakkan dengan Sistem Peng-

gerak Statis (static screen) dan Sistem

Penggerak yang dapat berpindah (mo-

ving screen).

Komponen Trashrack terdiri dari bagian-

bagian : Screen (saringan), Scrapper

(sekop/garpu penggaruk sampah),

Conveyor (ban berjalan), Container (bak

sampah), Truk pengangkut kontainer,

serta mesin pengolah sampah (bila

diperlukan).

2. Perbaikan kualitas air dihilir melalui

bioremediasi

Bioremediasi, pada dasarnya adalah upaya

pengembalian kalitas dan keseimbangan

unsur Carbon (C), Nitrogen (N), Sulphur

(S) dan Fosfor (F). Bioremediasi adalah

merupakan siklus biokimia, dimana

dilakukan upaya-upaya agar terjadi

keseimbangan alam kembali yang dicer-

minkan pada : Siklus Carbon, Siklus

Nitrogen, Siklus Sulphur dan Siklus

Fosfor. Bioremediasi dapat berupa :

· Biostimulasi dilakukan dengan cara

penambahan nutrien dan oksigen ke

dalam air yang tercemar secara biologis

untuk menstimulasi/mengembangkan

populasi bakteri tertentu yang akan

mempercepat proses perbaikan kualitas

air tersebut.

· Bioaugmentasi dilakukan dengan

membubuhkan mikro organisme khusus

yang sudah dipilih kedalam air yang

tercemar secara biologis untuk mem-

bantu memperlambat proses degradasi

kualitas air tersebut.

· Phytoremediasi, yaitu suatu sistem

dimana tanaman tertentu bekerjasama

dengan mikroorganisme dalam media

(tanah, koral dan air) dapat mengubah

zat kontaminan (pencemar/polutan)

menjadi kurang atau tidak berbahaya

bahkan menjadi bahan yang berguna

secara ekonomi.

Terdapat enam tahap proses secara serial

yang dilakukan tumbuhan terhadap zat

kontaminan yang berada disekitarnya:

Phytoacumulation, Rhizofiltration, Phy-

tostabilization, rhyzodegradation, Phy-

todegradation dan Phytovolatization.

Contoh tanaman yang digunakan di

fitoremediasi adalah Anturium merah/

kuning, alamanda kuning/ungu, akar

wangi, bambu air, cana presiden merah/

kuning/putih, dahlia, papirus, pisang mas,

ponaderia, sempol merah/putih, spider

lili, dll.

3. Penanganan Sampah/air limbah

disumbernya dalam catchment area

dengan program 3-R dan SANIMAS.

Pengurangan volume timbulan (mini-

malisasi) sampah oleh masyarakat

dimaksudkan sebagai upaya pengu-

rangan volume timbulan sampah mela-

lui pelaksanaan 3-R (Reduce, Reuse dan

Recycle) dengan harapan beban Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) dapat ber-

kurang. Dengan langkah ini maka

diharapkan peluang tercemarnya air

tanah oleh sampah serta cairan leachet

yang dihasilkannya akan semakin kecil.

Hal ini tentunya akan dapat memper-

panjang umur dari TPA serta menjaga

kelestarian dan keamanan sumber air

tanah.

Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

adalah pengelolaan sampah skala kawa-

san maupun lingkungan di perkotaan

dengan cara meningkatkan proses

pemberdayaan masyarakat dalam pe-

milahan sampah sejak dari sumbernya.

Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle),

adalah pola penanganan sampah yang

Kolam Pengolah Air Limbah Phytoremediasi dengan menggunakan media Filter Tanaman

LAPORANUTAMA

Sum

ber

: B

aped

al K

ab.

Bad

un

g,

Bal

i -

Pem

ban

gu

nan

Was

te W

ater

Gar

den

Page 22: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH22

LAPORANUTAMA

memberi kesan seolah-olah kita telah

membuat bumi ini merana sehingga

membuat bumi kita terkadang murka

oleh ulah manusia. Perilaku-perilaku

yang negatif seolah tak henti dilakukan

tanpa memperhitungkan akibat serta

dampak lingkungan yang akan terjadi.

Perambahan hutan, membuang sampah

sembarangan, serta perilaku buruk

lainnya terus terjadi tanpa sadar akan

menjadi bumerang bagi kehidupan.

Dilain pihak, kerusakan hutan yang

seharusnya menjadi daerah resapan air

terutama yang berada di daerah aliran

sungai (DAS) setiap tahun luasnya makin

bertambah. Oleh karena itu, upaya untuk

mengembalikannya terus dilakukan

dengan terlebih dahulu mengurangi para

perambah hutan dan sekaligus untuk

mencegah para perambah. Sebab bila

tidak berbagai kemungkinan bencana

menjadi ancaman dikemudian hari.

Hal ini telah diupayakan dengan dila-

kukannya reboisasi dilahan kritis melalui

pelaksanaan gerakan reboisasi hutan dan

lahan (Gerhan) pada tahun 2008 dengan

target menghijaukan kembali satu juta

hektar hutan. Reboisasi atau penana-

man kembali hutan gundul menjadi

salah satu alternatif untuk mengem-

balikan sebagian fungsi hutan.

Kegiatan tersebut memang menjadi

program yang diutamakan beberapa

daerah yang mengalami krisis ling-

kungan. Kegiatan itu pula bertujuan

untuk terciptanya kelestarian lingkungan

agar berbagai bencana yang diakibatkan

oleh rusaknya lingkungan bisa ditang-

gulangi secara maksimal.

Upaya Pengendalian Penggunaan

Pestisida di bidang Pertanian dan

Perkebunan

Salah satu upaya pengendalian peng-

gunaan pestisida di bidang pertanian

dan perkebunan adalah melalui usaha

pengelolaan pertanian berbasis orga-

nik, sehingga penggunaan pestisida serta

bahan pembasmi hama berbahaya lainnya

dapat diminimalkan dengan didukung

oleh upaya-upaya optimalisasi penge-

lolaan lahan pertanian dan perkebunan

yang ada (intensifikasi lahan).

Pertanian berbasis organik sebenarnya

bukan barang baru di Indonesia. Pasalnya,

sebelum ada pestisida dan penggunaan

pupuk buatan secara besar-besaran di

Indonesia yang dimulai 1970-an, hampir

semua petani Indonesia mengembang-

kan pertanian organik. Pertanian organik

merupakan pertanian yang tidak memakai

pestisida dan pupuk kimia.

Pengembangan pertanian organik

sangat penting dilakukan untuk meng-

atasi tingginya pencemaran di berbagai

areal pertanian. Pencemaran ini karena

peng-gunaan pestisida dilakukan secara

besar-besaran, jelas-jelas memba-

hayakan kesehatan karena makanan

yang tercemar berbagai zat beracun

dalam pestisida, berbagai penelitian

membuktikan hal itu.

Permasalahan pencemaran air terutama

sungai semestinya dapat diatasi dengan

pengelompokan masalah beserta solusi

penanganannya. Hal ini tentu dibutuhkan

koordinasi dan sinergi yang baik antar

pemangku kepentingan serta pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap kebera-

daan sungai itu sendiri.

Harus disadari bahwa masalah pen-

cemaran air tidak dapat ditangani secara

terpisah dengan sektor lainnya. Limbah

buangan yang tidak diolah terlebih dahulu

akan mencemari sumber air, dan sering

kali tidak teratasi. Untuk itu perlu

disiapkan program penanganan saluran

drainase, persampahan dan air limbah

perkotaan yang teritegrasi dalam suatu

paket kegiatan yang komprehensif de-

ngan tetap memperhatikan upaya-upaya

pelestarian lingkungan.

**Kepala Sub Bidang Penyusunan Pelaporan,

PUSKOM PU

dilakukan melalui siklus pengelolaan

sampah mulai dari proses penyebab

terjadinya timbulan sampah (produsen)

baik dari industri, masyarakat (rumah

tangga), maupun penyebab timbulan

lainnya, proses pengangkutan/distribusi

ke Tempat Pembuangan Sementara

(TPS) hingga ke Tempat Pembuangan

Akhir (TPA).

Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

dilakukan untuk sampah organik maupun

non organik. Untuk sampah organik,

dapat dilakukan pengolahan On site,

yaitu pengolahan sampah organik yang

dalam skala rumah tangga baik dengan

metode pengomposan maupun de-

ngan daur ulang. Sedangkan untuk

sampah non organik non B3 (Bahan

Beracun dan Berbahaya), dapat dila-

kukan proses daur ulang sampah skala

besar yang berpotensi memiliki nilai

ekonomi .

Kemudian, untuk penanganan limbah

rumah tangga dilakukan melalui pelak-

sanaan program Sanitasi Berbasis Masya-

rakat (SANIMAS), yaitu penyelengga-

raan sanitasi berbasis masyarakat yang

bertujuan untuk meningkatkan kondisi

sanitasi lingkungan pada masyarakat

miskin perkotaan berdasarkan kebutu-

han dan kesesuaian masyarakat itu

sendiri.

Melalui SANIMAS, dilakukan proses

penyelenggaraan sanitasi yang dilakukan

oleh masyarakat sendiri mulai dari

perencanaan, pembangunan, operasi dan

pemeliharaan sanitasi dengan difasilitasi

pemeritah pusat, daerah, dan konsultan

(tenaga ahli sanitasi). Kegiatan SANIMAS

dilaksanakan untuk memfasilitasi masya-

rakat miskin perkotaan dalam meren-

canakan, melaksanakan dan merawat

sistem sanitasi yang mereka pilih.

Upaya Reboisasi dan Rehabilitasi

Tanaman serta Pemeliharaan Hutan

Rakyat

Kondisi hutan yang gundul dan gersang

yang semakin lama semakin meluas

Page 23: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

23KIPRAH • Volume 36

Mungkin Anda akan menge-

rutkan kening dan berta-

nya-tanya membaca judul di

atas, wah, apakah kini Majalah Kiprah ada

sisipan cerita silat (cersil)? Bagi peng-

gemar cersil, siap-siap untuk kecewa,

karena tulisan ini sama sekali bukan

berkisah tentang para pendekar silat

yang melawan penyamun dan menjaga

ketentraman dunia melainkan “Pendekar

Lingkungan” yang melawan penyampah

dan menjaga keasrian sungai.

Menjaga sungai memang tanggung

jawab bersama, bukan hanya peme-

rintah, bayangkan pemerintah sudah

bersusah payah membuat bendungan

dan kanal, namun jika aliran sungainya

terhambat sampah, sama saja bohong.

Penyebab timbunan sampah ini, hampir

semua orang tahu, yaitu prilaku tak

terpuji warga baik secara individu

maupun institusi.

Walaupun demikian, kita tak bisa mencap

jelek semua warga masyarakat sebagai

oknum yang bertanggung jawab atas

degradasi kualitas sungai ini. Sebagian

diantaranya malah aktif berjuang men-

jaga sungai.

Tengoklah di Kampung Bojong Buah,

Desa Pangauban, Katapang, Kabupaten

Bandung. Di sini meski siang hari, udara

terasa sejuk karena kehijauan tepian

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum

Selatan. Suasana asri ini adalah hasil

kerja keras sebuah komunitas berna-

ma Warga Peduli Lingkungan, dimana

salah seorang penggagasnya adalah

Soenardhie Yogantara, yang akrab

disapa Kang Yoga.

Aksi pertama mereka amat sederhana.

Mereka memulainya dengan mengenalkan

Kisah Para Pendekardi Tepian Sungai

cara memilah dan membuang sampah yang

benar dari rumah masing-masing.

Setelah dipilah, sampah organik dijadikan

kompos, sedangkan sampah non-organik

diproses menjadi berbagai macam kera-

jinan tangan. Lalu iseng-iseng hasil

kerajinan tangan itu dijual. Ternyata laku!

Toh, perjuangan Yoga dan kawan-kawanya

tidak mudah. Apalagi warga setempat

telanjur terbiasa membuang sampah

sembarangan. Bahkan mereka mencibir

kelompok Yoga. “Buang sampah saja kok

pusing-pusing. Bungkus dan lempar ke

sungai, beres…,” begitu ucapan mereka.

Tak patah arang, Yoga dan kawan-kawan-

nya mendekati sesepuh kampung dan

meminjam suara mereka. Maka proses

penyadaran lambat-laun tertular dan

tertanam pada benak warga setempat.

Setelah program pemilahan sampah

berjalan, komunitas (sangha) memulai

program lain, dari menanami lahan bekas

tumpukan sampah dengan tanaman hias

sampai menampung sampah hasil tang-

kapan pemburu rongsokan untuk diolah.

Dan pada 1999, atas inisiatif warga,

terbentuklah kawasan biotop. Ini se-

macam kawasan konservasi mini seluas

2,5 hektare yang mereka tanami aneka

LAPORANUTAMA

Warga yang peduli menyusuri sungai, mencari sampah (foto istimewa)

Page 24: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH24

LAPORANUTAMA

pohon buah. Hutan mini ini kemudian

tumbuh subur dan menjadi kebanggaan

warga Bojong Buah. Bahkan Gubernur

Jawa Barat waktu itu, H.R. Nuriana

sempat menjenguknya.

Aksi sangha tak berhenti di Bojong Buah.

Pelan-pelan mereka merambah ke se-

panjang tepian Citarum, menghulu dan

menghilir. Tak kurang dari 19 titik di 13

desa yang ada di 9 kecamatan di Kabu-

paten Bandung ketularan kegiatan

serupa.

Dalam pekan-pekan ini, di kawasan

sudetan Citarum-Dara Ulin di Desa

Nanjung akan dibuat biotop serupa

seperti di Bojong Buah. Ini adalah bagian

dari rencana untuk membuat biotop di

29 titik sodetan Citarum.

Kini warga Bojong Buah memetik hasil-

nya. Penghasilan mereka bertambah dari

penjualan barang kerajinan, juga dari

hasil buah-buahan biotop. Di lokasi ini

pula, kalau pancing dilempar, masih

terkail ikan-ikan khas Citarum yang boleh

jadi sudah tak akan dijumpai di bagian

Citarum yang lain.

Di Jakarta sendiri, aksi serupa juga muncul

di Sungai Pesanggrahan dan Sungai

Ciliwung. Para jawara dan laskar yang

mewarisi semangat Si Pitung ini juga

bersemangat menjaga kampung dan

lingkungannya, cuma kalau dulu nenek

moyangnya berjuang melawan penjajah

kompeni sekarang musuh bersama itu

adalah sampah dan perusakan lingkungan

DAS.

Tengoklah Sungai Pesanggrahan, di sini

kita akan berkenalan dengan Chaeruddin

atau akrab dipanggil Bang Udin. Bang

Udin yang hanya tamat SMP ini adalah

tokoh dibalik adanya Hutan Kali Pesang-

grahan.

Perjuangannya menjaga keasrian sungai

bukan tanpa tantangan. Dari dicap orang

gila, dikira penganut ilmu hitam hingga

berurusan dengan aparat kelurahan,

kecamatan, BPN, bahkan polisi.

Namun darah kependekaran yang me-

ngalir di darahnya membuatnya pantang

menyerah, bersama para tetangganya, 17

orang petani, kemudian membentuk

kelompok Bambu Kuning dan ikut serta

dalam barisan Bang Udin untuk berjuang.

Walaupun sering bersitegang dengan

warga yang lain (terutama “orang ge-

dongan” para pemilik gedung dan bangu-

nan di sepanjang DAS Pesanggrahan)

tidak berarti cara kekerasan yang dipilih,

cara persuasif tetap dikedepankan Bang

Udin dan teman-temannya.

Lambat laun, kesadaran juragan-juragan

tanah yang membangun pagar beton

tinggi hingga ke bantaran kali mulai

tumbuh. Mereka menyadari juga per-

lunya penghijauan di daerah bantaran

sungai.

Maka sejak tahun 1998, secara bertahap

mereka merelakan pagar-pagar mereka

dibongkar. Usaha Bang Udin tak sia-sia,

area seluas 40 hektar, membentang

sepanjang tepian Kali Pesanggrahan,

menjadi ijo royo-royo. Merekapun tidak

sembarangan menanam.

Aspek geografis juga menjadi pertim-

bangan. Tidak semua pohon bisa ditanam

di pinggir kali atau di tanah yang miring.

Mengandalkan ilmu yang didapatkan

secara turun temurun, maka pepohonan

yang tinggi, seperti kayu secang, salam,

tanjung, kedondong laut, nangka, belim-

bing wuluh, mandalika, ditanam dekat

dengan bibir kali.

Di sela-sela pepohonan tersebut ditanami

tanaman obat perdu, seperti empon-

emponan, brotowali, nilam, jeroak,

sambiloto, dan lainnya. Agak jauh dari

bibir sungai, barulah ditanami pisang atau

bambu serta tanaman sayur-sayuran.

Disamping menghijaukan bantaran, Bang

Idin dan kelompoknya juga berhasil

menghidupkan kembali tujuh mata air

yang dulunya mati. Air sungai tak lagi

kehitaman, sehingga cukup sehat bagi

berkembangbiaknya ikan-ikan.

Upaya serupa juga dilakukan di Sungai

Ciliwung. Disini yang berperan adalah

kaum mudanya. Di hilir ada Komunitas

Ciliwung Merdeka, komunitas yang

berada di Kelurahan Bukit Duri ini secara

perlahan-lahan berhasil mendidik war-

ganya untuk tidak membuang sampah ke

sungai.

Dengan berbagai kegiatan seperti pe-

ngumpulan sampah organik, daur ulang

limbah dan macam-macam lagi, komu-

nitas ini berhasil mengetuk kesadaran

warga sekitar.

Di Hulu, juga ada Komunitas Peduli

Ciliwung (KPC). Aksi mereka sederhana

saja. T iap Sabtu atau Minggu para

relawan dari berbagai kalangan dan

profesi ini turun ke sungai hanya untuk

memunguti....... sampah.

Banyak suka duka yang dialami para laskar

peduli lingkungan ini. Dianggap gila atau

bertemu ular besar yang bersarang di

sungai itu sudah biasa, namun penga-

laman yang membuat mengelus dada,

sebagaimana pernah diceritakan salah

seorang relawannya, adalah justru dilem-

par sampah saat sedang memunguti

sampah di sungai.

Upaya ini lambat laun menuai dukungan,

salah satu perusahaan permen dan coklat

besar ikut menjadi sponsor. Di kalangan

warga sekitar tempat aksi ini berlangsung

juga mulai timbul perasaan malu kalau

membuang sampah ke sungai.

Apa yang diupayakan para laskar ling-

kungan ini, baik di Citarum, Ciliwung, Kali

Pesanggrahan, atau dimana saja mungkin

terkesan remeh dan kecil, namun bukan

tidak mungkin gerakan ini menjadi bola

salju yang terus membesar dan mampu

menciptakan perubahan pola pikir dan

budaya masyarakat yang membuang

sampah seenaknya menjadi sadar dan

peduli lingkungan, bukankah hal-hal besar

justru dumulai dari hal-hal kecil terlebih

dahulu?

(wy, dirangkum dari berbagai sumber)

Page 25: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

25KIPRAH • Volume 36

Apakah anda pernah apa mem-

bayangkan untuk berwisata

di Sungai Ciliwung? Hah? Obyek

Wisata? Mimpi kali yeeee…. kalau kata

orang Betawi. Sudah tentu kata-kata

semacam itu yang akan terlontar.

Dengan kondisi Ciliwung yang penuh

sampah dan berbau menyengat sekarang

ini, jangankan berwisata, mendekatpun

orang akan berpikir 2 kali. Jangan pula

dibandingkan dengan sungai-sungai di

London, Paris, Amsterdam atau Tokyo,

jauh sekali bedanya.

Bukan Dalam Satu Malam,

Tapi tahukah anda dulunya sungai-sungai

di tempat seperti telah disebutkan diatas

itu dulu sama atau bahkan lebih jelek

daripada Sungai Ciliwung.

Sungai Thames misalnya, sungai yang

membelah Kota London ini bahkan

sempat dikatakan sebagai “offensive to

the sight, disgusting to the imagination

and destructive to the health”, yang terje-

mahan bebasnya kira-kira: “mengganggu

pemandangan, menjijikan dan merusak

kesehatan”. Sebutan ini bukan tanpa

sebab karena waktu itu (1827) ia ter-

Menjadikan Sungai Bersih dan Indah

cemar berat oleh berbagai limbah bua-

ngan manusia, kotor bukan main!

Bahkan, tahun 1858 disebut sebagai

tahun terbau (The Great Stink) dalam

sejarah Kota London, setahun kemudian

(1859) menyikapi keadaan kerajaan saat

itu, Parlemen Inggris mengeluarkan

pernyataan “India sedang memberontak

dan Sungai Thames berbau busuk”.

Apakah yang terjadi?

Pada saat itu masyarakat London berbagi

banyak “Loo” (semacam tempat penam-

LAPORANUTAMA

Warga menikmati pemandangan sungai Han di Seoul, Korea (foto:Istimewa)

Page 26: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH26

pungan sampah). Sesuatu di dalam loo

tersebut dibuang ke sungai Themes

beserta kotoran lainnya, termasuk limbah

industri dan dari selokan buangan do-

mestik akibat pertumbuhan kota rakyat

London yang semakin padat. Dan sungai

ini pun dipergunakan untuk kebutuhan

sehari-hari, mencuci bahkan memasak.

Tak ayal, ribuan orang meninggal karena

penyakit kolera.

Sebetulnya di tahun 1855, sudah mulai

dibangun pembangunan jaringan air

limbah secara besar-besaran disepanjang

sungai ini. Namun mengingat teknologi

pengolahan limbah yang masih sederhana

bahkan banyak yang tanpa diolah, peru-

bahan kualitas air Sungai Thames berjalan

lambat.

Selama puluhan tahun kemudian upaya

pengendalian pencemaran di Sungai

Thames terus dilakukan. Pada tahun

1960, pemerintah mengeluarkan kebi-

jakan untuk membatasi tingkat pence-

maran di daerah tersebut, namun hal

tersebut belum secara signifikan me-

ningkatkan kualitas air sungai. Hal ini

disebabkan pesatnya pertumbuhan

industri juga kebanyakan air limbah yang

dialirkan belum diolah dengan baik.

Dalam satu dasawarsa berikutnya, upaya

pengendalian pencemaran ini terus

berlanjut ditandai dengan pembangunan

pengolahan air limbah (Sewerage Treat-

ment Plant) di selatan London. Berbagai

upaya ini, ditambah dengan regulasi yang

ketat serta meningkatnya kesadaran

warga, membuahkan hasil yang manis.

Bisa kita saksikan, Sungai Thames seka-

rang menjadi bersih dan nyaman, ter-

bukti dari kembalinya hidup dan berkem-

bang biaknya ikan dan unggas di sekitar

sungai.

Lain lagi cerita Sungai Seine, sungai yang

membagi Kota Paris menjadi La rive

droite (tepi kanan – Paris Utara) dan La

rive gauche (tepi kiri – Paris Selatan) ini

juga setali tiga uang. Ada sebuah anek-

dot, bahwa industri parfum yang pernah

berjaya di Paris sebetulnya akibat dari

Sungai Seine. Kenapa? Karena orang-

orang yang melewati, tidak tahan dengan

baunya (pada masa itu) sehingga meng-

gunakan berbagai macam wewangian.

Benar tidaknya, siapa yang tahu?

Bagaimana dengan negara-negara di

Asia? Kita ambil contoh Korea Selatan

dan China yang kondisi negaranya tidak

berbeda jauh dengan kita namun pe-

ngelolaan sungainya relatif baik. Jangan

mengira sungai di sana memang sudah

LAPORANUTAMA

Sungai Ching Mie yang bersih mendukung penyelenggaraan Olimpiade Beijing 2008 (foto:Istimewa)

Page 27: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

27KIPRAH • Volume 36

bagus dari dulunya seperti sekarang.

Sungai Han di Seoul menjadi bersih

seperti sekarang ini adalah akibat upaya

keras pemerintahnya dalam menghadapi

Olimpiade Musim Panas 1988 di sana.

Demikian pula di China, sebelum ber-

langsung Olimpiade Beijing 2008, ting-

ginya tingkat pencemaran (baik air

maupun udara) menimbulkan ancaman

boikot dari para atlit serta kecaman para

aktivis lingkungan. Tercatat para atlit

dayung dunia memboikot bila Beijing

tidak segera mengumumkan kualitas

sungai dan danau tempat ber-lomba

bebas dari ganggang dan lumut yang

berbahaya buat kesehatan.

Dibawah bayang-bayang kegagalan pelak-

sanaan Olimpiade 2008 akibat gelombang

protes serta kualitas lingkungan yang

buruk, China mulai berbenah secara

besar-besaran. Segera setelah meme-

nangkan setelah memenangkan persa-

ingan tuan rumah olimpiade pada tahun

2001, secara masif dimulai berbagai

upaya untuk menuju Beijing sebagai

Green City.

Pembangunan pabrik baru pengolahan

limbah cair serentak dilakukan dengan

pembangunan fasilitas pengolahan

limbah padat. Untuk membersihkan

sungai-sungai di Beijing dan Qingdao

(tempat pelaksanaan olimpiade) yang

sebelumnya tertutup lumut dan rumput,

para penduduk bersama-sama dengan

tentara dikerahkan selama berhari-hari.

Secara simultan upaya yang sama juga

dilakukan untuk menekan pencemaran

udara, mengurangi kemacetan dan

menutup/merelokasi berbagai industri

yang menimbulkan pencemaran keluar

Beijing. Hal ini dibarengi dengan ber-

bagai kebijakan tegas yang memberi

toleransi nol bagi pencemaran dan dari

sisi budaya, kampanye penyadaran publik

yang tekun akan pentingnya men-

sukseskan event Olimpiade 2008.

Hasilnya? Bisa dilihat di Sungai Ching Mie

yang menghubungkan dua waduk besar,

Kwang Ting dibelahan barat Beijing dan

Mi Yun di Timur, air sangat jernih, bersih

dan indah. Ganjaran yang diperoleh

setimpal yaitu olimpiade 2008 tercatat

sebagai olimpiade yang paling ramah

lingkungan sepanjang sejarah penye-

lenggaraan event ini sebagaimana ditun-

jukkan oleh laporan United Nations

Environmental Program (UNEP) tahun

itu.

Berbagai pengalaman negara lain itu

memperlihatkan pada kita semua bahwa

upaya menjadikan Jakarta khususnya

Sungai Ciliwung sebagai daerah yang

bersih, nyaman dan indah bukan sekadar

angan-angan. Pastinya dibutuhkan kerja

keras sebagaimana dibuktikan London,

dan kesungguhan tekad.

Ataukah justru perlu suatu event skala

dunia untuk menggugah kesadaran

semua pihak seperti kita saksikan di Tokyo

pada Olimpiade 1964, Seoul pada Olim-

piade 1988 dan Beijing pada Olimpiade

2008? Jika demikian adanya, kita mungkin

perlu menunggu tahun 2022, agar bisa

menyaksikan Sungai Ciliwung yang bersih

dengan catatan pencalonan Indonesia

sebagai tuan rumah Piala Dunia pada

tahun tersebut terlaksana.

Apapun skenarionya, yang pasti membuat

sungai yang bersih, berkualitas dan

mampu menjadi obyek wisata bukan

dalam satu malam saja. (wy)

LAPORANUTAMA

Sungai di Beijing (foto:Istimewa)

Page 28: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH28

Aspek pengendalian dan pen-cemaran air sangat pentingdilakukan untuk menjaga mutu

air baku sesuai peruntukannya.

Mengingat ancaman kerusakan di sejum-lah daerah aliran sungai (DAS) sudahsangat mengkhawatirkan baik jumlahmaupun kualitasnya. Hal itu diungkapkanDirektur Utama Perum Jasa Tirta (PJT)I, Tjoek Walujo Subijanto kepada Kiprahdi tengah-tengah acara Peringatan DwiDasa Warsa PJT I di Malang, Jatim ( 12/2).

Terkait dengan usaha itu lanjut Tjoek,PJT I ikut berperan aktif mewujudkankondisi kualitas di wilayah Kali Brantasdan Bengawan Solo sesuai denganperuntukannya, yaitu dengan melakukanpemantauan dan pengawasan mutu air.Langkah ini sesuai PP no 22 tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran Air pasal 5 dan 6.

Tugas dan tanggung jawab PJT I adalahmelakukan monitoring dengan pe-mantauan dan pengawasan pada 51 titikmonitoring di sungai Kali Barantas dan53 titik di buangan limbah industridominan di Jawa Timur.

Kegiatannya, antara lain melakukanpemantuan dan evaluasi perubahanmutu air pada sumber-sumber air. Jugapengumpulan dan evaluasi data pen-cemaran air pada sumber air dan pe-mantauan dan evaluasi limbah cair yangdibuang ke sumber-sumber air. Khu-susnya, pada daerah sempadan atau padatempat yang ditentukan.

