Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKNA KEHIDUPAN TOKOH UTAMA NOVEL BIOLA TAK
BERDAWAI DAN SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA SEBUAH KAJIAN
DEKONSTRUKSI SASTRA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
YOHANES BOSCO DION RIKAYAKTO
NIM : 151232006
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Agustus, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN KARYA
Karya ini dipersembahkan kepada keluarga tercinta, istri Maria Magdalena Nanie Prihayati
dan anak Benedictus Yudhistira Navalis Adinatra, Vincentia Magistya Gendis Sarasvati.
Karya ini secara istimewa dipersembahkan kepada malaikat kecilku Gerardus Bimasena
Dimas Yurindra, Tuhan Memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Moto
“Segala Sesuatu Akan Indah Pada Waktunya”
(Pkh 3 : 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Rikayakto, Yohanes Bosco Dion. 2018. Makna Kehidupan Tokoh Utama Novel Biola Tak
Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku Karya Seno Gumira Ajidarma Sebuah
Kajian Dekonstruksi Sastra. Tesis. Yogyakarta: Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tesis ini mendiskusikan dua novel Indonesia modern yang berjudul Biola Tak Berdawai
dan Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma. Novel pertama
menggambarkan kehidupan tokoh Dewa yang memiliki kecacatan tubuh dan mental. Bagi
sang tokoh hidup adalah perjuangan panjang. Novel kedua menggambarkan betapa sibuknya
orang di tengah kehidupan metropolitan, sehingga tidak mengenal bagaimana menikmati
indahnya senja. Kritik sosial tersebut secara tersirat terungkap melalui tokoh Sukab.
Tujuan tesis ini mengungkap makna realitas hidup seperti tergambar pada novel Biola
Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku. Tesis ini mencoba menggapai tujuan
tersebut dengan menjawab pertanyaan (1) “Bagaimanakah tokoh Dewa dari novel berjudul
Biola Tak Berdawai dan tokoh Sukab dari novel Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno
Gumira Ajidarma dideskripsikan?” (2) “Makna kehidupan seperti apa saja yang dialami
tokoh Dewa dan Sukab dalam dua novel berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja
untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma?”.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan data terbagi menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer tesis ini adalah dua novel berjudul Sepotong Senja
Untuk Pacarku dan Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma. Data sekunder berupa
jurnal, buku teks dan internet. Tesis ini menggunakan teori Sastra, Karakter dan Novel.
Pendekatan yang dipergunakan adalah Dekonstruksi sastra (Post-modernisme) dari Derrida,
didukung roh Aos Katresnanisme dari Dr. Antonius Herujiyanto, M.A.
Hasil analisis penelitian ini adalah temuan tokoh novel Sepotong Senja Untuk Pacarku
dideskripsikan sebagai berikut. Tokoh Dewa novel Biola Tak Berdawai adalah tokoh yang
tulus, bersyukur dan selalu bersemangat. Sukab, adalah tokoh yang baik hati, suka membantu
dan bertanggung jawab.
Makna kehidupan novel dibagi dua yaitu makna tertulis (surface meaning) dan makna
sesungguhnya (deeper meaning). Surface meaning tokoh Dewa dari novel Biola Tak
Berdawai adalah memaknai jalan hidup adalah penderitaan. Surface meaning (makna literal)
tokoh Sukab dari novel Sepotong Senja Untuk Pacarku adalah hidup merupakan ruang dan
waktu yang selalu bersekutu. Deeper meaning tokoh Dewa dari novel Biola Tak Berdawai
adalah dibalik derita akan ada kebahagiaan yang menyambutnya, hidup akan indah dengan
cinta di dalamnya. Deeper meaning tokoh Sukab dari novel Sepotong Senja Untuk Pacarku
adalah hidup merupakan perjalanan panjang yang diperjuangkan.
Novel ini direkomendasikan untuk digunakan sebagai salah satu materi untuk
mengajar kelas sastra seperti prosa dan kritik sastra. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk menganalisis kedua novel tersebut dengan pendekatan New Historicism.
Kata kunci: sastra, dekonstruksi, katresnanisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Rikayakto, Yohanes Bosco Dion. 2018. The Meaning of Life of Main Characters in the
Novels Biola tak Berdawai (Stringless Violin) and Sepotong Senja untuk Pacarku (A
Piece of Twilight for my Love) by Seno Gumira Ajidarma – A Deconstructive Study.
Thesis. Yogyakarta: Magistry Program of Indonesian Language and Literature Education,
Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This thesis discusses two modern Indonesian novels by Seno Gumira Ajidarma: Biola tak
Berdawai (Stringless Violin) and Sepotong Senja untuk Pacarku (A Piece of Twilight for my
Love). The first novel portrays the life of Dewa, who is mentally and physically handicapped.
For him, life is a never-ending struggle. The second novel illustrates the hustling and
bustling life in a big city, that people forget how to enjoy the twilight. This social criticism is
depicted in the figure of Sukab.
The purpose of this thesis is to reveal the realistic meanings of life as depicted in both novels.
It tries to do it by answering the questions: 1) How the characters Sukab from Sepotong Senja
untuk Pacarku and Dewa from Biola tak Berdawai are described in the novels, and 2) What
is the meaning of life as experienced by the main characters of the two novels?
There are two types of data used in this study. The primary data are two novels, Sepotong
Senja untuk Pacarku and Biola tak Berdawai by Seno Gumira Ajidarma. The secondary data
are taken from related journals, textbooks, and the internet. This thesis uses theories of
Literature, Character, Deconstruction, and Antonius Herujiyanto’s Katresnanism. The
approach used is Post-Structuralism or Post-Modernism, in this case Derrida’s
Deconstruction. The findings say that Sukab is kind, helpful, and responsible; while Dewa is
sincere, grateful, and energetic.
The meaning of their life can be divided into two, surface meaning and deeper meaning. The
surface meaning (literal meaning) of Sukab’s life is seen as being limited into space and time;
in the meantime, its deeper meaning says that His life is such a long journey that everybody
must go through. The surface meaning of Dewa’s life is that it is filled up with struggles. The
deeper meaning of Dewa’s life is that it is full of joys and happiness.
These novels are recommended to be used as one of the materials to teach literary classes
such as Prose and literary criticism. It is also recommended that further researchers examine
the novels using new historicism approach.
Keywords: literature, deconstruction, katresnanism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur pertama-tama penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan berkah-Nya sehingga tesis yang berjudul MAKNA
KEHIDUPAN TOKOH UTAMA NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI DAN
SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA SENO GUMIRA
AJIDARMA SEBUAH KAJIAN DEKONSTRUKSI SASTRA dapat penulis
selesaikan dengan lancar.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan
dorongan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang
ini. Oleh karena itu, dari hati yang tulus perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian penyelesaian tesis
ini.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang telah memberikan motivasi
kepada penulis selama menyelesaikan tesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Dr. Antonius Herujiyanto, M.A selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan sejak awal
penulisan tesis hingga selesai.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan sejak awal penulisan Tesis
hingga selesai.
5. Drs. Pius Nurwidasa P, M.Ed., Ed.D, selaku dosen penguji tesis ini.
6. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang
telah memberikan banyak ilmu pengetahuan serta wawasan kepada penulis
selama belajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister sehingga penulis mempunyai bekal menjadi pengajar yang
cerdas, humanis dan profesional.
7. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., selaku ahli yang berkenan menguji
keabsahan/kredibilitas data analisis makna tokoh sebuah kajian Dekonstruksi
sastra.
8. Kepala SMA Kolese Gonzaga Jakarta, Pater Leonardus E. B. Winandoko, S.J.,
M.Ed yang telah memberikan semangat dan kebijakannya kepada penulis untuk
menyelesaikan tesis ini.
9. Pater Thomas Salimun Sarjumunarsa, S.J selaku mantan rektor Yayasan Wacana
Bhakti yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar lanjut
Magister di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Kedua orangtua penulis yaitu Bapak FX. Kasimin dan Ibu Valentina Eko Nurini
yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi Magister.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Bapak dan Ibu mertua, Bapak Yohanes Sarjimin dan Ibu Agnes Sudarmi yang
selalu sabar memberikan bantuan moral untuk mendukung selesainya studi ini.
12. Istri tercinta Maria Magdalena Nanie Prihayati, selalu setia menemani dalam
suka dan duka, memberikan dukungan moral dan material sehingga tesis ini
dapat diselesaikan.
13. Anakku tercinta Benedictus Yudhistira Navalis Adinantra yang selalu
memberikan kecerian dan semangat. Penulis juga menyampaikan doa dan terima
kasih untuk malaikat kecilku.
14. Kakak ipar Matius Hindi Hidayat, Adik ipar Antonius Tri Setyonugroho serta
Adik kandung Gerarda Vista Anrika dan Guido Dika Firguston, terima kasih
untuk semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
15. Nenek Brotolipuro, yang memberikan petuah-petuah luar biasa untuk penulis
sehingga dapat menyikapi secara baik proses menyelesaikan tesis.
16. Gregorius Dimas Kurnia Saputra, yang telah membantu segala kesulitan selama
penulis menyelesaikan tesis ini.
17. Crew Bus Rosalia Indah nomor lambung 508 dan 509, Bapak Slamet, Bapak
Agus, Bapak Nugroho, Bapak Erin dan Mas Wisnu yang selalu memberikan
sharing kehidupan dan memberikan semangat.
18. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan fasilitas baik spiritual maupun materiil sehingga dapat selesainya
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................iv
MOTO ................................................................................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI....................................................................................................................xiv
DAFTAR SKEMA DAN TABEL ..................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 7
1.5 Definisi Istilah ................................................................................................................ 8
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ....................................... 14
2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.2 Landasan Teori............................................................................................................. 14
2.3 Konteks Sastra ............................................................................................................. 38
2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................................................ 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 45
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................. 45
3.2 Sumber Data................................................................................................................. 47
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 48
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................................... 49
3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................................... 50
3.6 Triangulasi Data ........................................................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 54
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................................ 54
4.2 Analisis Data ............................................................................................................... 56
4.2.1 Deskripsi Tokoh Novel Biola Tak Berdawai
dan Sepotong Senja untuk Pacarku .............................................................................. 56
4.2.2 Makna Kehidupan Novel Biola Tak Berdawai
dan Sepotong Senja untuk Pacarku ............................................................................. 68
4.3 Pembahasan ................................................................................................................ 82
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 89
5.1 Simpulan ...................................................................................................................... 89
5.2 Saran ............................................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 96
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 98
TRIANGGULASI DATA ................................................................................................ 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SKEMA DAN TABEL
Halaman
Gambar 2.1 Skema konsep pemikiran Dekonstruksi sastra ................................. 24
Tabel 2.2 Kebenaran Sejati: Aos Katresnanisme ................................................... 28
Tabel 2.3 Konteks Periode Sosial-Politik Sastra Indonesia ................................... 32
Gambar 2.3 Skema Kerangka Berpikir Penelitian ................................................. 44
Gambar 3.1 Novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku ........ 47
Gambar 3.2 Skema Analisis Data .......................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Tokoh Novel Biola Tak Berdawai .......................................... 98
Lampiran 2 Analisis Tokoh Novel Biola Tak Berdawai .................................... 103
Lampiran 3 Analisis Makna Hidup Novel Biola Tak Berdawai ........................ 112
Lampiran 4 Data Tokoh Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku ...................... 134
Lampiran 5 Analisis Tokoh Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku ............... 139
Lampiran 6 Analisis Makna Hidup Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku .... 148
Lampiran 7 Triangulasi Data Tokoh Novel Biola Tak Berdawai ..................... 169
Lampiran 8 Triangulasi Analisis Tokoh Novel Biola Tak Berdawai ................ 177
Lampiran 9 Triangulasi Analisis Makna Hidup Novel Biola Tak Berdawai ..... 193
Lampiran 10 Triangulasi Data Tokoh Novel
Sepotong Senja Untuk Pacarku ........................................................................ 218
Lampiran 11 Triangulasi Analisis Tokoh Novel
Sepotong Senja Untuk Pacarku ....................................................................... 226
Lampiran 12 Triangulasi Analisis Makna Hidup Novel Sepotong Senja Untuk
Pacarku ............................................................................................................... 239
Lampiran 13 Artikel Jurnal Penelitian Tesis yang Telah Dikirimkan ke Jurnal
Nasional Terakreditasi ......................................................................................... 271
BIODATA PENULIS ......................................................................................... 272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini terbagi menjadi lima subbab. Kelima subbab tersebut masing-
masing mengenai Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Rumusan Masalah, Manfaat
Penelitian, Definisi Istilah dan Sistematika Penulisan.
1.1 Latar Belakang
Kedekatan sastra dengan realitas hidup sangatlah erat. Dimensi yang
selalu mendasari roh munculnya kekuatan sastra adalah sebuah realitas
kehidupan yang benar-benar dirasakan sebagai simbol kebenaran sejati.
Kebenaran sejati merupakan kesatuan antara nilai-nilai positif manusia yang
digerakkan oleh cinta. Maka sastra dapat dikatakan sebagai potret kehidupan
manusia yang paling riil.
Banyak perspektif mengenai sastra yang bisa dijadikan sebagai acuan
untuk mengapresiasinya. Mulai kemunculan Teori Sebelum Teori (Antonius
Herujiyanto, 2007) yang muncul pada tahun 1960an dengan susbtansi pemahaman
mengenai common sense kemudian berkembang pada ranah new criticism yang
bermuara pada kritik sastra, dalam hal ini memandang sastra selalu melaju pada
tataran dimensi yang lebih luas dan menganggap semua hal di sekeliling kita
harus bisa disebut sebagai sebuah teks (Jan van Luxemburg, 1986: 52). Dalam hal
ini new critism menggarisbawahi pentingnya karya satra dipandang sebagai
sebuah teks “You Live with Teks and Die With You Teks” merupakan kata kunci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam menganalisis karya sastra melalui pendekatan New Critism (Antonius
Herujiyanto, 2007)
Diakui bahwa semua yang dibicarakan tersebut tampaknya lebih condong
pada pola pikir barat. Sejatinya kita sebagai bangsa timur memiliki filosofi yang
cukup kuat untuk melihat sisi dari sastra itu sendiri. Teori Katresnanisme,
menurut peneliti adalah kajian yang cukup magis untuk menerjemahkan apa itu
sastra. Pada teori ini, sastra diangkat sebagai sebuah roh yang memiliki konsep
pada tataran give (memberi). Banyak hal yang dapat dikaji dari Katresnanisme
ini, peneliti tertarik karena yang dibicarakan berangkat dari sebuah realitas hidup
yang terkonstruksi menjadi sari atau oas (inti) hidup itu sendiri. Luar biasa
holistic dan magis implementasi Katresnanisme, hal yang terkadang tidak
terpikirkan dapat menjadi sebuah karya yang otentik, inovatif dan memberikan
pemahaman mengenai kebenaran hidup sampai pada situasi jiwa yang katarsis.
Dewasa ini karya sastra yang dikembangkan terkadang berpedoman
pada nilai jual. Ada beberapa karya yang didasari pada imitasi dan
mengesampingkan keaslian dari karya itu sendiri. Melihat fenomena tersebut
peneliti ingin menganalisis tentang kekuatan sastrawan dalam menciptakan
sebagai potret kehidupan manusia yang sebenarnya. Karya yang mendasari
sebuah kekuatan batin dalam mengembangkan buah pikiran manusia yang selalu
berkembang dan maju.
Peneliti tertarik dengan kedua novel karya Seno Gumira Ajidarmo,
yang berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku karena
kedua novel tersebut memberikan banyak cerminan kehidupan yang langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terimplementasi pada kehidupan yang sesungguhnya. Aspek cerita yang
dimunculkan pada kedua novel tersebut memberikan gambaran riil adanya
sebuah fenomena hidup. Kekuatan dalam penggunaan kata-kata pada kedua
novel tersebut sungguh menginspirasi dalam melihat fenomena hidup secara
menyeluruh. Kontekstual sebuah permasalahan yang sangat pelik dapat dirangkai
menjadi sebuah cerita yang sarat akan makna
Cerita yang diangkat dalam kedua novel karya Seno Gumira Ajidarmo,
yang berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku, menjadi
gambaran nyata bahwa karya sastra memiliki kekuatan dalam memberikan
sebuah penekanan konstruksi pada pembacanya. Pembaca diajak untuk lebih
mendalami secara masiv alur pemikiran dan alur cerita yang dituangkan dalam
dua novel tersebut. Pembaca tidak sekadar menjumpai pemaknaan awal saja,
melainkan diajak menelisih dinamika cerita yang diangkat secara lebih
mendalam.
Kedua novel karya Seno Gumira Ajidarmo, menurut pandangan peneliti
memberikan nuansa yang cerdas mengenai filososi hidup manusia yang paling
mendasar. Hal tersebut terbukti nyata dalam judul yang dituliskan penuh dengan
estetika bahasa. Judul yang tertulis dalam kedua novel tersebut memunculkan
sebuah konstruksi makna dari pembacanya. Maka dari itu penikmat sastra dapat
memberikan sebuah interpretasi kuat pada karya-karya sastra yang dibacanya.
Satu kata dapat menimbulkan multi persepsi yang nantinya akan berujung pada
sebuah dekonstruksi sastra itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk
Pacarku, dapat dikatakan sebagai titik aos (inti) hidup manusia. Manusia diajak
berefleksi pada kehidupan yang paling mendasar, tidak sekadar melihat kulit luar
kehidupan melainkan dihadapkan pada sebuah fenomena yang paling mendalam.
Hal tersebut menjadi barometer sikap yang ditunjukkan oleh manusia, apakah
sebagai makhluk ciptaan Tuhan dapat memaknai sebuah aos (inti) hidup secara
bijaksana atau justru sebaliknya.
Peneliti merasa tertarik dengan novel berjudul Biola Tak Berdawai dan
Sepotong Senja Untuk Pacarku, karya Seno Gumira Ajidarmo karena melihat
sikap pengarang yang memberikan keleluasaan pembaca untuk
mengkonstruksikan hal yang disampaikan pada kedua karya tersebut. Kecerdasan
pengarang menyampaikan sisi hidup manusia yang dianalogikan pada sebuah
sastra dapat merangsang daya imajinasi pembaca dalam melihat sisi paling inti
hidup manusia.
Pemaknaan yang dimunculkan pada kedua novel tersebut tentunya
membutuhkan sebuah daya pikir yang sangat kuat. Pembaca tidak bisa sekadar
memaknai sebuah cerita secara dangkal namun kepuasan dalam menikmatinya
akan didapat apabila pembaca dapat menkonstruksi dan mendekonstruksi dari
kedua karya tersebut. Peneliti merasa dibawa pada sebuah eksamen hidup.
Pandangan yang sejalan dengan Teori Pendekatan Dekonstruksi atau Post-
Modernisme di mana peran binary opposition.
Selanjutnya pengendapan dari proses kehidupan yang begitu panjang
mampu menjadi cermin nyata bahwa manusia tidak bisa keluar dari sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pemikiran yang dijalankan. Namun manusia dapat memaknai satu kejadian yang
mengubah kehidupannya.
Pesan yang hendak disampaikan pada kedua novel tersebut perlu
dimaknai sebagai sebuah dinamika hidup yang terkadang memunculkan sebuah
aos (inti) makna hidup. Makna kehidupan tersebut yang hendaknya ditanyakan
kembali dalam diri manusia, apakah ini menjadi panggilan manusia yang
dititipkan Tuhan untuk dijalankan.
Dalam konteks hidup sehari-hari manusia ditemukan cukup banyak
makna mendasar yang terungkap pada tingkah laku. Beberapa diantaranya
terungkap bahwa terkadang apa yang dilakukan belum tentu sama dengan apa
yang dimaksudkan. Apabila berbicara hal tersebut terkait dengan sastra dapat
dikaitkan juga dengan masalah budaya yang ada di Asia.
Diambil sebagai contohnya budaya Jawa, orang-orang Jawa sangat
sopan dan sederhana, bahkan cenderung tunduk. Mereka mempunyai rasa
kesopanan dan tidak pernah bertindak atau berkata kasar. Meskipun terasing,
namun mereka sabar, tenang dan cenderung tidak suka mengusik urusan oarng
lain. Mereka berjalan dengan lambat dan tidak tergesa-gesa, namun menjadi
tangkas apabila diperlukan (Thomas Stamford Raffles, 2016: 35)
Melihat definisi budaya orang Jawa tersebut dapat dikaitkan dengan
pendekatan dekonstruksi sebuah sasrta. Sastra muncul tidak hanya pada Surface
Meaning namun lebih pada Deeper Meaning. Dekonstruksi masyarakat Jawa
atas makna-makna yang diinginkan terkadang membutuhkan sebuah pemahaman
yang lebih mendalam. Masyarakat berkata A tetapi sebenarnya masih ada makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
lain yang ingin disampaikan. Hal ini sama juga dalam pemikiran pragmatik
sebuah bahasa, ada konsep lokusi, ilokusi dan perlokusi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah tokoh Dewa dari novel berjudul Biola Tak Berdawai dan
tokoh Sukab dari novel berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno
Gumira Ajidarma dideskripsikan?
b. Makna kehidupan seperti apa saja yang dialami tokoh Dewa dan Sukab dalam
dua novel, Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku karya
Seno Gumira Ajidarma ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini akan dijelaskan dua tujuan penelitian, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengungkap makna kehidupan tokoh utama
yang terdapat pada dua novel karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Biola
Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku. Peneliti ingin melihat aspek
kehidupan yang tergambar dalam penokohan pada novel tersebut. Makna yang
tergambar adalah lika-liku kehidupan yang dialami oleh tokoh yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dalam novel yang berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk
Pacarku.
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini mengarahkan kajiannya untuk memahami secara rinci mengenai.
1. Mendeskripsikan tokoh Dewa dari novel Biola Tak Berdawai dan tokoh Sukab
dari novel Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma.
2. Mendeskripsikan makna kehidupan yang dialami tokog Dewa dan Sukab
dalam novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku karya
Seno Gumira Ajidarma.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan
mengenai pemaknaan karya sastra menggunakan pendekatan Dekonstruksi
sastra, yang mana dapat dikaitkan dengan filosofi kehidupan masyarakat
Jawa, yaitu Aos Katresnanisme.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi wahana bagi peneliti dalam
mengimplementasikan ilmu dalam kehidupan bermasyarakat dan
memperkaya wawasan yang bermanfaat untuk pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
profesionalisme karier peneliti dan sebagai pemerhati mengenai kajian
kesusastraan.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat dalam
bentuk tulisan yang menjadi bentuk alih pengetahuan (transfer of knowled)
mengenai satra. Masyrakat menjadi lebih paham bahwa hidup manusia itu
sendiri merupakan sastra, karena sastra adalah gambaran riil kehidupan
manusia.
1.5 Definisi Istilah
Dalam penelitian ini berbagai istilah yang khas akan dibatasi
pengertiannya, agar tidak menimbulkan salah penafsiran. Istilah-istilah yang
perlu dibatasi pengertiannya adalah
a. Sastra sebagai Pengalaman
Yang dimaksud dengan pengalaman di sini adalah jawaban (response)
yang utuh dari jiwa manusia ketika kesadarannya bersentuhan dengan
kenyataan (realitas). Disebut utuh karena tidak hanya meliputi kegiatan
pikiran atau nalar, akan tetapi juga kegiatan perasaan dan khayal (imajinasi).
Maksud dari kenyataan (realitas) ialah sesuatu yang dapat merangsang
atau menyentuh kesadaran manusia, baik itu yang ada di dalam dirinya
maupun yang ada di luar dirinya. Gagasan-gagasan, perasaan-perasaan dan
gambaran-gambaran khayali (citra) yang muncul dalam kesadaran seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dapat menjadi sasaran pemikiran, perasaaan, pengkhayalan sehingga terwujud
pengalaman baru (Jakob Sumardjo dan Saini K.M, 1986: 10)
b. Sastra Ekspresi Jiwa
Pengertian bahwa karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang
merupakan pengertian yang dianut kuat oleh kaum romantik. Pengertian
demikianlah yang kemudian membuat banyak studi sastra yang mendekati
karya sastra secara psikologi, konstruksi dan dekontruksi. Mencoba
mamahami karya sastra dengan melihat latar belakang kejiwaaan pengarang
atau setidaknya seperti yang terkemuka dalam dekonstruksi sastra yaitu
menanyakan apa yang dimaksud oleh si pengarang dengan karya-karyanya
(Faruk, 2015: 45)
c. Novel
Pada tahun 1785, Clara Reeve dalam buku Teori Kesusastraan Rene
Wellek menjabarkan perbedaan kedua ragam novel. Novel adalah gambaran
dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu
ditulis. Novel bersifat realistik, berkembang dari bentuk-bentuk naratif
nonfiksi: surat, jurnal, memoar atau biografi, kronik atau sejarah. Dengan
kata lain novel berkembang dari dokumen-dokumen. Secara stilistik, novel
menekankan pentingnya detail dan bersifat “mimesis” dalam arti sempit.
Novel lebih mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan psikologi yang lebih
mendalam. Kritikus yang menganalisis novel, umumnya membedakan tiga
unsur pembentuk novel: alur, penokohan, dan latar (Rene Wellek, 1995: 282-
283).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran
yang luas. Ukuran yang luas di sisni dapat berarti cerita dengan plot (alur)
yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita
yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Istilah novel sama
dengan istilah roman. Kata novel berasal dari bahasa Italia yang kemudian
berkembang di Inggris dan Amerika serikat. Sedang istilah roman berasal dari
genre romance dari abad pertengahan yang merupakan cerita panjang tentang
kepahlawanan dan percintaan.
Novel dapat dibagi menjadi tiga golongan, yakni novel, percintaan,
novel petualangan, dan novel fantasi.
Novel percintaan, melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara
seimbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan. Dalam jenis
novel ini digarap hampir semua tema, dan sebagian besar novel termasuk
jenis ini.
Novel petualangan, sedikit sekali memasukkan peranan wanita. Jika
wanita tersebut dalam novel jenis ini, maka penggambarannya hampir
stereotip dan kurang berperan. Jenis novel petualangan adalah “bacaan kaum
pria” karena tokoh-tokoh di dalamnya pria dan dengan sendirinya melibatkan
banyak masalah dunia lelaki yang tidak ada hubungannya dengan wanita.
Meskipun dalam jenis novel petualangan ini sering ada percintaan juga,
namun hanya bersifat sampingan belaka: artinya novel itu tidak semata-mata
berbicara persoalan cinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba
tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel jenis ini
mempergunakan karakter yang tidak realistis, setting dan plot yang juga tidak
wajar untuk menyampaikan ide-ide penelitinya. Jenis novel ini
mementingkan ide, konsep, gagasan sastrawannya yang hanya dapat jelas
kalau diutarakan dalam bentuk cerita fantastik, artinya menyalahi hukum
empiris, hukum pengalaman sehari-hari (Jakob Sumardjo dan Saini K.M,
1986: 29-30).
d. Sastra sebagai Bahasa
Bahasa tampaknya merupakan unsur yang penting dan dasar dari
pengertian sastra. Namun, bahasa cenderung tidak dianggap sepenuhnya
identik dengan sastra. Sastra dipahami sebagai bahasa tertentu yang khusus,
yang berbeda dari bahasa pada umumnya. Apa yang disebut sebagai susastra
sering kali diartikan sebagai bahasa yang indah, bahasa yang berirama, yang
mempunyai pola-pola bunyi tertentu seperti persajakan, ritme, asonansi dan
aliterasi dan sebagainya.
Untuk menarik perhatian pada dirinya sendiri, bahasa karya sastra
melakukan penyimpangan terhadap kaidah-kaidah bahasa sehari-hari,
menciptakan gambaran atau citra kehidupan yang berbeda dengan persepsi
yang lazim, melakukan pengasingan terhadap segala yang sudah dikenal.
Kaidah bahasa sehari-hari, gambaran kehidupan yang lazim, yang sudah
dikenal, dianggap sesuatu yang sudah otomatis atau terotomatisasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Penyimpangan terhadapnya merupakan tindakan deotomatisasi atas segala
yang sudah rutin atau terotomatisasikan.
Dengan cara demikian, bahasa yang di dalam kehidupan sehari-hari
tidak disaadari lagi kehadirannya dianggap sebagai suatu kaca yang
transparan, sekadar media penyampaian pesan, hanya berfungsi sebagai alat,
tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang menonjol, disadari kembali
kehadirannya menjadi tujuan dan pusat perhatian itu sendiri. Dengan
membaca karya sastra, persepsi pembaca yang sudah tertumpulkan oleh
rutinitas mengalami penyegaran kembali (Faruk, 2015: 41-42).
e. Katresnanisme
Teori Katresnanisme (Antonius Herujiyanto, 2007) adalah istilah yang
mengacu pada hasil karya induktif berfungsi sebagai pengingat dari jati diri
seseorang dan eksistensi seseorang yang diberikan karena Katresnanisme
atau cinta ilahi muncul setelah seseorang lahir. Ini juga berfungsi sebagai cara
praktis untuk memperhatikan dan melihat diri manusia. Dengan demikian
manusia akan memandang sesuatu hal, misalnya situasi hidup dan karya
manusia dengan menggunakan situasi yang positif.
Pemikiran positif menghasilkan pemahaman yang lebih baik
mengenai hal-hal termasuk kepentingan seseorang, sehingga seseorang dapat
melihat bahwa “memberi berarti menerima”. Dalam katresnanisme,
pemikiran positif hanyalah bersifat sentral. Untuk memiliki pemikiran positif
dengan demikian manusia hendaknya memiliki sikap katresnanisme (Anton
Herujiyanto, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
f. Post-Modernisme atau Dekonstruksi
Dapat dikatakan “Post-Modernisme” merupakan sebuah sarana,
sebuah naluri, sebuah kecenderungan daripada sebuah pemikiran eksplisit.
Kecenderungan tersebut kemudian mendapat ekspresi melalui pelbagai sarana
konseptual yang sangat berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, “Post-
Modernisme” melawan pemikiran totaliter dan filsafat identitas. “ Post-
Modernisme” curiga terhadap prinsip-prinsip universal sebagai sarana
dominasi.
Dengan istilah Lyotard, “Post-Modernisme”, menolak “cerita besar”
demi “cerita-cerita kecil”, jadi teori-teori dan paham-paham besar yang
menyingkirkan cara orang nyata dalam komunitasnya memahami diri.
Mereka menolak paham-paham universal sebagai “kediktatoran pemaknaan”
yang menindas makna-makna nyata masing-masing komunitas (Franz Magnis
Suseno, 2005: 229-230).
1.6 Sistematika Penulisan
Tesis ini terdiri atas lima Bab. Bab I berisi Pendahuluan yang memuat
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Istilah,
Sistematika Penulisan. Bab II berisi Landasan Teori yang memuat tentang
Penelitian yang Relevan dan Kerangka Teori. Bab III berisi Metodologi
Penelitian yang memuat Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Triangulasi Data. BAB IV berisi Hasil
Analisis dan Pembahasan dan BAB V berisi Simpulan dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bagian ini terbagi menjadi tiga subbab. Ketiga subbab tersebut masing-
masing mengenai Tinjauan Pustaka, Landasan Teori dan Kerangka Berpikir
Penelitian.
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka yang dianggap relevan dengan objek penelitian ini meliputi
beberapa tulisan dalam bentuk buku maupun hasil penelitian yang telah dilakukan.
Baik yang difokuskan pada teori maupun objek penelitian. Beberapa konsep kata
dalam penelitian ini sebagai kunci utama bagi peneliti untuk menggarisbawahi
berbagai persamaan, perbedaan, kontrapretasi, sekaligus menunjukkan posisi kajian
dan penelitian ini. Konsep-konsep yang dismaksud, yaitu 1. Kajian makna hidup dari
novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku 2. Kajian
Dekonstruksi Sastra dan Katresnanisme
Interaksi simbolik tokoh dewa dalam novel Biola Tak Berdawai karya Seno
Gumira Ajidarma: kajian interaksionisme simbolik George Herbert Mead, karya
tersebut sesuai dengan kajian penelitian yang akan dilakukan. Kesesuaian dengan
aspek karya sastra yang menjadi sumber datanya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Sastra, Politik, Kebudayaan, Karakter, Sosial dan Novel,
Psikoanalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pada pembahasan ini akan diulas lebih mendalam mengenai Teori sastra dan
Novel yang akan melengkapi tinjauan pustaka pada penelitian ini.
2.2.1.1 Teori Sastra
Sastra adalah adalah karya dan kegiatan seni yang berhibungan dengan
ekspresi dan penciptaan. Bahan untuk mewujudkan bentuk sastra adalah bahasa.
Bahasa dalam sastra dapat berwujud lisan dan melahirkan sastra lisan. Tetapi juga
dapat dalam bentuk tulisan dan melahirkan sastra tulis. Dalam buku ini sastra tulis
inilah yang akan dibahas.
Baik sastra tulis maupun sastra lisan mewujudkan dirinya daalam suatu
bentuk. Sedang bentuk sastra itu bermacam ragam. Namun apapun bentuknya, setiap
bentuk itu terdiri dari satuan unsur-unsur yang membentuk suatu susuan atau struktur
sehingga menjadi menjadi sesuatu wujud yang bulat dan utuh. Suatu bentuk sastra
disebut indah apabila organisasi unsur-unsur yang dikandung di dalamnya memenuhi
syarat-syarat. Adapun syarat-syarat keindahan tadi ialah (1) keutuhan (unity), (2)
keselarasan (harmony), (3) keseimbangan (balance), dan fokus atau pusat penekanan
sesuatu unsur (right emphasis) (Jakob Sumardjo dan Saini K.M, 1986: 4).
Sastra tidak dapat didefinisikan secara universal. Sastra bukanlah sebuah
benda yang kita jumpai, sastra adalah sebuah nama yang dengan alasan tertentu
diberikan kepada sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan.
Berikut adalah faktor yang dewasa ini mendorong para pembaca untuk menyebut
teks ini sastra dan teks bukan sastra. Yang dikaitkan dengan pengertian sastra ilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
teks-teks yang tidak melulu disusun atau dipakai untuk suatu tujuan komunikatif
yang praktis dan hanya berlangsung untuk sementara waktu saja.
Secara agak dibuat-buat hasil sastra dipergunakan dalam situasi komunikasi
yang diatur oleh suatu lingkungan kebudayaan tertentu. Ini berlaku bagi karya-karya
pentas dan bagi novel-novel dan kumpulan sajak yang di toko buku kita cari di
bagian “ sastra”. Juga bacaan yang dijual di kios-kios atau di terminal bis dan stasiun
tidak langsung bertujuan pragmatik, artinya supaya langsung dapat dipergunakan,
melainkan ditawarkan sebagai bacaan hiburan, maka dari itu juga terangkum dalam
deskripsi ini. Tetapi dalam batasannya deskripsi ini tidak ada tempat bagi cerita-
cerita mengenai sesuatu yang kami alami sendiri, sekalipun cerita itu dalam
susunannya tidak jauh berbeda dengan cerita-cerita yang ditulis dengan teknik-teknik
tertentu. Ini juga berlaku bagi slogan-slogan dari dunia iklan. Tetapi dalam batasan
deskripsi ini lelucon-lelucon tidak perlu disingkirkan.
Bagi sastra barat dewasa ini kebanyakan teks drama dan cerita mengandung
unsur fiksionalitasi. Bila teks-teks rekaan kita sebut sastra, kita tidak memberikan
suatu penilaian; baik Arjuna Wiwaha maupun Arjuna Mencari Cinta termasuk sastra
rekaan.bagi orang Yunani dahulu kala fiksionalitas tidak relevan untuk membatasi
pengertian sastra; di Tiongkok zaman dahulu teks-teks rekaan justru tidak dianggap
sastra. Puisi lirik tidak begitu saja dinamakan “rekaan”. Di sini kategori yang lebih
suka dipakai ialah konvensi distansi: menjadi sepakat untuk mengambil jarak,
sehingga setiap sajak yang menampilkan seorang “Aku” dengan begitu saja kita
anggap sebagai sebuah pengakuan pribadi sang penyair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam sastra bahnnya diolah secara istimewa. Ini berlaku baik bagi puisi
maupun prosa. Cara pengolahan tersebut berbeda-beda. Ada yang menekankan
ekuivalensi, ada yang menekankan penyimpangan dari tradisi bahasa atau tata
bahasa, seperti misalnya diperlihatkan oleh angkatan 45. Yang juga sering disebut
sebagai ciri bahasa sastra ialah unsur ambiguitas (suatu kata mengadung lebih dari
satu arti). Bagaimana bahannya dioleh secara tersendiri hanya dapat dialami dan
dilukiskan, bilamana seseorang bertitik pangkal pada sebuah norma.
Norma itu ialah pengolahan bahan dalam teks-teks nonsastra, misalnya
sebuah teks ilmiah atau jurnalistik, atau pengolahan bahan dalam teks-teks sastra
sebelumnya. Tetapi sejauh mana penggunaan bahasa secara istimewa diamati atau
dicerap tergantung dari pengetahuan bahasa dan pengalaman sastra si pembaca.
Sebuah pengertian seperti “bahasa puitik” tidak pernah dapat dibatasi secara mutlak.
Pengolahan bahan secara istimewa juga diterapkan dalam teknik-teknik tertentu yang
dipakai dalam penelitian teks-teks naratif dan drama.
Sebuah karya sastra dapat kita baca menurut tahap-tahap arti yang berbeda-
beda. Dalam sebuah novel misalnya kita tidak hanya menjadi maklum akan
pengalaman dan hidup batin tokoh-tohoh fiktif, tetapi lewat peristiwa-peristiwa itu
kita juga memperoleh pengertian mengenai tema-tema yang lebih umum sifatnya,
misalnya tema sosial, penindasan dalam masyarakat, praktik-praktik korupsi, cinta
kasih, pengorbanan seorang ibu dan lain sebagainya.
Dalam puisi dan novel kita berjumpa dengan ucapan-ucapan mengenai dunia.
Sejauh mana tahap-tahap arti itu dapat dimaklumi sambil membaca sebuah karya
sastra tergantung pada mutu karya sastra yang bersangkutan dan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pembaca dalam bergaul dengan teks-teks sastra. Juga karya-karya yang bersifat
nonfiksi dan yang juga tidak dapat digolongkan pada puisi, karena ada kemiripan,
digolongkan pada karya sastra. Yang dimaksudkan adalah karya-karya yang bersifat
naratif, seperti biografi-biografi atau karya-karya yang menonjol karena bentuk dan
gayanya. Demikian juga surat menyurat antara dua orang sastrawan lebih mudah
digolongkan pada sastra, daripada surat menyurat antara dua sejarawan.
Terdapat karya-karya yang semula tidak dianggap sebagai suatu karya sastra,
tetapi kemudian dimasukkan ke dalam kategori sastra. Karya sejarawan Inggris
Gibbon, History of the Decline and Fall of the Roman Empire (1781) kini tidak
pertama-tama dibaca sebagai sebuah penelitian sejarah, melainkan karena sifat-sifat
gaya bahasa akan didekati dari sudut sastra Inggris. Demikian juga kakawin
Nagarakertagama dapat dibaca sebagai suatu laporan perjalanan dan kisah
masyarakat Jawa pada pertengahan abad ke-14, maupun sebagai sebuah karya sastra.
Epos Ramayana akan dibaca sebagi sebuah cerita, dan tidak pertama-tama sebagai
seuatu uraian mengenai kode dharma seorang ksatria atau sebagai suatu informasi
mengenai invasi bangsa Aria ke semenanjung India (Mieke Bal dan Willem G.
Weststeijn, 1986: 9-11)
Pengertian tentang sastra yang berlaku pada zaman Romantik tidak
merupakan suatu kesatuan. Tidak semua tokoh Romantik mempunyai pendapat yang
sama mengenai sastra. Sekalipun demikian kita dapat menyebut beberapa ciri yang
selalu muncul kembali. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan
pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru,
meneruskan proses penciptaan di dalam semesta alam, bahkan menyempurnakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sastra terutama merupakan suatu luapan emosi yang spontan. Dalam puisi
terungkap napsu-napsu kodrat yang bernyala-nyala, hakikat hidup dan alam. Menurut
ucapan Wordswort dalam “Kata Pengantar”nya bagi Lyrical Ballads (1800): Poetry
is the spontaneous overflow powerfull feelings”. Unsur kreativitass dan spontanitas
biarpun tidak terang-terangan dewasa ini pun sering dijadikan pedoman (Jan van
Luxemburg, 1986 : 5).
Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain; sastra tidak
bersifat komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan di dalam karyanya
sendiri. Dalil ini masih bergema di dalam hampir setiap pendekatan setiap sastra.
Karya sastra yang “otonom” itu bercirikan suatu koherensi. Pengertian koherensi itu
pertama-tama dapat ditafsirkan sebagai suatu keselarasan yang mendalam antara
bentuk dan isi. Setiap isi berkaitan dengan suatu bentuk atau ungkapan tertentu.
Dalam pandangan ini puisi dan bentuk-bentuk sastra lainnya “menggambarkan” isi,
bahasanya bersifat platis. Tokoh romantik berkebangsaan Inggris, Coleridge, melihat
koherensi itu sebagai suatu kaitan organik (seperti terdapat antara anggota-anggota
tubuh manusia).
Sastra menghidangkan sebuah sintesa antara hal-hal yang saling
bertentangkan. Pertentangan-pertentangan tersebut aneka rupa bentuknya, ada
pertentangan antara yang disadari dan yang tidak disadari, antara pria dan wanita,
antara roh dan benda dan seterusnya. Pendapat bahwa puisi mempersatukan
pertentangan dalam sebuah sintesa, umum kita jumpai pada aliran new critics di
Amerika (“The language of poetry is the language of paradox”) dan pada kritik
strukturalistik Prancis tahun enam puluhan abad ini (Jan van Luxemburg, 1986 : 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Sastra mengungkapkan yang tidak terungkap. Oleh puisi dan bentuk-bentuk
lainnya ditimbulkan aneka macam asosiasi dan konotasi. Dalam sebuah teks sastra
kita berjumpa dengan sederetan arti yang dalam bahasa sehari-hari tak dapat
diungkapkan. Pandangan romantik tersebut masih kita jumpai dalam sebuah ucapan
Ronald Barthes; menurut dia, menafsirkan sebuah teks sastra tidak boleh
menunjukkan satu arti saaja, melainkan membeberkan aneka kemungkinan.
Istilah-istilah dari zaman Romantik, seperti kreasi, ekspresi, otonomi,
koherensi, sintesa dan yang tidak terungkap masih tetap kita jumpai dalam ulasan
tentang sastra. Berdasarkan penilaian mereka terhadap sifat otonomi sebuah karya
sastra, maka aliran Romantik sangat menghargai bentuk, yaitu cara sebuah karya
sastra mengungkapkan sesuatu. Bagi kaum formalis, sekelompok teoritikus sastra
dari Rusia pada awal abad ini, maka cara pengungkapan merupakan ciri khas bagi
kesusastraan. Kesastraan (literaturnost) ditentukan oleh cara bahannya disajikan.
Dalam hal puisi, maka bahan itu ialah bahasa yang dipakai serta subyeknya, dalam
hal teks-teks naratif ialah sejarah atau peristiwa yang diceritakan.
Lain daripada kaum romantis, maka kaum formalis tidak menganggap bahasa
kiasan sebagai ciri khas bagi sifat kesusastraan. Dalam bahasa sehari-hari pun kita
memakai kiasan-kiasan, tetapi di sini, demikiankaum formalis, efek kiasan itu justru
mempercepat pengertian. Ucapan “bibir” dengan cepat dan lebih efisien
menerangkan sesuatu daripada keterangan” berita itu dituturkan oleh semua orang”.
Tetapi dalam bahasa sastra kiasan justru memperlambat, efeknya mengasingkan.
Sebagai contoh dapat diajukan kalimat ini dari Rendra dalam Empat Kumpulan
Sajak:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
“Ranjang bulan, ranjang pengatin”
Menurut kaum formalis maka yang berlaku bagi lambang-lambang puisi,
berlaku juga bagi bahasa sastra pada umumnya; oleh sastrawan bahasa ditangani,
disulap, sehingga mengasingkan, sehingga kita bertanya: apa ini artinya? Efek
penyulapan ini juga bersifat deotomatisasi: dalam bahasa sehari-hari setiap kata
sudah ada arti tertentu, tetapi dalam bahasa sastra kita memperoleh suatu pandangan
baru dan tidak terduga terhadap kenyataan dan barang-barang (Miekel Bal dan
Willem G. Weststeijn, 1986: 6-7).
Para formalis merumuskan sastra sebagai teks-teks yang mempunyai ciri
sebagai berikut: oleh pengarang teks-teks itu sudah diubah sehingga efeknya
mengasingkan dan melepaskan dari otomatisasi (deotomatisasi) bagi pencerapan kita.