Disamping itu, PJT I bersama BadanLingkungan Hidup (BLH) Provinsi JawaTimur, juga melakukan pengendalianpada sumber pencemaran serta ikutaktif dalam penyusunan Perda tentangperijinan pembuangan limbah cair.

Penting, Pengendalian Kualitasdan Pencemaran Air

Upaya lain adalah menjaga debit sungaiKali Surabaya minimum 20 m3/detik padamusim kemarau serta memberikaninformasi rutin pada pelanggan utamabila terjadi pencemaran.

Dikatakannya, ditinjau dari beberapaparameter (BOD,COD, dan DO), hasilpemantauan tahun 2007 di Wilayah KaliBrantas menunjukan bahwa kondisisungai cukup baik. Artinya, memenuhibaku mutu yang ditetapkan dalam PP No82 tahun 2001, walaupun kadar BOD-nya,diakui masih di atas baku mutu.

telepon, sehingga kecepatan, ketepatanakurasi datanya terjaga.

Demikian juga pemantauan terhadapdebit limbah cair indistri (IFM) telahterpasang 15 stasiun pemantau dengansistem penyimpanan data melalui datalodger. Kelengkapan lainnya adalah 7stasiun pemantau kondisi muka air, dan7 stasiun pemantau curah hujan.

Seluruh perlengkapan pemantauanpolusi dan kualitas air tersebut meru-pakan proyek kerjasama antara LIPI danVerbundplan (Austria). Ditujukan untukmemantau kondisi kualitas dan pence-maran air di daerah pengaliran (DPS) KaliBrantas dengan mengembangkan sis-tem pemantauan real time.

Untuk menunjang kegiatan tersebutsecara rutin dan berkala PJT I bersamaBLH Prov. Jatim, Powiltabes Surabayayang direspon dan didukung pemkot/pemkab (Surabaya, Gresik, Sidoarjo)serta masyarakat, aktif melakukan patroliair, guna melihat dari dekat kondisi airKali Brantas. Kegiatan ini sekaligusdigunakan sebagai ajang pembinaan danpengawasan terhadap praktik pen-cemaran.

Tim patroli sendiri terdiri dari BLH ProvJatim, DPU Pengairan Prov Jatim, BBWSBrantas, Lab PJT I, LSM, KLH sertaPolwiltabes Surabaya. Melalui kegiatanini diharapkan kondisi lingkungan di DASKali Brantas dapat terjaga dengan baik.

Namun demikian, upaya pengendaliankualitas dan pencemaran air ini tidak akanberhasil jika tidak didukung masyarakat,khususnya dalam hal kesadaran peru-bahan peri laku dan penegakan hukumterhadap para pencemar. DemikianTjoek Walujo Subijanto. (Joe)

Lab Kualitas Air

“Partisipasi PJT I dalam upaya pengen-dalian kualitas dan pencemaran air di KaliBrantas semakin meningkat dengandimilikinya Laboratorium Kualitas Air diMalang dan Mojokerto serta 23 stasiunpemantau kualitas air (WQMS),” ujarnyameyakinkan. Alasannya, dengan perleng-kapan ini, data kondisi air dapat dipantaudan dikirim melalui media modem line

Peralatan laboratorium(Foto: bekasi.olx.co.id)

LAPORANUTAMA

Page 29: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

29KIPRAH • Volume 36

Masyarakat pengguna air kini sedang menunggu hasil

kerja Panitia Khusus (Pansus) Dewan Sumber Daya

Air Nasional (Dewan SDA Nasional) yang sedang

merumuskan kebijakan nasional tentang SDA. Berbagai

pendapat dan masukan dari pemerintah maupun non

pemerintah kini sedang digodog Pansus, sebagai bahan

penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

dan Rencana Strategis (Renstra) serta rancangan kebijakan

SDA tingkat provinsi.

Pansus yang dibentuk berdasar SK Menteri Bidang

Perekonomian N0.Kep-15/M.EKON/08/2009 tentang Panitia

Khusus Pada Dewan SDA Nasional tertanggal 20 Agustus 2009

tersebut, terdiri dari : Pansus Penyususunan Naskah Kebijakan

Nasional (Jaknas) SDA, Pansus Pemberian Pertimbangan untuk

Penetapan Wilayah Sungai (WS), Cekungan Air Tanah (CAT)

dan Pemberian Pertimbangan Terhadap Forum DAS, serta

Pansus Penyusunan Naskah Kebijakan Pengelolaan Sistem

Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3)

Menunggu Kerja Pansus Dewan SDA

Tugas Pansus SDA memang tidak mudah dalam menjalankan

tugasnya. Butuh stamina dan proses waktu, namun tetap harus

dirampungkan dalam koridor waktu yang tepat. Sehingga

memungkinkan Dewan SDA Nasional dapat menyampaikan

pertimbangan penetapan WS dan CAT, serta naskah Jaknas

SDA kepada Tim perumus kebijakan.

Dengan demikian ke depan diharapkan, pengelolaan SDA

yang dilakukan oleh berbagai sektor,wilayah, dan para

pemangku kepentingan dapat saling bersinergi. Terlebih bila

melihat kenyataan di lapangan berbagai permasalahan terkait

SDA terus berkembang. Seperti krisis pangan, krisis energi,

krisis air, krisis kesehatan, banjir dan longsor.

Bahkan masalah air semakin rumit dan kompleks, sehingga

sering menimbulkan konflik kepentingan. Kondisi ini me-

motivasi anggota Pansus segera menyelesaikan pekerjaannya,

dalam waktu yang tepat tanpa mengabaikan kualitas

substansinya. (Joe)

LAPORANUTAMA

Foto udara wilayah sungai di Depok, Jawa Barat (foto:Google earth)

Page 30: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH30

AKTUALITA

Pemprov Sumatera Barat (Sumbar)telah berhasil membentukkepengurusan Dewan Sumber

Daya Air Daerah untuk mengatasipersoalan sumber daya air (SDA). DewanSDA Daerah ini selanjutnya akan meng-urus masalah pengelolaan SDA berbasiswilayah sungai, termasuk sungai-sungailintas provinsi.

Dewan Sumber Daya Air Daerah (SDA-D), berfungsi sebagai wadah koordinasiyang bertugas mengatur pengelolaanSDA yang merupakan amanat UU No 7tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Dewan SDA-D ini sesungguhnya telahlama dinantikan di kalangan jajaran KemPU, khususnya Ditjen SDA dan daerah,mengingat, persoalan SDA ke depansemakin rumit dan kompleks. Demikianditegaskan Sekretaris Dewan SumberDaya Air Nasional, Imam Anshori.

Ia katakan, dalam pengelolaan SDAberbasis wilayah sungai, Sumbar mem-butuhkan strategi kebijakan daerah yangmenyeluruh dan terpadu agar manfa-atnya betul-betul dirasakan masyarakatsekaligus dapat menghindari konflikkepentingan. Tindak lanjut dari starategiini adalah menyusun dan merumuskankibijakan daerah tentang penetapanwilayah sungai (WS), cekungan air tanah,

Sumbar Bentuk

Dewan Sumber DayaAir Daerah

dan pengelolaan sisteminformasi hidrologi, hidro-metrologi dan hidrogeo-logi.

Badan ini nantinya jugaakan mengevaluasi tindaklanjut dari penetapan WSdan cekungan air, agar ter-selenggara hubungan ko-munikasi yang harmonisantar daerah maupun wi-layah.

Sementara itu, GubernurSumbar, Marlis Rahmanmengatakan, Sumbar kinitelah maju selangkah lagidalam pengelolaan SDA.Karena dengan dibentuk-nya Dewan SDA tingkatprovinsi ini permasalahanSDA yang selama ini terjadidi tingkat daerah atau wi-layah dapat diatasi.

Seperti pengaturan airuntuk berbagai keperluan,yang sering mengundangkonflik kepentingan.

Gubernur mencontohkankebutuhan air bersih KotaBukittinggi , sangat ter-

Marlis Rahman, Gubernur Sumatera Barat

Ketersediaan air baku di Sumbar cukup melimpah (foto : Dok)

Page 31: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

31KIPRAH • Volume 36

AKTUALITA

gantung dengan Kabupaten Agam. “Nahitu perlu diatur dan dikelola secara baikantar kedua wilayah, agar tidak terjadikonflik kepentingan, meski senyatanya airadalah karunia Tuhan, namun mestidiatur penggunaannya, “ ujar Gubernur.

Karena apa, demikian Gubernur, le-mahnya koordinasi antar instansi danantar daerah otonom telah menim-bulkan pola pengelolaan sumber dayayang tidak efisien dan tidak sehat. Bahkantidak jarang saling berbenturan baiksecara horizontal maupun vertikal.

Seperti silang sengketa terkait peng-gunaan air, penggunaan mata air, mau-pun pengelolaan ruang. Itu semuamenjadi keprihatinan kita bersamatandas gubernur.

Salah satu bangunan pembagi saluran sekunder (foto : Dok)

Anggota

Keanggotaan SDA-D sendiri terdiri dariberbagai unsur baik dari unsur peme-rintah maupun non-pemerintah, terma-suk kelompok pengguna, pengusaha dankelompok lembaga pelestarian ling-kungan.

Rencananya Dewan SDA-D semacam iniakan dibentuk di setiap daerah provinsi,dan Sumbar merupakan provinsi yangke 14, yang akan disusul dengan pem-bentukan dewan serupa di provinsi lainyang sekarang sedang menyusun draftSK-nya.

Sedang provinsi yang telah membentukDewan SDA diantranya; Provinsi Jateng,Jatim, NTB, NTT, Sulut, Sumut danSulteng.

Menurut Direktur Bina Pengelolaan SDA,Sugiyanto yang hadir dalam kesempatantersebut mengemukakan organisasipengelolaan SDA berbasis wilayah sungaiini merupakan yang pertama di Indoneiadan Asia Tenggara, namun untuk ukurannegera-negara Eropa telah lama berjalan.

Oleh karenanya, dengan dibentuknyaDewan SDA-N dan Dewan SDA-D diha-rapkan dapat memecahkan segala per-masalahan pengelolaan SDA yang timbul .

Hadir dalam kesempatan tersebut antaralain Direktur Bina Pengelolaan SDA,Sugiyanto, Kepala Balai Wilayah SungaiSumatera V, Agus Setiawan, Kepala DinasPengelolaan SDA Provinsi Sumbar, AliMusri dan Kepala Dinas Prasarana Taru-perkim, Dody Ruswandi, serta para tamuundangan lain. (Joe).

Page 32: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH32

Wisata Air yang Menjanjikan

Perum Jasa Tirta (PJT) I kini gencar

malakukan pengembangan usaha

di bidang jasa parawisata di se-

jumlah kawasan waduk yang dikelolanya.

Seperti pengembangan kawasan wisata

Waduk Selorejo di Ngantang-Batu,

Waduk Sutami di Karangkates, Waduk

Wonorejo di Tulungagung, dan wisata

sungai di Kali Mas di Surabaya.

Langkah itu diwujudkan dengan pem-

bangunan dan pengembangan berbagai

fasilitas wisata modern guna menarik

PJTI mentargetkan Rp 13,5milyar pendapatan dari

sektor pariwisata tahun iniatau naik sekitar 150 persen

seiring semakinmeningkatnya kunjungan

wisata di sana. Perludukungan regulasi pajak

agar dunia wisata di JawaTumur semakin bergairah

lebih banyak kunjungan wisata. Hadirnya

panaroma danau buatan berupa waduk

yang indah, area luas bernuansa alami

merupakan modal utama yang bisa

ditawarkan.

Juga tersedianya fasilitas permainan baik

untuk anak maupun orang dewasa, tentu

sangat menarik dan cocok untuk rekresai

keluarga. Belum lagi tersedianya fasilitas

olah raga, tempat peristirahatan seperti

hotel, bungallow, restoran dan gedung

pertemuan yang representatif. Juga

Kawasan Waduk Wonorejo salah satu obyek wisata yang ditawarkan (foto:Joe)

SELINGAN

Volume 36 • KIPRAH32

Page 33: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

33KIPRAH • Volume 36

keberadaan bangunan prasarana peng-

airan sangat pas untuk media edukasi di

bidang teknik ke-air-an bagi pelajar dan

mahasiswa. yang menekuni dan meminati

bidang itu.

Demikian juga sajian wahana petu-

alangan seperti out bound, banana boat,

perahu kayak, kano, motor track, jogging

track, berkemah dll, sungguh menjanjikan

atraksi sensasional yang akan memacu

adrenalin para pengunjung yang me-

nyukai tantangan.

Belum lagi tersedianya fasilitas gedung

serbaguna yang dapat digunakan untuk

berbagai keperluan seminar, rapat/

pertemuan, resepsi, ikut menambah

semaraknya kawasan tersebut .

Lokasinya sangat strategis, dapat dijang-

kau dari segala penjuru arah, sangat

ideal, aman dan nyaman untuk berbagai

kegiatan baik untuk wisatawan umum

maupun khusus. Biaya yang ditawar-

kannya pun cukup murah dan terjangkau.

Kunjungan

Dilaporkan, jumlah kunjungan wisata ke

obyek wisata yang dikelaola PJT I dari

tahun ke tahun terus meningkat pesat,

baik itu obyek wisata di Selorejo, Karang-

kates maupun Wonorejo. Seperti diung-

kapkan Kepala Divisi Air dan Sumber Air

(ASA) I, Alfan Rianto kepada Kiprah.

Bersamaan dengan itu kini pihaknya

sedang membangun dan menambah

berbagai fasilitas layanan guna meleng-

kapi sarana wisata yang ada.

Sementara Taufiqurrachman, Kepala

Divisi ASA II yang membawahi usaha

wisata di Waduk Wonorejo,Tulungagung,

optimis usahanya akan maju dengan

program kunjungan wisata yang dija-

lankan.

Berbagai paket kunjungan wisata khusus

dan umum akan digelar, diantaranya fun

bike internasional dari Belanda pada bulan

Maret akan berkunjung kesana. Juga

event-event khusus yang disajikan, jelas

akan menambah pundi-pundi pendapatan

perusahaan.

Taufiqurrahman, menambahkan, Resort

Wonorejo menawarkan atraksi sajian

menarik termasuk bagi kawula muda

pelajar, mahasiswa maupun keluarga.

Seperti Student Package dengan harga

terjangkau berkisar Rp 25.000 hingga

200.000/paket/orang.

Seperti atraksi Perahu Wisata, Out Bond,

Olah Raga Air dan Banana Boat. Wahana

ini memungkinkan pengunjung bisa

berolah raga dengan nyaman atau hanya

sekedar santai menikmati keindahan

panorama waduk.

Fasilitas lain yang menunggu berupa

Kolam Renang, Jogging Track Area, arena

Motor Cross, Sepeda Gunung, tempat

Pemancingan, Restoran, dan Toko-toko

Souvenir khas Tulung Agung. Dan bagi

yang ingin bermalam telah tersedia Vila

dan Guest House yang representatif

dengan harga terjangkau dan fasilitas

servis hotel bintang 3, cocok bagi kel-

uarga dan rombongan.

Dipastikan pengunjung dapat menikmati

suguhan panaroma alam pegunungan

yang indah memukau, serta udara sejuk

menyehatkan badan dan pikiran. Loka-

sinya hanya 15 Km utara pusat Kota

Tulungagung.

Tersedianya Gedung Pertemuan dan Hall

Theater berkapasitas 200 orang sangat

cocok untuk penyelenggaraan seminar,

work shop, dan pertemuan khusus lain,

utamanya bagi instansi atau pun umum.

Bahkan pada hari-hari tertentu tersedia

tarif khusus. Anda berminat dan ingin

mencoba? Silahkan hubungi Resort Wo-

norejo Tlp. 0355-411100 atau Fax 0355-

326946, Bendungan Wonorejo, Tu-lung-

agung, Jawa Timur.

Satu hal menarik lagi dari manajemen

PJT I, yaitu mulai ditawarkan fasilitas

servis berupa Guest House Ijen Heritage

untuk kepentingan umum. Di sana telah

tersedia fasilitas VIP Room dan Standard

Room, dengan harga terjakau. Letaknya

sangat strategis di jantung Kota Malang,

Jawa Timur. Tepatnya di kawasan elite

Ijen yang merupakan kawasan bersejarah

yang memiliki jejak peninggalan ba-

ngunan “tempo doeloe”peninggalan

Kolonial Belanda.

Salah satunya adalah Bangunan Rumah

Antik di Jalan Ijen No 52 yang kini

ditawarkan wisatawan untuk singgah

bermalam. Sangat cocok bagi kepen-

tingan keluarga dengan tujuan khusus.

Dengan semakin ragamnya fasilitas yang

ditawarkan, diharapkan usaha bidang

pariwisata PJT I semakin maju dan

berkembang.

Komitmen manajemen bidang jasa

pariwisata terus dipacu perkembangan-

nya dengan investasi tambahan sebesar

Rp 5,3 milyar untuk tahun ini. Dari

kegiatan tersebut PJT I memprediksi

pendapatan yang dapat diraih sekitar Rp

13,5 milyar per tahun atau naik 150

persen dari tahun sebelumnya.

Namun dibalik itu, menurut Kepala

Humas PJT I Tri Harjono dukungan pihak

Pemkab Malang, dirasakan kurang.

Khususnya dalam hal penetapan pajak

pendapatan yang mencapai 30 persen

dinilai terlalu memberatkan usahanya.

Sebagai ilustrasi ia mencontohkan pe-

netapan tarif pajak untuk usaha yang

sama di wilayah DI Yogyakarta tak lebih

dari 15 persen. Karenanya, tak meng-

herankan jika daerah itu kegiatan wisa-

tanya semakin berkembang maju.

Menyikapi hal tersebut, saat ini PJT I

tengah melakukan pendekatan pihak

dengan DPRD Kabupaten Malang, agar

penetapan nilai pajaknya diturunkan atau

ditinjau kembali. Langkah lainnya adalah

penjajagan kerjasama usaha dengan

beberapa pihak investor swasta seperti

PT Gudang Garam, PT. Sampoerna, PT

Bentoel, dan Taman Safari Indonesia

untuk memajukan pariwisata Jawa

Timur. (Joe)

SELINGAN

Page 34: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH34

SELINGAN

Sejak dahulu, Pulau Bangka terkenal

dengan penghasil timah terbesar

di dunia hingga kemudian pulau

tersebut dinamai Bangka. Bangka berasal

dari kata wangka yang artinya timah.

Karena di daerah ini ditemukan bahan

galian timah maka disebut Pulau Timah.

Karena pergeseran atau bunyi bahasa

yang berubah maka masyarakat lebih

lekat memanggil Pulau ini dengan kata

Pulau Bangka atau pulau bertimah

(Wikipedia.org).

Saat ini mungkin Bangka kalah terkenal

dari Belitung, karena masyarakat kini

lebih mengenal Belitung sejak dike-

luarkannya f ilm Laskar Pelangi yang

memang berlokasi syuting di Belitung.

Kini, para turis lokal penasaran untuk

berkunjung ke Belitung dan para pebisnis

mencari celah dengan ’menjual’ lokasi

syuting Laskar Pelangi menjadi tempat

wisata menarik.

Namun terlepas dari itu, sebenarnya

Bangka yang memiliki pesona yang indah

karena dikelilingi banyak pantai yang

menawan seperti pantai Parai, pantai

Tanjung Pesona yang sudah dikenal sejak

lama, dan pantai-pantai lainnya yang

masih alami seperti pantai Matras, Pantai

Rebo, Pantai Batu Berdaun, Pantai Pasir

Padi, Pantai Tanjung Ru Sadai di Bangka

Selatan, Pantai Tanjung Kerasak di Bang-

ka Selatan, Pantai Gunung Namak di

Bangka Selatan, Pantai Tanjung Kelian di

Bangka Barat Mentok, serta Pantai

Tanjung Ular yang terletak di Bangka

Barat, Mentok.

Jumlah pantai tersebut menambah

perbendaharaan pantai di provinsi Babel,

yang memilki total pulau bernama

sejumlah 470 buah dan yang berpenghuni

50 pulau.

Umumnya pantai di Bangka berpasir putih

dan halus, landai dengan ombak lumayan

Menyusuri Infrastruktur

besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik

yang unik dan indah seperti yang tampak

pada Pantai Parai dan pantai Tanjung

Pesona.

Terlepas dari keindahan pantainya, sejak

Bangka Belitung menjadi provinsi sendiri

di tahun 2000, Bangka giat berbenah

diantaranya dalam bidang pekerjaan

umum salah satunya melalui pem-

bangunan rusunawa dan peningkatan

jalan serta pembangunan jembatan di

beberapa tempat. Di Pulau yang memiliki

populasi 789.809 jiwa (tahun 2004) dan

luas 11.693.54 km², terdapat beberapa

proyek infrastruktur, seperti tersaji

dalam tulisan berikut.

Jembatan Air Layang

Jembatan yang diresmikan Presiden RI

Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal

28 Juni 2006. Jembatan Air Layang

pertama dibangun tahun 1929 dan pada

tahun 2000, jembatan ini dinilai sangat

membahayakan kendaraan yang me-

laluinya, sehingga diperbaiki dan diper-

besar. Jembatan yang dikenal warga

setempat dengan nama Jembatan Perim-

ping yang menghubungkan Kabupaten

Pulau Bangka

Keindahan salah satu pantai di Pulau Bangka yakni Tanjung Pesona (foto:Lis)

Volume 36 • KIPRAH34

Page 35: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

35KIPRAH • Volume 36

SELINGAN

Bangka dan Bangka Barat, saat ini, telah

menjadi kebanggaan masyarakat Babel.

Jembatan yang dibangun untuk mem-

perlancar arus dua daerah yakni Kabu-

paten Bangka dan Bangka Barat ini,

berguna mendorong perekonomian

setempat. Jembatan penghubung ini

digunakan sebagai aktifitas perkebunan

sawit, terutama pemasaran hasil CPO.

Jembatan air layang ini sudah ada sejak

tahun 1929 di jaman Belanda dengan

panjang 204 meter, dan konstruksinya

menggunakan tiang ulir dengan lebar 3

meter. Setelah perbaikan jembatan yang

dibangun melalui 3 tahapan yang didanai

dari APBN Tahun Anggaran 2003-2005

sebesar Rp20,2 Miliar, mempunyai

spesifikasi panjang 250 meter dan lebar

7 meter.

Rusunawa Pangkal Pinang

Pembangunan Rumah Susun Sewa (Ru-

sunawa) yang saat ini sedang giat dikem-

bangkan Pemkot Pangkalpinang adalah

Rusunawa pangkal Pinang yang dipe-

runtukkan bagi warga yang kurang

mampu dan belum memiliki tempat

tinggal, akan segera rampung. Rusunawa

yang mulai dikerjakan sejak Oktober 2008

ditujukan untuk merelokasi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah di perkampungan

nelayan dan buruh pelabuhan Pangkal

Pinang.

Rusunawa yang terletak di Kelurahan

Ketapang kecamatan Pangkalbalam, kini

telah selesai di bangun dan siap untuk

ditempati. Rusunawa 2 twin blok dengan

jumlah unit hunian 198 unit untuk 198

keluarga tersebut, terdiri dari 5 lantai,

dengan luas tanah 6 Ha dan luas bangunan

1500 m2. Rusunawa dengan tipe kamar

24 m2 terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang

keluarga, dapur, kamar mandi, jemuran.

Utilitas yang tersedia di rusunawa

tersebut adalah sambungan Pipa Air

Minum dan listrik dengan genset serta

septik tank dengan biotek.

Sampai saat ini tercatat sudah 480

keluarga yang mendaftar rusunawa

dengan harga sewa Rp. 175.000/bulan.

Terdapat pembatasan jumlah keluarga

dalam tiap kamarnya yakni dibatasi hanya

untuk 2 anak. Rusunawa pangkal Pinang

juga menyediakan 3 ruang hunian untuk

penyandang cacat, dimana desain interior

disesuaikan untuk keperluan penyandang

cacat. (Lisniari Munthe)

Jembatan Air Layang sebelum diperbaiki (kiri) dan sesudah diperbaiki (kanan) (foto:Lis)

Rusunawa Pangkal Pinang (foto:Lis)

Batu-batuan unik banyak menghiasi pantai-pantai di Pulau Bangka (foto:Lis)

35KIPRAH • Volume 36

Page 36: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH36

Bagaimana Bapak menyikapipersoalan sumber daya air saat ini?

Saat ini persolan SDA sudah kita rasakanbersama, yaitu terjadinya silang sengketadalam pemanfaatannya air besertasumber-sumbernya. Oleh karena itu kedepan, pengelolaan SDA mutlak perludilakukan. Karena persoalan sumber dayaair tidak semakin ringan, tetapi semakinrumit dan kompleks. Dan pengelolaanSumber Daya Air (SDA) berbasis WilayahSungai (WS) menjadi sangat penting danharus ditingkatkan.

Karena apa, air memiliki nilai strategisdalam kehidupan. Yaitu, sebagai kunciketahanan pangan, kesehatan dan dayasaing wilayah. Namun demikian se-sungguhnya air juga dapat dimanfaatkansebagai solusi alternatif dalam mengatasipersoalan energi. Seperti pembangunanmikro hidro untuk listrik yang ramahlingkungan.

Hingga saat ini belum ada zat lain yangdapat menggantikan fungsi air. Setiaptetes air yang kita pakai atau konsumsi,pasti akan lepas kembali dalam keadaantercemar. Berarti pula bahwa semuaaktivitas dan perilaku kita sangat ber-pengaruh terhadap kondisi SDA baikkualitas maupun kuantitasnya.

berhubungan erat dengan tiga bidangpengelolaan.

Pertama, yaitu, pengelolaan lahan atauruang di daerah tangkapan air (water-shed management). Seperti pengelolaanlahan dan hutan di daerah hulu, pe-ngelolaan daerah resapan air, dan penge-lolaan lahan di kawasan permukiman danperkotaan.

Kedua, pengelolaan air di jaringan sum-ber air (water conveyance management),Seperti sungai, danau, cekungan airtanah, dan rawa-rawa, permukiman ditepian sungai dan danau, penambanganbahan galian di sungai, transpotasisungai, dan aktivitas sosial masyarakat disekitar sumber air.

Ketiga, pengelolaan air di tingkat peng-gunaan air (water use management).Seperti pengelolaan jaringan irigasi,sanitasi, dan drainase perkotaan, penge-lolaan air untuk industri, pengendalianpencemaran air, pencerdasan perilakumasyarakat pengguna air dan lain-lain.

Ketiga bidang pengelolaan tersebut kantidak terletak pada satu instansi, lalubagaimana cara mengkoordinasikannya?

Lalu bagaimana solusinya?

Memang kita akui, sebagian masyarakatkarena keterbatasannya perilakunyamasih demikian, kesadarannya masihperlu ditumbuh kembangkan. Sebab,tanpa kepedulian dan keterlibatan kitasemua, maka krisis air akan menjadikeniscayaan Krisis air itu dapat berwujudkekeringan atau pun banjir.

Padahal krisis air merupakan sahabatkarib kemiskinan dan keterbelakangan.Bahkan krisis air dapat menjadi sumberketegangan antar individu, antar ke-lompok, dan antar daerah. Solusinya yaitu tadi, perlu pengelolaan SDA secaraterpadu dengan melibatkan semua pihakyang berkepentingan.

Sejauhmana pengelolaannya, mengingatbesaran dan luasan cakupan yang harusdigarap?

Perlu diketahui bahwa pengelolaan SDAbukan hanya berkaitan dengan kemam-puan penyediaan air saja, melainkan jugaberhubungan dengan upaya pengen-dalian daya rusak air, agar resiko kerugianekonomi, sosial dan budaya serta ling-kungan hidup dapat diminimalkan.Munculnya berbagai isu dan perma-salahan SDA itu kan sebetulnya sangat

TAMUKITA

Imam Anshori, SekretarisDewan SDA Nasional

Sungai punPerlu Dikelola Dengan Baik

Persoalan sumber daya air (SDA) saat ini semakin rumit dan kompleks. Di sana sini telah terjadi konflikkepentingan. Seperti konflik kerpentingan antara Bogor, Depok, dan Jakarta lantaran kepentingan

pengendalian banjir. Juga sengketa penggunaan sumber air minum antara Kabupaten Kuningan dan KotaCirebon, merupakan sedikit contoh konflik karena pemanfaatan air yang tidak dikelola secara baik. Untukitulah pengelolaan SDA berbasis wilayah sungai sangat mendesak untuk dilakukan, baik di tingkat daerah,nasional, regional, bahkan internasional. Berikut petikan wawancara Kiprah dengan Imam Anshori selaku

Sekretaris Dewan Sumber Daya Air Tingkat Nasional.