Tentu saja bagi para formalis itu sastra bukanlah suatu yang statik. Kepandaian
seorang pengarang untuk menyulap teksnya dapat kehilangan efektivitasnya. Maka
dari itu susunan sastra terus menerus berubah.
Dalil para formalis tersebut oleh Roman Jakobson pernah dijabarkan secara
sistematik. Bilamana dalam ungkapan bahasa teks sendiri ditekankan, cara sesuatu
diungkapkan, maka fungsi puitiklah yang dominan. Fungsi puitik itu dominan dalam
sastra, tetapi juga kita jumpai dalam pemakaian bahasa yang nonsastra. Bagaimana
kita dapat mengetahui adanya fungsi puitik itu? Menurut Jakobson tanda
pengenalnya adalah bilamana muncul ekuivalensi, persamaan atau pertentangan yang
menyolok atau yang bersifat sistematik. Ekuivalensi “ sempurna” terjadi bilamana
persamaan dan pertentangan itu nampak dengan berbagai cara dan dalam segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lapisan: dalam metrum, bunyi, sintaksis dan semantik (Miekel Bal dan Willem G.
Weststeijn, 1986: 8).
Deskripsi mengenai fungsi puitik seperti pernah diajukan oleh Mukarovsky,
seorang penganut aliran strukturalistik Praha, membeberkan suatu bidang
kemungkinan yang lebih luas untuk diterapkan. Menurut Mukarovsky fungsi bahasa
puitik berpangkal pada gejala bilamana ungkapan secara sistematik dikemukakan
(foregrounding). Di sini ungkapan dipertentangkan dengan isi. Foregrounding dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara, misalnya lewat ekuivalensi, tetapi juga dengan
memakai konstruksi-konstruksi yang menyimpang dari tata bahasa atau dari idiom
bahasa yang lazim dipakai.
Menurut Mukarovsky perhatian untuk tanda bahasa dibarengi oleh perhatian
yang lebih tajam bagi apa yang diperhatikan. Bahasa puisi tidak diarahkan dari luar,
di dalamnya sudah terdapat pengarahan “estetik”, sehingga lebih daripada bahasa-
bahasa “fungsional”, bahasa puisi mampu mengarahkan perhatian pembacaa
terhadap hubungan bahasa pada kenyataannya.
Pengertian-pengertian sastra yang disebut saampai sekarang ini mengandung
suatu penilaian. Baik kaum romantisi maupun kaum teoritis yang menekankan sifat
khas yang terdapat dalam bahasa sastra, mengutamakan teks-teks sastra karena
kualitas atau nilainya yang istimewa. Sebuah ciri khas lain yang pernah diutarakan
yaitu, fiksionalitas, kadar rekaan, sebetulnya tidak mengandung suatu penilaian.
Unsur fiksionalitas yang terdapat dalam teks-teks sastra menunjukkan, bahwa teks-
teks tersebut mengacu kepada suatu dunia yang untuk sebagian bersifat rekaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pendapat bahwa pengertian “ sastra” terutama berlaku bagi puisi dan prosa
yang bersifat rekaan, sehingga prosa yang bersifat informatif atau cerita-cerita
sejarah lalu dikesampingkan, sebetulnya tidak begitu tua dan tidak diterima oleh
semua orang. Dalam bentuk yang telah diolah, pendapat ini berasal dari akhir abad
ke-18. Pada zaman klasik dan zaman Renaissance semua tulisan yang bermutu dan
yang mengandung unsur kelanggengan dianggap sebagai sastra atau seperti dahulu
dikatakan kesusastraan (Jan van Luxemburg, 1986: 9).
Bentuk Teori Sastra
a. Post-Modernisme atau Dekonstruksi
Yang menjadi sasaran dekonstruksi ialah memperlihatkan sejauh mana
seorang pengarang mempergunakan pola-pola bahasa dan pemikiran guna memberi
bentuk kepada suatu visi tertentu. Dekonstruksi atau Postmodernisme berarti
penelitian mengenai intertektualitas, mencari bekas-bekas teks-teks lain. Seorang
kritikus yang mengikuti paham dekonstruksi menguraikan struktur-struktur retorik
yang dipakai, mencari pengaruh-pengaruh dari teks-teks yang dulu pernah ada,
meneliti etimologi kata-kata yang dipergunakan lalu berusaha agar dari teks yang
sudah dibongkar itu disusun sebuah teks baru.
Salah satu ciri yang mendasar dari Post-Modernisme, Post-Struktutalisme
atau Dekonstruksi sastra adalah keraguan atau ketidak percayaannya terhadap
totalitas yang di dalam ilmu pengetahuan menyatakan diri dalam bentuk yang oleh
Lyotard disebut sebagai grand narrative. Keraguan dan ketidakpercayaan pada
totalitas bermuara pada ketetbukaan dalam menerima inkonsistensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ketidaksejajaran antarunsur pembangun (dalam konteks sastra) dan
keanekaragaman.
Dalam teori Bakhtin kecenderungan serupa itu terutama menonjol dalam
gagasannya mengenai epistimologi humaniora, wacana dan novel polifonik. Karena
itu, humaniora bekerja atas prinsip pemahaman yang tetap di dalamnya terjadi
transposisi dua kesadaran yang tetap mempertahankan perbedaan antara yang satu
dengan lain. Wacana dialogis adalah wacana yang mengandung setidaknya dua
suara, yang di dalamnya terdapat suara lain selain dan disamping suara
pengarang/peneliti. Kedua suara itu pun tidak saling menihilkan atau menguasai
sebagaimana yang terdapat dalam novel Dostoevsky yang disebut Bakhtin sebagai
novel Polifonik (Bakhtin, 1973 via Faruk, 2015: 234-235)
Konsep pemikiran dari Post-Modernisme atau Dekonstruksi sastra adalah
sebagai berikut
Gambar 2.1
Konsep pemikiran Post-Modernisme atau Dekonstruksi Sastra
Pada pendekatan Post-Modernisme atau Dekonstruksi sastra pembaca
diperkenankan untuk membuat sebuah konstruksi sastra (rekonstruksi), artinya
Teks
Sastra
Konstruksi
(surface
meaning/tekstual
)
Dekonstruksi
(deeper /true
meaning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memahami makna teks secara mendasar. Dari teks tesebut pembaca sastra berusaha
untuk memaknai cerita secara eksplisit. Langkah berikutnya pembaca sastra dapat
mendekonstruksi teks secara lebih mendalam. Dalam hal ini pembaca akan mencari
makna sesungguhnya dari sebuah karya sastra.
Maka tidak mengherankan capaikan dari maksud antara surface meaning
dengan Depeer Meaning menimbulkan unsur yang sangat berbeda. Inilah yang
disebut konsep mendekontruksi sastra berdasarkan intotalitas karya. Pembaca capat
memiliki konstruksi atau bangunan sendiri atas karya yang tentunya berbeda
dengan pandangan konstruksi pengarang.
Tekstualitas karya sastra tidak dapat diteorikan dalam kerangka konseptual
yang sama dengan bentuk-bentuk praktik yang lain tanpa reduksi, karena tekstualitas
dicirikan oleh apa yang disebut Derrida dengan “ketersebaran” dan mengikuti suatu
temporalitas yang berbeda dengan temporalitas sejarah. Teks memang tidak akan
mempunyai makna tanpa konteks. Akan tetapi, maknanya tidak dapat dibatasi hanya
pada suatu konteks tertentu.
Makna teks meluap melampaui batas konteks asalnya dan kemeluapan itu
membuka jalan bagi teks untuk memasuki konteks-konteks yang baru (Easthope,
1991: 113 via Faruk, 2015: 245). Suatu teks terbelah melawaan dirinya sendiri
karena ia memberikan jawaban sekaligus terhadap pembacaan dalam kerangka
ideologis dan dalam batas-batas fantasi dan ketidaksadaran. Kedua bentuk
pembacaan itu tidak dapat didamaikan dalam satu koherensi teoritik (Easthope, 1991:
113 via Faruk, 2015: 245).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari perspektif ini Post-Modernisme atau Dekonstruksi diartikan
ketidakpercayaan terhadap segala bentuk narasi besar; penolakan filsafat metafisis,
filsafat sejarah dan segala bentuk pemikiran yang mentotalisasi, seperti
Hegelianisme, Liberalisme, Marxisme atau apa pun”. Postmodernisme ini, sambil
menolak perbedaan dan memperkuat kemampuan toleransi kita terhadap kenyataan
terukur. Prinsipnya kemudian bukanlah homologi para ahli, melainkan paralogi para
pencipta (Bambang Sugiharto, 1996 :28).
b. Katresnanisme
Teori Katresnanisme sangat identik dengan cinta. Manusia memliki cinta,
sehingga dengan energi positif cinta yang ada di dalam tubuh manusia akan tergerak
dan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Cinta dapat menjadi cermin positif, apa
yang dilakukan oleh manusia sebenarnya berpangkal dari cinta. Kekuatan cinta
muncul semenjak kehidupan manusia itu dibuat oleh Pencipta, dengan kata lain cinta
ada sejak manusia berada dalam kandungan.
Karena Katresnanisme adalah tindakan pengetahuan, ini dapat disebut
pendekatan Katresnanisme. Maka dari itu melibatkan analisis terhadap karya
seseorang, itu juga dapat disebut bentuk teori kritis. Karena sifat komponen dan
prinsip yang digunakan dalam teori Katresnanisme sebagian besar bersal dari filsafat
Jawa, maka sering disebut sebagai analisis filosofis.
Katresnanisme sebagai aliran pemikiran juga dimaksudkan untuk menyelidiki
sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang (termasuk sesuatu hal yang dilakukan oleh
diri sendiri). Sebagai aliran pemikiran, Katresnanisme mengikuti kekuatan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
alami dari kesatuan pikiran dan hati, akal sehat (rasional, logika) dan hati nurani
(etika, moral, gairah) dunia dan Sorga. Ketika persatuan sedang berlangsung yang
disebut “korpus” maka akan muncullah suatu energi.
Energi semacam ini terwakili dalam sebuah bentuk yang disebut aos
Katresnanisme atau prinsip-prinsip Katresnanisme. Diakuai, berurusan dengan teori
Katresnanisme belum tentu berbicara mengenai nilai ajaran yang ditanamkan dalam
budaya Indonesia. Ini juga mencakup Ignatian, Augustinian dan siapapun dapat
menamainya sejauh memiliki energi berpikir positif. Aos Katresnanisme hanyalah
titisan (representasi) pemikiran positif.
Sebenarnya Katresnanisme sebagai aliran pemikiran pernah dimaksudkan
untuk merayakan teori kritis yang mengarahkan untuk membantu menemukan makna
sebenarnya (rahasia) karya sastra tertentu yang bekerja sama dengan teori kritis yang
diterapkan.
Ada 99 aos Katresnanisme yang mewakili hipotesis teori ini. Sampai
sekarang, 33 aos telah dibahas. Fakta bahwa teori katresnanisme yang terbuka bisa
dilihat melalui kata-kata pemikiran positif, siapapun dapat berkontribusi
mengusulkan dan menambahkan lebih banyak aos. Aos atau prinsip ini atau lebih
tepatnya karakteristik juga dapat disebut komponen Katresnanisme.
Hasil penerapan Katresnanisme akan menunjukkan bagaimana penyelidikan
sistematis digunakan secara positif dalam melihat perilaku seseorang. Tujuannya
adalah untuk mencerahkan dan mencapai pemahaman yang lebih baik tentang
pekerjaan seseorang dengan mencari tahu makna tersembunyi atau lebih dalam dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
itu sehingga pintu selalu terbuka terhadap semua kemungkinan sudut perkembangan
(Antonius Herujiyanto, 2007).
Tabel 2.2
Kebenaran Sejati: Aos Katresnanisme
1. andhap asor (being
humble)
12. kraton nDalem (being
spiritual) 23. sithik
idhing (promoting win-
win)
2. andhom
slamet(sharing
protection)
13. lothong
kemayangan (feeling
lucky)
24. sumèlèh (being able to
accept)
3. angon mangsa (being
versatile)
14. migunani (promoting
benefit)
25. tentram (promoting
peace)
4. atur panuwun(feeling
gratitude)
15. mrantasi (being
reliable)
26. tulus(being sincere)
5. banyu
sinaring (becoming a
purified model)
16. mulat sarira (being
considerate)
27. tuhu (celebrating
faithfulness)
6. binerkahan (being
blessed)
17. nalar ( being logical) 28. teposliro(celebrating
tolerance)
7. cancut taliwanda (being
prepared)
18. ngugemi (holding
commitment)
29. sumarah (trusting-
surrendering)
8. citra wicita
wicitra (meaningful
overt-covert)
19. nyamleng (creating
enjoyment)
30. mranani (enthralling)
9. duga
prayoga (calculated
step)
20. nyumangga(promoting
after you)
31. mbombong-
mbimbing (encouraging)
10. yatna yuwana 21. rukun (promoting
harmony)
32. pas (just right)
11.
kasugengan (offering
goodluck)
22. samanunggal (being at
the same boat) 33. nyedulur-
mulur(brotherhood and
absolution/ forgiveness)
Teori Katresnanisme diharapkan dapat dikembangkan untuk melihat
fenomena yang terjadi zaman ini. Situasi yang negatif, banyak korupsi, terorisme,
radikalisme dan lain sebagainya. Kata katresnanisme merupakan kata Jawa. Teori
Katresnanisme adalah teori alami yang berasal dari timur. Apakah itu disebut teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
cerdik, teori lokal atau teori asli dari Jawa. Teori Katresnanisme memiliki hak untuk
dikenal dan karenanya dapat didampingi dengan Teori lainnya.
Adapun maknanya, adalah pemikiran positif dan dengan mendorong
pemikiran positif akan muncul melalui latihan, baik dengan melalukan penelitian
atau melakukan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang
kemudian dapat dicontohkan ketika manusia dihadapkan pada suatu keburukan atau
penghinaan dan fitnah, melalui tuduhan palsu yang sebenarnya tidak mereka
lakukan. Ini yang disebut dengan pembunuhan karakter. Untuk mempromosikan
pemikiran positif atau menggunakan teori katresnanisme. Maka ini merupakan
kesempatan untuk memperkenalkan sebenarnya siapa diri kita sebenarnya. Kita dapat
mempertimbangkan niat buruk dari penuduh, dengan teori katresnanisme (Antonius
Herujiyanto, 2007)
Hal negatif dapat berubah menjadi lebih positif, contohnya orang yang
dianggap menuduh, dapat kita jelaskan bahwa dia sebenarnya ingin mengetahui lebih
mendalam lagi kepribadian kita yang sebenarnya.
2.2.1.2 Kebudayaan
Pernyataan Gramsci dalam ideologi generalnya menganggap dunia gagasan,
kebudayaan, superstruktur, bukan hanya sebagai refleksi atau ekspresi dari struktur
kelas ekonomi atau infrastruktur yang bersifat material, melainkan sebagai salah satu
kekuatan material itu sendiri. Sebagai kekuatan material, dunia gagasan atau ideologi
berfungsi mengorganisasi massa manusia, menciptakan suatu tanah lapang yang di
atasnya manusia bergerak. Bagi Gramsci (Bennet, 1983 via Faruk) hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang ideal dengan yang material tidak berlangsung searah, melainkan bersifat saling
tergantung dan interaktif. Kekuatan material merupakan isi, sedangkan ideologi-
ideologi akan menjadi khayalan individual belaka tanpa kekuatan material.
Oleh karena itu, persoalan kultural dan formasi ideologis menjadi penting
bagi Gramsci karena di dalamnya pun berlangsung proses yang rumit. Gagasan-
gagasan dan opini-opini tidak lahir begitu saja dari otak individual, melainkan punya
pusat informasi, iradiasi, penyebaran dan persuasi. Puncak tersebutlah yang oleh
Gramsci disebut sebagai hegemoni (kepemimpinan) (Faruk, 2015:131-132).
2.2.1.3 Sosial dan Politik Sastra
Salah satu unsur penting karya novel adalah tema, yakni gagasan pokok yang
ingin disampaikan pengarang melalui cerita novel. Tema inilah membentuk besar
tidaknya sebuah karya novel sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya
pengarangnya. Sebuah novel besar tidak membawakan sebuah gagasan yang sepele.
Seni adalah pemikiran yang dituangkan dalam bentuk imaji-imanji,
gambaran-gambaran indrawi yang membentuk suatu kesatuan arti, kesatuan
pemikiran. Novel yang hanya berisi gagasan pemikiran dangkal bahkan palsu,
kurang dihargai dalam kebudayaan, kecuali hanya aspek ceritanya, dengan syarat
menarik. Itulah jenis novel-novel hiburan ringan yang biasanya tidak mengandung
tema yang penuh gagasan baru. Novel-novel demikian biasanya hanya mengulang
atau meniru “resep” bentuk cerita yang kebetulan amat digemari publik pembacanya
pada suatu masa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sebuah novel dapat dirumuskan temanya dengan isi yang berbeda dan bahkan
bertentangan. Untuk itu tidak dapat lain orang menempatkan diri dalam suatu
persetujuan terhadap struktur makan tema yang diambil seseorang. Dengan
kesadaran ini, sebenarnya tidak ada perumusan tema yang “salah” dan yang “benar”.
Keduanya sah, bergantung kepada pihak mana orang akan memihak.
Dan tentu saja sebuah cerita novel akan berharga apabila orang mampu
menunjukkan struktur makna yang berharga pula. Itu semua bergantung kepada
ketajaman si penilai untuk membangun struktur makna dari sebuah novel. Dan
“menciptakan kembali” struktur novel ini amat bergantung kepada sikap, pandangan,
wawasan dari si penilai (Jakob Sumadjo, 2009: 46-47).
Gagasan atau tema menjadi arus umum penciptaan novel pada suatu kurun
masa. Sebab pengarang adalah anggota suatu masyarakat berdasarkan pendidikan
tertentu, lingkungan budaya tertentu, dalam situasi sosial-politik tertentu, sehingga
cara berpikirnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosiologis tadi. Juga barangkali
faktor psikologis pengarang akan mengakibatkan terciptanya kecenderungan tema
dalam novelnya. Faktor jenis kelamin, usia, agama, asal etnis, tidak dapat diabaikan
dalam saat mengungkapkan gagasan lewat novel.
Pengarang dalam menciptakan sebuah karya tidak lepas juga dari pengaruh
sosial-politik yang ada pada zamnnya. Perkembangan sastra Indonesia dapat dilihat
dari setiap dasawarsa, dimulai dari dasawarsa 1920-an sampai dengan dasawarsa
1970-an. Contoh novel setiap dasawarsa dipilih dari novel-novel yang resmi diakui
sebagai karya novel dalam sejarah sastra Indonesia, maupun novel-novel yang
dikategorikan sebagai novel picisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Uraian data tidak dilakukan setiap dasawarsa sebagai kesatuan yang mutlak.
Dipikirkan pula untuk menempatkan dasawarsa tadi dalam zaman tertentu (Jakob
Sumardjo, 2009: 50-51).
Gambar Tabel 2.3
Konteks Periode Sosial-Politik Sastra Indonesia
PERIODE KETERANGAN
1920-an dan 1930-an Zaman Kolonial Belanda
1942-1945 Zaman Pendudukan Jepang
1945-1949 Zaman Revolusi kemerdekaan
1950-an dan 1960-an Zaman Demokrasi liberal
1970-an Zaman Orde Baru
Pempatan setiap dasawarsa dalam pola kesatuan zaman sosial-politik tertentu
ini dilatarbelakangi pemikiran bahwa setiap pengarang adalah anggota masyarakat
tertentu dalam zaman tertentu, sehingga obsesi masyarakatnya tercermin dalam
obsesi dirinya. Manusia sebagai makhluk sosial adalah individu yang merdeka.
Tetapi kemerdekaan tidak mutlak. Setiap individu “dibentuk” atau dididik oleh
lingkungan sosial zamannya.
Pola tingkah laku dan pemikirannya amat dipengaruhi oleh budaya
lingkungannya. Sangat mungkin pengarang tidak menyetujui cara berpikir
masyarakat lingkungannya, dan ia ingin mengubahnya. Namun, bagaimana pun akan
tercermin bahwa titik tolak yang diberontak adalah masyarakatnya. Untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memberontak pengarang harus menguasai, mengetahui cara berpikir dan bersikap
yang bagaimana yang akan diubahnya (Faruk, 2015: 228-229)
2.2.1.4 Karakter
Karya sastra yang dihasilkan tentu mewakili dari suasana batin pengarang.
Suasana hati dari pengarang akan memberikan efek terhadap warna karya sastra. Hal
tersebut tidak lepas dari karakter yang dimiliki oleh pengarang. Karakter ini
merupakan kesatuan jiwa yang memberikan rasa pada pada suatu karya. Maka dari
itu peneliti ingin melihat secara lebih mendalam, karakter yang muncul pada pribadi
pengarang saat menghasilkan sebuah karya.
Karakter secara etimologis berasal dari Yunani “karasso”, berarti ‘cetak
biru’. Secara umum, sering mengasosiasikan istilah karakter dengan apa yang disebut
dengan temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan psikososial
yang diakaitkan dengan konteks sosial. Dapat juga dipahami karakter dari sudut
pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki individu
sejak lahir. Di sini, istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian
dianggap sebagai “ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang
yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkuangan, misalnya
keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Doni Koesoema,
2007: 80).
Cattell melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (traits) yang
kompleks dan terdiferensiasi, yang memotivasinya sebagian besar tergantung pada
salah satu gugus dari sifat-sifat ini, yang disebut dynamic traits atau sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dinamik. Kepribadian bukan hanya suatu konstruk dari pengamat, dan bukan juga
sesuatu yang ada hanya bila terdapat orang lain yang bereaksi terhadapnya. Jauh dari
itu, kepribadian atau karakter mempunyai eksistensi real yang menyangkut segi-segi
neural atau segi-segi fisiologis. (Calvin S. Hall dan Garner Lindzey, 1993: 147).
2.2.1.5 Novel sebagai Cermin Masyarakat
Kesusastraan bukan sekadar artefak. Kesusastraan adalah artefak yang
mengandung nilai-nilai. Dan nilai-nilai yang ada di dalamnya itulah yang
menetapkan apakah dia dapat disebut karya sastra atau bukan. Para pembacalah yang
akan menetapkan apakah sebuah karya disebut karya sastra atau bukan sastra.
Dengan “pembaca” di sini dimaksudkan pembaca dalam sistem masyarakat sastra
yang bersangkutan. Mungkin sebagian besar pembaca sebagai pembeli karya itu
yang menetapkan bahwa itu karya sastra. Mungkin kritikus, namun bisa saja yang
lainnya.
Seorang pengarang dapat saja menyebutkan apa yang ditulisnya adalah
karya sastra. Namun, pada akhirnya bukan dia yang menetukan apakah karyanya
termasuk bernilai sastra atau tidak. Dengan demikian, seseorang yang ingin menulis
karya sastra, harus belajar dari masyarakatnya apa yang disebut karya sastra. Nilai-
nilai itu diperoleh dengan belajar, melalui kebudayaan. Nilai-nilai itu tidak dengan
sendirinya lahir bersama lahirnya seorang bayi manusia (Jakob Sumadjo, 2009:
1994).
Nilai-nilai artefak sastra itu pada dasarnya ada dua golongan yaitu nilai
intrinsik dan nilai ekstrinsik yang dapat disebut pula nilai bentuk dan isi. Antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
intrinsik dan ekstrinsik tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan
“bentuk”. Bentuk itulah isi, dan isi itu terdapat dalam bentuk. Perbedaan baru
tampak, apabila bentuk tidak tepat mewadahi isi, atau bentuk melebihi isi. “Karya ini
bagus, tetapi tidak ada isinya”, adalah ungkapan tidak serasinya bentuk dengan isi.
Dan ungkapan: “Gagasan bagus, tetapi sayang teknik menulisnya kurang memadai”
dapat berarti isi melebihi bentuknya. Pada karya sastra yang berhasil, orang tidak
dapat melihat lagi perbedaan antara bentuk dan isi. Dua aspek merupakan perpaduan
yang amat solid, padu dan utuh.
Karya sastra yang kaya makna akan lebih dihargai daripada karya sastra
yang hanya memiliki satu makna yang jelas. Karya demikian bukan “bentuk yang
hidup”. Inilah sebabnya orang sering berbicara, bahwa makna sastra bukan terletak
pada apa yang ditulis, tetapi yang tidak tertulis. Apa yang dimaksud dengan “yang
tidak tertulis” adalah kesempatan yang diberikan karya sebagai “bentuk hidup” untuk
diberi struktur oleh pembacanya. Dan setiap pembaca dapat melihat struktur yang
berbeda, dan dengan demikian makna yang berbeda. Inilah karya-karya “ abadi’dan
universal, karena nilai-nilai di dalamnya memang melewati batas tempat dan waktu
(Teew, 2010: 145)
Lalu di aspek manakah terdapat “cermin masyarakat” dalam karya sastra?
Tentu saja pada aspek ekstrinsiknya atau isi sastranya, sebab sastra bukan sekadar
“benda” di mana orang dapat melarikan diri dari kehidupan. Sastra bukan eskapisme
psikologis. Seni bukan terapi jiwa, meskipun dapat berfungsi demikian. Dalam
masyarakat yang sehat, kesusastraan adalah seperti cangkul, teknologi yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menggali kehidupan agar subur. Sastra diperlukan karena ia ada hubungannya
dengan kehidupan bersama manusia.
Sastra adalah ekspresi individual secara estetik sastra, tetapi ia
mengekspresikan “gagasannya” bukan untuk kepentingan dirinya. Menulis hanya
untuk disimpan di laci. Sastrawan menulis untuk dibaca. Siapa yang dituju penulis
untuk membaca tulisannya? Alamat itu tentu ada secara hipotetik, setidak-tidaknya
pada orang-orang yang mengerti bahasanya (language). Namun, lebih khususnya
lagi, sebenarnya ada alamat yang lebih jelas, yakni masyarakat golongannya. Dan
golongan ini ada dalam dugaannya, yaitu memiliki refresi yang sama, baik secara
intrinsik maupun ekstrinsik sastra. Sastrawan menulis untuk mereka yang memenuhi
aspek intrinsik sastra yang tengah berlaku, tetapi juga nilai-nilai ekstrinsik
pengetahuan maupun intrinsik nilai hidup yang dikenal tujuan alamat (Jakob
Sumardjo, 2009: 197)
2.2.1.6 Psikoanalisis Freud
Psikoanalisis merupakan sejenis psikologi tentang ketidaksadaran; perhatian-
perhatiannya terarah pada bidang motivasi, emosi, konflik, sistem neurotic, mimpi-
mimpi, dan sifat-sifat karakter. Dalam struktur kepribadian Freud, ada tiga unsur
sistem penting, yakni id, ego, dan superego.
1. Id
Id adalah inti kepribadian dan sama sekali tidak disadari. Dilihat dari
perkembangannya Id adalah bagian yang paling tua dari kepribadian. Id
adalah bagian kepribadian yang sangat primitif yang sudah beroperasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar, maka ia mengandung semua
dorongan bawaan yang tidak dipelajari yang dalam psikoanalisis disebut
insting-insting. Freud memberi ciri kepada Id sebagai “kawah yang penuh
dengan dorongan yang mendidih”, berisi energi proses –proses organik dari
insting-insting dan berjuang menuju ke satu tujuan yaitu kepuasan atau
hasrat (Yustinus Semiun, 2006: 61)
2. Ego
Ego adalah “aku” atau “diri” yang tumbuh dari Id pada masa bayi dan
menjadi sumber dari individu untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Dengan adanya ego, individu dapat membedakan dirinya dari lingkungan di
sekitarnya dan dengan demikian terbentuklah inti yang mengintegrasikan
kepribadian.
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan
transaksi-transaksi sesuai dengan kenyataan objektif. Ego dikatakan
mengikuti prinsip kenyataan (reality principle) dan beroperasi menurut
proses sekunder atau dengan kata lain berpikir realistik. Tujuan prinsip
kenyataan adalah mencegah terjadinya ketegangan sampai ditemukan suatu
objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan (Yustinus Semiun, 2006: 64)
3. Superego
Komponen struktural ketiga kepribadian adalah superego, dan dalam
pandangan Freud, superego adalah bagian moral atau etis dari kepribadian.
Superego mulai berkembang pada waktu ego menginternalisasikan norma-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
norma sosial dan moral. Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai
dan cita-cita tradisional masyarakat, sebagaimana diterangkan orangtua
kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah atau
hukuman.
Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang
bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari Id dan ego. Superego
mencerminkan yang ideal bukan yang real, memperjuangkan kesempurnaan
dan bukan kenikmatan. Perhatian yang utama adalah memutuskan apakah
sesuatu itu benar atau salah, dengan demikian manusia dapat bertindak sesuai
dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat
(Yustinus Semiun, 2006: 66).
2.3 Konteks Sastra
Berbicara mengenai karya sastra tidak terlepas dengan konteks yang ada di
dalam karya sastra tersebut. Konteks akan memberikan wadah secara untuh untuk
berdirinya sebuah karya sastra. Konteks dalam sastra dapat dikaitkan dengan setting
yang memberi gambaran riil akan sebuah seni. Konteks tidak sedakar menjunjukkan
tempat kejadian dan kapan terjadinya. Sebuah novel memang harus terjadi di suatu
tempat dan dalam satu waktu. Harus memiliki tempat dan kejadian (Jakob Sumardjo
dan Saini K.M, 1986: 75-76).
Konteks dilihat dari sisi pengarang yaitu Seno Gumira Ajidarma, sebagai
salah satu sastrawan Indonesia yang konsen dengan kritik-kritik sosial dan sisi hidup
manusia yang unik. Pengarang ini memiliki keleluasaan dalam melihat fenomena riil
masyarakat. Seno Gumira Ajidarma lahir di Boston, Amerika Serikat 19 Juni 1958,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dia adalah peneliti dari generasi baru sastra Indonesia. Dia juga terkenal menulis
tentang situasi di Timor timur tempo dulu. Tulisannya tentang Timor-timur
dituangkan dalam trilogi buku Saksi Mata (kumpulan cerpen), Jazz, Parfum, dan
insiden (roman) dan Ketika Jurnalisme Dibungkam serta Sastra Harus Bicara.
Aspek hidup terimplementasi dalam karya-karyanya, zaman pemerintahan
orde baru memberikan kontribusi untuk melihat kacamata masyarakat sewaktu itu.
Cerita yang dimunculkan dalam karya-karyanya mesitir adanya fenomena ganjil
yang ada di tengah masyarakat. Seno Gumira Ajidarmo memainkan sebuah karya
yaitu hidup itu sendiri, tidak dapat dibendung luapan sebuah emosi pada sebuah
tulisan yang akan menggerakkan pola pikir dan pola pandang pembaca untuk
memahami sebauh sastra secara lebih mendalam.
Konteks Novel
a. Latar belakang cerita novel Sepotong Senja untuk Pacarku Seno Gumira
Ajidarma
Konteks Novel Sepotong Senja untuk Pacarku menggambarkan Novel ini,
seolah ingin memunculkan suatu kritik sosial, begitu sibuknya orang di tengah
kehidupan metropolitan, sehingga waktu untuk menikmati senja yang indah terasa
begitu langka. Padahal menyaksikan senja itu tidak perlu membayar. Yang
menikmati hanya turis. Kritik sosial tersebut digambarkan secara tersirat pada
percakapan dalam diri tokoh Sukab. Ia beranggapan bahwa polisi mengejarnya
bukan karena sepotong senja yang hilang, bukan pula karena Sukab mencurinya,
melainkan karena nilai komersil sebagai objek wisata. Turis suka memotret senja dan
ini adalah jualan pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam novel Sepotong Senja Untuk Pacarku ini, kita disuguhkan
penggambaran senja yang indah dan bagaiman cinta yang mendalam biasa membuat
kita mengesampingkan logika-logika, betapa sesuatu yang sepertinya mustahil, akan
kita lakukan untuk orang yang kita cintai. Pengarang juga menggambarkan
bagaimana suasana hati yang pilu karena cinta. Seperti novel yang berjudul ”Hujan,
Senja, dan cinta,” novel ini menceritakan seorang perempuan yang sudah menikah
dan selalu risih dengan hujan yang di kirimkan oleh mantan kekasihnya. Hujan itu
tidak akan berhenti bila sang mantan kekasih masih mencintainya. Perempuan yang
sudah menikah itu ingin hujan itu reda, hampir semua aktivitasnya tertunda gara-gara
hujan, namun ketika hujan mulai reda ia menjadi takut kalau mantan kekasihnya
mulai mencintai orang lain.
Begitu pula di novel Sepotong Senja Untuk Pacarku, “Jawaban Alina” atas
surat dan sepotong senja yang dikirim oleh Sukab, setelah membaca. Balasan Alina
ini, kita tahu bahwa Alina tidak pernah mencintai sukab. Alina sudah bersuami dan
memiliki anak, dan ia sangat risih dengan cinta Sukab yang berlebihan. Begitu
malang nasib Sukab memendam cinta yang bertepuk sebelah tangan sepanjang
hidupnya.
Membaca kumpulan novel Sepotong Senja Untuk Pacarku ini akan
membuat kita berpikir betapa cinta begitu memabukkan sehingga bisa membuat
orang melakukan apa saja untuk cinta, namun di sisi lainnya betapa cinta melahirkan
begitu banyak penderitaan, membuat hati teriris. Sebuah pengorbanan cinta yang
begitu dahsyat, namun ditulis dalam bentuk fiksi yang apik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Latar belakang cerita novel Biola Tak Berdawai Seno Gumira Ajidarma
Dilihat dari perpektif pembaca yang sangat subjektif, cerita tersebut
menggambarkan:
“Tanpa dawai, bagaimanakah biola bisa bersuara? Biola bagaikan tubuh, dan
suara itulah jiwanya tetapi di sebelah manakah dawai dan tubuh manusia yang
membuatnya bicara? Jiwa hanya bisa disuarakan lewat tubuh manusia, tetapi ketika
tubuh manusia itu tidak mampu menjadi perantara yang mampu menjelmakan jiwa,
tubuh itu bagaikan biola tak berdawai (prolog hal 1).
Biola tak berdawai sebuah novel yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma.
Novel ini merupakan hasil adaptasi dari film dengan judul yang sama. Film Biola
Tak Berdawai sendiri merupakan karya dari Sekar Ayu Asmara. Cerita dari film
maupun novel ini bercerita tentang Dewa seorang anak tunadaksa yang dititipkan
ibunya di panti asuhan bernama Rumah Asuh Ibu Sejati. Panti Asuhan ini dikelola
oleh dua orang wanita bernama Rinjani dan Mbak Wid. Di panti asuhan ini banyak
sekali terdapat anak-anak yang mempunyai lebih dari satu cacat. Kelainan atau
kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan otak dan saraf tulang belakang.
Diceritakan banyak sekali orang tua yang membuang atau menitipkan
bayinya yang memiliki cacat pada tubuhnya kepada Panti Asuhan Ibu sejati. Dengan
alasan bahwa bayi yang terlahir demikian merupakan kutukan dan dipercaya kutukan
tersebut akn berimbas pada masyarakat sekitar tempat bayi tersebut berada. Ada juga
orang tua yang dengan sengaja membuang bayi tunadaksa dengan alasan anak yang
mereka punya terlalu banyak sehingga mereka tidak sanggup merawatnya. Atau lebih
ironis lagi orang tua mereka tidak menghendaki bayinya dilahirkan ke dunia karena
hasil hubungan gelap. Kontradiktif memang, ketika orang tua yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengidam-idamkan kehadiran seorang anak di tengah keluarga mereka tetapi justru
ada orang tua yang menerlantarkan anaknya.
Anak tunadaksa biasanya hidup tidak lama. Sampai usia 5 tahun biasanya
mereka sudah dipanggil kembali oleh Sang Pencipta. Tetapi Dewa lain, sampai
usianya menginjak 8 tahun dia masih tetap hidup. Ibu Renjani sangat menyayangi
Dewa, Dewa sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Walaupun Dewa tidak bisa
berbicara, tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya dan hanya bisa menatap
langit-langit rumah tetapi Renjani selalu saja mengajak Dewa berbicara. Menurut
Renjani walaupun fisik Dewa cacat tetapi jiwa Dewa tidaklah cacat.
Nilai moral dalam novel Biola Tak Berdawai, menginspirasi peneliti bahwa
kita seharusnya bersyukur kepada sang pencipta. Manusia dilahirkan ke dunia
dengan dibekali tubuh yang berfungsi normal. Sudah selayaknya manusia dapat
menggerakkan tubuh ini dengan cinta sehingga ketulusan jiwa akan terwujud bagi
sesama.
2.4 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil kajian teori sebagaimana telah
dipaparkan, maka kerangka berpikir peneliti dalam proses penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut. Peneliti akan mengungkap mengenai makna kehidupan novel karya
Seno Gumira Ajidarma berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk
Pacarku . Kedua novel tersebut akan dikaji berdasarkan pendekatan Dekonstruksi
atau Post-Modernisme sastra dan Katresnanisme. Kekuatan kata dalam sebuah novel
dapat dianalisa menggunakan pendekatan kontekstual manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dalam teori Dekonstruksi atau Post-Modernisme, peneliti diberikan
kebebasan untuk mengontruksi sebuah karya sehingga bangunan karya yang dibuat
pengarang dapat memiliki cara pikir yang berbeda. Dengan teori Dekonstruksi atau
Post-Modernisme karya sastra memiliki keluasan pemaknaan dan dapat dilihat secara
lebih mendalam lagi makna yang terkandung di dalamnya. Dekonstruksi atau Post-
Modernisme memberikan fasilitas untuk mengkonfirmasi surface meaning (makna
teks ) dengan mendekontruksi teks tersebut dengan keadaan riil yang terjadi di
masyarakat.
Katresnanisme merupakan sebuah teori yang menggerakkan energi positif
dari manusia. Karya sastra yang dipahami oleh pembaca dapat dikonstruksi
kemudian dari hasil kontruksi tersebut dikombinasikan dengan Katresnanisme. Pola
pikir manusia pada saat menginterpretasi makna tentu dapat berbeda-beda,
contohnya interpretasi negatif, dapat dimunculkan energi positif menggunakan
katresnanisme tersebut. Dengan kata lain teori katresnanisme mengajak manusia
untuk selalu berpikir baik melihat fenomena yang ada di dunia. Hal positif tercampur
dengan katresnanisme merupakan “corpus” yang menjadi energi baik dari manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar skema 2.3
Kerangka Berpikir Penelitian
NOVEL Biola Tak Berdawai
dan Sepotong Senja untuk
Pacarku
TEKS Novel Biola Tak
Berdawai
Teks Novel Sepotong
Senja untuk Pacarku
Analisa Teks
denganTeori
dekonstruksi atau Post-
Modernisme
Analisa Teks dengan Roh
Aos Katresnanisme
Analisis Konstruksi
Teks(surface meaning
dan Depeer meaning)
Pengkodean :
DNBT (Data Novel
Biola Tak Berdawai),
DNST (Data Novel
Sepotong Senja Untuk
Pacarku. DNBT Am,
DNST Am
DNST (Data
Novel
Sepotong
Senja untuk
Pacarku
surface
menaing,
DNST Am
(Data
depeer
meaning
Sepotong
Senja Untuk
Pacarku).
DNBT (Data
Novel Biola
Tak
Berdawai
surface
meaning,
DNBT Am
(Data depeer
meaning
Biola Tak
Berdawai).
MAKNA SEBENARNYA TEKS NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI DAN
SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini terbagi menjadi lima subbab. Kelima subbab tersebut masing-
masing mengenai Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Istrument Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data dan Triangulasi Data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif sastra. Menurut Arikunto
(2002:309), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan suatu
gejala menurut apa adanya pada saat dilakukan penelitian, kemudian penelitian kasus
adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Pendapat lain dikemukakan (Bogdan dan Taylor via Maleong, 1989: 3)
dalam pernyataannya mengatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah “ suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang dapat diamati” sehingga
hasil dari penelitian kualitatif merupakan deskripsi atau penggambaran nyata data-
data yang berhasil dianalisis. Data deskriptif merupakan kesatuan kata-kata yang
menunjukkan sumber teoritis baru dari hasil penelitian yang dilakukan dan sifatnya
bukan konfirmatoris.
Penelitian kualitatif yang dilakukan pada penelitian ini merupakan
penelitian yang alamai “natural” dan tidak direkayasa. Dalam penelitian kualitatif,
makna merupakan hal esensial dan mendapat perhatian utama. Penelitian kualitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
lebih menitikberatkan perhatiannya pada proses dari pada produk dari proses tersebut
(Arikunto, 2002: 11).
Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian sastra, seperti halnya
dalam penelitian bidang linguistik. Hanya saja, seperti dikemukakan oleh Smith, para
akademisi dalam bidang kajian sastra lebih banyak menekuni upaya mencari jawaban
dari pertanyaan “ bagaimana memahami karya sastra dan mengembangkan model
interpretasi tentangnya”, daripada bergiat dalam bidang penelitian (Smith via
Aminuddin, 1990: 117).
Meskipun karya sastra dapat disikapi sebagai “ purely objective structure”
yang bertalian dengan dunia penutur maupun dunia kesadaran batin penanggapnya.
Bagi mereka, cara kerja yang mungkin paradoksal itu dilandasi anggapan bahwa
hanya dengan asumsi bahwa karya sastra merupakan kreasi skematis itulah sastra
dapat dimaknai.
Sejalan dengan prinsip bahwa penelitian karya sastra hanya berfokus pada
objek berupa “purely objective structure”, untuk menentukan mana unsur luar sastra
dan mana yang bertalian dengan struktur internal. Mereka mengadakan
“pengurungan” yang dilandasi prinsip eksklusi dan inklusi. Mulai cara kerja
demikian, mereka akhirnya dapat menentukan unsur-unsur apa saja yang merupakan
unit struktur yang hadir secara simultan, dan aspek apa saja yang hanya ada dalam
hubungan sebab-akibat. Dalam Naturalistic Inquiry, penggambaran totalitas gejala
dan identifikasi tentangnya bertalian dengan analisis domain. Sementara analisis
unsur bertalian dengan aspek makro maupun mikro, bertalian dengan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
taksonomi yang ditujukan untuk menemukan satuan struktur yang memiliki
hubungan secara sistematik (Willliam, via Aminuddin, 1990: 118)
Andai struktur sistematik itu sudah ditemukan, bagaimana
menganalisisnya? Kunci utama dalam analisis data berkaitan dengan apa yang
disebut konkretisasi, yaitu ‘penggambaran kembali’ dunia citraan dan nilai metafisis
yang terkandung dalam suatu karya sastra. Untuk menuju kepada konkretisasi ‘dunia
ieditek’, peneliti harus melalui sejumlah tataran (i) tataran bentuk kebahasaan, (ii)
tataran dunia citraan atau dunia fiksional, (iii) tataran dunia fiksional yang
difokuskan dari sudut pandang tertentu dan (iv) tataran nilai iedetik yang bersifat
metafisis. Dalam hal itu, cara kerja yang ditempuh adalah melalui cara kerja
deskripsi analitis dalam arti pemberian makna terhadap tataran iv misalnya,
dibuahkan dari hasil deskripsi tataran iii, sementara deskripsi tataran iii
dikembangkan dari hasil tataran ii.
3.2 Sumber Data dan Data
Sumber data penelitian ini adalah novel karya Seno Gumira Ajidarma
berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku.
Gambar 3.1
Novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Data yang akan diolah terkait dengan naskah novel Biola Tak Berdawai dan
Sepotong Senja untuk Pacarku. Keberadaan naskah drama akan dilihat sebagai
manifestasi dari kekuatan jiwa yang nantinya akan dilihat makna kehidupan yang
akan disampaikan dalam novel tersebut. Data pada penelitian ini berupa teks sastra
yang dianalisis berdasarkan surface meaning (makna teks) serta depeer meanig
(makna sebenarnya). Data mengenai tokoh dari kedua novel tersebut berupa
rangkaian kalimat. Data yang ditemukan dari tokoh dan makna novel Biola Tak
Berdawai berjumlah 45 data. Data yang ditemukan dari tokoh dan makna novel
Sepotong Senja untuk Pacarku berjumlah 44 data. Data yang sudah diambil dari
sumber data akan dikodekan berdasarkan pengodean yang dibuat peneliti.
Kode yang dipergunakan pada data penelitian yaitu novel yang berjudul Biola
Tak berdawai adalah DNBT yang memiliki arti Data Novel Biola Tak Berdawai.
Kode yang dipergunakan pada data penelitian yaitu novel yang berjudul Sepotong
Senja Untuk Pacarku adalah DNST yang memiliki arti Data Novel Sepotong Senja
Untuk Pacarku. DNBT Am kode yang menerangkan Data Novel Biola Tak
Berdawai Makna sebenarnya. DNST Am kode yang menerangkan Data Novel
Sepotong Senja Untuk Pacarku Makna sebenarnya.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan beberapa metode yaitu metode
pengamatan, metode wawancara, metode diskusi dan metode studi dokumentasi
(Sugiyono, 2011: 383). Metode-metode yang disampaikan tersebut tidak
dipergunakan secara keseluruhan pada penelitian sastra. Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
peneliti menggunakan metode observasi. Metode observasi dikenal juga dengan
sebutan metode pengamatan.
Metode ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh gambaran utuh dan
menyeluruh tentang konteks dan teks dari naskah novel Biola Tak Berdawai dan
Sepotong Senja Untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma. Peneliti melakukan
observasi (pengamatan terlibat pada teks sastra) didukung dengan pencatatan dengan
menggunakan alat tulis yaitu buku dan balpoin, peneliti mengidentifikasi naskah
yang sesuai dengan data yang akan diolah hal tersebut dilakukan dengan memberikan
kode pada naskah-naskah novel tersebut. Data yang ditemukan berupa rangkaian
kalimat yang memuat sustasi dari apa yang akan diteliti.
Peneliti lebih menekankan pada pengamatan sebuah cerita yang dituliskan
pada teks novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku.
Pengamatan tersebut dipergunakan untuk melihat makna hidup dan deskripsi tokoh
pada kedua novel tersebut. Dalam pengamatan tentu saja teks novel menjadi kunci
utama dalam mengkaji makna yang ada dalam penelitian ini.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data atau alat pemerolehan
data. Dengan kata lain, instrumen penelitian adalah fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih
baik; dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah
(Arikunto, 2010: 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini menjadikan peneliti sebagai
kunci (key instrument) dari proses pengumpulan sampai analisis data. Peneliti
sebagai human interest berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai dan menganalisis data serta membuat
kesimpulan. Karena itu, instrumen kunci penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena
instrument atau alat dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono,
2011: 222)
Dalam penelitian kualitatif pada awalnya di mana permasalahan belum jelas
dan pasti, maka yang menjadi istrumen adalah peneliti sendiri. Namun setelah fokus
penelitian menjadi jelas kemudian akan dikembangkan instrumen penelitian
berikutnya (Sugiyono, 2011: 307). Bekal utama yang dimiliki peneliti sebagai
istrument primer adalah wawasan mengenai pemahaman dari kedua novel tersebut.
Wawasan tersebut merupakan sebuah permasalahan yang akan diangkat dari
penelitian tersebut. Selain intrument kunci atau primer, peneliti juga menggunakan
intrument sekunder atau intrument kedua yaitu peneliti melakukan proses pencatatan
beberapa naskah karya sastra novel berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja
Untuk Pacarku. Dalam menggunakan instrument sekunder ini peneliti menggunakan
alat tulis berupa buku dan balpoint kemudian dapat juga menggunakan tabel
pendataan untuk mengkodekan naskah-naskah yang akan dianalisa.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan oleh peneliti adalah metode analitik.
Langkah awal dari metode ini adalah mencari data. Data yang sudah terkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kemudian diidentifikasi dan dianalisis (Surakhman, 1990 : 140 via Susilowati, 2003:
34).
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam proses kajian adalah
teknik penandaan induktif, yaitu proses analisis yang dimulai dari data menuju
konsep atau teori. Proses analisis data diawali dengan telaah yang dilakukan
berdasarkan data-data yang diperoleh dari proses pengumpulan data, baik data hasil
pengamatan, hasil wawancara, maupun studi dokumentasi.
Pada penelitian ini sumber data berupa novel diambil datanya. Data akan
berupa teks, dari teks yang dicari makna tekstual dan kontekstual. Pada penelitian ini
makna tekstual merupakan surface meaning kemudian makna sebenarnya yang
disebut depeer meaning. Kedua makna tersebut kemudian dapat dikodekan dengan
DNBT (Data Novel Biola Tak Berdawai) dan DNST (Data Novel Sepotong Senja
Untuk Pacarku). Setelah kedua data tersebut ditemukan baru dilakukan proses
dekonstruksi dengan roh Aos Katresnanisme.
Gambar 3.2
Skema Analisis Data
Novel
Surface
meaning
(DNST)
Surface
meaning
(DNBT) Konstruksi
karya Dekontruksi
dengan
Katresnanism
e
Deeper
meaning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan skema pada 3.2 dapat dijelaskan langkah-langkah teknik analisis data
pada penelitian ini.
a. Peneliti membaca novel yang berjudul Biola Tak Berdawai dan Sepotong
Senja untuk Pacarku. Proses membaca tersebut, peneliti memiliki
kewenangan untuk mengkonstruksi dari karya tersebut. Maksud dari
mengkonstruksi adalah membangun persepsi makna sesuai dengan
pemahaman pembaca dalam konteks ini adalah peneliti.
b. Proses konstruksi karya sudah diselesaaikan kemudian peneliti dapat
memilah kalimat yang memiliki pemaknaan. Makna yang dipilah ada dua
yaitu makna tekstual dan makna kontekstual. Kedua makna tersebut berbeda
pemahamnnya, makna tekstual lebih pada makna tersurat, makna kontekstual
adalah makna tersirat.
c. Langkah berikutnya setelah menemukan dua makna tersebut, kemudian
didekonstruksi dengan didukung teori Katresnanisme.
d. Hasil dari dekonstruksi sastra dengan didukung teori Katresnanisme akan
menghasilkan makna yang mendalam dari sastra itu sendiri (depeer
meaning).
3.6 Triangulasi Data
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi data diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Dalam hal triangulasi, Susan stainback (1988) menyatakan bahwa “the
aim is not determine the truth about some social phenomenon, rather the
purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being
investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih kepada peningkatan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015: 230).
Proses Triangulasi pada penelitian ini menggunakan member ceck atau
pengecekan data kepada ahli. Pada penelitian ini Triangulator data adalah Dr.
Yoseph Yapi Taum, M.Hum., tujuan membercheck adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh ahli.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh ahli berarti data tersebut valid,
sehingga semakin kredibel/ dipercaya. Tetapi apabila data yang ditemukan
peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh ahli, maka perlu
melakukan diskusi dengan ahli.
Tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber
data. Pada penelitian ini ada 267 data yang di cek oleh ahli dan ditandatangani
pada 06 Februari 2018, sehingga data yang dimunculkan dalam penelitian ini
dapat lebih otentik dan valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan diulas lebih mendalam mengenai deskripsi data ,
deskripsi tokoh dari novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja Untuk Pacarku.
Kemudian secara lebih lanjut akan dianalisis kedua novel tersebut menggunakan
pendekatan Dekonstruksi sastra, berikut adalah pembahasa secara lebih jelasnya.
4.1 Deskripsi Data
Data dari penelitian ini terdapat 89 data, adapun data temuan 45 pada novel
Biola Tak Berdawai dan 44 data pada novel Sepotong Senja untuk Pacarku. Data-
data yang sudah terkumpul berupa rangkaian kalimat. Dari rangkaian kalimat
tersebut kemudian dikodekan berdasarkan kedua novel yang akan dianalisis.
Pengkodean dijelaskan sebagai berikut.
Kode yang dipergunakan pada data penelitian yaitu novel yang berjudul
Biola Tak berdawai adalah DNBT yang memiliki arti Data Novel Biola Tak
Berdawai. Kode yang dipergunakan pada data penelitian yaitu novel yang berjudul
Sepotong Senja Untuk Pacarku adalah DNST yang memiliki arti Data Novel
Sepotong Senja Untuk Pacarku. DNBT Am kode yang menerangkan Data Novel
Biola Tak Berdawai Makna sebenarnya. DNST Am kode yang menerangkan Data
Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku Makna sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Langkah pada dalam mencari dari ditentukan menjadi 3 langkah yaitu a)
pengamatan, b) pencatatan, c) pengkodean. Berikut dijelaskan langkah-langkah yang
sudah dilakukan oleh penulis.
a) Pengamatan
Novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku merupakan
sumber data penelitian. Dari sumber data tersebut, peneliti mengamati dengan
membaca secara berulang-ulang kedua novel tersebut. Hal tersebut dilakukan
untuk mengidentifikasi keberadaan kalimat-kalimat yang memiliki relevasi
substansial dengan penelitian ini. Dalam proses membaca, peneliti
memberikan tanda-tanda pada kalimat yang nantinya akan dianalisis.
b) Pencatatan
Langkah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti kemudian dilanjutkan
dengan pencatatan data. Data yang ditemukan diklasifikasikan sesuai dengan
tokoh dan makna kedua novel tersebut. Kalimat-kalimat yang mewakili dari
emosi tokoh dijadikan satu bagian tersendiri. Kalimat- kalimat yang mewakili
dari pengungkapan makna kehidupan juga dijadikan satu kesatuan sendiri.
c) Pengkodean
Pengamatan dan pencatatan sudah dilakukan kemudian tahap berikutnya
adalah pengkodean. Pengkodean juga disesuaikan dengan data berdasarkan
tokoh dan makna kehidupan novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja
untuk Pacarku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.2 Analisis Data
Berikut akan diulas secara lebih mendalam lagi tokoh dan makna kehidupan
yang ada dalam dua novel yang menjadi sumber data yaitu novel Sepotong Senja
Untuk Pacarku dan Biola Tak Berdawai.
4.2.1 Diskripsi tokoh
A. Novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma
Dalam cerita Biola Tak Berdawai terdapat 4 tokoh yang diceritakan.
Tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut.
a. Dewa
Dewa adalah seorang anak berumur hampir 8 tahun. Ia
merupakan seorang tunadaksa, yaitu memiliki lebih dari satu kecacatan.
Pertumbuhan tubuh, jaringan otak, jaringan sarafnya terhambat,
lehernya selalu miring, kepalanya menghadap ke bawah, dan memiliki
kecenderungan autisme. Saat usia 2 hari Ia diserahkan ke panti asuhan
yang bernama Rumah Asuh Ibu Sejati yang terletak di Kotagede,
pinggiran kota Yogyakarta.
Anak-anak di Rumah Panti tersebut adalah anak tunadaksa,
setidaknya nasib Dewa tidaklah semalang mereka yang “dibuang” oleh
orangtuanya. Ada yang ditemukan di pinggir kali, tong sampah dan lain
sebagainya. Tubuh Dewa memang tidak mendukung atau tidak bisa
menjadi perantara untuk menyerukan suara atau jiwa.
Namun entah bagaimana caranya jiwa Dewa masih bisa
menyambung dengan jiwa alam. Jiwa alam tersebut seakan-akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
taampak dalam dunia sendiri. Hanya terlihat saja Ia tidak bisa melihat
ataupun mendengar, tetapi Ia mampu bersatu dengan Jiwa sekelilingnya
dan mendengar suara hatinya.
Analisis tokoh Dewa dapat dilihat dalam kode data DNBT Dw 1
dengan kutipan teks.
“Sebetulnya aneh sekali aku diberi nama Dewa, karena bukanlah
dewa adalah makhluk sakti mandraguna yang sangat berkuasa? “(hal 7)
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Dewa merupakan
tokoh yang sangat sakti dan berwibawa seperti tergambar dalam tokoh
pewayangan.
Data DNBT Dw 2 dengan kutipan teks.
“Begitulah, Tuhan mengabulkan permintaan manusia untuk
mempunyai keturunan, namun ketika mereka mendapat bayi tunadaksa,
bukannya kasihan malah membuangnya sekalian - betapa terkelabui
mereka oleh keindahan ragawi, yang tidak memberikan jaminan
apakah akan berarti juga keindahan rohani”. (hal 8)
Kutipan teks tersebut menggambarkan bahwa tokoh Dewa
merupakan sosok yang peka. Ia ingin menyampaikan teguran dan kritik.
Manusia hendak bersyukur atas anugrah yang diberikan oleh Tuhan
Data yang lain dapat dilihat pada kode data DNBT Dw 1 sampai
dengan DNBT Dw 37 pada bagian lampiran analisis data tokoh novel
Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Ibu Renjani
Renjani adalah seorang ibu yang bekerja di Rumah Asuh Ibu
Sejati dan merupakan ibu yang mengasuh Dewa. Hubungan Ibu Renjani
dan Dewa sudah seperti hubungan ibu dan anak. Meskipun sebenarnya
bukan tetapi Ibu Renjani merasa bahwa Dewa layaknya seperti anak
sendiri, begitu juga sebaliknya. Ibu Renjani terus diingatkan bahwa
Dewa hanya anak asuh yang berada di rumah tersebut.
Namun rasa sayang yang luar biasa diantara mereka berdua
tidak bisa dipalsukan Ibu Renjani tiap hari berinteraksi dengan Dewa.
Ia mengajaknya ke taman bermain, sawah, candi dan lain sebagainya
sambil mengajarinya hal-hal baru. Memperkenalkannya dengan benda-
benda sekitar dan menceritakan tentang keadaan sekitar. Walapun
akhirnya hanya bisa bertanya sendiri, menjawab sendiri. Meski
demikian Ibu Renjani percaya bahwa Dewa pasti mengerti apa yang
dimaksudnya. Diceritakan juga Ibu Renjani dulu seorang penari Ballet
dan melalui tarian yang Ia bawakan suatu hari kepada Dewa, Ia
mendapatkan respon dari Dewa.
Analisis tokoh Renjani dapat dilihat dalam kode data DNBT Rj 1
dengan kutipan teks.
“Dewa, dan bayi-bayi lainna, mereka juga ciptaan Tuhan, dan
seperti ciptaan Tuhan lainnya, mereka juga punya keindahan sendiri”.
(hal 115)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Renjani merupakan
tokoh yang dapat memahami bahwa di balik dunia ragawi yang fana ini,
ada dunia baru yang bisa diselami, dunia yang bisa dirasakan jiwa dan
hati.
c. Mbak Wid
Mbak Wid merupakan seorang dokter yang bekerja di Rumah
Asuh Ibu Sejati. Teman baik Ibu Renjani dan hobinya memainkan kartu
tarot di ruang lilin. Melihat kartu-kartu tersebut seperti melihat takdir
seseorang yang sebenarnya masih menjadi misteri, atau masih menjadi
teka-teki.
Analisis tokoh Mbak Wid dapat dilihat dalam kode data DNBT
Mw 1 dengan kutipan teks.
“Ibuku mencubitnya dan ia tertawa mesum tapi hatiku sakit sekali.
Aku tahu maksudnya seperti Drupadi yang suaminya lima, maka
sumber kehidupan ibuku juga dari banyak laki-laki”. (hal 59)
Kutipan teks tersebut menggambarkan tokoh Mbak Wid yang
senantiasa dapat memaknai hidup dengan penuh kepasrahan hati untuk
menemukan sebuah cinta, semua cinta ada dalam darah sosok ibu
sekalipun keberadaannya bukan yang tunggal.
Kode data DNBT Mw 2 dengan kutipan teks.
“Biarlah aku menebus dosa-dosa ibuku, dengan menyelamatkan
anak sebanyak-banyaknya”. (hal 59)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kutipan teks tersebut menggambarkan tokoh Mbak Wid sebagai
seorang yang ingin menebus segala kesalahan yang diperbuat oleh orang
lain. Ia ingin masa depannya baik dan meninggalkan kekelaman di masa
lalu.
Data yang lain dapat dilihat pada kode data DNBT Mw 3 pada
bagian lampiran analisis data tokoh novel Biola Tak Berdawai karya
Seno Gumira Ajidarma.
d. Bhisma
Bhisma adalah seorang laki-laki pemain biola yang tergerak
hatinya ketika melihat Dewa dan Ibu Renjani saat sedang menonton
penampilannya di Candi Prambanan. Ia melihat Dewa tidak dengan aneh
melainkan hormat, dari perkenalan itu Ia dibuka pandangannya terhadap
anak-anak tunadaksa yang ada. Ia terinspirasi oleh mereka dan membuat
suatu karya berjudul Biola Tak Berdawai.
Analisis tokoh Bhisma dapat dilihat dalam kode data DNBT Bs 1
dengan kutipan teks.
“Di arena resital musik yang telah kosong, Bhisma mendengar
tangisan hatinya sendiri”. (hal 146)
Teks tersebut menggambarkan tokoh Bhisma yang selalu
memendam kebimbangan, suasana hati yang sangat sedih dan menyayat
hati karena perbandingan yang diulang, yakni kosong dan tangisan hati.
Kode DNBT Bs 2 dengan kutipan teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
“Padahal dengan menangis, seorang lelaki tidak kehilangan apa-apa,
sebaliknya justru ia bertambah lengkap dan kaya sebagai manusia”.
(hal 146)
Kutipan teks tesebut menggambarkan tokoh Bhisma yang harus selalu
kuat dalam menjalani hidup. Boleh meratapi kesedihan namun harus
selalu menatap maju kedepan pada hal yang lebih baik.
Data yang lain dapat dilihat pada kode data DNBT Bs 3 pada
bagian lampiran analisis data tokoh novel Biola Tak Berdawai karya
Seno Gumira Ajidarma.
B. Deskripsi Tokoh Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku
a. Sukab.
Sosok pria yang memiliki suatu kepribadian absurd dan berbeda
dengan orang lain. Sulit ditebak apa yang sedang ada di benaknya, namun
satu hal yang pasti ia memiliki suatu obsesi dan kesukaan tersendiri
terhadap “senja” di akhir hari. Hidupnya dihabiskan di tepi pantai sambil
melihat dan memaknai sebuah senja yang dianggapnya sebagai sebagai
sesuatu yang abadi.
Walaupun, banyak orang yang beranggapan bahwa senja itu selalu
akan berakhir dengan kelamnya malam. Namun semuanya tampak berbeda
di mata Sukab. Ia dikenal sebagai sosok yang sedikit nyeleneh di lingkungan
tempat tinggal, lantaran sosoknya yang sering menghilang dari peredaran.
Tidak lupa, dirinya dianggap sebagai perusak tradisi di mana masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
biasanya membangun rumah membelakangi pantai, namun apa yang
dilakukannya justru kebalikan itu karena obsesinya akan sebuah senja.
Sukab juga dikenal sebagai sosok pelayar yang nekat pergi ke
berbagai tempat di bumi, hanya untuk mencari arti senja yang sebenarnya.
Padahal pengalaman berlayar pun tidak dimilikinya. Di lain hal,
kecintaannya dengan sang pujaan hati, Alina membuatnya melakukan suatu
hal yang gila. Atas rasa cintanya yang begitu mendalam, bahkan terkesan
seakan-akan ia tidak mengerti arti cinta yang sebenarnya, Sukab rela
memotong senja lengkap dengan separuh matahari yang hendak tenggelam
dan memberikannya kepada Alina.
Motivasinya hanya satu, ia ingin Alina juga merasakan keabadian
dari senja yang selama ini ia nikmati seorang diri. Namun, potongan senja
yang dimasukkan dalam sebuah amplop tersebut justru menjadi malapetaka
bagi dunia, bahkan Alina sendiri. Sukab dianggap pencuri dan diburu oleh
banyak polisi. Cinta hanya obsesi semata, tidak setulus hati.
Analisis tokoh Sukab dengan kode Data DNST SK 1 dalam kutipan teks
“Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi
lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi
dan aku bisa berikannya padamu” Hal 6
Sukab merupakan “tokoh yang memikirkan kebahagiaan orang lain,
dia berusaha untuk membahagiakan orang yang ia sayangi.
Data DNST Sk 2 dalam kutipan teks
“Aku sudah berniat memberikan senja itu untukmu dan hanya untukmu
saja, Alina. Tak seorang pun boleh mengambilnya dariku.” Hal 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Sukab “ tokoh yang memiliki
komitmen tinggi. Jika ia sudah memiliki tujuan pasti maka ia akan
mewujudkannya. Selebihnya analisis data tokoh Sukab dapat dilihat pada
kode data DNST Sk 3, DNST Sk 4, DNST Sk 5, DNST Sk 6, DNST Sk 7,
DNST Sk 8, DNST Sk 9, DNST Sk 10, DNST Sk 11, DNST Sk 12, DNST
Sk 13, DNST Sk14, DNST Sk 15, DNST Sk 16, DNST Sk 17, DNST Sk
18, DNST Sk 19, DNST Sk 20, DNST Sk 21, DNST Sk 22, DNST Sk 23,
DNST Sk 24, DNST Sk 25, DNST Sk 26 pada bagian lampiran analisis
data tokoh novel Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira
Ajidarma.
b. Alina.
Sosok perempuan yang digadang-gadang menjadi pujaan hati dari
Sukab. Namun, nampaknya ia tidak terlalu menyukai, bahkan hampir
membencinya atas apa yang telah Sukab perbuat. Kiriman surat yang
berisikan sebuah potongan senja tersebut baru tersampaikan 10 tahun
kemudian dan hal ini membuat Alina merasa apa yang telah Sukab lakukan
sungguh berlebihan, karena ia beranggapan bahwa Sukab terlalu egois dan
dibutakan oleh cinta. Sukab hanya memikirkan dirinya sendiri, padahal
Alina saja sudah jelas menolak cinta itu.
Alina memang sangat kritis dalam menilai orang dan melihat sikap
orang lain bukan hanya dari apa yang telah ia perbuat, namun ketulusannya
juga. Bahkan, kadang sedikit frontal. Surat yang ia terima ternyata bocor,
sehingga kehangatan dan keabadian senja itu kini telah sirna dan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menyisakan sebuah pemandangan yang gelap gulita. Terbakar habis sudah
perasaan Alina.
Analisis tokoh Alina dapat dibuktikan pada kutipan teks dengan
kode data DNST Al .
“Siapa yang tidak suka merasa nyaman dan tenang di dunia ini Sukab, di
sebuah dunia yang sudah miskin masih bersimbah darah pula”. Hal 21
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Alina merupakan orang yang
realistis terhadap kehidupan.
Kode data DNST Al 2 dengan kutipan teks
“Senja yang paling tidak berharga dalam dalam hidupku sukab, senja
sialan yang paling tidak mungkin diharapkan manusia”. Hal 19
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Alina merupakan seseorang yang apa-
adanya, ia punya cara hidup dan sudut padang yang berbeda dengan sukab.
Dan disini juga tampak ia sangat tak bersyukur dengan apa yang diberikan.
Selebihnya analisis data tokoh Alina dapat dilihat pada kode data
DNST Al 3, DNST Al 4, DNST Al 5, DNST Al 6, DNST Al 7 pada bagian
lampiran analisis data tokoh novel Sepotong Senja untuk Pacarku karya
Seno Gumira Ajidarma.
c. Tukang Pos
Sosok pria yang bertugas mengantarkan segala macam surat ke
seluruh penjuru bumi. Kesetiaan dan keteguhan hatinya diuji ketika ia
mengirimkan surat dari Sukab untuk Alina. Hal tersebut karena, di atas
amplop tersebut tidak tercantum alamat, sehingga membuatnya harus pergi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sampai ke ujung dunia. Semuanya kacau, saat ia penasaran dengan isi
suratnya yang memancarkan suatu cahaya jingga kekuningan. Ia lantas
tersedot masuk ke dalam senja dan tidak bisa keluar, hingga 10 tahun
lamanya. Menjadi sosok manusia ikan dan membangun keluarga baru di
sana. Akhirnya, ia dapat ke luar namun surat baru tersampaikan 10 tahun
kemudian.
Analisis tokoh Tukang Pos dapat dibuktikan pada kutipan teks
dengan kode data DNST Tp 1.
“Sudah 40 hari 40 malam aku mengayuh sepedah nyaris tanpa henti,
sebelum akhirnya sampai ke bukit kapur ini. Aku mengayuh sepedahku
siang dan malam, dan hanya berhenti makan, minum, dan tidur sebentar di
bawah pohon yang rindang”. Hal 30
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Tukang pos merupakan seseorang
yang bekerja keras untuk memenuhi kewajibannya sebagai pengantar surat.
Kode data DNST Tp 2 dengan kutipan teks
“Untuk pertama kalinya dalam hidupku sebagai tukang pos, pengantar
surat yang merana tanpa penyapa, aku harus melakukan perjalanan begitu
panjang, di bawah terik matahari, dan sinar rebulan, mengantarkan surat
begitu ajaib , mengarungi lembah, hutan dan padang rumput selama
berhari-hari sampai tiba di kaki bukit”. Hal 30
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Tukang pos dalam teks tersebut
merupakan orang yang sabar.
Selebihnya analisis data tokoh Tukang Pos dapat dilihat pada kode data
DNST Tp 3, DNST Tp 4, DNST Tp 5, DNST Tp 6 pada bagian lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
analisis data tokoh novel Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira
Ajidarma.
d. Jezebel
Sosok perempuan yang bertahan di tengah bencana. Di mana
seluruh penduduk di tepi pantai tewas akibat perang yang terjadi, sehingga
ia harus bertahan dalam kesendirian, sambil mengawasi mayat-mayat yang
bergelimpangan di tepi pantai tersebut.
Analisis data tokoh dapat dilihat pada kode data DNST Jz 1 dengan
kutipan teks.
“Jezebel!jezebel!jangan berjalan ke sana Jezebel! Jangan!” Tapi Jezebel
terus saja berjalan, berjalan, dan berjalan”. Hal 150
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Jezebel merupakan orang
yang mengikuti kata hatinya.
Kode data DNST Jz 2 dengan kutipan teks.
“Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa henti sepanjang tanpa henti
sepanjang pantai menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan? Tapi aku tak
bisa berhenti meskipun aku sudah hampir tidak kuat lagi. Harus ada yang
setidaknya melihat mayat-mayat itu”. Hal 150
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa tokoh Jezebel merupakan orang
yang sangat peduli.
e. Gelandangan
Sosok gelandangan yang digambarkan dalam novel tersebut
tergambar dalam kode data DNST Gl 1 dengan kutipan teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“Terjatuh diatas sampah, merayapi tangga-tangga reyot, samai seorang
gelandangan menuntunku ke suatu tempat yang takkan pernah kulupakan
dalam hidupku. “masukklah” latanya tenang , “di situ kamu aman”. Hal 78
Kutipan tersebut menggambarkan tokoh gelandangan adalah orang yang
baik hati dan suka menolong.
g. Ratri
Sosok anak perempuan yang sangat tertarik akan fenomena anak-
anak senja di tempat tinggalnya. Malapetaka datang ketika ia mengikuti
anak-anak itu dan diculik dalam sekejap oleh mereka. Namun, sepertinya
kejadian itu hanya khayalan belaka sang ibu yang sedikit merasa ketakutan
yang berlebih akan kejadian anak-anak senja.
Analisis tokoh Ratri dapat dilihat dalam kode data DNST Rt 1
dengan kutipan teks.
“Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal 151
Teks tersebut menggambarkan tokoh Ratri merupakan seorang gadis
yang polos dan memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi.
Data DNST Rt 2 dengan kutipan teks.
“Ratri tertawa-tawa mengejar anak senja. Ia merasa seperti bermimpi.
Betapa indahnya impian yang menjadi kenyataa dan Ratri tidak ingin
kehilangan impian yang nyata itu”. Hal 151
Kutipan teks tersebut menggambarkan tokoh Ratri merupakan
seorang anak yang pada umumnya memiliki banyak impian dan penuh
dengan angan-angan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Data yang lain dapat dilihat pada kode data DNST Rt 3 dapat dilihat
pada bagian lampiran analisis data tokoh novel Sepotong Senja untuk
Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma.
4.2.2 Makna Kehidupan Novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk
Pacarku
Berikut akan dianalisis mengenai makna kehidupan novel Biola Tak Berdawai dan
Sepotong Senja untuk Pacarku.
4.2.2.1 Makna Kehidupan Novel Biola Tak Berdawai Karya Seno Gumira
Ajidarmo
Makna hidup dalam novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma
akan dianalisis menggunakan pendekatan struktural (Post-modernisme) dengan roh
Katresnanisme. Dari data yang ditampilkan pada bagian lampiran maka dapat
dianalisis sebagai berikut.
a. Analisis 1
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai memiliki makna hidup (depeer
meaning) yang tergambar pada tokoh Dewa seperti pada kode data DNBT Am Dw
1 dan DNBT Am Dw 3. Dari data DNBT Am Dw 1 dapat diambil makna hidup
yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “atur panuwun”
(feeling gratitude). Dengan kutipan teks.
“Sebetulnya aneh sekali aku diberi nama Dewa, karena bukanlah dewa adalah
makhluk sakti mandraguna yang sangat berkuasa?” (hal 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan merikan.
Manusia menerima itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama. Pada konteks ini manusia diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga menyebarkan juga berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini mengajarkan untuk tidak egois dan individualistis,
karena apa yang dicukupkan olehNya tentunya akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu membagikannya kepada yang lain.
Dari data DNBT Am Dw 3 dapat diambil makna hidup yang mendalam
setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “tentrem” (promoting peace).
Dengan kutipan teks.
“Demikianlah Rumah Asuh Ibu Sejatimenjadi tempat penampungan bayi-bayi
malang, tapi yang barangkali cukup beruntung karena segera meninggalkan dunia
yang fana ini”. (hal 10)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi, tentu tidak akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada dalam pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan. Apabila direfleksiakan hisup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
manusia sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan yang digali lebih mendalam.
Manusia harus menisbihkan keinginan batin namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk menemukan ketenangan batin itu sendiri. Data
berikutnya dapat dilihat pada bagian lampiran dengan kode data DNBT Am Dw 2
sampai dengan kode data DNBT Am Dw 37.
b. Analisis 2
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai memiliki makna hidup (depeer
meaning) yang tergambar pada tokoh Gandari seperti pada kode data DNBT Am
Gd 1. Dari data DNBT Am Gd 1 dapat diambil makna hidup yang mendalam
setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “sumarah” (trusting
surrendering). Dengan kutipan teks
“. … apakah yang berarti di dunia ini, selain sempurna dalam samadi,
meleburkan diri ke dalam cahaya abadi”. (hal 36)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah ketabahan hati dan kelapanan
hati untuk menerima sebuah ujian merupakan kunci manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan sebuah kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi atas
apa yang telah dilakukan, sehingga dengan seperti itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang didasarkan atas cinta akan menepis semua hasrat
negatif, semua yang dijalankan oleh manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c. Analisis 3
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai memiliki makna hidup (depeer
meaning) yang tergambar pada tokoh Mbak Wid seperti pada kode data DNBT Am
Mw 1 dan DNBT Am Mw 2. Dari data DNBT Am Mw 1 dapat diambil makna
hidup yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “atur
panuwun” (feeling gratitude). Dengan kutipan teks.
“Ibuku mencubitnya dan ia tertawa mesum tapi hatiku sakit sekali. Aku tahu
maksudnya seperti Drupadi yang suaminya lima, maka sumber kehidupan ibuku juga
dari banyak laki-laki”. (hal 59)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan merikan.
Manusia menerima itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama. Pada konteks ini manusia diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga menyebarkan juga berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini mengajarkan untuk tidak egois dan individualistis,
karena apa yang dicukupkan olehNya tentunya akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu membagikannya kepada yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari data DNBT Am Mw 2 dapat diambil makna hidup yang mendalam
setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “tulus” (being sincere). Dengan
kutipan teks.
“Biarlah aku menebus dosa-dosa ibuku, dengan menyelamatkan anak
sebanyak-banyaknya”. (hal 59)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara tulus kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta kasih dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu keberlangsungan hidup manusia akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan harmonisasi hidup yang indah. Data berikutnya dapat dilihat
pada bagian lampiran dengan kode data DNBT Am Mw 3.
d. Analisis 4
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai memiliki makna hidup (depeer
meaning) yang tergambar pada tokoh Renjani seperti pada kode data DNBT Am Rj
1. Dari data DNBT Am Rj 1 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “Kraton nDalem” (being spiritual).
Dengan kutipan teks.
“Dewa, dan bayi-bayi lainna, mereka juga ciptaan Tuhan, dan seperti ciptaan
Tuhan lainnya, mereka juga punya keindahan sendiri”. (hal 115)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah perjalanan hidup manusia
memang panjang, namun apabila dihayati dengan betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Janganlah kita menakar
seberapa banyak yang sudah kita terima, namun berpikirlah seberapa banyak apa
yang sudah kita berikan kepada orang lain. Dengan seperti itu hidup manusia akan
diisi oleh kebahagiaan yang sejati yang datang dari Berkah Tuhan itu sendiri.
e. Analisis 5
Novel yang berjudul Biola Tak Berdawai memiliki makna hidup (depeer
meaning) yang tergambar pada tokoh Bhisma seperti pada kode data DNBT Am Bs
1 dan DNBT Am Bs 2. Dari data DNBT Am Bs 1 dapat diambil makna hidup yang
mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “tulus” (being
sincere). Dengan kutipan teks.
“Di arena resital musik yang telah kosong, Bhisma mendengar tangisan
hatinya sendiri”. (hal 146)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara tulus kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta kasih dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu keberlangsungan hidup manusia akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan harmonisasi hidup yang indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari data DNBT Am Bs 2 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “atur panuwun” (feeling gratitude).
Dengan kutipan teks.
“Padahal dengan menangis, seorang lelaki tidak kehilangan apa-apa,
sebaliknya justru ia bertambah lengkap dan kaya sebagai manusia”. (hal 146)
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan merikan.
Manusia menerima itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama. Pada konteks ini manusia diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga menyebarkan juga berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini mengajarkan untuk tidak egois dan individualistis,
karena apa yang dicukupkan olehNya tentunya akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu membagikannya kepada yang lain. Data berikutnya dapat
dilihat pada bagian lampiran dengan kode data DNBT Am Bs 3.
4.2.2.2 Makna Kehidupan Novel Sepotong Senja Untuk Pacarku Karya Seno
Gumira Ajidarmo.
Makna hidup dalam novel Sepotong Senja Untuk Pacarku karya Seno Gumira
Ajidarma akan dianalisis menggunakan pendekatan struktural (Post-modernisme)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dengan roh Katresnanisme. Dari data yang ditampilkan pada bagian lampiran maka
dapat dianalisis sebagai berikut.
a. Analisis 1
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Sukab seperti pada kode data DNST
Am Sk1 dan DNST Am Sk 2. Dari data DNST Am Sk1 dapat diambil makna
hidup yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “Sithik
idhing” (promoting win-win). Dengan kutipan teks.
“Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi lantas
kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa
berikannya padamu”. Hal 6
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah Manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial, hidupnya bergantung dari manusia lain. Artinya manusia hidup
saling membantu demi meringankan tugas yang diembannya. Maka dari itu
kehidupan manusia harus saling berbagi dalam semua hal, misalnya pemikiran,
tenaga, daya upaya dan lain sebagainya.
Dari data DNST Am Sk2 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “tulus” (being sincere). Dengan kutipan
teks.
“Aku sudah berniat memberikan senja itu untukmu dan hanya untukmu saja, Alina.
Tak seorang pun boleh mengambilnya dariku”. Hal 7
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sebagai kodrat manusia yang hidup didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara tulus kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta kasih dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu keberlangsungan hidup manusia akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan harmonisasi hidup yang indah.
Data berikutnya dapat dilihat pada bagian lampiran dengan kode data DNST
Am Sk 3, DNST Am Sk 4, DNST Am Sk 5, DNST Am Sk 6, DNST Am Sk 7,
DNST Am Sk 8, DNST Am Sk 9, DNST Am Sk 10, DNST Am Sk 11, DNST Am
Sk 12, DNST Am Sk 13, DNST Am Sk 14, DNST Am Sk 15, DNST Am Sk 16,
DNST Am Sk 17, DNST Am Sk 18, DNST Am Sk 19, DNST Am Sk 20, DNST
Am Sk 21, DNST Am Sk 22, DNST Am Sk 23, DNST Am Sk 24, DNST Am Sk
25.
b. Analisis 2
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Alina seperti pada kode data DNST
Am Al 1 dan DNST Am Al 2. Dari data DNST Am Al 1 dapat diambil makna
hidup yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “tentrem”
(promoting peace). Dengan kutipan teks.
“Siapa yang tidak suka merasa nyaman dan tenang di dunia ini Sukab, di sebuah
dunia yang sudah miskin masih bersimbah darah pula”. Hal 21
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi, tentu tidak akan menghasilkan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada dalam pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan. Apabila direfleksiakan hisup
manusia sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan yang digali lebih mendalam.
Manusia harus menisbihkan keinginan batin namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk menemukan ketenangan batin itu sendiri.
Dari data DNST Am Al 2 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “atur panuwun” (feeling gratitude).
Dengan kutipan teks.
“Senja yang paling tidak berharga dalam dalam hidupku sukab, senja sialan yang
paling tidak mungkin diharapkan manusia”. Hal 19
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan merikan.
Manusia menerima itu semua dengan penuh gembira. Namun jangan lupa, apa
yang kita terima dari Tuhan hendaknya kita juga memberikannya untuk sesama. Pada
konteks ini manusia diajarkan untuk menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain. Data berikutnya dapat dilihat pada bagian
lampiran dengan kode data DNST Am Al 3, DNST Am Al 4, DNST Am Al 5,
DNST Am Al 6, DNST Am Al 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
c. Analisis 3
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Tukang Pos seperti pada kode data
DNST Am Tp 1 dan DNST Am Tp 3. Dari data DNST Am Tp 1 dapat diambil
makna hidup yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme
“mrantasi” (being reliable). Dengan kutipan teks.
“Sudah 40 hari 40 malam aku mengayuh sepedah nyaris tanpa henti, sebelum
akhirnya sampai ke bukit kapur ini. Aku mengayuh sepedahku siang dan malam, dan
hanya berhenti makan, minum, dan tidur sebentar di bawah pohon yang rindang”.
Hal 30
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah kemadirian manusia dalam
menjalani sesuatu memang harus dikedepankan. Manusia ada masanya bersama-
sama namun ada juga masa untuk sendiri. Memutuskan seuatu hal yang sangat urgen
tentu mejadi pertimbangan manusia harus dengan cepat melakukannya. Pekerjaan
yang sudah diberikan kepada kita hendaknya diselesaikan dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab. Ketekunan dan keuletan akan mengasah manusia sebagai
pribadi yang dewasa sekaligus unggul dalam bidangnya.
Dari data DNST Am Tp 3 dapat diambil makna hidup yang mendalam
setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “mranani” (entralling). Dengan
kutipan teks.
“Dibukit ini, akhirnya aku berhenti. Penasaran juga rasanya melihat tas surat
memancar-mancarkan cahaya seperti itu”. Hal 32
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah sebuah peradaban yang
diciptakan oleh Sang Maha Kuasa pantas untuk dinikmati. Tentu saja keajaiban-
keajaiban Sang Pencipta membuat manusia menjadi penasaran. Namun semuanya itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
merupakan karuniaNya. Karena dengan menikmatinya manusia dapat bersyukur
terhadap apa yang didapatkan. Dunia itu indah dan selayaknya keindahan itu
dilestarikan dan dirawat. Data berikutnya dapat dilihat pada bagian lampiran dengan
kode data DNST Am Tp 2, DNST Am Tp 4, DNST Am Tp 5, DNST Am Tp 6.
d. Analisis 4
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Gelandangan seperti pada kode data
DNST Am Gl 1. Dari data DNST Am Gl 1 dapat diambil makna hidup yang
mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “binerkahan” (being
blassed). Dengan kutipan teks.
“Terjatuh diatas sampah, merayapi tangga-tangga reyot, samai seorang
gelandangan menuntunku ke suatu tempat yang takkan pernah kulupakan dalam
hidupku. “masukklah” katanya tenang , “di situ kamu aman”. Hal 44
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah semua yang manusia lakukan
tentu akan diberkahi oleh Tuhan sendiri, jangan sampai manusia meninggalkaNya.
Sebab orang yang tekun dalam pekerjaannya akan diberikan kemudahan dan berkah
yang melimpah. Keuletan dan ketekunan akan memunculkan hasil yang
menggembirakan. Jangaan menggerutu atas pekerjaan yang sedang dikerjakan
melainkan nikmatilah sehingga akan memperoleh berkah melimpah.
e. Analisis 5
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Ratri seperti pada kode data DNST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Am Rt 1 dan DNST Am Rt 2. Dari data DNST Am Rt 1 dapat diambil makna
hidup yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “Kraton
nDalem ” (being spiritual). Dengan kutipan teks.
“Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal 151
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah perjalanan hidup manusia
memang panjang, namun apabila dihayati dengan betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Janganlah kita menakar
seberapa banyak yang sudah kita terima, namun berpikirlah seberapa banyak apa
yang sudah kita berikan kepada orang lain. Dengan seperti itu hidup manusia akan
diisi oleh kebahagiaan yang sejati yang datang dari Berkah Tuhan itu sendiri.
Dari data DNST Am Rt 2 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “atur panuwun” (feeling gratitude).
Dengan kutipan teks.
“Ratri tertawa-tawa mengejar anak senja. Ia merasa seperti bermimpi. Betapa
indahnya impian yang menjadi kenyataa dan Ratri tidak ingin kehilangan impian
yang nyata itu”. Hal 150
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan merikan.
Manusia menerima itu semua dengan penuh gembira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Namun jangan lupa, apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama. Pada konteks ini manusia diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga menyebarkan juga berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini mengajarkan untuk tidak egois dan individualistis,
karena apa yang dicukupkan olehNya tentunya akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu membagikannya kepada yang lain. Data berikutnya dapat
dilihat pada bagian lampiran dengan kode data DNST Am Rt 3.
f. Analisis 6
Novel yang berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku memiliki makna hidup
(depeer meaning) yang tergambar pada tokoh Jazebel seperti pada kode data DNST
Am Jz 1 dan DNST Am Jz 2. Dari data DNST Am Jz 1 dapat diambil makna hidup
yang mendalam setelah didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “mbombong
mbimbing” (encouraging). Dengan kutipan teks.
“Jezebel!jezebel!jangan berjalan ke sana Jezebel! Jangan!” Tapi Jezebel terus saja
berjalan, berjalan, dan berjalan”. Hal 161
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah pendampingan dan arahan dari
seseorang yang lebih senoir sangat diharapkan. Manusia perlu mendengarkan petuah-
petuah dari orang yang lebih senior. Dengan seperti itu keputusan yang diambil akan
benar-benar matar dan tidak gegabah. Manusia tidak dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut banyak sekali rintangan yang menghadang.
Maka perlunya manusia membutuhkan bantuan bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa yang akan dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari data DNST Am Jz 2 dapat diambil makna hidup yang mendalam setelah
didekonstruksi dengan roh Katresnanisme “mrantasi” (being reliable). Dengan
kutipan teks.
“Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa henti sepanjang tanpa henti sepanjang pantai
menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan? Tapi aku tak bisa berhenti meskipun
aku sudah hampir tidak kuat lagi. Harus ada yang setidaknya melihat mayat-mayat
itu”. Hal 162
Berdasarkan analisis Aos Katresnanisme adalah kemadirian manusia dalam
menjalani sesuatu memang harus dikedepankan. Manusia ada masanya bersama-
sama namun ada juga masa untuk sendiri. Memutuskan seuatu hal yang sangat urgen
tentu mejadi pertimbangan manusia harus dengan cepat melakukannya. Pekerjaan
yang sudah diberikan kepada kita hendaknya diselesaikan dengan sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab. Ketekunan dan keuletan akan mengasah manusia sebagai
pribadi yang dewasa sekaligus unggul dalam bidangnya.
4.3 Pembahasan
Dalam Subbab ini diuraikan pembahasan mengenai temuan yang sama
dengan penelitian yang terdahulu. Penelitian ini ingin mencari makna sebuah
kehidupan yang ada pada Novel Sepotong senja untuk Pacarku dan Biola Tak
Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma. Penelitian terdahulu yang menjadi
acuan peneliti dalam melakukan penelitian berasal dari penelitian Dr. Antonius
Herujiyanto, M.A mengenai Aos Katresnanisme dalam konteks budaya Jawa.
Peneliti menemukan 33 Aos atau inti dari kebenaran sejati. Dengan
adanya Aos Katresnanisme maka daya kekuatan cinta dapat dipergunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
roh untuk mendekontruksi karya sastra. Maka konsep yang paling utama dalam
temuan penelitian ini adalah mengubah pemikiran yang negatif menjadi lebih
positif. Teks sastra yang muncul pada kedua novel tersebut digali teksnya untuk
menemukan makna kontekstual.
Peneliti memiliki kewenangan untuk menafsirkan apa yang menjadi
pemikirannya berdasarkan pendekatan Dekontruksi (Post-modernisme) yang
ditemukan oleh Derrida. Peneliti menggunakan Dekonstruksi sebagai alat untuk
membentengi konvensi teks sastra. Teks sastra dapat diarahkan pada hal yang
positif dengan roh atau Aos Katresnanisme itu sendiri.