Itulah pentingnya dibentuk Dewan

Page 37: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

37KIPRAH • Volume 36

Sumber Daya Air baik tingkat pusatmaupun daerah, bahkan regional daninternasional. Yaitu membangun kese-pahaman dan sistem koordinatif gunamewujudkan keterpaduan. Tujuannyajelas, yaitu ingin menjaga kelangsunganfungsi dan manfaat SDA dalam rangkamencapai tujuan pendayagunaan yangberkelanjutan. Meski diakui, koordinasiitu gampang diucapkan, namun tapi sulit

Hingga sekarang tercatat 15 provinsitelah terbentuk lembaga seperti di-maksud. Melalui wadah ini daerah dapatmenyusun dan merumuskan strategikebijakan tentang SDA secara menye-luruh dan terpadu, sehingga manfaatnyabetul-betul dirasakan masyarakat.

Karenanya, diharapkan Dewan SDA yangada di provinsi dapat segera efektif

berfungsi dan menghasilkankebijakan terbaik bagi ma-syarakat dan implementasikebijakan tersebut didu-kung dan dilaksanakan olehsemua anggota secara kon-sisten.

Menyangkut kebijakan apasaja?

Cakupannya cukup banyak.Diantaranya adalah pene-tapan wilayah sungai (WS).Juga cekungan air dan tanahserta pengelolaan sisteminformasi yang menyangkutkondisi hidrologi, hidrome-teologi dan hidrogeologi.Setiap langkah program dankegiatannya selalu dilakukanevaluasi untuk menentukantindak lanjut dan penetapanrencana program bersamaselanjutnya.

Kenapa demikian, hal inidilatar belakangi bahwa se-lama ini lemahnya koordinasiantar instansi dan antardaerah otonom menjadipenyebab timbulnya polapengelolaan sumber dayayang tidak efisien. Bahkantidak jarang saling berben-turan kepentingan, baiksecara horizontal maupun

vertikal.

Dapatkan Bapak memberi contoh?

Ooh cukup banyak. Sengketa peng-gunaan sumber air dari KabupatenKuningan untuk keperluan air minumbagi warga Kota Cirebon, merupakansalah satu contoh silang sengketa terkaitdengan sumber SDA. Begitu juga dalam

penggunaan mata air dari KabupatenKaranganyar di Provinsi Jawa Tengahuntuk keperluan air minum warga KotaMagetan, Jawa Timur .

Sengketa penggunaan air antara petanidan perusahaan air minum. Sengketakepentingan penggunaan dan penge-lolaan ruang di Kabupaten Bogor, KotaBogor dan Depok terkait dengan ke-pentingan pengendalian banjir di DKIyang ada di hilirnya.

Begitu pula halnya dengan penggunaanair dan area Danau Singkarak antarakeperluan PLTA, usaha perikanan danpenggunaan air untuk irigasi di daerahhilirnya. Kenapa hal ini bisa terjadi,karena semua pihak kurang memahamikonsep pengelolaan sumber daya airterpadu dan bagaimana pe-nerapannyadi tingkat wilayah sungai

Apa yang diharapkan dari kegiatan ini?

Kemanfaatan SDA ini setidaknya dapatterukur melalui tiga indikator. Yaitu,ketersediaan air untuk mendukungberbagai keperluan, kualitas air yangmemenuhi persyaratan berbagai jenispenggunaan, dan keamanan aliran dandaya air. Artinya, resiko kerusakan dankerugian ekonomi masyarakat, kehi-dupan sosial lingkungan hidup dapatditekan sekecil mungkin.

Kalau demikian halnya perlu dilakukanpelatihan bagi petugas tentang pe-ngelolaan SDA di tingkat wilayah sungai?

Tentu kegiatan pelatihan semacam iniperlu dilakukan secara terencana. Se-tidaknya ada studi banding. Mengingatkegiatan ini sangat mendukung pe-laksanaan pengelolaan sumber daya airterpadu di tingkat wilayah sungai secaraefektif dan efisien.

Dengan pelatihan semacam ini diha-rapkan petugas pengelola sungai akanmemahami fungsi dan tanggung jawabutama mereka dalam pengelolaan SDA.Bahkan Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang,Jawa Timur, mau dan mampu mem-fasilitasi kegiatan-kegiatan semacam inibagi mereka yang membutuhkan. Bagusitu.... .!! (Joe).

TAMUKITA

dalam pelaksanaan, Namun harus tetapkita jalankan. Dan koordinasi ini menjadilebih penting lagi bila dikaitkan denganadanya tantangan pencapaian targetMDG 2015 serta dampak perubahan iklim.Tantangannya semakin berat.

Bagaimana dengan tindak lanjut pemben-tukan Dewan SDA Provinsi yang ada didaerah?

Gubernur Sumbar Marlis Rahman (kiri), saat melantikpengurus Dewan SDA Prov. Sumbar di Bukitinggi (foto:Joe)

Page 38: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH38

Masalah lingkungan dari selokan

terbuka grey water telah

diatasi dengan Ecotech Garden

(EGA) yang merupakan teknologi tepat

guna sebagai alternatif untuk mengolah

air selokan yang tercemar oleh grey

water dengan memanfaatkan proses

biologis dari tanaman hias air.

EGA diterapkan sejak tahun 2005, dengan

cara membelokkan aliran selokan yang

tercemar grey water ke pekarangan dari

salah satu rumah di Kompleks Perumahan

Bumi Asri Bandung.

Unsur hara atau bahan pupuk tanaman

(N, P dan K) yang terdapat didalam grey

water telah menumbuhkan aneka ta-

naman hias air yang merupakan media

dari EGA, sedangkan unsur pencemar

lainnya (COD, Detergent, dsb) dapat

berkurang karena diserap akar tanaman.

EGA (Ecotech GArden)

INFOTEKNOLOGI

EGA dibuat dalam bentuk U, sehingga

aliran keluar pekarangan dapat dima-

sukan kembali ke aliran selokan yang

sebagian airnya telah diambil untuk

mengairi EGA.

Ukuran EGA, lebih kecil bila dibandingkan

dengan ketentuan ukuran desain luas

permukaan instalasi pengolahan sejenis

yang mengacu pada disain kriteria

“Metcalf &Eddy” (Design guideline for

constructed wetlands, p.995).

EGA, memang tidak semata mata di-

rancang berdasarkan aliran permukaan,

tetapi mempertimbangkan kebutuhan

pupuk untuk jenis tanaman yang akan

ditanam.

Aplikasi EGA, selain menurunkan unsur

pencemar, juga meningkatkan estetika

lingkungan dengan tanaman bunganya

yang beraneka ragam. Dengan kata lain,

EGA berperan menjaga kelestarian

sumber sumber air, seraya meningkatkan

estetika lingkungan, dan bahkan mem-

berikan tambahan pendapatan bagi

pengelolanya.

Beberapa Keunggulan EGA adalah se-

bagai berikut:

1. Menambah estetika lingkungan per-

mukiman yang nyaman.

2. Mengurangi pencemaran sungai,

karena zat-zat pencemar seperti

BOD, Total-N dan Total-P diserap oleh

tanaman.

3. Dapat menurunkan bau, dengan

indikator dari penurunan kadar

Amonia sebesar 50 % (semula 10,50

mg/L turun di outlet EGA menjadi 5,3

mg/L) sedangkan kriteria limbah

domestik berbau minimal 6 mg/LBerdasarkan area pekarangan yang ada,

Page 39: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

39KIPRAH • Volume 36

INFOTEKNOLOGI

(Arnold S.Vernik,1987)

4. Tidak memerlukan biaya operasional

yang mahal karena pengaliran air

kotor menggunakan gaya gravitasi,

bukan dengan pompa atau pipa.

5. Dapat menambah pendapatan dari

penjualan bibit bunga yang dihasilkan,

yaitu ±Rp.219.000 per tahun,atau

Rp.106.000,-per m2, walau harga

cenderung menurun bila ada jenis

tanaman hias baru.

6. Air sisa olahan dapat digunakan

kembali, salah satunya untuk mengairi

kolam ikan.

Kelemahan dari EGA adalah:

1. Perlu pemeliharaan ekstra di bagian

aliran masuk (inlet), karena teknologi

bangunan peninggi air, menjadi

tempat berkumpulnya sampah

Prinsip Kerja EGA

Gambar-1 berikut ini menjelaskan proses

pengolahan air selokan oleh EGA.

Sistem EGA tersebut dapat dibangun di

halaman rumah, atau taman taman yang

ada di kompleks perumahan atau di

bagian atas suatu situ atau danau alami.

EGA akan menyaring unsur unsur hara

(pupuk) yang terkandung didalam air

(Gambar-2), dan unsur bahan pencemar

air lainnya. Unsur pupuk digunakan oleh

tanaman untuk bertumbuh, sedangkan

unsur pencemar, disaring oleh akar dan

media penahan tanaman.

Air yang keluar dari EGA (sudah disaring

secara biologis), dapat dialirkan kembali

ke selokan dibagian hilir bendung, atau

Artinya: setiap liter per menit, me-

merlukan lahan untuk tanaman seluas

½ m2.

Contoh Aplikasi EGA dalam Praktik

EGA skala rumah tangga didisain dalam

bentuk U, sesuai dengan lahan pe-

karangan yang tersedia. Data teknis EGA

skala rumah tangga adalah sebagai

berikut (Gambar-3):

Spesifikasi EGA Skala Rumah tangga:

1. Profil EGA:

- Berbentuk saluran dengan Lebar 40

cm

- Saluran didisain dengan debit 0,07

liter/detik atau setara dengan 4.2

liter/menit

- Tinggi/kedalaman saluran adalah 45

cm (ambang bebas 7,5 cm, tinggi air

7,5 cm, lapisan tanah 10 cm dan lapisan

kerikil 20 cm)

- Dasar saluran : tanah

2. Tepi saluran ditembok agar tidak

longsor dan untuk tujuan kerapihan

Kriteria Desain

Ukuran luas EGA, dapat ditetapkan

dengan menggunakan kriteria disain

berikut ini:

A = Debit aliran (Q)/BP

Q = debil aliran dalam liter/menit

BP (beban permukaan) = 2.04 liter/

menit/m2

Gambar 2. Mekanisme Penyerapan Unsur Pencemar dan Hara pada EGA

dialirkan ke waduk, dan sumber sumber

air lainnya.

Karena bahan cemaran dalam air sudah

berkurang, maka kualitas air yang di-

Gambar 1. Bagan Alir Sistem

kembalikan ke selokan atau ke badan

badan air lainnya, sudah lebih baik dari

kualitas air sebelum melalui EGA.

Pengaliran grey water ke EGA, dilakukan

dengan cara memasang bendung di

selokan, sehingga air dapat dibelokkan ke

EGA.

sum

ber

:an

alis

a

sum

ber

: an

alis

a

Page 40: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH40

Pertama, Saat ini hampir semua grey

water masih dibuang ke selokan tanpa

diolah. Hal ini mengakibatkan tingginya

tingkat pencemaran sungai sungai di

Indonesia. Selain itu sarana Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik

terpusat yang dapat mengolah grey

water dan black water hanya terbatas

pada 11 kota besar, dengan cakupan

pelayanan sangat rendah yaitu sebesar

2,5 juta jiwa, atau baru sekitar 1 % dari

total penduduk Indonesia.

INFOTEKNOLOGI

Keterangan:

(a). selokan yang tercemar oleh Grey waterdi kompleks perumahan

(b). Inlet ke EGA dari selokan

(c). Outlet ke selokan bagian hilir

(d). & (e). Media tanaman

Gambar-3 Denah dan skema aliran EGA

Gambar-4 Grafik Kinerja EGA

man air, hal ini berlainan dengan negara

yang mengalami empat musim dimana

pada musim dingin ada kendala untuk

tumbuhnya tanaman air.

EGA dapat dibangun pada kawasan

pemukiman yang telah terbangun,

maupun bersamaan dengan pemba-

ngunan suatu kawasan perumahan baru,

atau disekitar (bagian Hulu) sumber

sumber air seperti waduk, embung

embung, situ situ, waduk waduk pe-

ngendali banjir di daerah perkotaan.

Apabila pengembang perumahan me-

rancang penerapan EGA, selain dapat

menghasilkan kawasan permukiman

yang berwawasan lingkungan, juga

sekaligus menjadi daya tarik tersendiri

bagi calon pembeli yang merupakan salah

satu faktor pasar dan daya jual.

Implementasi EGA dapat disesuaikan

dengan ketersediaan lahan pekarangan

yang ada, pemilihan jenis tanaman

sebagai media penyerap unsur pencemar

tanaman dapat disesuaikan dengan

kebutuhan, misal jenis tanaman obat

(toga), memiliki nilai ekonomi seperti

pandan (bahan baku kerajinan: topi, tikar,

tas, dll), pisang brazilia (pembungkus nasi

timbel ), dsb. (Ratna, Puslitbang SDA)

Kedua, Indonesia terletak di khatulistiwa

yang beriklim tropis, dimana kondisi ini

sangat mendukung pertumbuhan tana-

Investasi dan Biaya Operasional

Biaya Pembuatan EGA untuk ukuran pada

Gambar-2 adalah Rp.300.000,- (40% untuk

biaya tanaman hias dan 60% untuk ongkos

galian dan bahan).

· Biaya EGA relatif murah, yaitu 429

US$ per L/det limbah yang diolah.

(Kurs 1 US$ = Rp.10.000, Desember

2005). Sementara itu, Biaya sarana

pengolahan Grey water di Pulau

Miyako, Okinawa (Naoko,2005) ada-

lah 797.538 US$ per L/det limbah yang

diolah, atau sebesar 2600 kali EGA.

· Perbedaan tersebut disebabkan

karena biaya bahan dan ongkos yang

sangat murah di Indonesia.

· EGA pada contoh tersebut, dialirkan

secara gravitasi, sedangkan pengo-

lahan Grey water di Pulau Miyako

menggunakai pompa yang mengkon-

sumsi listrik sebesar 78 Kwh/bulan.

Kinerja EGA bisa diketahui dengan mem-

bandingkan unsur pencemar di inlet

dengan unsur unsur pencemar di outlet

system, pada Gambar-4 berikut ini:

Peluang Replikasi EGA

Ada dua faktor yang memberikan pelu-

ang sangat besar untuk mereplikasikan

EGA dalam berbagai bentuk. sum

ber

: an

alis

a

Page 41: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

41KIPRAH • Volume 36

10 LANGKAH MUDAH MENGHEMAT AIR

Coba saja terapkan 10 langkah hemat

air berikut ini. Bukan hanya lebih

dari 70% konsumsi air per hari bisa

dihemat, ketersediaan air tanah yang

makin menipis pun bisa dijaga.

LANGKAH 1: Mandi dengan shower,

daripada gayung dan bathtub

Mandi dengan gayung bisa menghabiskan

seiktar 15 liter air sementara dengan

bathtub, paling tidak 100-300 liter air

habis. Dengan pori yang membuat

sebaran air lebih luas, menurut Nasrullah

Salim, pemerhati masalah energi dan

lingkungan, shower bisa menghemat air

lebih dari 60%.

LANGKAH 2: Matikan kran ketika

mencuci tangan, gosok gigi, bahkan ber-

wudhu

Batasi konsumsi air dengan gelas atau

gayung. Menurut Metropolitan Water

District of Southern California (MWDSC),

AS, hal ini sanggup menghemat 11 liter

air per hari. Tip dari Komunitas Green-

Tips Hemat Air

Lifestyle juga boleh ditiru. Sediakan

gayung berdiameter 15 cm. Dengan

solder kecil, lubangi dinding gayung

bagian bawah. Penuhi gayung dan

gunakan kucuran airnya.

LANGKAH 3: Cuci peralatan makan dan

pakaian dengan air tampungan

Untuk membilas alat makan, gunakan air

mengalir agar kotoran terbuang. Pakai

shower untuk menghemat Tiap men-

cuci, kumpulkan alat makan dan pakaian

kotor, lantas cuci sekaligus. Penuhi

kapasitas maksimal jika memakai mesin.

LANGKAH 4: Tampung air bekas cucian

tanpa deterjen untuk menyiram tanaman

atau kloset

Menurut MWDSC, kegiatan ini bisa

menghemat 750-1.150 liter air

sebulannya. Kita bisa juga menampung

air hujan untuk menyiram tanaman,

bahkan untuk minum setelah diolah

terlebih dahulu.

LANGKAH 5: Kurangi konsumsi barang

yang “menyedot” air

Misalnya, kertas, daging, dan nasih putih.

Tahukah kita bahwa produksi selembar

kertas ukuran A4 seberat 80 gram

membutuhkan 10 liter air? Produksi 1 kg

daging sapi menghabiskan 15.500 liter air,

sedangkan 1 kg beras putih

membutuhkan 3.400 liter air. Belum lagi

air yang digunakan untuk memasak

daging dan beras. Silahkan klik

www.waterfootprint.org untuk

informasi lebih lengkap.

LANGKAH 6: Gunakan ulang alat makan

dan pakaian jika belum terlalu kotor

Kalau kita sering berganti gelas, kita

mengkonsumsi air lebih banyak untuk

mencucinya. Itu juga berlaku untuk

pakaian yang belum kotor karena ke-

ringat atau noda.

LANGKAH 7: Pakai sedikit deterjen

untuk mencuci

“Membilas deterjen butuh lebih banyak

air,” jelas staf divisi program AMPL (Air

Minum dan Penyehatan Lingkungan),

Dyota Condrorini. Gunakan sabun bio-

degradable dari bahan organik sehingga

air bekasnya dapat dipakai ulang setelah

disaring dengan sumur resapan.

LANGKAH 8: Siram tanaman di pagi hari

Jika menyiram saat siang, matahari akan

membuat air menguap sebelum diserap.

Usahakan menanam di musim hujan saja

karena pada awal perkembangannya,

tumbuhan membutuhkan lebih banyak

air.

LANGKAH 9: Kurangi frekuensi

memotong rumput

Kita bisa menghemat 1.900-5.700 liter

per bulan, menurut MWDSC. Rumput

yang lebih pendek butuh lebih banyak air.

LANGKAH 10: Perbanyak bidang resapan

di halaman

Metode ini disebut biopori. Tujuannya,

air meresap ke dalam tanah daripada

mengalir di permukaan. Buat lubang

silindris secara vertikal ke dalam tanah

dengan diameter 10 cm dan kedalaman

100 cm. Buat lubang lain dengan jarak

50-100 cm dari yang pertama. Silahkan

klik www.biopori.com untuk informasi

lebih lengkap.

Sumber: Majalah Readers’ Digest Indonesia,

Edisi April 2009

Sumber gambar : www.nacdnet.org

TIPSTIPS

Page 42: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH42

GALERIFOTO

Volume 36 • KIPRAH42

Sampai sekarang banjir akibat meluapnya sungai Ciliwung

masih menghantui sebagian warga Jakarta dan sekitar.

Namun, saat ini, masalah yang ditimbulkan jauh semakin

kompleks.

Untuk mendapatkan gambaran bagaimana sesungguhnya kondisi

sungai Ciliwung yang sebenarnya pada akhir Februari 2010 Tim

Kiprah mencoba menelusuri jejak alur sungai Ciliwung dari

Bendung Katulampa (Bogor) hingga Kampung Melayu, Jakarta

Timur.

Pemilihan tempat ini bukan tanpa alasan . Bendung Katulampa,

walaupun sebenarnya salah, sering dianggap orang sebagai

bendung pengendali banjir yang ada di hulu. Kampung Melayu di

Jakarta Timur dilain pihak merupakan daerah langganan banjir

akibat meluapnya sungai Ciliwung.

Dari hasil pantauan Kiprah terlihat bagaimana degradasi kualitas

air sungai Ciliwung, lengkap dengan polah tingkah manusia

disekelilingnya. (Joe)

Bendung Katulampa kokoh berdiri (foto:dok)

Dilarang buang sampah, apakah hanya sekedar papan peringatanbelaka? (foto:dok)

Jamban di sungai, dimulainya pencemaran (foto:dok) DAS yang masih asri di pinggiran kota Depok (foto:dok)

Page 43: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

43KIPRAH • Volume 36

43KIPRAH • Volume 36

GALERIFOTO

Bantaran sungaipun dijadikan rumah warga, Bogor (foto:dok) Pagar milik wargapun ikut tenggelam , Bidara Cina (foto:dok)

Sisa sampah banjir yang tersangkut di pohon, Bidara Cina (foto:dok)

Nyaris tak ada lahan tersisa , Kampung Melayu (foto:Istimewa)

Mengais rezeki dari sampah yang hanyut di sungai (foto:dok)

Page 44: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH44

TAHUKAHANDA

Air menurut peruntukannya Terbagi menjadi 4 kelas sesuai

mutunya yaitu :

1. Kelas Satu, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang sama

dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas Dua, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

prasarana/saran rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, mengairi tanaman, atau peruntukan lain yang

Beberapa fakta tentang airmempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

3. Kelas Tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi

tanaman, atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas Empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

mengairi tanaman, atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut. (dari PP No 82 tahun 2001)

1. Pembukaan Hutan (untuk pertanian, perkebunan, industri

kayu) : Erosi ’! partikel inorganik alami.

2. Pertanian : Pupuk & Pestisida berlebih, sisa-sisa panen ’!

organik

Kegiatan Yang Mempengaruhi Kualitas Air Sungai

1. Padatan

Berdasarkan besarnya partikel dan sifat kelarutannya dibagi

atas :

a. mmPadatan terendap : 1

b. mm 1 ³ s £Padatan tersuspensi : 10 -3

c. mm10-3 áPadatan terlarut :

Menyebabkan : penyumbatan , pendangkalan, kekeruhan,

salinitas tinggi

2. Kekeruhan

Disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, sumbernya :

• Anorganik : lapukan batuan dan logam

• Organik : Tanaman dan hewan mati

• Buangan Industri

Bakteri & Algae

3. Warna

Diakibatkan oleh jenis-jenis tertentu dari bahan organik yang

terlarut dan koloidal yang terbilas dari tanah atau tumbuhan

busuk. Contoh : teh (warna organik koloidal), besi (merah),

mangan (coklat kehitaman).

Pengaruh : menghambat penetrasi cahaya sinar matahari

4. Suhu

Sumber : Air buangan Industri dapat mengakibatkan suhu

perairan meningkat.

5. Daya Hantar Listrik (DHL)

Sifat Fisik Airion terlarut besar (TDS) maka DHL akan tinggi.

Sifat Kimia

1. pH, Asiditas, keasaman

pH menggambarkan keberadaan ion hidrogen, sedangkan

asiditas melibatkan 2 komponen yaitu jumlah asam kuat dan

asam lemah serta konsentrasi ion hidrogen didalam air.

asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk

menetralkan basa hingga pH tertentu.

2. Oksigen Terlarut

Sumber dari : proses fotosintetis dan atmosfer

Pengaruh : Konsentrasi O2 tinggi proses perkaratan terjadi

semakin cepat, sedangkan pada konsentrasi rendah akan

mengganggu kehidupan aquatik.

3. Karbon Dioksida ( CO2)

Sumber diperairan :

• Difusi dari atmosfer langsung ke dalam air

• Air hujan

• Air yang melewati tanah organik yang mengalami de-

komposisi.

• Respirasi tumbuhan. Hewan dan dekomposisi bakteri aerob

dan anaerob pada dasar perairan.

4. Alkalinitas

Adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam

3. Peternakan : kotoran hewan ’! organik, bakteri

4. Industri : limbah (sisa produksi) ’! organik, inorganik,suhu,

warna,bau, radio aktif

5. Pemukiman : organik, bakteri / pathogen

Volume 36 • KIPRAH44

Tergantung dari konsentrasi ion-ion dalam air, jadi bila jumlah Sumber utama : ion bikarbonat, karbonat dan ion hidroksida

Page 45: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

45KIPRAH • Volume 36

TAHUKAHANDA

TOC

Total Organic Carbon / Kandungan bahan organik total

Terdiri dari : Organik terlarut (DOC) dan Partikulat (POC) dengan

perbandingan 10 : 1

BOD

Biochemical Oxygen Demand/Kebutuhan oksigen biokimiawi

Merupakan gambaran tidak langsung kadar bahan organik, yaitu

menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba

aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi CO2 dan air.

COD

Chemical Oxygen Demand/ Kebutuhan oksigen kimiawi

Menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi bahan organik secara kimia baik yang dapat

didegradasi secara biologis maupin non biologis dengan

menggunakan oksidator K2Cr2O7

TOM

Total Organic Matter/ Kandungan bahan organik total (TOM)

dengan metode ini tidak cukup mampu untuk mengoksidasi

bahan organik secara sempurna.

pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.

Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap

sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan ber-

dasarkan persetujuan internasional.

Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan “p” pada

“pH”. Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari

singkatan untuk power, ada juga yang mengartikan per-

centage, yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz

(yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada

kata potential.

Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam,

dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat

basa atau alkali.

Apa yang dimaksud dengan….

Yang Unik

45KIPRAH • Volume 36

serta kation Ca, Mg dan Na (air laut).

Alkalinitas tinggi, kesadahan juga tinggi, pengaruhnya :

• Tidak disukai organisme aquatik

• Korosif pada logam

• Menyebabkan iritasi pada pencernaan manusia

5. Kesadahan (hardness)

Adalah gambaran kation logam valensi II, pada air tawar Ca &

Mg berikatan dengan anion penyusun alkalinitas seperti

bikarbonat dan karbonat.

Sumber kesadahan air : adalah kontak air dengan tanah dan

bebatuan (kapur). Perairan dengan kesadaham tinggi :

mempunyai lapisan top soil tebal serta batuan kapur banyak,

sedangkan perairan lunak memeiliki lapisan top soil tipis serta

batuan kapur sedikit atau tidak ada.

Pengaruh :

busa karena kationnya mengendap dan busa tidak akan

terbentuk sampai semua kation mengendap, endapan yang

terbentuk dapat mengakibatkan pewarnaan pada bahan yang

dicuci.

• Kesadahan rendah (perairan lunak) bersifat asam bila

dipanaskan akan menyebabkan korosi pada logam

• Kesadahan > 500mg/l kurang baik bagi keperluan domestik,

pertanian dan industri tetapi lebih disukai organisme dari

pada air lunak.

6. Bahan Organik

Semua bahan organik mengandung karbon (C) yang ber-

kombinasi dengan satu atau lebih elemen lainnya.

Sumber bahan organik :

a. Alam : fiber, minyak nabati, minyak hewani, alkaloid, selulosa,

kanji dan lain-lain

b. Sintetis

c. Fermentasi

Taksi yang ini sungguh unik, karena taksi yang satu ini bisa

melewati sungai untuk menghindari kemacetan.

Perusahaan yang memiliki taksi ini adalah Osaka Mizukaido

808. Taksi air ini dapat menampung sampai 3 orang dalam sekali

perjalanan.

Kesadahan tinggi akan mengakibatkan sabun sulit membentuk

Menggunakan oksidator KMno4, nilai oksigen yang dikonsumsi

sejamnya adalah $175 untuk

satu jam pertama dan $78

untuk 1 jam berikutnya. Mau

coba? Silahkan datang ke kota

Osaka, Jepang.

Untuk menaikinya, siapkan kocek yang agak tebal, karena tarif

Page 46: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH46

Selepas perjalanan panjang, 8 jam

naik pesawat, menembus awan

dan pekatnya malam, pesawat

mulai mendekati Kota Dubai, Uni Emirat

Arab. Dini hari menjelang subuh, dari

layar monitor pesawat Emirates, terlihat

lampu bandara yang terang benderang

seolah bersiap untuk menyambut para

penumpang.

Dengan anggun, pesawat Boeing 777-

300ER mendekati bandara dan menda-

rat dengan mulus. Ketika melangkah

keluar dari pesawat dan memasuki

terminal 3 di Dubai International Airport,

mata kita dibuat takjub dengan keinda-

han, kemegahan, sekaligus kemewahan

bandaranya.

Dubai, Kota Taman Di Tengah GurunSaat keluar dari bandara, terlihat ber-

bagai mobil mewah berseliweran di jalan

raya, bahkan taksi yang kami gunakan

adalah Toyota Camri automatik yang di

negara kita termasuk kendaraan mewah

dan pernah menjadi kendaraan dinas para

menteri. Memasuki Kota Dubai, terlihat

jalanan yang memang didesain lebar

masih lengang karena hari masih pagi dan

matahari masih terlihat malu-malu di

ufuk timur.

Jaringan infrastruktur untuk listrik dan

telepon tidak terlihat berseliweran di

atas, semuanya di bawah tanah, sehingga

semuanya terlihat rapi.

bahwa kondisi Dubai pasti tidak akan

berbeda jauh dengan kondisi negara-

negara di Timur Tengah lain seperti Arab

Saudi yang kebetulan pernah penulis

singgahi, yaitu gersang, panas, tidak

nyaman dan sebagainya yang kese-

muanya negatif. Ternyata saya salah dan

kesalahan ini telah menyadarkan saya

bahwa tidak ada yang tidak mungkin

apabila kita mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk mewujudkannya.

Dubai, dipimpin oleh seorang raja ketu-

runan dinasti Al Maktoum yang mulai

menguasai Dubai sejak tahun 1833.

Setelah meninggalkan Abu Dhabi, dinasti

ini kemudian menguasai Dubai tanpa

adanya perlawanan. Pada tanggal 2

Jalur hijau disepanjang jalan, Kota Dubai (foto: Koleksi Chairul Alfi)

Pada awalnya, penulis membayangkan

JELAJAH

Page 47: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

47KIPRAH • Volume 36

Desember 1971, Dubai bersama Abu

Dhabi dan lima emirat lainnya, mem-

bentuk Uni Emirat Arab, namun baru

pada tahun 1973, Dubai bergabung

dengan emirat lain untuk menggunakan

mata uang tunggal, yaitu Dirham UAE.

Ketujuh emirat tersebut adalah Abu

Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-

Quwain, Ras al-Khaimah, dan Fujairah.

Masing-masing emirat dipimpin oleh

seorang raja dan memiliki pemerintahan

otonom. Dari ketujuh emirat tersebut,

Dubai merupakan emirat kedua terbesar

dan berpengaruh sesudah Abu Dhabi.

Pemimpin Dubai saat ini, Shaikh Moham-

mad Bin Rashid Al Maktoum juga menja-

bat sebagai Wakil Presiden UAE.

Pada awal perkembangannya, Dubai

mengandalkan perekonomiannya dari

perdagangan permata. Namun seiring

dengan perkembangan jaman dan situasi

krisis yang melanda dunia pada saat itu

akibat Perang Dunia I, pendapatan dari

industri permata ini menurun. Namun

mulai tahun 1970-an, Dubai terus tumbuh

dengan memanfaatkan berkah minyak

yang mereka miliki dan perdagangan.

Bahkan pada tahun 1979, dengan meman-

faatkan posisi yang strategis, Dubai

membangun Pelabuhan Jebel Ali (seba-

gai bagian dari Zona Bebas Jebel Ali) yang

dikatakan sebagai pelabuhan buatan

terbesar di dunia yang melayani ekspor-

impor tak terbatas.

Semenjak itulah, Dubai berbenah dan

berupaya untuk menjadi hub bagi nega-

ra-negara di kawasan Timur Tengah

seperti yang dilakukan oleh Singapura

untuk kawasan Asia. Visi Dubai sebagai

kota services diwujudkan dalam bentuk

pembangunan fasilitas perkantoran,

permukiman (apartemen) maupun

infrastruktur mulai dari jaringan jalan

sampai dengan jaringan rel kereta yang

melayani seluruh penjuru kota.

Dengan perkembangan yang demikian

pesat dan kebijakan pemerintah Dubai

untuk tidak memberlakukan pajak peng-

hasilan, tidak mengherankan apabila

banyak tenaga kerja yang datang dari

berbagai negara di sekitar UAE maupun

dari Asia Selatan seperti India dan

Bangladesh. Hal ini ditunjukkan dengan

komposisi penduduk dimana penduduk

lokal hanya 20% dari total penduduk

Dubai.

Gurun yang Penuh Dengan Taman

Bayangan awal bahwa Dubai adalah

sebuah tempat yang gersang, mendadak

sirna manakala kita menyaksikan sendiri

taman-taman yang indah dengan bunga

yang mekar berwarna-warni terhampar

di sepanjang jalan yang kita lewati.

Pemerintah Dubai benar-benar meman-

jakan rakyatnya dengan membangun

taman-taman yang indah di seluruh

penjuru kota. Konsep kota taman yang

dulu pernah dikembangkan di Inggris

oleh Sir Ebenezer Howard dan juga

pernah dikembangkan di Kota Bandung,

seolah-olah telah muncul di negara gurun

yang gersang ini. Bagi kita orang awam,

tentu sangat mengherankan, bagaimana

negeri padang pasir yang gersang dan

jarang turun hujan ini dapat ditumbuhi

oleh berbagai tanaman dengan pohon-

pohon yang rindang.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bagai-

mana cara mereka menanamnya? Ter-

nyata mereka menyiasatinya dengan

membuat saluran/jaringan air meng-

gunakan selang air yang berukuran kecil.

Selang-selang air tersebut di susun

berjejer dengan jarak sekitar 50 cm atau

bahkan kurang dan selalu menyiramkam

air agar tanaman tidak layu dan mampu

bertahan dari teriknya sinar matahari.

Namun sebelumnya, terlebih dahulu

gurun tersebut ditimbun dengan meng-

gunakan tanah sebagai lapisan atas/media

tanam yang terpaksa didatangkan dari

daerah lain. Selain itu pada saat-saat

tertentu tanaman diberikan nutrisi untuk

meningkatkan daya tahan dari ganasnya

cuaca gurun. Biasanya pada hari libur,

jumat dan sabtu, di taman-taman ter-

sebut banyak keluarga yang berkumpul

sambil makan, terutama di musim dingin

yang berlangsung antara bulan Novem-

ber sampai Maret.

Taman disebuah sudut jalan (foto: koleksi pribadi)Zabeel Park: Bagai Oase di Tengah Gurun(foto: ranjausilauitusaya.files.wordpress.com)

JELAJAH

Page 48: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH48

Sangat ironis apabila kita memban-

dingkannya dengan kondisi di tanah air.

Dubai, negara gurun pasir yang susah air

ini mampu menyediakan air bersih untuk

setiap rumah tangga selama 24 jam non

stop sekaligus membuat taman-taman

yang juga memerlukan air dalam jumlah

yang besar.

Sementara di negara kita air berlimpah,

banyak sungai, danau, dan mempunyai

tanah yang sangat subur, akan tetapi kita

tidak mampu merawat taman dan hutan

yang ada serta masih banyak masyarakat

kita yang belum mendapatkan layanan

air bersih secara rutin.

membuat pengendara lupa untuk me-

ngurangi kecepatan kendaraannya.

Namun pemerintah Dubai tidak kurang

akal, yaitu dengan memasang kamera di

sepanjang jaringan jalan utama untuk

memantau kecepatan kendaraan secara

real time. Bahkan, sebagian besar kenda-

raan yang ada telah dilengkapi dengan

speed control yang akan berbunyi apabila

kecepatan kendaraan melebihi 120 km/

jam. Seorang teman yang tinggal di Dubai

pernah kena denda sebesar 600 dirham

(sekitar 1,5 juta rupiah) karena melanggar

peraturan ini. Sistem kamera ini sangat

efektif dalam memberikan efek jera

Pada ruas-ruas tertentu, jaringan rel ini

dibangun di bawah tanah, dan sebagian

lagi dibangun dengan menggunakan

tiang seperti konsep monorel di Indo-

nesia yang sampai sekarang belum jelas

kelanjutannya.

Dengan menggunakan tiket berupa kartu

elektronik yang canggih, Dubai Metro

yang mempunyai slogan My City My

Metro, pada tahun 2009 telah mampu

melayani penumpang.

Beruntung penulis sempat merasakan

kenyamanan Dubai Metro ini yang

walaupun baru beroperasi sebagian, akan

tetapi sistem yang dibangun ini sudah

sangat canggih dan sangat memanjakan

penumpang.

Walaupun moda transportasi utama

mereka adalah kendaraan pribadi, namun

pemerintah Dubai tidak lupa untuk

menyediakan sarana transportasi umum,

terutama bagi para pendatang. Hal ini

dapat dilihat dengan dioperasikannya

sistem jaringan bus yang melayani

seluruh bagian kota dan beroperasi

sampai jam 12 malam.

Moda transportasi bus ini terdiri dari

beberapa macam, yaitu bus biasa, gan-

deng, dan bus tingkat yang semuanya

ber-AC dan nyaman. Mengingat kondisi

cuaca yang kurang bersahabat pada

musim panas, yaitu antara April sampai

Oktober (pada bulan Agustus suhu bisa

mencapai lebih dari 450C), maka peme-

rintah menyediakan halte bus yang

sangat nyaman yang dilengkapi dengan

AC. Halte ini tersebar di seluruh penjuru

kota bahkan sampai beberapa km di luar

kota.

Terlepas dari kemampuan finansial yang

besar, satu hal yang patut kita contoh

adalah adanya kemauan yang besar dari

pemerintah dan masyarakatnya untuk

mewujudkan sebuah keinginan agar

dapat hidup nyaman dan bahagia. Ter-

bukti bahwa mimpi besar dan visi yang

jauh ke depan dapat diwujudkan dengan

sepenuh daya usaha. (Krisno)

Jaringan rel kereta listrik dan bentuk stasiun yang futuristik (foto: koleksi pribadi)

Infrastruktur dan Sistem Transportasi

Untuk mengetahui apakah negara ter-

sebut telah maju atau baru berkembang,

biasanya dapat kita ketahui dari jaringan

infrastruktur dan sistem transportasi

yang disediakan. Dalam hal ini, Dubai

memang layak untuk menyandang gelar

sebagai kota modern karena telah mam-

pu menyediakan infrastruktur dan sistem

trasportasi handal.

Dari sisi infrastruktur, Dubai telah

membangun jaringan jalan yang sangat

bagus, lebar, dan mulus yang meng-

hubungkan seluruh kota yang seringkali

karena photo bukti pelanggaran dan data

pemilik kendaraan langsung ditayangkan

pada situs yang telah dibuat pemerintah.

Selain jaringan jalan raya, pemerintah

Dubai melalui RTA (Roads and Trans-

portation Authority) juga membangun

jaringan rel kereta listrik. Proyek dengan

nama Dubai Metro yang pada 2009 telah

beroperasi sebagian (akan beroperasi

penuh pada tahun 2012), diperkirakan

menelan biaya senilai $3.89 milyar yang

terdiri dari empat jalur dan menghu-

bungkan wilayah di bagian timur seperti

bandara sampai ke wilayah bagian barat

di Pelabuhan Jebel Ali.

JELAJAH

Page 49: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

49KIPRAH • Volume 36

Waspadai Abrasi Pantai

Indonesia merupakan negara maritim

yang memiliki pulau lebih dsari 17 000

buah dengan garis pantai ribuan

kilometer, tersebar mulai Sabang hingga

Merauke. Anugerah alam yang sangat

berharga itu semestinya dikelola secara

baik untuk kepentingan sekarang mau-

pun mendatang.

Kenyataanya, keinginan itu masih jauh

dari harapan. Daerah pesisir pantai

banyak yang kritis karena erosi dan

gelombang pasang, pada sebagian garis

pantainya. Kondisi itu mengakibatkan

aktivitas nelayan terancam, hilangnya

lahan permukiman, pertanian, pertam-

bakan, dan terganggunya ruas jalan,

sehingga sumber daya pantai menurun.

Bila dikaji, selain faktor alam, faktor

manusia juga ikut andil besar terhadap

kerusakan kawasan pantai. Kegiatan

penambangan pasir/batu karang, pene-

bangan hutan bakau, penutupan daerah

pantai, pembuatan tambak, dan pengem-

bangan yang tidak akrab dengan ling-

kungan, merupakan sedikit contoh

penyebab rusaknya lingkungan kawasan

pantai akibat ulah manusia.

Sumatera Barat (Sumbar) misalnya,

yang memiliki total panjang garis pantai

18 Km sebagian besar kondisinya rusak

berat, sedang, dan ringan akibat abrasi,

gelombang pasang, dan ulah manusia.

Bahkan garis pantainya ada yang tergerus

mundur sepanjang 50 meter. Seperti

yang terjadi di daerah Kota Padang

tepatnya di Parupuk Tabing, Pasir Kiam-

bak hingga pesisir Pariaman.

Meski pihak Dinas SDA dan Balai Wilayah

Sungai Sumatera V telah membangun

sejumlah krib, tembok pantai , namun

ancaman masih bakal terjadi. Apalagi

daerah ini dikenal rawan gempa dan

tsunami Kerusakan pantai yang meng-

ancam aktivitas permukiman dan badan

Abrasi Pantai mengancam badan jalan nasional antara Bengkulu dan Muko-muko perlu relokasi trace jalan baru. Tampak Kepala SatkerRawa dan Pantai Balai Sungai Sumatera VI , Darmawan Syah (kiri) meninjau lokasi bencana (foto:Joe)

JELAJAH

Page 50: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH50

Djaja Murni Warga Dalam,Direktur Rawa dan Pantai,

Ditjen SDA

jalan juga terjadi di 11 titik sepanjang 20

Km di wilayah Provinsi Bengkulu tepat-

nya di daerah Kabupaten Bengkulu Utara

dan Mukomuko.

Kerusakan telah mengancam badan jalan

nasional hingga perlu relokasi. Lalu lintas

transpotasi darat antar kabupaten dan

provinsi menjadi terganggu, akibat jalan

rusak. Bahkan, perlu rekonstruksi dan

relokasi, akibat perubahan dinamis garis

pantai atau mundurnya garis sepadan

pantai hingga 200 meter dalam kurun

waktu 20 tahun.

Di daerah NTT khususnya pantai Kupang

dan Larantuka, Flores, dan banyak

tempat lainnya telah terjadi longsoran

dan abrasi bibir pantai, sehingga sebagian

daerah sempadan pantai yang merupa-

kan daerah pertanian, pemukiman, dan

bangunan infrastruktur rusak. Juga di

Manado, Sulut, Kendari Buton Sultera,

Ambon, Bali, Jabar, kerusakan pantai

semakin menjadi jadi yang perlu di-

tangani segera.

Penanganan

Sayangnya, dana pemerintah terbatas,

sehingga penanganannya dilakukan

secara parsial, tanggap darurat. Langkah

antisipasi yang sudah disiapkan, masih

berparadigma reaktif-defensif. Padahal,

penanganan pantai seharusnya adalah

wajib. Pantai harus diamankan dan

dikelola secara berkesinambungan,

terarah dan terpadu, agar tidak semakin

rusak, sekaligus dapat dimanfaatkan

secara produktif.

Menurut Djajamurni Wargadalam, Direk-

tur Rawa dan Pantai, Ditjen Sumber Daya

Air (SDA), penanganan pantai sangat

ditentukan oleh pemahaman karak-

teristik permasalahan pantai. Oleh

karenanya, pemilihan strategi pena-

nganan perencanaan teknisnya harus

memenuhi kaidah-kaidah teknis yang

benar, disertai payung hukum dan

dukungan masyarakat, stakeholders,

serta pemangku kepentingan lainnya.

Sayangnya, kata Djaja Murni prasarana

dan sarana seperti itu belum sepenuhnya

lengkap, masih dihadapkan pada aspek

payung hukum dan keterbatasan kemam-

puan pendanaan.

Maka, jangan heran kalau strategi pena

nganan pantai selama ini sifatnya masih

reaktif dan parsial. Solusi yang dilakukan

selalu dengan konstruksi sipil dengan

membangun beberapa bangunan penga-

man pantai, seperti krib-krib, tembok

pantai, yetty dll. Belum memperhi-

tungkan masalah perencanan tata ruang,

termasuk penetapan peruntukan daerah

sepadan pantai.

“Seharusnya kita memiliki payung hu-

kum yang tetap, yang mempunyai keku-

atan memaksa. Atau setidaknya pera-

turan pendukung setingkat Peraturan

Pemerintah (PP). Disamping keterse-

diaan dana,” kata Djaja Murni penuh

harap. Sebab, bila kita telisik dari segi

payung hukum, UU No 7 tahun 2007

tentang Sumber Daya Air dan UU No 27

tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, tidak

mengatur secara tegas di dalamnya.

Penyelenggaraannya selama ini, dila-

kukan sebagai tugas tradisional ke-PU-

an.

Melihat permasalah itu menurutnya,

strategi dan paradigma seperti itu

semestinya dirubah. Ke depan, strategi

pendekatannya harus dimulai dengan

mengedepankan masalah tata ruang,

berikut zonasi peruntukannya. Kegiatan

pembangunannya harus diatur.

Mana yang boleh dibangun tanpa pem-

batasan, boleh dibangun secara terbatas,

dan mana daerah terlarang yang tidak

boleh sama sekali ada bangunan. Ke-

tentuan tersebut berlaku baik yang

dibangun pemerintah, masyarakat,

maupun swasta. Selain dukungan pe-

nerapan peraturan-perizinan yang ketat

dan tegas dari pemda, agar terkendali.

kan Djaja Murni. Pertama, tidak mela-

kukan apa-apa (do nothing). Kedua,

dengan struktural, yaitu membangun

bangunan pengaman pantai, baik dengan

struktur lunak (penanaman mangrove,

zona penyangga, pengisian pasir, (sand

by passing), maupun struktur keras

(tembok laut, revetment, break water,

dll.). Ketiga, kombinasi antara struktural

dan non struktural.

Dalam pelaksanaannya katanya, diper-

lukan pedoman dan manual perencanaan

teknis pengamanan pantai yang lengkap

dan handal, mengingat permasalahan

pantai ke depan semakin rumit dan

kompleks. Demikian pula dari sisi alokasi

anggaran.

Program dan kegiatan Direktorat Rawa

dan Pantai dalam Renstra 2005-2009

adalah pengamanan pantai sepanjang 250

Km yang lokasinya tersebar. Dari target

tersebut telah tercapai 178 Km atau 72

persen, dengan alokasi anggaran se-

besar Rp 400 hingga 500 miliar per tahun.

Sedang sasaran pembangunan dalam

Renstra 2010-2014 adalah 300 Km, dengan

estimasi biaya sebesar Rp 3,0 hingga 4,50

triliun. Djajamurni menyebutkan bahwa

penetapan Renstra tersebut semata-

mata berdasarkan kemampuan penye-

diaan dana pemerintah, bukan atas

kebutuhan real di lapangan yang sesung-

guhnya jauh lebih besar. (Joe).

JELAJAH

Tiga pendekatan strategi yang ditawar-

Page 51: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

51KIPRAH • Volume 36

Tercatat 606 sungai mengalir diwilayah itu terbagi dalam enamwilayah sungai (WS) masing-ma-

sing WS Rokan, Indragiri, Batanghari,Anai Sualang dan WS Silaut. Bukan hanyaitu Sumbar juga memiliki sumber air bakuberupa empat buah danau besar yakniDanau Singkarak, Maninjau, Danau Atasdan Danau Bawah, yang total luasnyamencapai 260 km2 Selain itu Sumbarjuga memiliki potensi lahan rawa seluas325,599 hektar serta berbagai situ danpuluhan embung yang tersebar di ber-bagai wilayah. Belum lagi potensi dariair tanah.

Sumbar Dongkrak Produksi Pangan

Simpanan ratusan juta meter kubikberupa sumber air baku tersebut, barusebagian kecil dimanfaatkan untukberbagai keperluan. Seperti untuk arealpertanian sekitar 427. 028 hektar, airminum, industri, sisanya terbuang per-cuma ke laut. Dari 427.028 hekter ituyang telah beririgasi teknis baru sekitar113.242 hektar, semi teknis 77.528 hektar,sisanya merupakan areal irigasi seder-hana (65.703 hektar), irigasi desa (126.756hektar), rawa (15.523 hektar). dan tadahhujan 28.276 hektar. Demikian diung-kapkan Kepala Balai Wilayah Sungai

Sumatera V, Agus Setiawan, sewaktuditemui Kiprah.

Sumatera Barat (Sumbar) bertekad untuk terus mendongkrak produksi pangan melalui perluasan area tanamdengan membangun bendung berikut jaringan irigasi yang masuk ke petak-petak sawah petani. Tekad itu

bukanlah tanpa alasan, mengingat Sumbar memiliki potensi sumber daya air (SDA) yang melimpah danbelum dimanfaatkan secara optrimal Sasaran yang hendak dicapai adalah peningkatan irigasi teknis seluas

50.378 hektar dengan produksi padi hingga 158.348 ton.

Embung Pinawar di Kabupaten 50 Kota (foto:Dok)

JELAJAH

Program

“Sejatinya pengembangan pertanianuntuk mendukung produksi pangan diSumbar masih sangat memumgkinkandan terbuka luas,” tegas Agus Setiawan.

Setidaknya ada 4 program pokok yangharus ditangani, yaitu program pe-ngembangan dan pengelolaan jaringanirigasi dan rawa, pengendalian banjir, dan

Page 52: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH52

Agus Setiawan, Kepala BalaiWilayah Sungai Sumatera V

pengamanan pantai, penyediaan danpengolahan air baku serta programpengembangan dan pengelolaan sungai,danau dan sumber air lainnya.

Diakuinya, sejak periode 90-an Sumbarmemang telah membangun beberapabendung berikut jaringan irigasi, namunbelum seluruhnya tuntas, terutama padasaluran pembawanya.

Seperti Daerah Irigasi (DI) Panti Rao diKabupaten Pasaman dari potensi 8.300ha baru berfungsi sekitar 2.325 Ha. JugaDI Batang Tongar di Kabupaten PasamanBarat dari potensi 6.644 ha, barudimanfaatkan 1.207 Ha.

DI Batang Batahan luas potensialnya6.249 Ha, namun baru sekitar 840 Haberfungsi, sisanya menunggu selesainyapembangunan jaringan irigasi.

Demikian juga DI Batang Anai di Kabu-paten Padang Pariaman dari potensi13.604 Ha baru dimanfaatkan sekitar6.840 Ha Juga di Kabupaten Darmasrayayaitu DI Batanghari dari 18.936 Ha, baruberfungsi sebagian dan DI Indrapura diKabupaten Pesisir Selatan dari 6.000.Hadaerah rawa, sebagian besar justrubelum dimanfaatkan.

Oleh karena itu ia memprioritaskanmerampungkan sisa pekerjaan tadimelalui pengembangan jaringan irigasi,membangun sejumlah bendung, em-bung, pengembangan daerah rawa danmemanfaatkan air tanah.

Pengembangan irigasi diprioritaskanpada DI potensial, seperti DI LembahAnai, Panti Rao, Batang Tongar dan DIBatanghari.

Sementra itu Kepala Satuan Non VertikalTertentu (SNVT) Pengem-bangan danPengelolaan SDA – BWS Sumatera V, MAdek Rizaldi menjelaskan, DI Panti Raoyang kini sedang ditangani kelak dengantercapainya target seluas 8.300 hektar,tidak menutup kemungkinan tambahanareal seluas 500 hektar dari saluran indukkiri.

Areal tersebut berasal dari lahan tiduryang selama ini tidak produktif. Saat iniair sudah bisa mengalir ke enam te-rowongan, pertanda baik untuk salurankanan sudah dapat difungsikan.

Untuk pembangunan baru saat ini pihak-nya sedang membangun Bendung Sina-mar, di Kabupaten Tanah Datar untuk

JELAJAH

mensuplai irigasi seluas 3.500 hektar dansemuanya diharapkan selesai akhir 2010.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kurunwaktu lima tahun ke depan adalahpeningkatan irigasi teknis seluas 50.378hektar dan peningkatan produksi berashingga 158.348 ton.

PROGRAM STRATEGIS PSDA SAMPAI DENGAN TAHUN 2010 PROVINSI SUMATERA BARAT

NO PROGRAM TARGETTOTALBIAYA(Rp M)

APBD(Rp M)

A PENDAYAGUNAAN SDA 52.784 HA

APBN(Rp M)

LOAN(Rp M)

Tahun

2007 2008 2009 2010

1

2

3

4

5

6

7

8

DI PANTI RAO

DI. TONGAR

DI. BT HARI

DI. ANAI II

DI. BAYANG, PASBAR

DI. BT. SINAMAR

DR. LUNANG SILAUT

DI. BT. PALANGKI

8.300 HA

6.644 HA

9.528 HA

6.840 HA

3.500 HA

3.500 HA

18.000 HA

4.000 HA

160

103

1095

157

206

150

60

150

3 32

60

160

103

1095

122

206

150

100

1

2

3

4

5

6

7

8

PP. PDG-PRM-PDG PRM

PB. ANAI - KANDIS

PB. TIKU ANTOKAN

PB. BT. LEMBANG (Hulu Kuantan)

PB. BT. GASAN

PB. BT. BAYANG - SURANTIH

PB. BT. SUMPUR

PB. BT. PASAMAN

B PENGEND. DAYA RUSAK AIR 66,50 km

18,00 km

15,00 km

12,00 km

15,00 km

3,50 km

8,00 km

16,00 km

10,00 km

177

850

47

172

12

24

48

30

27

12

27

12

8

5

7

150

50

35

145

16

43

23

800

Page 53: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

53KIPRAH • Volume 36

Pekerjaan lain adalahmelanjutkan Penga-manan Pantai Kota Pa-dang, dan menata kem-bali pengamanan PantaiPadang Pariaman. Yaitudi Batang Kandis, danBatang Tapakis. yangterkena abrasi danmengancam permuki-man dan persawahanpenduduk.

Sedang untuk memi-nimalisir banjir mau-pun galado di sejumlahdaerah pengaliran su-ngai terus dibanguncheck dam pengendalisedimen dan normal-isasi sungai. Di bidangair baku sedang di-kembangkan pelayananair baku untuk PDAM,seperti di Lubuk Bontamenuju ke Puncak Ki-ambang. Juga akan di-kembangkan ke wilayahsungai-sungai lainnya

Usaha Tani

Bersamaan dengan itu di tingkat usahatani, pembinaan dan pembentukan ke-lembagaan Perkumpulan Petani PemakaiAir (P3A) dan Gabungan P3A atau IndukP3A terus digenjot, agar pendapatanpetani meningkat.

Hingga kini paling tidak terdapat 2.488buah P3A aktif maupun pasif bercokol di18 kabupaten/kota, kecuali di wilayahKabupaten Kepulauan Mentawai. Se-bagian besar organisasi petani itu telahmemiliki badan hukum tetap dan jumlahterbanyak terdapat di Kabupaten 50Kota sebanyak 111 P3A.

Pihak Balai juga mulai menerapkanmetode System of Rice Intensification(SRI) dengan membuat demplot seluas 7Ha di DI Anai. Metode SRI ini diyakiniakan bisa menghemat air rata-rata sekitar30 hingga 50 persen bila dibandingdengan jenis padi konvensional yangselama ini dibudidayakan.

Betapa tidak jika padi biasa diperlukanair satu liter per detik per hektar, untukpadi SRI hanya butuh air sekitar 0,45-0,65 liter per detik untuk luasan yangsama. Hasilnya pun cukup bagus, bisalebih dari 8 ton/Ha.

Keunggulan lain, petani hanya perlumenanam satu batang bibit pada satulubang, yang akan berkembang menjadi50 hingga 100 anakan padi. Namundiakuinya, untuk merubah tata polatanam, petani membutuh proses dancontoh kongkrit.

Hal ini tentunya akan membutuhkanwaktu. ”Jika hasilnya terbukti bagus, danmemuaskan, tentu mereka akan meng-ikutinya,” ujar Agus.

Petani kita lanjut Agus, kalau tidak dipaksakeadaan, sulit berubah. Misalnya adapupuk organik harganya 1000, pupukkimia 1.200, mereka pilih pupuk kimia.Padahal, baiknya kita mengarah padapertanian organik, karena tidak merusaklahan dan sifatnya berkelanjutan, yaitudari alam ke alam.

Saluran Induk Batanghari yang dirancang mampu mengairi sawah seluas 18.936 Ha antara lain DI Sitiung Kab.Darmasraya Sumbar. (foto:Dok)

JELAJAH

Kerjasama

Tekad Balai untuk meningkatkan pro-duksi pangan di Sumbar butuh dukungandan komitmen semua pihak, termasukpara petani. Karena itu Balai selalu mela-kukan koordinasi melekat dengan pe-merintah daerah provinsi maupunkabupaten, termasuk pembinaan ke-pada petani.

Utamanya, dalam menyamakan persepsitentang data informasi luasan DI,program kegiatan, dan tanggung jawabpenanganan, termasuk kegiatan O&P.

Mengingat, Sumbar masih menghadapiberbagai kendala dalam pengelolaanSDA. Yakni, menyangkut masalah kon-servasi di daerah hulu, menurunnyakualitas air, alih fungsi lahan hinggakegiatan O&P yang masih perlu koor-dinasi secara intensif.