4.3.1 Tokoh Dewa dan Sukab dari Novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong
Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma dalam Pendekatan
Psikologi
Menurut Freud, bagian yang sangat primitif dari jiwa adalah Id, bagian
kedua adalah ego, serta bagian yang ketiga adalah superego. Bagian-bagian ini
tidak memiliki wilayah tertentu, tetapi hanya merupakan gagasan-gagasan
hipotetis. Mereka berinteraksi dengan tiga tingkat kehidupan mental sehingga ego
melintasi semua tingkat topografis dan memiliki komponen sadar, pra sadar dan
tak sadar, sedangkan superego adalah prasadar dan tak sadar.
Berdasarkan hasil analisis, tokoh Dewa dan Sukab dapat dikaitkan dengan
pendekatan Psikologi Freud. Pada tataran ini dilihat dari Id, ego dan Superego
tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
a. Tokoh Dewa dalam Psikologi Id, ego dan Super Ego
Dalam data dengan kode data DNBT Dw1, DNBT Dw 2, DNBT Dw 3,
DNBT Dw 4, DNBT Dw 5, DNBT Dw 6, DNBT Dw 7, DNBT Dw 8.
Dijelaskan bahwa sesuai dengan Id, ego dan superego manusia. Dewa adalah
sosok yang tulus, bersyukur dan bersemangat. Tulus dalam menjalani
hidup merupakan bukti Id dari sosok Dewa, hal tersebut tersaji pada data
DNBT Dw 4, DNBT Dw 7.
Bersemangat menjadi bukti bahwa sosok Dewa memiliki ego, artinya
kekuatan untuk memahami keadaan yang dipikirkan dengan kondisi real yang
ada di dunia. Dewa tidak sekadar menjalani hidup dengan hura-hura, namun
mengisi hidup dengan sesuatu hal yang baik. Bukti dari ego tersebut
ditunjukkan pada data DNBT Dw 6, DNBT Dw 3, DNBT Dw 1.
Bersyukur menjadi bukti bahwa sosok Dewa memiliki superego, Dewa
dapat memilih yang yang ideal bukan yang real. Dalam konteks ini, Dewa
mampu menemparkan dirinya memahami sebuah kehidupan secara lebih
menyeluruh. Dewa mampu mensyukuri atas kekurangan fisik dan mental
yang ada pada dirinya. Bukti dari superego Dewa dapat ditunjukkan pada
data DNBT Dw 2, DNBT Dw 5, DNBT Dw 8.
b. Tokoh Sukab dalam Psikologi Id, ego dan superego
Dalam data dengan kode data DNST Sk 1, DNST Sk 2, DNST Sk 3, DNST
Sk 4, DNST Sk 5, DNST Sk 6, DNST Sk 7, DNST Sk 8, DNST Sk 9, DNST
Sk 10, DNST Sk 11, DNST Sk 12, DNST Sk 13, DNST Sk 14, DNST Sk 15,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
DNST Sk 16, DNST Sk 17, DNST Sk 18, DNST Sk 19, DNST Sk 20, DNST
Sk 21, DNST Sk 22, DNST Sk 23, DNST Sk 24, DNST Sk 25. Dijelaskan
bahwa sesuai dengan Id, ego dan superego manusia. Sukab adalah sosok yang
baik hati, suka membantu dan bertanggung jawab.
Baik hati terhadap sesama merupakan bukti bahwa Sukab memiliki
Id. Insting yang di bawa sejak lahir memberikan ruang pada dirinya untuk
memberikan yang terbaik untuk orang lain. Hal tersebut tersaji pada data
DNST Sk 1, DNST Sk 3, DNST Sk 5, DNST Sk 6, DNST Sk 19 dan DNST
Sk 23.
Sukab juga memiliki sifat yang menonjol dalam dirinya, yaitu suka
membantu orang lain. Dalam kehidupannya Sukab lebih mementingkan orang
lain, walaupun terkadang orang lain menghiraukan segala sesuatu yang sudah
dibuat oleh Sukab. Hal tersebut tersaji pada data DNST Sk 2, DNST Sk 4,
DNST Sk 7, DNST Sk 13, DNST Sk 15, DNST Sk 20, DNST Sk 21, DNST
Sk 24.
Selain baik hati dan suka membantu orang lain, Sukab juga memiliki
sifat menonjol adalah bertanggung jawab. Sukab memiliki komitmen tinggi
untuk meraih sesuatu, walaupun harus bersusah payah namun Sukab tetap
tegar dalam menggapainya. Hal tersebut tersaji pada data DNST Sk 8, DNST
Sk 9, DNST Sk 10, DNST Sk 11, DNST Sk 14, DNST Sk 16, DNST Sk 17,
DNST Sk 18, DNST Sk 19, DNST Sk 25.
Dari hasil temuan data yang disajikan dapat dibahas, bahwa
keberadaan tokoh Dewa dan Suka dalam novel Biola Tak Berdawai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sepotong Senja untuk Pacarku dapat merepresentasikan teori dari Psikologi
Freud mengenai Id, ego dan superego.
4.3.2 Makna Kehidupan Tokoh Dewa dan Sukab dengan Pendekatan
Dekontruksi Sastra Didukung Pendekatan Katresnanisme
a. Makna Kehidupan Tokoh Dewa Novel Biola Tak Berdawai karya Seno
Gumira Ajidarma.
Makna kehidupan tokoh Dewa dapat disajikan pada Data DNBT Am
Dw1, DNBT Am Dw 2, DNBT Am Dw 3, DNBT Am Dw 4, DNBT Am Dw 5,
DNBT Am Dw 6, DNBT Am Dw 7, DNBT Am Dw 8. Data yang tersaji tersebut
merepresentasikan dari depeer meaning, makna sesungguhnya dapat ditarik dari
makna tekstualnya. Apabila dilihat dari makna tekstual, makna kehidupan dari
tokoh Dewa adalah jalan hidup adalah suatu penderitaan. Data tersebut tersaji
pada DNBT Dw 1, DNBT Dw 2, DNBT Dw 3, DNBT Dw 4, DNBT Dw 5,
DNBT Dw 6, DNBT Dw 7, DNBT Dw 8.
Dari data yang merepresentasikan makna tekstual selanjutnya dapat
didekonstruksikan dengan teori katresnanisme. Berdasar analisis didapatkan Aos
Katresnanisme yaitu “Atur panuwun”, “tentrem”, “tulus”, “Kraton nDalem”,
“binerkahan”. Dari beberapa Aos Katresnanisme tersebut dapat disimpulkan
bahwa tokoh Dewa memiliki Depeer meaning atau makna sesungguhnya dalam
hidupnya adalah dibalik derita akan ada kebahagiaan yang menyambutnya,
hidup akan indah dengan cinta di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Makna Kehidupan Tokoh Sukab Novel Sepotong Senja untuk Pacarku
karya Seno Gumira Ajidarma
Makna kehidupan tokoh Sukab dapat disajikan pada Data DNST Am
Sk1, DNST Am Sk 2, DNST Am Sk 3, DNST Am Sk 4, DNST Am Sk 5, DNST
Am Sk 6, DNST Am Sk 7, DNST Am Sk 8, DNST Am Sk 9, DNST Am Sk 10,
DNST Am Sk 11, DNST Am Sk 12, DNST Am Sk 13, DNST Am Sk 14, DNST
Am Sk 15, DNST Am Sk 16, DNST Am Sk 17, DNST Am Sk 18, DNST Am Sk
19, DNST Am Sk 20, DNST Am Sk 21, DNST Am Sk 22, DNST Am Sk 23,
DNST Am Sk 24, DNST Am Sk 25. Data yang tersaji tersebut
merepresentasikan dari depeer meaning, makna sesungguhnya (depeer meaning
) dapat ditarik dari makna tekstualnya. Apabila dilihat dari makna tekstual,
makna kehidupan dari tokoh Sukab adalah hidup adalah ruang dan waktu yang
selalu bersekutu. Data tersebut tersaji pada Data DNST Sk1, DNST Sk 2, DNST
Sk 3, DNST Sk 4, DNST Sk 5, DNST Sk 6, DNST Sk 7, DNST Sk 8, DNST
Sk 9, DNST Sk 10, DNST Sk 11, DNST Sk 12, DNST Sk 13, DNST Sk 14,
DNST Sk 15, DNST Sk 16, DNST Sk 17, DNST Sk 18, DNST Sk 19, DNST
Sk 20, DNST Sk 21, DNST Sk 22, DNST Sk 23, DNST Sk 24, DNST Sk 25.
Dari data yang merepresentasikan makna tekstual selanjutnya dapat
didekonstruksikan dengan teori katresnanisme. Berdasar analisis didapatkan Aos
Katresnanisme yaitu “sithik iding”, “tulus”, “sumeleh”, “sumarah”,
“samanunggal”, “teposliro”, “migunani”, “nalar”, “mrantasi”, “binerkahan”,
“cancut taliwanda”, “atur panuwun”, “tentram”, “nyedulur mulur”, “andom
slamet”. Dari beberapa Aos Katresnanisme tersebut dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tokoh Sukab memiliki Depeer meaning atau makna sesungguhnya dalam
hidupnya adalah hidup merupakan perjalanan panjang yang diperjuangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan data dan pembahasan mengenai makna kehidupan
seperti tergambar pada novel Biola Tak Berdawai dan Sepotong Senja untuk Pacarku
dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Tokoh Dewa dan Sukab yang terdapat pada kedua novel tersebut dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Tokoh pada novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma
dapat dideskripsikan sebagai berikut. Dewa merupakan sosok yang tulus dan
peka terhadap hidup. Dewa dapat menjalani kehidupannya secara lebih
bijaksana. Dewa juga sosok yang dapat bersyukur atas anugrah yang
diberikan oleh Tuhan. Dalam keterbatasannya Dewa senantiasa bersemangat
menjalani kehidupan.
Keberadaan tokoh Dewa tidak dapat dilepaskan juga dari tokoh-tokoh
pendukungnya. Tokoh lain membentuk keberadaan dari Tokoh Dewa. Tokoh-
tokoh tersebut adalah sebagai berikut, Renjani merupakan tokoh yang dapat
memahami bahwa di balik dunia ragawi yang fana ini, ada dunia baru yang
bisa diselami, dunia yang bisa dirasakan jiwa dan hati. Mbak Wid sebagai
seorang yang ingin menebus segala kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.
Ia ingin masa depannya baik dan meninggalkan kekelaman di masa lalu.
Bhisma adalah sosok yang harus selalu kuat dalam menjalani hidup. Boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
meratapi kesedihan namun harus selalu menatap maju kedepan pada hal yang
lebih baik.
Tokoh pada novel Sepotong Senja Untuk Pacarku karya Seno
Gumira Ajidarma dapat dideskripsikan sebagai berikut. Sukab merupakan
tokoh baik hati, keberadaan Sukab senantiasa memikirkan kebahagiaan
orang lain, dia berusaha untuk membahagiakan orang yang ia sayangi.
Sukab juga memiliki sikap suka membatu dan bertanggung jawab.
Keberadaan tokoh Sukab tidak dapat dilepaskan juga dari tokoh-
tokoh pendukungnya. Tokoh lain membentuk keberadaan dari Tokoh
Sukab. Tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut, Alina merupakan
orang yang realistis terhadap kehidupan. Tukang pos dalam teks tersebut
merupakan orang yang sabar. Jezebel merupakan orang yang mengikuti
kata hatinya. Kutipan tersebut menggambarkan tokoh gelandangan adalah
orang yang baik hati dan suka menolong. Ratri merupakan seorang gadis
yang polos dan memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi.
b. Makna kehidupan yang tergambar dalam novel Biola Tak Berdawai dan
Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma setelah
dilakukan pendekatan dekontruksi (post-modernisme) didasarkan pada Aos
Katresnanisme.
1. Katresnanisme “Sithik idhing” (promoting win-win). Manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial, hidupnya bergantung dari
manusia lain. Artinya manusia hidup saling membantu demi
meringankan tugas yang diembannya. Maka dari itu kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
manusia harus saling berbagi dalam semua hal, misalnya pemikiran,
tenaga, daya upaya dan lain sebagainya.
2. Katresnanisme “tulus” (being sincere). Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada orang yang sayangi,
dengan perasaan percaya dan cinta akan menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati. Maka sebagai kodrat manusia yang
hidup didasarkan atas cinta hendaknya manusia memberikan cinta
dan kasih sayang secara tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
3. Katresnanisme “tentrem” (promoting peace). Jati diri manusia yang
luhur saalah satunya untuk menemukan sebuah ketenangan batin.
Apa yang diperjuangkan di dunia ini apabila hanya mengejar
materi, tentu tidak akan menghasilkan sebuah ketenangan batin.
Kenyamanan yang ada dalam pribadi manusia menjadikan kekuatan
untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan. Apabila direfleksiakan
hisup manusia sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan yang
digali lebih mendalam. Manusia harus menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4. Katresnanisme “atur panuwun” (feeling gratitude). Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau memberi”. Hal tersebut tentu
saja dapat diterapkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Tuhan
telah memberi manusia kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan.
5. Katresnanisme “mrantasi” (being reliable). kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah manusia sebagai pribadi yang dewasa
sekaligus unggul dalam bidangnya.
6. Katresnanisme “mranani” (entralling). Sebuah peradaban yang
diciptakan oleh Sang Maha Kuasa pantas untuk dinikmati. Tentu
saja keajaiban-keajaiban Sang Pencipta membuat manusia menjadi
penasaran. Namun semuanya itu merupakan karuniaNya. Karena
dengan menikmatinya manusia dapat bersyukur terhadap apa yang
didapatkan. Dunia itu indah dan selayaknya keindahan itu
dilestarikan dan dirawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
7. Katresnanisme “binerkahan” (being blassed). Semua yang manusia
lakukan tentu akan diberkahi oleh Tuhan sendiri, jangan sampai
manusia meninggalkaNya. Sebab orang yang tekun dalam
pekerjaannya akan diberikan kemudahan dan berkah yang
melimpah. Keuletan dan ketekunan akan memunculkan hasil yang
menggembirakan. Jangaan menggerutu atas pekerjaan yang sedang
dikerjakan melainkan nikmatilah sehingga akan memperoleh berkah
melimpah.
8. Katresnanisme “Kraton nDalem ” (being spiritual). Perjalanan
hidup manusia memang panjang, namun apabila dihayati dengan
betul sangat pendek. Artinya manusia harus mengisinya dengan
kebaikan-kebaikan. Janganlah kita menakar seberapa banyak yang
sudah kita terima, namun berpikirlah seberapa banyak apa yang
sudah kita berikan kepada orang lain. Dengan seperti itu hidup
manusia akan diisi oleh kebahagiaan yang sejati yang datang dari
Berkah Tuhan itu sendiri.
9. Katresnanisme “mbombong mbimbing” (encouraging).
pendampingan dan arahan dari seseorang yang lebih senoir sangat
diharapkan. Manusia perlu mendengarkan petuah-petuah dari orang
yang lebih senior. Dengan seperti itu keputusan yang diambil akan
benar-benar matar dan tidak gegabah. Manusia tidak dapat hidup
sendiri, semua jalan tersedia namun dalam jalan tersebut banyak
sekali rintangan yang menghadang. Maka perlunya manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
membutuhkan bantuan bimbingan dari orang lain sebagai mediator
dan moderator atas apa yang akan dilakukannya.
10. Katresnanisme “sumarah” (trusting surrendering). Ketabahan hati
dan kelapanan hati untuk menerima sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani dengan penuh suka cita.
11. Katresnanisme “ Sithik idhing” (promoting win-win). Manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial, hidupnya bergantung dari
manusia lain. Artinya manusia hidup harus saling membantu demi
meringankan tugas yang diembannya. Maka dari itu kehidupan
harus saling berbagi dalam semua hal misalnya pemikiran, tenaga ,
daya upaya dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan mengenai makna kehidupan tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa ada 11 Aos Katresnanisme yang muncul dalam novel
Sepotong Senja untuk Pacarku dan Biola Tak Berdawai karya Seno
Gumira Ajidarma.
Dapat disimpulkan makna kehidupan novel dibagi dua yaitu makna tertulis
(surface meaning) dan makna sesungguhnya (deeper meaning). Surface meaning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tokoh Dewa dari novel Biola Tak Berdawai adalah memaknai jalan hidup adalah
penderitaan. Surface meaning (makna literal) tokoh Sukab dari novel Sepotong Senja
Untuk Pacarku adalah hidup merupakan ruang dan waktu yang selalu bersekutu.
Deeper meaning tokoh Dewa dari novel Biola Tak Berdawai adalah dibalik derita
akan ada kebahagiaan yang menyambutnya, hidup akan indah dengan cinta di
dalamnya. Deeper meaning tokoh Sukab dari novel Sepotong Senja Untuk Pacarku
adalah hidup merupakan perjalanan panjang yang diperjuangkan.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat dipergunakan dalam bidang sastra. Perkembangan sastra
semakin berkembang. Maka melihat keadaan ini penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tentu saja dapat memberikan kontribusi yang membantu dalam memperkaya
penelitian dalam bidang sastra. Peneliti tidak menutup kemungkinan adanya inovasi-
inovasi baru untuk mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Endaswara, Suwardi. 2016. Metodologi Penelitian Posmodernisme Sastra, Penafsiran,
Pengejaran dan Permainan Makna. Yogyakarta: CAPS
Faruk. 2015. Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herujiyanto, Antonius. 2016. Understanding Indonesian Plays (Wayang and Brechtian
strategy). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Hall, Calvin S dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, Allport
Sheldon Catell Dollard dan Miller Skinner (editor:Dr. A. Supratiknya). Yogyakarta:
Kanisius.
Herujiyanto, Antonius. (2007). Teori Katresnanisme.
https://antonherujiyanto.wordpress.com/2007/11/12/theory-of-katresnanism-pious-love/
diunduh (7 April 2017) pukul 19.30 wib.
Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo
Luxemburg, Jan Van. 1986. Pengantar Ilmu Sastra di Indonesiakan oleh Dick Hartoko.
Jakarta: Gramendia.
Moleong, L. 2006. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pradopo, Rachmad Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Sastra dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______________________ . 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama
Media.
Provinsi Serikat Yesus Indonesia. 1987. Ciri-ciri Khas Pendidikan Pada Lembaga
Pendidikan Yesuit. Yogyakarta: Kanisius.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Semi, Antar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Semiun, Yustinus. 2006. Freud Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik. Yogyakarta:
Kanisius.
Sugiharto, I. Bambang. 1996. Posmodernisme. Yogyakarta: Kanisius
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Sumardjo, Jakob. 2009. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suseno, Franz Magnis. 2005. Pijar-Pijar Filsafat (Dari Gatholoco ke Filsafat Perempuan,
dari Adam Muller ke Postmodernisme. Yogyakarta: Kanisius.
Teew A. 2010. Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Jaya.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DATA TOKOH NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
NO KUTIPAN TEKS KODE DATA
1 Sebetulnya aneh sekali aku diberi nama Dewa, karena
bukanlah dewa adalah makhluk sakti mandraguna
yang sangat berkuasa? (hal 7)
DNBT Dw1 (Dewa)
2 Begitulah, Tuhan mengabulkan permintaan manusia
untuk mempunyai keturunan, namun ketika mereka
mendapat bayi tunadaksa, bukannya kasihan malah
membuangnya sekalian - betapa terkelabui mereka
oleh keindahan ragawi, yang tidak memberikan
jaminan apakah akan berarti juga keindahan rohani.
(hal 8)
DNBT Dw2
3 Demikianlah Rumah Asuh Ibu Sejatimenjadi tempat
penampungan bayi-bayi malang, tapi yang barangkali
cukup beruntung karena segera meninggalkan dunia
yang fana ini. (hal 10)
DNBT Dw3
4 Namun cinta ibuku bagaikan air terjun yang
membasuhku, aku tidak mendengar tetapi mendengar
cinta itu dalam bahasaku sendiri, bukan bahasa ibuku
yang terdengar melainkan bahasa cinta. (hal 11-12)
DNBT Dw4
5 Bayi mati artinya suatu kehidupan yang singkat,
begitu singkat, seperti suatu titik saja, belum menjadi
garis, yang terpendek sekalipun. (hal 23)
DNBT Dw5
6 Namun kesunyian bukanlah tanpa suara sedangkan
suara-suara bukanlah sekadar bunyi saja. Angin
kadang terdengar seperti bisikan dan betapa bisa
bermakna suatu bisikan ketika mengundang seribu
penafsiran. (hal 28)
DNBT Dw6
7 kelahiranku adalah kodratku, tidak ada yang bisa
kuingkari dari situ. Aku hanya tidak bsa menunjukan
diriku, karena tubuhku tidak berada untuk
DNBT Dw7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
membahasakan jiwaku. (hal 29)
8 Mereka yang merasa tubuhnya sempurna berjuang
sepanjang sejarah manusia untuk memahami jiwa,
namun jiwa hanya terbaca melalui tubuh yang
membahasakannya, sedangkan tubuh kami tidak
menjelmakan penanda apapun yang mungkin ditafsir
sebagai bahasa, sehingga jiwa kami tidak bisa dibaca.
(hal 29)
DNBT Dw8
9 Apakah yang berarti di dunia ini, selain sempurna
dalam samadi, meleburkan diri ke dalam cahaya
abadi. (hal 36)
DNBT Gn1 (Gandari)
10 Bisakah kehidupan kepompong disebut sebagai
kehidupan tanpa tubuh? Tapi bukankah kepompong
itu betapapun suatu raga bagi sesuatu yang akan
berubah dari ulat menjadi kupu-kupu? (Hal 40)
DNBT Dw9
11 Jangankan kepada anak tunadaksa yang tampak di
depan mata, anak yang tidak pernah tumbuh dan tidak
pernah dilahirkan pun memberinya ikatan batin luar
biasa. (hal 55)
DNBT Dw10
12 Ibuku hanya satu, ketika menari ia bisa menjadi
seribu, dan ketika lenyap tetap terjelma dalam keadaan
membiru. (hal 56
DNBT Dw11
13 Bagaikan suatu tatapan dari balik kaca, mata bisa
memandang tetapi tubuh tak mampu menembusnya.
Jiwa mampu menyapa jiwa dan hati mampu
menyentuh hati tetapi akal begitu terbatas
kemampuannya untuk menjelaskan rasa. (hal 57)
DNBT Dw12
14 Aku terduduk, terpaksa duduk, da memang hanya
mampu duduk, namun siapapun dia dengan hati dan
jiwa memiliki ruang yang tidak terbatas dalam dirinya.
(hal 58)
DNBT Dw13
15 Ibuku mencubitnya dan ia tertawa mesum tapi hatiku DNBT Mw 1 (Mbak Wid)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
sakit sekali. Aku tahu maksudnya seperti Drupadi
yang suaminya lima, maka sumber kehidupan ibuku
juga dari banyak laki-laki. (hal 59)
16 Biarlah aku menebus dosa-dosa ibuku, dengan
menyelamatkan anak sebanyak-banyaknya. (hal 59)
DNBT Mw 2
17 Manusia mungkin tidak berdosa, tapi ia sangat
mungkin bersalah, karena kejahatannya dilakukan
dengan bebas - yakni dengan kesempatan menerima
tanggung jawab. (hal 65)
DNBT Dw 14
18 Apakah aku salah jika menganggap kebahagianku
sebagai berkah? Aku melacur sebagai pengorbanan,
bukan karena ingin bersenang-senang. Jalan hidupku
adalah jalan penderitaan. (hal 67)
DNBT Mw 3
19 Sebagai kkasih, ia tak bisa sepenuhnya memiliki atau
memberikan dirinya bagi Arjuna (hal 75)
DNBT Dw 15
20 Namun tiba-tiba mendadak langit menjadi gelap,
matahari lenyap. (hal 78)
DNBT Dw 16
21 Kemudian kulihat tarian ibuku berubah, langkah-
langkah baletnya yang indah menjadi langkah
terhuyung-huyung. (hal 78)
DNBT Dw 17
22 Itulah sebabnya foto-foto tarian yang terhentikan itu
tidak tampak sebagai patung yang diam, melainkan
pendiaman suatu gerak, gerak yang terhidupkan
kembali justru dalam pendiamannya. (hal 80)
DNBT Dw 18
23 Namun penonton hanya mendengar bunyi, dan hanya
sekadar bunyi - bukan musik. (hal 100)
DNBT Dw 19
24 Meskipun aku tunadaksa, aku ada di sana. Jiwaku
dalam jiwanya. Duniaku dalam dunianya. Kalau aku
bukan tunadaksa - sungguh pancaindraku akan sangat
membatasi duniaku. (hal 101)
DNBT Dw 20
25 … jika anak-anak tunadaksa paling lama hanya hidup
setahun lamanya, kehidupanku tentu sesuatu yang
lebih patut untuk disyukuri. Namun seandainya ibuku
DNBT Dw 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
beryukur lebih karena ada aku untuk dirinya, itu pun
patut kusyukuri karena setidaknya kehadiranku ini ada
juga maknanya untuk seseorang. (hal 112)
26 Tubuhku masih tertunduk di Rumah Asuh Ibu Sejati,
namun jiwaku berada dalam diri ibuku. (hal 114)
DNBT Dw 22
27 Dewa, dan bayi-bayi lainna, mereka juga ciptaan
Tuhan, dan seperti ciptaan Tuhan lainnya, mereka
juga punya keindahan sendiri. (hal 115)
DNBT Rj 1 (Renjani)
28 Jiwa hanya bisa didekati dengan jiwa. Hati hanya bisa
didekati dengan hati. Secerdas-cerdas otak, ia justru
hanya berfungsi dalam suatu jarak. (hal 117)
DNBT Dw 23
29 Kaki menjadi bukan sekadar penyangga dan pembawa
tubuh, kaki menjadi bahasa tersendiri, karena memang
kaki-kaki itu adalah kaki yang menari. (hal 129)
DNBT Dw 24
30 Tapi bagaimanakah caranya menuliskan jeritan itu,
bukan sebagai bunyi, tapi sebagai makna yang
mewakili luka. (hal 131)
DNBT Dw 25
31 Karena dengan adanya takdir maka perjuangan
manusia tidak berguna. (hal 140)
DNBT Dw 26
32 Ia tidak peduli takdir itu ada atau tidak, tapi ia
membebaskan diri untuk berbuat, dengan segala
risikonya. (hal 141)
DNBT Dw 27
33 Di arena resital musik yang telah kosong, Bhisma
mendengar tangisan hatinya sendiri. (hal 146)
DNBT Bs 1 (Bhisma)
34 Padahal dengan menangis, seorang lelaki tidak
kehilangan apa-apa, sebaliknya justru ia bertambah
lengkap dan kaya sebagai manusia. (hal 146)
DNBT Bs 2
35 Kini aku tahu makna dari melarung, yakni melepaskan
segala sesuatu, menyerahkannya kembali kepada
ketertakdiran alam semesta, membebaskan diri dari
segala ikatan penafsiran. (hal 148)
DNBT Dw 28
36 Meskipun aku begitu bebas mengembara dalam
semesta jiwa, kebebasanku tetaplah hingga adanya -
DNBT Dw 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
aku begitu takut karena merasa seolah-olah ibuku
berada di balik cakrawala. (hal 149)
37 Keruntuhan dan kematian - seberapa jauh keduanya
harus ditakutkan sebagai kemungkinan dan kepastian.
(hal 157)
DNBT Dw 30
38 Cinta yang semula melimpahiku bagaikan air mengalir
bergemuruh dari sebuah air terjun kini telah menguap
dan harus dicari dalam partikel-partikel uap air di
udara. (hal 171)
DNBT Dw 31
39 Suatu kehampaan yang membuatku mempunyai
perasaan terjatuh ke dalam sumur tanpa dasar. (hal
173)
DNBT Dw 32
40 Dalam keheningan jiwa kami menyatu, jiwa anak-
anak tunadaksa yang tiada akan pernah terselami
mereka yang nirtuna. (hal 173)
DNBT Dw 33
41 Cinta itu seperti jiwa, yang ikut melemah bersama
tubuh jika tidak disapa dari dalam hati - makanya
setiap kali ditemukan cinta harus tetap dicari dan
dicari. (hal 174)
DNBT Dw 34
42 Kujaga dalam diriku kepundan cinda yang
menggelegak, karena tanpa cinta seorang anak
tunadaksa seperti aku hanyalah boneka tak bergerak.
(hal 175)
DNBT Dw 35
43 Bhisma memainkan biolanya dengan seluruh jiwa,
dalam dadanya berkembang suatu rasa yang tercermin
dari nadanya: pedih dan ngelangut. (hal 190)
DNBT Bs 3
44 Ketika siapapun tiba saatnya mati, orangnya memang
menghilang dan pergi, tapi makna keberadaannya
selalu terbuka untuk tetap dihidupkan. (hal 194)
DNBT Dw 36
45 Itulah masalahnya, kami melihat dunia dengan cara
lain. (hal 197)
DNBT Dw 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
ANALISIS TOKOH NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
NO KUTIPAN TEKS KODE DATA KETERANGAN
1 Sebetulnya aneh sekali aku diberi nama
Dewa, karena bukanlah dewa adalah
makhluk sakti mandraguna yang sangat
berkuasa? (hal 7)
DNBT Dw1
(Dewa)
Diksi yang digunakan sangat
menarik dan penulis berhasil
menyisipkan cerita wayang
dengan baik. Dewa
merupakan sosok yang sangat
sakti dan memiliki wibawa.
2 Begitulah, Tuhan mengabulkan
permintaan manusia untuk mempunyai
keturunan, namun ketika mereka
mendapat bayi tunadaksa, bukannya
kasihan malah membuangnya sekalian -
betapa terkelabui mereka oleh keindahan
ragawi, yang tidak memberikan jaminan
apakah akan berarti juga keindahan
rohani. (hal 8)
DNBT Dw2 Penulis menyampaikan suatu
teguran dan kritik melalui
paduan kata indah dengan
makna yang dalam. Manusia
hendaknya bersyukur atas
anugrah yang diberikan oleh
Tuhan
3 Demikianlah Rumah Asuh Ibu
Sejatimenjadi tempat penampungan bayi-
bayi malang, tapi yang barangkali cukup
beruntung karena segera meninggalkan
dunia yang fana ini. (hal 10)
DNBT Dw3 Di sini penulis
menggabungkan 2 hal yang
saling berkontradiksi, yakni
malang dan beruntung.
Kalimat ini juga mengandung
makna bahwa sesuatu yang
hitam bisa saja menjadi putih
dan bahwa ada kebaikan
dibalik keburukan
4 Namun cinta ibuku bagaikan air terjun
yang membasuhku, aku tidak mendengar
tetapi mendengar cinta itu dalam
bahasaku sendiri, bukan bahasa ibuku
yang terdengar melainkan bahasa cinta.
DNBT Dw4 Kekuatan cinta seorang ibu
sangat luar biasa. Cinta tulus
mengalah semuanya. Cinta
tidak dapat sekadar
didengungkan saja namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
(hal 11-12) dapat dirasakan dalam wujud
nyata.
5 Bayi mati artinya suatu kehidupan yang
singkat, begitu singkat, seperti suatu titik
saja, belum menjadi garis, yang
terpendek sekalipun. (hal 23)
DNBT Dw5 Cara penulis menyampaikan
maksudnya melalui ilustrasi
sangat baik. Hidup adalah
sebuah perjuangan dan perlu
disyukuri keberadaannya.
Maka rawatlah dan peganglah
erat cinta untuk hidup yang
indah.
6 Namun kesunyian bukanlah tanpa suara
sedangkan suara-suara bukanlah sekadar
bunyi saja. Angin kadang terdengar
seperti bisikan dan betapa bisa bermakna
suatu bisikan ketika mengundang seribu
penafsiran. (hal 28)
DNBT Dw6 Penulis mengajak kita untuk
masuk lebih dalam dunia
ilustrasinya dan untuk
menyimak segala sesuatu di
sekitar kita, untuk menyelami
dunia. Hidup tidak sekadar
hura-hura tetapi mengisinya
dengan hal yang baik.
7 kelahiranku adalah kodratku, tidak ada
yang bisa kuingkari dari situ. Aku hanya
tidak bsa menunjukan diriku, karena
tubuhku tidak berada untuk
membahasakan jiwaku. (hal 29)
DNBT Dw7 Tokoh mengakui kekurangan/
kelemahannya, menunjukan
sisi dimana ia rapuh. Hal ini
sekaligus menarik simpati
para pembaca sehingga bisa
kian merasakan apa yang
dirasakan tokoh.
8 Mereka yang merasa tubuhnya sempurna
berjuang sepanjang sejarah manusia
untuk memahami jiwa, namun jiwa hanya
terbaca melalui tubuh yang
membahasakannya, sedangkan tubuh
kami tidak menjelmakan penanda apapun
yang mungkin ditafsir sebagai bahasa,
sehingga jiwa kami tidak bisa dibaca.
DNBT Dw8 Kuasa Tuhan memang luar
biasa. Jangan sia-siakan yang
menjadi pemberian dariNya.
Selalu pergunakan talenta dan
kesempurnaan manusia untuk
sesuatu yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(hal 29)
9 Apakah yang berarti di dunia ini, selain
sempurna dalam samadi, meleburkan diri
ke dalam cahaya abadi. (hal 36)
DNBT Gn1
(Gandari)
Gandari menyadari hakikat
dari dunia yang fana ini dan
dasar segala-galanya. Segala
macam rupa aktivitas dunia
dapat terjadi.
10 Bisakah kehidupan kepompong disebut
sebagai kehidupan tanpa tubuh? Tapi
bukankah kepompong itu betapapun
suatu raga bagi sesuatu yang akan
berubah dari ulat menjadi kupu-kupu?
(Hal 40)
DNBT Dw9 Penulis menyajikan 2 hal
yang saling berkontradiksi
sekaigus menjelaskan
keindahan dari kepompong.
11 Jangankan kepada anak tunadaksa yang
tampak di depan mata, anak yang tidak
pernah tumbuh dan tidak pernah
dilahirkan pun memberinya ikatan batin
luar biasa. (hal 55)
DNBT Dw10 Dewa menjelaskan
bagaimana ibunya
menyimpan sejuta kasih
sayang pada anak-anak,
bahkan kepada anak yang
dulu dikandungnya.
12 Ibuku hanya satu, ketika menari ia bisa
menjadi seribu, dan ketika lenyap tetap
terjelma dalam keadaan membiru. (hal 56
DNBT Dw11 Dewa menjelaskan bahwa
menari merupakan cara
ibunya mengekspresikan
jiwanya.
13 Bagaikan suatu tatapan dari balik kaca,
mata bisa memandang tetapi tubuh tak
mampu menembusnya. Jiwa mampu
menyapa jiwa dan hati mampu
menyentuh hati tetapi akal begitu terbatas
kemampuannya untuk menjelaskan rasa.
(hal 57)
DNBT Dw12 Sebagai manusia yang
memiliki akal budi, terkadang
manusia terlalu banyak
menggunakan akal itu,
padahal jiwa dan hati
berbicara tentang hal yang
tidak terlihat.
14 Aku terduduk, terpaksa duduk, da
memang hanya mampu duduk, namun
siapapun dia dengan hati dan jiwa
memiliki ruang yang tidak terbatas dalam
DNBT Dw13 Penulis menyajikan
kelemahan sekaligus
kelebihan dan mengajak
manusia untuk tidak terfokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dirinya. (hal 58) pada sekadar ragawi/ duniawi
dan mencoba untuk
menyelami dunia perasaan,
jiwa dan hati.
15 Ibuku mencubitnya dan ia tertawa mesum
tapi hatiku sakit sekali. Aku tahu
maksudnya seperti Drupadi yang
suaminya lima, maka sumber kehidupan
ibuku juga dari banyak laki-laki. (hal 59)
DNBT Mw 1
(Mbak Wid)
Kepasrahan hati untuk
menemukan sebuah cinta,
semua cinta ada dalam darah
sosok ibu sekalipun
keberadaannya bukan yang
tunggal.
16 Biarlah aku menebus dosa-dosa ibuku,
dengan menyelamatkan anak sebanyak-
banyaknya. (hal 59)
DNBT Mw 2 Rasa bersalah pasti ada
melihat masa lalu. Namun
masa lalu biarkan hilang dan
ditebus dengan masa depan
yang lebih indah
17 Manusia mungkin tidak berdosa, tapi ia
sangat mungkin bersalah, karena
kejahatannya dilakukan dengan bebas -
yakni dengan kesempatan menerima
tanggung jawab. (hal 65)
DNBT Dw 14 Pemikiran ini sangat menarik
di mana penulis merasa
bahwa dosa sekadar
hubungan manusia dengan
Tuhan tanpa bisa
dicampurtangani oleh
manusia lain.
18 Apakah aku salah jika menganggap
kebahagianku sebagai berkah? Aku
melacur sebagai pengorbanan, bukan
karena ingin bersenang-senang. Jalan
hidupku adalah jalan penderitaan. (hal
67)
DNBT Mw 3 Ibu Mbak Wid mencoba
untuk tegar dan menikmati
segala ha baik dalam
hidupnya yang penuh
sembilu.
19 Sebagai kekasih, ia tak bisa sepenuhnya
memiliki atau memberikan dirinya bagi
Arjuna. (hal 75)
DNBT Dw 15 Kepasrahan, cinta akan
datang dari manapun asalnya.
Karena cinta itu sebenarnya
ada di dalam hati manusia itu
sendiri yang terpancar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
sebuah perwujudan.
20 Namun tiba-tiba mendadak langit
menjadi gelap, matahari lenyap. (hal 78)
DNBT Dw 16 Penulis ingin menjelaskan
melalui ilustrasi bagaimana
keadaan berubah 180 derajat
dan bagaimana kehancuran
datang dari yang dulunya
kebahagiaan (menari).
21 Kemudian kulihat tarian ibuku berubah,
langkah-langkah baletnya yang indah
menjadi langkah terhuyung-huyung. (hal
78)
DNBT Dw 17 Penulis ingin menjelaskan
melalui ilustrasi bagaimana
keadaan berubah 180 derajat
dan bagaimana kehancuran
datang dari yang dulunya
kebahagiaan (menari).
22 Itulah sebabnya foto-foto tarian yang
terhentikan itu tidak tampak sebagai
patung yang diam, melainkan pendiaman
suatu gerak, gerak yang terhidupkan
kembali justru dalam pendiamannya. (hal
80)
DNBT Dw 18 Penulis ingin mengajak
pembaca lebih mendalami
dunia, bukan sekadar yang
terlihat, tapi juga apa yang
dirasakan, karena yang
dirasakan hati belum tentu
bisa dirasakan akal.
23 Namun penonton hanya mendengar
bunyi, dan hanya sekadar bunyi - bukan
musik. (hal 100)
DNBT Dw 19 Penulis ingin mengajak
pembaca lebih mendalami
dunia, bukan sekadar yang
terlihat, tapi juga apa yang
dirasakan, karena yang
dirasakan hati belum tentu
bisa dirasakan akal.
24 Meskipun aku tunadaksa, aku ada di
sana. Jiwaku dalam jiwanya. Duniaku
dalam dunianya. Kalau aku bukan
tunadaksa - sungguh pancaindraku akan
sangat membatasi duniaku. (hal 101)
DNBT Dw 20 Bahwa dibalik dunia ragawi
yang fana ini, ada dunia baru
yang bisa diselami, dunia
yang bisa dirasakan jiwa dan
hati.
25 … jika anak-anak tunadaksa paling lama DNBT Dw 21 Bersyukur dalam kesempitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
hanya hidup setahun lamanya,
kehidupanku tentu sesuatu yang lebih
patut untuk disyukuri. Namun seandainya
ibuku beryukur lebih karena ada aku
untuk dirinya, itu pun patut kusyukuri
karena setidaknya kehadiranku ini ada
juga maknanya untuk seseorang. (hal
112)
dan sangat senang sebab
hidupnya bermakna bagi
orang lain.
26 Tubuhku masih tertunduk di Rumah
Asuh Ibu Sejati, namun jiwaku berada
dalam diri ibuku. (hal 114)
DNBT Dw 22 Tubuh hanyalah corpus
namun dibalik itu jiwa, cinta
melekat dalam raga yang
selalu terpancar.
27 Dewa, dan bayi-bayi lainna, mereka juga
ciptaan Tuhan, dan seperti ciptaan Tuhan
lainnya, mereka juga punya keindahan
sendiri. (hal 115)
DNBT Rj 1
(Renjani)
Bahwa dibalik dunia ragawi
yang fana ini, ada dunia baru
yang bisa diselami, dunia
yang bisa dirasakan jiwa dan
hati.
28 Jiwa hanya bisa didekati dengan jiwa.
Hati hanya bisa didekati dengan hati.
Secerdas-cerdas otak, ia justru hanya
berfungsi dalam suatu jarak. (hal 117)
DNBT Dw 23 Jiwa adalah jiwa. Hati adalah
hati. Kata ini
merepresentasikan
keberadaan manusia yang
terdiri dari raga dan sukma
yang saling berkaitan.
29 Kaki menjadi bukan sekadar penyangga
dan pembawa tubuh, kaki menjadi bahasa
tersendiri, karena memang kaki-kaki itu
adalah kaki yang menari. (hal 129)
DNBT Dw 24 Kutipan ini menjelaskan
bagaimana tubuh yang
bersifat ragawi juga memiliki
fungsi lain untuk
menyalurkan hati dan jiwa.
30 Tapi bagaimanakah caranya menuliskan
jeritan itu, bukan sebagai bunyi, tapi
sebagai makna yang mewakili luka. (hal
131)
DNBT Dw 25 Bunyi, yang bersifat ragawi
bisa didengar, yang bersifat
bisa juga memiliki fungsi
lain untuk menyalurkan hati
dan jiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
31 Karena dengan adanya takdir maka
perjuangan manusia tidak berguna. (hal
140)
DNBT Dw 26 Kutipan ini mencoba melihat
sesuatu dari perspektif lain,
takdir bukan sebagai sesuatu
yang baik yang sudah
direncanakan, melainkan
sebagai sesuatu yang
membuat usaha manusia sia-
sia.
32 Ia tidak peduli takdir itu ada atau tidak,
tapi ia membebaskan diri untuk berbuat,
dengan segala risikonya. (hal 141)
DNBT Dw 27 Hal ini menunjukan
keberanian, kekuatan hati,
dan kerasnya kemauan tokoh.
33 Di arena resital musik yang telah kosong,
Bhisma mendengar tangisan hatinya
sendiri. (hal 146)
DNBT Bs 1
(Bhisma)
Kutipan ini menunjukan
suasana yang sangat sedih
dan menyayat hati karena
perbandingan yang diulang,
yakni kosong dan tangisan
hati.
34 Padahal dengan menangis, seorang lelaki
tidak kehilangan apa-apa, sebaliknya
justru ia bertambah lengkap dan kaya
sebagai manusia. (hal 146)
DNBT Bs 2 Manusia diajarkan untuk
selalu kuat dalam menjalani
hidup. Boleh meratapi
kesedihan namun harus selalu
menatap maju kedepan pada
hal yang lebih baik.
35 Kini aku tahu makna dari melarung,
yakni melepaskan segala sesuatu,
menyerahkannya kembali kepada
ketertakdiran alam semesta,
membebaskan diri dari segala ikatan
penafsiran. (hal 148)
DNBT Dw 28 Belajar untuk ikhlas dengan
apa yang sudah hilang dalam
diri manusia. Semua yang
dimiliki manusia adalah
milikNya dan Dia berhak
untuk mengambilnya.
36 Meskipun aku begitu bebas mengembara
dalam semesta jiwa, kebebasanku
tetaplah sehingga adanya - aku begitu
takut karena merasa seolah-olah ibuku
DNBT Dw 29 Cinta mengalahkan
segalanya, terkadang jiwa
manusia merasa kering
karena manusia hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
berada di balik cakrawala. (hal 149) mengejar materi dan sampai
mati-matian mengejar materi.
Materi bukan yang paling
utama dalam hidup. Karena
semua akan kembali
kepadaNya sampai ajal tiba.
37 Keruntuhan dan kematian - seberapa jauh
keduanya harus ditakutkan sebagai
kemungkinan dan kepastian. (hal 157)
DNBT Dw 30 Kutipan ini mengajak
pembaca untuk tidak takut
akan hal-hal yang bisa terjadi
selama hal tersebut masih
berupa kemungkinan.
38 Cinta yang semula melimpahiku
bagaikan air mengalir bergemuruh dari
sebuah air terjun kini telah menguap dan
harus dicari dalam partikel-partikel uap
air di udara. (hal 171)
DNBT Dw 31 Kutipan ini menjelaskan
bagaimana Dewa sangat
kehilangan sosok ibunya dan
bagaimana keadaan berubah
180 derajat, yang awalnya
sangat dicintai menjadi tidak
dicintai.
39 Suatu kehampaan yang membuatku
mempunyai perasaan terjatuh ke dalam
sumur tanpa dasar. (hal 173)
DNBT Dw 32 Ada 2 hal yang saling
berkontradiksi, hampa dengan
perasaan, akan tetapi
mengarah pada hal yang sama
bahwa perasaan tokoh justru
menyakitinya.
40 Dalam keheningan jiwa kami menyatu,
jiwa anak-anak tunadaksa yang tiada
akan pernah terselami mereka yang
nirtuna. (hal 173)
DNBT Dw 33 Kuasa Tuhan luar biasa, Ia
menciptakan berupa bentuk
kehidupan. Maka semuanya
itu harus kita hormati dan
syukuri keberadaannya.
41 Cinta itu seperti jiwa, yang ikut melemah
bersama tubuh jika tidak disapa dari
dalam hati - makanya setiap kali
ditemukan cinta harus tetap dicari dan
DNBT Dw 34 Cinta bukanlah sesuatu yang
bersifat ragawi, bukan
sesuatu yang bisa dipahami
oleh akal, melainkan bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dicari. (hal 174) dirasakan melalui hati.
42 Kujaga dalam diriku kepundan cinda
yang menggelegak, karena tanpa cinta
seorang anak tunadaksa seperti aku
hanyalah boneka tak bergerak. (hal 175
DNBT Dw 35 Menjelaskan hakikat tentang
pentingnya cinta.
43 Bhisma memainkan biolanya dengan
seluruh jiwa, dalam dadanya berkembang
suatu rasa yang tercermin dari nadanya:
pedih dan ngelangut. (hal 190)
DNBT Bs 3 Pada akhirnya tokoh selain
Dewa juga bisa merasakan
dunia lewat jiwa dan
perasaan.
44 Ketika siapapun tiba saatnya mati,
orangnya memang menghilang dan pergi,
tapi makna keberadaannya selalu terbuka
untuk tetap dihidupkan. (hal 194)
DNBT Dw 36 Manusia tinggal menunggu
giliran untuk dipanggil
Tuhan. Maka isilah hidup
dengan cinta dan kebaikan
bagi sesama manusia.
45 Itulah masalahnya, kami melihat dunia
dengan cara lain. (hal 197)
DNBT Dw 37 Cara pandang manusia
berbeda-beda. Namun semua
cara yang berbeda itu
disamakan dengan cara
pandang dari Tuhan itu
sendiri. Tuhan memiliki cinta
dan cinta itu menyatukan
yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
ANALISIS MAKNA HIDUP NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI KARYA SENO
GUMIRA AJIDARMA BERDASAR AOS KATRESNANISME
NO KUTIPAN TEKS KODE DATA Analisis Berdasar Aos
Katresnanisme
1 Sebetulnya aneh sekali aku diberi
nama Dewa, karena bukanlah dewa
adalah makhluk sakti mandraguna
yang sangat berkuasa? (hal 7)
DNBT Am
Dw1 (Dewa)
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
2 Begitulah, Tuhan mengabulkan
permintaan manusia untuk
mempunyai keturunan, namun ketika
mereka mendapat bayi tunadaksa,
bukannya kasihan malah
membuangnya sekalian - betapa
terkelabui mereka oleh keindahan
ragawi, yang tidak memberikan
jaminan apakah akan berarti juga
keindahan rohani.
DNB Am Dw2 Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
(hal 8) manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
3 Demikianlah Rumah Asuh Ibu
Sejatimenjadi tempat penampungan
bayi-bayi malang, tapi yang
barangkali cukup beruntung karena
segera meninggalkan dunia yang
fana ini. (hal 10)
DNBT Am
Dw3
Aos “tentrem” (promoting
peace)
Keterangan: Jati diri manusia
yang luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya
mengejar materi, tentu tidak
akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan
yang ada dalam pribadi manusia
menjadikan kekuatan untuk
mewujudkan sebuah
kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
4 Namun cinta ibuku bagaikan air
terjun yang membasuhku, aku tidak
mendengar tetapi mendengar cinta
DNBT Am
Dw4
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
itu dalam bahasaku sendiri, bukan
bahasa ibuku yang terdengar
melainkan bahasa cinta. (hal 11-12)
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
5 Bayi mati artinya suatu kehidupan
yang singkat, begitu singkat, seperti
suatu titik saja, belum menjadi garis,
yang terpendek sekalipun. (hal 23)
DNBT Am
Dw5
Aos “Kraton nDalem” (being
spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup
manusia memang panjang,
namun apabila dihayati dengan
betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya
dengan kebaikan-kebaikan.
Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima,
namun berpikirlah seberapa
banyak apa yang sudah kita
berikan kepada orang lain.
Dengan seperti itu hidup
manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang
datang dari Berkah Tuhan itu
sendiri.
6 Namun kesunyian bukanlah tanpa
suara sedangkan suara-suara
bukanlah sekadar bunyi saja. Angin
kadang terdengar seperti bisikan dan
betapa bisa bermakna suatu bisikan
ketika mengundang seribu
penafsiran. (hal 28)
DNBT Am
Dw6
Aos “tentram” (promoting
peace)
Keterangan: Jati diri manusia
yang luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya
mengejar materi, tentu tidak
akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan
yang ada dalam pribadi manusia
menjadikan kekuatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mewujudkan sebuah
kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
7 kelahiranku adalah kodratku, tidak
ada yang bisa kuingkari dari situ.
Aku hanya tidak bsa menunjukan
diriku, karena tubuhku tidak berada
untuk membahasakan jiwaku. (hal
29)
DNBT Am
Dw7
Aos “binerkahan” (being
blassed)
Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang
sangat berharga. Maka sebagai
manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua
yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
8 Mereka yang merasa tubuhnya
sempurna berjuang sepanjang
sejarah manusia untuk memahami
jiwa, namun jiwa hanya terbaca
melalui tubuh yang
membahasakannya, sedangkan tubuh
kami tidak menjelmakan penanda
apapun yang mungkin ditafsir
sebagai bahasa, sehingga jiwa kami
tidak bisa dibaca. (hal 29)
DNBT Am
Dw8
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
9 Apakah yang berarti di dunia ini,
selain sempurna dalam samadi,
meleburkan diri ke dalam cahaya
abadi. (hal 36)
DNBT Am
Gn1 (Gandari)
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
10 Bisakah kehidupan kepompong
disebut sebagai kehidupan tanpa
tubuh? Tapi bukankah kepompong
itu betapapun suatu raga bagi sesuatu
yang akan berubah dari ulat menjadi
kupu-kupu? (Hal 40)
DNBT Am
Dw9
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani
hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan.
Manusia di dunia ini harus terus
berjuang dalam menjalaninya.
Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan
pada kenyataan yang manis
ataupun pahit. Namun semua itu
adalah rencana dari Sang Pencita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan
diri untuk menerima kenyataan
hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Semeleh”
11 Jangankan kepada anak tunadaksa
yang tampak di depan mata, anak
yang tidak pernah tumbuh dan tidak
pernah dilahirkan pun memberinya
ikatan batin luar biasa. (hal 55)
DNBT Am
Dw10
Aos “Kraton nDalem” (being
spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup
manusia memang panjang,
namun apabila dihayati dengan
betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya
dengan kebaikan-kebaikan.
Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima,
namun berpikirlah seberapa
banyak apa yang sudah kita
berikan kepada orang lain.
Dengan seperti itu hidup
manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang
datang dari Berkah Tuhan itu
sendiri.
12 Ibuku hanya satu, ketika menari ia
bisa menjadi seribu, dan ketika
lenyap tetap terjelma dalam keadaan
membiru. (hal 56)
DNBT Am
Dw11
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
13 Bagaikan suatu tatapan dari balik
kaca, mata bisa memandang tetapi
tubuh tak mampu menembusnya.
Jiwa mampu menyapa jiwa dan hati
mampu menyentuh hati tetapi akal
begitu terbatas kemampuannya
untuk menjelaskan rasa. (hal 57)
DNBT Am
Dw12
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang
dikerjakan oleh manusia
tentunya harus didasarkan pada
sebuah realitas yang logis.
Semua tidak dapat hanya
didasarkan pada angan-angan
belakan. Apa yang akan diraih
harus direncanakan, diputuskan,
dijalankan dan direfleksikan.
Kenyataan yang ada di dunia ini
manusia melakukan sesuatu
terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi
berlebih juga lebih tidak baik
14 Aku terduduk, terpaksa duduk, da
memang hanya mampu duduk,
namun siapapun dia dengan hati dan
jiwa memiliki ruang yang tidak
terbatas dalam dirinya. (hal 58)
DNBT Am
Dw13
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
15 Ibuku mencubitnya dan ia tertawa
mesum tapi hatiku sakit sekali. Aku
tahu maksudnya seperti Drupadi
yang suaminya lima, maka sumber
kehidupan ibuku juga dari banyak
laki-laki. (hal 59)
DNBT Am
Mw 1 (Mbak
Wid)
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
16 Biarlah aku menebus dosa-dosa
ibuku, dengan menyelamatkan anak
sebanyak-banyaknya. (hal 59)
DNBT Am
Mw 2
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
17 Manusia mungkin tidak berdosa, tapi
ia sangat mungkin bersalah, karena
kejahatannya dilakukan dengan
bebas - yakni dengan kesempatan
menerima tanggung jawab. (hal 65)
DNBT Am Dw
14
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani
hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan.
Manusia di dunia ini harus terus
berjuang dalam menjalaninya.
Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan
pada kenyataan yang manis
ataupun pahit. Namun semua itu
adalah rencana dari Sang Pencita
sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan
diri untuk menerima kenyataan
hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Semeleh”
18 Apakah aku salah jika menganggap
kebahagianku sebagai berkah? Aku
melacur sebagai pengorbanan, bukan
karena ingin bersenang-senang.
Jalan hidupku adalah jalan
penderitaan. (hal 67)
DNBT Am
Mw 3
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
penuh suka cita.
19 Sebagai kekasih, ia tak bisa
sepenuhnya memiliki atau
memberikan dirinya bagi Arjuna (hal
75)
DNBT Am Dw
15
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
20 Namun tiba-tiba mendadak langit
menjadi gelap, matahari lenyap (hal
78)
DNBT Am Dw
16
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
21 Kemudian kulihat tarian ibuku
berubah, langkah-langkah baletnya
yang indah menjadi langkah
terhuyung-huyung.(hal 78)
DNBT Am Dw
17
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia
penuh dengan dinamika yang
sangat kompleks. Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
terkadang dihadapkan dalam
banyak pilihan yang sulit untuk
dipilih. Pilihan-pilihan yang
muncul dapat membuat sikap
antarindividu saling terkoyak
hanya dengan masalah yang
sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari
harapan manusia untuk meraih
segala yang diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada
manusia lain. Melihat hal
tersebut manusia tentunya dapat
menyikapinya dengan baik, yaitu
dengan saling menghormati
keberadaan orang lain. Hidup
harus selalu berdampingan dan
menghargai dan menghormati
hak orang lain.
22 Itulah sebabnya foto-foto tarian yang
terhentikan itu tidak tampak sebagai
patung yang diam, melainkan
pendiaman suatu gerak, gerak yang
terhidupkan kembali justru dalam
pendiamannya. (hal 80)
DNBT Am Dw
18
Aos “binerkahan” (being
blassed)
Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang
sangat berharga. Maka sebagai
manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua
yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
23 Namun penonton hanya mendengar
bunyi, dan hanya sekadar bunyi -
bukan musik. (hal 100)
DNBT Am Dw
19
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
24 Meskipun aku tunadaksa, aku ada di
sana. Jiwaku dalam jiwanya.
Duniaku dalam dunianya. Kalau aku
bukan tunadaksa - sungguh
pancaindraku akan sangat membatasi
duniaku. (hal 101)
DNBT Am Dw
20
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
25 Jika anak-anak tunadaksa paling
lama hanya hidup setahun lamanya,
kehidupanku tentu sesuatu yang
lebih patut untuk disyukuri. Namun
seandainya ibuku beryukur lebih
karena ada aku untuk dirinya, itu pun
patut kusyukuri karena setidaknya
kehadiranku ini ada juga maknanya
untuk seseorang. (hal 112)
DNBT Am Dw
21
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
26 Tubuhku masih tertunduk di Rumah
Asuh Ibu Sejati, namun jiwaku
berada dalam diri ibuku. (hal 114)
DNBT Am Dw
22
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani
hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan.
Manusia di dunia ini harus terus
berjuang dalam menjalaninya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan
pada kenyataan yang manis
ataupun pahit. Namun semua itu
adalah rencana dari Sang Pencita
sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan
diri untuk menerima kenyataan
hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Sumeleh”
27 Dewa, dan bayi-bayi lainna, mereka
juga ciptaan Tuhan, dan seperti
ciptaan Tuhan lainnya, mereka juga
punya keindahan sendiri. (hal 115)
DNBT Am Rj
1 (Renjani)
Aos “Kraton nDalem” (being
spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup
manusia memang panjang,
namun apabila dihayati dengan
betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya
dengan kebaikan-kebaikan.
Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima,
namun berpikirlah seberapa
banyak apa yang sudah kita
berikan kepada orang lain.
Dengan seperti itu hidup
manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang
datang dari Berkah Tuhan itu
sendiri.
28 Jiwa hanya bisa didekati dengan
jiwa. Hati hanya bisa didekati
dengan hati. Secerdas-cerdas otak, ia
justru hanya berfungsi dalam suatu
jarak. (hal 117)
DNBT Am Dw
23
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang
dikerjakan oleh manusia
tentunya harus didasarkan pada
sebuah realitas yang logis.
Semua tidak dapat hanya
didasarkan pada angan-angan
belakan. Apa yang akan diraih
harus direncanakan, diputuskan,
dijalankan dan direfleksikan.
Kenyataan yang ada di dunia ini
manusia melakukan sesuatu
terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi
berlebih juga lebih tidak baik
29 Kaki menjadi bukan sekadar
penyangga dan pembawa tubuh, kaki
menjadi bahasa tersendiri, karena
memang kaki-kaki itu adalah kaki
yang menari. (hal 129)
DNBT Am Dw
24
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
30 Tapi bagaimanakah caranya
menuliskan jeritan itu, bukan sebagai
bunyi, tapi sebagai makna yang
mewakili luka. (hal 131)
DNBT Am Dw
25
Aos “Mranani” (entralling)
Keterangan: sebuah peradaban
yang diciptakan oleh Sang Maha
Kuasa pantas untuk dinikmati.
Tentu saja keajaiban-keajaiban
Sang Pencipta membuat manusia
menjadi penasaran. Namun
semuanya itu merupakan
karuniaNya. Karena dengan
menikmatinya manusia dapat
bersyukur terhadap apa yang
didapatkan. Dunia itu indah dan
selayaknya keindahan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dilestarikan dan dirawat.
31 … karena dengan adanya takdir
maka perjuangan manusia tidak
berguna. (hal 140)
DNBT Am Dw
26
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
32 Ia tidak peduli takdir itu ada atau
tidak, tapi ia membebaskan diri
untuk berbuat, dengan segala
risikonya. (hal 141)
DNBT Am Dw
27
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
33 Di arena resital musik yang telah
kosong, Bhisma mendengar tangisan
hatinya sendiri. (hal 146)
DNBT Bs 1 Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
34 Padahal dengan menangis, seorang
lelaki tidak kehilangan apa-apa,
sebaliknya justru ia bertambah
lengkap dan kaya sebagai manusia.
(hal 146)
DNBT Am Bs
2
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih
atau memberi”. Hal tersebut
tentu saja dapat diterapkan
dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi
manusia kehidupan, anugrah
berupa kepandaian, akal, materi,
kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia
menerima itu semua dengan
penuh gembira. Namun jangan
lupa, apa yang kita terima dari
Tuhan hendaknya kita juga
memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
diajarkan untuk menerima
sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang
di terima kepada manusia yang
lain. Ajaran ini mengajarkan
untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya
akan ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang
lain.
35 Kini aku tahu makna dari melarung,
yakni melepaskan segala sesuatu,
menyerahkannya kembali kepada
ketertakdiran alam semesta,
membebaskan diri dari segala ikatan
penafsiran. (hal 148)
DNBT Am Dw
28
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
36 Meskipun aku begitu bebas
mengembara dalam semesta jiwa,
kebebasanku tetaplah sehingga
adanya - aku begitu takut karena
merasa seolah-olah ibuku berada di
balik cakrawala. (hal 149)
DNBT Am Dw
29
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
37 Keruntuhan dan kematian - seberapa
jauh keduanya harus ditakutkan
sebagai kemungkinan dan kepastian.
(hal 157)
DNBT Am Dw
30
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
38 Cinta yang semula melimpahiku
bagaikan air mengalir bergemuruh
dari sebuah air terjun kini telah
menguap dan harus dicari dalam
partikel-partikel uap air di udara.
(hal 171)
DNBT Am Dw
31
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
39 Suatu kehampaan yang membuatku
mempunyai perasaan terjatuh ke
dalam sumur tanpa dasar. (hal 173)
DNBT Am Dw
32
Aos “tentram” (promoting
peace)
Keterangan: Jati diri manusia
yang luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya
mengejar materi, tentu tidak
akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan
yang ada dalam pribadi manusia
menjadikan kekuatan untuk
mewujudkan sebuah
kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
40 Dalam keheningan jiwa kami
menyatu, jiwa anak-anak tunadaksa
yang tiada akan pernah terselami
mereka yang nirtuna. (hal 173)
DNBT Am Dw
33
Aos “binerkahan” (being
blassed)
Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang
sangat berharga. Maka sebagai
manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua
yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
41 Cinta itu seperti jiwa, yang ikut
melemah bersama tubuh jika tidak
disapa dari dalam hati - makanya
setiap kali ditemukan cinta harus
tetap dicari dan dicari. (hal 174)
DNBT Am Dw
34
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
42 Kujaga dalam diriku kepundan cinta
yang menggelegak, karena tanpa
cinta seorang anak tunadaksa seperti
aku hanyalah boneka tak bergerak.
(hal 175
DNBT Am Dw
35
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan
menghancurkan perasaan
dengki, cemburu dan iri hati.
Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga
ajaran cinta dari Tuhan Allah
sendiri mengenai cinta kasih
dapat riil terimplementasi.
Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
43 Bhisma memainkan biolanya dengan
seluruh jiwa, dalam dadanya
berkembang suatu rasa yang
tercermin dari nadanya: pedih dan
ngelangut (hal 190)
DNBT Am Bs
3
Aos “tentram” (promoting
peace)
Keterangan: Jati diri manusia
yang luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya
mengejar materi, tentu tidak
akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan
yang ada dalam pribadi manusia
menjadikan kekuatan untuk
mewujudkan sebuah
kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
44 Ketika siapapun tiba saatnya mati,
orangnya memang menghilang dan
pergi, tapi makna keberadaannya
selalu terbuka untuk tetap
dihidupkan. (hal 194)
DNBT Am Dw
36
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud
Sang Pencipta menciptakan
sebuah kehidupan. Manusia
diajak untuk berefleksi atas apa
yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat
memaknainya sebagai sesuatu
hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan
menepis semua hasrat negatif,
semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada
Allah Sang Pencipta. Apapun
yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan
penuh suka cita.
45 Itulah masalahnya, kami melihat
dunia dengan cara lain. (hal 197) DNBT Am Dw
37
Aos “binerkahan” (being
blassed)
Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang
sangat berharga. Maka sebagai
manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua
yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
DATA TOKOH NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA SENO
GUMIRA AJIDARMA
NO
KUTIPAN TEKS KODE
1 Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada
empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan
begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa berikannya
padamu. Hal 6
DNST
Sk 1
2 Aku sudah berniat memberikan senja itu untukmu dan
hanya untukmu saja, Alina. Tak seorang pun boleh
mengambilnya dariku. Hal 7
DNST
Sk 2
3 Ini soal kecil. Mereka tak pernah bisa mendahuluiku, dan
setelah kejar-kejaran beberapa lama, mereka kehabisan
bensin dan pengendaranya Cuma bisa memaki-maki.
Kulihat senja dalam saku bajuku. Masih utuh. Angin
berdesir. Langit senburat ungu. Debur ombak
menghempas ke pantai. Hanya padamulah senja ini
kuserahkan Alina. Hal 9
DNST
Sk 3
4 Dasar bego. Dikasih isyarat tidak mau mengerti. Sekali
lagi, aku tidak mencintai kamu. Hal 23
DNST
Sk 4
5 Terus terang aku kasihan sama kamu sukab, mencintai
begitu rupa tapi tidak tahu yang kamu cintai sebetulnya
tidak mencintai mu. Hal 23
DNST
Sk 5
6 Aku bukan penghayal seperti kamu. Hal 24 DNST
Sk 6
7 Sukab, bumi ini sekarang sudah terendam air. Di mana-
mana air dan langit tak kunjung berubah menjadi malam.
Segalanya kacau sukab, gara-gara cintamu yang tak tahu
diri. Hal 25
DNST
Sk 7
8 Di kota di mana pelangi tidak pernah memudar itu, tiada
seorang pun berfikir seperti sukab. Ia membuat
peternakan kunang-kunang. Hal 68
DNST
Sk 8
9 Rupa-rupanya cerita ini membuat kunang-kunang Sukab
laris, dan sukab bisa membangun peternakan kunang-
kunang yang sorotnya menjadi tiang cahaya penyagga
langit. Kedatangan orang-orang asing yang terpukau oleh
cerita itu, akhirnya menyelamatkan penduduk kota itu
dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal 72
DNST
Sk 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
10 Tuan Udin Mandarin, saya hanya orang bodoh, saya tidak
berfikir dengan kepala, hanya menuruti kata hati. Hal 74
DNST
Sk 10
11 Dari rumah panggung di tepi pantai yang pintunya selalu
terbuka itu sukab bersila menghadap ke laut. Segalanya
begitu jelas dan begitu jernih. Ditatapnya setiap riak
ombak, didengarnya setiap desah buih. Cahaya rembulan
seperti menjelaskan segala-galanya. Hal 83
DNST
Sk 11
12 Mencari ikan sendiri, membuat perahu yang kecil itu
sendiri, berlayar bertahun-tahun tak jelas
kemana!memandang rembulan kau bilang? Memandang
senja ? rumah kita membelakangi pantai, barangkali
nenek moyang kita tidak menganggap hal-hal semacam
itu penting. Hal 83
DNST
Sk 12
13 Ia tahu anak itu, sukab menemukannya di sebuah pulau
terpencil. Barangkali anak haram yang dibuang. Tak jelas
persisnya bagaimana, apakah sukab menemukannya
ketika masih bayi atau sudah agak besar, karena sukab
sendiri tak pernah bercerita. Hal 85
DNST
Sk 13
14 Mestinya ada juga kolam, batu yang berwarna-warni, dan
bias cahaya cemerlang yang berkeretap pada buih yang
bagaikan impian selalu saja membuat aku mengangankan
segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu
meski aku tahu semua itu akan tetap tinggal sebagai
kemungkinan yang entah kapan menjadi kenyataan. Hal 4
DNST
Sk 14
15
Untuk apa? Kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-
sia. Lagipula siapakah yang masih mendengarnya? Di
dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah
mendengr kata-kata orang lain. Mereka berkata-kata
tanpa peduli apakah ada orang lain yang medengarnya.
Bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya
sendiri. Sebuah dunia yang telah kelebihan kata-kata
tanpa makna. Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti
bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita Alina hal 5
DNST
Sk 15
16 Sukab memandang senja, memandang bulan purnama,
memandang lautan yang terbentang keperakan,
mendengar angin, menyimak lolong anjing dan meniup
seruling. Sukab memperhatikan senja yang jingga, senja
yang keabuan, maupun senja yang berhujan dengan
mendung hitam bergumpal-gumpal. Sukab
memperhatikan pasang surut laut, jingking yang
berlarian, dan basah pantai yang memantulkan langit. Hal
86
DNST
Sk 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
17 Sore itu aku duduk seorang diri di tepi senja pantai,
memandang dunia yang terdiri dari waktu. Memandang
bagaimana ruang dan waktu bersekutu, menjelmakan
alam itu untuk mataku. Hal 5
DNST
Sk 17
18 Dalam perjalananku dari satu pelabuhan ke pelabuhan
lainnya aku sering mendengar cerita itu. Aku bukan
seorang pelaut, aku hanya seorang musafir yang
menumpang dari kapal ke kapal, karena aku tidak pernah
punya tujuan. Pelabuhan manapun tidak pernah
melabuhkan hatiku, maka setiap kali aku turun dari
sebuah kapal. Hal 64
DNST
Sk 18
19 Sudah kubilang, selama aku mencintai kamu, tidak bisa.
hal 106
DNST
Sk 19
20 Ia pun tahu, tak ada janji, pada perjumpaan yang mana
pun- tapi janji-janji memang tidak diperlukannya, karena
janji sebuah cinta yang paling membara sekalipun
hanyalah janji suatu senja yang terindah. Hal 108
DNST
Sk 20
21 Kalau kita bisa mencintai yang kita miliki saja, dan tidak
selalu megharapkan yang tidak ada, barangkali hidup juga
akan menjadi lebih mudah. Hal 125
DNST
Sk 21
22 Kurelakan senja terakhir ini berakhir. Kurelakan cinta
yang tak abadi seperti mimpi. Biarlah segalanya berlalu
dan selalu berlalu seperti peristiwa apapun yang akan
selalu berlalu. Aku tahu senja akan mengitari seluruh
permukaan bumi, menicptakan langit kelabu yang pilu
dan membisu. Senja yang hitam putih akan menjadi sama
saja seperti semua senja yang lain di seribu tempat yang
berbeda. Hal 127
DNST
Sk 22
23 Aku tahu kamu akan menyukainya karena aku tahu itulah
senja yang selalu kamu bayangkan untuk kita. Hal 6
DNST
Sk 23
24 Ia tidak mencari ikan, ia tidak mengangkut barang, tapi ia
sungguh berani mati mengarungi laut sendirian. Kami
pernah melihat ia sholat di tengah badai. Orang itu gila.
Hal 88
DNST
Sk 24
25 Cinta itu konkret. Hal 106
DNST
Sk 25
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka merasa nyaman dan tenang di
dunia ini Sukab, di sebuah dunia yang sudah miskin
DNST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
masih bersimbah darah pula. Hal 21
Al 1
27 Senja yang paling tidak berharga dalam dalam hidupku
sukab, senja sialan yang paling tidak mungkin diharapkan
manusia. Hal 19
DNST
Al 2
28 Tapi aku tak mau khayalan, aku tidak mau kira-kira,
meskipun usaha kira-kira itu begitu canggihnya sehingga
disebut ilmiah, aku mau tahu sebenarnya. Hal 22
DNST
Al 3
29 Dari dulu aku tidak mencintaimu sukab. Dasar bego.
Dikasih isyarat tidak mau mengerti. Hal 23
DNST
Al 4
30 Kalau aku toh kelihatan baik selama ini padamu, terus
terang harus kukatakan sekarang, sebetulnya aku cuma
kasihan. Hal 23
DNST
Al 5
31 Betapa pentingnya hidupku selamat, demi suamiku dan
anak-anakku. Pura-puranya aku ini perempuan yang setia.
Itu pula sebabnya, sebelum dan sesudah kawin aku tak
sudi berhubungan dengan kamu sukab. Hal 24
DNST
Al 6
32 Aku bukan penghayal sepertimu .Hidupku penuh dengan
perhitungan yang matang. Hal 24
DNST
Al 7
- Tukang pos - DNST
33 Sudah 40 hari 40 malam aku mengayuh sepedah nyaris
tanpa henti, sebelum akhirnya sampai ke bukit kapur ini.
Aku mengayuh sepedahku siang dan malam, dan hanya
berhenti makan, minum, dan tidur sebentar di bawah
pohon yang rindang. Hal 30
DNST
Tp 1
34 Untuk pertama kalinya dalam hidupku sebagai tukang
pos, pengantar surat yang merana tanpa penyapa, aku
harus melakukan perjalanan begitu panjang, di bawah
terik matahari, dan sinar rebulan, mengantarkan surat
begitu ajaib , mengarungi lembah, hutan dan padang
rumput selama berhari-hari sampai tiba di kaki bukit. Hal
30
DNST
Tp 2
35 Dibukit ini, akhirnya aku berhenti. Penasaran juga
rasanya melihat tas surat memancar-mancarkan cahaya
seperti itu. Hal 32
DNST
Tp 3
36
Sebuah surat adalah sebuah pesan, kandungan rohani
manusia yang mengembara sebelum sampai tujuannya.
Sebuah surat adalah sebuah dunia, dimana manusia dan
manusia bersua. Hal 34
DNST
Tp 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
37
“pak sudah kubilang kan? Jangan masuk ke amplop itu!
Di dalamnya ada senja!” hal 42
DNST
Tp 5
38 Aku mengayuh sepedahku dengan terengah-engah
mendaki bukit kapur. Masoh ada satu surat yang harus
kusampaikan ke tujuan seperti tertulis di alamatnya :..... .
hal 44
DNST
Tp 6
- Gelandangan
39
Terjatuh diatas sampah, merayapi tangga-tangga reyot,
samai seorang gelandangan menuntunku ke suatu tempat
yang takkan pernah kulupakan dalam hidupku.
“masukklah” latanya tenang , “di situ kamu aman”. Hal
44
DNST
Gl 1
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal 151
DNST
Rt 1
41 Ratri tertawa-tawa mengejar anak senja. Ia merasa seperti
bermimpi. Betapa indahnya impian yang menjadi
kenyataa dan Ratri tidak ingin kehilangan impian yang
nyata itu.
DNST
Rt 2
42 Demikianlah ratri berlali mendekati mereka. “Ratri1
jangan!” ibunya yang menyusul ke pantai karena sudah
terlalu malam memanggilnya. Hal 150
DNST
Rt 3
- Jezebel -
43 “Jezebel!jezebel!jangan berjalan ke sana Jezebel!
Jangan!” Tapi Jezebel terus saja berjalan, berjalan, dan
berjalan. Hal 161
DNST
Jz 1
44 Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa henti sepanjang
tanpa henti sepanjang pantai menyaksikan mayat-mayat
bergelimpangan? Tapi aku tak bisa berhenti meskipun
aku sudah hampir tidak kuat lagi. Harus ada yang
setidaknya melihat mayat-mayat itu. Hal 162
DNST
Jz 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
ANALISIS TOKOH NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA
SENO GUMIRA AJIDARMA
NO
KUTIPAN TEKS KODE KETERANGAN
1 Maka kupotong senja itu sebelum
terlambat, kukerat pada empat sisi
lantas kumasukkan ke dalam saku.
Dengan begitu keindahan itu bisa
abadi dan aku bisa berikannya
padamu. Hal 6
DNST
Sk 1
Tokoh sukab merupakan tokoh
yang memikirkan kebahagiaan
orang lain, dia selalu berusaha
untuk membahagiakan orang
yang ia sayangi.
2 Aku sudah berniat memberikan senja
itu untukmu dan hanya untukmu saja,
Alina. Tak seorang pun boleh
mengambilnya dariku. Hal 7
DNST
Sk 2
Sukab adalah seorang memiliki
komitmen tinggi. Jika ia sudah
memiliki tujuan pasti maka ia
akan mewujudkannya.
3 Ini soal kecil. Mereka tak pernah bisa
mendahuluiku, dan setelah kejar-
kejaran beberapa lama, mereka
kehabisan bensin dan pengendaranya
Cuma bisa memaki-maki. Kulihat
senja dalam saku bajuku. Masih utuh.
Angin berdesir. Langit senburat ungu.
Debur ombak menghempas ke pantai.
Hanya padamulah senja ini
kuserahkan Alina. Hal 9
DNST
Sk 3
Sukab dalam teks tersebut
dimaknai dengan karakter yang
rela berkorkan demi seseorang
yang ia sayangi. Ia juga
pantang menyerah dan akan
mati-matian berjuang, hanya
untuk memperjuangkan sesuatu
yang akan ia gapai.
4 Dasar bego. Dikasih isyarat tidak mau
mengerti. Sekali lagi, aku tidak
mencintai kamu. Hal 23
DNST
Sk 4
Sukab adalah seorang yang
kurang peka tergambar dalam
teks ini. Karena alina sudah
memberikan isyarat padanya
namun sukab tak mengerti juga
bahwa alina tak mencintainya.
5 Terus terang aku kasihan sama kamu
sukab, mencintai begitu rupa tapi tidak
tahu yang kamu cintai sebetulnya
tidak mencintai mu. Hal 23
DNST
Sk 5
- Sukab pada teks ini
digambarkan sangat
mencintai sesorang
namun karena
kecintaannya justru
membuat dia buta dan
diperbudak cinta.
Padahal seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
ia cintai tak
mencintainya
6 Aku bukan penghayal seperti kamu.
Hal 24
DNST
Sk 6
- Sukab digambarkan
sebagai seorang yang
suka berhayal,
berimajinasi tinggi.
7 Sukab, bumi ini sekarang sudah
terendam air. Di mana-mana air dan
langit tak kunjung berubah menjadi
malam. Segalanya kacau sukab, gara-
gara cintamu yang tak tahu diri. Hal
25
DNST
Sk 7
- Sukab digambarkan
sebagai orang yang tak
memikirkan
konsekuensi akibat
senja yang ia kirimkan,
itu juga disebabkan
karena cinta yang
memperbudaknya.
8 Di kota di mana pelangi tidak pernah
memudar itu, tiada seorang pun
berfikir seperti sukab. Ia membuat
peternakan kunang-kunang. Hal 68
DNST
Sk 8
- Sukab merupakan
seorang yang
mempunyai pemikiran-
pemikiran yang
berbeda? bisa dikatakan
inovatif walau
sebenarnya sedikit tidak
masuk akal. Namun
terkadang pemikiran
tersebut justru
menghasilkan sesuatu.
9 Rupa-rupanya cerita ini membuat
kunang-kunang Sukab laris, dan sukab
bisa membangun peternakan kunang-
kunang yang sorotnya menjadi tiang
cahaya penyagga langit. Kedatangan
orang-orang asing yang terpukau oleh
cerita itu, akhirnya menyelamatkan
penduduk kota itu dari krisis ekonomi
yang berkepanjangan. Hal 72
DNST
Sk 9
- Sukap seorang yang
pekerja keras atas usaha
yang dilakukan Sukap,
penduduk mengalami
peningkatan secara
ekonomi.
10 Tuan Udin Mandarin, saya hanya
orang bodoh, saya tidak berfikir
dengan kepala, hanya menuruti kata
hati. Hal 74
DNST
Sk 10
- Sukab merupkan
seorang yang rendah
hati, karena ia tidak me
nunjukkan kepada
orang tentang cara
berfikirnya tetapi dia
mengatakan bahwa ia
hanya mengikuti suara
hatinya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
11 Dari rumah panggung di tepi pantai
yang pintunya selalu terbuka itu sukab
bersila menghadap ke laut. Segalanya
begitu jelas dan begitu jernih.
Ditatapnya setiap riak ombak,
didengarnya setiap desah buih. Cahaya
rembulan seperti menjelaskan segala-
galanya. Hal 83
DNST
Sk 11
- Sukab merupakan
orang yang sederhana,
apa adanya, santai, dan
menikmati segala
kehidupan yang
berjalan.
12 Mencari ikan sendiri, membuat perahu
yang kecil itu sendiri, berlayar
bertahun-tahun tak jelas
kemana!memandang rembulan kau
bilang? Memandang senja ? rumah
kita membelakangi pantai, barangkali
nenek moyang kita tidak menganggap
hal-hal semacam itu penting. Hal 83
DNST
Sk 12
- Sukab seorang yang
mandiri, hidupnya tidak
bergantung dengan
orang lain, apa yang
berjalaan saat itu itulah
yang ia tekuni.
13 Ia tahu anak itu, sukab menemukannya
di sebuah pulau terpencil. Barangkali
anak haram yang dibuang. Tak jelas
persisnya bagaimana, apakah sukab
menemukannya ketika masih bayi atau
sudah agak besar, karena sukab sendiri
tak pernah bercerita. Hal 85
DNST
Sk 13
- Sukab merupakan
orang yang tertutup,
segala kehidupannya
tak pernah jelas
diketahui orang. Ia
menikmati hidupnya
dengan caranya sendiri.
14 Mestinya ada juga kolam, batu yang
berwarna-warni, dan bias cahaya
cemerlang yang berkeretap pada buih
yang bagaikan impian selalu saja
membuat aku mengangankan segala
hal yang paling mungkin kulakukan
bersamamu meski aku tahu semua itu
akan tetap tinggal sebagai
kemungkinan yang entah kapan
menjadi kenyataan. Hal 4
DNST
Sk 14
- Sukab pada teks terebut
digambarkan dengan
seorang yang penuh
dengan angan-angan,
harapan, dan impian.
Mempunyai angan-
angan yang tinggi dan
tidak pernah berhenti
berharap walau tahu
bahwa sebenarnya itu
takkan terjadi.
15
Untuk apa? Kata-kata tidak ada
gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula
siapakah yang masih mendengarnya?
Di dunia ini semua orang sibuk
DNST
Sk 15
- Sukab adalah seorang
yang realistis dan tidsk
menyukai omong
kosong oleh sebab itu ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
berkata-kata tanpa pernah mendengr
kata-kata orang lain. Mereka berkata-
kata tanpa peduli apakah ada orang
lain yang medengarnya. Bahkan
mereka juga tidak peduli dengan kata-
katanya sendiri. Sebuah dunia yang
telah kelebihan kata-kata tanpa makna.
Setiap kata bisa diganti artinya. Setiap
arti bisa diubah maknanya. Itulah
dunia kita Alina hal 5
lebih memilih
mengirimkan senja
kepada alina
dibandingkan sekedar
mengirim kata-kata
tanpa arti dan makna.
16 Dalam perjalananku dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lainnya aku
sering mendengar cerita itu. Aku
bukan seorang pelaut, aku hanya
seorang musafir yang menumpang dari
kapal ke kapal, karena aku tidak
pernah punya tujuan. Pelabuhan
manapun tidak pernah melabuhkan
hatiku, maka setiap kali aku turun dari
sebuah kapal. Hal 64
DNST
Sk 16
- Sukab merupakan
seorang yang suka
berkelana, mengembara
namun perkelanaannya
itu tanpa tujuan.
17 Sore itu aku duduk seorang diri di tepi
senja pantai, memandang dunia yang
terdiri dari waktu. Memandang
bagaimana ruang dan waktu
bersekutu, menjelmakan alam itu
untuk mataku. Hal 5
DNST
Sk 17
- Sukab yang
diperlihatkan disini
sangat puitis terhadap
kenyataan.
18 Sukab memandang senja, memandang
bulan purnama, memandang lautan
yang terbentang keperakan,
mendengar angin, menyimak lolong
anjing dan meniup seruling. Sukab
memperhatikan senja yang jingga,
senja yang keabuan, maupun senja
yang berhujan dengan mendung hitam
bergumpal-gumpal. Sukab
memperhatikan pasang surut laut,
jingking yang berlarian, dan basah
pantai yang memantulkan langit. Hal
86
DNST
Sk 18
- Sukab merupakan
sosok yang menikmati
segala ciptaan Tuhan.
Segala sudut pandang
baik yang menimbulkan
sendu(senja) ,
kelam(bulan purnama),
senang, ia pandang. Ia
menikmati segala
macam peristiwa
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
19 Sudah kubilang, selama aku mencintai
kamu, tidak bisa. hal 106
DNST
Sk 19
- Sukab adalah seseorang
yang punya prinsip dan
teguh pendiriannya juga
optimis.
20 Ia pun tahu, tak ada janji, pada
perjumpaan yang mana pun- tapi janji-
janji memang tidak diperlukannya,
karena janji sebuah cinta yang paling
membara sekalipun hanyalah janji
suatu senja yang terindah. Hal 108
DNST
Sk 20
- Sukab adalah seorang
yang penuh kesadaran .
21 Kalau kita bisa mencintai yang kita
miliki saja, dan tidak selalu
megharapkan yang tidak ada,
barangkali hidup juga akan menjadi
lebih mudah. Hal 125
DNST
Sk 21
- Sukab merupakan
seorang yang realistis
serta penuh kesadaran.
Seseorang yang
mempunya ekspetasi
kedepan yang
sederhana.
22 Kurelakan senja terakhir ini berakhir.
Kurelakan cinta yang tak abadi seperti
mimpi. Biarlah segalanya berlalu dan
selalu berlalu seperti peristiwa apapun
yang akan selalu berlalu. Aku tahu
senja akan mengitari seluruh
permukaan bumi, menicptakan langit
kelabu yang pilu dan membisu. Senja
yang hitam putih akan menjadi sama
saja seperti semua senja yang lain di
seribu tempat yang berbeda. Hal 127
DNST
Sk 22
- Sukab merupakan
seorang yang iklas
dalam menjalani hidup
yang muncul dari
sebuah kesadarannya
sendiri.
23 Aku tahu kamu akan menyukainya
karena aku tahu itulah senja yang
selalu kamu bayangkan untuk kita.
Hal 6
DNST
Sk 23
- Tokoh sukab
merupakan tokoh yang
pengertian.
24 Ia tidak mencari ikan, ia tidak
mengangkut barang, tapi ia sungguh
berani mati mengarungi laut sendirian.
Kami pernah melihat ia sholat di
tengah badai. Orang itu gila. Hal 88
DNST
Sk 24
- Sukab seseorang yang
berani juga tak takut
untuk mengambil
resiko.
25 Cinta itu konkret. Hal 106 DNST - Seseorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Sk 25 mengartikan sesuatu
secara sederhana dan
tegas.
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka merasa nyaman
dan tenang di dunia ini Sukab, di
sebuah dunia yang sudah miskin
masih bersimbah darah pula. Hal 21
DNST
Al 1
- Alina seseorang yang
realistis.
27 Senja yang paling tidak berharga
dalam dalam hidupku sukab, senja
sialan yang paling tidak mungkin
diharapkan manusia. Hal 19
DNST
Al 2
- Alina merupakan
seseorang yang apa-
adanya, ia punya cara
hidup dan sudut padang
yang berbeda dengan
sukab. Dan disini juga
tampak ia sangat tak
bersyukur dengan apa
yang diberikan.
28 Tapi aku tak mau khayalan, aku tidak
mau kira-kira, meskipun usaha kira-
kira itu begitu canggihnya sehingga
disebut ilmiah, aku mau tahu
sebenarnya. Hal 22
DNST
Al 3
- Alina merupakan
seseorang yang ralistis
dan kritis.
29 Dari dulu aku tidak mencintaimu
sukab. Dasar bego. Dikasih isyarat
tidak mau mengerti. Hal 23
DNST
Al 4
- Alina seseorang yang
tidak berterus terang,
jika ia berterus terang
mungkin saja sukab
mengerti bukan hanya
isyarat. Dan disini
Alina ternyata tidak
menyukai sukab.
30 Kalau aku toh kelihatan baik selama
ini padamu, terus terang harus
kukatakan sekarang, sebetulnya aku
cuma kasihan. Hal 23
DNST
Al 5
- Alina merupakan
seseorang yang tidak
jujur dari awal, munafik
katakan saja.
31 Betapa pentingnya hidupku selamat,
demi suamiku dan anak-anakku. Pura-
puranya aku ini perempuan yang setia.
Itu pula sebabnya, sebelum dan
DNST
Al 6
- Alina merupakan
seseorang yang tidak
setia, namun ia juga
menyayangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
sesudah kawin aku tak sudi
berhubungan dengan kamu sukab. Hal
24
keluarganya walau
ketulusannya harus
dipertanyakan.
32 Aku bukan penghayal sepertimu
.Hidupku penuh dengan perhitungan
yang matang. Hal 24
DNST
Al 7
- Alina seseorang serius,
dan realistis dan tak
suka sesuatu yang tak
pasti.
- Tukang pos - DNST
33 Sudah 40 hari 40 malam aku
mengayuh sepedah nyaris tanpa henti,
sebelum akhirnya sampai ke bukit
kapur ini. Aku mengayuh sepedahku
siang dan malam, dan hanya berhenti
makan, minum, dan tidur sebentar di
bawah pohon yang rindang. Hal 30
DNST
Tp 1
- Tukang pos merupakan
seseorang yang bekerja
keras untuk memenuhi
kewajibannya sebagai
pengantar surat.
34 Untuk pertama kalinya dalam hidupku
sebagai tukang pos, pengantar surat
yang merana tanpa penyapa, aku harus
melakukan perjalanan begitu panjang,
di bawah terik matahari, dan sinar
rebulan, mengantarkan surat begitu
ajaib , mengarungi lembah, hutan dan
padang rumput selama berhari-hari
sampai tiba di kaki bukit. Hal 30
DNST
Tp 2
- Tukang pos dalam teks
tersebut merupakan
orang yang sabar.
35 Dibukit ini, akhirnya aku berhenti.
Penasaran juga rasanya melihat tas
surat memancar-mancarkan cahaya
seperti itu. Hal 32
DNST
Tp 3
- Tukang pos merupakan
seseorang yang oenuh
dengan rasa penasaran.
36
Sebuah surat adalah sebuah pesan,
kandungan rohani manusia yang
mengembara sebelum sampai
tujuannya. Sebuah surat adalah sebuah
dunia, dimana manusia dan manusia
bersua. Hal 34
DNST
Tp 4
- Tukang pos merupakan
seseorang yang
memaknai tiap arti dari
pekerjaannya.