Agus yakin, dengan komitmen dankesepahaman, maka kinerja layananirigasi masyarakat dapat lebih diting-katkan dengan sasaran tepat waktu,tepat mutu dan tepat manfaat. (Joe).

Page 54: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH54

Air baku Goa Bribin II misalnya,

menurut Kepala Balai Besar

Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-

Opak, Ditjen Sumber Daya Air (SDA),

Kementrian Pekerjaan Umum (PU),

Bambang Hargono, sangat didambakan

97 ribu jiwa penduduk Kabupaten

Gunung Kidul yang tersebar di 13 desa

dari 5 kecamatan yang selama ini

kekurangan air. Dengan selesainya BSBT

Goa Bribin II masalah itu dapat diatasi.

Yaitu pemberian air baku dengan ka-

pasitas debit 800 liter/detik yang di-

salurkan melalui system perpipaan

tandon air. Proyek Bribin II adalah yang

ke 5 setelah Ngobaran, Baron, Seropan,

dan Bribin I, untuk pelayanan irigasi, air

minum di saat musim kering.

Kelebihan Goa Bribin II dibanding proyek

lain adalah nilai lebih teknologi yang

diterapkan. Yaitu mengangkat air dari

perut bumi dengan ongkos rendah.

“Pengangkatan air dari sungai di bawah

tanah telah banyak dikenal, namun

mengangkat air dengan ongkos rendah

merupakan hal baru. Dan teknologi ini

layak diadopsi daerah lain, terutama

pada pegunungan karst” tandas Bam-

bang.

Sebelumnya tahun 1984 melalui proyek

Bribin I pemerintah telah berhasil

mengangkat air ke permukaan melalui

generator solar, namun biaya operasi

pemeliharaannya (O&P) sangat mahal.

Yaitu setiap jamnya mengunsumsi 200

liter solar. Atau dengan pompa listrik PLN

biayanya Rp 265 juta per tahun. Tetapi

dengan penerapan inovsi teknologi ini

biaya O&P nya dapat ditekan, karena air

dipompa dengan memanfaatkan turbin

Air untuk DIYBalai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak telah merampungkan pembangunan 3 proyek bidang

sumber daya air (SDA), yakni Embung Tambakboyo, Sapon dan Bendungan Sungai Bawah Tanah (BSBT)Bribin II. Ketiga proyek strategis tersebut telah diresmikan pemanfaatannya oleh Menteri Pekerjaan Umum

Djoko Kirmanto (11/3) di Pendopo Kabupaten Gunung Kidul.

bertenaga listrik mikrohidro, “Berarti

ongkos memompa air nol rupiah. Hanya

saja kami masih butuh BBM untuk

operasional lift,” kata Bambang.

Teknologi

Prinsip kerja Proyek Bribin II terbilang

sederhana. Yaitu dengan membendung

aliran sungai bawah tanah dan dipasang

5 pompa dengan platform berukuran 8x8

meter. Satu pipa dipasang untuk me-

ngangkut air ke permukaan melalui

lubang lift.

Air dipompa melewati pipa seitinggi 104

meter. Pompa beroperasi dengan peng-

gerak turbin listrik mikrohidro ber-

kapasitas 200 kilowatt sebatas untuk

mencukupi kebutuhan proyek. Di per-

mukaan tanah air disorong melalui pipa

berdiameter 20 centimeter sepanjang

tiga kilometer menuju penampungan

(reservoir) berkapasitas 1.000 meter

kubik di atas bukit setinggi 144 meter

Tepatnya di Dusun Kanigoro, Dadapayu,

Kecamatan Semanu. Air itu selanjutnya

didistribusikan PDAM hingga jangkuan 30

kilometer untuk pelayanan kebutuhan air

baku hingga 8.000 jiwa.

Teknologi ini mengadopsi teknologi

Jerman berikut peralatannya, seperti

bor, lift, turbin, pipa dan pompa, ke-

semuanya merupakan bantuan murni

pemerintah Jerman senilai 3,2 juta euro,

di luar pengadaan bangunan konstruksi.

Pembangunannya melibatkan Pemprov

DIY, Batan, dan Pemerintah Jerman

dalam hal ini Institut Teknologi

Karlsruhe, Jerman. Mulai dibangun 2004

dan diuji coba tahun 2009, namun pada

pelaksanaannya sempat terhenti dua

tahun, akibat gempa bumi tahun 2006.

Ahli teknologi Jerman, Netsmann di-

dampingi Solichin merasa puas atas

keberhasilan membangun BSBT di ka-

Embung Tambakboyo: Tersedianya tampungan air membuat permukaan air sumur-sumurmasyarakat di sekitar embung naik 4 hingga 5m dari kondisi semula (foto:Erwin)

JELAJAH

Page 55: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

55KIPRAH • Volume 36

wasan karst. Hal itu dikatan pada saat

penyelenggaraan Konferensi Inter-

nasional Pengembangan Air Baku di Hotel

Sahid, Jakarta (9-10/3). Selanjutnya

pengelolaannya diserahkan pada Kemen-

terian PU. Bendungan ini merupakan

bangunan pertama di dunia yang akan

dikembangkan di Goa Seropan.

Sejauh ini iptek telah memberikan solusi

dan harapan banyak pihak, untuk

selanjutnya bagaimana pengelolaan dan

pemeliharaannya agar bangunan ini

tetap berfungsi mendukung peningkatan

kesejahteraan masayarakat.

Bendung Sapon

Proyek lain yang cukup strategis adalah

bendung Sapon yang mampu mening-

katkan pelayanan irigasi teknis pada lahan

sawah seluas 2.250 hektar di daerah

irigasi (DI) Kulon Progo. DI ini semula

luasannya hanya 1.917 hektar, hanya bisa

ditanami padi sekali setahun, plus pala-

wija. Namun, setelah dibangun bendung

kemampuannya dapat ditingkatkan

menjadi 2 kali padi dan satu kali palawija.

Berarti, intensitas tanam padinya me-

ningkat dari 153 persen menjadi 200

persen atau dari 3,74 ton/hektar menjadi

5,5 ton/ hektar.

Manfaat lain dari bendung selain untuk

irigasi, penyediaan air baku, juga pe-

ngendalian dasar Kali Progo terutama di

bagian hulu dari ancaman degradasi

sungai. Mengingat kestabilan morfologi

Kali Progo sangat berpengaruh terhadap

bangunan-bangunan pengairan di hilirnya.

Apalagi dengan maraknya pengambilan

pasir liar oleh masyarakat di tubuh sungai,

akan mempercepat degradasi dan ru-

saknya lingkungan.

Lokasinya terletak di Dukuh Sapon, Desa

Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten

Kulon Progo, merupakan lahan pertanian

yang cukup produktif. Konstruksinyai

dibangun tahun 2006 selesai 2008,

memiliki tipe bendung tetap, tipe mercu

Ogee dengan lebar 153,15 meter.

Bendung ini dilengkapai 4 buah pintu

pengambilan berkapasitas debit 4,857 M3/

detik untuk disalurkan ke saluran induk

sepanjang 3,88 Km dan saluran sekunder

35,17 Km sebelum masuk ke petak-petak

sawah petani. Selain itu bangunan ini juga

dilengkapi tanggul banjir di kanan kiri

sungai masing-masing dengan elevasi +

19,80 meter, sebagai upaya pengen-

dalian.

Embung Tambakboyo

Upaya lain yang tak kalah penting yang

dilakukan pihak BBWS Serayu Opak

adalah konservasi sumber daya air di

Daerah Aliran Sungai (DAS) Tambak-

bayan yaitu dengan membangun embung

Tambakboyo. Danau buatan seluas 7,8

hektar yang mampu menampung vo-

lume air sebesar 400.000

M3 ini sangat bermanfaat

untuk konservasi sum-

ber air, meningkatkan

potensi wisata, pereko-

nomian daerah dan pe-

nyediaan air baku.

Berbagai fasilitas pe-

ngembangan mulai diba-

ngun dengan memanfa-

atkan panorama alam

yang cukup indah, berada

diperbukitan, mengha-

dap ke arah kota.

Tepatnya di Desa Tambakboyo, Condong-

catur, Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, atau sebelah utara Ring Road

Utara Kota Yogyakarta.

Pembangunan embung ini dilatar bela-

kangi semakin pesatnya pertumbuhan

kota Yogya dengan segala implikasinya.

Kesemuanya itu telah menyebabkan

hidrologi DAS tersebut terganggu,

karena selain daerah resapan air me-

nyempit, pengisian kembali (recharge)

air tanah berkurang, juga adanya eks-

ploitasi air tanah yang berlebihan.

Diharapkan dengan dibangunnya Em-

bung Tambakboyo, selain dapat mening-

katkan kelestarian sumber air dan

lingkungan juga dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar.

Pembangunan konstruksinya menelan

biaya sekitar Rp 51,6 milyar berasal dari

dana APBN dan APBD khususnya untuk

pembebasan tanah dan dan pengem-

bangan usaha. Diantaranya melalui

konsep penataan kawasan, seperti ren-

cana pembangunan gardu pandang,

taman ilmiah, area permainan dan olah

raga air, area parkir, penghijauan dan

pembangunan perumahan serta pe-

nyelenggaraan paket wisata.

Ke depan diharapkan fungsi Embung

Tambakboyo dapat melahirkan efek

berantai bagi pembangunan wilayah dan

sarana publik yang bermanfaat dalam

upaya peningkatan kesejahteraan ma-

syarakat. (Joe).

Bambang Hargono

Bendung Sapon: Mampu mengairi sawah seluas 2250 Hadaerah irigasi Kulonprogo DIY (foto:Erwin)

JELAJAH

Page 56: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH56

PROFIL

Tahun 2010 Perum Jasa Tirta (PJT) I

genap berusia 20 tahun, banyak hal

yang telah dilakukan dalam rangka

melaksanakan sebagian tugas dan ke-

wenangan di bidang pengelolaan sumber

daya air. Perjalanan perusahaan selama

dwi dasa warsa tersebut diwarnai di-

namika pasang surut. Namun, keber-

lanjutan pengelolaan sumber daya air

(sda), utamanya dalam pemenuhan

kebutuhan air bagi berbagai sektor

harus tetap terlaksana.

“Perusahaan tetap akan berupaya

memaksimalkan segala potensi yang

dimilki untuk mempersembahkan

kinerja terbaik bagi pemanfaat dan

masyarakat,” ungkap Direktur Utama

PJT I, Tjoek Walujo Subijanto kepada

Kiprah ditengah-tengah peringatan HUT

PJT ke-20, tanggal 12 Februari 2010 di

Malang, Jawa Timur.

Kegiatan pengelolaan sda di Wilayah

Sungai (WS) Brantas berpedoman pada

standar ISO 9001:2000 secara konsisten

sejak l997 dan di wilayah Bengawan Solo

tahun 2010 mulai diterapkan standar ISO

9001:2008. Lingkup penerapan sistem

manajemen mutu (SMM) ber-basis ISO

9001-2008 ini meliputi Pelayanan Jasa

Air, Pengendalian Banjir, dan Pemeli-

haraan Sarana dan Prasarana pengairan.

WS Kali Brantas merupakan wilayah

sungai pertama di Indonesia yang

dikelola dengan menggunakan ISO

9001:2008. Yakni, untuk disain dan

operasi pemeliharaan yang memiliki

keseimbangan antara manfaat sosial,

ekonomi, dan lingkungan.

Penerapam SMM ini merupakan ko-

mitmen perusahaan untuk mencapai

kepuasan stakeholders melalui pening-

katan sistem yang kontinyu dan tindakan

resposnsif atas keluhan stakeholders.

Dengan pemberlakukan SMM ini diha-

rapkan stakeholders dan masyarakat

dapat merasakan pelayanan prima PJT I.

Agar menjadi institusi yang handal, PJT I

perlu memiliki semangat inovasi dan

insan perusahaan yang berjiwa entre-

preunership dalam setiap mekanisme

kegiatan usahanya. Dan berkat kerja

kerasnya itu pula tahun 2007 PJT I telah

menerima penghargaan “10th Years

Award” dari PT SGS atas dedikasi dan

komitmen perusahaan dalam me-

nerapkan ISO 9001.

Pengembangan SDM

Untuk membentuk SDM yang kompeten

dan berkualitas, PJT I menyelenggarakan

pendidikan dan training pegawai secara

terpogram baik di dalam maupun luar

negeri. Bahkan PJTI memiliki trainers

tingkat internasional di bidang penge-

lolaan sda. Kerjasama internasional

pengembangan SDM melalui IWRM juga

dilakukan seperti MoU dengan The Ebro

Hydrographic Confederation, Spanyol

NARBO, dan training ground bersama

negara-negara Asia Tenggara dan Asia

pasific.

Pada lingkup organisasi, perangkat

standar kompetensi jabatan struktural

dan fungsional, pedoman jenjang karier,

sistem penggajian serta Perjanjian Keja

Bersama antara perusahaan dan serikat

pekerja, terselenggara dengan baik.

Menurut Ketua Dewan Pengawas PJT I,

Budiman Arief, lembaga ini memiliki

potensi kemampuan lengkap di bi-

dangnya. Dikelola oleh tenaga-tenaga

profesional dengan etos kerja kuat.

Berdasar pengalaman dan prestasinya

itu, kerjasama dengan Balai-balai SDA

perlu ditingkatkan untuk mendapatkan

pola pengelolaan sda yang ideal.

Pendapatan

Kini PJT I semakin maju dan berkembang.

Dibuktikan dengan kenaikan pendapatan

usahanya selama kurun waktu 1991

sampai dengan 2008 (audited), tahun

2009 (un audited) dan RKAP 2010, seiring

dengan perkembangan usahanya. Ind-

ikasi ini dapat dilihat dari kenaikan rata-

rata per tahun sebesar 23,62 persen dari

kenaikan pendapatan jasa air (kenaikan

tarif BJPSDA) dan jasa non air, walaupun

produksi air baku cenderung fluktuatif.

Beban usaha juga mengalami kenaikan

rata-rata 20,72 persen setiap tahunnya,

proporsional dengan pendapatan usaha,

terutama kenaikan beban Operasi dan

Pemeliharaan (O&P) sarana dan pra-

sarana SDA.

Laba perusahaan pun mengalami pe-

ningkatan signif ikan yang memung-

kinkan perusahaan ini dapat melakukan

investasi pengembangan. Khususnya, di

bidang pelayanan air bersih, pariwisata,

jasa peralatan, pelatihan, dan jasa kon-

struksi.

Dengan berbagai macam kiat, grafik

pendapatan terus meningkat. Kalau 2007

omzetnya baru menembus angka Rp 100

miliar dan tahun 2009 bisa mencapai Rp

147 miliar, maka diharapkan tahun 2010

Insya Allah bisa mencapai Rp 181 milyar,

bahkan Rp 200 milyar, dengan berbagai

catatan. Atas prestasinya itu pula telah

menghantar perusahaan umum milik

negara ini mendapat predikat sehat

tanpa pengecualian.

Berbakti untuk negeriMaju Bersama PJT I

Page 57: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

57KIPRAH • Volume 36

PROFIL

Tantangan

Seiring perkembangan dan dinamika

masyarakat Tjoek mengakui bahwa

tantangan terberat dalam pengelolaan

sda adalah degradasi lingkungan. Yaitu

berkurangnya luasan hutan, mening-

katnya erosi dan sedimentasi, serta

penurunan kualitas air, yang kesemuanya

berdampak pada penurunan kualitas

lingkungan. Indikasinya jelas, intensitas

dan besaran hujan semakin tinggi, se-

hingga mengakibatkan banjir dan me-

ningkatnya intensitas kekeringan yang

berpengaruh terhadap ketersediaan air.

Tantangan lain yang tak kalah penting

adalah produk peraturan perundang

undangan yang masih belum mendukung,

terbatasnya dana internal dan SDM serta

kompatitor swasta yang semakin pro-

fesinal. Disamping pengaruh perubahan

iklim global. Karenanya, ia sangat mem-

butuhkan dukungan semua pihak, utama-

nya peran serta masyarakat melalui

perubahan perilaku, dan kesadaran hu-

kum dalam mewujudkan kualitas hidup.

Namun dibalik tantangan itu, sebetulnya

PJT I memiliki peluang usaha yang cukup

menjanjikan. Sebut saja sebagai pelaku

utama penyedia air bersih di perkotaan,

pengembangan PLTM, kerjasama antar

BUMN, pengembangan pariwisata, jasa

pusat pelatihan (training ground) dan

keahlian teknik keairan, jasa konstruksi

(pengerukan dan pancang cabut SSP),

hingga korporatisasi pengelolaan SDA di

wilayah sungai lainnya.

“Kesemuanya itu merupakan tantangan

sekaligus peluang usaha yang harus

direbut, bila perusahaan ingin maju dan

berkembang, harus peka terhadap pe-

luang” tandas Tjoek.

Ia katakan satu hal yang justru akan

menjadi ikon untuk desirvikasi usaha

adalah usaha di bidang kelistrikan pusat

tenaga mikrohidro yang banyak diminati

para investor Apalagi Indonesia saat ini

menghadapi tantangan besar dalam

membangun infrastrukrur kelistrikan.

Pemerintah telah menerapkan kebijakan

protektif atas sumber energi yang tidak

terbarukan.

“Kita punya pengalaman dan modal sda

(sumber energi terbarukan) melimpah.

Dukungan kebijakan telah di depan mata.

Tetapi, kalau kesempatan ini tidak kita

raih,..... Lupakan saja, No or Never,” tegas

Tjoek. Secara hitungan kasar pengkajian

usaha ini akan menuai keuntungan yang

menjanjikan. “Bayangkan, kita punya

PLTA-PLTA pembangkit 100 juta Kwh per

tahun atau sepersepuluh yang dibang-

kitkan PLN saat ini, maka 1-2 tahun, kita

akan memperoleh pendapatan Rp 100

miliar, atau setara dengan hasil pen-

dapatan penjualan air baku tahun 2009,

setelah selama 19 tahun usaha ini ber-

operasi. Dan PLTM itu padat investasi,

tetapi biaya O&P nya sangat rendah,

sehingga perlu fasilitas sharing modal

investasi,” ujarnya.

Untuk membangun satu unit PLTM

dengan kemampuan daya terpasang 6-7

juta Kwh, dibutuhkan dana investasi

sebesar 20 hingga 30 miuliar rupiah.

Sementra WS Brantas memilki potensi

96 juta Kwh perlu 6–7 PLTM dengan

modal investasi sekitar Rp 150 miliar.

Karena kemampuan PJT I terbatas dan

lebih mengutakan pelayanan, maka

butuh sharing biaya investasi dari

pemerintah sebesar Rp 75 milyar. “Nan-

tinya, kami yang akan memasang turbin

generatornya,” ungkapnya.

Usaha ini sangat menjanjikan. PLN

distribusi akan membeli 80 persen dari

biaya produksi PLTM untuk tegangan

menengah sistem Jawa Bali, dan 60

persen untuk biaya operasi tegangan

rendah, sesuai PP Menteri ESDM no 31

tahun 2009. “Alangkah baiknya kalau

peluang ini dimanfaatkan oleh para

pengelola SDA, sehingga pengelola

dapat menikmati manfaat ganda, dan me-

nambah dana O&P,” tuturnya.

Selain PLTM, komitmen manajemen di

bidang jasa pariwisata juga terus di-

kembangkan dengan investasi sebesar Rp

5,3 milyar untuk tahun ini. Dari kegiatan

tersebut diprediksi perusahaan meraup

pendapatan sekitar Rp 13, 5 milyar atau

naik 150 persen dari tahun sebelumnya.

Semoga di usia 20 tahun PJT I dapat

berkarya lebih baik lagi bagi kema-

slahatan bangsa dan peningkatan ke-

sejahteraan masyarakat.

Perum Jasa Tirta I ......Yes!

(Joe).

Jajaran Direksi PJT I. Dirut PJT I Tjoek Walujo Subijanto (tengah) sedang memberikanpengarahan kepada karyawan di Gedung Serbaguna Malang. (foto:Joe)

Page 58: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH58

Database sumber daya air sangat

dibutuhkan dalam pembangunan

infrastruktur pengairan, ter-

masuk penanganan masalah banjir. Na-

mun sayang, data potensial tersebut

secara komprehensif belum banyak kita

miliki, Padahal data sangat dibutuhkan

dalam proses pembuatan kebijakan dan

pelaksanaan program kegiatan. Masalah

tersebut terungkap dalam wawancara

Kiprah dengan Kepala Balai Hidrologi dan

Tata Air, Puslitbang Sumber Daya Air,

Yudha Mediawan di tengah penye-

lenggaraan Kolokium SDA di Bandung

baru-baru ini.

Menurut Yudha, tantangan yang harus

dihadapi dalam pengelolaan banjir saat

ini semakin kompleks. Ditandai dengan

semakin rusaknya daerah aliran sungai

(DAS) yang mengakibatkan frekuensi

dan besaran banjir semakin meningkat,

namun disaat kemarau kekeringan.

Demikian juga tingkat bahaya dan resi-

konya, adanya pengaruh perubahan iklim

(global warming), curah hujan, hingga

pembangunan yang tidak terkendali.

Potensi banjir kian besar dengan meluas-

nya perubahan daerah tangkapan air

hujan di bagian hulu dan tengah yang

semula berupa hutan dan situ menjadi

kawasan permukiman. Akibat pengu-

rangan kawasan vegetasi tersebut,

limpasan air permukaan dari hulu ke hilir

meningkat, sehingga menimbulkan

banjir.

Untuk menghadapi tantangan tersebut

kata Yudha, dibutuhkan pengelolaan

Database SDAPenting untuk Tangani Banjir

banjir secara terpadu dan berkelanjutan,

mencakup upaya pencegahan dengan

melibatkan masyarakat. “Dan ini semua

butuh data base tentang SDA yang

akurat, mudah didapat dan bisa diakses

kemana saja dan kapan saja,” tandasnya.

Sayangnya, kelengkapan data tentang

kondisi hidrologi, sungai, lingkungan air,

irigasi, rawa, pantai dan sabo di Indonesia

belum seluruhnya utuh. Tercecer, raib

hingga sulit untuk mengkompilasikannya.

Sementara data sekunder yang ada

masih perlu di update kembali, kecuali

mungkin di Pulau Jawa.

Padahal, untuk penanganan banjir misal-

nya, paling tidak dibutuhkan dukungan

LAPORANKHUSUS

Yudha MediawanKepala Balai Hidrologi dan Tata Air,

Puslitbang SDA

Gunung Wayang: Sumber mata air sungai Citarum (foto:dok)

Page 59: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

59KIPRAH • Volume 36

kelengkapan data tentang aliran dan

hidrologi sungai. Yaitu melalui serang-

kaian penelitian dan pengkajian secara

mendalam. Dan untuk membuat data

sungai yang informatif, tidaklah semu-

dah membalikan tangan. Butuh proses

waktu dan dukungan dana, peralatan

serta SDM yang memadai.

Ia mencontohkan kondisi sungai yang

begitu banyak, tersebar serta keter-

batasan alat dan SDM membuat penda-

taan menjadi lambat.

Belum lagi kendala cuaca yang sering

tidak bersahabat. Hal itu menggambarkan

pengumpulan data tidaklah mudah.

“Namun kami harus mengumpulkan data

itu satu persatu, dengan teliti,” jelasnya.

Seperti untuk mendukung kegiatan

observasi berkala atau monitoring kondisi

sungai dari hulu hingga hilir

secara menerus. Juga pen-

catatan data tentang curah

hujan, debit puncak banjir,

aliran dan kondisi hidrolo-

ginya. Kesemuanya itu harus

terekam dengan baik.

Sebab, demikian Yudha, ke-

seluruhan data yang meng-

gambarkan karakteristik,

panjang sungai, dan bentuk

sungai menjadi penting da-

lam menentukan model dan

kapasitas bangunan infra-

struktur keairan yang akan

dibangun.

Citarum

Kaitannya dengan banjir Su-

ngai Citarum pihaknya se-

dang mengumpulkan data

kejadian banjir selama 20 tahun terakhir,

berdasar karakteristik Citarum, termasuk

laju sedimentasi, untuk selanjutnya di-

buatkan model penanganan kedepan

baik secara struktural maupun non

struktural. Seperti tindakan normalisasi

sungai, pembuatan waduk retensi banjir

di sejumlah tempat.

Termasuk penyediaan data informasi

tentang sebaran luasan banjir, peringatan

dini (early warning system), untuk

mitigasi bencana dan mengantisipasi

tindakan evakuasi dan penyelamatan.

Pihaknya juga melakukan penelitian di

sejumlah DAS yang dianggap kritis yang

perlu segera dilakukan konservasi.

Seperti DAS Brantas di Jatim, DAS

Bengawan Solo, Serayu -Opak, Pemali-

Juana di Jateng, DAS Cimanuk, Cisang-

garung, Citarum, Ciliwung di Jabar.

DAS rusak dapat dilihat dari beberapa

parameter, diantaranya ketika hujan

banyak tak bisa menahan aliran air, tetapi

ketika kemarau tidak bisa mengeluarkan

air alias kering. Selain itu kemiringan

lahan dan topografi sungai serta sifat

batuan tanahnya juga menentukan.

Disamping luasan lahan tutupan vegetasi

dan kondisi sosio ekonomi masyarakat,

terkait dengan kerusakan lingkungan.

Penelitian bidang Hidrologi dan Tata Air

tak sebatas itu saja, masalah banjir,

kekeringan, peramalan dan peringatan

dini banjir, erosi, sedimentasi, hujan,

aliran, air tanah, instrumentasi hidrologi,

LAPORANKHUSUS

Salah satu jenis peralatan penelitian yang dimilikiPuslitbang SDA (foto:Wy)

klimatologi dan tata air, juga menjadi

cakupan garapan Balai.

Produk yang dihasilkan adalah inovasi dan

perekayasaan teknologi untuk men-

dukung pembangunan infrastruktur SDA.

Seperti pengendalian sungai, pem-

bangunan bendung, bendungan, pe-

ngendalian bencana alam, pengelolaan

dan operasional bangunan pengairan.

Selain penyusunan norma, standar,

pedoman, manual (NSPM) yang terkait

dengan hidrologi dan tata air.

Kerjasama

Untuk menyiasati keterbatasan dana,

peralatan dan SDM, pihaknya berupaya

bekerjasama dengan Ditjen SDA melalui

Balai Besar W ilayah Sungai (BBWS)

setempat. Yaitu melakukan pemantauan

atau pengumpulan data yang kemudian

dikompilasi menjadi satu infor-

masi yang komprehensif.

Yudha mengakui, bahwa karena

keterbatasan data base SDA, pe-

nanganan banjir selama ini

lebih difokuskan pada pende-

katan reaktif bukan proaktif

melalui upaya struktural dan non

struktural. Menurutnya, sudah

saatnya dilakukan perubahan para-

digma dari pengendalian banjir

menjadi pengelolaan banjir.

Dari paradigma bertahan menjadi

paradigma proaktif. Yaitu me-

nuju budaya pencegahan dengan

mengelola resiko dan hidup

harmonis dengan banjir. Seperti

pembangunan rumah panggung

dan menjadikan sungai sebagai

halaman depan, sekaligus sa-

habat. Bukan sebagai tempat

buangan limbah padat dan cair.

Dibalik ketidak sempurnaan data base

SDA khususnya bidang Hidrologi dan Tata

Air, secara bertahap Yudha Mediawan

bertekad untuk melengkapi dan me-

nyempurnakannya, agar berguna bagi

semua pihak yang berkepentingan. (Joe)

Page 60: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH60

Yayan Susyana (40) sangat terkejut

mendapati Yadi Sopyandi, anak

keduanya yang baru berusia 4

tahun sudah terbujur kaku. Sebelumnya

pada hari Rabu (17/2) bocah kecil itu

hilang sekitar jam 1 satu siang. Tak

dinyana, keesokan harinya, Kamis (18/2),

antara jam 10-11 siang, warga yang

mencarinya, menemukannya sudah tak

bernyawa lagi.

Kematian Yadi warga Kp. Sindangsari RT

6 RW 16 Kel. Manggahang, Kec. Bale-

endah, merupakan akibat langsung dari

banjir besar yang menghantam Kabu-

paten Bandung bulan Februari 2010 ini.

Sedikitnya banjir menggenangi delapan

kecamatan di Kabupaten Bandung, pada

hari Kamis (18/2) . Kecamatan tersebut

yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, Panga-

lengan, Majalaya, Kertasari, Ibun, Pasir-

jambu, dan Banjaran.

satu-satunya jalur yang bisa diakses untuk

menuju Kota Bandung.

Banjir paling parah di Kec. Banjaran

menerjang Desa Banjaran Wetan dan

Kamasan dengan ketinggian dua meter.

Hanya ada dua desa yang tidak dilaporkan

tergenang, kalaupun ada mungkin hanya

genangan kecil, yaitu di Desa Pasirmulya

dan Mekarjaya.

Camat Banjaran Iman Irianto, Kamis (18/

2) malam mengatakan, banjir kali ini

terbilang besar dalam lima tahun terakhir

karena biasanya hanya Desa Kamasan

yang rawan banjir. Kalau ketinggian di

jalan raya ada yang hingga setengah

meter, di permukiman warga bisa

mencapai 1-2 meter.

Hingga memasuki bulan Maret 2010 ini,

banjir juga masih melanda di tiga keca-

matan yaitu Kecamatan Baleendah,

Dayeuh Kolot dan Kecamatan Bojong

Soang. Luapan air bah dari Sungai Citarum

Bandung Kebanjiran!..dibarengi hujan deras yang terus meng-

guyur, membuat ribuan warga terpaksa

mengungsi dan menyelamatkan diri.

Selain merendam ribuan rumah warga

di tiga kecamatan, arus lalu lintas yang

menghubungkan Kota Bandung ke arah

Majalaya dan Banjaran ikut terganggu.

Longsor dan banjir bandang juga meng-

genangi beberapa desa di Kec. Panga-

lengan. Longsor terjadi pada Selasa (16/

2) dan beberapa hari berikutnya di

beberapa titik terjadi di Jln. Raya Panga-

lengan KM 30. Sementara banjir bandang

yang membawa lumpur setebal lima

puluh sentimeter hingga satu meter,

menerjang puluhan rumah di Kp. Babakan

Desa Banjarsari, Kp. Cisurili Desa Panga-

lengan, dan Kp. Rancamanyar Desa Mar-

gamukti.

Sementara di Kampung Dewata, Desa

Tenjolaya, Kec. Ciwidey tercatat se-

banyak 13 laki-laki, 19 perempuan dan 12

anak-anak yang tertimbun longsoran

LAPORANKHUSUS

Di Kota Bandung sendiri, akibat jebolnya

tanggul Sungai Cironggeng, sedikitnya

96 rumah di Jalan. Cingised, RW 06 Kel.

Cisaranten, Kec. Arcamanik terendam

air. Sekurangnya 100 warga terpaksa

mengungsi ke Puskesmas dan Rusunawa

Cingised.

Beberapa ruas jalan juga sempat ter-

putus, diantaranya adalah ruas jalan ruas

Jalan Raya Banjaran-Dayeuhkolot ter-

putus di sekitar jembatan Dayeuhkolot.

Kemudian Jalan Raya Bale endahRan-

camanyar dan Jalan Raya Cieunteung.

Khusus untuk jalur utama Banjaran/

Ciparay-Dayeuhkolot-Kota Bandung

terpaksa diarahkan melalui Jalan Bale-

endah-Bojongsoang yang berjarak sekitar

1 kilometer dari kota Kecamatan Dayeuh-

kolot.

Lalu lintas di jalur Banjaran-Dayeuhkolot-

Bandung praktis terputus. Kemacetan

terjadi di jalur Baleendah-Bojongsoang,

Banjir Bandung Selatan akibat luapan sungai Citarum Februari lalu telah menimbulkan keru-gian bagi masyarakat dan lumpuhnya kegiatan ekonomi di daerah itu. (foto:t3.gstatic.com)

Page 61: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

61KIPRAH • Volume 36

lumpur diketemukan dalam keadaan

tewas, ini belum termasuk kerugian

harta benda (lihat boks : Duka di Kam-

pung Dewata).

Aya naon di Bandung (ada apa di

Bandung, bahasa Sunda)? Mengapa kini

terjadi banjir besar? Sebetulnya sejarah

mencatat Sungai Citarum sebagai sungai

sungai terbesar di Bandung berulang kali

mengalami banjir.

Ancaman banjir ini membuat Bupati

Bandung saat itu (1810), R.A Wirana-

takusuma II, memindahkan ibu kota

Bandung dari daerah Krapyak (Dayeuh

Kolot) ke daerah Bandung tengah hingga

saat ini. Daerah yang sering menjadi

langganan banjir adalah daerah Daerah

Dayeuh Kolot dan sekitarnya.

Namun semakin lama, permasalahan

yang harus dihadapi semakin kompleks

dan rumit bertambah berat. Pertum-

buhan jumlah penduduk yang tinggi,

pengelolaan sumber daya alam yang

tidak bijaksana misalnya penggundulan

hutan, pembuangan limbah rumah

tangga, peternakan, industri, rencana

tata ruang yang yang seringkali tidak

dipatuhi dan lain sebagainya semakin

memperburuk situasi.

Jika dulu permasalahan banjir hanya

seputar penyakit diare atau pilek, kini

bahkan mulai menelan korban jiwa dan

harta benda. Menurut pengakuan warga

yang kerap menjadi langganan banjir,

sekarang air datang tiba-tiba dan menya-

pu permukiman dalam sekejap sedang

dulu ia datangnya perlahan-lahan sehing-

ga warga sempat mengungsi.

Apa penyebabnya? Sebagian karena

ulah manusia. Kini banyak saluran air yang

sudah dipenuhi sampah, sehingga tidak

bisa difungsikan dan menjadi beban.

Padatnya permukiman penduduk juga

menyebabkan peruntukan lahan bagi

kantong air menjadi berkurang.

Kec. Baleendah, Ketua RW 20 di sana Jaja

(43) mengatakan sejak tahun 2005 keting-

gian air pada waktu banjir setiap tahun

selalu naik sekitar 20-30 cm. Penye-

babnya, antara lain adalah tidak berfung-

sinya saluran air yang ada. Contohnya

saluran air dari Kel. Andir yang mengarah

ke Jalan Raya Banjaran yang tidak lagi

berfungsi karena padatnya permukiman.

Saluran lain yang kini juga tidak berfungsi,

terletak di sekitar SPBU di mulut gang

Kp. Cieunteung. Saluran tak bernama

yang membentang dari Kp. Pasirparos

Kel./Kec. Baleendah, melewati Kp.

Cieunteung dengan diameter enam puluh

sentimeter, seharusnya itu bisa ber-

fungsi untuk mengalirkan air ke Sungai

Cisangkuy, namun kini tersumbat oleh

sampah dan sedimen lumpur.

Selain karena alih fungsi saluran air,

daerah resapan air yang ada juga masih

kurang. Luas kawasan lindung di Jabar

saat ini sekitar 760.000 hektar (ha) atau

20 persen dari total luas provinsi 3,8 juta

ha. Jumlah itu belum ideal dengan luas

yang dianggap memadai, yakni 1,71 juta

ha atau 45 persen dari luas Jabar.

Hal ini diperparah dengan perubahan

fungsi lahan di sekitar Bandung yang

notabene berada pada daerah dengan

kemiringan tinggi. Untuk Sungai Citarum,

kawasan hulunya menyebar di Kecamatan

Kertasari, Ibun, dan Paseh di Kabupaten

Bandung. Tegakan pohon di daerah

tersebut kini banyak yang telah dibabat

dan diubah menjadi pertanian sayur

dengan komoditas seperti kentang,

wortel, kol, dan bawang daun.

Contoh yang nyata bisa di lihat di Keca-

matan Kertasari, Kabupaten Bandung. Di

sini selama beberapa tahun belakangan,

setiap hujan, jalanan menuju Situ Cisanti,

hulu Sungai Citarum, tertutup lumpur

tebal. Lumpur berasal dari perbukitan

disekitarnya. Di daerah tersebut, lereng

perbukitan dimanfaatkan untuk mena-

nam sayur dengan pola pertanian yang

tak sesuai kaidah konservasi.

LAPORANKHUSUS

Misalnya yang ada di Kp. Cieunteung, Kel./

Page 62: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH62

Tanaman semusim dengan pengolahan

tanah setiap tiga bulan (sayur) itu

menyebabkan tanah mudah tergerus

setiap hujan turun, ditambah cara

penanaman yang mengikuti kontur

kemiringan bukit tanpa menyisakan

tegakan menyebabkan air yang turun

tidak terhalang sama sekali.

Berdasarkan data BPLHD Jabar, penye-

bab banjir cekungan Bandung adalah

karena tekanan penduduk, perubahan

fungsi tutupan lahan hulu dan hilir,

pengelolaan sampah tidak memadai,

erosi di hulu dan sedimentasi hilir,

bangunan di sempadan sungai atau

badan air, sistem pengendalian air tidak

memadai, drainase tidak memadai,

pengaruh geofisik sungai, kapasitas

sungai atau badan air tidak memadai,

penurunan tanah (pengambilan air

tanah), dan bangunan benda melintang

di atas sungai.

Belum lagi dengan pesat pertumbuhan

industri dan permukiman di sekitar

Bandung, secara tidak langsung “me-

nyumbang” terhadap kerusakan DAS

sungai-sungai dan penurunan permukaan

tanah. Secara sederhana yang terjadi di

sana adalah daerah yang tinggi me-

ngalami erosi, sungai dan saluran air

tersumbat dan tersedimentasi, semen-

tara permukaan tanah semakin turun.

Pukul 8.30 pagi, hari Selasa tanggal

23 Februari 2010 yang lalu, akan

menjadi hari yang paling diingat

Kaep (31), seorang teknisi pabrik. Betapa

tidak, pada hari yang naas itu, walaupun

sempat menyelamatkan 2 anaknya, Ida,

istrinya dinyatakan hilang.

“Saya mendengar takbir dan teriakan

minta tolong”, tuturnya, mengenang

tanah longsor yang menyapu permu-

kimannya. Bencana tanah longsor itu

juga merenggut korban jiwa yang dinya-

takan hilang tertimbun, 50 unit rumah, 1

masjid, 1 puskesmas, koperasi, gelang-

gang olahraga dan sebagian pabrik PT

Chakra, belum termasuk kerugian akibat

terhentinya operasional pabrik yang

berada di Kampung Dewata, Desa Tenjo-

Duka di Kampung Dewatalaya, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten

Bandung.

Sehari sesudahnya, Rabu (24/2), Wapres

Boediono, disertai Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat H. Agung

Laksono, Menteri Sosial H. Salim Segaf

Al Jufrie, dan Menteri Pekerjaan Umum

Ir. Djoko Kirmanto mengunjungi lokasi

bencana. Gubernur Jabar H. Ahmad

Heryawan, Wagub H. Dede Yusuf, dan

Bupati Bandung H. Obar Sobarna juga

mendampingi kunjungan yang ber-

langsung singkat sekitar tiga puluh menit

itu.

Kepada para wartawan, Wapres

menyatakan harus ada data-data lengkap

daerah-daerah yang rawan bencana

secara nasional. Dengan adanya peta dan

data daerah rawan bencana, maka daerah-

daerah tersebut tidak boleh ditempati

permukiman penduduk. Lebih lanjut

Wapres meminta pemerintah daerah

dan pihak perkebunan merelokasi per-

mukiman karyawan yang berada di

daerah rawan bencana.

Penyebabnya bencana longsor ini masih

diselidiki lebih lanjut, namun sementara

dapat disimpulkan bahwa hal itu terjadi

akibat kombinasi faktor kemiringan yang

curam, curah hujan yang tinggi dan

adanya retakan di kawasan tersebut

(Gunung Tilu) akibat gempa 6,7 SR

Tasikmalaya, 2 September 2009 yang lalu.

Apalagi tanah di gunung tersebut walau-

pun subur, memang gembur dan tidak

padat. (wy)

LAPORANKHUSUS

Akibatnya? Banjir dan longsor. Pe-

merintah menghadapi masalah ini bukan-

nya hanya tinggal diam, berbagai upaya

telah, sedang dan akan dilaksanakan (lihat

boks : 3 hal dalam penanganan banjir

Bandung). Sekarang yang penting, apa

sumbangsih kita. (wy)

Muara Gembong: Daerah muara sungai Citarum (foto:dok)

Page 63: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

63KIPRAH • Volume 36

Penanggulangan bencana banjir

yang disebabkan oleh luapan

Sungai Citarum, harus dilakukan

secara komprehensif, baik oleh masya-

rakat maupun pemerintah lintas sektoral.

Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk

menanggulangi banjir yang disebabkan

karena luapan air Sungai Citarum adalah

dengan merehabilitasi lahan kritis di DAS

hulu Sungai Citarum.

Namun mengingat cara ini waktu yang

cukup lama untuk bisa dirasakan man-

faatnya, cara pengerukan dan pembuatan

tanggul tetap diperlukan untuk me-

ngurangi dampak banjir secara cepat.

Kementerian PU sendiri telah membuat

program penanganan tanggap darurat

dan program jangka pendek pasca banjir

yang terjadi di DAS Citarum bulan Fe-

bruari lalu. Kegiatan tanggap darurat

dilakukan di Wilayah Kecamatan Bale-

endah, Dayeuhkolot dan Bojong soang

Kabupaten Bandung. Diantaranya per-

kuatan tebing atau tanggul di Sungai

Citarum, Cigado dan Cisangkuy serta

pembuatan 10 buah pintu air. Dana yang

dialokasikan sebesar Rp9,5 milyar.

Sementara untuk jangka pendek, akan

dilakukan pekerjaan penggalian se-

dimen dan pembuatan tanggul di Sungai

Cimande, Cikijing, Cikeruh di Kab. Sume-

dang dan Bandung. Selain itu akan dibuat

kolam retensi dan rumah pompa serta

normalisasi sebagian Sungai Citarum di

W ilayah Kecamatan Baleendah, Da-

yeuhkolot dan Bojongsoang. Dana

yang dialokasikan sebesar Rp14,7

milyar.

Fase Penanganan

Sementara itu. Wa-

kil Menteri Pekerja-

an Umum Herman-

to Dardak me-nutur-

kan rencana pena-

nganan Sungai Cita-

rum fase 3 yang akan dimulai tahun 2011

yang mencakup sembilan anak su-

ngai.”Fase 3 itu sembilan anak sungai,

dengan panjang total sekitar empat

puluh kilometer. Paling tidak di hulu ada

normalisasi. Selain itu, tentunya pe-

nanganan nonstruktural,” katanya.

Hermanto menjelaskan, dari sisi in-

frastruktur, sejak banjir tahun 1986,

penanganan mencapai lebih kurang 7.500

hektare, dan tahun 1995 sudah mulai

menangani sepanjang Sungai Citarum

fase 1 dan fase 2 sepuluh tahun ter-

akhir.”Fase 2 hampir tujuh puluh kilo

meter totalnya mulai Dayeuh-kolot ke

hilir dan juga ke hulu,” katanya.

“Pada jangka pendek paling tidak kami

akan meneruskan pemeliharaan berkala,

dibersihkan sedimentasinya yang agak

tinggi,” katanya. Selain itu, menurut

rencana ada parapet untuk menahan,

karena sekarang air naik langsung meng-

genang. Diperkirakan untuk tahun 2010-

2011 mendatang, diperlukan dana sekitar

3,4 trilyun rupiah untuk penanganan

banjir Bandung ini.

Untuk jangka panjang akan dilakukan

penyusunan strategi jangka panjang

penanganan banjir Citarum Hulu atau

ICWRMIP (Integrated Citarum Water

Resources Management Invesment Pro-

ject) yang rencananya melibatkan dana

dari APBN, pihak swasta, ADB, IDB, dan

JIC.

Secara terpisah Deputi Bidang Sarana

dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi

Priatna beberapa waktu lalu di Bandung

menyatakan, Bappenas telah menyusun

rencana yang disebut Citarum Road Map

atau ICWRMIP. Setelah diinventarisasi,

kebutuhan dana untuk menuntaskan

persoalan Citarum mencapai Rp 35

triliun.

Program ICWRMI tersebut akan di-

aplikasikan selama 14 tahun, mulai dari

2009 hingga 2023. Rencananya pen-

danaan program tersebut di luar APBD

kabupaten/kota dan Jabar. Pada tahap

pertama akan mencakup kegiatan reha-

bilitasi, peningkatan pengelolaan lahan

dan air, pengelolaan air dan sanitasi

berbasis masyarakat, dan pengendalian

banjir.

Program ini akan diketuai Deputi Bidang

Sarana dan Prasarana Bappenas. Se-

mentara unsur anggotanya berasal dari

lintas kementerian, di antaranya Ke-

menterian Pekerjaan Umum, Kem.

Pertanian, Kem. Dalam Negeri, Kem.

Keuangan, Kem. Kehutanan, dan KLH. Di

tingkat daerah, program ICWRMI akan

dikoordinasikan dengan masing-masing

kepala daerah terkait. (wy)

Banjir Bandung

LAPORANKHUSUS

Page 64: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH64

Apa Kata Merekatentang Banjir Jakarta?

LAPORANKHUSUS

Hampir setiap tahun sebagian warga Jakarta selalau dilanda banjir. Mareka berharap pemerintah segeramencari solusi jitu untuk mengatasi musibah tersebut. Seberapa jauh tanggapan dan penilaian mereka

terhadap kekhawatiran banjir, kesiapan pemerintah, dan kepuasan kinerja pemerintah? Berikut rangkumanpendapat masyarakat tentang banjir di Jakarta yang dihimpun Kiprah.

Ade Sudirman

Ade Sudirman (40) salah seorang petugas Bendung

Katulampa, Bogor membenarkan tentang rusaknya

DAS Ciliwung. Hal ni ditengarai semakin banyaknya

material banjiran berupa limbah sampah, kayu, batu, tanah,

dan pasir yang ikut hanyut terbawa aliran arus sungai. Material

banjiran tersebut sebagian tertahan di hulu mercu bendung

yang harus Ade bersihkan bersama enam rekannya setiap saat.

Ia berharap penataan kawasan hulu Ciliwung perlu segera

dibenahi. Antara lain dengan penertiban bangunan dan

reboisasi, agar konservasinya terjaga.

“Bangunan bendung buatan Belanda

tahun 1911 ini bukan dirancang untuk

sarana pengendali banjir, tetapi untuk

irigasi. Namun keberadaannya sangat

vital terkait dengan banjir. Yaitu in-

formasi pertama kondisi muka air Cili-

wung, yang sangat menentukan dan

dibutuhkan masyarakat bagian hilir,”

ungkapnya.

Jakarta dialiri 13 sungai yang berpotensi menim-

bulkan genangan dan banjir. Salah satunya ada-

lah Sungai Ciliwung, yang kondisi Daerah Aliran Sungai

(DAS)-nya semakin memprihatinkan. Faktanya, jika hujan lebat

di bagian hulu, tengah, dan hilir yang bermuara di Teluk Jakarta,

ini selalu menimbulkan banjir.

Potensi banjir kian besar dengan meluasnya perubahan daerah

tangkapan air hujan di bagian hulu dan tengah yang semula berupa

hutan dan situ menjadi kawasan permukiman. Akibat pengurangan

kawasan vegetasi tersebut, limpasan air permukaan dari hulu ke hilir

meningkat. Kondisi ini menimbulkan banjir kawasan DAS .

Terus berulangnya bencana banjir pada akhirnya menorehkan penilaian

buruk dari warga terhadap kinerja pemerintah selama ini. Ketidak

puasan masyarakat itu terekam Kiprah sewaktu wawancara dengan

sejumlah penduduk yang tinggal di sepanjang aliran Kali Ciliwung,

akhir Februari lalu. Umumnya masyarakat mengaku tidak puas dengan

upaya yang dilakukan pemerintah terkait penanganan banjir, baik

pada kondisi pra banjir, saat terjadi banjir, maupun pasca banjir. Hanya

sebagian kecil yang merasa puas atas kinerja pemerintah dalam

mengatasi masalah lingkungan. Selebihnya menjawab tidak tahu.

Penyebab kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah

sangat beragam. Dimulai dari tidak maksimalnya sistem

peringatan dini serta persiapan evakuasi korban. Upaya

penyelamatan dan penyaluran bantuan bagi korban juga dirasa

belum memadai. Begitu pun kinerja pasca banjir. Ganti rugi

dan upaya rehabilitasi seperti relokasi korban banjir serta

perbaikan fasilitas publik dinilai belum menjadi perhatian

pemerintah.

Tumpukan sampah dibiarkan berhari-hari tanpa penanganan.

Sementara warga yang terjangkit penyakit juga tidak mendapat

pelayanan kesehatan yang memadai Selain itu pemerintah

dinilai gagal dalam menciptakan upaya antisipasi. Sebagian

besar masyarakat menilai penanganan masalah yang diterapkan

selama ini bersifat tambal sulam dan tidak menyelesaikan

persolan pokok.

Tak sedikit pula masyarakat yang memberikan rapot merah

terhadap kinerja Pemprov DKI, terkait persiapan mereka dalam

mengantisipasi bencana banjir. Juga minimnya fasilitas bahan

banjiran dan evakuasi di daerah rawan banjir. Seperti perahu

karet, lokasi penampungan, karung dan bronjong kawat dll.

Page 65: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

65KIPRAH • Volume 36

LAPORANKHUSUS

Akibat pengurangan kawasan vegetasi,

limpasan air permukaan dari hulu ke hilir

meningkat drastis.

Kondisi sepertri itu menyebabkan debit

air dari hulu akibat hujan lebat menjad

kian meningkat dan cepat sampai ke

muara dengan adanya perubahan

tutupan lahan di kawasan itu. Hal itu

diperparah dengan semakin sempitnya

lebar panampang Sungai Cliwung, akibat tumbuhnya bangunan

permukiman liar sepanjang DAS Ciliwung. Seperti di Manggarai

hingga Kalibata sepanjang 8 kilometer, yang semula lebar

sungai 40 meter kini tinggal setengahnya. Upaya untuk

memindahkan ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa) telah pula

dilakukan, tetapi permukiman liar itu muncul kembali. Warga

enggan untuk dipindahkan. Bahkan secara swadaya mereka

membangun rumah tinggal bertingkat secara semi-permanen

di kawasan bantaran kali.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BWS) Ciliwung-

Cisadane, Pitoyo Subandrio mengatakan, penanganan

banjir di DKI memang belum tuntas. Dan harus ditangani

secara menyeluruh dari hulu hingga ke hilir. Namun atas upaya

yang dilakukan selama ini, terbukti genangan banjir Februari

lalu telah dapat ditekan dari semula 72 jam menjadi sekitar 14

jam saat puncak hujan.

Berbagai solusi penanggulangan banjir telah diusulkan Pitoyo,

mulai dari normalisasi Kali Ciliwung (pengerukan, sudetan dan

pelebaran), pembuatan terowong, penambahan pintu air

hingga revitalisasi bangunan pengendali. Seperti rencana

pelebaran Kali Ciliwung dari lebar semula 8 meter menjadi 45

hingga 50 meter, sepanjang 8 kilometer mulai Kalibata hingga

Manggarai. Juga pembangunan pintu air tambahan di

Manggarai, melengkapai 3 bangunan pintu yang ada.

Sedang untuk mengurangi beban Kali Ciliwung pihak Balai

berencana membuat terowongan air

tertutup sepanjang 800 meter dari

Ciliwung, tepatnya di Bidara Cina hingga

ke Cipinang, yang selanjutnya masuk ke

Banjir Kanal Timur (BKT). Selain meng-

aktifkan kembali Pintu Air Ciliwung

Lama. Yaitu aliran air menuju ke

kawasan Berland, samping Rumah Sakit

Cipto Mangunkusumo hingga ke Gunung

Sahari dan Hayam Wuruk.

Penanganan banjir kata Pitoyo, memang memerlukan

komitmen politik yang kuat dan konsisten dari pihak

pemerintah, tetapi perlu melibatkan semua pihak, termasuk

masyarakat, agar banjir dapat dikendalikan.

Secara umum tutupan lahan di kawasan hulu sungai

Ciliwung menurut Topan Madiasworo, Kepala Seksi

Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Perkotaan, Ditjen

Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, jumlahnya semakin

menyusut hanya sekitar 16 persen. Kondisi ini jelas menyalahi

ketentuan Undang-Undang Penataan Ruang minimal 30 persen

kawasan hutan di hulu harus dijaga tetap lestari untuk menjaga

keseimbangan fungsi hidrologinya. Topan menambahkan pada

lahan kemiringan 40 persen bahkan dilarang didirikan bangunan.

Kenyataanya, pelanggaran terus saja terjadi.

Ia mencontohkan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jakarta masih

memprihatinkan, kurang dari 15 persen, meski pemerintah dan

stakeholders berupaya mengejar target RTH hingga mencapai

20 persen. Pemenuhan luasan RTH memang bisa dilakukan

dengan cara menyediakan ruang untuk taman, betapapun kecil

seperti di kanan dan kiri, atau di tengah jalur, halaman rumah

atau gedung, sebagai usaha agar pemanfaatan ruang yang

mendukung kelestarian alam dan kenyamanan kota dapat

terpenuhi.

Kosasih (35) salah seorang Warga Kampung Bidara Cina,

mengatakan”Tidak usah menyalahkan siapa yang

bersalah kala bencana banjir datang. Memang, per-

gerakan pemerintah dalam menangani dan menanggulangi

banjir sangat lambat. Bahkan cenderung tidak memuaskan.

Kebijakannya sangat reaktif,” ujarnya.

Faktanya, pemerintah juga tidak peduli dengan alam dan

lingkungan. Tengok saja, berapa kasus pembalakan liar terjadi

yang antara lain melibatkan oknum pemerintah sebagai

pelakunya. Juga bangunan vila mewah

di kawasan Puncak itu sebagian besar

milik siapa?

Pemerintah harus bertanggung jawab

terhadap warganya, termasuk 44 KK

warga kampung Bidara Cina yang setiap

tahun kebanjiran tanpa absen.

Pemerintah harus mencari langkah yang

solutif untuk kepentingan bersama.

Taufan Madiasworo

Kosasih

Pitoyo Subandrio

Page 66: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH66

Angling Anggoro

Di sisi lain Kosasih mengakui banjir juga disebabkan perilaku

masyarakat yang kurang bertanggung jawab dan kurang peduli

terhadap lingkungan. Seperti membuang limbah sampah

ke badan sungai, tidak membuat sumur resapan atau

menanam pohon sebagai upaya penghijauan dll.

Karenanya, ia mengusulkan salah satu langkah yang mudah

dilakukan adalah dengan gotong royong. Ajak masyarakat,

Banjir memang tidak mengge-

nangi seluruh wilayah DKI,

namun pemerintah harus me-

metakan kembali kondisi kondisi

wilayah yang sering terjadi banjir dan

melakukan koordinasi dengan masya-

rakat dengan memberikan informasi.

Hal itu diungkapkan Angling Anggoro

(26), mahasiswa Jurusan Teknik Infor-

matika, Universitas Guna Darma,

kepada Kiprah.

Bencana banjir adalah bukti dari ketidak mampuan kita

dalam memelihara, mengelola dan melakukan konservasi

lingkungan. Akibatnya, banjir selalu terjadi tiap tahun

dengan segala dampak negatifnya. Pemerintah dan

masyarakat seharusnya mulai peka terhadap lingkungan.

dunia usaha swasta, bersama aparat berperan dalam

perbaikan l ingkungan. Dalam hal ini, pihak swasta,

pemerintah daerah dan masyarakat dapat dilibatkan dalam

pembangunan sumur resapan, dan sumur injeksi. Al-

ternatif ini juga tergolong sederhana dan murah. Dari

hal-hal kecil seperti itu menurut Kosasih walaupun tidak

mencegah langsung, tetapi paling tidak mengurangi

terjadinya banjir dan lama genangan di titik-titik tertentu.

Karena banjir merupakan tanggung jawab kita bersama.

Upaya Pemprov DKI dan Pusat untuk penanggulangan banjir

tidaklah kurang, bahkan dibilang banyak kemajuan. Seperti

upaya teknis pembangunan Banjir Kanal Timur, revitalisasi Banjir

Kanal Barat, yang bermuara ke laut, pengerukan drainase

makro dan mikro kota, normalisasi sungai serta peningkatan

dan perbaikan kapasitas pompa pengendali.

Namun harus diakui bahwa pembangunan, perbaikan, dan

revitalisasi tidaklah semudah membalikan tangan

Dibutuhkan waktu panjang untuk pelaksanaan berdasar

prioritas dan anggaran. Namun dibalik itu perlu kesadaran

masyarakat untuk bersahabat dengan alam dan ling-

kungan. Jadikanlah sungai sebagai sahabat. Bukan sebagai

musuh. Kalau pemerintah dan masyarakat sudah paham

akan hal itu, niscaya banjir akan dapat dikendalikan dan

tidak lagi menjadi momok tahunan. (Joe)

LAPORANKHUSUSLAPORANKHUSUS

Volume 36 • KIPRAH66

Page 67: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

67KIPRAH • Volume 36 67KIPRAH • Volume 35

INFOBUKU

Tahukah anda asal muasal nama

Sungai Ciliwung? Sebetulnya ada

dua jenis sungai di Bogor. Per-

tama, Cisadane yang berarti kurang lebih

tempat suci, sakral, atau sungai yang

bersih. Sungai lainnya adalah Ciliwung.