Menghayati
pekerjaannya sebagai
tukang pos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
37
“pak sudah kubilang kan? Jangan
masuk ke amplop itu! Di dalamnya
ada senja!” hal 42
DNST
Tp 5
- Tukang pos dalam
kutipan percakapan
tersebut digambarkan
keras kepala, sudah tau
isinya senja, dan sudah
tau membuka surat
kiriman itu adalah
kesalahan tetapi tetap
diintip dan masuk
kedalamnya.
38 Aku mengayuh sepedahku dengan
terengah-engah mendaki bukit kapur.
Masoh ada satu surat yang harus
kusampaikan ke tujuan seperti tertulis
di alamatnya :..... . hal 44
DNST
Tp 6
- Tukang pos merupakan
seseorang yang
bertanggung jawab
menyelesaikan
tugasnnya.
- Gelandangan
39
Terjatuh diatas sampah, merayapi
tangga-tangga reyot, samai seorang
gelandangan menuntunku ke suatu
tempat yang takkan pernah kulupakan
dalam hidupku. “masukklah” latanya
tenang , “di situ kamu aman”. Hal 78
DNST
Gl 1
- Gelandangn tersebut
merupakanorang yang
suka menolong, baik
hati.
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal
151
DNST
Rt 1
- Ratri merukan seorang
gadis polos , rasa ingin
tahunya tinggi.
41 Ratri tertawa-tawa mengejar anak
senja. Ia merasa seperti bermimpi.
Betapa indahnya impian yang menjadi
kenyataa dan Ratri tidak ingin
kehilangan impian yang nyata itu. Hal
151.
DNST
Rt 2
- Ratri muerupakan
seorang anak yang pada
umumnya mempunyai
banyak impian . dan
penuh dengan angan –
angan.
42 Demikianlah ratri berlali mendekati
mereka. “Ratri1 jangan!” ibunya yang
menyusul ke pantai karena sudah
DNST
Rt 3
- Ratri merupakan
seorang anak yang
keras kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
terlalu malam memanggilnya. Hal 150
- Jezebel -
43 “Jezebel!jezebel!jangan berjalan ke
sana Jezebel! Jangan!” Tapi Jezebel
terus saja berjalan, berjalan, dan
berjalan. Hal 150
DNST
Jz 1
- Jezebel merupakan
orang yang mengikuti
kata hatinya.
44 Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa
henti sepanjang tanpa henti sepanjang
pantai menyaksikan mayat-mayat
bergelimpangan? Tapi aku tak bisa
berhenti meskipun aku sudah hampir
tidak kuat lagi. Harus ada yang
setidaknya melihat mayat-mayat itu.
Hal 150
DNST
Jz 2
- Jezebel merupakan
orang yang peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
ANALISIS MAKNA HIDUP NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA BERDASAR AOS KATRESNANISME
NO
KUTIPAN TEKS KODE Analisis Berdasar Aos
Katresnanisme
1 Maka kupotong senja itu sebelum
terlambat, kukerat pada empat sisi
lantas kumasukkan ke dalam saku.
Dengan begitu keindahan itu bisa
abadi dan aku bisa berikannya
padamu. Hal 6
DNST Am
Sk 1
Aos “Sithik idhing” (promoting
win-win)
Keterangan: Manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial, hidupnya
bergantung dari manusia lain.
Artinya manusia hidup saling
membantu demi meringankan tugas
yang diembannya. Maka dari itu
kehidupan manusia harus saling
berbagi dalam semua hal, misalnya
pemikiran, tenaga, daya upaya dan
lain sebagainya.
2 Aku sudah berniat memberikan senja
itu untukmu dan hanya untukmu saja,
Alina. Tak seorang pun boleh
mengambilnya dariku. Hal 7
DNST Am
Sk 2
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
3 Ini soal kecil. Mereka tak pernah bisa
mendahuluiku, dan setelah kejar-
kejaran beberapa lama, mereka
kehabisan bensin dan pengendaranya
Cuma bisa memaki-maki. Kulihat
senja dalam saku bajuku. Masih utuh.
Angin berdesir. Langit senburat ungu.
Debur ombak menghempas ke pantai.
DNST Am
Sk 3
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Hanya padamulah senja ini
kuserahkan Alina. Hal 9
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
4 Dasar bego. Dikasih isyarat tidak mau
mengerti. Sekali lagi, aku tidak
mencintai kamu. Hal 23
DNST Am
Sk 4
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani hidup.
Hidup tidak semudah dan seindah
yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang
dalam menjalaninya. Semua akan
ada masanya, di mana manusia
dapat dihadapkan pada kenyataan
yang manis ataupun pahit. Namun
semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan diri
untuk menerima kenyataan hidup
dengan hati yang lapang ataupun
“Semeleh”
5 Terus terang aku kasihan sama kamu
sukab, mencintai begitu rupa tapi
tidak tahu yang kamu cintai
sebetulnya tidak mencintai mu. Hal 23
DNST Am
Sk 5
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
6 Aku bukan penghayal seperti kamu.
Hal 24 DNST Am
Sk 6
Aos “ samanunggal” (being at the
same boat)
Keterangan: Hidup tidak dapat
menerka-nerka terhadapa situasi
yang ada. Semua yang dilakukan
oleh manusia hendaknya selalu
dihayati dengan penuh syukur dan
kedirian. Artinya munusia tidak
dapat menjadi manusia lain, namun
dia harus menjadi dirinya sendiri.
Semua ego dan harapan yang diluar
nalar harus dinisbihkan. Manusia
hendaknya samanunggal dengan
dirinya sendiri. Itulah hidup sejati
yang membuat manusia memiliki
identitas yang luhur.
7 Sukab, bumi ini sekarang sudah
terendam air. Di mana-mana air dan
langit tak kunjung berubah menjadi
malam. Segalanya kacau sukab, gara-
gara cintamu yang tak tahu diri. Hal
25
DNST Am
Sk 7
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
8 Di kota di mana pelangi tidak pernah
memudar itu, tiada seorang pun
berfikir seperti sukab. Ia membuat
peternakan kunang-kunang. Hal 68
DNST Am
Sk 8
Aos “Migunani” (promoting
benefit)
Keterangan: Kehadiran manusia sdi
dunia tentu harus menjadi garam
dunia. Artinya manusia dapat
memberikan rasa di tenah-tengah
kehidupan. Cinta kasih merupakan
sebuah daya yang kuat untuk
menyatukan manusia yang
terpecah. Hidup harus bermakna
dan memiliki warna yang indah.
Jangan sampai manusia hanya
sekadar menjalani hidup tanpa ada
sesuatu hal baik yang diperbuatnya.
Dengan seperti itu manusia
melalukan hal-hal kecil untuk
menjadi hal besar dan berguna
untuk manusia lain.
9 Rupa-rupanya cerita ini membuat
kunang-kunang Sukab laris, dan sukab
bisa membangun peternakan kunang-
kunang yang sorotnya menjadi tiang
cahaya penyagga langit. Kedatangan
orang-orang asing yang terpukau oleh
cerita itu, akhirnya menyelamatkan
penduduk kota itu dari krisis ekonomi
yang berkepanjangan. Hal 72
DNST Am
Sk 9
Aos “Migunani” (promoting
benefit)
Keterangan: Kehadiran manusia sdi
dunia tentu harus menjadi garam
dunia. Artinya manusia dapat
memberikan rasa di tenah-tengah
kehidupan. Cinta kasih merupakan
sebuah daya yang kuat untuk
menyatukan manusia yang
terpecah. Hidup harus bermakna
dan memiliki warna yang indah.
Jangan sampai manusia hanya
sekadar menjalani hidup tanpa ada
sesuatu hal baik yang diperbuatnya.
Dengan seperti itu manusia
melalukan hal-hal kecil untuk
menjadi hal besar dan berguna
untuk manusia lain.
10 Tuan Udin Mandarin, saya hanya
orang bodoh, saya tidak berfikir
dengan kepala, hanya menuruti kata
hati. Hal 74
DNST Am
Sk 10
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
diraih harus direncanakan,
diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
11 Dari rumah panggung di tepi pantai
yang pintunya selalu terbuka itu sukab
bersila menghadap ke laut. Segalanya
begitu jelas dan begitu jernih.
Ditatapnya setiap riak ombak,
didengarnya setiap desah buih.
Cahaya rembulan seperti menjelaskan
segala-galanya. Hal 83
DNST Am
Sk 11
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani hidup.
Hidup tidak semudah dan seindah
yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang
dalam menjalaninya. Semua akan
ada masanya, di mana manusia
dapat dihadapkan pada kenyataan
yang manis ataupun pahit. Namun
semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan diri
untuk menerima kenyataan hidup
dengan hati yang lapang ataupun
“Sumeleh”
12 Mencari ikan sendiri, membuat perahu
yang kecil itu sendiri, berlayar
bertahun-tahun tak jelas
kemana!memandang rembulan kau
bilang? Memandang senja ? rumah
kita membelakangi pantai, barangkali
nenek moyang kita tidak menganggap
hal-hal semacam itu penting. Hal 83
DNST Am
Sk 12
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mnegasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
13 Ia tahu anak itu, sukab
menemukannya di sebuah pulau
terpencil. Barangkali anak haram yang
dibuang. Tak jelas persisnya
bagaimana, apakah sukab
menemukannya ketika masih bayi
atau sudah agak besar, karena sukab
sendiri tak pernah bercerita. Hal 85
DNST Am
Sk 13
Aos “binerkahan” (being blassed)
Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun merupakah
pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat
menolak pemberian dari Tuhan,
semua yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
14 Mestinya ada juga kolam, batu yang
berwarna-warni, dan bias cahaya
cemerlang yang berkeretap pada buih
yang bagaikan impian selalu saja
membuat aku mengangankan segala
hal yang paling mungkin kulakukan
bersamamu meski aku tahu semua itu
akan tetap tinggal sebagai
kemungkinan yang entah kapan
menjadi kenyataan. Hal 4
DNST Am
Sk 14
Aos “ cancut taliwanda” (being
prepared)
Keterangan: Hidup merupakan
sebuah perjuangan. Manusia
memiliki sebuah angan dan harapan
yang beraneka ragam. Semua itu
hendaknya direalisasaikan dengan
kerja keras serta pantang menyerah.
Tidak ada kata gagal apabila
manusia mau berusaha untuk
mewujudkannya. Kekuatan doa dan
upaya menjadi paduan yang sangat
magis dalam mencapainya. Ora et
labora mungkin ini menjadi kata
yang tepat dalam menggambarkan
semangat dan daya juang manusia.
Maka dengan itu hendaklah belajar
dari sebuah kegagalan, bahwa gagal
bukan berati berhenti namun gagal
merupakan pemantik untuk selalu
maju mewujudkan dengan gigih
yang dicita-citakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
15
Untuk apa? Kata-kata tidak ada
gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula
siapakah yang masih mendengarnya?
Di dunia ini semua orang sibuk
berkata-kata tanpa pernah mendengar
kata-kata orang lain. Mereka berkata-
kata tanpa peduli apakah ada orang
lain yang medengarnya. Bahkan
mereka juga tidak peduli dengan kata-
katanya sendiri. Sebuah dunia yang
telah kelebihan kata-kata tanpa
makna. Setiap kata bisa diganti
artinya. Setiap arti bisa diubah
maknanya. Itulah dunia kita Alina hal
5
DNST Am
Sk 15
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
16 Sukab memandang senja, memandang
bulan purnama, memandang lautan
yang terbentang keperakan,
mendengar angin, menyimak lolong
anjing dan meniup seruling. Sukab
memperhatikan senja yang jingga,
senja yang keabuan, maupun senja
yang berhujan dengan mendung hitam
bergumpal-gumpal. Sukab
memperhatikan pasang surut laut,
jingking yang berlarian, dan basah
pantai yang memantulkan langit. Hal
86
DNST Am
Sk 16
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
17 Sore itu aku duduk seorang diri di tepi
senja pantai, memandang dunia yang
terdiri dari waktu. Memandang
bagaimana ruang dan waktu
bersekutu, menjelmakan alam itu
untuk mataku. Hal 5
DNST Am
Sk 17
Aos “tentram” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang
luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan di
dunia ini apabila hanya mengejar
materi, tentu tidak akan
menghasilkan sebuah ketenangan
batin. Kenyamanan yang ada dalam
pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan
sebuah kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
18 Dalam perjalananku dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lainnya aku
sering mendengar cerita itu. Aku
bukan seorang pelaut, aku hanya
seorang musafir yang menumpang
dari kapal ke kapal, karena aku tidak
pernah punya tujuan. Pelabuhan
manapun tidak pernah melabuhkan
hatiku, maka setiap kali aku turun dari
sebuah kapal. Hal 64
DNST Am
Sk 18
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
19 Sudah kubilang, selama aku mencintai
kamu, tidak bisa. hal 106
DNST Am
Sk 19
Aos “nyedulur mulur”
(brotherhood and absolution/
forgiveness)
Keterangan: Terkadang apa yang
dipikirkan oleh manusia belum
tentu satu kehendak dari Sang
Maha Pencipta. Semua yang
dipaksakan tentu tidak akan baik
hasilnya. Dalam menyikapi hidup
manusia hendaknya bercermin
dengan orang lain. Kenyataan yang
ada di luar sana tentu beragam dan
tidak akan sama dengan diri kita.
Maka dari itu ada manusia jangan
menyamakan yang beda dan jangan
membeda-bedakan yang sama.
Kalimat sederhana ini sarat akan
ajaran bahwa, manusia hendaknya
hidup berdampingan sebagai satu
saudara tanpa melihat latar
belakang dari kediriannya.
20 Ia pun tahu, tak ada janji, pada
perjumpaan yang mana pun- tapi
janji-janji memang tidak
diperlukannya, karena janji sebuah
cinta yang paling membara sekalipun
hanyalah janji suatu senja yang
terindah. Hal 108
DNST Am
Sk 20
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
21 Kalau kita bisa mencintai yang kita
miliki saja, dan tidak selalu
megharapkan yang tidak ada,
barangkali hidup juga akan menjadi
lebih mudah. Hal 125
DNST Am
Sk 21
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
22 Kurelakan senja terakhir ini berakhir.
Kurelakan cinta yang tak abadi seperti
mimpi. Biarlah segalanya berlalu dan
selalu berlalu seperti peristiwa apapun
yang akan selalu berlalu. Aku tahu
senja akan mengitari seluruh
permukaan bumi, menicptakan langit
kelabu yang pilu dan membisu. Senja
yang hitam putih akan menjadi sama
saja seperti semua senja yang lain di
seribu tempat yang berbeda. Hal 127
DNST Am
Sk 22
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapanan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
23 Aku tahu kamu akan menyukainya
karena aku tahu itulah senja yang
selalu kamu bayangkan untuk kita.
Hal 6
DNST Am
Sk 23
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
24 Ia tidak mencari ikan, ia tidak
mengangkut barang, tapi ia sungguh
berani mati mengarungi laut sendirian.
Kami pernah melihat ia sholat di
tengah badai. Orang itu gila. Hal 88
DNST Am
Sk 24
Aos “Andom slamet” (being
versalite)
Keterangan: manusia tidak perlu
khawatir dengan apa yang sedang
dilakukan. Tuhan selalu
memberikan pendampingan dalam
setiap langkah hidup manusia.
Jangan khawatir dengan hidup kita.
“burung tidak menanam saja bisa
makan” ini merupakan ayat yang
terdapat dalam alkitab. Maka dari
itu janganlah khawatir dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
segala sesuatu yang akan dilakukan
karena semua itu akan
membuahkan hasil yang baik.
Tuhan selalu mendampingi hasil
jerih payah manusia. Hal ini tentu
semata-mata untuk lebih besarnya
kemuliaan Tuhan. Ad Maioren Dei
Gloriam.
25 Cinta itu konkret. Hal 106
DNST Am
Sk 25
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka merasa nyaman
dan tenang di dunia ini Sukab, di
sebuah dunia yang sudah miskin
masih bersimbah darah pula. Hal 21
DNST Am
Al 1
Aos “tentrem” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang
luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan di
dunia ini apabila hanya mengejar
materi, tentu tidak akan
menghasilkan sebuah ketenangan
batin. Kenyamanan yang ada dalam
pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan
sebuah kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
27 Senja yang paling tidak berharga
dalam dalam hidupku sukab, senja
sialan yang paling tidak mungkin
diharapkan manusia. Hal 19
DNST Am
Al 2
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
28 Tapi aku tak mau khayalan, aku tidak
mau kira-kira, meskipun usaha kira-
kira itu begitu canggihnya sehingga
disebut ilmiah, aku mau tahu
sebenarnya. Hal 22
DNST Am
Al 3
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
diraih harus direncanakan,
diputuskan, dijalankan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
29 Dari dulu aku tidak mencintaimu
sukab. Dasar bego. Dikasih isyarat
tidak mau mengerti. Hal 23
DNST Am
Al 4
Aos “rukun” (promoting harmony)
Keterangan: benci yang membara
janganlah dipelihara. Biarkan
kebencian tersebut menjadi sirna
dan tergantikan dengan adanya
sebuah cinta. Dengan cinta manusia
akan hidup dengan damai dan
rukun. Keutamaan hidup semacam
itulah yang membuat manusia
menjadi harmonis. Hidup manusia
tidak dipandang selalu negatif dan
memunculkan permusuhan namun
sebaliknya yaitu keharmonisan
berdasar cinta yang akan
didapatkannya.
30 Kalau aku toh kelihatan baik selama
ini padamu, terus terang harus
kukatakan sekarang, sebetulnya aku
cuma kasihan. Hal 23
DNST Am
Al 5
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
31 Betapa pentingnya hidupku selamat,
demi suamiku dan anak-anakku. Pura-
puranya aku ini perempuan yang setia.
Itu pula sebabnya, sebelum dan
sesudah kawin aku tak sudi
berhubungan dengan kamu sukab. Hal
24
DNST Am
Al 6
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
32 Aku bukan penghayal sepertimu
.Hidupku penuh dengan perhitungan
yang matang. Hal 24
DNST Am
Al 7
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
diraih harus direncanakan,
diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
- Tukang pos -
33 Sudah 40 hari 40 malam aku
mengayuh sepedah nyaris tanpa henti,
sebelum akhirnya sampai ke bukit
kapur ini. Aku mengayuh sepedahku
siang dan malam, dan hanya berhenti
makan, minum, dan tidur sebentar di
bawah pohon yang rindang. Hal 30
DNST Am
Tp 1
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mnegasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
34 Untuk pertama kalinya dalam hidupku
sebagai tukang pos, pengantar surat
yang merana tanpa penyapa, aku harus
melakukan perjalanan begitu panjang,
di bawah terik matahari, dan sinar
rebulan, mengantarkan surat begitu
ajaib , mengarungi lembah, hutan dan
padang rumput selama berhari-hari
sampai tiba di kaki bukit. Hal 30
DNST Am
Tp 2
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
35 Dibukit ini, akhirnya aku berhenti.
Penasaran juga rasanya melihat tas
surat memancar-mancarkan cahaya
DNST Am
Tp 3
Aos “Mranani” (entralling)
Keterangan: sebuah peradaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
seperti itu. Hal 32
yang diciptakan oleh Sang Maha
Kuasa pantas untuk dinikmati.
Tentu saja keajaiban-keajaiban
Sang Pencipta membuat manusia
menjadi penasaran. Namun
semuanya itu merupakan
karuniaNya. Karena dengan
menikmatinya manusia dapat
bersyukur terhadap apa yang
didapatkan. Dunia itu indah dan
selayaknya keindahan itu
dilestarikan dan dirawat.
36
Sebuah surat adalah sebuah pesan,
kandungan rohani manusia yang
mengembara sebelum sampai
tujuannya. Sebuah surat adalah sebuah
dunia, dimana manusia dan manusia
bersua. Hal 34
DNST Am
Tp 4
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
37
“pak sudah kubilang kan? Jangan
masuk ke amplop itu! Di dalamnya
ada senja!” hal 42
DNST Am
Tp 5
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
38 Aku mengayuh sepedahku dengan
terengah-engah mendaki bukit kapur.
Masoh ada satu surat yang harus
kusampaikan ke tujuan seperti tertulis
di alamatnya :..... . hal 44
DNST Am
Tp 6
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
- Gelandangan
39
Terjatuh diatas sampah, merayapi
tangga-tangga reyot, samai seorang
gelandangan menuntunku ke suatu
tempat yang takkan pernah kulupakan
dalam hidupku. “masukklah” katanya
tenang , “di situ kamu aman”. Hal 44
DNST Am
Gl 1
Aos “binerkahan” (being blassed)
Keterangan: semua yang manusia
lakukan tentu akan diberkahi oleh
Tuhan sendiri, jangan sampai
manusia meninggalkaNya. Sebab
orang yang tekun dalam
pekerjaannya akan diberikan
kemudahan dan berkah yang
melimpah. Keuletan dan ketekunan
akan memunculkan hasil yang
menggembirakan. Jangaan
menggerutu atas pekerjaan yang
sedang dikerjakan melainkan
nikmatilah sehingga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
memperoleh berkah melimpah.
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal
151
DNST Am
Rt 1
Aos “Kraton nDalem” (being
spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup
manusia memang panjang, namun
apabila dihayati dengan betul
sangat pendek. Artinya manusia
harus mengisinya dengan kebaikan-
kebaikan. Janganlah kita menakar
seberapa banyak yang sudah kita
terima, namun berpikirlah seberapa
banyak apa yang sudah kita berikan
kepada orang lain. Dengan seperti
itu hidup manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang
datang dari Berkah Tuhan itu
sendiri.
41 Ratri tertawa-tawa mengejar anak
senja. Ia merasa seperti bermimpi.
Betapa indahnya impian yang menjadi
kenyataa dan Ratri tidak ingin
kehilangan impian yang nyata itu. Hal
150
DNST Am
Rt 2
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
42 Demikianlah ratri berlari mendekati
mereka. “Ratri jangan!” ibunya yang
menyusul ke pantai karena sudah
terlalu malam memanggilnya. Hal 150
DNST Am
Rt 3
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
- Jezebel -
43 “Jezebel!jezebel!jangan berjalan ke
sana Jezebel! Jangan!” Tapi Jezebel
terus saja berjalan, berjalan, dan
berjalan. Hal 161
DNST Am
Jz 1
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
44 Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa
henti sepanjang tanpa henti sepanjang
pantai menyaksikan mayat-mayat
bergelimpangan? Tapi aku tak bisa
berhenti meskipun aku sudah hampir
tidak kuat lagi. Harus ada yang
setidaknya melihat mayat-mayat itu.
Hal 162
DNST Am
Jz 2
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
DATA TOKOH NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
NO KUTIPAN TEKS KODE
DATA
Persetujuan Catatan
Trianggulator S TS
1 Sebetulnya aneh sekali aku diberi
nama Dewa, karena bukanlah
dewa adalah makhluk sakti
mandraguna yang sangat
berkuasa? (hal 7)
DNBT
Dw1
(Dewa) √
2 Begitulah, Tuhan mengabulkan
permintaan manusia untuk
mempunyai keturunan, namun
ketika mereka mendapat bayi
tunadaksa, bukannya kasihan
malah membuangnya sekalian -
betapa terkelabui mereka oleh
keindahan ragawi, yang tidak
memberikan jaminan apakah akan
berarti juga keindahan rohani.
(hal 8)
DNBT
Dw2
√
3 Demikianlah Rumah Asuh Ibu
Sejati menjadi tempat
penampungan bayi-bayi malang,
tapi yang barangkali cukup
beruntung karena segera
meninggalkan dunia yang fana
ini. (hal 10)
DNBT
Dw3
√
4 Namun cinta ibuku bagaikan air
terjun yang membasuhku, aku
tidak mendengar tetapi
mendengar cinta itu dalam
bahasaku sendiri, bukan bahasa
ibuku yang terdengar melainkan
DNBT
Dw4
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
bahasa cinta. (hal 11-12)
5 Bayi mati artinya suatu
kehidupan yang singkat, begitu
singkat, seperti suatu titik saja,
belum menjadi garis, yang
terpendek sekalipun. (hal 23)
DNBT
Dw5
√
6 Namun kesunyian bukanlah tanpa
suara sedangkan suara-suara
bukanlah sekadar bunyi saja.
Angin kadang terdengar seperti
bisikan dan betapa bisa bermakna
suatu bisikan ketika mengundang
seribu penafsiran. (hal 28)
DNBT
Dw6
√
7 kelahiranku adalah kodratku,
tidak ada yang bisa kuingkari dari
situ. Aku hanya tidak bsa
menunjukan diriku, karena
tubuhku tidak berada untuk
membahasakan jiwaku. (hal 29)
DNBT
Dw7
√
8 Mereka yang merasa tubuhnya
sempurna berjuang sepanjang
sejarah manusia untuk memahami
jiwa, namun jiwa hanya terbaca
melalui tubuh yang
membahasakannya, sedangkan
tubuh kami tidak menjelmakan
penanda apapun yang mungkin
ditafsir sebagai bahasa, sehingga
jiwa kami tidak bisa dibaca. (hal
29)
DNBT
Dw8
√
9 Apakah yang berarti di dunia ini,
selain sempurna dalam samadi,
meleburkan diri ke dalam cahaya
DNBT
Gn1
(Gandari)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
abadi. (hal 36)
10 Bisakah kehidupan kepompong
disebut sebagai kehidupan tanpa
tubuh? Tapi bukankah
kepompong itu betapapun suatu
raga bagi sesuatu yang akan
berubah dari ulat menjadi kupu-
kupu? (Hal 40)
DNBT
Dw9
√
11 Jangankan kepada anak tunadaksa
yang tampak di depan mata, anak
yang tidak pernah tumbuh dan
tidak pernah dilahirkan pun
memberinya ikatan batin luar
biasa. (hal 55)
DNBT
Dw10
√
12 Ibuku hanya satu, ketika menari
ia bisa menjadi seribu, dan ketika
lenyap tetap terjelma dalam
keadaan membiru. (hal 56
DNBT
Dw11 √
13 Bagaikan suatu tatapan dari balik
kaca, mata bisa memandang
tetapi tubuh tak mampu
menembusnya. Jiwa mampu
menyapa jiwa dan hati mampu
menyentuh hati tetapi akal begitu
terbatas kemampuannya untuk
menjelaskan rasa. (hal 57)
DNBT
Dw12
√
14 Aku terduduk, terpaksa duduk, da
memang hanya mampu duduk,
namun siapapun dia dengan hati
dan jiwa memiliki ruang yang
tidak terbatas dalam dirinya. (hal
58)
DNBT
Dw13
√
15 Ibuku mencubitnya dan ia tertawa DNBT Mw √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
mesum tapi hatiku sakit sekali.
Aku tahu maksudnya seperti
Drupadi yang suaminya lima,
maka sumber kehidupan ibuku
juga dari banyak laki-laki. (hal
59)
1 (Mbak
Wid)
16 Biarlah aku menebus dosa-dosa
ibuku, dengan menyelamatkan
anak sebanyak-banyaknya. (hal
59)
DNBT Mw
2 √
17 Manusia mungkin tidak berdosa,
tapi ia sangat mungkin bersalah,
karena kejahatannya dilakukan
dengan bebas - yakni dengan
kesempatan menerima tanggung
jawab. (hal 65)
DNBT Dw
14
√
18 Apakah aku salah jika
menganggap kebahagianku
sebagai berkah? Aku melacur
sebagai pengorbanan, bukan
karena ingin bersenang-senang.
Jalan hidupku adalah jalan
penderitaan. (hal 67)
DNBT Mw
3
√
19 Sebagai kkasih, ia tak bisa
sepenuhnya memiliki atau
memberikan dirinya bagi
Arjuna… (hal 75)
DNBT Dw
15 √
20 Namun tiba-tiba mendadak langit
menjadi gelap, matahari
lenyap,… (hal 78)
DNBT Dw
16 √
21 Kemudian kulihat tarian ibuku
berubah, langkah-langkah
baletnya yang indah menjadi
DNBT Dw
17 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
langkah terhuyung-huyung. (hal
78)
22 Itulah sebabnya foto-foto tarian
yang terhentikan itu tidak tampak
sebagai patung yang diam,
melainkan pendiaman suatu
gerak, gerak yang terhidupkan
kembali justru dalam
pendiamannya. (hal 80)
DNBT Dw
18
√
23 Namun penonton hanya
mendengar bunyi, dan hanya
sekadar bunyi - bukan musik. (hal
100)
DNBT Dw
19 √
24 Meskipun aku tunadaksa, aku ada
di sana. Jiwaku dalam jiwanya.
Duniaku dalam dunianya. Kalau
aku bukan tunadaksa - sungguh
pancaindraku akan sangat
membatasi duniaku. (hal 101)
DNBT Dw
20
√
25 Jika anak-anak tunadaksa paling
lama hanya hidup setahun
lamanya, kehidupanku tentu
sesuatu yang lebih patut untuk
disyukuri. Namun seandainya
ibuku beryukur lebih karena ada
aku untuk dirinya, itu pun patut
kusyukuri karena setidaknya
kehadiranku ini ada juga
maknanya untuk seseorang. (hal
112)
DNBT Dw
21
√
26 Tubuhku masih tertunduk di
Rumah Asuh Ibu Sejati, namun
jiwaku berada dalam diri ibuku.
DNBT Dw
22 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
(hal 114)
27 Dewa, dan bayi-bayi lainna,
mereka juga ciptaan Tuhan, dan
seperti ciptaan Tuhan lainnya,
mereka juga punya keindahan
sendiri. (hal 115)
DNBT Rj
1
(Renjani) √
28 Jiwa hanya bisa didekati dengan
jiwa. Hati hanya bisa didekati
dengan hati. Secerdas-cerdas
otak, ia justru hanya berfungsi
dalam suatu jarak. (hal 117)
DNBT Dw
23
√
29 Kaki menjadi bukan sekadar
penyangga dan pembawa tubuh,
kaki menjadi bahasa tersendiri,
karena memang kaki-kaki itu
adalah kaki yang menari. (hal
129)
DNBT Dw
24
√
30 Tapi bagaimanakah caranya
menuliskan jeritan itu, bukan
sebagai bunyi, tapi sebagai makna
yang mewakili luka. (hal 131)
DNBT Dw
25 √
31 Karena dengan adanya takdir
maka perjuangan manusia tidak
berguna. (hal 140)
DNBT Dw
26 √
32 Ia tidak peduli takdir itu ada atau
tidak, tapi ia membebaskan diri
untuk berbuat, dengan segala
risikonya. (hal 141)
DNBT Dw
27 √
33 Di arena resital musik yang telah
kosong, Bhisma mendengar
tangisan hatinya sendiri. (hal 146)
DNBT Bs
1 (Bhisma) √
34 Padahal dengan menangis,
seorang lelaki tidak kehilangan
DNBT Bs
2 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
apa-apa, sebaliknya justru ia
bertambah lengkap dan kaya
sebagai manusia. (hal 146)
35 Kini aku tahu makna dari
melarung, yakni melepaskan
segala sesuatu, menyerahkannya
kembali kepada ketertakdiran
alam semesta, membebaskan diri
dari segala ikatan penafsiran. (hal
148)
DNBT Dw
28
√
36 Meskipun aku begitu bebas
mengembara dalam semesta jiwa,
kebebasanku tetaplah hingga
adanya - aku begitu takut karena
merasa seolah-olah ibuku berada
di balik cakrawala. (hal 149)
DNBT Dw
29
√
37 Keruntuhan dan kematian -
seberapa jauh keduanya harus
ditakutkan sebagai kemungkinan
dan kepastian. (hal 157)
DNBT Dw
30 √
38 Cinta yang semula melimpahiku
bagaikan air mengalir
bergemuruh dari sebuah air terjun
kini telah menguap dan harus
dicari dalam partikel-partikel uap
air di udara. (hal 171)
DNBT Dw
31
√
39 Suatu kehampaan yang
membuatku mempunyai perasaan
terjatuh ke dalam sumur tanpa
dasar. (hal 173)
DNBT Dw
32 √
40 Dalam keheningan jiwa kami
menyatu, jiwa anak-anak
tunadaksa yang tiada akan pernah
DNBT Dw
33 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
terselami mereka yang nirtuna.
(hal 173)
41 Cinta itu seperti jiwa, yang ikut
melemah bersama tubuh jika
tidak disapa dari dalam hati -
makanya setiap kali ditemukan
cinta harus tetap dicari dan dicari.
(hal 174)
DNBT Dw
34
√
42 Kujaga dalam diriku kepundan
cinta yang menggelegak, karena
tanpa cinta seorang anak
tunadaksa seperti aku hanyalah
boneka tak bergerak. (hal 175
DNBT Dw
35
√
43 Bhisma memainkan biolanya
dengan seluruh jiwa, dalam
dadanya berkembang suatu rasa
yang tercermin dari nadanya:
pedih dan ngelangut. (hal 190)
DNBT Bs
3
√
44 Ketika siapapun tiba saatnya
mati, orangnya memang
menghilang dan pergi, tapi makna
keberadaannya selalu terbuka
untuk tetap dihidupkan. (hal 194)
DNBT Dw
36
√
45 Itulah masalahnya, kami melihat
dunia dengan cara lain. (hal 197)
DNBT Dw
37 √
Yogyakarta, 7 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
ANALISIS TOKOH NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI
KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
NO KUTIPAN TEKS KODE
DATA KETERANGAN
Persetujuan Catatan
Trianggulator S TS
1 Sebetulnya aneh
sekali aku diberi
nama Dewa,
karena bukanlah
dewa adalah
makhluk sakti
mandraguna yang
sangat berkuasa?
(hal 7)
DNBT
Dw1
(Dewa)
Diksi yang
digunakan sangat
menarik dan
penulis berhasil
menyisipkan cerita
wayang dengan
baik. Dewa
merupakan sosok
yang sangat sakti
dan memiliki
wibawa.
√
Tokoh Dewa
mempertanyakan
makna namanya
yang punya relasi
dengan tokoh
pewayangan.
2 Begitulah, Tuhan
mengabulkan
permintaan
manusia untuk
mempunyai
keturunan, namun
ketika mereka
mendapat bayi
tunadaksa,
bukannya kasihan
malah
membuangnya
sekalian - betapa
terkelabui mereka
oleh keindahan
ragawi, yang tidak
memberikan
jaminan apakah
DNBT
Dw2
Penulis
menyampaikan
suatu teguran dan
kritik melalui
paduan kata indah
dengan makna
yang dalam.
Manusia
hendaknya
bersyukur atas
anugrah yang
diberikan oleh
Tuhan
√
Kutipab ini
bertujuan
menganalisis tokoh
siapa?
Misalnya tokoh
orangtua menolak
anak tuna daksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
akan berarti juga
keindahan rohani.
(hal 8)
3 Demikianlah
Rumah Asuh Ibu
Sejati menjadi
tempat
penampungan
bayi-bayi malang,
tapi yang
barangkali cukup
beruntung karena
segera
meninggalkan
dunia yang fana
ini. (hal 10)
DNBT
Dw3
Di sini penulis
menggabungkan 2
hal yang saling
berkontradiksi,
yakni malang dan
beruntung. Kalimat
ini juga
mengandung
makna bahwa
sesuatu yang hitam
bisa saja menjadi
putih dan bahwa
ada kebaikan di
balik keburukan
√
Ini seperti analisis
isi/tema dan bukan
analisis tokoh.
Yin dan Yang.
4 Namun cinta ibuku
bagaikan air terjun
yang membasuhku,
aku tidak
mendengar tetapi
mendengar cinta
itu dalam bahasaku
sendiri, bukan
bahasa ibuku yang
terdengar
melainkan bahasa
cinta. (hal 11-12)
DNBT
Dw4
Kekuatan cinta
seorang ibu sangat
luar biasa. Cinta
tulus mengalah
semuanya. Cinta
tidak dapat sekadar
didengungkan saja
namun dapat
dirasakan dalam
wujud nyata.
√
5 Bayi mati artinya
suatu kehidupan
yang singkat,
begitu singkat,
DNBT
Dw5
Cara penulis
menyampaikan
maksudnya melalui
ilustrasi sangat
√
Analisis tema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
seperti suatu titik
saja, belum
menjadi garis,
yang terpendek
sekalipun. (hal 23)
baik. Hidup adalah
sebuah perjuangan
dan perlu disyukuri
keberadaannya.
Maka rawatlah dan
peganglah erat
cinta untuk hidup
yang indah.
6 Namun kesunyian
bukanlah tanpa
suara sedangkan
suara-suara
bukanlah sekadar
bunyi saja. Angin
kadang terdengar
seperti bisikan dan
betapa bisa
bermakna suatu
bisikan ketika
mengundang
seribu penafsiran.
(hal 28)
DNBT
Dw6
Penulis mengajak
kita untuk masuk
lebih dalam dunia
ilustrasinya dan
untuk menyimak
segala sesuatu di
sekitar kita, untuk
menyelami dunia.
Hidup tidak
sekadar hura-hura
tetapi mengisinya
dengan hal yang
baik.
√
7 kelahiranku adalah
kodratku, tidak ada
yang bisa
kuingkari dari situ.
Aku hanya tidak
bsa menunjukan
diriku, karena
tubuhku tidak
berada untuk
membahasakan
jiwaku. (hal 29)
DNBT
Dw7
Tokoh mengakui
kekurangan/
kelemahannya,
menunjukan sisi
dimana ia rapuh.
Hal ini sekaligus
menarik simpati
para pembaca
sehingga bisa kian
merasakan apa
yang dirasakan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
tokoh.
8 Mereka yang
merasa tubuhnya
sempurna berjuang
sepanjang sejarah
manusia untuk
memahami jiwa,
namun jiwa hanya
terbaca melalui
tubuh yang
membahasakannya,
sedangkan tubuh
kami tidak
menjelmakan
penanda apapun
yang mungkin
ditafsir sebagai
bahasa, sehingga
jiwa kami tidak
bisa dibaca. (hal
29)
DNBT
Dw8
Kuasa Tuhan
memang luar biasa.
Jangan sia-siakan
yang menjadi
pemberian dariNya.
Selalu pergunakan
talenta dan
kesempurnaan
manusia untuk
sesuatu yang baik. √
Tokoh siapa?
9 Apakah yang
berarti di dunia ini,
selain sempurna
dalam samadi,
meleburkan diri ke
dalam cahaya
abadi. (hal 36)
DNBT
Gn1
(Gandari)
Gandari menyadari
hakikat dari dunia
yang fana ini dan
dasar segala-
galanya. Segala
macam rupa
aktivitas dunia
dapat terjadi.
√
Tokoh siapa?
10 Bisakah kehidupan
kepompong
disebut sebagai
kehidupan tanpa
DNBT
Dw9
Penulis menyajikan
2 hal yang saling
berkontradiksi
sekaigus
√
Ini bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
tubuh? Tapi
bukankah
kepompong itu
betapapun suatu
raga bagi sesuatu
yang akan berubah
dari ulat menjadi
kupu-kupu? (Hal
40)
menjelaskan
keindahan dari
kepompong.
11 Jangankan kepada
anak tunadaksa
yang tampak di
depan mata, anak
yang tidak pernah
tumbuh dan tidak
pernah dilahirkan
pun memberinya
ikatan batin luar
biasa. (hal 55)
DNBT
Dw10
Dewa menjelaskan
bagaimana ibunya
menyimpan sejuta
kasih sayang pada
anak-anak, bahkan
kepada anak yang
dulu dikandungnya.
√
Bagus.
12 Ibuku hanya satu,
ketika menari ia
bisa menjadi
seribu, dan ketika
lenyap tetap
terjelma dalam
keadaan membiru.
(hal 56
DNBT
Dw11
Dewa menjelaskan
bahwa menari
merupakan cara
ibunya
mengekspresikan
jiwanya.
√
13 Bagaikan suatu
tatapan dari balik
kaca, mata bisa
memandang tetapi
tubuh tak mampu
menembusnya.
DNBT
Dw12
Sebagai manusia
yang memiliki akal
budi, terkadang
manusia terlalu
banyak
menggunakan akal
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Jiwa mampu
menyapa jiwa dan
hati mampu
menyentuh hati
tetapi akal begitu
terbatas
kemampuannya
untuk menjelaskan
rasa. (hal 57)
itu, padahal jiwa
dan hati berbicara
tentang hal yang
tidak terlihat.
14 Aku terduduk,
terpaksa duduk dan
memang hanya
mampu duduk,
namun siapapun
dia dengan hati dan
jiwa memiliki
ruang yang tidak
terbatas dalam
dirinya. (hal 58)
DNBT
Dw13
Penulis menyajikan
kelemahan
sekaligus kelebihan
dan mengajak
manusia untuk
tidak terfokus pada
sekadar ragawi/
duniawi dan
mencoba untuk
menyelami dunia
perasaan, jiwa dan
hati.
√
15 Ibuku mencubitnya
dan ia tertawa
mesum tapi hatiku
sakit sekali. Aku
tahu maksudnya
seperti Drupadi
yang suaminya
lima, maka sumber
kehidupan ibuku
juga dari banyak
laki-laki. (hal 59)
DNBT
Mw 1
(Mbak
Wid)
Kepasrahan hati
untuk menemukan
sebuah cinta,
semua cinta ada
dalam darah sosok
ibu sekalipun
keberadaannya
bukan yang
tunggal.
√
16 Biarlah aku DNBT Rasa bersalah pasti √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
menebus dosa-dosa
ibuku, dengan
menyelamatkan
anak sebanyak-
banyaknya. (hal
59)
Mw 2 ada melihat masa
lalu. Namun masa
lalu biarkan hilang
dan ditebus dengan
masa depan yang
lebih indah
17 Manusia mungkin
tidak berdosa, tapi
ia sangat mungkin
bersalah, karena
kejahatannya
dilakukan dengan
bebas - yakni
dengan kesempatan
menerima
tanggung jawab.
(hal 65)
DNBT
Dw 14
Pemikiran ini
sangat menarik di
mana penulis
merasa bahwa dosa
sekadar hubungan
manusia dengan
Tuhan tanpa bisa
dicampurtangani
oleh manusia lain.
√
18 Apakah aku salah
jika menganggap
kebahagianku
sebagai berkah?
Aku melacur
sebagai
pengorbanan,
bukan karena ingin
bersenang-senang.
Jalan hidupku
adalah jalan
penderitaan. (hal
67)
DNBT
Mw 3
Ibu Mbak Wid
mencoba untuk
tegar dan
menikmati segala
ha baik dalam
hidupnya yang
penuh sembilu. √
19 Sebagai kekasih, ia
tak bisa
sepenuhnya
DNBT
Dw 15
Kepasrahan, cinta
akan datang dari
manapun asalnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
memiliki atau
memberikan
dirinya bagi
Arjuna. (hal 75)
Karena cinta itu
sebenarnya ada di
dalam hati manusia
itu sendiri yang
terpancar dalam
sebuah
perwujudan.
20 Namun tiba-tiba
mendadak langit
menjadi gelap,
matahari lenyap.
(hal 78)
DNBT
Dw 16
Penulis ingin
menjelaskan
melalui ilustrasi
bagaimana keadaan
berubah 180 derajat
dan bagaimana
kehancuran datang
dari yang dulunya
kebahagiaan
(menari).
√
21 Kemudian kulihat
tarian ibuku
berubah, langkah-
langkah baletnya
yang indah
menjadi langkah
terhuyung-
huyunng. (hal 78)
DNBT
Dw 17
Penulis ingin
menjelaskan
melalui ilustrasi
bagaimana keadaan
berubah 180 derajat
dan bagaimana
kehancuran datang
dari yang dulunya
kebahagiaan
(menari).
√
22 Itulah sebabnya
foto-foto tarian
yang terhentikan
itu tidak tampak
sebagai patung
yang diam,
DNBT
Dw 18
Penulis ingin
mengajak pembaca
lebih mendalami
dunia, bukan
sekadar yang
terlihat, tapi juga
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
melainkan
pendiaman suatu
gerak, gerak yang
terhidupkan
kembali justru
dalam
pendiamannya.
(hal 80)
apa yang dirasakan,
karena yang
dirasakan hati
belum tentu bisa
dirasakan akal.
23 Namun penonton
hanya mendengar
bunyi, dan hanya
sekadar bunyi -
bukan musik. (hal
100)
DNBT
Dw 19
Penulis ingin
mengajak pembaca
lebih mendalami
dunia, bukan
sekadar yang
terlihat, tapi juga
apa yang dirasakan,
karena yang
dirasakan hati
belum tentu bisa
dirasakan akal.
√
24 Meskipun aku
tunadaksa, aku ada
di sana. Jiwaku
dalam jiwanya.