Sifatnya tak mudah ditebak, kadang

bersahabat kadang ganas sehingga tepat

diberi nama Ciliwung. Sebab, kata ini

asalnya dari kata “Ci(ha)liwung”, dalam

kamus bahasa Sunda, “haliwung” berarti

mudah berubah-ubah, tak menentu,

membingungkan.

Sebetulnya, melihat kondisi Ciliwung

tidak pelu ikut jadi haliwung, karena

sangat jelas sekali ini juga akibat dari

perilaku kotor dan merusak yang diprak-

tikkan manusia. Kita lihat realitas saat ini

dalam laporan ekspedisi Ciliwung yang

digagas Harian Kompas, bagaimana

kondisi air yang mengalir dari Ciliwung

terdegradasi.

Laporan lengkap mengenai eks-pedisi

Ciliwung yang digagas Harian Kompas ini

terangkum dalam buku Ekspedisi Cili-

wung, Laporan Jurnalistik Kompas.

Kegiatan yang berlangsung selama

seminggu ini (17-22 Januari 2009) meng-

hasilkan potret Sungai Ciliwung dari

berbagai sisi.

Membaca Ciliwungakibat perilaku tak terpuji sementara

masyarakat. Ada juga sekelumit kisah

orang-orang yang telah mengabdikan

dirinya untuk menjaga Ciliwung atau

potret humanisme antara manusia de-

ngan sungai beserta segala keluh kesah-

nya.

Buku ini berisi 45 tulisan lepas yang

disusun dalam atas 8 bab dan wacana

tambahan. Tulisan yang ada merupakan

karya Tim Ekspedisi Ciliwung Kompas

2009 yang telah diperkaya dan diper-

dalam untuk memberikan gambaran

utuh bagi pembaca, merujuk pada hasil

liputan selama pra, pelaksanaan dan pasca

ekspedisi yang telah dimuat di Harian

Kompas (8 Januari – 23 Februari 2009).

Beberapa pakar dan pengamat secara

khusus turut menyumbang pikiran dan

pandangannya dalam buku ini. Mereka

adalah Pitoyo Subandrio (Kepala Balai

Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane,

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,

Kementerian PU); Restu Gunawan (Seja-

rawan); Hasan Djafar (Arkeolog UI); Ernan

Rustiadi (Kepala Pusat Pengkajian,

Perencanaan dan Pengembangan Wi-

layah, IPB); Dayan D. Layuk Allo (peng-

amat lingkungan Kota Bogor); Yayat

Supriatna (pengamat perkotaan); serta

Nirwono Jogo (arsitek lansekap).

Generasi muda juga turut berpartisipasi.

Ada 6 tulisan karya para remaja pelajar

setingkat SLTA yang ikut dimasukkan

dalam buku ini. Mereka adalah pemenang

lomba karya tulis “Ciliwung Impianku”,

yang juga diselenggarakan dalam rangka

kegiatan Ekspedisi Ciliwung Kompas

2009.

Tulisan-tulisan yang ada cukup berbobot

dengan gaya penyajian yang tajam dan

dalam khas Kompas. Disertai data-data

pendukung seperti tabel, grafik, peta dan

gambar yang mana sebagian diantara

adalah hasil penelitian, buku ini mampu

memberikan gambaran yang cukup

menyeluruh mengenai Sungai Ciliwung

dari hulu hingga hilir, dari sejarah hingga

masa kini.

Kekurangan buku ini diantaranya adalah

gambar ilustrasi yang ’hanya’ hitam

putih. Sebagai bahan bacaan pengantar

untuk mengkaji Ciliwung bagi orang

awam, buku ini sudah cukup, namun

untuk mengkaji lebih lengkap lagi diper-

lukan banyak data dan bacaan pendukung

lain. Ini harus dimaklumi karena tentu

saja tidak mungkin menyajikan sebuah

tulisan yang lengkap, tajam dan men-

dalam mengingat banyak aspek yang

harus dimuat dan singkatnya waktu

Ekspedisi Ciliwung Kompas 2009. (wy)Tidak melulu sisi buruk pencemaran

Data Fisik

Judul Buku :Ekspedisi Ciliwung Laporan

Jurnalistik Kompas : Mata Air, Air Mata.

Tempat Terbit : Jakarta

Penerbit : Penerbit Buku Kompas

Tahun Terbit : 2009

Deskripsi fisik : xxvii, 280 hlm ; Illus., ; 21 cm

INFOBUKU

Page 68: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH68

WACANA

Bank Dunia melalui Water and

Sanitation Programme, telah

menghitung tingkat kerugian

masyarakat di Indonesia akibat buruknya

sanitasi adalah sebesar Rp 56 trilyun /

tahun. Nilai yang sangat besar ini bahkan

sudah mencapai 2,3 % dari Produksi

Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun

2008.

Nilai ini dihitung berdasarkan kerugian

kesehatan yang diderita masyarakat

setiap tahunnya dalam bentuk biaya

pengobatan per tahun, berkurangnya

waktu kerja akibat penurunan pro-

duktifitas kerja karena sakit per tahun,

serta terhambatnya kegiatan ekonomi

karena penurunan kualitas kesehatan

masyarakat per tahun.

Terlepas dari angka yang telah diberikan

oleh Bank Dunia, sudahkah kita tahu dan

pernahkah kita menghitung sendiri biaya

kerugian akibat sanitasi yang kurang

memadai ini ? Kementerian Pekerjaan

Umum (PU) selaku kementerian teknis,

juga harus melakukan riset dan memiliki

angka sendiri untuk menentukan besar-

nya kerugian akibat masih rendahnya

cakupan pelayanan sanitasi ini.

Hal ini sangat penting, untuk memberi-

kan suatu angka pembanding dengan

angka yang telah dimiliki Bank Dunia,

sehingga Indonesia dapat meningkatkan

posisi tawarnya, terlebih jika harus

berha-dapan dengan institusi finansial

luar negeri untuk masalah pendanaan.

Kerugian Kesehatan dan Penurunan

Produktifitas sebagai Dampak Langsung

Kerugian kesehatan dapat dihitung

berdasarkan angka prevalensi penyakit

bawaan sanitasi, seperti penyakit saluran

Sudahkah Kita Hitung KerugianAkibat Buruknya Sanitasi ?

oleh : **Sandhi Eko Bramono

pencernaan (muntaber, diare, cacingan,

dan lain - lain), penyakit saluran per-

nafasan (Infeksi Saluran Pernafasan

bagian Atas, asthma, dan lain – lain),

penyakit kulit (gatal – gatal, eksim, kudis,

panu, kutu air, dan lain – lain), serta

penyakit faal non infeksius (seperti

kontaminasi makanan atau minuman

akibat logam berat, senyawa toksik

organik maupun anorganik, dan lain –

lain). Dampak dari penyakit – penyakit ini

adalah timbulnya biaya sosial yang harus

ditanggung oleh masyarakat karena

mereka harus pergi ke dokter untuk

berobat. Jika sanitasi terjaga, maka

tingkat prevalensi penyakit – penyakit ini

akan berkurang secara drastis yang

menyebabkan masyarakat dapat memiliki

simpanan uang yang tidak perlu dibe-

lanjakan untuk biaya pengobatan. Selain

itu, pembelanjaan uang yang sebenarnya

tidak perlu terjadi ini, dapat berdampak

Bangunan permukiman di kawasan bantaran kali Ciliwung telah mempersempit badan sungaisehingga menimbulkan banjir dan menurunnya kualitas air. (foto:dok)

Page 69: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

69KIPRAH • Volume 36

WACANA

pada ketidakmampuan orang tua untuk

memberikan pendidikan yang terbaik bagi

anak – anaknya, karena uang simpanan

keluarga untuk pendidikan menjadi

terpakai untuk biaya pengobatan penya-

kit akibat sanitasi yang buruk. Biaya

pengobatan setiap tahunnya bagi seluruh

dalam usia produktif setiap tahunnya. Hal

ini dapat dibandingkan antara produk-

tifitas tenaga kerja dalam kondisi sehat

karena sanitasi yang memadai dan jika

dalam kondisi tidak sehat akibat sanitasi

yang kurang memadai.

Produktivitas ini lalu dibandingkan

dengan gaji yang diterima tenaga kerja

tersebut dalam satu tahun bekerja, untuk

menghitung kerugian perusahaan tem-

patnya bekerja untuk membayar waktu

tidak produktif tenaga kerja tersebut,

yang dihitung dengan satuan Rupiah /

tahun.

Kerugian Lingkungan dan Sosial-

Ekonomi sebagai Dampak T idak

Langsung

Akibat sanitasi yang buruk, seperti dalam

penanganan sampah dan air limbah yang

kurang memadai, maka sangat memung-

kinkan aspek – aspek lingkungan yang lain

ikut terpengaruh, seperti kualitas badan

air penerima. Sebagai contoh, akibat

pembuangan tinja secara sembarangan

di sungai, maka bukan hanya menga-

kibatkan sungai berkembang menjadi

sumber penyebaran penyakit, namun

juga memberikan kerugian bagi peman-

faatan air di hilir sungai, seperti misalnya

jika terdapat aktifitas penyadapan air

baku bagi Instalasi Pengolahan Air Minum

(IPAM). Karena air sungai yang tercemar,

maka dibutuhkan unit proses dan unit

operasi pengolahan yang lebih kompleks

dari pengolahan konvensional, dan akan

berdampak pada peningkatan biaya

investasi maupun biaya pengoperasian-

pemeliharaan-perawatan IPAM.

Tentu saja hal ini berdampak pada

mening-katkan biaya pengolahan / m3 air

terolah, yang akan berakibat naiknya

harga jual air, dan lagi – lagi masyarakat

harus membayar biaya lebih untuk air

minum mereka. Kerugian ini diperhitung-

kan sebagai kerugian lingkungan, yang

dihitung pula dengan satuan Rupiah /

tahun.

Selain itu, akibat sungai yang kotor dan

menjadi sumber penyebaran penyakit,

maka berbagai potensi yang mungkin

dapat dimanfaatkan dari sungai, menjadi

hilang dan harus dihitung sebagai keru-

gian sosial-ekonomi. Sekiranya sungai

tersebut bersih, maka pemerintah

mampu menggunakan sungai tersebut

sebagai sarana ekonomi pula, seperti

untuk kegiatan olah raga air, untuk

pembangunan wisata air, untuk peter-

nakan ikan air tawar, dan lain – lain, yang

menjadi hilang potensinya akibat sungai

yang tercemar. Kerugian sosial-ekonomi

ini juga harus dihitung dengan satuan

Rupiah / tahun.

masyarakat yang terkena dampak dari

rendahnya pelayanan sanitasi ini, serta

biaya kerugian yang ditimbulkan akibat

ketidakmampuan memperoleh akses

pendidikan yang baik bagi anak – anak,

dihitung dengan satuan Rupiah / tahun.

Penyakit akibat sanitasi yang buruk, juga

akan menurunkan produktifitas masya-

rakat, yang dihitung dari penurunan

efisiensi dan efektifitas kerja seseorangKorban sanitasi lingkungan yang kotor (foto:dok)

Page 70: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH70

WACANA

Epidemiologi Masyarakat & Daya Dukung

Lingkungan

Dari segi internalitas, aspek epidemiologi

masyarakat sangat perlu untuk diper-

timbangkan, mengingat tingkat ketaha-

nan masyarakat di berbagai negara

terhadap infeksi atau keterpaparan dari

kualitas sanitasi yang tidak memadai,

adalah berbeda.

Indonesia dapat melakukan perbadingan

studi epidemiologi dengan negara –

negara di kawasan Asia Tenggara lainnya

yang memiliki demografi sama, kualitas

lingkungan yang kurang lebih sama, serta

tingkat pertumbuhan ekonomi yang juga

hampir sama.

Dari segi eksternalitas, pertimbangan

dampak sanitasi yang terjadi pada masya-

rakat di perkotaan dan perdesaan, juga

tentunya berbeda.

Di kawasan yang lebih jarang pen-

duduknya seperti di kawasan perdesaan,

maka daya dukung lingkungan yang

masih tinggi akan mampu mengurangi

dampak buruk dari kualitas sanitasi yang

kurang memadai. Sebaliknya pada ma-

syarakat yang tinggal di kawasan yang

lebih padat, seperti di perkotaan, maka

akan mengalami dampak yang lebih buruk

akibat sarana sanitasi yang kurang

memadai, karena kemungkinan tingkat

pencemaran yang ada telah melampaui

daya dukung lingkungan sekitarnya.

Dengan panduan ini, maka Kementerian

PU dapat menentukan batasan – batasan

dalam mendefinisikan kerugian akibat

cakupan sanitasi yang belum memadai.

Begitu banyak parameter – parameter

lokal yang mungkin tidak ditemui atau

ditemui di negara lain, namun bisa

ditemui atau tidak ditemui di Indonesia.

Dalam bidang ke-PU-an, teknik perhi-

tungan ini juga dapat digunakan untuk

menghitung kerugian – kerugian akibat

kualitas infrastruktur yang belum maksi-

mal atau optimal, seperti kerugian

masyarakat akibat kapasitas irigasi yang

tidak memadai, akibat pencemaran udara

karena sistem transportasi yang buruk

dan kemacetan lalu lintas, akibat sarana

jalan yang rusak, akibat ketiadaan sarana

jalan, akibat kualitas bangunan yang tidak

mematuhi kaidah / standar, akibat pena-

taan ruang yang tidak sesuai dengan tata

guna lahan, akibat standar kualitas air

minum yang terlalu longgar, dan lain –

lain.

Angka–angka yang diperoleh dapat

dijadikan pegangan oleh Kementerian

PU, sehingga mampu meningkatkan

kepercayaan diri Pemerintah Indonesia,

khususnya dalam menyikapi konvensi –

konvensi internasional yang telah disepa-

kati bersama dan ikut ditandatangani

oleh Pemerintah Indonesia.

Sekiranya Pemerintah Indonesia suatu

saat akan bekerja sama dengan institusi

finansial luar negeri dalam pembangunan

sistem sanitasi, maka data yang dimiliki

ini akan menjadi data yang sangat kuat

dan akurat, serta meningkatkan keyaki-

nan diri Pemerintah Indonesia dalam

melakukan negosiasi mengenai pembi-

ayaan pengembangan sistem sanitasi di

Indonesia.

Dengan diagnosis yang tepat akan kondisi

sanitasi di Indonesia karena kita telah

melakukannya sendiri, mengetahui

secara lebih pasti dan akurat mengenai

kebutuhan dana yang diperlukan, serta

mengetahui secara tepat kerugian yang

ditimbulkan akibat sistem sanitasi yang

masih kurang memadai, maka Kemen-

terian PU akan dapat lebih menajamkan

keterukuran dan kesinambungan pemba-

ngunan sistem sanitasi di Indonesia pada

masa yang akan datang. Semoga !

** penulis adalah staf Sub Direktorat

Kebijakan dan Strategi, Direktorat Bina

Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum, Indonesia.

Saat ini dalam tugas belajar sebagai

kandidat doktor bidang energi dan ling-

kungan di Division of Environmental Science

and Engineering Faculty of Engineering,

National University of Singapore, Singapura.

Kontak dengan penulis : sandhieb@ya-

hoo.com

Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) (foto:Dok)

Page 71: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

71KIPRAH • Volume 36

Kementerian PU dukung penye-

lenggaraan Sail Banda 2010 bulan

Juli mendatang di Ambon, Ma-

luku. Dukungan berupa penataan Kota

Ambon, Pemeliharaan Jalan dan Pe-

nyediaan Air Bersih di Pulau Banda dan

Kota Wonoreli. Persiapan untuk me-

nyambut hajat besar itu kini mulai di-

lakukan.

Dana yang dibutuhkan untuk penye-

lenggaraan Sail Banda 2010 bidang PU

sebesar Rp 88,156 milyar dengan rincian

Rp 70 milyar (APBN) dan Rp 900 juta dari

APBD. Sedang sisanya sebesar Rp 5,9

milyar akan diusahakan dari sumber lain.

Berkenaan dengan itu Tim Komisi V DPR-

RI bersama tim teknis Kementerian PU

dan kementerian lain melakukan kunju-

ngan kerja selama lima hari (7-11/3) ke

Pulau Ambon dan sekitar untuk melihat

dari dekat pelaksanaan pembangunan

infrastruktur dan kesiapan menghadapi

Sail Banda 2010. Beberapa proyek stra-

tegis ke-PU-an yang ditinjau antara lain

Rencana Pembangunan Jembatan Merah

Putih, Dukungan Sail Banda 2010, Ren-

cana Pembangunan Trans Maluku, Peng-

adaan Air Bersih dan Proyek Sumber Daya

Air (SDA), termasuk Proyek Pengamanan

Pantai.

Salah satu proyek Pengamanan Pantai

yang dikunjungi adalah bangunan Pe-

ngamanan Pantai di Desa Hative Besar di

Kota Ambon, berupa tembok laut kons-

truksi beton siklop tahap I sepanjang 300

meter. Proyek ini mulai dikerjakan tahun

ini dengan nilai kontrak sebesar 2,8 miliar

rupiah.

Di Kota Ambon Tim Komisi V juga

mengunjung bangunan Check Dam di Air

PU Dukung

panjang 20,6 meter. Proyek ini mulai

dikerjakan tahun 2009 dengan biaya Rp

1,2 miliar. Pada kesempatan tersebut tim

Komisi V mengusulkan perlunya dilaku-

kan iventarisasi kebutuhan bangunan

check dam untuk mengantisipasi banjir

yang sering melanda daerah tersebut.

Proyek lain yang dikunjungai adalah

Proyek Air baku di Kota Tual, Maluku

Tenggara. Kota ini sangat kekurangan air

bersih perkotaan. Padahal daerah ini

memiliki sumber air baku cukup besar

berupa Danau Ohitel dan Danau Ngadi

yang tak pernah kering sekali pun musim

kemarau.

Terkait dengan itu, pihak pemda setem-

pat mengusulkan mengoptimalkan pela-

yanan air bersih dari kapasitas layanan 50

liter detik menjadi 100 liter per detik.

Yaitu dengan memanfaatkan potensi

kedua danau tersebut kepada Ditjen SDA.

Usulan lain adalah perbaikan bangunan

pantai di Desa Ohitel dan Ohitahait

sepanjang 800 meter, karena telah

mengancam persawahan dan permu-

kiman penduduk.

Menanggapi usulan tersebut Suprapto,

Kepala Seksi Pantai, Direktorat Rawa dan

Pantai, Ditjen SDA, yang juga menyertai

rombongan memaparkan, pendekatan

pengamanan pantai dilakukan dengan

mengindahkan kaidah-kaidah teknis.

Tindakan kongkrit yang dilakukan adalah

upaya pencegahan utamanya pada da-

erah pantai yang rawan bencana (coastal

hazard), melalui pengaturan tata ruang

dan sempadan pantai. Selain melakukan

pendekatan pengaturan sempadan

pantai, relokasi penduduk atau pra-

sarana, bekerja sama dengan pemda

setempat.

Langkah lain adalah membuat bangunan

pantai terutama untuk daerah pantai

yang sudah berkembang dan benar-benar

perlu diamankan. Dan terakhir adalah

tidak melakukan tindakan (do nothing),

untuk lokasi-lokasi yang rusak karena

tidak ada sesuatu yang penting yang

perlu dilindungi. Selain partisipasi ma-

syarakat pada saat pembebasan lahan.

Potensi

Provinsi Maluku sesungguhnya memiliki

sektor unggulan di bidang pertanian,

kelautan, kehutanan, perkebunan, pari-

wisata, industri dan pertambangan,

namun belum digarap secara optimal

karena keterbatasan infrastruktur dan

SDM. Karenanya, kelengkapan dan

ketersediaan pelayanan prasarana dan

sarana infrastruktur sangat dibutuhkan

untuk mendongkrak daerah ini lebih maju.

Seperti pembangunan prasarana dan

sarana perhubungan, jalan dan jembatan,

pelayanan air bersih, permukiman, irigasi,

listrik, telekomunikasi, pendidikan dan

kesehatan.

Dalam rangka itu pula tim Komisi V DPR-

RI melakukan evaluasi kebutuhan dasar

sekaligus mengusulkan program kegiatan

penanganan dan pendanaan sesuai urutan

prioritas. Rombongan sebanyak 12 orang

dari berbagai fraksi dipimpin oleh Yoseph

Umarhadi (F-PDIP).

Selain melakukan peninjauan, tim juga

mengadakan pertemuan pembahasan

dengan pejabat pemda dan pemkab/

pemkot setempat untuk membahas

berbagai hal terkait dengan pengadaan

infrastruktur ke-PU-an, Perhubungan,

Perumahan Rakyat, Kementerian Daerah

Tertinggal, BMGK, dan Basarnas. (Jon).Pupela di di Desa Amahusu, yang memiliki

Sail Banda 2010

Page 72: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH72

WACANA

Pertanyaan nakalnya, mana yang

lebih dahulu dibuat? Apakah

kebijakannya atau perencana-

annya? Ruang ini mungkin bisa kita

jadikan sarana untuk secara bersama-

sama lebih memahami dan menyelami

kedudukan dan arti penting antara

kebijakan konstruksi dengan peren-

Merekontruksi Makna “Kebijakan” Dan “Perencanaan”

Konstruksi

canaan konstruksi. Kesepahaman ini

penting karena selama ini sering terjadi

banyak ketidakserasian antara konsep

kebijakan sebagai payung makro dengan

perencanaan yang outputnya program/

kegiatan. Akibatnya, outcome dari target

kebijakan yang diinginkan kadang ber-

geser bahkan sering bertabrakan dengan

output dari perencanaan. Tulisan singkat

ini bermaksud memberikan wacana bagi

semua stakeholders (masyarakat, swasta,

pemerintah dan partai politik) akan

pentingnya membangun dan memper-

kuat komunitas kebijakan dalam konteks

perencanaan konstruksi.

Oleh : **H. Putut Marhayudi

Konstruksi: Kegiatan konstrruksi pembangunan infrastruktur salah satu bangunan gedung pencakar langit Jakarta (foto:Dok)

Kita mulai dari perencanaan konstruksi.

Page 73: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

73KIPRAH • Volume 36

WACANA

Dewasa ini, perencanaan khususnya

perencanaan konstruksi menghadapi

tantangan berat. Perkembangan ling-

kungan strategis domestik dan inter-

nasional menghadapkan batasan-batasan

terhadap kiprah perencanaan konstruksi

dalam mendorong pembangunan masa

depan konstruksi yang lebih baik.

Kompleksitas dan dinamika perencanaan

konstruksi tersebut semakin mengemuka

pada era desentralisasi yang ditandai

dengan pelimpahan kewenangan yang

besar kepada Daerah Kabupaten/Kota

dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan Daerah.

Kita semua menyaksikan, bahwa sebelum

era desentralisasi, peran pemerintah

pusat sangat besar didalam menentukan

arah dan sasaran pembangunan. Peme-

rintah daerah hanya merupakan perpan-

jangan tangan dari pemerintah pusat dan

mengeliminasi aspirasi masyarakat baik

langsung maupun tidak langsung.

Namun, setelah terjadinya perubahan

paradigma pembangunan dimana peme-

rintah daerah diberikan kewenangan

yang luas, toh proses perencanaan masih

juga tidak luput dari beberapa perma-

salahan yang krusial dan signifikan.

Reformasi kelembagaan politik kepe-

merintahan belum berjalan baik. Sistem

perencanaan belum dilandasi suatu dasar

hukum yang kuat sehingga “rule of the

game” belum tercipta. Ketiadaan pe-

rangkat peraturan yang jelas dan mengi-

kat membuat sistem perencanaan pem-

bangunan belum menghasilkan sinergi

dalam berbagai upaya pembangunan di

berbagai tingkatan, sektor dan daerah.

Namun yang “membanggakan” kita

masih mempunyai kesempatan untuk

memperbaiki atau meluruskan keke-

liruan kita yang selama ini kita lakukan.

Membicarakan sosok kegiatan “pe-

rencanaan” kedepan, kita tidak dapat

lepas dari konteks perkembangan politik

kepemerintahan, sosial-ekonomi, dan

teknologi, serta paradigma perencanaan

sendiri. Hal tersebut didasari realitas

bahwa kegiatan perencanaan merupakan

bagian dari proses untuk merespon

permasalahan sosial, ekonomi dan politik.

Jadi jelas bahwa dalam kondidsi normal,

kegiatan perencanaan harus memegang

prinsip untuk tidak mengurangi ruang

gerak masyarakat dan mekanisme pasar.

Dan yang lebih penting untuk di fahami,

bahwa nilai-nilai baku dalam kegiatan

perencanaan adalah rasionalitas pasar

dan rasionalitas sosial politik yang tu-

runan dari keduanya adalah nilai-nilai

transparan, akuntabel, keadilan dan

partisipasi.

Saya, anda dan pembaca lainya menge-

tahui ada beberapa bentuk perencanaan

yang dikenali sampai saat ini antara lain:

perencanaan proyek, perencanaan sek-

toral, perencanaan program pemba-

ngunan, perencanaan makro ekonomi,

dan perencanaan wilayah dan kota.

Tujuan mendasar kegiatan perencanaan

sebagian besar merupakan proses tinda-

kan mengubah kondisi dan pengarahan

masyarakat.

Akhir-akhir ini gerakan sosial-politik

masyarakat terlihat sangat dominan,

sehingga tindakan perencanaan untuk

mengarahkan masyarakat tanpa proses

pelibatan dan partisipasi masyarakat

akan menyebabkan berkurangnya atau

tidak adanya legitimasi hasil suatu proses

kegiatan perencanaan.

Lalu bagaimana dengan kebijakan? Yang

perlu dipahami bersama bahwa kebijakan

sangat menentukan apa yang akan

direncanakan dan dilakukan. Kebijakan

merupakan terminologi yang cukup

populer dalam literatur kebijakan publik,

walaupun masih lebih dimaknai sebagai

sekedar wacana ketimbang agenda.

Setiap perubahan kebijakan akan mem-

butuhkan definisi ulang pada beberapa

parameter sistem, bahkan bisa mengu-

bah mekanisme yang telah ada.

Saat ini, masyarakat mengharapkan

manajemen pemerintahan dapat me-

ngembangkan kebijakan yang efektif

untuk mendorong terwujudnya per-

cepatan pembangunan dalam dimensi

yang luas. Secara empiris, pemikiran-

pemikiran cerdik tentang kebijakan

timbul sebagai reaksi terhadap diskre-

pansi antara tuntutan akan integrasi

energi di satu sisi dan minimnya aksi

kolektif di sisi lain. Celakanya dua per-

soalan tersebut seringkali direduksi

menjadi sekedar kurangnya koordinasi

untuk masalah yang mutlak membu-

tuhkan kerjasama dan melibatkan banyak

aktor dengan beragam ke-pentingannya.

Secara teoritis, istilah kebijakan meru-

pakan hasil metamorfosis dari beberapa

pemikiran sebelumnya ter-utama “teori

pluralisme” dan “korporatisme” yang

berusaha menjelaskan bagaimana me-

ngelola masalah-masalah yang termasuk

dalam domain kebijakan publik, seperti

rendahnya derajat legitimasi kebijakan,

sinisme publik terhadap kebijakan peme-

rintah, serta munculnya resistensi mana-

kala suatu kebijakan diimplementasikan.

Dengan kata lain, substansi proses

kebijakan sebenarnya adalah bagaimana

mencapai kompromi dan menjalin ker-

jasama. Nilai-nilai tersebut hanya akan

tercipta jika ada interaksi intensif dalam

jangka panjang diantara para aktor yang

terlibat dalam proses kebijakan yang

bermuara pada terbangunnya saling

percaya dan komitmen serta terjaganya

sustainabilitas kebijakan. Dengan kata

H. Putut Marhayudi,Staf Pusat Pembinaan Usaha

KonstruksiBPKSDM

Page 74: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH74

lain, kebijakan harusnya lahir dengan

komitmen utama untuk menegakkan

sustainability kebijakan publik.

Celakanya, yang masih sering kita temui

dalam mengimplementasikan kebijakan,

terlihat masih kuatnya ego sektoral

sehingga aksi kolektif dilingkungan

pemerintah untuk menyelesaikan ber-

bagai persoalan publik melalui “media”

kebijakan yang mutlak memerlukan

integrasi energi diantara berbagai unit

birokrasi pun terlihat sulit dijalin.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa setiap sektor

akan memperjuangkan kepentingannya

sehingga kerjasama antar sektor hanya

akan dijalin jika terdapat garansi bahwa

kepentingan unit kerja mereka turut

diamankan.