Duniaku dalam
dunianya. Kalau
aku bukan
tunadaksa -
sungguh
pancaindraku akan
sangat membatasi
duniaku. (hal 101)
DNBT
Dw 20
Bahwa di balik
dunia ragawi yang
fana ini, ada dunia
baru yang bisa
diselami, dunia
yang bisa dirasakan
jiwa dan hati. √
25 Jika anak-anak
tunadaksa paling
DNBT
Dw 21
Bersyukur dalam
kesempitan dan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
lama hanya hidup
setahun lamanya,
kehidupanku tentu
sesuatu yang lebih
patut untuk
disyukuri. Namun
seandainya ibuku
beryukur lebih
karena ada aku
untuk dirinya, itu
pun patut
kusyukuri karena
setidaknya
kehadiranku ini
ada juga maknanya
untuk seseorang.
(hal 112)
sangat senang
sebab hidupnya
bermakna bagi
orang lain.
26 Tubuhku masih
tertunduk di
Rumah Asuh Ibu
Sejati, namun
jiwaku berada
dalam diri ibuku.
(hal 114)
DNBT
Dw 22
Tubuh hanyalah
corpus namun di
balik itu jiwa, cinta
melekat dalam raga
yang selalu
terpancar.
√
27 Dewa, dan bayi-
bayi lainna, mereka
juga ciptaan
Tuhan, dan seperti
ciptaan Tuhan
lainnya, mereka
juga punya
keindahan sendiri.
(hal 115)
DNBT Rj
1
(Renjani)
Bahwa di balik
dunia ragawi yang
fana ini, ada dunia
baru yang bisa
diselami, dunia
yang bisa dirasakan
jiwa dan hati.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
28 Jiwa hanya bisa
didekati dengan
jiwa. Hati hanya
bisa didekati
dengan hati.
Secerdas-cerdas
otak, ia justru
hanya berfungsi
dalam suatu jarak.
(hal 117)
DNBT
Dw 23
Jiwa adalah jiwa.
Hati adalah hati.
Kata ini
merepresentasikan
keberadaan
manusia yang
terdiri dari raga dan
sukma yang saling
berkaitan.
√
29 Kaki menjadi
bukan sekadar
penyangga dan
pembawa tubuh,
kaki menjadi
bahasa tersendiri,
karena memang
kaki-kaki itu
adalah kaki yang
menari. (hal 129)
DNBT
Dw 24
Kutipan ini
menjelaskan
bagaimana tubuh
yang bersifat
ragawi juga
memiliki fungsi
lain untuk
menyalurkan hati
dan jiwa.
√
30 Tapi bagaimanakah
caranya
menuliskan jeritan
itu, bukan sebagai
bunyi, tapi sebagai
makna yang
mewakili luka. (hal
131)
DNBT
Dw 25
Bunyi, yang
bersifat ragawi bisa
didengar, yang
bersifat bisa juga
memiliki fungsi
lain untuk
menyalurkan hati
dan jiwa.
√
31 Karena dengan
adanya takdir maka
perjuangan
manusia tidak
berguna. (hal 140)
DNBT
Dw 26
Kutipan ini
mencoba melihat
sesuatu dari
perspektif lain,
takdir bukan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
sebagai sesuatu
yang baik yang
sudah
direncanakan,
melainkan sebagai
sesuatu yang
membuat usaha
manusia sia-sia.
32 Ia tidak peduli
takdir itu ada atau
tidak, tapi ia
membebaskan diri
untuk berbuat,
dengan segala
risikonya. (hal
141)
DNBT
Dw 27
Hal ini menunjukan
keberanian,
kekuatan hati, dan
kerasnya kemauan
tokoh. √
33 Di arena resital
musik yang telah
kosong, Bhisma
mendengar
tangisan hatinya
sendiri. (hal 146)
DNBT Bs
1
(Bhisma)
Kutipan ini
menunjukan
suasana yang
sangat sedih dan
menyayat hati
karena
perbandingan yang
diulang, yakni
kosong dan
tangisan hati.
√
34 Padahal dengan
menangis, seorang
lelaki tidak
kehilangan apa-
apa, sebaliknya
justru ia bertambah
lengkap dan kaya
DNBT Bs
2
Manusia diajarkan
untuk selalu kuat
dalam menjalani
hidup. Boleh
meratapi kesedihan
namun harus selalu
menatap maju
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
sebagai manusia.
(hal 146)
kedepan pada hal
yang lebih baik.
35 Kini aku tahu
makna dari
melarung, yakni
melepaskan segala
sesuatu,
menyerahkannya
kembali kepada
ketertakdiran alam
semesta,
membebaskan diri
dari segala ikatan
penafsiran. (hal
148)
DNBT
Dw 28
Belajar untuk
ikhlas dengan apa
yang sudah hilang
dalam diri manusia.
Semua yang
dimiliki manusia
adalah milikNya
dan Dia berhak
untuk
mengambilnya.
√
36 Meskipun aku
begitu bebas
mengembara dalam
semesta jiwa,
kebebasanku
tetaplah sehingga
adanya - aku begitu
takut karena
merasa seolah-olah
ibuku berada di
balik cakrawala.
(hal 149)
DNBT
Dw 29
Cinta mengalahkan
segalanya,
terkadang jiwa
manusia merasa
kering karena
manusia hanya
mengejar materi
dan sampai mati-
matian mengejar
materi. Materi
bukan yang paling
utama dalam hidup.
Karena semua akan
kembali
kepadaNya sampai
ajal tiba.
√
37 Keruntuhan dan
kematian -
DNBT
Dw 30
Kutipan ini
mengajak pembaca √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
seberapa jauh
keduanya harus
ditakutkan sebagai
kemungkinan dan
kepastian. (hal
157)
untuk tidak takut
akan hal-hal yang
bisa terjadi selama
hal tersebut masih
berupa
kemungkinan.
38 Cinta yang semula
melimpahiku
bagaikan air
mengalir
bergemuruh dari
sebuah air terjun
kini telah menguap
dan harus dicari
dalam partikel-
partikel uap air di
udara. (hal 171)
DNBT
Dw 31
Kutipan ini
menjelaskan
bagaimana Dewa
sangat kehilangan
sosok ibunya dan
bagaimana keadaan
berubah 180
derajat, yang
awalnya sangat
dicintai menjadi
tidak dicintai.
√
39 Suatu kehampaan
yang membuatku
mempunyai
perasaan terjatuh
ke dalam sumur
tanpa dasar. (hal
173)
DNBT
Dw 32
Ada dua hal yang
saling
berkontradiksi,
hampa dengan
perasaan, akan
tetapi mengarah
pada hal yang sama
bahwa perasaan
tokoh justru
menyakitinya.
√
40 Dalam keheningan
jiwa kami
menyatu, jiwa
anak-anak
tunadaksa yang
tiada akan pernah
DNBT
Dw 33
Kuasa Tuhan luar
biasa, Ia
menciptakan
berupa bentuk
kehidupan. Maka
semuanya itu harus
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
terselami mereka
yang nirtuna. (hal
173)
kita hormati dan
syukuri
keberadaannya.
41 Cinta itu seperti
jiwa, yang ikut
melemah bersama
tubuh jika tidak
disapa dari dalam
hati - makanya
setiap kali
ditemukan cinta
harus tetap dicari
dan dicari. (hal
174)
DNBT
Dw 34
Cinta bukanlah
sesuatu yang
bersifat ragawi,
bukan sesuatu yang
bisa dipahami oleh
akal, melainkan
bisa dirasakan
melalui hati.
√
42 Kujaga dalam
diriku kepundan
cinta yang
menggelegak,
karena tanpa cinta
seorang anak
tunadaksa seperti
aku hanyalah
boneka tak
bergerak. (hal 175
DNBT
Dw 35
Menjelaskan
hakikat tentang
pentingnya cinta.
√
43 Bhisma
memainkan
biolanya dengan
seluruh jiwa,
dalam dadanya
berkembang suatu
rasa yang
tercermin dari
nadanya: pedih dan
DNBT Bs
3
Pada akhirnya
tokoh selain Dewa
juga bisa
merasakan dunia
lewat jiwa dan
perasaan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
ngelangut. (hal
190)
44 Ketika siapapun
tiba saatnya mati,
orangnya memang
menghilang dan
pergi, tapi makna
keberadaannya
selalu terbuka
untuk tetap
dihidupkan. (hal
194)
DNBT
Dw 36
Manusia tinggal
menunggu giliran
untuk dipanggil
Tuhan. Maka isilah
hidup dengan cinta
dan kebaikan bagi
sesama manusia.
√
45 Itulah masalahnya,
kami melihat dunia
dengan cara lain.
(hal 197)
DNBT
Dw 37
Cara pandang
manusia berbeda-
beda. Namun
semua cara yang
berbeda itu
disamakan dengan
cara pandang dari
Tuhan itu sendiri.
Tuhan memiliki
cinta dan cinta itu
menyatukan yang
berbeda.
√
Yogyakarta, 7 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
ANALISIS MAKNA HIDUP NOVEL BIOLA TAK BERDAWAI KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
BERDASAR AOS KATRESNANISME
NO KUTIPAN TEKS KODE
DATA Analisis Berdasar Aos Katresnanisme
Persetujuan Catatan Trianggulator
S TS
1 Sebetulnya aneh
sekali aku diberi
nama Dewa, karena
bukanlah dewa
adalah makhluk
sakti mandraguna
yang sangat
berkuasa (hal 7)
DNBT Am
Dw1
(Dewa)
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
√
Seharusnya rasa tokoh ini adalah
Feeling confused (rasa bingung).
Mengapa namanya begitu
“berat” (abot). Kutipan ini boleh
ditafsirkan sebagai Feeling
gratitude, yang utama karena ada
kata “sebetulnya”. Sebetulnya
aneh, tetapi jadi tidak aneh.
2 Begitulah, Tuhan
mengabulkan DNB Am
Dw2
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude) √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
permintaan manusia
untuk mempunyai
keturunan, namun
ketika mereka
mendapat bayi
tunadaksa,
bukannya kasihan
malah
membuangnya
sekalian - betapa
terkelabui mereka
oleh keindahan
ragawi, yang tidak
memberikan
jaminan apakah
akan berarti juga
keindahan rohani.
(hal 8)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
3 Demikianlah Rumah
Asuh Ibu
Sejatimenjadi
tempat
penampungan bayi-
bayi malang, tapi
yang barangkali
cukup beruntung
karena segera
meninggalkan dunia
DNBT Am
Dw3
Aos “tentrem” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah
ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi,
tentu tidak akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada
dalam pribadi manusia menjadikan kekuatan
untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
yang fana ini. (hal
10)
Apabila direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan
yang digali lebih mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin namun yang
paling utama adalah bagaimana hati diolah
untuk menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
4 Namun cinta ibuku
bagaikan air terjun
yang membasuhku,
aku tidak
mendengar tetapi
mendengar cinta itu
dalam bahasaku
sendiri, bukan
bahasa ibuku yang
terdengar melainkan
bahasa cinta. (hal
11-12)
DNBT Am
Dw4
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
√
5 Bayi mati artinya
suatu kehidupan
yang singkat, begitu
singkat, seperti
suatu titik saja,
belum menjadi
garis, yang
terpendek sekalipun.
DNBT Am
Dw5
Aos “Kraton nDalem” (being spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup manusia
memang panjang, namun apabila dihayati
dengan betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya dengan kebaikan-
kebaikan. Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima, namun
berpikirlah seberapa banyak apa yang sudah
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
(hal 23) kita berikan kepada orang lain. Dengan
seperti itu hidup manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang datang dari
Berkah Tuhan itu sendiri.
6 Namun kesunyian
bukanlah tanpa
suara sedangkan
suara-suara
bukanlah sekadar
bunyi saja. Angin
kadang terdengar
seperti bisikan dan
betapa bisa
bermakna suatu
bisikan ketika
mengundang seribu
penafsiran. (hal 28)
DNBT Am
Dw6
Aos “tentram” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah
ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi,
tentu tidak akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada
dalam pribadi manusia menjadikan kekuatan
untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan.
Apabila direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan
yang digali lebih mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin namun yang
paling utama adalah bagaimana hati di oleh
untuk menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
√
7 kelahiranku adalah
kodratku, tidak ada
yang bisa kuingkari
dari situ. Aku hanya
tidak bsa
menunjukan diriku,
karena tubuhku
tidak berada untuk
membahasakan
jiwaku. (hal 29)
DNBT Am
Dw7
Aos “binerkahan” (being blessed)
Keterangan: segala hal yang didapat oleh
manusia merupakan suatu anugrah dariNya.
Semua harus disyukuri dan diimani sebagai
bukti cinta dari Tuhan sendiri. Berkah yang
datang dari Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua yang
diberikan olehNya memiliki maksud dan
tujuan. Manusia berkewajiban untuk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
merawatnya dengan penuh cinta.
8 Mereka yang merasa
tubuhnya sempurna
berjuang sepanjang
sejarah manusia
untuk memahami
jiwa, namun jiwa
hanya terbaca
melalui tubuh yang
membahasakannya,
sedangkan tubuh
kami tidak
menjelmakan
penanda apapun
yang mungkin
ditafsir sebagai
bahasa, sehingga
jiwa kami tidak bisa
dibaca. (hal 29)
DNBT Am
Dw8
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
√
Bahasa tubuh di sini tidak
terbaca, tidak memberikan tanda
bersyukur, mungkin data ini
justru memberi makna Aos
Sumarah. Pasrah dengan kondisi
tubuh yang tidak sempurna.
9 Apakah yang berarti
di dunia ini, selain
sempurna dalam
samadi, meleburkan
diri ke dalam cahaya
abadi. (hal 36)
DNBT Am
Gn1
(Gandari)
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
10 Bisakah kehidupan
kepompong disebut
sebagai kehidupan
tanpa tubuh? Tapi
bukankah
kepompong itu
betapapun suatu
raga bagi sesuatu
yang akan berubah
dari ulat menjadi
kupu-kupu? (Hal
40)
DNBT Am
Dw9
Aos “Sumeleh” (being able to accept)
Keterangan: Manusia diajarkan untuk bisa
menerima sebuah kenyataan dalam
menjalani hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang dalam
menjalaninya. Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan pada
kenyataan yang manis ataupun pahit.
Namun semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia hendaknya
dapat menempatkan diri untuk menerima
kenyataan hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Semeleh”
√
Ini lebih sebuah harapan akan
transformasi.
11 Jangankan kepada
anak tunadaksa yang
tampak di depan
mata, anak yang
tidak pernah tumbuh
dan tidak pernah
dilahirkan pun
memberinya ikatan
batin luar biasa. (hal
DNBT Am
Dw10
Aos “Kraton nDalem” (being spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup manusia
memang panjang, namun apabila dihayati
dengan betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya dengan kebaikan-
kebaikan. Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima, namun
berpikirlah seberapa banyak apa yang sudah
kita berikan kepada orang lain. Dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
55) seperti itu hidup manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang datang dari
Berkah Tuhan itu sendiri.
12 Ibuku hanya satu,
ketika menari ia bisa
menjadi seribu, dan
ketika lenyap tetap
terjelma dalam
keadaan membiru.
(hal 56
DNBT Am
Dw11
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
√
Kagum.
13 Bagaikan suatu
tatapan dari balik
kaca, mata bisa
memandang tetapi
tubuh tak mampu
DNBT Am
Dw12
Aos “nalar” (being logical) dan “pas” (just
right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan oleh
manusia tentunya harus didasarkan pada
sebuah realitas yang logis. Semua tidak
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
menembusnya. Jiwa
mampu menyapa
jiwa dan hati
mampu menyentuh
hati tetapi akal
begitu terbatas
kemampuannya
untuk menjelaskan
rasa. (hal 57)
dapat hanya didasarkan pada angan-angan
belakan. Apa yang akan diraih harus
direncanakan, diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada di dunia
ini manusia melakukan sesuatu terkadang
tidak dipikirkan secara logis, semua hanya
atas dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat membahayakan diri
manusia itu sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Kurang
tidak baik apalagi berlebih juga lebih tidak
baik
14 Aku terduduk,
terpaksa duduk, da
memang hanya
mampu duduk,
namun siapapun dia
dengan hati dan jiwa
memiliki ruang yang
tidak terbatas dalam
dirinya. (hal 58)
DNBT Am
Dw13
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
√
Ruang spiritual.
15 Ibuku mencubitnya
dan ia tertawa
mesum tapi hatiku
DNBT Am
Mw 1
(Mbak
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
√
Pernyataan ini lebih ke sindiran
terhadap ilmunya yang rendah
(mesum) dan mendapat uang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
sakit sekali. Aku
tahu maksudnya
seperti Drupadi
yang suaminya lima,
maka sumber
kehidupan ibuku
juga dari banyak
laki-laki. (hal 59)
Wid) Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
banyak lelaki. Tidak mungkin
seorang anak bersyukur atas
kemesuman profesi ibunya yang
disebut dosa.
16 Biarlah aku
menebus dosa-dosa
ibuku, dengan
menyelamatkan
anak sebanyak-
banyaknya. (hal 59)
DNBT Am
Mw 2
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
17 Manusia mungkin
tidak berdosa, tapi ia
sangat mungkin
bersalah, karena
kejahatannya
dilakukan dengan
bebas - yakni
dengan kesempatan
menerima tanggung
jawab. (hal 65)
DNBT Am
Dw 14
Aos “Sumeleh” (being able to accept)
Keterangan: Manusia diajarkan untuk bisa
menerima sebuah kenyataan dalam
menjalani hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang dalam
menjalaninya. Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan pada
kenyataan yang manis ataupun pahit.
Namun semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia hendaknya
dapat menempatkan diri untuk menerima
kenyataan hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Semeleh”
√
Ada ikhtiar untuk
mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Bukan
menerimanya sebagai nasib.
18 Apakah aku salah
jika menganggap
kebahagianku
sebagai berkah?
Aku melacur
sebagai
pengorbanan, bukan
karena ingin
bersenang-senang.
Jalan hidupku
adalah jalan
penderitaan. (hal 67)
DNBT Am
Mw 3
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
√
Bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
19 Sebagai kekasih, ia
tak bisa sepenuhnya
memiliki atau
memberikan dirinya
bagi Arjuna. (hal
75)
DNBT Am
Dw 15
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
√
20 Namun tiba-tiba
mendadak langit
menjadi gelap,
matahari lenyap.
(hal 78)
DNBT Am
Dw 16
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
21 Kemudian kulihat
tarian ibuku
berubah, langkah-
langkah baletnya
yang indah menjadi
langkah terhuyung-
huyung. (hal 78)
DNBT Am
Dw 17
Aos “Teposliro” (celebrating tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh dengan
dinamika yang sangat kompleks. Manusia
terkadang dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-pilihan yang
muncul dapat membuat sikap antarindividu
saling terkoyak hanya dengan masalah yang
sangat kecil. Hal ini dikontekskan dengan
adanya tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga menghilangkan rasa
pada manusia lain. Melihat hal tersebut
manusia tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang lain. Hidup
harus selalu berdampingan dan menghargai
dan menghormati hak orang lain.
√
Jatuh kasihan pada sang ibu.
22 Itulah sebabnya
foto-foto tarian yang
terhentikan itu tidak
tampak sebagai
patung yang diam,
melainkan
pendiaman suatu
gerak, gerak yang
terhidupkan kembali
justru dalam
pendiamannya. (hal
DNBT Am
Dw 18
Aos “binerkahan” (being blessed)
Keterangan: segala hal yang didapat oleh
manusia merupakan suatu anugrah dariNya.
Semua harus disyukuri dan diimani sebagai
bukti cinta dari Tuhan sendiri. Berkah yang
datang dari Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua yang
diberikan olehNya memiliki maksud dan
tujuan. Manusia berkewajiban untuk
√
Tafsir terhadap foto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
80) merawatnya dengan penuh cinta.
23 Namun penonton
hanya mendengar
bunyi, dan hanya
sekadar bunyi -
bukan musik. (hal
100)
DNBT Am
Dw 19
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
√
Bersyukur atas bunyi dan bukan
musik? Padahal penonton ingin
menyaksikan musik bukan
bunyi.
24 Meskipun aku
tunadaksa, aku ada
di sana. Jiwaku
dalam jiwanya.
Duniaku dalam
dunianya. Kalau aku
bukan tunadaksa -
DNBT Am
Dw 20
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
sungguh
pancaindraku akan
sangat membatasi
duniaku. (hal 101)
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
25 Jika anak-anak
tunadaksa paling
lama hanya hidup
setahun lamanya,
kehidupanku tentu
sesuatu yang lebih
patut untuk
disyukuri. Namun
seandainya ibuku
beryukur lebih
karena ada aku
untuk dirinya, itu
pun patut kusyukuri
karena setidaknya
kehadiranku ini ada
juga maknanya
DNBT Am
Dw 21
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
untuk seseorang.
(hal 112)
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
26 Tubuhku masih
tertunduk di Rumah
Asuh Ibu Sejati,
namun jiwaku
berada dalam diri
ibuku. (hal 114)
DNBT Am
Dw 22
Aos “Sumeleh” (being able to accept)
Keterangan: Manusia diajarkan untuk bisa
menerima sebuah kenyataan dalam
menjalani hidup. Hidup tidak semudah dan
seindah yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang dalam
menjalaninya. Semua akan ada masanya, di
mana manusia dapat dihadapkan pada
kenyataan yang manis ataupun pahit.
Namun semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia hendaknya
dapat menempatkan diri untuk menerima
kenyataan hidup dengan hati yang lapang
ataupun “Sumeleh”
√
Spiritual
27 Dewa, dan bayi-bayi
lainna, mereka juga
ciptaan Tuhan, dan
seperti ciptaan
Tuhan lainnya,
mereka juga punya
keindahan sendiri.
(hal 115)
DNBT Am
Rj 1
(Renjani)
Aos “Kraton nDalem” (being spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup manusia
memang panjang, namun apabila dihayati
dengan betul sangat pendek. Artinya
manusia harus mengisinya dengan kebaikan-
kebaikan. Janganlah kita menakar seberapa
banyak yang sudah kita terima, namun
berpikirlah seberapa banyak apa yang sudah
kita berikan kepada orang lain. Dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
seperti itu hidup manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang datang dari
Berkah Tuhan itu sendiri.
28 Jiwa hanya bisa
didekati dengan
jiwa. Hati hanya
bisa didekati dengan
hati. Secerdas-
cerdas otak, ia justru
hanya berfungsi
dalam suatu jarak.
(hal 117)
DNBT Am
Dw 23
Aos “nalar” (being logical) dan “pas” (just
right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan oleh
manusia tentunya harus didasarkan pada
sebuah realitas yang logis. Semua tidak
dapat hanya didasarkan pada angan-angan
belakan. Apa yang akan diraih harus
direncanakan, diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada di dunia
ini manusia melakukan sesuatu terkadang
tidak dipikirkan secara logis, semua hanya
atas dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat membahayakan diri
manusia itu sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Kurang
tidak baik apalagi berlebih juga lebih tidak
baik
√
29 Kaki menjadi bukan
sekadar penyangga
dan pembawa tubuh,
kaki menjadi bahasa
tersendiri, karena
memang kaki-kaki
itu adalah kaki yang
menari. (hal 129)
DNBT Am
Dw 24
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
30 Tapi bagaimanakah
caranya menuliskan
jeritan itu, bukan
sebagai bunyi, tapi
sebagai makna yang
mewakili luka. (hal
131)
DNBT Am
Dw 25
Aos “Mranani” (entralling)
Keterangan: sebuah peradaban yang
diciptakan oleh Sang Maha Kuasa pantas
untuk dinikmati. Tentu saja keajaiban-
keajaiban Sang Pencipta membuat manusia
menjadi penasaran. Namun semuanya itu
merupakan karuniaNya. Karena dengan
menikmatinya manusia dapat bersyukur
terhadap apa yang didapatkan. Dunia itu
indah dan selayaknya keindahan itu
dilestarikan dan dirawat.
√
31 Karena dengan
adanya takdir maka
perjuangan manusia
tidak berguna. (hal
140)
DNBT Am
Dw 26
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
32 Ia tidak peduli
takdir itu ada atau
tidak, tapi ia
membebaskan diri
untuk berbuat,
dengan segala
risikonya. (hal 141)
DNBT Am
Dw 27
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
√
Bebas untuk berbuat dengan
segala risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
33 Di arena resital
musik yang telah
kosong, Bhisma
mendengar tangisan
hatinya sendiri. (hal
146)
DNBT Bs 1 Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
√
34 Padahal dengan
menangis, seorang
lelaki tidak
kehilangan apa-apa,
sebaliknya justru ia
bertambah lengkap
dan kaya sebagai
manusia. (hal 146)
DNBT Am
Bs 2
Aos “atur panuwun” (feeling gratitude)
Keterangan: Berterima kasih merupakan
kata yang sangat luar biasa maknanya.
Manusia “menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja dapat
diterapkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Tuhan telah memberi manusia
kehidupan, anugrah berupa kepandaian,
akal, materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang Tuhan
merikan. Manusia menerima itu semua
dengan penuh gembira. Namun jangan lupa,
apa yang kita terima dari Tuhan hendaknya
kita juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan untuk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
menerima sesuatu dariNya namun juga
menyebarkan juga berkah yang di terima
kepada manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang dicukupkan
olehNya tentunya akan ditambahkan selalu
apabila manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
35 Kini aku tahu
makna dari
melarung, yakni
melepaskan segala
sesuatu,
menyerahkannya
kembali kepada
ketertakdiran alam
semesta,
membebaskan diri
dari segala ikatan
penafsiran. (hal 148)
DNBT Am
Dw 28
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapanan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
√
36 Meskipun aku
begitu bebas
mengembara dalam
semesta jiwa,
kebebasanku
tetaplah sehingga
adanya - aku begitu
takut karena merasa
DNBT Am
Dw 29
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
seolah-olah ibuku
berada di balik
cakrawala. (hal 149)
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
37 Keruntuhan dan
kematian - seberapa
jauh keduanya harus
ditakutkan sebagai
kemungkinan dan
kepastian. (hal 157)
DNBT Am
Dw 30
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapanan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
√
38 Cinta yang semula
melimpahiku
bagaikan air
mengalir
bergemuruh dari
sebuah air terjun
kini telah menguap
dan harus dicari
dalam partikel-
DNBT Am
Dw 31
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
partikel uap air di
udara. (hal 171)
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
39 Suatu kehampaan
yang membuatku
mempunyai
perasaan terjatuh ke
dalam sumur tanpa
dasar. (hal 173)
DNBT Am
Dw 32
Aos “tentram” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah
ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi,
tentu tidak akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada
dalam pribadi manusia menjadikan kekuatan
untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan.
Apabila direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan
yang digali lebih mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin namun yang
paling utama adalah bagaimana hati di oleh
untuk menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
√
Damai berbeda dari kehampaan
apalagi seperti jatuh ke dalam
sumur tanpa dasar.
40 Dalam keheningan
jiwa kami menyatu,
jiwa anak-anak
tunadaksa yang
tiada akan pernah
terselami mereka
yang nirtuna. (hal
173)
DNBT Am
Dw 33
Aos “binerkahan” (being blessed)
Keterangan: segala hal yang didapat oleh
manusia merupakan suatu anugrah dariNya.
Semua harus disyukuri dan diimani sebagai
bukti cinta dari Tuhan sendiri. Berkah yang
datang dari Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat menolak
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
pemberian dari Tuhan, semua yang
diberikan olehNya memiliki maksud dan
tujuan. Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
41 Cinta itu seperti
jiwa, yang ikut
melemah bersama
tubuh jika tidak
disapa dari dalam
hati - makanya
setiap kali
ditemukan cinta
harus tetap dicari
dan dicari. (hal 174)
DNBT Am
Dw 34
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
√
42 Kujaga dalam diriku
kepundan cinta yang
menggelegak,
karena tanpa cinta
seorang anak
tunadaksa seperti
aku hanyalah
boneka tak
bergerak. (hal 175
DNBT Am
Dw 35
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki perasaan
yang sangat mendalam atau intim kepada
orang yang sayangi, dengan perasaan
percaya dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri hati. Maka
sebagai kodrat manusia yang hidup
didasarkan atas cinta hendaknya manusia
memberikan cinta dan kasih sayang secara
tulus kepada siapapun sehingga ajaran cinta
dari Tuhan Allah sendiri mengenai cinta
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
kasih dapat riil terimplementasi. Dengan
seperti itu keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan cinta dan
memunculkan harmonisasi hidup yang
indah.
43 Bhisma memainkan
biolanya dengan
seluruh jiwa, dalam
dadanya
berkembang suatu
rasa yang tercermin
dari nadanya: pedih
dan ngelangut.(hal
190)
DNBT Am
Bs 3
Aos “tentram” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang luhur
saalah satunya untuk menemukan sebuah
ketenangan batin. Apa yang diperjuangkan
di dunia ini apabila hanya mengejar materi,
tentu tidak akan menghasilkan sebuah
ketenangan batin. Kenyamanan yang ada
dalam pribadi manusia menjadikan kekuatan
untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan.
Apabila direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini pertanyaan
yang digali lebih mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin namun yang
paling utama adalah bagaimana hati di oleh
untuk menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
√
44 Ketika siapapun tiba
saatnya mati,
orangnya memang
menghilang dan
pergi, tapi makna
keberadaannya
selalu terbuka untuk
tetap dihidupkan.
(hal 194)
DNBT Am
Dw 36
Aos “Sumarah” (trusting surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan kelapangan
hati untuk menerima sebuah ujian
merupakan kunci manusia memahami
maksud Sang Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk berefleksi
atas apa yang telah dilakukan, sehingga
dengan seperti itu dapat memaknainya
sebagai sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis semua
√
Spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
hasrat negatif, semua yang dijalankan oleh
manusia dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan diberikanNya
disyukuri dan dijalani dengan penuh suka
cita.
45 Itulah masalahnya,
kami melihat dunia
dengan cara lain.
(hal 197)
DNBT Am
Dw 37
Aos “binerkahan” (being blessed)
Keterangan: segala hal yang didapat oleh
manusia merupakan suatu anugrah dariNya.
Semua harus disyukuri dan diimani sebagai
bukti cinta dari Tuhan sendiri. Berkah yang
datang dari Tuhan berupa apapun
merupakah pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat menolak
pemberian dari Tuhan, semua yang
diberikan olehNya memiliki maksud dan
tujuan. Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
√
Yogyakarta, 7 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
DATA TOKOH NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA
SENO GUMIRA AJIDARMA
NO
KUTIPAN TEKS KODE
DATA
Persetujuan Catatan
Trianggulator S TS
1 Maka kupotong senja itu
sebelum terlambat, kukerat
pada empat sisi lantas
kumasukkan ke dalam saku.
Dengan begitu keindahan itu
bisa abadi dan aku bisa
berikannya padamu. Hal 6
DNST
Sk 1
√
Kesiapan memberi
2 Aku sudah berniat memberikan
senja itu untukmu dan hanya
untukmu saja, Alina. Tak
seorang pun boleh
mengambilnya dariku. Hal 7
DNST
Sk 2 √
Cinta
3 Ini soal kecil. Mereka tak
pernah bisa mendahuluiku, dan
setelah kejar-kejaran beberapa
lama, mereka kehabisan bensin
dan pengendaranya Cuma bisa
memaki-maki. Kulihat senja
dalam saku bajuku. Masih utuh.
Angin berdesir. Langit senburat
ungu. Debur ombak
menghempas ke pantai. Hanya
padamulah senja ini kuserahkan
Alina. Hal 9
DNST
Sk 3
√
Perjuangan
4 Dasar bego. Dikasih isyarat
tidak mau mengerti. Sekali lagi,
aku tidak mencintai kamu. Hal
23
DNST
Sk 4
√
Tidak tentang
cinta
5 Terus terang aku kasihan sama
kamu sukab, mencintai begitu
rupa tapi tidak tahu yang kamu
cintai sebetulnya tidak
mencintai mu. Hal 23
DNST
Sk 5 √
Love without
reseve
6 Aku bukan penghayal seperti
kamu. Hal 24
DNST
Sk 6 √
7 Sukab, bumi ini sekarang sudah
terendam air. Di mana-mana air
dan langit tak kunjung berubah
DNST
Sk 7 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
menjadi malam. Segalanya
kacau sukab, gara-gara cintamu
yang tak tahu diri. Hal 25
8 Di kota di mana pelangi tidak
pernah memudar itu, tiada
seorang pun berfikir seperti
sukab. Ia membuat peternakan
kunang-kunang. Hal 68
DNST
Sk 8 √
Puitis
9 Rupa-rupanya cerita ini
membuat kunang-kunang Sukab
laris, dan sukab bisa
membangun peternakan
kunang-kunang yang sorotnya
menjadi tiang cahaya penyagga
langit. Kedatangan orang-orang
asing yang terpukau oleh cerita
itu, akhirnya menyelamatkan
penduduk kota itu dari krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
Hal 72
DNST
Sk 9
√
10 Tuan Udin Mandarin, saya
hanya orang bodoh, saya tidak
berfikir dengan kepala, hanya
menuruti kata hati. Hal 74
DNST
Sk 10 √
11 Dari rumah panggung di tepi
pantai yang pintunya selalu
terbuka itu sukab bersila
menghadap ke laut. Segalanya
begitu jelas dan begitu jernih.
Ditatapnya setiap riak ombak,
didengarnya setiap desah buih.
Cahaya rembulan seperti
menjelaskan segala-galanya.
Hal 83
DNST
Sk 11
√
12 Mencari ikan sendiri, membuat
perahu yang kecil itu sendiri,
berlayar bertahun-tahun tak
jelas kemana!memandang
rembulan kau bilang?
Memandang senja ? rumah kita
membelakangi pantai,
barangkali nenek moyang kita
tidak menganggap hal-hal
semacam itu penting. Hal 83
DNST
Sk 12
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
13 Ia tahu anak itu, sukab
menemukannya di sebuah pulau
terpencil. Barangkali anak
haram yang dibuang. Tak jelas
persisnya bagaimana, apakah
sukab menemukannya ketika
masih bayi atau sudah agak
besar, karena sukab sendiri tak
pernah bercerita. Hal 85
DNST
Sk 13
√
14 Mestinya ada juga kolam, batu
yang berwarna-warni, dan bias
cahaya cemerlang yang
berkeretap pada buih yang
bagaikan impian selalu saja
membuat aku mengangankan
segala hal yang paling mungkin
kulakukan bersamamu meski
aku tahu semua itu akan tetap
tinggal sebagai kemungkinan
yang entah kapan menjadi
kenyataan. Hal 4
DNST
Sk 14
√
15
Untuk apa? Kata-kata tidak ada
gunanya dan selalu sia-sia.
Lagipula siapakah yang masih
mendengarnya? Di dunia ini
semua orang sibuk berkata-kata
tanpa pernah mendengr kata-
kata orang lain. Mereka
berkata-kata tanpa peduli
apakah ada orang lain yang
medengarnya. Bahkan mereka
juga tidak peduli dengan kata-
katanya sendiri. Sebuah dunia
yang telah kelebihan kata-kata
tanpa makna. Setiap kata bisa
diganti artinya. Setiap arti bisa
diubah maknanya. Itulah dunia
kita Alina hal 5
DNST
Sk 15
√
16 Sukab memandang senja,
memandang bulan purnama,
memandang lautan yang
terbentang keperakan,
mendengar angin, menyimak
lolong anjing dan meniup
seruling. Sukab memperhatikan
senja yang jingga, senja yang
keabuan, maupun senja yang
DNST
Sk 16
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
berhujan dengan mendung
hitam bergumpal-gumpal.
Sukab memperhatikan pasang
surut laut, jingking yang
berlarian, dan basah pantai yang
memantulkan langit. Hal 86
17 Sore itu aku duduk seorang diri
di tepi senja pantai, memandang
dunia yang terdiri dari waktu.
Memandang bagaimana ruang
dan waktu bersekutu,
menjelmakan alam itu untuk
mataku. Hal 5
DNST
Sk 17
√
Refleksi
18 Dalam perjalananku dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lainnya
aku sering mendengar cerita itu.
Aku bukan seorang pelaut, aku
hanya seorang musafir yang
menumpang dari kapal ke
kapal, karena aku tidak pernah
punya tujuan. Pelabuhan
manapun tidak pernah
melabuhkan hatiku, maka setiap
kali aku turun dari sebuah
kapal. Hal 64
DNST
Sk 18
√
19 Sudah kubilang, selama aku
mencintai kamu, tidak bisa. hal
106
DNST
Sk 19 √
20 Ia pun tahu, tak ada janji, pada
perjumpaan yang mana pun-
tapi janji-janji memang tidak
diperlukannya, karena janji
sebuah cinta yang paling
membara sekalipun hanyalah
janji suatu senja yang terindah.
Hal 108
DNST
Sk 20
√
Puitis
21 Kalau kita bisa mencintai yang
kita miliki saja, dan tidak selalu
megharapkan yang tidak ada,
barangkali hidup juga akan
menjadi lebih mudah. Hal 125
DNST
Sk 21 √
22 Kurelakan senja terakhir ini
berakhir. Kurelakan cinta yang
tak abadi seperti mimpi. Biarlah
DNST
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
segalanya berlalu dan selalu
berlalu seperti peristiwa apapun
yang akan selalu berlalu. Aku
tahu senja akan mengitari
seluruh permukaan bumi,
menicptakan langit kelabu yang
pilu dan membisu. Senja yang
hitam putih akan menjadi sama
saja seperti semua senja yang
lain di seribu tempat yang
berbeda. Hal 127
Sk 22
23 Aku tahu kamu akan
menyukainya karena aku tahu
itulah senja yang selalu kamu
bayangkan untuk kita. Hal 6
DNST
Sk 23 √
24 Ia tidak mencari ikan, ia tidak
mengangkut barang, tapi ia
sungguh berani mati
mengarungi laut sendirian.
Kami pernah melihat ia sholat
di tengah badai. Orang itu gila.
Hal 88
DNST
Sk 24
√
25 Cinta itu konkret. Hal 106
DNST
Sk 25 √
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka merasa
nyaman dan tenang di dunia ini
Sukab, di sebuah dunia yang
sudah miskin masih bersimbah
darah pula. Hal 21
DNST
Al 1 √
27 Senja yang paling tidak
berharga dalam dalam hidupku
sukab, senja sialan yang paling
tidak mungkin diharapkan
manusia. Hal 19
DNST
Al 2 √
28 Tapi aku tak mau khayalan, aku
tidak mau kira-kira, meskipun
usaha kira-kira itu begitu
canggihnya sehingga disebut
ilmiah, aku mau tahu
sebenarnya. Hal 22
DNST
Al 3
√
29 Dari dulu aku tidak
mencintaimu sukab. Dasar
DNST √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
bego. Dikasih isyarat tidak mau
mengerti. Hal 23
Al 4
30 Kalau aku toh kelihatan baik
selama ini padamu, terus terang
harus kukatakan sekarang,
sebetulnya aku cuma kasihan.
Hal 23
DNST
Al 5 √
31 Betapa pentingnya hidupku
selamat, demi suamiku dan
anak-anakku. Pura-puranya aku
ini perempuan yang setia. Itu
pula sebabnya, sebelum dan
sesudah kawin aku tak sudi
berhubungan dengan kamu
sukab. Hal 24
DNST
Al 6
√
32 Aku bukan penghayal sepertimu
.Hidupku penuh dengan
perhitungan yang matang. Hal
24
DNST
Al 7 √
- Tukang pos - DNST
33 Sudah 40 hari 40 malam aku
mengayuh sepedah nyaris tanpa
henti, sebelum akhirnya sampai
ke bukit kapur ini. Aku
mengayuh sepedahku siang dan
malam, dan hanya berhenti
makan, minum, dan tidur
sebentar di bawah pohon yang
rindang. Hal 30
DNST
Tp 1
√
34 Untuk pertama kalinya dalam
hidupku sebagai tukang pos,
pengantar surat yang merana
tanpa penyapa, aku harus
melakukan perjalanan begitu
panjang, di bawah terik
matahari, dan sinar rebulan,
mengantarkan surat begitu ajaib
, mengarungi lembah, hutan dan
padang rumput selama berhari-
hari sampai tiba di kaki bukit.
Hal 30
DNST
Tp 2
√
35 Di bukit ini, akhirnya aku
berhenti. Penasaran juga
DNST √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
rasanya melihat tas surat
memancar-mancarkan cahaya
seperti itu. Hal 32
Tp 3
36
Sebuah surat adalah sebuah
pesan, kandungan rohani
manusia yang mengembara
sebelum sampai tujuannya.
Sebuah surat adalah sebuah
dunia, dimana manusia dan
manusia bersua. Hal 34
DNST
Tp 4
√
37
“pak sudah kubilang kan?
Jangan masuk ke amplop itu! Di
dalamnya ada senja!” hal 42
DNST
Tp 5 √
Puitis, Metaforis
38 Aku mengayuh sepedahku
dengan terengah-engah
mendaki bukit kapur. Masih ada
satu surat yang harus
kusampaikan ke tujuan seperti
tertulis di alamatnya :..... . hal
44
DNST
Tp 6
√
- Gelandangan
39
Terjatuh di atas sampah,
merayapi tangga-tangga reyot,
samai seorang gelandangan
menuntunku ke suatu tempat
yang takkan pernah kulupakan
dalam hidupku. “masukklah”
latanya tenang , “di situ kamu
aman”. Hal 44
DNST
Gl 1
√
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu indah ya bu ?
“ hal 151
DNST
Rt 1 √
41 Ratri tertawa-tawa mengejar
anak senja. Ia merasa seperti
bermimpi. Betapa indahnya
impian yang menjadi kenyataan
dan Ratri tidak ingin kehilangan
impian yang nyata itu.
DNST
Rt 2
√
42 Demikianlah Ratri berlari
mendekati mereka. “Ratri
DNST √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Yogyakarta, 7 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
jangan!” ibunya yang menyusul
ke pantai karena sudah terlalu
malam memanggilnya. Hal 150
Rt 3
- Jezebel -
43 “Jezebel! Jezebel! jangan
berjalan ke sana Jezebel!
Jangan!” Tapi Jezebel terus saja
berjalan, berjalan, dan berjalan.
Hal 161
DNST
Jz 1 √
44 Siapa yang tidak lelah berjalan
tanpa henti sepanjang tanpa
henti sepanjang pantai
menyaksikan mayat-mayat
bergelimpangan? Tapi aku tak
bisa berhenti meskipun aku
sudah hampir tidak kuat lagi.
Harus ada yang setidaknya
melihat mayat-mayat itu. Hal
162
DNST
Jz 2
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
ANALISIS TOKOH NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA
SENO GUMIRA AJIDARMA
NO
KUTIPAN TEKS
KODE
DATA KETERANGAN
Persetujuan
Catatan
Trianggulator S TS
1 Maka kupotong senja
itu sebelum terlambat,
kukerat pada empat sisi
lantas kumasukkan ke
dalam saku. Dengan
begitu keindahan itu
bisa abadi dan aku bisa
berikannya padamu.
Hal 6
DNST
Sk 1
Tokoh sukab
merupakan tokoh
yang memikirkan
kebahagiaan orang
lain, dia selalu
berusaha untuk
membahagiakan
orang yang ia
sayangi.
√
2 Aku sudah berniat
memberikan senja itu
untukmu dan hanya
untukmu saja, Alina.
Tak seorang pun boleh
mengambilnya dariku.
Hal 7
DNST
Sk 2
Sukab adalah
seorang memiliki
komitmen tinggi.
Jika ia sudah
memiliki tujuan
pasti maka ia akan
mewujudkannya.
√
3 Ini soal kecil. Mereka
tak pernah bisa
mendahuluiku, dan
setelah kejar-kejaran
beberapa lama, mereka
kehabisan bensin dan
pengendaranya Cuma
bisa memaki-maki.
Kulihat senja dalam
saku bajuku. Masih
utuh. Angin berdesir.
Langit senburat ungu.
Debur ombak
menghempas ke pantai.
Hanya padamulah senja
ini kuserahkan Alina.
Hal 9
DNST
Sk 3
Sukab dalam teks
tersebut dimaknai
dengan karakter
yang rela
berkorkan demi
seseorang yang ia
sayangi. Ia juga
pantang menyerah
dan akan mati-
matian berjuang,
hanya untuk
memperjuangkan
sesuatu yang akan
ia gapai.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
4 Dasar bego. Dikasih
isyarat tidak mau
mengerti. Sekali lagi,
aku tidak mencintai
kamu. Hal 23
DNST
Sk 4
Sukab adalah
seorang yang
kurang peka
tergambar dalam
teks ini. Karena
Alina sudah
memberikan isyarat
padanya namun
Sukab tak mengerti
juga bahwa Alina
tak mencintainya.