Dengan kata lain, kuatnya ego sektoral

telah menumpulkan upaya-upaya ko-

ordinasi serta menjadikan koordinasi

sebagai sekadar aktivitas “artif isial

simbolik tanpa makna”. Atau lebih

Disini fungsi koordinasi memegang peran

vital untuk menghasilkan perencanaan

yang baik sesuai dengan kebijakan yang

digulirkan. Dalam konteks ini, koordinasi

seyogyanya tidak secara simplitis di-

maknai sebagai aktivitas teknis murni,

tetapi lebih merupakan aktivitas politik

yang berupaya melibatkan aktor lain yang

sebenarnya tidak memiliki kepentingan

langsung dengan suatu persoalan atau

isu kebijakan.

Koordinasi, dengan demikian, akan

melibatkan pamor atau prestise masing-

masing unit birokrasi, sehingga keber-

hasilan koordinasi sekaligus akan menun-

jukkan dan membangun hirarki pamor

diantara unit-unit tersebut. Meminjam

bahasa Harold Wolman, “….everyone

wants coordination on his own terms.

Achieving coordination means getting

your own way.

** Staf Pusat Pembinaan Usaha Konstruksi,

BPKSDM

ekstrimnya, karena kuatnya ego sektoral

maka kebijakan yang digulirkan bisa jadi

tidak terepresentasikan dengan mak-

simal dalam perencanaan sektoral.

Dari uraian singkat diatas, maka per-

tanyaan nakal diawal tulisan ini secara

eksplisit sebenarnya sudah terjawab,

bahwa kebijakan sebenarnya merupakan

embrio lahirnya suatu perencanaan. Atau

dengan kata lain, perencanaan dari

semua sektor yang output nya program/

kegiatan harus dapat merepresentasikan

kebijakan yang digulirkan.

Disini dibutuhkan perencanaan yang

mampu mendayagunakan peman-

faatan sumber-sumber yang tersedia

secara optimal dan mampu mengem-

bangkan kebijakan-kebijakan yang ino-

vatif yang mendorong transformasi

ekonomi daerah berbasis sumber daya

setempat, serta dapat menggemakan

suatu irama yang membangkitkan per-

cepatan pembangunan. Lalu apa alatnya?

Jawabannya adalah koordinasi.

WACANA

Pelatihan tenaga konstruksi bangunan (foto:Dok)

Page 75: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

75KIPRAH • Volume 36

Salah satu persyaratan pentingdalam mewujudkan perusahaanmodern adalah penerapan good

corporate governance atau tata kelolabadan usaha yang baik. Inilah yangmenjadi basis atau fondasi sebuah kor-porasi selain soal kepemimpinan.

“Jadi kalau sistem perusahaan tidakmemasukkan elemen ini, maka mana-jemen badan usaha itu tidak punya fondasiyang solid, yang dijadikan suatu acuanaturan untuk kita bergerak,” tegas DanisSumadilaga, Direktur Bina Teknik, DijenBina Marga Kementerian PU.

Terkait dengan upaya itu saat ini BinaTeknik, Ditjen Bina Marga, KementrianPekerjaan Umum (PU) sedang merintispembentukan Quality Assurance Unit(QAU), dalam rangka meningkatkankinerja tata kelola organisasi.

Dikatakan, bahwa menjaga kualitas jalanmenjadi satu fokus programnya. Untukitu berbagai inovasi dilakukan gunameningkatkan mutu jalan.

Tidak hanya melalui pengembanganteknologi kons-truksi saja, namun jugadari aspek sistem manajemen mutu yangbersertifikat.

Kegiatan pengelolaan jalan yang dila-kukan Bina Marga nantinya dilaksanakandengan berpedoman pada standar ISO.Penerapan standar ISO 9001 : 2008 diwilayah kerja Balai Pelaksanaan Jalan

Sistem Manajemen Mutu

Nasional itu akan dilaksanakan secarakonsisten mulai tahun 2011. Denganpemberlakukan sistem manajemenmutu ini diharapkan masyarakatpengguna jalan dapat merasakanpelayanan prima dari Bina M dalammelaksanakan sebagian tugas penye-lenggaraan jalan.

Bina Marga perlu memiliki semangatinovasi dalam mengembangkan danmelaksanakan konsep pembangunanjalan berbasis sistem manajemenmutu. Hal ini menjadi tantangan BinaMarga untuk memantapkan diri seba-gai institusi penyelenggaraan jalanyang handal di Indonesia.

“Tujuannya, tidak hanya pembangunandan pemeliharaan jalan dapat dilakukantepat waktu, tepat mutu, dan tepatmanfaat, tetapi juga bagaimana me-nurunkan biaya pembangunan danpemeliharaan jalan, tutur Danis penuhharap.

Ujung tombak

“Di sini peran petugas satuan kerja(Satker) sebagai manajer wilayah danPejabat Pembuat Komitmen (PPK)sebagai manajer jalan sekaligus ujungtombak pelaksana sangat penting danmenentukan, termasuk petugas penga-wasnya” tegas Danis.

Karenanya, kualitas SDM nya perluditingkatkan untuk mendukung pene-

Adalah Panglima

rapan sistem akreditasi kelengkapanlaboratoriumnya.

Tidak hanya itu, peningkatan juga akandilakukan terhadap kemampuan kon-traktor dan konsultan serta peralatanpendukung (AMP) yang dimilikinya. Harusresmi memiliki sertifikat. Bahkan dinya-takan dengan tegas bahwa bagi kon-traktor yang tidak memiliki serifikasiAMP, tidak diperkenankan untuk mengi-kuti proses lelang pekerjaan.

Kesemuanya itu menjadi prasarat utamabagi setiap lembaga yang ingin menda-patkan sertifikat ISO. Karena denganperolehan ISO, mutu kinerja institusiyang bersangkutan semakin dipercaya dandiakui semakin baik kualitas dan kuan-titasnya.

Evaluasi

Saat ini pihaknya sedang melakukanevaluasi, identifikasi dan auditing in-ternal dan eksternal terhadap kinerjabalai. Danis mengakui beberapa indikasikelemahan selama ini menyangkut :prosedur, pelaporan dan pengarsipanharus segera diatasi. Antara lain melaluitraining refreshing, audit internal daneksternal.

Sebagai pilot proyek Balai Besar Pelak-sanaan Jalan Nasional IV telah ditunjuksebagai ajang penelitian yang selanjutnyaakan dikembangkan ke balai-balai lainhingga tahun 2011 mendatang. (Joe)

Danis Sumadilaga, DirekturBina Teknik Ditjen Bina Marga

WACANA

Page 76: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH76

WACANA

Fenomena iklim El Nino yangsiklusnya tiap 4-7 tahun sekalimerupakan rangkaian proses kom-

pleks di kawasan khatulistiwa SamuderaPasifik dan dapat berlangsung beberapabulan.

Prosesnya sudah berlangsung dari per-tengahan 2009 dan dampaknya terasapada musim hujan 2009/2010 yangterlambat tiba dan mungkin berakhir

Sekarang keadaannya sudahjungkir balik. Musim hujan

dimaknai bencana banjir danmusim kemarau menjadi masakrisis air. Ketika musim hujan

tiba saat ini, tampak berlebihanjika bicara tentang kemarau

yang mungkin lebih kering daribiasa. Meski posisi geografi

Indonesia memilki iklimmonsoon, yaitu adanya periodemusim penghujan dan kemarau

yang jelas. Tetapi dalambeberapa tahun belakangan ini,

sering kali terjadi perubahaniklim yang disebabkan oleh

pemanasan global. Akibatnya,semakin sering terjadi iklim atau

cuaca yang ekstrim, terkaitdengan gejala El Nino, yang

menyebabkan musim kemaraumenjadi lebih panjang dan lebihkering. Perubahan iklim ini telahmenyebabkan dampak sistemik

terhadap ketersediaan air.

lebih cepat. Menurut Badan LitbangPertanian Kementerian Pertanian, di-perkirakan EL Nino akan berlangsunghingga Juni 2010 dengan kekuatansemakin melemah dan pada bulan Julikembali normal.

Di Indonesia El Nino dapat mempenga-ruhi produksi pangan, pasokan air untukpembangkit tenaga listrik, rumah tangga,dan ternak serta ketersedian air untuk

keperluan industri dan rumah tangga.Pengalaman El Nino tahun l997/l998mencatat rekor suhu udara Bumi ter-panas memperburuk kebakaran hutanserta merusak terumbu karang.

Terkait dengan produksi pangan tercatatEl Nino saat itu merugikan pertanianIndonesia dalam arti luas, sehingga Bulogterpaksa melakukan operasi pasar besar-besaran serpanjang sejarahnya, yaitu 2,5

Dampak Sistemik

Akibat Perubahan Iklim

Salah satu akibat dari Global Warning adalah perubahan iklim dan terjadinya banjir dan airpasang laut tinggi yang menggenangi kawasan permukiman (foto:img.m.kompas.com)

Page 77: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

77KIPRAH • Volume 36

WACANA

juta ton untuk menstabilkan harga.Operasi pasar normal biasanya hanyasekitar 800.000 ton. (Kompas 29/1)

Dewan SDA

Sumber Ditjen Sumber Daya Air (SDA),Kementerian Pekerjaan Umum, me-wartakan, perubahan iklim akibat El Ninoberdampak serius pada semua sektor,khususnya yang terkait dengan air. Inimerupakan tantangan nyata yang harusdisikapi secara bijak. Yaitu, melakukanupaya pengeloaan SDA secara terpadudan berkelanjutan. Tupoksi untuk tiaplembaga harus diatur dengan baik,sehingga tidak tumpang tindih ke-wenangannya.

Langkah optimalisasi operasi bendunganyang ditugaskan Ditjen SDA memang

harus dilakukan, disamping pompanisasiair tanah.

Menghadapi perubahan iklim, perlupendekatan yang komprehensif utuhdan terpadu, dalam kesatuan konsepWilayah Sungai (WS) dari hulu hinggake hilir. Yakni, dengan prinsip satusungai, satu rencana terpadu, dan satusistem pengelolaan yang terkoordinasi.

Mengenai hal ini Sekretaris DewanSumber Daya Air Nasional, Imam Ansorimengatakan, peran Dewan SDA Nasioanldan Daerah sangat menentukan, yaituberpijak pada tiga pilar utama UU No 7tahun 2004 tentang SDA. Yakni, kon-servasi, pendayagunaan dan pengen-dalian daya rusak air. Langkah tersebutharus dibarengi dengan upaya strukturaldan non struktural, termasuk pem-berdayaan dan peningkatkan peranmasyarakat dan keterbukaan informasi.

“Di satu sisi, kegiatan forecasting andwarning harus diutamakan, agar ma-syarakat peduli dan tanggap terhadapperubahan iklim. Di sisi lain, kedisiplinanmengelola SDA berbasis wilayah sungaiharus pula ditegakkan,” tegasnya.

Imam menambahkan, meski perubahaniklim El Nino diperkirakan bersifat lemahhingga moderat, tetapi tetap diperlukankewaspadaan atas dampaknya terhadappasokan air waduk.

Ketersediaan Air

Dari pantuan Kiprah, meskipun musimhujan telah berlangsung tiga bulan sejakNovember, beberapa waduk di Jawabelum terisi penuh, bahkan beberapamasih minus hingga pertengahan awalFebruari 2010. “Waduk-waduk yangberskala kecil dan menengah yang sudahsedimented itu mempunyai status yangrentan terhadap perubahan iklim” kataDirut Perum Jasa Tirta (PJT) I TjoekSubijanto Walujo.

Dampak El Nino terhadap WS KaliBrantas adalah terjadinya deviasi minusvolume air waduk terhadap elevasi polaoperasional. Ia mencontohkan WadukSutami waduk terbesar di Brantas

deviasinya mencapai 2,5 meter, Wonorejohingga bulan Februari bahkan mencapai5,2 meter, sehingga perlu revisi polapelayanan pembagian air secara pro-porsional hingga 20 persen.

Namun, kata Tjoek secara umum dampakitu bisa kita atasi, berkat kerjasama timkoordinasi TKPSDA bersama stakeholdersdan masyarakat. Kata kuncinya adalahketerbukaan, koordinasi, dan komitmen.Karena sinkronnya program dan kegiatanakan menghasilkan integrasi di lapangan-keterpaduan pelaksanaan. Itulah tujuanakhir dari koordinasi. Bukan silaturohmibelaka.

Waduk lain yang mengalami deviasiadalah Waduk Serbaguna Gajah Mungkurdi Wonogiri Jawa Tengah.Tinggi elevasimuka air (TMA) hingga Februari barumencapai 130,19 meter di atas permukaanlaut (dpl) dari ketinggian normal 133,64meter. Selisih ketingian hampir 3,5meter itu setara dengan dengan 150 juta-200 juta meter kubik air.

Bahkan dari puluhan waduk kecil di JawaTengah yang volume airnya kurang dari10 juta meter kubik, seperti WadukNawangan, Plumbon dan Waduk Ngancarvolume airnya belum memenuhi sasaran.Padahal saat ini adalah waktu mengisiwaduk, tetapi curah hujannya masih kecildan tak dapat diduga Padahal keter-sediaan air di waduk sangat berpengaruhterhadap kegiatan pertanian, penggerakturbin pembangkit listrik, industri danrumah tangga, serta dampak ikutanlainnya.

Menurut Suwartono, Koordinator Wi-layah PJT I Bengawan Solo, kondisi saatini terburuk selama 10 tahun terakhir.Padahal, waduk ini diandalkan untuk bisamengairi 29.000 hektar sawah, peng-gerak turbin listrik, air minum, industrirumah tangga dll. “Guna mengantisipasikemungkinan terburuk akibat El Nino,kami sudah menerapkan penghematanair, dan optimalisasi operasi bendungan”ujarnya.

Kondisi yang sama juga dialami waduk-waduk besar lainnya seperti WadukSerbaguna Sempor, Wadaslintang, Ke-dungombo, dan Sermo di Kulonprogo,

Page 78: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH78

WACANA

DIY, TMA-nya masih belum mencapaipuncak normal. Di Lampung, volume airWaduk Batu Tegi, Kabupaten Tanggamusjuga belum mencapai ketinggian normalbaru sekitar 215,4 meter dpl dari 274meter.

Di Jawa Barat, elevasi Waduk Cirata barumencapai ketinggian 210 meter dpl dariketinggian normal 219 meter dpl. Lainhalnya Waduk Serbaguna Jatiluhur,Purwakarta, volumen airnya justru cukuptinggi.

Menurut Kepala Biro Operasi danKonservasi Perum Jasa Tirta (PJT) IISutisna, curah hujan sepanjang 2009cukup tinggi hingga TMA waduk men-capai 98,88 meter. Waduk ini mengairi226. 329 hektar sawah di Bekasi, Ka-

rawang, Subang, dan sebagian Indra-mayu. Selain memasok kebutuhan bakuair minum dan industri Bekasi dan DKIJakarta sekitar 0,6 miliar metrer kubik.

Kebocoran

Air akan menjadi semakin langka, agarpengelolaan ketersediaannya lestarisepanjang tahun, hanya berhasil biladitangani secara menyeluruh. Kondisitersebut menuntut kedisiplinan penge-lolaa air. Namun kenyataannya, disiplinitu masih jauh dari harapan. Baik karenaalasan pendanaan maupun sikap peng-guna.

Potret menyimpang ini terjadi di sejum-lah daerah, air tidak terdistribusi secaraadil dan merata, terlebih pada musim

kemarau. Penyebabnya, selain kerusakanpada jaringan irigasi akibat kurangpemeliharaan, juga maraknya praktikpenyerobotan air di sepanjang saluran.

Parahnya lagi konservasi lingkungan disejumlah DAS semakin rusak, menye-babkan waduk semakin dangkal. Demi-kian halnya ketersediaan air tanah.Kenyataannya bumi kita sudah menga-lami penurunan kemampuan daya du-kungnya untuk menyimpan air, karenakegiatan yang tidak ramah kepada air.

Pada saatnya ketika curah hujan rendah,sementara kondisi hutan di kawasan DASsemakin hancur, masihkah kita berharapbanyak kepada sejumlah waduk yangsudah ada dan yang kelak akan dibangun?(Joe)

Datangnya El Nino 2009/2010 diramalkan berbagai

lembaga meteorologi dunia, termasuk Badan

Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia.

Namun sayang banyak pihak belum mengetahui informasi

mengenai hal ini. Bahkan para pengurus kontak tani yang

terkait langsung dengan produk pertanian. Dan apa sebe-

tulnya El Nino itu?

El Nino adalah fenomena alam yang disebabkan pemanasan

permukaan laut, sehingga menimbulkan perbedaan tekanan

udara antara wilayah Indonesi/Australia dengan Samudera

Pasifik. Fenomena ini dimulai dengan penurunan tekanan di

kawasan Samudera Pasif ik yang diukur di Tahiti dan

meningginya tekanan di Darwin, Australia.

Perbedaan tekanan itu diikuti gerakan angin dalam sirkulasi

udara barat-timur dari Pasifik ke barat. Sedangkan dari arah

timur menguat, sehingga masa udara bergeser ke Samudera

Pasifik. Keadaan itu diikuti dengan massa bergeraknya air laut

yang lebih panas dari wilayah barat ke wilayah timur Pasifik.

Apa Itu El Nino ?

Mengapa fenomena iklim ini terjadi, belum diketahui dengan

pasti. Tetapi data meteorologi memperlihatkan fenomena ini

berlangsung 4-7 tahun sekali. Tercatat setelah tahun 1940-an

frekuensinya cenderung meningkat, menjadi 3-5 tahun dengan

intensitas semakin kuat Banyak pihak mengatakan ini berkaitan

dengan pemanasan global, walau hasil riset belum cukup

membuktikan hal itu.

WACANA

Page 79: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

79KIPRAH • Volume 36

Penampilan keseharian Suhodo,

pria baya kelahiran Kepanjen,

Malang, tiga puluh tahun silam ini

amat bersahaja. Namun kesetiaannya

menjaga kualitas air dan kawasan ling-

kungan Arboretom Sumber Mata Air Kali

Brantas tidak bisa diragukan lagi. Siang

malam secara bergiliran bersama tiga

rekan lain ia sibuk mengurus kawasan

Arboretum seluas 12 hektar yang dipe-

nuhi berbagai jenis tanaman langka.

Udara dingin mencekam diselimuti kabut

lembut menjadi kawan akrab Suhodo

sehari-hari. Ia berharap dengan HUT PJT

I ke 20 gajinya akan ditingkatkan.

Ia memang tinggal dan berkerja di lokasi

itu, sebagai karyawan PJT I sejak sepuluh

tahun silam. Lokasinya terletak pada

ketinggian +-1.500 meter dpl, di kaki

Gunung Arjuno atau di lereng timur

pegunungan Anjasmoro lebih kurang 18

Km sebelah utara Kota Batu, Malang.

Tepatnya di Dukuh Sumber Brantas, Desa

Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Dari

lokasi ini sumber mata air Kali Brantas

berawal dengan debit 2,5 liter/detik

mengalir ke hilir melalui Kota Malang,

Blitar, Kediri, Jombang, Mojokerto,

Surabaya dan bermuara di Selat Madura,

sepanjang 320 Km

Layaknya tempat sepi lainnya, sumber

Brantas banyak mengundang ceritera

misteri. Dari soal sepasang suami isteri

penunggu mata air Mbah Ginem dan

Mbah Sukolewo, hingga kehadiran

hewan buas harimau dan ular ikut

mewarnai misteri asal muasal Kali Bran-

tas. Pada malam tertentu banyak orang

ziarah dan menginap lengkap dengan

properti dupa/kemenyan dan kembang.

Suhodo, danSumber Brantas

Namun tidak sedikit pula hanya sekedar

mandi, membasuh muka, atau pun

minum air sumber. Belive or Not!

Yang jelas, kawasan dan sumber mata

air ini perlu dijaga kelestraiannya dari

ancaman kerusakan, baik karena alam

maupun ulah manusia. Karena apa? Selain

sebagai sumber kehidupan, kawasan ini

mengoleksi berbagai jenis pepohonan

dalam bentuk arboretum yang mengo-

leksi tak kurang dari 3.200 pohon. Se-

hingga sangat cocok untuk kegiatan

penelitian dan pendidikan serta pe-

nyelenggaraan rekreasi edukatif.

Nama Arboretum Sumber Brantas sendiri

diberikan oleh Menteri Kehutanan saat itu

Haznul Harahap (l989), bertujuan untuk

pengembangan berkelanjutan sumber

Brantas. Ditetapkan berdasarkan SK Menteri

PU No 631 tahun l986 dan SK Gubernur Jatim

No 63 tahun l988 yang mengatur kawasan

mata air Sumber Brantas sebagai daerah

suaka alam dalam wilayah tata pengairan

Sungai Brantas. (Joe).

Suhodo (30 th) asal Kepanjen Malang, penjaga setia sumber mata air Kali Brantas di lerengtimur gunung Arjuna, Batu Malang (foto:Joe)

HUMANIKA HUMANIKA

Page 80: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH80

JENDELA

Di tepi Kali Pesanggrahan,

Kecamatan Karang Tengah,

Lebak Bulus, Jakarta Selatan,

Anda akan menemui pemandangan yang

takkan pernah terbayangkan bisa di-

temui di kota besar seperti Jakarta ini.

Di sini, nyaris tersembunyi dari ke-

ramaian kota, bisa kita nikmati suasana

asri dari hutan sepanjang bantaran Kali

Pesanggrahan. Bagaimanakah kisah

hutan kota ini bisa “selamat” dari

keserakahan manusia?

Sebelumnya sekitar 20 tahun silam,

daerah ini sama saja dengan wajah sungai

pada umumnya di Jakarta yang “diper-

kosa” orang-orang tidak bertanggung

jawab dengan mendirikan pemukiman

kumuh sepanjang bantarannya. Adalah

Chaeruddin (53 tahun) seorang kelahiran

Betawi tulen yang waktu itu merasa

terpanggil untuk “menjaga” daerahnya.

Bapak tiga anak ini bersama-sama dengan

teman-temannya membentuk barisan

Bambu Kuning dan kemudian pada

perjalanannya, berganti nama menjadi

Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KLTH)

Sangga Buana.

Kerja keras tanpa pamrih dari lelaki yang

akrab dipanggil Bang Udin ini didasarkan

pada nasihat engkong (kakek) nya yang

berpesan “ Nanti kalu Elu udah gede,

jangan minta ama negara, tapi (tanya)

apa yang elu bikin buat negara, begitu

alias bicara saja tapi tidak ada tindakan

apa-apa.

Banyak pihak yang disentilnya, dari tokoh

agama yang kerjanya cuma zikir, doa dan

ceramah sampai LSM yang bisanya hanya

buat proposal kemudian seminar.

“(m)emang banjir kal(a)u didoain (jadi)

surut, apa sawah kering di seminarin

bakal basah? Kagak! Masa Ciliwung butek

begitu, benerinnya pake seminar di

Bang Udin (foto:Wy)

hotel? Apaan tuh?! Benahin alam bukan

pake zikir, nangis-nangis atau seminar

atau pidato, (tapi) kerja!” omelnya

dengan dialek betawi yang kental.

Perjuangan lelaki kelahiran 13 April 1956

ini bukanlah tanpa hambatan dan kerja

keras. Ia kerap bersitegang dengan

orang-orang yang sudah meng”kavling “

bantaran sungai atau menjadikan sungai

sebagai tempat pembuangan sampah.

Bang Udin Kesalbaru bener” (dialek betawi, artinya

“Nanti, kalau kamu sudah besar, jangan

meminta pada negara, tetapi tanya apa

yang sudah kamu perbuat bagi negara,

itu baru benar”).

Falsafah ini yang ia pegang teguh,

makanya sesuai dengan judul tulisan ini,

Bang Udin sangat kesal dengan orang-

orang yang dianggap hanya bisa omdo

(omong doang = betawi, cuma bicara)

Page 81: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

81KIPRAH • Volume 36

JENDELA

Namun jangan salah, walau Bang Udin

termasuk salah satu tokoh Jawara Be-

tawi, tidak berarti setiap ada masalah

diselesaikan dengan kekerasan. Ia tetap

mengedepankan cara-cara persuasif, “

Simbol jawara itu bagaimana dari musuh

jadi sahabat” tegasnya. Tak heran, pihak-

pihak yang dulu menentangnya sekarang

justru berbalik menjadi penyokong

gerakan yang dipimpin Bang Udin.

Dukungan juga mengalir dari berbagai

instansi dan komunitas baik swasta

maupun pemerintah. Ini terbukti se-

waktu tim Majalah Kiprah berkunjung,

pada papan tulis yang tergantung di

dinding “markas” Sangga Buana, jadwal

hingga 2-3 minggu ke depan sudah penuh

dengan daftar kunjungan dan perte-

muan.

Penghargaan yang diterimanya juga

banyak, namun yang paling penting bagi

Bang Udin adalah hasil kerjanya bisa

dinikmati siapa saja. “Saya nggak perlu

penghargaan, ada tuh penghargaan 3 kilo

kaga (tidak) saya pajang, buat apa? Yang

penting hasil kerjanya keliatan, saya

dengan kelompok tukang pacul saya ini

ada nilai (manfaat) buat orang lain.”

jelasnya lagi.

Menurut Bang Udin, kunci dari ke-

berhasilannya adalah “Paham”. Konsep

“paham” ini kira-kira bisa diartikan

sebagai saling menghargai, saling me-

mahami dan mempunyai kesadaran akan

masalah bersama.

Inilah “senjata” andalan Bang Udin

dalam menghadapi berbagai pihak.

Seperti contoh, untuk masuk ke kawasan

Cinere dan Pondok Cabe, ia perlu me-

mahami kultur masyarakatnya yang

sangat menghargai “keramat” (benda

atau daerah yang diyakini bertuah),

sementara di kawasan Pesanggrahan

adalah kultur jawara.

Bang Udin juga giat menanamkan pe-

ngertian bahwa apa yang dilakukan akan

kembali ke diri sendiri. “Nah sekarang ada

tukang pancing, kalo ada yang buang

sampah dia yang marah, kalo ada yang

ngeracun dia sekarang yang ngudak-

ngudak (betawi, dikejar-kejar) pake

golok, bukan gua. Kenapa? Karena dia

merasa kali (sungai) itu bermanfaat”

Kata Bang Udin.

“Contoh lagi sayuran, berapa RT di sini

yang tiap hari nyari sayuran di sini,

sekarang mah bebas, asal di jaga, tapi

jangan coba-coba buang sampah di sini,

ntar gua pites (hajar)” selorohnya.

Dalam upayanya melestarikan ling-

kungan, ia selalu mengikut sertakan apa

yang dinamakan kearifan lokal. “Prabu

Siliwangi dalam prasasti bilang, jangan

buang sampah ke kali (sungai) karena kali

(sungai) adalah tempat mengenal Tuhan,

begitu juga kearifan lokal dari Dayak,

Makassar dan lainnya, kita harus bangga

dengan jati diri kita sebagai orang Jawa,

orang Makasar, kita kembali ke budaya

sendiri” demikian tegasnya.

Semangat kearifan lokal ini yang coba ia

tularkan kepada banyak pihak, termasuk

orang-orang dari berbagai daerah yang

belajar mengenai pelestarian alam ke

tempatnya. Di sini selalu ada warga dari

berbagai daerah seperti Jawa Tengah,

Makassar, Kalimantan bahkan dari luar

negeri yang datang, baik sekedar ber-

kunjung, studi banding, belajar atau ikut

bergabung dengan Kelompok Ling-

kungan Tani Hidup Sangga Buana.

Kepada tim Majalah Kiprah, Bang Udin

berpesan agar dalam melakukan pem-

bangunan, hendaknya orang-orang dari

Kementerian Pekerjaan Umum selalu

mempertimbangkan aspek kultur ma-

syarakat setempat atau kearifan lokal,

bagaimana orang Makassar, Orang Badui

dan lain-lain itu, juga yang terpenting

mengadakan pembinaan bagi masya-

rakat setempat agar program pem-

bangunan bisa berhasil dan tepat sa-

saran. (wy)

Papan peringatan di depan Posko KLTH Sangga Buana (foto:Wy)

Page 82: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH82

KARIKATURKARIKATUR

Page 83: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

83KIPRAH • Volume 36

Page 84: KIPRAH • Volume 36 · mendapatkan 3 edisi (kalau gak salah edisi 27, 28, 29). Tetapi sampai saat ini, saya tidak lihat lagi ada file pdf majalah Kiprah yang bisa saya download untuk

Volume 36 • KIPRAH84