√
5 Terus terang aku
kasihan sama kamu
Sukab, mencintai
begitu rupa tapi tidak
tahu yang kamu cintai
sebetulnya tidak
mencintai mu. Hal 23
DNST
Sk 5
Sukab pada teks ini
digambarkan
sangat mencintai
sesorang namun
karena
kecintaannya justru
membuat dia buta
dan diperbudak
cinta. Padahal
seseorang yang ia
cintai tak
mencintainya
√
6 Aku bukan penghayal
seperti kamu. Hal 24
DNST
Sk 6
Sukab
digambarkan
sebagai seorang
yang suka
berhayal,
berimajinasi tinggi.
√
7 Sukab, bumi ini
sekarang sudah
terendam air. Di mana-
mana air dan langit tak
kunjung berubah
menjadi malam.
Segalanya kacau sukab,
gara-gara cintamu yang
tak tahu diri. Hal 25
DNST
Sk 7
Sukab
digambarkan
sebagai orang yang
tak memikirkan
konsekuensi akibat
senja yang ia
kirimkan, itu juga
disebabkan karena
cinta yang
memperbudaknya.
√
8 Di kota di mana
pelangi tidak pernah
memudar itu, tiada
seorang pun berfikir
seperti sukab. Ia
DNST
Sk 8
Sukab merupakan
seorang yang
mempunyai
pemikiran-
pemikiran yang
berbeda? bisa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
membuat peternakan
kunang-kunang. Hal
68
dikatakan inovatif
walau sebenarnya
sedikit tidak masuk
akal. Namun
terkadang
pemikiran tersebut
justru
menghasilkan
sesuatu.
9 Rupa-rupanya cerita ini
membuat kunang-
kunang Sukab laris,
dan sukab bisa
membangun
peternakan kunang-
kunang yang sorotnya
menjadi tiang cahaya
penyagga langit.
Kedatangan orang-
orang asing yang
terpukau oleh cerita itu,
akhirnya
menyelamatkan
penduduk kota itu dari
krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Hal 72
DNST
Sk 9
Sukap seorang
yang pekerja keras
atas usaha yang
dilakukan Sukab,
penduduk
mengalami
peningkatan secara
ekonomi.
√
10 Tuan Udin Mandarin,
saya hanya orang
bodoh, saya tidak
berfikir dengan kepala,
hanya menuruti kata
hati. Hal 74
DNST
Sk 10
Sukab merupkan
seorang yang
rendah hati, karena
ia tidak me
nunjukkan kepada
orang tentang cara
berfikirnya tetapi
dia mengatakan
bahwa ia hanya
mengikuti suara
hatinya saja.
√
11 Dari rumah panggung
di tepi pantai yang
pintunya selalu terbuka
itu sukab bersila
menghadap ke laut.
Segalanya begitu jelas
dan begitu jernih.
DNST
Sk 11
Sukab merupakan
orang yang
sederhana, apa
adanya, santai, dan
menikmati segala
kehidupan yang
berjalan.
√ √
Sukab seorang
pemikir yang
reflektif. Alam
membuatnya
merenung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Ditatapnya setiap riak
ombak, didengarnya
setiap desah buih.
Cahaya rembulan
seperti menjelaskan
segala-galanya. Hal 83
12 Mencari ikan sendiri,
membuat perahu yang
kecil itu sendiri,
berlayar bertahun-
tahun tak jelas
kemana!memandang
rembulan kau bilang?
Memandang senja ?
rumah kita
membelakangi pantai,
barangkali nenek
moyang kita tidak
menganggap hal-hal
semacam itu penting.
Hal 83
DNST
Sk 12
Sukab seorang
yang mandiri,
hidupnya tidak
bergantung dengan
orang lain, apa
yang berjalaan saat
itu itulah yang ia
tekuni.
√
13 Ia tahu anak itu, sukab
menemukannya di
sebuah pulau terpencil.
Barangkali anak haram
yang dibuang. Tak jelas
persisnya bagaimana,
apakah sukab
menemukannya ketika
masih bayi atau sudah
agak besar, karena
sukab sendiri tak
pernah bercerita. Hal
85
DNST
Sk 13
Sukab merupakan
orang yang
tertutup, segala
kehidupannya tak
pernah jelas
diketahu. Ia
menikmati
hidupnya dengan
caranya sendiri.
√
14 Mestinya ada juga
kolam, batu yang
berwarna-warni, dan
bias cahaya cemerlang
yang berkeretap pada
buih yang bagaikan
DNST
Sk 14
Sukab pada teks
tersebut
digambarkan
sebagai seorang
yang penuh dengan
angan-angan,
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
impian selalu saja
membuat aku
mengangankan segala
hal yang paling
mungkin kulakukan
bersamamu meski aku
tahu semua itu akan
tetap tinggal sebagai
kemungkinan yang
entah kapan menjadi
kenyataan. Hal 4
harapan, dan
impian.
Mempunyai angan-
angan yang tinggi
dan tidak pernah
berhenti berharap
walau tahu bahwa
sebenarnya itu
takkan terjadi.
15
Untuk apa? Kata-kata
tidak ada gunanya dan
selalu sia-sia. Lagipula
siapakah yang masih
mendengarnya? Di
dunia ini semua orang
sibuk berkata-kata
tanpa pernah mendengr
kata-kata orang lain.
Mereka berkata-kata
tanpa peduli apakah
ada orang lain yang
medengarnya. Bahkan
mereka juga tidak
peduli dengan kata-
katanya sendiri. Sebuah
dunia yang telah
kelebihan kata-kata
tanpa makna. Setiap
kata bisa diganti
artinya. Setiap arti bisa
diubah maknanya.
Itulah dunia kita Alina
hal 5
DNST
Sk 15
Sukab adalah
seorang yang
realistis dan tidak
menyukai omong
kosong oleh sebab
itu ia lebih memilih
mengirimkan senja
kepada alina
dibandingkan
sekedar mengirim
kata-kata tanpa arti
dan makna.
√
Seorang yang
sangat
romantis.
16 Dalam perjalananku
dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lainnya aku
sering mendengar
cerita itu. Aku bukan
seorang pelaut, aku
hanya seorang musafir
yang menumpang dari
DNST
Sk 16
Sukab merupakan
seorang yang suka
berkelana,
mengembara
namun
perkelanaannya itu
tanpa tujuan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
kapal ke kapal, karena
aku tidak pernah punya
tujuan. Pelabuhan
manapun tidak pernah
melabuhkan hatiku,
maka setiap kali aku
turun dari sebuah
kapal. Hal 64
17 Sore itu aku duduk
seorang diri di tepi
senja pantai,
memandang dunia yang
terdiri dari waktu.
Memandang
bagaimana ruang dan
waktu bersekutu,
menjelmakan alam itu
untuk mataku. Hal 5
DNST
Sk 17
Sukab yang
diperlihatkan di
sini sangat puitis
terhadap
kenyataan.
√
Refleksi
mendalam
Sukab
terhadap
hakikat
kehidupan
yang hanyalah
deretan waktu.
18 Sukab memandang
senja, memandang
bulan purnama,
memandang lautan
yang terbentang
keperakan, mendengar
angin, menyimak
lolong anjing dan
meniup seruling. Sukab
memperhatikan senja
yang jingga, senja yang
keabuan, maupun senja
yang berhujan dengan
mendung hitam
bergumpal-gumpal.
Sukab memperhatikan
pasang surut laut,
jingking yang
berlarian, dan basah
pantai yang
memantulkan langit.
Hal 86
DNST
Sk 18
Sukab merupakan
sosok yang
menikmati segala
ciptaan Tuhan.
Segala sudut
pandang baik
yang
menimbulkan
sendu(senja) ,
kelam(bulan
purnama),
senang, ia
pandang. Ia
menikmati segala
macam peristiwa
kehidupan.
√
Sukab
menikmati
keindahan
(seni).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
19 Sudah kubilang, selama
aku mencintai kamu,
tidak bisa. hal 106
DNST
Sk 19
Sukab adalah
seseorang yang
punya prinsip dan
teguh
pendiriannya juga
optimis.
√
√
20 Ia pun tahu, tak ada
janji, pada perjumpaan
yang mana pun- tapi
janji-janji memang
tidak diperlukannya,
karena janji sebuah
cinta yang paling
membara sekalipun
hanyalah janji suatu
senja yang terindah.
Hal 108
DNST
Sk 20
Sukab adalah
seorang yang
penuh kesadaran .
√
Kesadaran
Sukab pada
realitas
imanen/
hakiki. Janji-
janji palsu dan
fakta.
21 Kalau kita bisa
mencintai yang kita
miliki saja, dan tidak
selalu megharapkan
yang tidak ada,
barangkali hidup juga
akan menjadi lebih
mudah. Hal 125
DNST
Sk 21
Sukab merupakan
seorang yang
realistis serta penuh
kesadaran.
Seseorang yang
mempunya
ekspetasi ke depan
yang sederhana.
√
22 Kurelakan senja
terakhir ini berakhir.
Kurelakan cinta yang
tak abadi seperti
mimpi. Biarlah
segalanya berlalu dan
selalu berlalu seperti
peristiwa apapun yang
akan selalu berlalu.
Aku tahu senja akan
mengitari seluruh
permukaan bumi,
menicptakan langit
kelabu yang pilu dan
membisu. Senja yang
hitam putih akan
menjadi sama saja
DNST
Sk 22
Sukab merupakan
seorang yang iklas
dalam menjalani
hidup yang muncul
dari sebuah
kesadarannya
sendiri.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
seperti semua senja
yang lain di seribu
tempat yang berbeda.
Hal 127
23 Aku tahu kamu akan
menyukainya karena
aku tahu itulah senja
yang selalu kamu
bayangkan untuk kita.
Hal 6
DNST
Sk 23
Tokoh sukab
merupakan tokoh
yang pengertian.
√
Romantis.
24 Ia tidak mencari ikan,
ia tidak mengangkut
barang, tapi ia sungguh
berani mati mengarungi
laut sendirian. Kami
pernah melihat ia
sholat di tengah badai.
Orang itu gila. Hal 88
DNST
Sk 24
Sukab seseorang
yang berani juga
tak takut untuk
mengambil risiko.
√
25 Cinta itu konkret. Hal
106
DNST
Sk 25
Seseorang yang
mengartikan
sesuatu secara
sederhana dan
tegas.
√
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka
merasa nyaman dan
tenang di dunia ini
Sukab, di sebuah dunia
yang sudah miskin
masih bersimbah darah
pula. Hal 21
DNST
Al 1
Alina seseorang
yang realistis.
√
Menginginkan
hidup yang
damai.
27 Senja yang paling tidak
berharga dalam dalam
hidupku sukab, senja
sialan yang paling tidak
mungkin diharapkan
manusia. Hal 19
DNST
Al 2
Alina merupakan
seseorang yang
apa-adanya, ia
punya cara hidup
dan sudut padang
yang berbeda
dengan sukab.
Dan disini juga
√
Alina tidak
seromantis
Sukab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
tampak ia sangat
tak bersyukur
dengan apa yang
diberikan.
28 Tapi aku tak mau
khayalan, aku tidak
mau kira-kira,
meskipun usaha kira-
kira itu begitu
canggihnya sehingga
disebut ilmiah, aku
mau tahu sebenarnya.
Hal 22
DNST
Al 3
Alina merupakan
seseorang yang
ralistis dan kritis.
√
29 Dari dulu aku tidak
mencintaimu sukab.
Dasar bego. Dikasih
isyarat tidak mau
mengerti. Hal 23
DNST
Al 4
Alina seseorang
yang tidak
berterus terang,
jika ia berterus
terang mungkin
saja sukab
mengerti bukan
hanya isyarat.
Dan disini Alina
ternyata tidak
menyukai sukab.
√
30 Kalau aku toh kelihatan
baik selama ini
padamu, terus terang
harus kukatakan
sekarang, sebetulnya
aku cuma kasihan. Hal
23
DNST
Al 5
Alina merupakan
seseorang yang
tidak jujur dari
awal, munafik
katakan saja.
√
Alina bersikap
baik karena
kasihan.
31 Betapa pentingnya
hidupku selamat, demi
suamiku dan anak-
anakku. Pura-puranya
aku ini perempuan
yang setia. Itu pula
sebabnya, sebelum dan
sesudah kawin aku tak
sudi berhubungan
dengan kamu sukab.
DNST
Al 6
Alina merupakan
seseorang yang
tidak setia, namun
ia juga
menyayangi
keluarganya walau
ketulusannya harus
dipertanyakan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Hal 24
32 Aku bukan penghayal
sepertimu .Hidupku
penuh dengan
perhitungan yang
matang. Hal 24
DNST
Al 7
Alina seseorang
serius, dan
realistis dan tak
suka sesuatu yang
tak pasti.
√
- Tukang pos -
33 Sudah 40 hari 40
malam aku mengayuh
sepedah nyaris tanpa
henti, sebelum
akhirnya sampai ke
bukit kapur ini. Aku
mengayuh sepedahku
siang dan malam, dan
hanya berhenti makan,
minum, dan tidur
sebentar di bawah
pohon yang rindang.
Hal 30
DNST
Tp 1
Tukang pos
merupakan
seseorang yang
bekerja keras
untuk memenuhi
kewajibannya
sebagai pengantar
surat.
√
Setia pada
pekerjaannya.
34 Untuk pertama kalinya
dalam hidupku sebagai
tukang pos, pengantar
surat yang merana
tanpa penyapa, aku
harus melakukan
perjalanan begitu
panjang, di bawah terik
matahari, dan sinar
rebulan, mengantarkan
surat begitu ajaib ,
mengarungi lembah,
hutan dan padang
rumput selama berhari-
hari sampai tiba di kaki
bukit. Hal 30
DNST
Tp 2
Tukang pos dalam
teks tersebut
merupakan orang
yang sabar.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
35 Dibukit ini, akhirnya
aku berhenti. Penasaran
juga rasanya melihat
tas surat memancar-
mancarkan cahaya
seperti itu. Hal 32
DNST
Tp 3
Tukang pos
merupakan
seseorang yang
penuh dengan rasa
penasaran.
√
36
Sebuah surat adalah
sebuah pesan,
kandungan rohani
manusia yang
mengembara sebelum
sampai tujuannya.
Sebuah surat adalah
sebuah dunia, dimana
manusia dan manusia
bersua. Hal 34
DNST
Tp 4
Tukang pos
merupakan
seseorang yang
memaknai tiap
arti dari
pekerjaannya.
Menghayati
pekerjaannya
sebagai tukang
pos.
√
37
“Pak sudah kubilang
kan? Jangan masuk ke
amplop itu! Di
dalamnya ada senja!”
hal 42
DNST
Tp 5
Tukang pos
dalam kutipan
percakapan
tersebut
digambarkan
keras kepala,
sudah tau isinya
senja, dan sudah
tau membuka
surat kiriman itu
adalah kesalahan
tetapi tetap
diintip dan masuk
ke dalamnya.
√
Penasaran.
38 Aku mengayuh
sepedahku dengan
terengah-engah
mendaki bukit kapur.
Masoh ada satu surat
yang harus
kusampaikan ke tujuan
seperti tertulis di
alamatnya :..... . hal 44
DNST
Tp 6
Tukang pos
merupakan
seseorang yang
bertanggung jawab
menyelesaikan
tugasnnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
- Gelandangan
39
Terjatuh di atas
sampah, merayapi
tangga-tangga reyot,
samai seorang
gelandangan
menuntunku ke suatu
tempat yang takkan
pernah kulupakan
dalam hidupku.
“masukklah” katanya
tenang , “di situ kamu
aman”. Hal 78
DNST
Gl 1
Gelandangn
tersebut merupakan
orang yang suka
menolong, baik
hati.
√
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu
indah ya bu ? “ hal 151
DNST
Rt 1
Ratri merukan
seorang gadis polos
, rasa ingin tahunya
tinggi.
√
41 Ratri tertawa-tawa
mengejar anak senja. Ia
merasa seperti
bermimpi. Betapa
indahnya impian yang
menjadi kenyataa dan
Ratri tidak ingin
kehilangan impian
yang nyata itu. Hal
151.
DNST
Rt 2
Ratri muerupakan
seorang anak yang
pada umumnya
mempunyai banyak
impian . dan penuh
dengan angan –
angan. √
42 Demikianlah Ratri
berlali mendekati
mereka. “Ratri
jangan!” ibunya yang
menyusul ke pantai
karena sudah terlalu
malam memanggilnya.
Hal 150
DNST
Rt 3
Ratri merupakan
seorang anak yang
keras kepala.
√
Berkehendak
kuat.
- Jezebel -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Yogyakarta, 07 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
43 “Jezebel! Jezebel!
jangan berjalan ke sana
Jezebel! Jangan!” Tapi
Jezebel terus saja
berjalan, berjalan, dan
berjalan. Hal 150
DNST
Jz 1
Jezebel merupakan
orang yang
mengikuti kata
hatinya. √
44 Siapa yang tidak lelah
berjalan tanpa henti
sepanjang tanpa henti
sepanjang pantai
menyaksikan mayat-
mayat
bergelimpangan? Tapi
aku tak bisa berhenti
meskipun aku sudah
hampir tidak kuat lagi.
Harus ada yang
setidaknya melihat
mayat-mayat itu. Hal
150
DNST
Jz 2
Jezebel merupakan
orang yang peduli
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
ANALISIS MAKNA HIDUP NOVEL SEPOTONG SENJA UNTUK PACARKU KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
BERDASAR AOS KATRESNANISME
NO
KUTIPAN TEKS KODE Analisis Berdasar Aos
Katresnanisme
Persetujuan Catatan Trianggulator
S TS
1 Maka kupotong senja itu sebelum
terlambat, kukerat pada empat sisi
lantas kumasukkan ke dalam saku.
Dengan begitu keindahan itu bisa
abadi dan aku bisa berikannya
padamu. Hal 6
DNST Am
Sk 1
Aos “Sithik idhing” (promoting
win-win)
Keterangan: Manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial, hidupnya
bergantung dari manusia lain.
Artinya manusia hidup saling
membantu demi meringankan tugas
yang diembannya. Maka dari itu
kehidupan manusia harus saling
berbagi dalam semua hal, misalnya
pemikiran, tenaga, daya upaya dan
lain sebagainya.
√
Bagus
2 Aku sudah berniat memberikan senja
itu untukmu dan hanya untukmu saja,
Alina. Tak seorang pun boleh
mengambilnya dariku. Hal 7
DNST Am
Sk 2
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
3 Ini soal kecil. Mereka tak pernah bisa
mendahuluiku, dan setelah kejar-
kejaran beberapa lama, mereka
kehabisan bensin dan pengendaranya
Cuma bisa memaki-maki. Kulihat
senja dalam saku bajuku. Masih utuh.
Angin berdesir. Langit senburat ungu.
Debur ombak menghempas ke pantai.
Hanya padamulah senja ini
kuserahkan Alina. Hal 9
DNST Am
Sk 3
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
√
4 Dasar bego. Dikasih isyarat tidak mau DNST Am Aos “Sumeleh” (being able to √ Ketegasan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
mengerti. Sekali lagi, aku tidak
mencintai kamu. Hal 23
Sk 4 accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani hidup.
Hidup tidak semudah dan seindah
yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang
dalam menjalaninya. Semua akan
ada masanya, di mana manusia
dapat dihadapkan pada kenyataan
yang manis ataupun pahit. Namun
semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan diri
untuk menerima kenyataan hidup
dengan hati yang lapang ataupun
“Semeleh”
5 Terus terang aku kasihan sama kamu
Sukab, mencintai begitu rupa tapi
tidak tahu yang kamu cintai
sebetulnya tidak mencintai mu. Hal 23
DNST Am
Sk 5
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapangan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
√
Ketegasan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
6 Aku bukan penghayal seperti kamu.
Hal 24 DNST Am
Sk 6
Aos “ samanunggal” (being at the
same boat)
Keterangan: Hidup tidak dapat
menerka-nerka terhadap situasi
yang ada. Semua yang dilakukan
oleh manusia hendaknya selalu
dihayati dengan penuh syukur dan
kedirian. Artinya munusia tidak
dapat menjadi manusia lain, namun
dia harus menjadi dirinya sendiri.
Semua ego dan harapan yang di
luar nalar harus dinisbihkan.
Manusia hendaknya samanunggal
dengan dirinya sendiri. Itulah hidup
sejati yang membuat manusia
memiliki identitas yang luhur.
√
Kutipan ini menunjukkan
adanya perbedaan yang
besar antara dua tokoh.
Mereka tidak “being at the
some boat”
7 Sukab, bumi ini sekarang sudah
terendam air. Di mana-mana air dan
langit tak kunjung berubah menjadi
malam. Segalanya kacau Sukab, gara-
DNST Am
Sk 7
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
√
Sukab tidak menunjukkan
teposliro dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
gara cintamu yang tak tahu diri. Hal
25
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
8 Di kota di mana pelangi tidak pernah
memudar itu, tiada seorang pun
berfikir seperti Sukab. Ia membuat
peternakan kunang-kunang. Hal 68
DNST Am
Sk 8
Aos “Migunani” (promoting
benefit)
Keterangan: Kehadiran manusia sdi
dunia tentu harus menjadi garam
dunia. Artinya manusia dapat
memberikan rasa di tenah-tengah
kehidupan. Cinta kasih merupakan
sebuah daya yang kuat untuk
menyatukan manusia yang
terpecah. Hidup harus bermakna
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
dan memiliki warna yang indah.
Jangan sampai manusia hanya
sekadar menjalani hidup tanpa ada
sesuatu hal baik yang diperbuatnya.
Dengan seperti itu manusia
melalukan hal-hal kecil untuk
menjadi hal besar dan berguna
untuk manusia lain.
9 Rupa-rupanya cerita ini membuat
kunang-kunang Sukab laris, dan
Sukab bisa membangun peternakan
kunang-kunang yang sorotnya
menjadi tiang cahaya penyagga langit.
Kedatangan orang-orang asing yang
terpukau oleh cerita itu, akhirnya
menyelamatkan penduduk kota itu
dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Hal 72
DNST Am
Sk 9
Aos “Migunani” (promoting
benefit)
Keterangan: Kehadiran manusia sdi
dunia tentu harus menjadi garam
dunia. Artinya manusia dapat
memberikan rasa di tenah-tengah
kehidupan. Cinta kasih merupakan
sebuah daya yang kuat untuk
menyatukan manusia yang
terpecah. Hidup harus bermakna
dan memiliki warna yang indah.
Jangan sampai manusia hanya
sekadar menjalani hidup tanpa ada
sesuatu hal baik yang diperbuatnya.
Dengan seperti itu manusia
melalukan hal-hal kecil untuk
menjadi hal besar dan berguna
untuk manusia lain.
√
10 Tuan Udin Mandarin, saya hanya
orang bodoh, saya tidak berfikir DNST Am Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right). √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
dengan kepala, hanya menuruti kata
hati. Hal 74
Sk 10 Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
diraih harus direncanakan,
diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
11 Dari rumah panggung di tepi pantai
yang pintunya selalu terbuka itu
Sukab bersila menghadap ke laut.
Segalanya begitu jelas dan begitu
jernih. Ditatapnya setiap riak ombak,
didengarnya setiap desah buih.
Cahaya rembulan seperti menjelaskan
segala-galanya. Hal 83
DNST Am
Sk 11
Aos “Sumeleh” (being able to
accept)
Keterangan: Manusia diajarkan
untuk bisa menerima sebuah
kenyataan dalam menjalani hidup.
Hidup tidak semudah dan seindah
yang dibayangkan. Manusia di
dunia ini harus terus berjuang
dalam menjalaninya. Semua akan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
ada masanya, di mana manusia
dapat dihadapkan pada kenyataan
yang manis ataupun pahit. Namun
semua itu adalah rencana dari Sang
Pencita sendiri, maka manusia
hendaknya dapat menempatkan diri
untuk menerima kenyataan hidup
dengan hati yang lapang ataupun
“Sumeleh”
12 Mencari ikan sendiri, membuat perahu
yang kecil itu sendiri, berlayar
bertahun-tahun tak jelas
kemana!memandang rembulan kau
bilang? Memandang senja ? rumah
kita membelakangi pantai, barangkali
nenek moyang kita tidak menganggap
hal-hal semacam itu penting. Hal 83
DNST Am
Sk 12
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mnegasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
√
13 Ia tahu anak itu, Sukab DNST Am Aos “binerkahan” (being blassed) √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
menemukannya di sebuah pulau
terpencil. Barangkali anak haram yang
dibuang. Tak jelas persisnya
bagaimana, apakah sukab
menemukannya ketika masih bayi
atau sudah agak besar, karena sukab
sendiri tak pernah bercerita. Hal 85
Sk 13 Keterangan: segala hal yang
didapat oleh manusia merupakan
suatu anugrah dariNya. Semua
harus disyukuri dan diimani
sebagai bukti cinta dari Tuhan
sendiri. Berkah yang datang dari
Tuhan berupa apapun merupakah
pemberian yang sangat berharga.
Maka sebagai manusia tidak dapat
menolak pemberian dari Tuhan,
semua yang diberikan olehNya
memiliki maksud dan tujuan.
Manusia berkewajiban untuk
merawatnya dengan penuh cinta.
14 Mestinya ada juga kolam, batu yang
berwarna-warni, dan bias cahaya
cemerlang yang berkeretap pada buih
yang bagaikan impian selalu saja
membuat aku mengangankan segala
hal yang paling mungkin kulakukan
bersamamu meski aku tahu semua itu
akan tetap tinggal sebagai
kemungkinan yang entah kapan
menjadi kenyataan. Hal 4
DNST Am
Sk 14
Aos “ cancut taliwanda” (being
prepared)
Keterangan: Hidup merupakan
sebuah perjuangan. Manusia
memiliki sebuah angan dan harapan
yang beraneka ragam. Semua itu
hendaknya direalisasaikan dengan
kerja keras serta pantang menyerah.
Tidak ada kata gagal apabila
manusia mau berusaha untuk
mewujudkannya. Kekuatan doa dan
upaya menjadi paduan yang sangat
magis dalam mencapainya. Ora et
labora mungkin ini menjadi kata
yang tepat dalam menggambarkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
semangat dan daya juang manusia.
Maka dengan itu hendaklah belajar
dari sebuah kegagalan, bahwa gagal
bukan berati berhenti namun gagal
merupakan pemantik untuk selalu
maju mewujudkan dengan gigih
yang dicita-citakan.
15
Untuk apa? Kata-kata tidak ada
gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula
siapakah yang masih mendengarnya?
Di dunia ini semua orang sibuk
berkata-kata tanpa pernah mendengar
kata-kata orang lain. Mereka berkata-
kata tanpa peduli apakah ada orang
lain yang medengarnya. Bahkan
mereka juga tidak peduli dengan kata-
katanya sendiri. Sebuah dunia yang
telah kelebihan kata-kata tanpa
makna. Setiap kata bisa diganti
artinya. Setiap arti bisa diubah
maknanya. Itulah dunia kita Alina hal
5
DNST Am
Sk 15
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
√
Kutipan ini mengharapkan
orang mampu teposliro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
menghormati hak orang lain.
16 Sukab memandang senja, memandang
bulan purnama, memandang lautan
yang terbentang keperakan,
mendengar angin, menyimak lolong
anjing dan meniup seruling. Sukab
memperhatikan senja yang jingga,
senja yang keabuan, maupun senja
yang berhujan dengan mendung hitam
bergumpal-gumpal. Sukab
memperhatikan pasang surut laut,
jingking yang berlarian, dan basah
pantai yang memantulkan langit. Hal
86
DNST Am
Sk 16
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
membagikannya kepada yang lain.
17 Sore itu aku duduk seorang diri di tepi
senja pantai, memandang dunia yang
terdiri dari waktu. Memandang
bagaimana ruang dan waktu
bersekutu, menjelmakan alam itu
untuk mataku. Hal 5
DNST Am
Sk 17
Aos “tentram” (promoting peace)
Keterangan: Jati diri manusia yang
luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan di
dunia ini apabila hanya mengejar
materi, tentu tidak akan
menghasilkan sebuah ketenangan
batin. Kenyamanan yang ada dalam
pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan
sebuah kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
√
18 Dalam perjalananku dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lainnya aku
sering mendengar cerita itu. Aku
bukan seorang pelaut, aku hanya
seorang musafir yang menumpang
dari kapal ke kapal, karena aku tidak
pernah punya tujuan. Pelabuhan
DNST Am
Sk 18
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapangan hati untuk menerima
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
manapun tidak pernah melabuhkan
hatiku, maka setiap kali aku turun dari
sebuah kapal. Hal 64
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
19 Sudah kubilang, selama aku mencintai
kamu, tidak bisa. hal 106
DNST Am
Sk 19
Aos “nyedulur mulur”
(brotherhood and absolution/
forgiveness)
Keterangan: Terkadang apa yang
dipikirkan oleh manusia belum
tentu satu kehendak dari Sang
Maha Pencipta. Semua yang
dipaksakan tentu tidak akan baik
hasilnya. Dalam menyikapi hidup
manusia hendaknya bercermin
dengan orang lain. Kenyataan yang
ada di luar sana tentu beragam dan
tidak akan sama dengan diri kita.
Maka dari itu ada manusia jangan
menyamakan yang beda dan jangan
membeda-bedakan yang sama.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Kalimat sederhana ini sarat akan
ajaran bahwa, manusia hendaknya
hidup berdampingan sebagai satu
saudara tanpa melihat latar
belakang dari kediriannya.
20 Ia pun tahu, tak ada janji, pada
perjumpaan yang mana pun- tapi
janji-janji memang tidak
diperlukannya, karena janji sebuah
cinta yang paling membara sekalipun
hanyalah janji suatu senja yang
terindah. Hal 108
DNST Am
Sk 20
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
√
21 Kalau kita bisa mencintai yang kita
miliki saja, dan tidak selalu
megharapkan yang tidak ada,
barangkali hidup juga akan menjadi
DNST Am
Sk 21
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
√
Semeleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
lebih mudah. Hal 125
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
22 Kurelakan senja terakhir ini berakhir.
Kurelakan cinta yang tak abadi seperti
mimpi. Biarlah segalanya berlalu dan
selalu berlalu seperti peristiwa apapun
yang akan selalu berlalu. Aku tahu
DNST Am
Sk 22
Aos “Sumarah” (trusting
surrendering)
Keterangan: Ketabahan hati dan
kelapangan hati untuk menerima
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
senja akan mengitari seluruh
permukaan bumi, menicptakan langit
kelabu yang pilu dan membisu. Senja
yang hitam putih akan menjadi sama
saja seperti semua senja yang lain di
seribu tempat yang berbeda. Hal 127
sebuah ujian merupakan kunci
manusia memahami maksud Sang
Pencipta menciptakan sebuah
kehidupan. Manusia diajak untuk
berefleksi atas apa yang telah
dilakukan, sehingga dengan seperti
itu dapat memaknainya sebagai
sesuatu hal yang positif. Sikap yang
didasarkan atas cinta akan menepis
semua hasrat negatif, semua yang
dijalankan oleh manusia
dikembalikan kepada Allah Sang
Pencipta. Apapun yang akan
diberikanNya disyukuri dan dijalani
dengan penuh suka cita.
23 Aku tahu kamu akan menyukainya
karena aku tahu itulah senja yang
selalu kamu bayangkan untuk kita.
Hal 6
DNST Am
Sk 23
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
24 Ia tidak mencari ikan, ia tidak
mengangkut barang, tapi ia sungguh
berani mati mengarungi laut sendirian.
Kami pernah melihat ia sholat di
tengah badai. Orang itu gila. Hal 88
DNST Am
Sk 24
Aos “Andom slamet” (being
versalite)
Keterangan: manusia tidak perlu
khawatir dengan apa yang sedang
dilakukan. Tuhan selalu
memberikan pendampingan dalam
setiap langkah hidup manusia.
Jangan khawatir dengan hidup kita.
“burung tidak menanam saja bisa
makan” ini merupakan ayat yang
terdapat dalam alkitab. Maka dari
itu janganlah khawatir dengan
segala sesuatu yang akan dilakukan
karena semua itu akan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
membuahkan hasil yang baik.
Tuhan selalu mendampingi hasil
jerih payah manusia. Hal ini tentu
semata-mata untuk lebih besarnya
kemuliaan Tuhan. Ad Maioren Dei
Gloriam.
25 Cinta itu konkret. Hal 106
DNST Am
Sk 25
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
√
- Alina -
26 Siapa yang tidak suka merasa nyaman
dan tenang di dunia ini Sukab, di DNST Am Aos “tentrem” (promoting peace) √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
sebuah dunia yang sudah miskin
masih bersimbah darah pula. Hal 21
Al 1 Keterangan: Jati diri manusia yang
luhur saalah satunya untuk
menemukan sebuah ketenangan
batin. Apa yang diperjuangkan di
dunia ini apabila hanya mengejar
materi, tentu tidak akan
menghasilkan sebuah ketenangan
batin. Kenyamanan yang ada dalam
pribadi manusia menjadikan
kekuatan untuk mewujudkan
sebuah kebahagiaan. Apabila
direfleksiakan hisup manusia
sebenarnya untuk apa? Tentu ini
pertanyaan yang digali lebih
mendalam. Manusia harus
menisbihkan keinginan batin
namun yang paling utama adalah
bagaimana hati di oleh untuk
menemukan ketenangan batin itu
sendiri.
27 Senja yang paling tidak berharga
dalam dalam hidupku Sukab, senja
sialan yang paling tidak mungkin
diharapkan manusia. Hal 19
DNST Am
Al 2
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
28 Tapi aku tak mau khayalan, aku tidak
mau kira-kira, meskipun usaha kira-
kira itu begitu canggihnya sehingga
disebut ilmiah, aku mau tahu
sebenarnya. Hal 22
DNST Am
Al 3
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
diraih harus direncanakan,
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
29 Dari dulu aku tidak mencintaimu
Sukab. Dasar bego. Dikasih isyarat
tidak mau mengerti. Hal 23
DNST Am
Al 4
Aos “rukun” (promoting harmony)
Keterangan: benci yang membara
janganlah dipelihara. Biarkan
kebencian tersebut menjadi sirna
dan tergantikan dengan adanya
sebuah cinta. Dengan cinta manusia
akan hidup dengan damai dan
rukun. Keutamaan hidup semacam
itulah yang membuat manusia
menjadi harmonis. Hidup manusia
tidak dipandang selalu negatif dan
memunculkan permusuhan namun
sebaliknya yaitu keharmonisan
berdasar cinta yang akan
didapatkannya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
30 Kalau aku toh kelihatan baik selama
ini padamu, terus terang harus
kukatakan sekarang, sebetulnya aku
cuma kasihan. Hal 23
DNST Am
Al 5
Aos “tulus” (being sincere)
Keterangan: Manusia memiliki
perasaan yang sangat mendalam
atau intim kepada orang yang
sayangi, dengan perasaan percaya
dan cinta akan menghancurkan
perasaan dengki, cemburu dan iri
hati. Maka sebagai kodrat manusia
yang hidup didasarkan atas cinta
hendaknya manusia memberikan
cinta dan kasih sayang secara tulus
kepada siapapun sehingga ajaran
cinta dari Tuhan Allah sendiri
mengenai cinta kasih dapat riil
terimplementasi. Dengan seperti itu
keberlangsungan hidup manusia
akan diwarnai dengan ketulusan
cinta dan memunculkan
harmonisasi hidup yang indah.
√
31 Betapa pentingnya hidupku selamat,
demi suamiku dan anak-anakku. Pura-
puranya aku ini perempuan yang setia.
Itu pula sebabnya, sebelum dan
sesudah kawin aku tak sudi
berhubungan dengan kamu sukab. Hal
24
DNST Am
Al 6
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
32 Aku bukan penghayal sepertimu.
Hidupku penuh dengan perhitungan
yang matang. Hal 24
DNST Am
Al 7
Aos “nalar” (being logical) dan
“pas” (just right).
Keterangan: Apa yang dikerjakan
oleh manusia tentunya harus
didasarkan pada sebuah realitas
yang logis. Semua tidak dapat
hanya didasarkan pada angan-
angan belakan. Apa yang akan
diraih harus direncanakan,
diputuskan, dijalankan dan
direfleksikan. Kenyataan yang ada
di dunia ini manusia melakukan
sesuatu terkadang tidak dipikirkan
secara logis, semua hanya atas
dasar keinginan istan. Tentu hal
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
tersebuat akan sangat
membahayakan diri manusia itu
sendiri. Semua yang dilakukan
hendaknya ditakar sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri.
Kurang tidak baik apalagi berlebih
juga lebih tidak baik
- Tukang pos -
33 Sudah 40 hari 40 malam aku
mengayuh sepedah nyaris tanpa henti,
sebelum akhirnya sampai ke bukit
kapur ini. Aku mengayuh sepedaku
siang dan malam, dan hanya berhenti
makan, minum, dan tidur sebentar di
bawah pohon yang rindang. Hal 30
DNST Am
Tp 1
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mnegasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
√
34 Untuk pertama kalinya dalam hidupku
sebagai tukang pos, pengantar surat DNST Am Aos “mrantasi” (being reliable) √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
yang merana tanpa penyapa, aku harus
melakukan perjalanan begitu panjang,
di bawah terik matahari, dan sinar
rebulan, mengantarkan surat begitu
ajaib , mengarungi lembah, hutan dan
padang rumput selama berhari-hari
sampai tiba di kaki bukit. Hal 30
Tp 2 Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
35 Di bukit ini, akhirnya aku berhenti.
Penasaran juga rasanya melihat tas
surat memancar-mancarkan cahaya
seperti itu. Hal 32
DNST Am
Tp 3
Aos “Mranani” (entralling)
Keterangan: sebuah peradaban
yang diciptakan oleh Sang Maha
Kuasa pantas untuk dinikmati.
Tentu saja keajaiban-keajaiban
Sang Pencipta membuat manusia
menjadi penasaran. Namun
semuanya itu merupakan
karuniaNya. Karena dengan
menikmatinya manusia dapat
bersyukur terhadap apa yang
didapatkan. Dunia itu indah dan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
selayaknya keindahan itu
dilestarikan dan dirawat.
36
Sebuah surat adalah sebuah pesan,
kandungan rohani manusia yang
mengembara sebelum sampai
tujuannya. Sebuah surat adalah sebuah
dunia, di mana manusia dan manusia
bersua. Hal 34
DNST Am
Tp 4
Aos “Teposliro” (celebrating
tolerance)
Keterangan: Hidup di dunia penuh
dengan dinamika yang sangat
kompleks. Manusia terkadang
dihadapkan dalam banyak pilihan
yang sulit untuk dipilih. Pilihan-
pilihan yang muncul dapat
membuat sikap antarindividu saling
terkoyak hanya dengan masalah
yang sangat kecil. Hal ini
dikontekskan dengan adanya
tendensi atau maksud dari harapan
manusia untuk meraih segala yang
diinginkan sehingga
menghilangkan rasa pada manusia
lain. Melihat hal tersebut manusia
tentunya dapat menyikapinya
dengan baik, yaitu dengan saling
menghormati keberadaan orang
lain. Hidup harus selalu
berdampingan dan menghargai dan
menghormati hak orang lain.
√
37
“Pak sudah kubilang kan? Jangan
masuk ke amplop itu! Di dalamnya
ada senja!” hal 42
DNST Am
Tp 5
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
38 Aku mengayuh sepedaku dengan
terengah-engah mendaki bukit kapur.
Masoh ada satu surat yang harus
kusampaikan ke tujuan seperti tertulis
di alamatnya. hal 44
DNST Am
Tp 6
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
- Gelandangan
39
Terjatuh di atas sampah, merayapi
tangga-tangga reyot, samai seorang
gelandangan menuntunku ke suatu
tempat yang takkan pernah kulupakan
dalam hidupku. “masukklah” katanya
tenang , “di situ kamu aman”. Hal 44
DNST Am
Gl 1
Aos “binerkahan” (being blassed)
Keterangan: semua yang manusia
lakukan tentu akan diberkahi oleh
Tuhan sendiri, jangan sampai
manusia meninggalkaNya. Sebab
orang yang tekun dalam
pekerjaannya akan diberikan
kemudahan dan berkah yang
melimpah. Keuletan dan ketekunan
akan memunculkan hasil yang
menggembirakan. Jangaan
menggerutu atas pekerjaan yang
sedang dikerjakan melainkan
nikmatilah sehingga akan
memperoleh berkah melimpah.
√
- Ratri -
40 “Jadi kematian itu indah ya bu ? “ hal
151
DNST Am
Rt 1
Aos “Kraton nDalem” (being
spiritual)
Keterangan: perjalanan hidup
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
manusia memang panjang, namun
apabila dihayati dengan betul
sangat pendek. Artinya manusia
harus mengisinya dengan kebaikan-
kebaikan. Janganlah kita menakar
seberapa banyak yang sudah kita
terima, namun berpikirlah seberapa
banyak apa yang sudah kita berikan
kepada orang lain. Dengan seperti
itu hidup manusia akan diisi oleh
kebahagiaan yang sejati yang
datang dari Berkah Tuhan itu
sendiri.
41 Ratri tertawa-tawa mengejar anak
senja. Ia merasa seperti bermimpi.
Betapa indahnya impian yang menjadi
kenyataan dan Ratri tidak ingin
kehilangan impian yang nyata itu. Hal
150
DNST Am
Rt 2
Aos “atur panuwun” (feeling
gratitude)
Keterangan: Berterima kasih
merupakan kata yang sangat luar
biasa maknanya. Manusia
“menerima” tetapi juga “kasih atau
memberi”. Hal tersebut tentu saja
dapat diterapkan dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Tuhan telah
memberi manusia kehidupan,
anugrah berupa kepandaian, akal,
materi, kebahagiaan dan lain
sebagainya. Sangat banyak yang
Tuhan merikan. Manusia menerima
itu semua dengan penuh gembira.
Namun jangan lupa, apa yang kita
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
terima dari Tuhan hendaknya kita
juga memberikannya untuk sesama.
Pada konteks ini manusia diajarkan
untuk menerima sesuatu dariNya
namun juga menyebarkan juga
berkah yang di terima kepada
manusia yang lain. Ajaran ini
mengajarkan untuk tidak egois dan
individualistis, karena apa yang
dicukupkan olehNya tentunya akan
ditambahkan selalu apabila
manusia mau dan mampu
membagikannya kepada yang lain.
42 Demikianlah Ratri berlari mendekati
mereka. “Ratri jangan!” ibunya yang
menyusul ke pantai karena sudah
terlalu malam memanggilnya. Hal 150
DNST Am
Rt 3
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
- Jezebel -
43 “Jezebel! Jezebel! jangan berjalan ke
sana Jezebel! Jangan!” Tapi Jezebel
terus saja berjalan, berjalan, dan
berjalan. Hal 161
DNST Am
Jz 1
Aos “mbombong mbimbing”
(encouraging)
Keterangan: pendampingan dan
arahan dari seseorang yang lebih
senoir sangat diharapkan. Manusia
perlu mendengarkan petuah-petuah
dari orang yang lebih senior.
Dengan seperti itu keputusan yang
diambil akan benar-benar matar
dan tidak gegabah. Manusia tidak
dapat hidup sendiri, semua jalan
tersedia namun dalam jalan tersebut
banyak sekali rintangan yang
menghadang. Maka perlunya
manusia membutuhkan bantuan
bimbingan dari orang lain sebagai
mediator dan moderator atas apa
yang akan dilakukannya.
√
44 Siapa yang tidak lelah berjalan tanpa
henti sepanjang tanpa henti sepanjang
pantai menyaksikan mayat-mayat
bergelimpangan? Tapi aku tak bisa
DNST Am
Jz 2
Aos “mrantasi” (being reliable)
Keterangan: kemadirian manusia
dalam menjalani sesuatu memang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
Yogyakarta, 07 Februari 2018
Penguji Kredibilitas dan Keabsahan Data
Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
berhenti meskipun aku sudah hampir
tidak kuat lagi. Harus ada yang
setidaknya melihat mayat-mayat itu.
Hal 162
harus dikedepankan. Manusia ada
masanya bersama-sama namun ada
juga masa untuk sendiri.
Memutuskan seuatu hal yang
sangat urgen tentu mejadi
pertimbangan manusia harus
dengan cepat melakukannya.
Pekerjaan yang sudah diberikan
kepada kita hendaknya diselesaikan
dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab. Ketekunan
dan keuletan akan mengasah
manusia sebagai pribadi yang
dewasa sekaligus unggul dalam
bidangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
BUKTI SUBMIT DAN REVIEW DI JURNAL BAHASA DAN SASTRA LINGUA
UNNES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
BIODATA PENULIS
Yohanes Bosco Dion Rikayakto lahir di Bantul, pada 03 Januari 1983.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisius Kanutan
lulus tahun 1994, Sekolah Menengah Pertama di SMP Kanisius Ganjuran
lulus tahun 1997, Sekolah Menengah Atas di SMA Stella Duce III
Ganjuran lulus tahun 2001. Selain itu, penulis menempuh pendidikan S1
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia lulus tahun 2007. Penulis menempuh
pendidikan S2 Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma dari tahun 2015-2018.
Penulis sekarang menjadi pengajar di SMA Kolese Gonzaga Jakarta dari tahun 2008 sampai
sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI